• Tidak ada hasil yang ditemukan

sistem pemerintahan dan kelembagaan nega

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "sistem pemerintahan dan kelembagaan nega"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PEMERINTAHAN DAN KELEMBAGAAN NEGARA

Makalah

disusun guna memenuhi tugas MKU (Mata Kuliah Dasar Umum)

yaitu Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu Natal Kristiono, S.Pd, M.h.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5

1. Ratna Widyaningsih ( 2101416061 ) 2. Rizky Junianto Wibowo ( 5301416044 ) 3. Widiyanto ( 6101416066 ) 4. Indah Ayu Sulistiyawatin ( 6411416018 )

5. Ilawati ( 7101416135 )

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

(2)

KATA PENGANTAR Assalamualaiku Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan salah satu tugas dari MKU (Mata Kuliah Umum) yaitu Pendidikan Pancasila. Perjalanan menyusun tugas ini kami jalani dengan sungguh – sungguh sehingga telah terselesaikan tugas makalah tentang “Sistem Pemerintahan dan Kelembagaan Negara “ yang diberikan oleh Natal Kristiono, S.Pd, M.h. selaku dosen pengampu mata kuliah ini.

Makalah ini berisi tentang sistem pemerintahan, macam-macam sistem pemerintahan, dan kelembagaan negara yang ada di Indonesia. Sehingga kita bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem pemerintahan antara presidensial dan parlementer dan ketatanegaraan yang ada di Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Natal Kristiono, S.Pd, M.h. yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini serta teman – teman yang mendukung proses penyusunan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya dan khususnya pada teman-teman di Universitas Negeri Semarang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak materi-materi yang belum dituangkan dalam makalah ini karena keterbatasan kemampuan maupun kondisi kami. Untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, 31 Maret 2017

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Sistem Pemerintahan...3

B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia...4

1. Sistem Pemerintahan Presidensiil...4

2. Sistem Pemerintahan Parlementer...5

3. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan Parlementer...8

C. Kelembagaan Negara Di Indonesia...9

1. Lembaga Legislatif...9

2. Lembaga Eksekutif...13

3. Lembaga Yudikatif...15

BAB III PENUTUP...20

A. Kesimpulan...20

B. Saran...20

DAFTAR PUSTAKA...21

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintahan yang berdaulat adalah salah satu syarat berdirinya negara merdeka dan sejahtera. Indonesia yang merupakan negara merdeka yang pastinya memiliki pemerintahan yang berdaulat. Indonesia memiliki dua jenis sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan parlementer. Dengan adanya sistem pemerintahan ini, maka rakyat dapat menjalankan kehidupannya dengan teratur, sehingga dapat tercapai cita-cita bangsa yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia. Dengan adanya cita-cita tersebut maka sistem pemerintahan akan bekerja untuk mencapainya. Sistem yang digunakan sebuah negara untuk mengatur gerak langkah perjalanan sebuah negara inilah yang disebut sistem pemerintahan.

Di Indonesia pernah terjadi perubahan sistem pemerintah dari presidensiil dan parlementer yang terjadi karena perubahan kebijakan yang digunakan. Dari mulai kemerdekaan di tahun 1945 yang menggunakan sistem presidensiil dan pernah menggunakan sistem perlementer di tahun 1950. Dan sekarang kembali ke UUD 1945 dengan beberapa amandemen. Dengan adanya makalah ini kami berharap akan menambah wawasan pengetahuan mahasiswa khususnya dan masyarakat pada umumnya, tentang sistem pemerintahan yang diterapkan di negara Indonesia ini serta kelemahan dan kelebihan tiap sistem yang digunakan, sehingga masyarakat dapat mengontrol sistem kerja pemerintah.

(5)

dan hak dari masing- masing lembaga tersebut supaya bisa mengawasi dan mengontrol kerjanya, sehingga cita- cita bangsa Indonesia dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud sistem pemerintahan?

2. Sebutkan macam- macam sistem pemerintahan di Indonesia? 3. Bagaimana kelembagaan negara di Indonesia?

C. Tujuan

1. Memahami sistem pemerintahan.

2. Mengetahui dan memahami macam- macam sistem pemerintahan di Indonesia.

3. Mengetahui kelembagaan negara di Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN A. Sistem Pemerintahan

Kata “sistem pemerintahan” oleh pakar ketatanegaraan diberikan rumusan pengertian yang berbeda satu sama lain walaupun secara esensial tidak

(6)

tampak perbedaan yang substantif di antara rumusan yang berbeda- beda tersebut. Sistem pemerintahan dapat diartikan sebagai struktur yang terdiri dari fungsi-fungsi legislatif, eksekutif, dan yudukatif, yang saling berhubungan, bekerja sama, dan saling mempengaruhi satu sama lain. Dengan demikian sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga- lembaga negara dan hubungannya satu sama lain. Secara singkat Jimly Asshiddiqie memberikan pengertian sistem pemerintahan sebagai suatu sistem hubungan antar lembaga-lembaga. Sedangkan menurut Sri Soemantri, sistem pemerintahan adalah hubungan antara legislatif dan eksekutif ( Sulardi,2012:46).

Sistem pemerintahan berkaitan erat dengan hubungan antara legislatif dan eksekutif. Lembaga legislatif sebagai lembaga perwakilan rakyat dan pembuat undang- undang., bagaimana hubunganya dengan lembaga eksekutif sebagai lembaga yang bertugas menjalankan pemerintahan. Dengan demikian pemerintahan merupakan sistem yang mengambarkan kedudukan, tugas, dan wewenang lembaga legislatif dan lembaga eksekutif, serta hubungan tata kerja diantara kedua lembaga- lembaga tersebut. Dari sinilah muncul dua sistem pemerintahan yang pokok yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan parlementer. Walaupun masih ada variasi lain di samping sistem yang pokok tersebut, seperti sistem quasi presidensiil dan sistem quasi parlementer.

Istilah sistem pemerintahan juga bisa dipahami dalam konteks, siapa yang memegang kakuasaan pemerintahan atau kekuasaan eksekutif, dan kepada siapa kekuasaan itu harus dipertanggung jawabkan. Dalam pemahaman seperti itu sistem pemerintahan biasa dibedakan sistem pemerintahan presidesiil dan sistem pemerintahan perlementer.

B. Macam- Macam Sistem Pemerintahan di Indonesia 1. Sistem Pemerintahan Presidensiil

(7)

Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem pemerintahan dimana pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden, sedangkan Menteri- menteri sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya kepada presiden. Presiden tidak bertanggungjawab kepada DPR, yang berarti tidak adanya pertanggung jawaban eksekutif terhadap legislatif. Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, presiden dan DPR tidak saling menjatuhkan. Sistem presidenssiil atau bisa disebut sistem kongresional merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.

Dalam kajian ketatanegaraan , negara yang sering dijadikan sebagai model dari sistem ini adalah Amarika serikat yang memadukan sistem pemerintahan presidensiil dengan prinsip pemisahan kekuasaan serta checks and balance atau saling mengontrol dan saling mewujudakan keseimbangan kekuasaan.

b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Presidensiil

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensiil adalah sebagai berikut:

a. Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

b. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

c. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen.

d. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen.

e. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

f. Presiden bukan bagian dari perlemen dan tidak dapat diberhentikan oleh parlemen, kecuali melalui proses impechment

c. Kelebihan dan Kekurangan

(8)

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensiil :

a. Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada parlemen.

b. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Indonesia adalah lima tahun.

c. Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

d. Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensiil :

a. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak.

b. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas. 2. Sistem Pemerintahan Parlementer

a. Pengertian Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan pemerintah atau eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menteri-menterinya(kabinet), kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR. Dengan demikian ada pertanggungjawaban eksekutif kepada legislatif. Dengan pertanggungjawaban itu, apabila kebijakan kabinet tidak sesuai dengan keinginan DPR maka DPR dapat memaksa kabinet untuk mundur, dan dibentuk kabinet yang baru. Dalam sistem pemerintahan parlementer terdapat pemisahan antara jabatan kepala negara dan kepala pemerintahan. Jabatan kepala negara dipegang oleh presiden/ raja/ kaisar/ sebutan lainya, sedangkan jabatan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana Menteri. Presiden/ raja/ kaisar hanya sebagai simbol, Karena jabatan kepala negara hanya bersifat seremonial tanpa disertai kekuasaan politik yang cukup berarti.

(9)

kepala negara dipegang oleh Ratu Inggris yang memegang jabatan berdasarkan keturunan, dan kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri yang dijabat oleh ketua partai yang memenangi pemilihan umum. Kabinet bertanggungjawab kepada perlemen atau DPR.

b. Ciri – Ciri Sistem Pemerintahan Perlementer

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut: a. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya

dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

b. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

c. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

d. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat dapat dijatuhkan oleh parlemen melalui mosi(tidak percaya).

e. Kepala negara tidak berkedudukan sebagai kepala pemerintahan dan hanya berperan sebagai simbol nasional. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden.

f. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

c. Kelebihan dan Kekurangan

(10)

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer :

a. Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai. b. Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public

jelas.

c. Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

a. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.

b. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

c. Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.

(11)

3. Perbedaan Sistem Pemerintahan Presidensil dan Sistem Pemerintahan Parlementer.

Sistem Pemerintahan Presidensil Sistem Pemerintahan Parlemen 1. Kekuasaan pemerintahan

4. DPR dan Presiden tidak dapat saling menjatuhkan. (legislatif dan eksekutif tidak dapat saling menjatuhkan). 5. Masa jabatan Presiden

(eksekutif) sudah tertentu (fixed) yaitu sebagaimana ditentukan dalam konstitusi. 2. Jabatan kepala negara dijabat

oleh presiden/ raja/ kaisar,

(12)

C. Kelembagaan Negara Di Indonesia

Lembaga- lembaga negara yang dalam sistem ketatanegaraan menurut uud 1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :

Gambar Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Lembaga Legislatif

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu untuk masa jabatan selama lima tahun. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara, putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak (pasal 2). Kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden, dapat memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD (pasal 3). Karena MPR bukan lagi sebagai lembaga pemegang kedaulatan rakyat, maka MPR tidak lagi berkedudukan sebagai lembaga tertinggi. MPR ditugasi melakukan peninjauan terhadap materi dan status hokum TAP. MPRS dan MPR untuk diambil putusan pada siding MPR tahun 2003(pasal I AT).

(13)

Tugas dan Wewenang MPR

Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 , MPR mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :

 Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar.

 Melantik presiden dan wakil presiden.

 Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya

menurut undang-undang dasar.

 Anggota MPR mempunyai hak berikut ini dalam menjalankan tugasnya.

 Mengajukan usul perubahan pasal-pasal undang-undang dasar.

 Menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan.

 Memilih dan dipilih.

 Membela diri.

 Imunitas.

 Protokoler.

 Keuangan dan administratif.

Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )

Dewan Perwakilan Rakyat merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Keanggota DPR dipilih melalui pemilu.DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (pasal 19). DPR memegang kekuasaan membentuk UU, dan setiap RUU dibahas oleh DPR dan Presiden secara bersama- sama dan selanjutnya di sahkan oleh Presiden. RUU

(14)

yang tidak mendapat persetujuan DPR tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu. Dalam hal RUU yang telah disetujui bersama tidak disahkan oleh Presiden, maka dalam 30 hari sejak RUU itu disetujui adalah sah menjadi UU (pasal 20). DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.

Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam sidang paripurna DPR.

Jumlah Anggota DPR/DPRD Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:

 jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang;

 jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan

sebanyak- banyak 100 orang;

 jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan

sebanyak-banyaknya 50 orang.

Fungsi DPR

Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif mempunyai fungsi berikut ini :

 Fungsi legislasi, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga pembuat

undang-undang.

 Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak

untuk menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

 Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan

pengawasan terhadap pemerintahan yang menjalankan undang-undang.

(15)

Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut:

 Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada

pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan masyarakat.

 Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu

kebijakan tertentu pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

 Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat

terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.

Dewan Perwakilan Daerah ( DPD)

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui Pemilu, setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD bersidang sedikitnya sekal dalam setahun (pasal 22 C). Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.

Tugas dan Wewenang DPD

Berdasarkan Pasal 22 D UUD 1945 kewenangan DPD sebagai berikut:  Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan

dengan otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.

(16)

 Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,

hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan daerah.

 Memberi pertimbangan kepada DPR yang berkaitan dengan rancangan

undang-undang, RAPBN, pajak, pendidikan, dan agama.

 Melakukan pengawasan yang berkaitan dengan pelaksanaan

undang-undang otonomi daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dengan daerah, pajak, pendidikan, dan agama.

2. Lembaga Eksekutif

Presiden dan Wakil Presiden

(17)

Syarat menjadi seorang calon presiden dan wakil presiden adalah WNI sejak kelahirannya, tidak pernah menerima kewarganegaraan lain, karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, dan mampu secara rohani dan jasmani untuk melakukan kewajibannya, sedangkan syarat- syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6). Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Pasangan presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik peserta pemilu. Pasangan yang mendapat suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dan sebaliknya dua puluh persen suara tiap provinsi yang tersebar di lebih setengah provinsi di Indonesia dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Dalam hal tidak ada pasangan calon yang memenuhi, maka dua pasangan perolehan suara terbanyak dipilih oleh rakyat secara langsung, dan yang memperoleh suara terbanyak dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Tentang tata cara pemilihan di atur dengan UU (pasal 6A).

Kementrian Negara

Presiden dalam menjalankan tugas dan kewajibannya di bidang pemerintahan dibantu oleh Menteri- menteri Negara (pasal 17 ayat 1).Menteri-menteri negara diangkat dan diberhentikan oleh Presiden (pasal 17 ayat 2). Menteri- Menteri negara membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan (pasal 17 ayat 3). Pembentukan , pengubahan, dan pembubaran kementrian negara diatur dalam UU (pasal 17 ayat 4).

Dewan Pertimbangan (Wantim)

Presiden membentuk suatu Dewan Pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Preside (pasal 16). Dewan Pertimbangan Presiden ini berada di bawah Presiden, sesuai Pasal 2 UU No.19 tahun 2006. Pemberian nasihat yang dilakukan Wantim bersifat wajib, baik diminta ataupun tidak oleh Presiden. Syarat menjadi anggota Wantim adalah setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-undang Dasar 1945, dan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945. Sesuai Pasal 9 UU No.19 tahun 2006, Presiden mengangkat dan memberhentikan anggota Wantim.

TNI/ POL

(18)

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan kaeamana rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung (pasal 30 ayat 2). Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (pasal 30 ayat 3). Kepolisian Negara RI sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakan hokum(pasal 30 ayat 4). Susunan, kedudukan, hubungan kewenangan TNI-POLRI dan syarat- syarat keikutsertaan bela negara diatur dengan UU (pasal 30 ayat 5).

Bank Sentral

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensi diatur dengan UU (pasal 23D).

Badan Pengawas Keuangan

Untuk memeriks pengelolaan dan tanggung jawab tenteng keuangan negara diadakan BPK yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindak lanjuti (pasal 23E). Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan mempetimbangkan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden, sedang pimpinan BPK dipilih dari dan oleh anggota (pasal 23 F). BPK berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi(pasal 23 G).

Komisi Pemilihan Umum

Dalam melaksanakan pemilu agar terselengara sesuai asas (luberjurdil), maka dibentukkan sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri(pasal 22 E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU daerah baik di provinsi maupun kabupaten/ kota.

(19)

Mahkamah Agung – sesuai Pasal 24A UUD 1945 – memiliki kewenangan mengadili kasus hukum pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lain yang diberikan oleh undang-undang. Sebagai sebuah lembaga yudikatif, Mahkamah Agung memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

1. Fungsi Peradilan. Pertama, membina keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan kembali. Kedua, memeriksa dan memutuskan perkara tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang kewenangan mengadili, permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, sengketa akibat perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang RI. Ketiga, memegang hak uji materiil, yaitu menguji ataupun menilai peraturan perundangan di bawah undang-undang apakah bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih tinggi. menyelesaikan setiap perkara yang diajukan. Ketiga, Mahkamah Agung adalah pengawas Penasehat Hukum (Advokat) dan Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan, sesuai Pasal 36 Undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).

3. Fungsi Mengatur. Dalam fungsi ini, Mahkamah Agung mengatur lebih lanjut hal-hal yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan apabila terdapat hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang tentang Mahkamah Agung.

4. Fungsi Nasehat. Pertama, Mahkamah Agung memberikan nasehat ataupun pertimbangan dalam bidang hukum kepada Lembaga Tinggi Negara lain.

(20)

Kedua, Mahkamah Agung memberi nasehat kepada Presiden selaku

Kepala Negara dalam rangka pemberian/penolakan Grasi dan Rehabilitasi.

5. Fungsi Administratif. Pertama, mengatur badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara) sesuai pasal 11 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 1999. Kedua, mengatur tugas dan tanggung jawab, susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan Pengadilan.

Saat ini, Mahkamah Agung memiliki sebuah sekretariat yang membawahi Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, Direktorat Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara, Badan Pengawasan, Badan Penelitian dan Pelatihan dan Pendidikan, serta Badan Urusan Administrasi. Badan Peradilan Militer kini berada di bawah pengaturan Direktorat Jenderal Badan Peradilan Tata Usaha Negara.

Mahkamah Agung memiliki sebelas orang pimpinan yang masing-masing memegang tugas tertentu. Daftar tugas pimpinan tersebut tergambar melalui jabatan yang diembannya yaitu: (1) Ketua; (2) wakil ketua bidang yudisial; (3) wakil ketua bidang non yudisial; (4) ketua muda urusan lingkungan peradilan militer/TNI; (5) ketua muda urusan lingkungan peradilan tata usaha negara; (6) ketua muda pidana mahkamah agung RI; (7) ketua muda pembinaan mahkamah agung RI; (8) ketua muda perdata niaga mahkamah agung RI; (9) ketua muda pidana khusus mahkamah agung RI, dan; (10) ketua muda perdata mahkamah agung RI. Selain para pimpinan, kini Mahkamah Agung memiliki 37 orang Hakim Agung sementara menurut Undang-undang Nomor 5 tahun 2004 Mahkamah Agung diperkenankan untuk memiliki Hakim Agung sebanyak-banyaknya enam puluh (60) orang.

Mahkamah Konstitusi

(21)

tentang hasil pemilihan umum. Mahkamah Konstitusi juga wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden/Wapres diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penkhianatan terhadap negara, korupsi, tindak penyuapan, tindak pidana berat atau perbuatan tercela. Atau, seputar Presiden/Wapres tidak lagi memenuhi syarat untuk melanjutkan jabatannya. Mahkamah Konstitusi hanya dapat memproses permintaan DPR untuk memecat Presiden dan atau Wakil Presiden jika terdapat dukungan sekurang-kuranya dua per tiga dari jumlah anggota DPR yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua per tiga dari jumlah anggota DPR.

Susunan Mahkamah Konstitusi terdiri atas 9 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Dari 9 orang tersebut, 1 orang menjabat Ketua sekaligus anggota, dan 1 orang menjabat wakil ketua merangkap anggota. Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi masing-masing menjabat selama 3 tahun. Selama menjabat sebagai anggota Mahkamah Konstitusi, para hakim tidak diperkenankan merangkap profesi sebagai pejabat negara, anggota partai politik, pengusaha, advokat, ataupun pegawai negeri. Hakim Konstitusi diajukan 3 oleh Mahkamah Agung, 3 oleh DPR, dan 3 oleh Presiden. Seorang hakim konstitusi menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali masa jabatan lagi.

Komisi Yudisial

Komisi Yudisial tidak memiliki kekuasaan yudikatif. Kendati Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 menempatkan pembahasan mengenai Komisi Yudisial pada Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman, tetapi komisi ini tidak memiliki kekuasaan kehakiman, dalam arti menegakkan hukum dan keadilan serta memutus perkara. Komisi Yudisial, sesuai pasal 24B UUD 1945, bersifat mandiri dan berwenang mengusulkan personalia hakim berupa pengajuan calon hakim agung kepada DPR sehubungan dengan pengangkatan hakim agung. Komisi ini juga mempunyai wewenang dalam menjaga serta menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Dengan demikian, Komisi Yudisial lebih tepat dikategorikan sebagai Independent Body yang tugasnya mandiri dan hanya berkait dengan kekuasaan Yudikatif dalam

(22)

penentuan personalia bukan fungsi yudikasi langsung. Peraturan mengenai Komisi Yudisial terdapat di dalam Undang-undang nomor 22 tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.

Komisi Yudisial memiliki wewenang mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga perilaku hakim. Dalam melakukan tugasnya, Komisi Yudisial bekerja dengan cara: (1) melakukan pendaftaran calon Hakim Agung; (2) melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung; (3) menetapkan calon Hakim Agung, dan; (4) mengajukan calon Hakim Agung ke DPR. Pada pihak lain, Mahkamah Agung, Pemerintah, dan masyarakat juga mengajukan calon Hakim Agung, tetapi harus melalui Komisi Yudisial.

Dalam melakukan pengawasan terhadap Hakim Agung, Komisi Yudisial dapat menerima laporan masyarakat tentang perilaku hakim, meminta laporan berkala kepada badan peradilan berkaitan dengan perilaku hakim, melakukan pemeriksaan terhadap dugaan pelanggaran perilaku hakim, memanggil dan meminta keterangan dari hakim yang diduga melanggar kode etik perilaku hakim, dan membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi dan disampaikan kepada Mahkamah Agung dan atau Mahkamah Konstitusi serta tindasannya disampaikan kepada Presiden dan DPR.

(23)
(24)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dengan memahami tenteng sistem pemerintahan dan kelembagaan negara Indonesia. Dimana Sistem pemerintahan adalah cara kerja lembaga- lembaga negara dan hubungannya satu sama lain. Dan di Indonesia di kenal dua macam sistem pemerintahan yaitu sistem pemerintahan presidensiil dan sistem pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan presidensiil adalah sistem pemerintahan dimana pemegang kekuasaan pemerintahan adalah presiden, sedangkan Menteri- menteri sebagai pembantu presiden dan harus bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya kepada presiden dan. Sistem Pemerintahan Parlementer adalah sistem pemerintahan dimana kekuasaan pemerintah atau eksekutif dipegang oleh perdana menteri dan Menteri-menterinya(kabinet), kabinet harus bertanggung jawab parlemen atau DPR.

Kelembagaan negara menurut UUD 1945 yaitu terdiri dari lembaga legislatif meliputi MPR, DPR, dan MPR, lembaga legislatif yang bertugas membuat undang undang. Lembaga eksekutif meliputi presiden dan wakil presiden beserta menteri-menteri yang membantunya, lembaga eksekutif yang bertugas menerapkan atau melaksanakan undang-undang. Lembaga yudikatif terdiri atas MA, MK, dan KY. Lembaga yudikatif yang bertugas mempertahankan pelaksanaan undang-undang.

B. Saran

1. Penulis dan pembaca mampu memahami isi dari makalah. 2. Penjelasan dalam makalah ini lebih diperjelas.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Sunarto. (2015). Pengantar Hukum Tata Negara. Yogyakarta : MAGNUM PUSTAKA UTAMA

Soegito. (2011). Sejarah Ketatanegaraan Republik Indonesia. Semarang : UPT UNNES Press

(26)

Gambar

Gambar Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

Referensi

Dokumen terkait

Pada terapi hari pertama, kedua dan ketiga disemua kelompok konsentrasi dan negatif mengalami peningkatan persentase parasitemia dari hari sebelum dilakukan terapi,

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi pada Gundoz Craft dengan Metode Rapid Application

Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dimana data yang telah terkumpul akan dianalisis untuk menemukan sebuah kesimpulan yang dapat digunakan

(1) Kurikulum Kebangsaan ialah suatu program pendidikan yang termasuk kurikulum dan kegiatan kokurikulum yang merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai,

Artinya : Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang

dilakukan review artikel dengan tujuan penelitian untuk memberikan tinjauan umum terkait pembelajaran online pada masa pandemic COVID-19 di Indonesia.. Ini penting

Gambar diatas merupakan tampilan menu input Master data Gangguan yang terdapat beberapa kolom isian yang harus dilengkapi, kolom-kolom tersebut harus diisi oleh data

Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match merupakan kegiatan bekerjasama mencari pasangan sambil belajar mengingat dan memahami suatu konsep atau topik