• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMBATALAN SURAT PELEPASAN PENGE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PEMBATALAN SURAT PELEPASAN PENGE"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HUKUM PERADILAN TATA USAHA NEGARA

“PEMBATALAN SURAT PELEPASAN PENGESAHAN HAK ATAS TANAH”

DISUSUN OLEH :

NAMA : IKHSAN SAPUTRA

NIM : 1600874201266

FAKULTAS HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan ke hadirat ALLAH Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih, karena berkat lindungan dan bimbingan-Nya jualah makalah Hukum Peradilan Tata Usaha yang berjudul “Pembatalan Surat Pengesahan Pelepasan Hak atas tanah” ini dapat terselesaikan.

Makalah yang berjudul “Pembatalan Surat Pengesahan Pelepasan Hak atas tanah” ini berisikan tentang proses-proses yang ada didalam Pengadilan Tata Usaha Negara dan makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk kemajuan di masa-masa mendatang. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih

Jambi, April 2018

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ………... 1

B. Tujuan Makalah ………... 1

C. Rumusan Masalah………... 2

D. Batasan Masalah ………... 2

Bab II Pembahasan A. Keputusan Tata Usaha Negara Tentang Sengketa... 3

B. Subyek Sengketa Tata Usaha Negara ... 5

C. Obyek Sengketa Tata Usaha Negara ... 6

D. Proses Berpekara ... 10

E. Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara ... 15

Bab III Penutup A. Kesimpulan ... 25

B. Saran ... 25

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembatalan keputusan penertiban Pelepasan Pengesahan hak atas tanah oleh peradilan tata usaha negara dengan alasan cacat substansi adalah pembatalan keputusan penertiban Pelepasan Pengesahan hak atas tanah yang dikeluarkan badan atau pejabat tata usaha negara yang diketahui ada kesalahan subtansial sehingga bertentangan dengan perundangan yang berlaku. Kesalahan yang bersifat substansial berarti suatu kesalahan yang bersifat pokok dalam penertiban keputusan pemberian hak atas tanah yang menjadi dasar terbitnya sertifikat haknya. Dalam konsep hukum administrasi, salah satu aspek penting sahnya suatu keputusan yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara adalah aspek substansi seperti objek, subjek, isi dan tujuannya. Lingkup subtansial berhubungan dengan isi dan tujuan sebagaimana isi dan tujuan peraturan dasar tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih tinggi dalam penertiban keputusan atau ketetapan tersebut. Soehini menjelaskan: Isi serta tujuan ketetapan administrasi harus sesuai dan isi serta tujuan peraturan yang memuat aturan-aturan hukum inabstrako dan upersonal yang menjadi dasar hukum, serta memberi wewenang khusus kepada alat perlengkapan administrasi negara untuk dapat melakukan suatu perbuatan hukum yang berupa pembentukan aturan hukum inkonkrito terhadap hal-hal atau keadaan konkret.

Dikemukakan oleh Philip M,Hadjon bahwa salah satu aspek sahnya keputusan atau ketetapan yang dikeluarkan badan atau pejabat tata usaha negara adalah aspek substantif, artinya obyek keputusan tidak ada error in re. Jika ternyata terbukti adanya eror in re maka sesuai ketentuan pasal 53 ayat 2 UU Nomor 5 tahun 1986. UU No.51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua UU No. 5 tahun 1986 tentang peradilan Tata Usaha Negara, keputusan dibatalkan karena bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B. Tujuan Makalah

(5)

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Keputusan Tata Usaha Negara tentang Sengketa?

2. Siapa saja Subyek Sengketa Tata Usaha Negara? 3. Apa yang menjadi Obyek Sengketa Tata Usaha? 4. Bagaimana Proses Berpekara?

5. Kapan Penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara?

D. Batasan Masalah

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Keputusan Tata Usaha Negara tentang sengketa lahan Keputusan Tata Usaha Negara adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Tertulis

2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara 3. Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara

4. Bersifat konkrit 5. Bersifat individual 6. Bersifat final

7. Menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum perdata

 Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati ke-empat objek gugatan, maka Majelis

Hakim akan mempertimbangkan apakah ke-empat objek gugatan dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara atau tidak

 Menimbang, bahwa ke-empat objek gugatan tersebut merupakan surat pernyataan pelepasan

segala hak dan kepentingan atas bidang tanah dengan ganti rugi antara Bambang Setyono yang bertindak untuk dan atas nama Yayasan Kesejahteraan Hari Tua Pupuk Kaltim sebagai Pihak Pertama dengan Agus Khoirul Anwar, A. Ptnh. yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Balikpapan sebagai Pihak Kedua, dengan ditandatangani oleh kedua belah pihak, saksi-saksi (Lurah Sepinggan dan Camat Balikpapan Selatan), dan Tergugat selaku

pejabat yang mengesahkan pelepasan hak atas tanah berdasarkan halaman 23 dari 26

halaman, Putusan Nomor : 29/G/2012/PTUN.SMD pasal 30 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994

DALAM POKOK SENGKETA :

 Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat tentang kewenangan absolut pengadilan

dikabulkan, maka pokok sengketanya tidak perlu lagi dipertimbangkan, sehingga beralasan hukum bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima.

 Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak diterima, maka sesuai dengan

(7)

 Mengingat, ketentuan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara dan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan sengketa ini.

MENGADILI DALAM EKSEPSI :

Mengabulkan eksepsi Tergugat tentang kewenangan absolut pengadilan.

DALAM POKOK SENGKETA :

1. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima.

2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 336.000,00 (tiga ratus

tiga puluh enam ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda pada hari Selasa, tanggal 12 Februari 2013

DALAM HUKUM PENGADILAN TATA USAHA NEGARA YANG BERKAITAN

DENGAN SENGKETA KEPUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA ADALAH:

a. Dasar Hukum

 Undang-undang Nomor 5 tahun 1986, tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

b. Sumber Hukum

 Pasal 55 UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

 Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-undang Nomor 5

Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

 Pasal 1 Angka 12 UU No. 51 Tahun 2009

 Pasal 1 Angka 9 UU No. 51 Tahun 2009

(8)

 Pasal 3 huruf a dan huruf c Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah

 PP No. 24 Tahun 1997 Jo PMNA/Ka.BPN No. 3 Tahun 1997

 Pasal 2a UU No. 9 Tahun 2004

 Pasal 37 PERMENAG/PERMENAG/Ka.BPN No. 1 Tahun 1994

 Pasal 110 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986

 Pasal 77 Ayat 1 Undang-undang Nomor 51 Tahun 2009

c. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Pokok Sengketa terletak dalam lapangan hukum perdata, maka yang berwenang memutuskan perkara masalah adalah hakim biasa. Bilamana Pokok Sengketa dalam lapangan hukum publik, maka hanyalah Hakim Administrasi yang berkompeten untuk memeriksa dan memutus perkara ini. Suatu Perkara adalah ditetapkan oleh tolak ukur atau Pokok dalam Sengketa. Apabila hal yang dilanggar terletak dibidang hukum perdata, yaitu terdapatnya hak perdata yang tertindis atau pemilik hak yang dirugikan maka Pengadilan Umum (bagian perdata) yang berwenang memeriksa dan memutus perkara. Bilamana itu terletak di bidang hukum publik maka yang berkompeten memeriksa dan memutus perkara adalah Pengadilan Administrasi.

(9)

Barat, Kota Balikpapan

MEMBERIKAN KUASA KEPADA

1. Nama : Andi Abdullah, SH.SE., M.Hum

2. Alamat : Jln. Teluk Nibung Nomor 9 Surabaya dan

Jln. Boulevard Raya Blok CN-1 Apt. WGP

Menara A Lt. 15-30 Kelapa Gading Timur Jakarta Utara

MELAWAN

 Alamat : Jln. Marsma R.Iswahyudi No. 40 Balikpapan

C. Obyek Sengketa Tata Usaha Negara Bahwa yang digugat oleh Penggugat adalah:

1. Pengesahan Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan, berupa surat Pengesahan

Pelepasan Hak atas tanah sebagai berikut :

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.012/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.013/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

2. Dasar Gugatan Penggugat

I. Bahwa keputusan (beschikking) Tergugat telah memenuhi syarat sebagai

(10)

halaman 4 dari 26 halaman, Putusan Nomor : 29/G/2012/PTUN.SMD UU No.51 Tahun 2009 yaitu :

Keputusan Tergugat yang mengesahkan surat pelepasan hak atas tanah adalah merupakan penetapan tertulis dimana Tergugat dalam kapasitasnya sebagai badan atau pejabat Tata Usaha Negara, sehingga dengan demikian Tergugat merupakan badan atau pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang/badan hukum perdata

II. Bahwa oleh karena keputusan Tergugat merupakan keputusan Tata Usaha

Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 yang bersifat konkret, individual dan final, dimana keputusan Tergugat adalah merupakan Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut :

a. Berupa penetapan tertulis (bukan lisan) makna “penetapan tertulis” disini bukan semata-mata harus berupa penetapan formal yang memuat konsideran dan diktum, melainkan dapat pula berupa : NOTA DINAS, SURAT PERINTAH, MEMO dsb. asal memuat secara jelas “dari siapa”, “untuk siapa” dan mengenai hal apa.

b. Dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.

c. Berisi tindakan hukum TUN.

d. Konkrit, artinya berwujud bukan abstrak.

3. Alasan-alasan diajukan gugatan ini adalah sebagai berikut:

1. Bahwa berdasarkan bukti hak kepemilikan Penggugat adalah sebagai pemilik sah atas tanah

setempat dikenal di Jalan Syarifudin Yoes, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan adalah berdasarkan segel induk No. 332/1939, tertanggal 17 Agustus 1939, yang selanjutnya Penggugat ajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Balikpapan dengan Putusan Pengadilan Negeri Balikpapan No.30/Pdt.G/2009/PN.Bpp tertanggal 01 April 2009, seluas 4 ha (40.000 M²). Sesuai penetapan eksekusi No. E.01.2012-30/Pdt.G/2009/PN.Bpp tertanggal 22 Desember 2011 Jo. Putusan Pengadilan Negeri Balikpapan No.38/Pdt.G/2012/PN.Bpp tertanggal 24 Juli 2012, seluas 20,7 ha. yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat karena telah menguasai dan menggarap tanah tersebut sejak tahun1960 dari orang tuanya hingga diajukannya gugatan tersebut.

2. Bahwa sebagai layaknya warga negara yang lain, Penggugat berkehendak atau bermaksud

(11)

hak milik dengan melalui prosedur dan syarat-syarat yang ditentukan untuk pensertipikatan atas tanah milik Penggugat seluas kurang lebih 5,4ha, sebagaimana poin 1 diatas.

3. Bahwa sebelum Penggugat berkehendak atau bermaksud mengurus hak-hak tersebut, terlebih dahulu Penggugat mengadakan pengecekan ke lokasi obyek di jalan Syarifudin Yoes, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan dan bertemu dengan penjaga dan yang telah menguasai tanah tersebut sejak tahun 1960 dari orang tuanya dan kenyataannya tanah tersebut memang dalam keadaan kosong dan sudah Penggugat lakukan sebagian pemagaran dilokasi obyek tersebut.

4. Bahwa selanjutnya penggugat melakukan pengajuan pengurusan surat pensertipikatan

kepada Tergugat dan telah dilakukan pengukuran ke lokasi obyek sesuai prosedur yang ada serta terbit surat ukur dan telah memenuhi syarat serta siap untuk jadi sertipikat hak milik.

5. Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat ternyata obyek sengketa yang terletak di jalan

Syarifudin Yoes, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan tersebut telah ada sertipikat diatas surat kepemilikan Penggugat dan sertipikat tersebut telah dikembalikan pada negara untuk dimatikan berdasarkan surat pengesahan pelepasan hak atas tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan dan hingga diajukannya gugatan ini sertipikat tersebut belum ada yang mengajukan kembali kecuali Penggugat, namun Tergugat hingga saat ini belum menanda tangani sertipikat yang sudah memenuhi prosedur milik Penggugat dengan alasan bahwa tanah tersebut telah dilakukan Surat Pengesahan Pelepasan Hak Atas Tanah kepada Negara, hal ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Jo. PP

No. 10 Tahun 1961 yang menyimpulkan bahwa “kesesuaian antara aspek phisik dan aspek

yuridis sebagai syarat mutlak terhadap pendaftaran tanah, lebih ditegaskan lagi dengan Keppres : 32 Tahun 1979 tentang pendaftaran hak, bahwa atas pendaftaran tanah harus didasari surat dasar dari bekas pemilik asal yang sah sehingga merupakan alas hak utama yang sah menurut hukum untuk terbitnya sertifikat hak atas tanah tersebut.

6. Bahwa dengan demikian Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan dalam mengesahkan

surat pernyataan pelepasan hak atas tanah kepada negara telah melalui dan melakukan prosedur yang salah, maka pengesahan tersebut adalah cacat hukum, sehingga tidak sah, tidak berkekuatan hukum maka harus dicabut/dibatalkan.

7. Bahwa Tergugat telah bertindak sewenang-wenang dan tindakannya tersebut telah

mengesahkan pelepasan hak atas tanah berupa :

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

(12)

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 012/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007.

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 013/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007.

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007.

Adalah merupakan tindakan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena tidak melaksnakan proses penerbitan sertipikat hak milik atas nama

Penggugat yang telah memenuhi syarat dan prosedur yang ada, sebagaimana halaman 8 dari

26 halaman, Putusan Nomor : 29/G/2012/PTUN.SMD dimaksud dalam Pasal 3 huruf a dan

huruf c Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah yaitu:

a) Pasal 3 huruf a : Pendaftaran tanah bertujuan untuk memberikan kepastian hukum dan

perlindungan hukum kepada pemegang hak atau suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan.

b) Pasal 3 huruf c : Pendaftaran tanah bertujuan untuk terselenggaranya tertib administrasi

pertanahan.

D. Proses Berperkara

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan batal atau tidak sah Surat Pengesahan Kepala Kantor Pertanahan Kota

3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut/membatalkan Surat Pengesahan Pelepasan Hak atas tanah berupa :

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007.

(13)

4. Memerintahkan kepada Tergugat untuk menunda/tidak mengalihkan kepada pihak lain terhadap obyek sengketa sampai putusan in casu perkara ini telah mempunyai kekuatan hukum tetap

5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara :

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon untuk putusan yang seadil-adilnya (ex

aeguo et bono).

Menimbang, bahwa terhadap gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan Jawabannya tertanggal 14 Januari 2013, dengan mengemukakan hal-hal yang pada pokoknya sebagai berikut :

A. DALAM EKSEPSI

1. Bahwa Tergugat menyatakan menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh

Penggugat dalam gugatannya kecuali terhadap hal-hal yang secara jelas dan tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat.

2. Berkaitan Kewenangan Mengadili Dari Pengadilan Tata Usaha Negara (Kompetensi Absolut)

a. Tergugat menyatakan gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah bertentangan dengan

(14)

3. Bahwa Tergugat membantah dalil Penggugat dalam dasar gugatan, objek yang mdigugat bukan merupakan Keputusan Tata Usaha Negara, sebagaimana diatur dalam UU No. 51 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 9 :

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukun bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat tetap menolak seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh Penggugat kecuali

terhadap hal-hal yang diakui secara tegas oleh Tergugat.

2. Bahwa Tergugat mohon agar segala sesuatu yang telah diuraikan dalam eksepsi juga masuk dalam bagian pokok perkara ini.

3. Bahwa kronologis pengesahan pelepasan Sertipikat HM No. 146 / Kel.Sepinggan an.

HASBULLAH luas 13.360 M², tanggal 31 Agustus 1994, telah memenuhi persyaratan.

4. Bahwa kronologis pengesahan pelepasan Sertipikat HM No. 1465 / Kel. Sepinggan an.

DEDENG RUCHYANUDIN, luas 18.520 M², tanggal 31 Agustus 1994, telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Persyaratan Yuridis :

1) Surat pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 012/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal

19 Juni 2007

2) Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No. 62, tanggal 25 Agustus 2003

3) Akta Surat Kuasa Untuk Menjual No. 63 tanggal 25 Agustus 2003

4) Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pembina Yayasan Kesejahteraan Hari Tua Pupuk Kaltim

No. 09 tanggal 14 Desember 2006

5. Bahwa kronologis pengesahan pelepasan Sertipikat HM No. 1486 / Kel.Sepinggan an.

HASBULLAH luas 8.110 M², tanggal 26 September 1994, telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Persyaratan Yuridis :

1) Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal

19 Juni 2007

(15)

b. Bahwa Sertipikat Hak Milik No. 1468 / Kel. Sepinggan an. HASBULLAH diproses

pemisahan sebagian atas nama diri sendiri berdasarkan surat permohonan tanggal 11 Juni 2007 menjadi Sertipikat HM No.6043, seluas 2.200 M², demikian sisa menjadi 8.110 M².

6. Bahwa kronologis pengesahan pelepasan Sertipikat HM No. 1487 / Kel. Sepinggan an.

DEDENG RUCHYANUDIN, luas 14.010 M² tanggal 26 September 1994, telah memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Persyaratan Yuridis :

1) Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007, tanggal 19 Juni 2007

2) Akta Surat Kuasa Untuk Menjual No.64, tanggal 25 Agustus 2003 3) Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli No.61, tanggal 25 Agustus 2003.

7. Bahwa gugatan Penggugat poin 5 (lima), Tergugat dalam melaksanakan proses pengesahan pelepasan hak atas tanah berdasarkan inventarisasi dan identifikasi keadaan di lapangan pada saat pembebasan tanah telah sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 30 sampai dengan Pasal 35 PERMENAG / Ka.BPN No. 1 Tahun 1994.

DALAM EKSEPSI :

1. Menyatakan menerima dan mengabulkan eksepsi Tergugat untuk seluruhnya.

2. Menyatakan menolak dalil-dalil dari gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Menyatakan bahwa menolak gugatan Penggugat untuk keseluruhan dan atau setidak

tidaknya-tidak dapat diterima (niet ontvenkelijke verklaard).

2. Menyatakan secara sah pelepasan dan pengesahan hak atas tanah berdasarkan:

a. Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 013/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007.

b. Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 012/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007.

c. Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007.

d. Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No. 011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007.

Sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku:

3. Membebankan Kepada Penggugat untuk membayar semua biaya yang timbul dalam

(16)

C. Dalam acara biasa:

29/PEN/2012/PTUN.SMD tanggal 14 November 2012 tentang Penunjukkan Majelis Hakim.

3. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 29/PEN-PP/2012/PTUN.SMD

tanggal 14 November 2012 tentang Pemeriksaan Persiapan.

4. Telah membaca Penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor : 29/PENHS/2012/PTUN.SMD

tanggal 18 Desember 2012 tentang hari Sidang Pertama.

5. Telah membaca dan mempelajari berkas perkara yang diajukan dipersidangan. 6. Telah membaca dan memeriksa Berita Acara Perkara ini.

2. Jawaban dari tergugat

Bahwa Tergugat menyatakan menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh penggugat dalam gugatannya kecuali terhadap hal-hal yang secara jelas dan tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat. Tergugat menyatakan gugatan yang diajukan oleh penggugat telah bertentangan dengan kompetensi absolut dari suatu peradilan umum, karena dalam dalil penggugat kebanyakan materinya berkaitan dengan masalah kepemilikan tanah bukan prosedural administrasi pendaftaran tanah dan tidak berkaitan langsung dengan obyek tata usaha negara.

3. Replik dari Penggugat

Menimbang, bahwa terhadap Jawaban Tergugat, Penggugat telah menyampaikan Repliknya tertanggal 22 Januari 2013 :

(17)

Penggugat mengajukan gugatan terhadap Tergugat karena telah menguasai dan menggarap tanah tersebut sejak tahun1960 dari orang tuanya hingga diajukannya gugatan tersebut.

2. Bahwa sebagai layaknya warga negara yang lain, Penggugat berkehendak atau bermaksud

untuk mengurus hak-hak kepemilikan atas tanah miliknya guna dapat diterbitkan sertipikat hak milik dengan melalui prosedur dan syarat-syarat yang ditentukan untuk pensertipikatan atas tanah milik Penggugat seluas kurang lebih 5,4ha, sebagaimana poin 1 diatas.

3. Bahwa sebelum Penggugat berkehendak atau bermaksud mengurus hak-hak tersebut, terlebih dahulu Penggugat mengadakan pengecekan ke lokasi obyek di jalan Syarifudin Yoes, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan dan bertemu dengan penjaga dan yang telah menguasai tanah tersebut sejak tahun 1960 dari orang tuanya dan kenyataannya tanah tersebut memang dalam keadaan kosong dan sudah Penggugat lakukan sebagian pemagaran dilokasi obyek tersebut.

4. Bahwa selanjutnya penggugat melakukan pengajuan pengurusan surat pensertipikatan

kepada Tergugat dan telah dilakukan pengukuran ke lokasi obyek sesuai prosedur yang ada serta terbit surat ukur dan telah memenuhi syarat serta siap untuk jadi sertipikat hak milik.

5. Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat ternyata obyek sengketa yang terletak di jalan

Syarifudin Yoes, Kelurahan Damai, Kecamatan Balikpapan Selatan tersebut telah ada sertipikat diatas surat kepemilikan Penggugat dan sertipikat tersebut telah dikembalikan pada negara untuk dimatikan berdasarkan surat pengesahan pelepasan hak atas tanah oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan dan hingga diajukannya gugatan ini sertipikat tersebut belum ada yang mengajukan kembali kecuali Penggugat, namun Tergugat hingga saat ini belum menanda tangani sertipikat yang sudah memenuhi prosedur milik Penggugat dengan alasan bahwa tanah tersebut telah dilakukan Surat Pengesahan Pelepasan Hak Atas Tanah kepada Negara, hal ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 Jo. PP

No. 10 Tahun 1961 yang menyimpulkan bahwa “kesesuaian antara aspek phisik dan aspek

yuridis sebagai syarat mutlak terhadap pendaftaran tanah, lebih ditegaskan lagi dengan Keppres : 32 Tahun 1979 tentang pendaftaran hak, bahwa atas pendaftaran tanah harus didasari surat dasar dari bekas pemilik asal yang sah sehingga merupakan alas hak utama yang sah menurut hukum untuk terbitnya sertifikat hak atas tanah tersebut.

6. Bahwa dengan demikian Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan dalam mengesahkan

(18)

7. Bahwa atas dasar hal tersebut diatas, sangatlah beralasan apabila kemudian Penggugat mengajukan gugatan untuk membatalkan atau menyatakan ketidaksahan.

8. Bahwa Tergugat telah bertindak sewenang-wenang dan tindakannya tersebut telah

mengesahkan pelepasan hak atas.

9. Bahwa sebagaimana telah diuraikan diatas, Penggugat pada tanggal 14 Maret 2012 telah

mengajukan permohonan prosedur pensertipikatan tanah dengan tanda bukti penyetoran lunas untuk pelayanan pengukuran dan pemetaan bidang tanah milik Penggugat pada Kepala kantor Pertanahan Kota Balikpapan dengan luas 40.000 (empat puluh ribu meter persegi) atau 4 ha. (empat hektar) dan surat-surat tersebut telah siap sesuai prosedur dan persyaratan untuk jadi sertipikat hak milik.

10. Bahwa dengan diproses dan diterimanya permohonan hak atas tanah yang telah menjadi hak milik Penggugat namun kenyataannya Tergugat tidak melakukan proses penanda tanganan sertipikat, jelas-jelas hal ini merupakan tindakan kesewenangwenangan yang sangat merugikan kepentingan dari pada pihak Penggugat dan juga menyalahai asas-asas kepatutan, pemerintahan yang baik, bersih, cermat, jujur dan berwibawa yang dilakukan oleh pihak Tergugat yaitu dengan melanggar ketentuan Pasal 3 huruf a dan c Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah, bahwa demikian pula Pengesahan Pelepasan Atas tanah yang disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan adalah bertentangan dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Asas Kepastian Hukum, Asas Profesionalitas serta Asas tertib Penyelenggaraan Negara, dimana Tergugat tidak cermat dan tidak teliti, jelas Tergugat telah melakukan kesalahan prosedur.

4. Duplik dari Tergugat

Menimbang bahwa terhadap Replik Penggugat, Tergugat telah menyampaikan Dupliknya tertanggal 28 Januari 2013

1. Bahwa Tergugat menyatakan menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil yang diajukan oleh

Penggugat dalam gugatannya kecuali terhadap hal-hal yang secara jelas dan tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat.

2. Berkaitan Kewenangan Mengadili Dari Pengadilan Tata Usaha Negara (Kompetensi Absolut)

a. Tergugat menyatakan gugatan yang diajukan oleh Penggugat telah bertentangan dengan

(19)

langsung dengan obyek tata usaha negara sebagaimana diatur dalam PP No. 24 Tahun 1997 Jo PMNA/Ka.BPN No. 3 Tahun 1997 dan apabila pokok sengketanya (Geschilpunt, Fundamentum petendi) terletak dalam lapangan hukum privat maka kompetensi peradilan umum untuk mengadilinya, dan juga Penggugat menyatakan sebagai pemilik dari tanah yang telah diterbitkan obyek perkara a quo, namun dalil-dalil yang dinyatakan oleh Penggugat tersebut hanya merupakan klaim pribadi dari Penggugat, dimana untuk menyatakan Penggugat merupakan pemilik sah atas tanah seharusnya Penggugat mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri tempat obyek sengketa berada terlebih dahulu, bukan kepada yang menjadi wewenang dari Pengadilan Tata Usaha Negara, karena yang berhak menentukan Penggugat merupakan pemilik sah tanah dari Objek tanah yang telah dikeluarkan sertipikat a quo adalah Pengadilan Negeri, kewenangan dari Pengadilan Tata Usaha Negara untuk mengadili sengketa TUN terhadap keputusan TUN yang telah dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.

3. Bahwa Tergugat membantah dalil Penggugat dalam dasar gugatan, objek yang mdigugat

bukan merupakan Keputusan Tata Usaha Negara, sebagaimana diatur dalam UU No. 51 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 9 :

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukun bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

Bahwa sesuai dengan ketentuan di atas, obyek gugatan yang diajukan oleh Penggugat merupakan proses perbuatan hukum perdata dimana berdasarkan Pasal 30 Ayat 1

PERMENAG/Ka. BPN No.1 Tahun 1994 yang “Bersama dengan pemberian ganti kerugian

dibuat surat pernyataan pelepasan hak atau penyerahan tanah uang ditandatangani oleh pemegang hak atas tanah dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kotamadya serta disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota panitia.”.

Dari penjelasan diatas maka dapat diketahui bahwa kedudukan Tergugat dalam hal ini hanya sebagai pihak yang mengesahkan proses pelepasan dan penyerahan hak atas tanah yang merupakan proses perbuatan hukum perdata.

5. Pembuktian

(20)

November 2012 dengan perkara Nomor 29/G/2012/PTUN.SMD, dan telah diperbaiki dalam Pemeriksa Persiapa tanggal 18 Desember 2012, yang pada pokoknya mengumumkan dalil-dalil gugatannya sebagai berikut:

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.012/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.013/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

 Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19

Juni 2007

Menimbang, bahwa unsur-unsur Keputusan Tata Usaha Negara adalah sebagai berikut : 1. Penetapan Tertulis

2. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara 3. Berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara

4. Bersifat konkrit 5. Bersifat individual 6. Bersifat final

7. Menimbulkan akibat hukum bagi orang atau badan hukum perdata

 Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim mencermati ke-empat objek gugatan, maka Majelis

Hakim akan mempertimbangkan apakah ke-empat objek gugatan dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara atau tidak

 Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat di dalam ke-empat objek gugatan selaku Pejabat yang

(21)

 Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah ke-empat objek gugatan berisi tindakan hukum tata usaha negara atau tidak.

DALAM POKOK SENGKETA :

 Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi Tergugat tentang kewenangan absolut pengadilan

dikabulkan, maka pokok sengketanya tidak perlu lagi dipertimbangkan, sehingga beralasan hukum bagi Majelis Hakim untuk menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima.

 Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak diterima, maka sesuai dengan

ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, Penggugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang jumlahnya akan ditentukan dalam amar putusan ini.

 Mengingat, ketentuan Pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang

Peradilan Tata Usaha Negara dan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara serta ketentuan-ketentuan lain yang berkaitan dengan sengketa ini.

MENGADILI DALAM EKSEPSI :

Mengabulkan eksepsi Tergugat tentang kewenangan absolut pengadilan.

DALAM POKOK SENGKETA :

3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima.

4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 336.000,00 (tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah).

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda pada hari Selasa, tanggal 12 Februari 2013

8. Upaya Hukum

Dalam Tingkat banding pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Menimbang, bahwa pada persidangan tanggal 12 Februari 2013, Tergugat mengajukan bukti surat terhadap eksepsi tentang kewenangan absolut pengadilan yang bermeterai cukup dan telah dilegalisir serta telah dicocokkan dengan aslinya yang diberi tanda T-1 sampai dengan T-4 berupa :

1. T-1 : Foto copy dari aslinya Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah

No.011/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007

2. T-2 : Foto copy dari aslinya Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah

(22)

3. T-3 : Foto copy dari aslinya Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.013/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007

4. T-4 : Foto copy dari aslinya Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah

No.014/SPPH-INS/BPN-44.2/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007

 Menimbang, bahwa segala sesuatu yang terurai dalam Berita Acara PemeriksaanPersiapan dan

Persidangan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari putusan ini

 Menimbang, bahwa Tergugat telah mengajukan Jawabannya tertanggal 14 Januari 2013, dan

didalam jawabannya, Tergugat juga menyampaikan eksepsi tentang Kewenangan Absolut Pengadilan. Oleh karena itu, Majelis Hakim terlebih dahulu akan mempertimbangkan eksepsi tersebut.

9. Pelaksanaan Keputusan

Diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Samarinda pada hari Selasa, tanggal 12 Februari 2013 oleh ARUM PRATIWI

MAYANGSARI, S.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, BAGUSDARMAWAN, S.H., M.H.,

dan JIMMY CLAUS PARDEDE, S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota.

Putusan ini diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh

Majelis Hakim tersebut, dibantu oleh SURIANSYAH, S.H., sebagai Panitera Pengganti,

dengan dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat dan Kuasa Hukum Tergugat.

E. Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara

Bahwa atas obyek tanah yang legalitas sertifikatnya yang sudah dimatikan akibat disahkannya surat pernyataan pelepasan hak atas tanah yang dipermasalahkan sekarang ini, sangatlah dimungkinkan untuk segera beralih kepada pemilik baru, untuk hal tersebut penggugat memohon agar ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda Up. Majelis Hakim pemeriksa in casu perkara ini, untuk berkenan menunda peralihan yang akan terjadi sampai adanya putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Samarinda yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap/pasti.

Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan

(23)

Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang No.5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

F. Ciri Khusus Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara

1. Peranan hakim aktif karena ia dibebani tugas untuk mencari kebenaran materil Keaktifan

hakim dapat kita temukan antara lain dalam pasal 63 ayat 2 butir a,b, Pasal 80 ayat 1, Pasal 95 ayat 1, Pasal 103 ayat 1 UU No. 5 Tahun 1986.

2. Kompensasi ketidakseimbangan antar kedudukan Penggugat dan Tergugat (Jabatan Tata

Usaha Negara). Kompensasi perlu diberikan karena kedudukan Penggugat diasumsikan dalam posisi yang lebih lemah dibandingkan Tergugat selaku pemenang kekuasaan Publik. Apalagi pada saat Pembuktian, biasanya alat bukti yang diperlukan dalam proses persidangan tidak dimiliki oleh penggugat (yang pada umumnya rakyat biasa), melainkan dimiliki oleh tergugat.

3. Sistem Pembuktian yang mengarah Kepada Pembuktian Bebas yang terbatas, menurut pasal 107 hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban Pembuktian, beserta penilaian pembuktian, tetapi pasal 100 menentukan secara liminatif mengenai alat-alat bukti yang boleh digunakan.

4. Gugatan di Pengadilan tidak mutlak bersifat menunda Pelaksanaan keputusan tata Usaha

Negara yang digugat (pasal 67). Hal ini sehubungan dengan presumtio justae causa dalam Hukum Administrasi Negra, yang maksudnya adalah bahwa suatu Keputusan Tata Usaha Negara Harus selalu dianggap benar dan dapat dilaksanakan, sepanjang hakim belum membuktikan sebaliknya.

5. Putusan Hakim tidak bersifat melebihi tuntutan Penggugat tetapi dimungkinkan adanya

membawa penggugat dalam keadaan yang lebih buruk sepanjang diatur dalam perundang-undangan.

6. Terhadap Putusan Hakim Tata Usaha Negara berlaku Asas Erga Omnes. Artinya bahwa

putusan itu tidak hanya berlaku bagi para pihak yang bersengketa, tetapi juga pihak-pihak lain yang terkait. Dalam mengajukan gugatan harus ada kepentingan atau bila tidak ada kepentingan maka tidak boleh mengajukan gugatan.

7. Kebenaran yang dicapai adalah kebenaran materiil dengan tujuan menyelaraskan,

menyerasikan, menyeimbangkan kepentingan perseorangan dengan kepntingan umum.

G. Alat Bukti

(24)

2. Akta Surat Kuasa Untuk Menjual No. 63 tanggal 25 Agustus 2003

3. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Pembina Yayasan Kesejahteraan Hari Tua Pupuk Kaltim

No. 09 tanggal 14 Desember 2006

4. Fotocopy dari aslinya Surat Pernyataan Pelepasan Hak Atas Tanah No.011/SPPH-INS/BPN-44/VI-2007 tanggal 19 Juni 2007

5. Saksi-saksi pihak pertama Bambang Setyono yang bertindak atas nama Yayasan

Kesejahteraan Hari Tua Pupuk Kaltim dan Agus Khoirul Anwar, A. Ptnh yang bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Balikpapan

6. Saksi-saksi pihak kedua yaitu Lurah Sepinggan dan Camat Balikpapan Selatan

H. Acara Cepat

Intervensi

Bahwa subjek yang dituju tidak hanya merupakan Kepala Kantor Pertanahan Kota Balikpapan karena proses pelepasan tanah tersebut juga melibatkan instansi lain. Apabila luasan tanah yang dimohonkan pembebasan dibawah 1 hektar melibatkan unsur dari Kelurahan dan kecamatan sedangkan apabila luasan tanah yang dibebaskan di atas 1 hektar dibentuk tim pengadaan tanah untuk melakukan kegiatan inventarisasi sebgaimana dalam Pasal 6 Peraturan Presiden No.36 Tahun 2005 sebanyak 9 (sembilan) orang. Oleh karena itu gugatan yang diajukan oleh Penggugat dikategorikan kurang pihak. Dengan demikian gugatan yang diajukan oleh Penggugat haruslah ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima.

I. Eksekusi

Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat tidak diterima, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 110 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1986, Penggugat harus dihukum untuk membayar biaya perkara yang jumlahnya akan ditentukan dalam amar putusan ini. 1. Menghukum Penggugat Untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 336.000,00

(tiga ratus tiga puluh enam ribu rupiah)

Perincian biaya perkara :

- Biaya Pendaftaran Gugatan : Rp.

30.000,-- Panggilan 30.000,-- panggilan : Rp.

195.000,-- ATK : Rp.

(25)

6.000,-- Redaksi Putusan : Rp. 5.000,-+

J u m l a h : Rp.

(26)

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan proses perkara yang telah diputuskan diatas, sampailah pada kesimpulan bahwa ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur mengenai substansi berkaitan dengan prioritas yang dapat diberikan sesuatu hak atas tanah dan dengan mencermati pertimbangan hukum dalam kasus perkara diatas, terlihat bahwa dalam pertimbangan hukumnya pengadilan tata usaha negara belum atau tidak melakukan kajian pertanahan yang berkaitan dengan aspek substansi.

2. SARAN

a. Harus mempertimbangkan kembali apabila ingin menggugat. b. Persiapkan segala sesuatunya dengan lengkap.

c. Mencermati hukum atas kasus perkara.

d. Dalam surat gugatan itu haruslah jelas baik yang mengenai alasan yang berdasarkan keadaan, maupun memuat alasan-alasan berdasarkan hukum dan juga apa yang diminta harus lengkap.

e. Pengajuan gugatan dimuka PTUN itu hanya terbatas pada satu macam tuntutan yang berupa

Referensi

Dokumen terkait

yang digunakan biasanya menggunakan bingkai dengan pola yang berada di tengah bingkai dan hanya berwarna hitam di atas kertas putih. Pada perkembangannya marker

Kudus: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus.. Jakarta: Pusat

Buah pepaya yang sudah dipanen dilakukan uji kualitas, yaitu bobot buah, panjang buah, diameter buah, kekerasan kulit buah, kekerasan daging buah, tebal daging buah, jumlah

Dari pembahasan pada bab sebelumnya diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa permainan merupakan hal yang harus diajarkan kepada anak karena

Seperti yang sudah dijelas kan pada bagian konsep utama perancangan rumah sakit ini, sirkulasi dalam bangunan merupakan sirkulasi terpusat (sentral) dan untuk sirkulasi

Dari hasil pengujian sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2 juga dijumpai koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,825844 yang bermakna bahwa variansi kemampuan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah dan apakah current ratio, return on asset, debt equity ratio, earning per share, ukuran perusahaan, ukuran penawaran saham,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dead celebrity endorser berpengaruh signifkan terhadap keputusan pembelian, brand image dan brand personality KukuBima Ener-G Mbah Maridjan..