• Tidak ada hasil yang ditemukan

Intisari dan Review rasisme dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Intisari dan Review rasisme dan "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Jebakan World Economic Forum

Diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan nilai tugas

Opinion to case from News Paper related to a certain issues for accounting theory. Matakuliah: Teori Akuntansi

Dosen: Bapak Prof. Dr. Sofyan Syafri Harahap, MSAc., SE., BSc., Akuntan.

Disusun Oleh:

Ahmad Anshari, SST.Kom (123100002)

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS TRISAKTI

(2)
(3)

Intisari oleh Ahmad Anshari (12310002) Mahasiswa Pasca Sarjana Magister Akuntansi Trisakti.

Diambil dari Koran KONTAN, oleh Ismatillah A. Nu’ad, Mahasiswa S2 Westminster University London, yang diterbitkan hari Rabu, 26 Januari 2011 pada

halaman 23, Kolom Surat & Opini.

Pada tema koran ini, Ismatillah A. Nu’ad menyampaikan bahwa krisis ekonomi yang melanda dunia terjadi akibat ideologi kapitalisme.

Davos, khususnya pada acara World Economic Forum, sudah menjadi Mekah-nya para pendukung globalisasi maupun yang anti globalisasi. Tidak heran, pada WEF 2000, Davos pernah diserbu para demonstran anti globalisasi.

Lantaran penjagaan yang sangat ketat, para demonstran tidak bisa mendekati kawasan Kongres Zentrum, tempat berlangsungnya acara. Kekesalan mereka akhirnya ditumpahkan ke restoran cepat saji McDonald’s yang dihancurkan total. Sejak saat itu sampai hari ini, di Davos tidak ada lagi restoran cepat saji merek apa pun dari Amerika Serikat atau negara lain.

Acara WEF digagas Prof. Klaus Schwab dari University of Geneva. Dia mula-mula mengundang 400 pebisnis Eropa dalam forum bincang-bincang bisnis yang dirancang dalam suasana yang informal dan rileks.

Karena itulah, dipilih Kota Davos yang memang terkenal sejak dulu sebagai kota peristirahatan. WEF makin terkenal ketika awal 1980-an berhasil mempertemukan

Nelson Mandela dan FW De Klerk yang sukses menyudahi konflik di Afrika Selatan serta menghindarkan pertumpahan darah yang tidak perlu.

(4)

tempat acara yang luasnya hanya setara Hotel Hilton Jakarta (kini The Sultan) itu. Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Di antaranya, Sekjen PBB Ban Ki-moon, Presiden Prancis Nicholas Sarkozy, serta PM Inggris David Cameron.

Kehadiran Presiden Indonesia setelah hampir 10 tahun lalu (Almarhum Presiden Gus Dur pernah hadir pada tahun 2000, tapi saat itu situasi ekonomi di tanah air belum membaik) saat ini membawa optimisme begitu besar. Para peserta WEF mengharapkan Indonesia memerankan posisi yang lebih penting dalam ekonomi dunia.

Namun dalam opini kritis yang diberikan oleh Ismatillah A. Nu’ad, adalah sebuah sentilan dan salah satu ketidakpercayaan terhadap konsep ekonomi yang berdampak pada krisis multinasional dan internasional. Penulis setuju sekali, dan memang betul seharusnya kebijakan pemerintah –Presiden SBY– beralih kepada pemikiran ekonomi nasional, bukan ekonomi liberal. Bukan menelan dan mengkonvergensi “saran” dari moneter internasional –IMF maupun World Bank-, melainkan harus memberdayakan ekonomi kerakyatan.

Artinya memberdayakan petani, nelayan, dan usahawan yang berkarya dan berdayaguna, dimaksimalkan dan dalam manajemen bangsa yang bersifat membangun bangsa, mulai dari pembenahan jalan/transportasi darat, pengelolaan migas, dan pembenahan sumber daya lainnya di Indonesia -negara yang terkenal amat kaya- dan banyak pembenahan-pembenahan di sektor-sektor lainnya dan di berbagai lini.

Kemudian atas pengumpulan pemberdayaan SDM dan SDA tersebut, lalu pemerintah mengkolaborasikan pengetahuan negarawan yang merupakan para ahli ekonomi nasional untuk menciptakan rancangan sistem berskema nasional untuk mempersatukan petani-nelayan-usahawan tersebut dalam sistem yang telah tercipta. Sehingga strategi dan tujuan pembangunan nasional Indonesia makmur insyaAlloh

(5)

Jika dikaitkan dengan salah satu disiplin ilmu akuntansi, yaitu matakuliah Teori Akuntansi, konsep kapitalisme akan semakin runtuh. Dan trend akuntansi sekarang memperhatikan 3P, People, Planet/Place, dan Profit. Konsep kapitalisme yang hanya berorientasi pada profit, malah berdampak merusak planet dan tidak menghargai

people. People disini bukan berarti menguras SDM, tapi memperhatikan keselamatan kenyamanan dan menghargai manusia sebagai sumber daya, yang menjalankan sistem akuntansi.

Terkait dengan hal tersebut, kemudian, penulis menemukan hasil searching tulisan Prof. Sofyan Syafri Harahap, dalam blog beliau http://sofyan.syafri.com/ 2010/12/16/ekonomi-syariah-dibalik-perang-dollar-dan-yuan/ (yang telah dimuat di harian Republika tanggal 8 Nopember 2010) yang pada akhir tulisan tersebut juga bermakna pendayagunaan, kolaborasi, synergi, dan berkompetisi yang bukan saling menjatuhkan atau bahkan saling mematikan.

Berkaitan dengan prinsip Islam sebagai dasar Akuntansi Syari’ah, dan jika dikaitkan bahwa, ekonomi syariah amat berperan baik dalam membangun akuntabilitas dan kredibilitas. Penulis mencoba berkesimpulan bahwa memang bagus “Gerakan Disiplin Nasional,” namun polemik carut-marut yang makin menambah problematika bangsa, akan terpecahkan dengan adanya “Gerakan Jujur Nasional.”

Referensi

Dokumen terkait

Similarly, foods derived from transgenic plants have been called “GMO foods,” “GMPs” (genetically modified products), and “biotech foods.” While some refer to foods devel-

Another finding of the study was that participants’ attitudes towards improving their speaking performance changed as they progressed into higher university levels.

[r]

Layanan World Wide Web (WWW) adalah layanan yang mampu menampilkan dokumen dalam bentuk teks, grafis dan dapat bersifat interaktif.. Pembuatan website ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode penelitian mulai tahun 2008 hingga tahun 2011 secara parsial variabel profitabilitas terbukti berpengaruh signifikan

[r]

study is to analyze ornamental plants species which grow in the home garden along the corridor of Kopendukuh Village as one of the potential attractions

[r]