Gerakan Senam Stroke yang sudah cukup lama digunakan untuk melatih otot-otot penderita stroke, dirasakan terlalu cepat dan cukup memberatkan penderita. Karenanya perlu dilakukan revisi di beberapa item, serta irama musik yang mengiringinya.
Sehingga, benar-benar mengena pada sasaran, yaitu sesuai dengan kondisi yang dialami penderita stroke.
Gerakan Senam Stroke yang sudah cukup lama digunakan untuk melatih otot-otot penderita stroke, dirasakan terlalu cepat dan cukup memberatkan penderita. Karenanya perlu dilakukan revisi di beberapa item, serta irama musik yang mengiringinya.
Sehingga, benar-benar mengena pada sasaran, yaitu sesuai dengan kondisi yang dialami penderita stroke.
dan pelatih senam stroke di Jakarta belum lama ini. Diklat yang diikuti instruktur dan pelatih senam stroke dari klub-klub stroke, dimaksudkan selain memberikan penyegaran juga meminta
masukan dari para instruktur senam stroke, tentang senam yang baru dan akan disosialisasikan kepada masyarakat, terutama anggota klub stroke di seluruh Indonesia.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Dr Sadoso S, pakar kedokteran olahraga, yang melakukan revisi terhadap senam stroke yang lama mengatakan, beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang instruktur senam, terutama senam stroke, di antaranya kondisi penderita, seperti tekanan jantung, waktu pelaksanaan senam. Bukan hanya itu,
gerakan-gerakannya pun tidak boleh terlalu berat, mengingat penderita stroke mengalami kelumpuhan anggota tubuh.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah suasana pun harus dibuat seriang dan segembira mungkin, sehingga penderita tidak
gampang jenuh. Karena bila sampai senam ini menimbulkan kejenuhan bisa menyebabkan penderita menjadi stres. Ini yang harus dihindari oleh penderita stroke. Irama lagu yang mengiringi senam pun temponya dibuat selambat mungkin, sehingga bisa diikuti oleh semua penderita stroke.
dikombinasi dengan gerakan yang lama.