• Tidak ada hasil yang ditemukan

etika etiket dan moral hukum dalam prakt (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "etika etiket dan moral hukum dalam prakt (1)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan era globalisasi. Pemahaman yang baik mengenai etika profesi merupakan landasan yang kuat bagi profesi bidan agar mampu menerapkan dan memberikan pelayanan kebidanan yang profesional dalam melakukan profesi kebidanan, dan dalam berkarya di pelayanan kebidanan, baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pengkajian dan pembahasan tentang etika tidak selalu berhubungan dengan moral dan norma. Kadang etika diidentikan dengan moral, walaupun sebenamya terdapat perbedaan dalam aplikasinya. Moral lebih menunjuk pada perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan Etika dipakai sebagai kajian terhadap sistem nilai yang berlaku. Etika juga sering dinamakan filsafat moral yaitu cabang filsafat sistematis yang membahas dan mengkaji nilai baik buruknya tindakan manusia yang dilaksanakan dengan sadar serta menyoroti kewajiban-kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh manusia. Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan norma moral maka akan memperoleh pujian sebagai rewardnya, namun perbuatan yang melanggar norma moral, maka si pelaku akan memperoleh celaan sebagai punishmentnya. Oleh karena itu, para bidan maupun calon bidan, harus mampu memahami kondisi masyarakat yang semakin kritis dalam memandang kualitas pelayanan kebidanan, termasuk pula ketidakpuasan dalam pelayanan.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari etika, etiket, dan moral hukum dalam praktek kebidanan ?

2. Apa yang dimaksud dengan sistematika etika ?

3. Apa saja fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan ? 4. Apa saja sumber etika dalam praktek kebidanan ?

(2)

Tujuan pembuatan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian etika, etiket, moral dan hukum. 2. Memahami sistematika etika.

3. Mengetahui fungsi etika dan moralitas dalam pelayanan kebidanan.

4. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah etikolegal dalam praktek kebidanan.

1.4 Manfaat penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mengetahui arti dari Etika, Etiket, moral serta tanggung jawab profesional seorang bidan.

2. Mengetahui arti tentang hukum dalam profesional kebidanan. 3. Mengetahui fungsi dan tanggung jawab seorang bidan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum a. Pengertian Etika

Diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan manusia yang didorong oleh kehandak dengan didasari pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".

Menurut bahasa, Etik diartikan sebagai:

 YUNANI à Ethos, kebiasaan atau tingkah laku

 INGGRIS à Ethis, tingkah laku/perilaku manusia yang baik : tindakan yang harus dilaksanakan manusia sesuai dengan moral pada umumnya.

Menurut K. Bertens etika dirumuskan sebagai berikut :

 Kata etika dapat digunakan dalam arti nilai dan norma moral

yang menjadi pegangan bagi seseorang /suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

 Etika berati kumpulan asas/moral, yang dimaksud disini

adalah kode etik.

Menurut konteks lain secara luas dinyatakan bahwa:

 Etik adalah aplikasi dari proses dan teori filsafat moral

terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan prinsip-prinsip dasar, konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir, dan bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka.

(4)

Meta- Ethics ( Ethics) : bentuk filsafah moral yang paling abstrak, mencakup pemikiran moral manusia mengenai suatu kejadian.

Ethical/ Moral Theory : mekanisme untuk menyelesaikan masalah etika atau pengambilan keputusan yang cepat dan tepat untuk menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut.  Practical Ethics : mengaplikasikan bentuk etika dalam wujud sikap/ perilaku untuk menghadapi masalah etika yang dihadapi.

CONTOH PENERAPAN ETIKA

 Seorang dosen memergoki salah satu mahasiswinya sedang

menyotek saat ujian di kelas.

Fase meta-ethics :

Si dosen memutuskan bahwa tindakan mahasiswinya tersebut merupakan “perilaku buruk /kejahatan”. Pemikiran tersebut merupakan respons si dosen setelah ia melihat perbuatan mahasiswinya

Fase ethical/ moral theory :

Si dosen sedang menimbang tindakan yang akan ia lakukan berdasarkan nilai dan norma yang ia yakini. Ia mengetahui bahwa perbuatan mahasiswinya itu salah. Namun tindakan apa yang paling tepat ia lakukan untuk menyadari bahwa perbuatan mahasiswinya salah dan membuat mahasiswinya jera sehingga tidak akan mengulanginya lagi. Pilihannya antara lain mengeluarkan anak itu dari kelas dan menskorsnya / ia akan memanggil ortu mahasiswi tsb sehingga orang tua bisa turut memperbaiki perilaku si anak

Fase practical ethics :

(5)

b. Pengertian Etiket

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :

 Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika berarti moral sedangkan etiket berarti sopan santun.

 Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu

selalu diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.

c. Perbedaan Etika dan Etiket

 Etiket menyangkut suatu perbuatan yang dilakukan manusia,

Misal :

Jika saya menyerahkan sesuatu ke atasan harus menggunakan tangan kanan. Dianggap melanggar etiket bila menyerahkan dengan tangan kiri. Tetapi etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Jangan mencuri merupakan norma etika. Apakah orang mencuri pakai tangan kanan atau kiri

 Etiket hanya berlaku dalam pergaulan Misal :

Bila tidak ada saksi mata etiket tidak berlaku misal ; dianggap melanggar jika kita makan berbunyi / dengan meletakkan kaki di atas meja. Tapi jika makan sendirian tidak melanggar etiket. Etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan untuk mencuri selalu berlaku entah ada orang / tidak ada. Barang yang dipinjam juga harus dikembalikan meskipun pemiliknya sudah lupa.  Etiket bersifat relatif.

Misal : Makan dengan tangan atau bersendawa  Etika bersifat absolut ,

Misal : jangan mencuri , jangan berbohong dan jangan membunuh. Merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar

 Etiket hanya memandang manusia dari segi lahiriah sedang etika

menyangkut manusia lebih dalam.

(6)

 Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh

baik.

d. Persamaan etika dengan etiket :

 Sama-sama menyangkut perilaku manusia

 Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan

tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan

e. Pengertian Moral

Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau perubahan norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:

 Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.

 Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan

dengan baik buruk.

f. Pengertian Kode Etik

Norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam melaksanakan tugas profesinya dan didalam hidupnya di masyarakat. Kode etik juga diartikan sebagai suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pengetahuan komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

g. Pengertian Hukum

(7)

dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum.

Contoh : bahwa mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar di masyarakat maka harus diatur dengan hukum.

Berikut pendapat para tokoh mengenai definisi hukum:

Menurut Aristoteles :

 Particular law is that which each community lays down and

applies to its own member. Universal law is the law of nature.

Menurut Grotius :

 Law is a rule of moral action obliging to that which is right.

Menurut Hobbes :

 Where as law, properly is the word of him, that by right had

command over others.

Menurut Prof. Mr Dr C. van Vollenhoven :

 Recht is een verschijnsel in rusteloze wisselwerking van stuw

en tegenstuw.

Menurut Bertens, ada beberapa perbedaan antar hukum dan moral:  Hukum ditulis sistematis, disusun dalam kitab undang-undang,

mempunyai kepastian lebih besar dan bersifat obyektif.

 Moral bersifat subyektif, tidak tertulis dan mempunyai ketidak

pastian lebih besar.

 Hukum membatasi pada tingkah laku lahiriah saja dan hukum

meminta legalitas.

 Moral menyangkut sikap batin seseorang.

 Hukum bersifat memaksa dan mempunyai sanksi.

 Moral tidak bersifat memaksa, sanksi moral adalah hati nurani

tidak tenang, sanksi dari Tuhan.

 Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan negara,

(8)

 Moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi

masyarakat dan negara, masyarakat dan negara tidak dapat merubah moral. Moral menilai hukum.

Menurut Immanuel Kant

 Keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini kehendak bebas

dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang lain, menuruti hukum tentang kebebasan.

Menurut Leon Duguit

 Aturan tingkah laku para anggota masyarakat , aturan yang

daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama terhadap orang yang melakukan pelanggaran.

Pada dasarnya hukum merupakan cerminan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan memegang nilai-nilai secara konsisten merupakan tindakan yang etis , sehingga antara hukum dan etika juga memiliki keterkaitan .Digunakan sebagai pedoman bagi Bidan dalam menjalankan tugas profesinya. Tujuan adanya hukum adalah

a. Menjamin pelayanan yang aman dan berkualitas.

b. Sebagai landasan untuk standarisasi dan perkembangan profesi

2.2 Sistematika Etika a. Etika Umum

 Hati Nurani

(9)

mengkhianati martabat terdalam kita. Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran.

Berikut ini ada beberapa contoh-contoh pengalaman hati nurani sesuai lingkup pengalaman tugas sebagai bidan.

Contoh kasus:

“Seorang bidan menjalankan praktek pelayanan kebidanan di klinik atau rumah bersalin, kemudian ada seorang remaja datang

diantar oleh

ibunya. Kemudian diperoleh data hasil anamnese bahwa remaja tersebut hamil di luar nikah atau unwanted pregnancy, kemudian atas permintaan si ibu dari remaja tersebut meminta untuk menggugurkan janin yang dikandung anaknya. Dengan menawarkan sejumlah besar uang yang menggiurkan bila si bidan bersedia menggugurkan kandungan anaknya. Bidan tersebut pada dasarnya menyadari bahwa perbuatan tersebut melanggar kode etik profesi bidan dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Tapi bidan tersebut tergiur oleh uang yang begitu besar. Bidan tersebut akhirnya memutuskan untuk menggugurkan kandungan si remaja tersebut. Ia mendapat uang yang banyak, namun dalam batinnya merasa gelisah. Ia merasa malu pada dirinya sendiri, batinnya tidak tenang.”

Kisah tersebut diatas merupakan contoh yang dapat digunakan sebagai bahan refleksi perenungan mengenai seperti apa hati nurani itu.

Dalam hati nurani ada suatu kesadaran bahwa ada yang turut mengetahui tentang perbuatan-perbuatan kita. Hati nurani merupakan semacam saksi terhadap perbuatan moral kita. Hati nurani bisa merupakan penilaian terhadap perbuatan yang berlangsung di masa lampau (retrospektif). Hati nurani juga bisa merupakan penilaian perbuatan yang sedang dilaksanakan saat ini atau penilaian terhadap perbuatan kita di masa yang akan datang (prospektif).

 Kebebasan dan Tanggung Jawab

(10)

sendirinya menerima juga bahwa manusia itu bertanggung jawab. Tidak mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin tanggung jawab tanpa kebebasan. Batas-batas kebebasan meliputi:

1) Faktor internal 2) Lingkungan

3) Kebebasan orang lain

4) Generasi penerus yang akan datang

Tanggung jawab dalam arti sempit berarti bahwa seseorang harus mampu menjawab, tidak boleh mengelak bila dimintai penjelasan tentang perbuatannya. Tanggung jawab meliputi tanggung jawab terhadap perbuatan yang telah berlangsung dengan segala konsekuensinya, tanggung jawab terhadap perbuatan yang sedang dilaksanakan dan tanggung jawab terhadap perbuatan yang akan datang.

 Nilai dan Norma

Nilai merupakan sesuatu yang baik, sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yan disukai, sesuatu yang diinginkan. Menurut filsuf Jerman Hang Jones nilai adalah the addressee of a yes, sesuatu yang ditujukan dengan kita. Sesuatu yang kita iyakan (setujui). Nilai mempunyai konotasi yang positif. Nilai mempunyai tiga ciri:

1) Berkaitan dengan subyek.

2) Tampil dalam suatu nilai yang praktis karena subyek ingin membuat sesuatu.

3) Nilai menyangkut pada sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat yang dimiliki obyek.

Norma berasal dari bahasa Latin Norma, artinya aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur menilai sesuatu.

Norma umum meliputi tiga hal:

1) Norma kesopanan atau etiket. 2) Norma hukum.

(11)

Norma merupakan hal yang terpenting bagi martabat manusia. Sumber dari nilai dan norma adalah agama, kebudayaan, nasionalisme dan lain-lain.

 Hak dan Kewajiban

Hak berkaitan dengan manusia yang bebas, terlepas dari segala ikatan dengan hukum obyektif. Hak merupakan pengakuan yang dibuat oleh orang atau sekelompok orang terhadap orang atau sekelompok orang lain. Ada beberapa macam hak, antara lain hak legal, hak moral, hak individu, hak social, hak positif, dan hak negatif.

1) Hak legal merupakan hak yang didasarkan atas hukum. 2) Hak moral adalah hak yang didasarkan pada prinsip atau

etis.

Setiap kewajiban seseorang berkaitan dengan hak orang lain dan setiap hak seseorang berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut. Menurut John Stuart Mill kewajiban meliputi kewajiban sempurna dan kewajiban tidak sempurna. Kewajiban sempurna artinya kewajiban didasarkan atas keadilan, selalu terkait dengan hak orang lain. Sedangkan kewajiban tidak sempurna, tidak terkait dengan hak orang lain tetapi bisa didasarkan atas kemurahan hati atau niat berbuat baik.

Faktor-faktor yang melandasi etika adalah meliputi hal-hal tersebut di bawah ini:

1) Nilai-nilai atau value. 2) Norma

3) Sosial budaya, dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(12)

5) Kebijakan atau policy maker, siapa pembuat kebijakannya dan bagaimana kebijakan yang dibuat sangat berpengaruh atau mewarnai etika maupun kode etik.

b. Etika Sosial

Seorang bidan adalah sebagai tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang bidan harus mempunyai etika, karena yang dihadapi bidan adalah juga manusia. Bidan harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini dilakukan karena bidan adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang bidan bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien.

Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu para bidan mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para bidan dapat mengetahui kedudukannya dalam masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para bidan dapat mengusahakan kemajuannya secara sadar dan seksama.

Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Sejalan dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat/kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai-pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Sebab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan bidan.

(13)

Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi. Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Bidan harus berpartisipasi dalam memberikan pelayanan kepada ibu sejak konseling pra konsepsi, screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran kehamilan.

Mempersiapkan ibu untuk pilihannya meliputi persalinan di rumah, kelahiran SC dan sebagainya. Bidan sebagai :

 Pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang professional

dan akutabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan.  Praktisi pelayanan harus menjaga perkembangan praktik

berdasarkan evidence based.

Sehingga disini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.

Moralitas merupakan suatu gambaran manusiawi yang menyeluruh, moralitas hanya terdapat pada manusia serta tidak terdapat pada makhluk lain selain manusia. Moralitas berasal dari bahasa latin moralis, artinya pada dasarnya sama dengan moral, moralitas suatu perbuatan artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya. Moralitas adalah sifat moral atau seluruh asas dan nilai yang menyangkut baik dan buruk. Kaitan antara etika dan moralitas adalah, bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku moral atau ilmu yang membahas tentang moralitas. Moral adalah mengenai apa yang dinilai seharusnya oleh masyarakat. Etika adalah penerapan dari proses dan teori filsafat moral pada situasi nyata. Etika berpusat pada prinsip dasar dan konsep bahwa manusia dalam berfikir dan tindakannya didasari nilai-nilai.

(14)

2) Etika atau teori moral; 3) Etika praktik.

Meta etika berasal dari bahasa Yunai meta, artinya melebihi, yang dipelajari disini adalah ucapan-ucapan kita di bidang moralitas atau bahasa yang digunakan di bidang moral. Metaetika mengenai status moral ucapan dan bahasa yang digunakan dalam batasan pengertian baik, buruk atau bahagia. Etika atau teori moral untuk memformulasikan prosedur atau mekanisme untuk memecahkan masalah etika. Teori praktik. Etika praktik merupakan penerapan etika dalam praktik sehari-hari, dimana dalam situasi praktik ketika kecelakaan terjadi keputusan harus segera dibuat.

Bagaimana menjaga prinsip moral, teori nilai dan penentuan suatu tindakan. Etika pada hakekatnya berkaitan dengan falsafah dan moral, yaitu mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam kurun waktu tertentu, karena etika bisa berubah dengan lewatnya waktu. Etika khusus adalah etika yang dikhususkan bagi profesi tertentu, misalnya etika kedokteran, etika rumah sakit, etika kebidanan, etika keperawatan, dll.

Guna etika adalah memberi arah bagi perilaku manusia tentang:  Apa yang baik atau buruk

 Apa yang benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak)  Apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan.

Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesi yang bersangkutan di masyarakat. Norma-norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, dan larangan-larangan, termasuk ketentuan-ketentuan apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak hanya dalam menjalankan tugas profesinya, melainkan berkaitan juga dengan tingkah lakunya secara umum dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.

Secara umum tujuan merumuskan kode etik adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi, meliputi :

1) Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.

(15)

3) Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 4) Meningkatkan mutu profesi.

Dimensi kode etik meliputi: 1) Anggota profesi dan klien; 2) Anggota profesi dan system; 3) Anggota profesi dan profesi lain; 4) Semua anggota profesi.

Prinsip kode etik terdiri dari: 1) Menghargai otonomi;

2) Melakukan tindakan yang benar;

3) Mencegah tindakan yang dapat merugikan; 4) Memperlakukan manusia secara adil;

5) Menjelaskan dengan benar;

6) Menepati janji yang telah disepakati; 7) Menjaga kerahasiaan.

2.4. Hak dan Kewajiban serta tanggung jawab a. Hak bidan

 Berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan profesinya.

 Berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada

setiap tingkat/jenjang pelayanan kesehatan.

 Berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang

bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.

 Berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui

pendidikan maupun pelatihan.

 Berhak mendapat kompensasi dan keseahteraan yang sesuai

b. Kewajiban bidan

 Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan

(16)

 Bidan waib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai

dengan standar profesi dengan menghormati hak-hak pasien.  Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter

 Bidan wajib memberi informasi yang akurat tentang tindakan

yang akan dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.  Bidan wajib meminta persetujuan tertulis atau tindakan yang

akan dilakukan.

 Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang

diberikan.

 Bidan wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

tehnologi serta menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan formal atau non formal.

 Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang

terkait secara timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan

c. Hak pasien

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien :

 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan

Peraturan yang berlaku di Rumah sakit atau institusi

 Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai dengan

profesi bidan tanpa diskriminasi.

 Pasien berhak memilih bidan untuk menolongnya sesuai

(17)

 Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi kehamilan

persalinan, nifas dan bayinya yang baru dilahirkan.

 Pasien berhak mendapat pendamping suami selama proses

persalinan berlangsung.

 Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai

dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit,dll.

d. Kewajiban pasien

 Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala

peraturan dan tata tertib rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan.

 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter,

bidan, perawat yang merawatnya.

 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi

semua imbalan atas jasa pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter bidan dan perawat.

 Pasien atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal

yang selalu disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

2.5. Kode Etika Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan oleh layanan kesehatan. Pelayanan kebidanan tergantung bagaimana struktur sosial budaya masyarakat dan termasuk kondisi sosial ekonomi, sosial demografi.

Parameter sosial demografi dalam pelayanan kebidanan, antara lain : a. Perbaikan status gizi bayi

(18)

a. Pemenuahan kebutuhan klien sesuai

b. Sumber daya pelayanan dalam kebidanan untuk meningkatkan pelayan kebidanan

c. Keterjangkauan tempat pelayanan.

Tingkat ketersediaan ini merupaka syarat utama untuk terlaksananya pelayan kebidanan. Sikap bidan harus tanggap terhadap klien, sesuai kebutuhan klien, tidak membedakan pelayanan siapapun.

2.6. Pelaksanaan Kode Etika dalam Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan di suatu institusi memiliki norma dan budaya yang unik. Setiap institusi pelayanan memiliki norma sendiri dalam memberikan pelayanan yang terdiri dari beberapa praktisi atau profesi kesehatan. Walaupun demikian subjek pelayanan hanya satu, yaitu manusia atau individu. Sehingga setiap individu harus jelas batas wewenangnya.

Area kewenangan bidan tertuang dalam Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Mengenai kejelas peran bidan diatur dalam standar praktik kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.

a. Etika dalam pelayanan kontrasepsi

Dalam merencanakan jumlah anak, seorang ibu telah merundingkan dengan suami dan telah menetapkan metode kontrasepsi yang akan digunakan. Sehingga keputusan untuk memilih kontrasepsi, merupakan hak klien dan berada diluar kompetensi bidan. Jika klien belum mempunyai keputusan karena disebabkan ketidaktahuan klien tentang kontrasepsi,maka menjadi kewajiban bidan untuk memberikan informasi tentang kontrasepsi. Yang dapat dipergunakan klien, dengan memberikan informasi yang lengkap mengenai alat kontrasepsi dan beberapa alternatif sehingga klien dapat memilih sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya.

(19)

Menurut Kode Etik Bidan Internasional adalah bahwa bidan seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan dari riset keidanan. Tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan kebidanan makin tinggi, karena semakin majunya jaman, dan kita memasuki era globalisasi, dimana akses informasi bagi masyarakat juga seamkin meningkatkan.

2.7. Sumber Etika

(20)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, sedangkan etiket adalah sopan santun. Moral merupakan nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral, hukum tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Etika dalam pelayanan kebidanan merupakan issue utama di berbaai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. Pelayanan kebidanan adalah proses dari berbagai dimensi.

Hal tersebut membutuhkan bidan yang mampu menyatu dengan ibu dan keluarganya. Screening antenatal, pelayanan intrapartum, perawatan intensive pada neonatal, dan pengakhiran yang profesional dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan kode etik profesi bidan merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan profesional bidan.

3.2 Saran

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwardoyo, Purwa, 1989. Etika Medis, Yogyakarta, Balai Pustaka Heni, 2009. Etika Profesi Kebidanan, Yogyakarta. Fitramaya

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Terkait dengan realitas sosial budaya seperti itu, seberapa jauh kebijakan penetapan warisan budaya dunia bagi perkembangan kebudayaan yang telah dicatatkan itu,

Pengujian terdiri dari uji sifat fisis dan uji sifat mekanis baik tanah asli, maupun tanah yang telah dicampur berbagai variasi persentase abu ampas tebu dan 8% kapur, dengan

Energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang ini dapat digunakan, baik secara murni atau dicampur dengan bahan bakar lain.. Sifatnya yang ramah lingkungan,

Mengetahui bahwa nanti di kemudian hari ketika putranya menjadi raja akan memiliki musuh dari tanah Arab dan tanah Ajam, sang raja memerintahkan kepada patihnya yaitu

Siti Hasunah, 2013, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di BPS Ny.Siti Hasunah, Candi-sidoarjo Sitti Asyirah, 2012,

Ibu hamil dengan status paritas > 3 beresiko tinggi terjadi anemia karena seorang ibu yang sering melahirkan akan mengalami peningkatan volume plasma darah