• Tidak ada hasil yang ditemukan

subjek realitas pengetahuan dan negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "subjek realitas pengetahuan dan negara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Syarat pengambilan nilai UTS di kelas sejarah filsafat modern, dengan menulis essai ini, menghadirkan subjek “Aku“ dalam metode rasionalitasnya. Konsep subjek ini juga dijelaskan dalam karya nya yang berjudul Discaurse on Method, diluncurkan pada tahun 1637 yang mencerminkan perkembangan intelektualnya dalam menginterpretasi dirinya sebagai subjek. Meditasi keraguan yang dilakukan oleh Descartes yang terkenal dengan “aku berpikir maka aku ada” merupakan suatu hasil pemikiran Descartes yang digelisahkan dengan ketidakpastian pemikiran skolastik, sehingga Descartes ingin menemukan kebenaran yang pasti yang dilaluinya dengan metode keraguan tersebut, kebenaran pasti yang terdapat pada subjek yang berpikir, sehingga subjek yang berpikir menyadari eksistensi dari tubuhnya disebabkan oleh keberpikiran subjek. Bagi Descartes, ketika subjek berpikir satu-satunya yang tidak dapat diragukan adalah eksistensi dari dirinya sendiri, dan dia tidak meragukan bahwa dia sedang ragu-ragu, dengan kata lain, kesangsian secara langsung menyatakan adanya aku sebagai subjek dan pikiranku kebenaranya bersifat pasti dan tidak tergoyahkan. Kepastian terhadap adanya subjektivitas inilah semua filsafat Rene Descartes cenderung pada subjektivisme. Berpikirnya subjek terhadap dirinya yang berpikir sebenarnya sudah dimulai oleh Descartes jauh sebelum mengeluarkan buku Discaurse on Method, dimana usaha Descartes tampak jelas dengan latar belakangnya dalam membuktikan kepastian terhadap subjek. Pada tahun 1628, Descartes berada di Paris, dimana dia membuat dirinya terkenal saat bertentangan dengan Chandoux, karena Chandoux meyakini bahwa ilmu hanya didasarkan kemungkinan, pertentangan yang dilakukan Descartes ini membuktikan adanya subjek yang berpikir, fakta lain misalnya, Issac Beeckman mendorong Descartes untuk memberikan sejumlah masalah-masalah fisika dan matematika untuk didiskusikan, sehingga karya penting pertamanya yaitu Regulae or Rules for the Direction Mind, yang ditulis 1628, ini juga membuktikan subjek yang berpikir sehingga keeksistensian nya dalam menciptakan buku dan pemikiran nya merupakan adanya kepastian subjek. Namun, secara Metode Descartes baru mengeluarkan karya terbarunya yang berisi menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan di pergunakan dalam aktivitas ilmiah, disini lah Descartes memberikan konsep dengan diktum nya yang terkenal, dengan proses meditasi keraguan, sehingga menghasilkan “I think, therefore I am” Yang menjadikan subjek parameter utama yang dapat berpikir semuanya dan dianggap benar dalam ranah rasionalitas. Dengan menjadikan subjek yang berpikir menjadi parameter pertama dalam kebenaran, tentu Descartes menginginkan kebenaran pengetahuan yang rasional dan sistematis dimulai dengan mempertanyakan pengetahuan kita terhadap benda-benda sehingga yang paling fundamental dalam mencari kebenaran pengetahuan bagi Descartes adalah subjek yang senantiasa merujuk pada prinsip “Cogito Ergo Sum”.

(2)

yaitu Lock sudah menyatakan “ tidak ada sesuatu didalam pikiran kita tanpa didahului pengalaman “ atau dirumuskan dengan Nihik Est Intelletu Quod Non Prius Feurit In Sense, pernyataan ini juga berupa kritikan terhadap Descartes. Tetapi Hume mempertegas teori ini dalam bukunya Treatise of Hume Nature dengan cara membedakan ide dan kesan, karena ide yang kita miliki datang dari kesan-kesan indrawi yang mencakup passion dan emosi. Baginya pengalaman lebih dari pada rasio sebagai sumber pengetahuan, naluri ilmiah manusia berupa dunia eksternal, masa depan, sebab-sebab dan kepastian dapat memungkinkan manusia untuk memperoleh pengetahuan. Teori Hume ini meruntuhkan teori rasionalisme Descartes yang menyatakan pengetahuan manusia berasal dari rasio atau akal, bagi Hume pengetahuan pada subjek datang dari kesan indrawi, dan kesan indrawi merupakan material ide, dimana ide di abstraksi yang menghasilkan konsep. Dengan kata lain pengetahuan itu datang dari pengalaman yang diterima oleh kesan indrawi, sehingga mendorong kita untuk melakukan observasi yang menjadi indikator dalam kebenaran dari pengetahuan kita. Hume tidak menerima substansi seperti Descartes, yang mana manusia telah membawa substansi mind dan materi, sebab bagi Hume, subjek hanya mengalami kesan-kesan indrawi yang apa adanya tentang beberapa ciri yang selalu hadir bersamaan yang mana dari kesan ini muncul gagasan kita. Berbeda sama sekali dengan Descartes yang mana Descartes memperkenalkan dua jenis pengetahuan yaitu pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis. Pengetahuan praktis terkait dengan objek-objek konkret seperti api,air,udara,planet dan lain-lain; sedangkan pengetahuan spekulatif menyangkut hal-hal yang bersifat filosofis, berkat kedua pengetahuan inilah manusia menjadi penguasa alam. Namun, bagi David Hume apa yang diketahui manusia terbatas pada persepsi panca indra kita saja, kita hanya bisa melihat gejala-gejala yang menjadi pengetahuan kita, namun kita tidak bisa mengamati kausalitas dari gejala tersebut, karena kita tidak akan pernah tahu realitas yang sebenarnya. Dengan kata lain, penangkapan manusia terhadap realitas selalu cenderung mengikuti sudut pandang nya. Tidak hanya Hume, John Lock yang menjadi pendahulu memperkenalkan Empirisme juga memaparkan konsepnya mengenai cara manusia memperoleh pengetahuan, Hume dan Lock menolak sama sekali bahwa pengetahuan manusia berasal dari rasio, tapi Lock sedikit memiliki perbedaan dengan Hume, Hume telah mengkritik lock, bagi Hume ,Lock juga dipengaruhi oleh eksistensi substansi. Menurut Lock, seluruh pengetahuan berasal dari pengalaman manusia, berarti Lock meyakini bahwa ada pengetahuan di alam realitas, dimana pada realitas manusia menangkap aktivitas indrawi yaitu segala aktivitas material yang berhubungan dengan panca indra manusia, tetapi Lock memberikan peran rasio dalam konsep nya, yaitu Lock meyakini bahwa Rasio hanya berfungsi membantu manusia mengolah pengalaman-pengalaman yang di tangkap oleh aktivitas indrawi di realitas. Karena bagi Lock, ketika manusia mengalami sesuatu, rasio manusia masih belum berfungsi atau masih kosong (tabula rasa) yang kemudian mendapat isi nya dengan pengalaman-pengalaman dari realitas, dapat diartikan, bahwa lock memaparkan, bahwa realitas telah menyediakan pengetahuan tersebut yang didapatkan melaui pengalaman.

(3)

membicarakan realitas secara berbeda, yaitu Leibniz. Leibniz memaparkan keberadaan Monad sebagai pembentuk dari realitas, bagi Leibniz, substansi memiliki tingkatan yang berbeda dan tidak serupa, dan orang harus mengartikan suatu substansi dalam hubungan keseluruhan dari atributnya, yang mana totalitas konsep ini menggambarkan dan memberikan pengertian apa yang disebut Leibniz sebagai “Monad”, yang mana monad-monad ini adalah individu-individu yang membentuk realitas (Dunia), dan Leibniz menganggap bahwa waktu dan ruang juga memiliki realitas karena perbedaan dari masing-masing monad yang membentuk realitas. Namun realitas yang kompleks menimbulkan berbagai permasalahan dalam kehidupan manusia, dimana pada dunia real manusia saling menjatuhkan satu sama lain, berbagai pertentangan terjadi terhadap manusia, sehingga untuk menjamin keamanan setiap orang pada dunia real, manusia akhirnya membutuhkan penjamin, dengan apa yang disebut sebagai Kontrak social (Negara). Negara dibentuk sebagai wujud dari kebutuhan manusia untuk merealisasikan kemanusiaannya. Thomas Hobbes dalam persepektifnya, jauh sebelum negara terbentuk, pada dasarnya dalam kondisi alamiah,manusia cenderung bertindak bebas dan Selfish berusaha mempertahankan dengan cara menguasai orang lain, sehingga konflik antar manusia tidak dapat dihindari, tidak salah jika teori negara menurut Hobbes sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial yang alaminya. Dengan adanya kehendak yang sama akan menimbulkan clash of interest (benturan kepentingan), sehingga bagi Hobbes bahwasanya dengan kekuasaan yang tertib dan kuat adalah kekuasaan yang berada dibawah satu orang yang diberikan kedaulatan oleh rakyatnya, dimana setelah rakyat memberikan hak-hak nya, rakyat tidak dapat lagi menarik hak-hak nya dari penguasa kecuali sang penguasa memberikan nya, dengan demikian rakyat akan tertib karena takut akan kekuasaan diluar kontrak yang dijalankan nya. Kondisi pemerintahan yang absolute seperti inilah yang di anggap oleh Hobbes mampu mengatasi konflik sesama manusia. Berbeda sama sekali dengan John Lock bahwasanya sumber kewenangan yang diberikan Trustor pada trustee tidak lain adalah kewenangan dari masyarakat, bagi Lock prinsip dalam negara yaitu dalam menggerakan persetujuan untuk membentuk kontral sosial bukan karena rasa takut atas kehancuran seperti Hobbes, melainkan keinginan menghindari dari gangguan keadaan alamiah, dimana negara tidak bersifat otoriter terhadap masyarakat tetapi hanya sebagai pengawas, agar diantara trustor dan Trustee harus beneficiary, dan kewenangan yang diberikan kepada Trustee sangatlah terbatas dan bisa saja sewaktu-waktu ditarik kembali.

Subjek yang berpikir ternyata memberikan pengetahuan yang cenderung berbeda terhadap dirinya, Karena penafsiran nya dalam menginterpretasi realitas berbeda, sehingga problem dalam realitas menjadi kompleks sama sekali, yang membuat manusia selfish dengan rasio yang dimilikinya, dan pada akhirnya manusia menciptakan letupan ide untuk menjamin kehidupan kemanusiaan. Dengan menjalin dan membentuk kontrak sosial yang kita kenal dengan negara, keberpikiran manusia menggunakan rasio yang mendapatkan pengetahuan dari realitas membuat manusia jauh dari alam, karena output pemikiran manusia memacu manusia untuk saling bersaing. Kebersaingan membuat hilangnya kepekaan perasaan pada manusia dan membuat manusia tidak merindukan alam, seperti pemaparan Jean Jesque Roussou, dengan Romantisme, manusia akan memiliki kepekaan perasaan untuk membuat manusia kembali ke alam atau Back to Nature.

Sumber bacaan :

Catatan di kelas Sejarah Filsafat Modern

(4)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian Kepustakaan (Library Research), untuk memperoleh data secara teoritis, maka penulis mengum pulkan bahan dan literatur yang berhubungan dengan masalah ppembinaan anak

Dalam episode Si Doel Anak Sekolahan episode 17 yang bertema “Wah…Krisis” berceritakan di pagi hari yang cerah Mandra yang sedang sakit diajak narik oplet oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Struktur Dana ( Cost OF Loanable Funds ) sebagai variable independen pertama (X 1 ) dan Aktiva Produktif ( Base Lending

Dari peta kendali tersebut, terlihat bahwa tidak ada pengamatan yang berada di luar batas kendali sehingga dapat dikatakan bahwa jenis cacat crack telah terkendali.. Gambar 7

Hal ini memberikan contoh kepada kita bahwa metode penerjemahan company profile ini menggunakan metode borrowing, karena kata tersebut tidak ada padanan kata dalam bahsa

Pada akhirnya, satu-satunya sumber belajar yang digunakan pada pembelajaran sejarah adalah buku paket dan beberapa media gambar tokoh-tokoh pahlawan yang masih belum

Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan

Uji coba ini dilakukan untuk menemukan kemungkinan terjadinya kesalahan jika media diujikan di lapangan. Setelah itu dilakukan revisi untuk memperbaiki produk