Filsafat Ilmu : Pentingnya Filsafat Bagi Manusia
Pendahuluan
“Kalau hidup hanya sekedar hidup, kera dihutan juga hidup. Kalau kerja
hanya sekedar kerja, kerbau disawah juga bekerja”1. Seperti itu lah Buya Hamka
menggambarkan manusia, hidup jangan hanya sekedar hidup saja, tapi hidup juga
harus berfikir bagaimana cara menjalani hidup yang baik. Berfikir sering kali
diartikan oleh orang kebanyakan adalah suatu cara orang berfilsafat, berfilsafat
didorong oleh keinginan untuk memahamkan apa yang telah kita ketahui dan
untuk mengetahui apa yang belum kita ketahui. Berfilsafat bisa juga diartikan
dengan merendahkan hati bahwa tidak semuanya mampu kita ketahui dalam alam
semesta ini.
Bekerja jangan asal bekerja, tapi bekerjalah dengan ilmu. Ilmu merupakan
pengetahuan yang selalu kita geluti sejak kita memasuki bangku pelajaran
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Berfilsafat dengan ilmu bearti kita harus
jujur dengan diri kita sendiri, akan apa yang kita ketahui tentang ilmu, bagaimana
ilmu memberikan kita pengetahuan tentang sesuatu yang belum kita ketahui.
Berfilsafat secara dasariah adalah salah satu cara untuk mengetahui siapa
kita, potensi apa yang kita miliki, dan apa orientasi kita terhadap suatu bidang
ilmu yang harus kita kuasai dengan cara memunculkan pertanyaan untuk diri kita.
Siapa aku? Ingin kemana aku? Apa tujuan hidup aku?. Pertanyaan-pertanyaan
seperti ini sering, dan pasti akan selalu muncul oleh para filosof sebelum
memahami apa hakekat yang sebenarnya dari filsafat, mencari dan terus mencari
A. Pengertian Filsafat
Berbicara soal filsafat ingatan kita cendrung akan teringat kepada sebuah
negara yaitu Yunani Kuno, ya dari negara inilah kata filsafat berasal yang berasal
dari dua suku kata “philos” dan “shofia”. Philos bearti cinta yang sangat
mendalam dan shopia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Secara harfiah dapat
disimpulkan bahwa filsafat adalah kecintaan yang sangat mendalam akan kearifan
dan kebijaksanaan.
Seseorang yang sedang berfilsafat diumpamakan laksana orang yang sedang
menginjakkan kakinya dibumi, sedangkan dia menengadah jauh kelangit melihat
bintang-bintang dimalam hari, seakan dirinya ingin menembus gelapnya malam
untuk mengetahui sebuah kebenaran dibalik cahaya bintang dan kegelapan yang
menyelimuti malam. Atau bagaikan seorang yang berdiri di atas bukit yang tinggi
yang kemudian melihat kelembah dan ngarai, dia ingin menyibak sebuah
kebenaran dibawah lembah yang dalam dan kelam, dia ingin menghadirkan
dirinya dalam sebuah kenyataan alam semesta yang ditatapnya.
Sebelum membahas tentang pengertian filsafat ada baiknya kita singgung
sedikit terkait karakteristik filsafat, dalam sebuah buku Filsafat Imu Sebuah
Pengantar Popular menuliskan karakteristik filsafat2 itu adalah pertama
menyeluruh, seorang ilmuwan atau filosof tidak akan pernah puas dengan
memahami sebuah ilmu dari sudut pandang ilmu itu sendiri, kadang mereka
berusaha menemukan sebuah konstelasi hakekat sebuah ilmu dari sudut pandang
ilmu yang lain. Apakah itu dilihat dari sudut pandang moral, agama, sosial,
politik, lingkungan dan berbagai aspek lainnya. Dari sinilah muncul sifat filsafat
itu secara menyeluruh melihat dan memahami hakekat kebenaran dari sebuah
ilmu itu dari berbagai sudut pandang, kajian dan penelitian.
Karakteristik kedua filsafat adalah mendasar, orang yang berfilsafat tidak
hanya menengadahkan pandangannya melihat bintang, tapi juga sering dan selalu
melihat tempat dia menginjakkan kakinya, bahkan sampai jauh kedasar tempat dia
berpijak. Dia tidak percaya begitu saja akan kebenaran ilmu, dia akan selalu
bertanya dan bertanya hingga memunculkan siklus pertanyaan melingkar yang
dimulai dari suatu titik permulaan pertanyaan, Mengapa ilmu dapat disebut benar?
Bagaimana proses penilaian kriteria kebenaran? Dan masih banyak lagi
pertanyaan-pertanyaan hingga dia menemukan sndiri kebenaran atau bantahan
dari sebuah kebenaran ilmu.
Karakteristik filsafat yang ketiga adalah spekulasi, terus terang kita tidak
akan mampu memahami seluruh pengetahuan yang ada secara keseluruhan dan
bahkan kita juga tidak yakin akan sebuah titik awal yang menjadi jangkar
pemikiran secara mendasar. Dalam hal ini kita hanya butuh berspekulasi terhadap
sebuah penggalian dan pencarian kebenaran akan ilmu. Menyusur sebuah
lingkaran pertanyaan kita harus mulai dari suatu titik spekulatifnya, yang penting
dalam proses, analisis dan pembuktian kebenaran ilmu, kita mampu memisahkan
spekulasi mana yang bisa diandalkan dan mana yang tidak bisa diandalkan.
Setelah membahas karakteristik filsafat, selanjutnya kita coba secara singkat
pengertian filsafat. Kajian secara teori, banyak pakar ahli filsafat mendefenisikan
Conny Semiawan, at al (1998 : 45)3 menyatakan bahwa filsafat ilmu pada
dasarnya adalah ilmu yang berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of
sciences) yang kedudukannya di atas ilmu lainnya.
Suriasumantri (2005) menyatakan bahwa filsafat sebagai bagian dari sebuah
epistemologi (filsafat pengetahuan) yang memunculkan lingkaran pertanyaan
untuk mencari proses pembenaran, yang dimulai dari sebuah titik awal pertanyaan
yang sangat mendasar tentang apa yang ditelah oleh ilmu?.
John Brubcher, Mengemukakan filsafat berasal dari bahasa Yunani
Philosophia, terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang
berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga istilah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya.
Harun Nasution, filsafat ialah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan
bebas (tidak terikat pada tradisi, dan agama) dan dengan sedalam-dalamnya,
sehingga ke dasar-dasar persoalan.
Imam Barnadib, Menyebut filsafat sebagai pandangan yang menyeluruh dan
sistematis. Disebut menyeluruh, karena filsafat bukan hanya sekedar pengetahuan,
malinkan suatu pandangan yang dapat menembus di balik pengetahuan itu sendiri.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan, terkait apa itu filsafat? Filsafat adalah
induk dari semua ilmu dan awal dari langkah mencari dan pembuktian akan
kebenaran sebuah ilmu yang sudah ada sebelumnya dan melahirkan akan
kebenaran ilmu pengetahuan dengan cara penelitian yang menggunakan akal budi
mengenai hakekat segala yang ada, sebab, asal usul dan hukumnya.
B. Hubungan Manusia dan Filsafat
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang telah mencapai derajat
sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah lainnya, termasuk
diantaranya malaikat, jin, binatang dan lain-lain. Diantara kesempurnaan itu
terlihat dari ciri-ciri manusia yang memiliki jasmani (fisik) yang terdiri dari kapur,
air dan tanah yang bagus, ruh yang berfungsi untuk menggerakkan jasmani dan
jiwa yang didalamnya ada rasa dan perasaan, yang terdiri dari 3 unsur :
Syahwat (Lawwamah) darah hitam, yang dipengaruhi oleh sifat Jin, seperti
rakus, pemalas, dan serakah.
Ghodob (Ammarah) darah merah, yang dipengaruhi oleh sifat setan, seperti
sombong dan merusak.
Natiqoh (Muthmainah) darah putih, yang dipengaruhi oleh sifat malaikat,
seperti bijaksana, tenang, berbudi luhur.
Otak merupakan alat dalam menjalankan dan mengendalikan jiwa yang
didalamnya terdapat tiga bagian, yaitu : Akal (timbangan) antara hak dan yang
bathil, Pikir (hitungan) tentang untung dan rugi, Zikir (ingatan) tentang
menghambbakan diri kepada sang pencipta.
Filsafat adalah induk semua ilmu yang ada dalam semesta ini, manusia
berfilsafat guna mencari kebenaran dari sebuah ilmu, manusia berfilsafat untuk
melatih otak yang diberikan oleh Allah untuk berfikir, berfikir apabila memakai
sifat Natiqoh maka akan tercipta sebuah penemuan yang bermanfaat dari cabang
filsafat ilmu, jika otak dipakai dengan menggunakan Syahwat dan Ghodob maka
seperti contoh, ditemukannya semacam virus H2C dalam ilmu kesehatan, yang
kemudian disebar keseluruh dunia dan dikenal dengan nama penyakit HIV.
Begitulah hubungan antara manusia dan filsafat yang saling mengisi,
manusia mempelajari ilmu yang kemudian disebut berfilsafat, filsafat memberikan
titik temu antara kebutuhan manusia dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dalam menguak sebuah kebenaran dari cabang ilmu. Selagi manusia masih
berfikir positif maka akan terus tercipta pembaharuan-pembaharuan dari ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi manusia berikutnya dan akan lahir
peradaban-peradaban baru dalam dunia ini. Namun apabila manusia sudah berhenti berfikir
atau berfikir negatif maka peradaban yang sudah ada akan hancur dan terciptalah
penemuan-penemuan yang menyesatkan dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan
yang digeluti oleh filsuf.
C. Pentingnya Filsafat
Ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan yang berkembang dengan
pesatnya, perkembangan ilmu pengetahuan tak akan pernah lepas dari kajian dan
studi ilmiah. Filsafat merupakan induk semua ilmu dalam rangka mencari
pembenaran dalam sebuah ilmu pengetahuan.
Filsafat merupakan perbincangan untuk mencari hakekat dari gejala yang
ada atau mencari sesuatu dari segala yang ada. Dalam artian filsafat adalah
landasan utama dari segala hal, tumpuan dari segala hal, maka jika salah dalam
mengaplikasikan filsafat dalam kehidupan tentu akan sangat berbahaya bagi
kelangsungan kehidupan umat manusia.
Untuk itu perlu kita ketahui apa pentingnya filsafat bagi manusia, secara
Sebelum memahami arti penting filsafat tentu perlu juga kita ketahui apa tujuan
filsafat. Menurut Barber (1988)4 tujuan filsafat sering dicirikan dengan pencarian
kepastian dan kebenaran, bukan hanya mengejar kemurnian metodologis atau
pemahaman yang kritis pada diri sendiri. Kepastian merujuk pada kebebasan dari
kontingensi dan aspirasi untuk mencapai pengetahuan yang tak tergoyahkan.
Belajar filsafat mencari jawaban dari setiap pertanyaan yang muncul dalam
otak manusia, merenungi setiap detik hembusan nafas yang keluar dari dalam
rongga hidung, memahami setiap detak nadi yang terletak dipergelangan tangan
kita.
Beberapa manfaat atau pentingnya filsafat bagi manusia, pertama bisa
dikelompokkan pentingnya filsafat bagi diri sendiri, kedua, pentingnya filsafat
bagi umat (manusia), ketiga, pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan.
Pentingnya filsafat untuk diri sendiri :
Filsafat memberikan ketentraman dalam hal pemikiran, dan segala sesuatu itu
tidak nampak seperti apa adanya.
Filsafat mengantarkan manusia pada derajat yang dijanjikan Allah, derajat
kemulian.
Filsafat mampu menjawab pertanyaan siapa kita, mau kemana kita
Berfilsafat mampu memberikan kepuasan diri dalam hal pencarian kebenaran
yang sebenarnya.
Berfilsafat mampu membuat kita untuk berfikir kritis dan mengembangkan
kemampuan kita dalam hal menyampaikan pendapat yang benar, menalar
Pentingnya filsafat bagi umat :
Filsafat akan membimbing manusia menemukan jawaban dari semua
pertanyaan yang ada dalam pemikiran manusia
Filsafat akan memberikan manusia pandangan hidup, cara dan untuk bertahan
hidup.
Menjadi sumber inspirasi dan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti ekonomi, politik, sosial, dan agama.
Filsafat mengajarkan manusia untuk berfikir secara bijaksana dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dalam kehidupannya dengan cara
berfikir secara logika.
Pentingnya filsafat bagi ilmu pengetahuan :
Dalam penelitian ilmu pengetahuan selalu berhubungan dengan apa yang dilhat,
atau yang sering disebut dengan menggejala atau mewujud. Jika kehidupan
pengetahuan itu diibarat dengan pohon, maka filsafat adalah akarnya, sedangkan
batang, daun, ranting, dahan, bunga dan buah menjadi cabang ilmu pengetahuan
yang ada didalamnya.
Sebagai induk (akar) dari semua ilmu pengetahuan, filsafat akan terus
berkembang untuk melahirkan penemuan-penemuan baru dibidang ilmu
pengetahuan, sebagai contoh, pada tahun 90-an di Indonesia untuk berkomunikasi
dengan sahabat, sanak saudara yang ada diperantauan kita harus terlebih dahulu
pergi kewartel, atau mengirimkan surat, dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan sekarang manusia sudah bisa mengasih kabar berita kepada kawan
Dalam filsafat akan selalu orang mempersoalkan akar masalah, manusia tidak mau
menerima begitu saja, seperti dulu orang mengganggap bahwa bumi ini datar dan
pasti ada ujungnya, namun berkembangnya ilmu maka ditemukanlah bahwa bumi
ini bulat. Filsafat menguak keterbatasan manusia untuk mengetahui semua ilmu
pengetahuan, dengan berfilsafat yang tersembunyi dibalik lampisan bumi yang
terdalam.
Berfilsafat dalam ilmu pengetahuan akan memunculkan hakekat kebenaran dari
sebuah ilmu yang selama ini diyakini oleh manusia. Berfilsafat akan melahirkan
ilmu-ilmu baru yang akan bermanfaat bagi manusia.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan pentingnya filsafat bagi manusia,
untuk menjaga stabilitas keilmuan yang sudah ada dengan terus dimodifikasi
dengan penelitian ilmiah, mencari hakekat kebenaran dari ilmu, dan menciptakan
ilmu pengetahuan yang berguna bagi generasi selanjutnya guna meneruskan
peradaban dunia.
D. Kesimpulan dan Rekomendasi
Cogito ergo sum (Karena berfikir maka saya ada) Rene Descrates pada abad
17 seorang filosof termasur dan terkenal dengan pelopor filsafat modern dan
pelopor pembaharuan . Berfilsafat adalah proses berfikir bagi manusia untuk terus
menunjukkan keberadaannya.
Filsafat adalah proses mencari hakekat kebenaran dari ilmu, tanpa
memandang batas pemikiran dengan menggunakan akal dan logika. Manusia yang
berfilsafat akan hidup selamanya, dalam artian penemuan-penemuannya dalam
Pentingnya filsafat bagi manusia untuk menjaga peradaban kehidupan,
apabila manusia berhenti berfilsafat itu artinya manusia berhenti berfikir, ketika
manusia sudah berhenti berfikir, maka sudah hancur seluruh peradaban di bumi
ini. Setiap perkembangan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari filsafat akan
memunculkan peradaban baru. Berfikirlah sebelum peradaban ini hancur.
“Ketidaktahuan adalah kutukan dari Tuhan, pengetahuan adalah sayap
Daftar Pustaka
Gaus F. Gerald, Kukathus Chandran. 2013. Handbook Teori Politik. Nusa Media, Ujung Berung, Bandung
Kuntjojo, 2009. Drs. Filsafat Ilmu: https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/11/ filsafat-ilmu.pdf
Saebani, Beni Ahmad. 2009. Filsafat Ilmu-Kontemplasi Filosofis Tentang Seluk Beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan. CV. Pustaka Setia, Bandung.
Surajiyo, 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Suriasumantri. S. Jujun, 2003. Cetakan ketujuh. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Snijders Adelbert, 2006. Manusia dan Kebenaran. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Pandia Wisma, Modul Kuliah. Filsafat Ilmu. Sekolah Tinggi Theologi Injili Philadelphia. Amerika.