• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Filsafat Sains dan Teologi deng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hubungan Filsafat Sains dan Teologi deng"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PAPER FILSAFAT ILMU

“Hubungan Filsafat, Sains dan Teologi dengan Seks Bebas

di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta”

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TUGAS PAPER FILSAFAT ILMU

“Hubungan Filsafat, Sains dan Teologi dengan Seks Bebas

di Kalangan Mahasiswa Yogyakarta”

Oleh :

Reza Dwiriastuti 12201241005 Dyah Retna Palupi 12201241010 Arief Kurniatama 12201241022 Erlina Hidayati 12201241025

Azizi 12201241028

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

“Hubungan Filsafat, Sains dan Teologi dengan Seks Bebas

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini pengaruh globalisasi di kalangan masyarakat Indonesia, khususnya pada mahasiswa di kota Yogyakarta mulai mendapatkan perhatian serius. Pasalnya dengan terbukanya arus komunikasi dan informasi secara bebas, mengakibatkan munculnya rasa keingintahuan pada diri seseorang terhadap hal atau objek tertentu, seperti pengalaman seksual.

Menurut Iip Wijayanto selaku Direktur Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan Humaniora (LSCK PUSBIH) menyatakan bahwa 97,05% mahasiswi di kota Yogyakarta sudah tidak lagi perawan. Hal yang sama juga dilakukan terhadap 27 SMU di kotamadya Medan pada tahun 1997 sebesar 85,2%. Wajar jika seks bebas di kalangan mahasiswa mendapatkan sorotan lebih dari masyarakat.

Selain itu, ada banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya seks bebas di kalangan mahasiswa, yakni mudahnya akses pembelian kondom yang tersedia di toko-toko atau swalayan pinggir jalan, penyalahgunaan internet sebagai media tontonan rekaman dari video porno, dan maraknya tempat prostitusi semisal losmen dan hotel melati.

Disamping itu pula, peran orang tua dalam mengontrol anak-anaknya termasuk anak kos bukanlah hal yang sepele. Kebebasan yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya ternyata malah disalahgunakan pada hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan. Jika dipandang dari segi agama, tentulah semua agama akan melarang perbuatan semacam ini. Kehidupan sosial pada masyarakat kota Yogyakarta juga mulai tergerus oleh adanya pengaruh globalisasi ini. Mahasiswa yang tinggal di kos, tanpa adanya induk semang akan lebih leluasa menyalahkan peraturan dengan membawa masuk kekasihnya ke dalam kamar.

(3)

Mungkin dari hal ini para pelajar akan lebih dalam lagi ketika berpikir dan bertindak. Tentunya dengan filsafat seseorang akan lebih bijak dalam berpikir untuk masa depan yang lebih cerah.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah filsafat, sains, dan teologi?

2. Bagaimana hubungan ketiganya (filsafat, sains, teologi) dengan seks bebas

3. Bagaimana kehidupan sosial mahasiswa di kota Yogyakarta?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat, sains, dan teologi

2. Untuk mengetahui hubungan ketiganya (filsafat, sains dan teologi) dengan seks bebas.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Filsafat, Sains, dan Teologi

Sebelum mulai mengkaji hubungan filsafat, sains, dan teologi dengan seks bebas. Kiranya hakikat filsafat, sains dan teologi mutlak diperlukan.

Jika dilihat dari asal-usul katanya (etimologis), istilah filsafat berasal dari kata falsafah yang berasal dari bahasa Arab. Istilah ini juga diadopsi dari bahasa Yunani, yaitu dari kata ‘philosophia’, yang terdiri dari kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, secara etimologis, filsafat dapat diartikan sebagai cinta pada kebijaksanaan. Jadi, orang yang belajar filsafat bisa diartikan sebagai orang yang memiliki cinta yang besar pada kebijaksanaan (Hidayat, 2002:6). Sehingga filsafat bisa diartikan sebagai sebuah sistem pemikiran, atau lebih tepat lagi cara berpikir yang bersifat terbuka, artinya terbuka untuk dipertanyakan dan dipersoalkan kembali (A. Sonny Keraf dan Mikhael Dua, 2001:14).

Selanjutnya, sains (science) berasal dari kata Latin Scientia yang berarti pengetahuan. Kata ini berasal dari bentuk kata kerja scire yang artinya mempelajari, mengetahui. Pada mulanya cakupan ilmu (science) secara etimologis menunjuk pada pengetahuan semata-mata, pengetahuan apa saja. Jadi, pengertian ilmu (science) ini mengalami perluasan arti, sehingga menunjuk pada segenap pengetahuan sistematik (systematic knowledge).

(5)

Menurut Muladi, sain (science) harus diartikan sebagai “a scientific method a process for evaluating empirical knowledge” or “the organized body of knowledge gained by the process”.

Kemudian teologi membahas mengenai ilmu dari segi keagamaan dan keimanan. Teologi dapat membantu seseorang untuk tidak melakukan hal yang tidak baik, karena dalam ilmu keagamaan terdapat batasan yang dapat dilakukan dan tidak dapat dilakukan oleh seseorang. Apabila seseorang tersebut telah paham tentang ilmu keagaaman atau teologi, tentu ia akan menghindari hal-hal yang tidak baik dan dilarang agama, yaitu salah satunya adalah seks bebas. oleh karena itu, seseorang yang melakukan seks bebas tentu saja tidak memiliki pemahaman dan penanaman nilai keagamaan yang baik.

B. Hubungan Ketiganya (Filsafat, Sains, Teologi) dengan Seks Bebas

Dalam hal ini, hubungan ketiganya dengan seks bebas yakni membentuk fondasi yang kokoh agar dapat berpikir sebelum bertindak. Apalagi dalam ilmu ketuhanan dijelaskan juga tentang batasan seorang manusia baik laki-laki atau perempuan. Aturan agama yang ketat juga menjadikan manusia harus berpikir lebih jelih terkait dengan penyimpangan perilaku yang akan dilakukan.

(6)

Apabila seseorang tersebut telah paham tentang ilmu keagaaman atau teologi, tentu ia akan menghindari hal-hal yang tidak baik dan dilarang agama, yaitu salah satunya adalah seks bebas. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan seks bebas tentu saja tidak memiliki pemahaman dan penanaman nilai keagamaan yang baik.

Setelah itu, ditambahkan dengan pemahaman dari sifat dinamis pada ilmu pengetahuan sebagai suatu bentuk aktivitas, yaitu sebagai suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh manusia,berupa rangkaian aktivitas.

Seperti yang disampaikan oleh Paul Freedman bahwa ilmu adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang melalui pelaksanaannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan pemahaman tentang alam yang senantiasa lebih cermat dan lebih meningkat, pada suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan diri sendiri terhadapnya dan mengubah lingkungannya dan mengubah ciri-cirinya sendiri.

C. Kehidupan Sosial Mahasiswa di Kota Yogyakarta

Pada kenyataannya bahwa kehidupan sosial mahasiswa di kota Yogyakarta hampir sebagian besar dapat dilihat dari sikap dan tutur kata ketika berinteraksi terhadap lawan jenis. Sikap-sikap mereka lebih liberal daripada orang tuanya. Mereka lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 1999 oleh Sahabat Remaja, suatu cabang LSM Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), 26% dari 359 remaja di Yogyakarta mengaku telah melakukan hubungan seks. Menurut PKBI, ‘akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pra-nikah, dengan satu atau berganti pasangan’.

(7)
(8)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan filsafat, sains dan teologi sangat berpengaruh dengan seks bebas. Karena dapat mengantisipasi maraknya perilaku menyimpang dari pergaulan remaja sekarang ini, khususnya pada mahasiswa. Jangan menjadikan alasan bahwa pacaran akan menguatkan hubungan. Bahwa sebaliknya demikian, pacaran akan menjadikan wabah terbesar dari maraknya perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa.

Bagi kalangan mahasiswi juga jangan terlalu sering mempertontonkan apa yang tidak sepatutnya ditontonkan. Lebih baik hal itu disimpan untuk di kemudian hari. Jika telah sah sebagai pasangan suami istri.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, H. Endang Saiffudin. 1987. Ilmu Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina Ilmu.

Keraf, A. Sony dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.

Nasoetion, Andi Hakim. 2008. Pengantar ke Filsafat Sains. Bogor: Litera Antar Nusa.

Nasrulloh. 2009. Survei Keperawan di Yogyakarta. Diakses dari http://survei-keperawanan-di-yogyakarta.htm pada tanggal 13 April 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe eksperimental laboratorium dengan percobaan dilakukan di dalam ruangan terkait dengan pengaruh konsentrasi natrium benzoat

Kultur bakteri ini menggunakan media TSA ( Tryptic Soy Agar ), media GSP ( Glutamat Starch Phenol ), dan media cair zobell. Perendaman ikan dilakukan setelah aklimatisasi

2.2 Perhitungan pusat massa baru sesuai dengan SNI pasal 5.4.3..

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat penambahan tepung sagu pada yoghurt sebanyak 2% dari volume susu segar memberikan perlakuan terbaik terhadap

Data pengamatan Tabel 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 memperlihatkan bahwa secara interaksi maupun tunggal pemberian sludge pulp dan TSP tidak memberikan pengaruh yang nyata

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu teknik analisa data dengan cara memaparkan data yang ada, dalam hal ini

Jika dua permukaan isometri secara lokal, kelengkungan Gauss sama pada titik