• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAPITALISME AMERIKA SERIKAT DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAPITALISME AMERIKA SERIKAT DI INDONESIA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Neola Hestu Prayogo NIM : 15/388873/PSP/05478 Matkul : Perspektif Politik Global

KAPITALISME AMERIKA SERIKAT DI INDONESIA STUDI KASUS

BARGAINING POSITION INDONESIA DAN FREEPORT PADA ISU

PERPANJANGAN KONTRAK FREEPORT DI INDONESIA”

Baru – baru ini masyarakat di Indonesia sedang mengalamai kegaduhan akan isu mengenai kelanjutan dari kontrak karya antara pemerintah Indonesia dengan Freeport. Pro kontra timbul pada masyarakat mengenai isu perpanjangan kontrak ini. Sebagaian besar masyarakat Indonesia menolak perpanjangan kontrak dengan Freeport dan meminta pemerintah Indonesia untuk mengolah sendiri pertambangan emas Freepot. Masyarakat menilai kerjsama investasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan Freeport dinilai lebih banyak menguntungkan Freeport dan cenderung negara Indonesia dirugikan.

Namun dari sisi pemerintah masih mengalami dilema terkait perpanjangan kontrak dengan Freeport, dimana salah satunya muncul dari kementerian ESDM yang meminta PT Freeport untuk segera memperpanjang kontraknya padahal kontrak karya akan berakhir di tahun 2021 dan berdasarkan peraturan pemerintah no 77 tahun 2014 seharusnya kontrak karya dengan Freeport baru dibicarakan pada saat dua tahun sebelum kontrak karya tersebut habis.1 Kementerian ESDM beralasan melakukan hal ini dikarenakan Presiden Jokowi ingin

memberikan jaminan kepastian kepada Freeport untuk tetap berinvestasi di Indonesia kedepannya dan pemerintah tidak punya alasan apapun untuk menghentikan investasi karena pemerintah sedang butuh investasi baik dari luar maupun dalam negeri.2

1 M. Zulfikar, “Ini Alasan Freeport Percepat Perpanjangan Kontrak Karya di Indonesia”, tribunnews.com

(daring), 23 November 2015, < http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/11/23/ini-alasan-freeport-percepat-perpanjangan-kontrak-karya-di-indonesia>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

(2)

Dari pihak Freeport sendiri berupaya keras untuk memperpanjang kontraknya dengan pemerintah Indonesia dikarenakan Freeport menginginkan kepastian dalam menanaman investasinya senila 12 miliar dolar AS untuk menambang bawah tanah lebih jauh lagi guna mengeruk biji emas.3 Bahkan demi untuk melancarkan perpanjangan kontrak ini, CEO dari

PT. Freeport McMoran yakni James R Moffett di bulan Juli 2015 berkunjung langsung ke Jakarta guna menemui Presiden Jokowi untuk melaukan loby mengenai pembicaraan perpanjangan kontrak dari PT Freeport itu sendiri dan meminta agar segera diberikan jaminan atas investasi kedepannya di Indonesia. Atas kunjungan tersebut, dari pihak pemerintah terlihat memberikan sinyal positif mendukung dari penerusan kerjasama ini dan seolah mencari cara untuk agar kontrak karya Freeport bisa dipercepat sebelum ketentuan semestinya yakni dua tahun sebelum kontrak ini habis semestinya di tahun 2021. Pemerintah Indonesia berupaya mempercepat kontrak ini dengan dalih jika harus menunggu negoisasi kontrak sesuai dengan ketentuan dari undang – undang yang berlaku, maka dipastikan produsksi dari Freeport akan mengalami penurunan.4

Dari isu perpanjangan kontrak antara pemerintah Indonesia dengan Freeport ini melebar hingga pada lembaga legislatif indonesia dimana ketua DPR RI melakukan pertemuan dengan petinggi Freeport guna membahas perpanjangan kontrak dengan Freeport hingga pencatutan nama presiden dan wakil presiden yang dilakukan oleh ketua DPR RI terkait permintaan saham. Mulai dari Freeport hadir di Indonesia hingga rezim kekuasaan pemerintah Indonesia yang silih berganti, permasalahan negoisasi kontrak antara Indonesia dan Freeport terus terjadi dan cenderung terlihat pemerintah Indonesia tidak memiliki bargaining power yang kuat saat bernegoisasi dengan Freeport dalam membahas perpanjangan kontrak. Dimana terkadang hasil kontrak lebih menguntungkan Freeport daripada untuk kemaslahatan banyak orang, dengan dalih Indonesia membutuhkan investasi

3 ‘Ini Alasan Sudirman Said Bikin Surat Perpanjangan Kontrak Freeport,’ Berita Prima (daring), 2015, < http://nasional.beritaprima.com/ini-alasan-sudirman-said-bikin-surat-perpanjangan-kontrak-freeport/>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

(3)

membuat Indonesia tidak memiliki bargaining power saat bernegoisasi dengan berbagai Multi National Corporation seperti Freeport. Dari sini, penulis ingin menganalisa lebih dalam lagi bagimana bargaining position antara pemerintah Indonesia dan Freeport dalam kelanjutan isu perpanjangan kontrak Freeport di Indonesia yang akan habis di tahun 2021.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyusun rumusan masalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah bargaining position pemerintah Indonesia dan PT. Freeport pada isu mengenai perpanjangan kontrak karya PT Freeport di Inonesia?”

Dari rumusan masalah ini, penulis akan menganalisa lebih dalam bargaining position pemerintah Indonesia dan PT. Freeport dalam isu perpanjangan kontrak karya PT. Freeport di Indonesia ini dengan menggunakan perspektif strukturalisme. Perspektif strukturalisme memandang bahwa tatanan dunia ini yang kapitalis ini bersifat tidak seimbang dimana negara – negara kaya yang yang memiliki modal demi mencapai kepentingannya melakukan eksploitasi ke negara – negara miskin yang banyak membutuhkan ivestasi, disamping itu strukturalisme terbagi menjadi dua varian yakni dependecy theory dan world system theory.5

Penulis menggunakan perspektif ini dengan alasan dengan perspektif ini akan mampu menjawab rumusan masalah penulis, analisa ini dengan melihat pola hubungan antara Indonesia dengan Freeport menggunakan dependecy theory dan world system theory. Disamping itu penulis menggunakan level analisis foreign policy, foreign policy berfungsi sebagai alat untuk mencapai kepentingan nasional dipengaruhi tidak hanya oleh decision maker saja, melainkan juga oleh domestik dan konstelasi yang berkembang di dunia

(4)

internasional. Nau melihat operasi level analisis ini berada diantara systemic process dan level analisi domestik6.

Bagan 1. Kerangka konseptualisasi penulis

Pembahasan

Masuknya MNC seperti PT. Freeport-McMoRan di Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Dimulai pada akhir dasawarsa 1960-an, Indonesia yang merupakan negara dengan usia yang sangat muda dan baru saja merdeka dari penjajahan dengan berbagai macam permasalahan politik, keamanan, ekonomi dan hubungan dengan negara tetangga yang tidak harmonis. Salah satu masalah yang terbesar saat itu ada pada bidang ekonomi seperti banyaknya hutang negara, kemiskinan, kelaparan, kurangnya lapangan pekerjaan dan rendahnya investasi. Presiden Soeharto yang saat itu menjabat presiden Republik Indonesia kedua berencana mengundang investor asing atau penanaman modal asing. Untuk mendukung upaya tersebut, dibuatlah sebuah legalitas hukum dengan dikeluarkannya UU No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA). Salah satu hasilnya yakni masuknya PT. Freeport Indonesia sebagai MNC yang melakukan PMA pertama kali di Indonesia di bidang pertambangan umum mineral pada tahun 1968 dan menandatanganni kontrak karya dengan pemerintah Indonesia.7 Sampai saaat ini pemerintah Indonesia dan PT. Freeport

Indonesia telah melakukan kontrak karya sebanyak delapan generasi. Hingga sampai saat ini

6 H.R., Nau, Perspectives on International Relations: Power, Institutions, Ideas, 3rd edn, CQ Press, Washington D.C., 2012, p.59.

7

S. Ukar, Kronologis Kontrak Karya di Indonesia dan Usaha Pertambangan PT Freeport Indonesia, Prosiding, 2012, p. 337.

DEPENDENSI EKSPLOITASI

World Sytem Theory

CORE AMERIKA SERIKAT (FREEPORT MCMORAN)

PERIPHERY

(5)

kerjasama ekonomi terus berlangsung antara pemerintah Indonesia dengan Freeport. Nilai investasi Freeport di Indonesia sangat besar di sektor pertambangan.

Untuk melihat pola hubungan ekonomi anatara Indonesia dengan Freeport, penulis akan melihatnya melalui World System Theory. Wolrd system theory berupaya menghadapi perubahan struktur kelas dengan berfokus pada pandangan terhadap aspek ekonomi yang memiliki pengaruh pada bidang sosial, politik dan keamanan.8 World system theory ini

membagi negara maju dan negara berkembang menjadi core states, peripheral states dan semi pheriperal states.9 Pembagian ini guna untuk melihat hubungan antar negara di dalam

sistem ekonomi dunia. Core states merupakan negara maju kaya yang dianggap akan memperoleh keuntungan yang lebih besar dalam mekanisme produksi, sementara periphery states merupakan kumpulan negara berkembang yang menjadi penyedia sumber alam dan manusia yang dieksploitasi oleh core dan, semi periphery states sendiri merupakan negara yang tidak diklasifikasikan sebagai core atau peripherystates.10

Jika dilihat hubungan antara Indonesia dengan Freeport yang merupakan MNC yang induk perusahaannya ada di Amerika Serikat. Didalam sistem ekonomi dunia, Freeport ini merupakan bagian dari core dan Indonesia merupakanan bagian dari periphery. Dimana Freeport yang perusahaan induknya di Amerika Serikat ini berperan sebagai pemilik modal dari negara maju yang kaya yang melakukan mekanisme produksi di bidang pertambangan. Semetara Indonesia sebagai periphery menjadi penyedia sumber daya baik sumber daya alam berupa lokasi penambangan bagi Freeport dan sumber daya manusia berupa penyedia tenaga kerja bagi Freeport dalam menjalankan mekanisme produksinya. Hubungn ekonomi antara Freeport ini merupakan bentuk hubungan antara core dengan periphery. Hubungan ini terjadi akibat adanya kepentingan masing – masing baik dari Freeport sendiri juga dari Indonesia dalam bidang ekonomi yang menempatkan Freeport dan Indonesia dalam sistem ekonomi

8

I. Wallerstain, The Capitaliist World Economy, Pearson, New York, 2010, p. 197.

9

H.R., Nau, Perspectives on International Relations: Power, Institutions, Ideas, 3rd edn, CQ Press, Washington D.C., 2012, p.426.

10

(6)

dunia yang kapitalis. Dimana Freeport memiliki kepentigan dalam menjalankan produksinya di sektor pertambangan dan membutuhkan resources yakni lahan untuk penambangan untuk meningkatkan keuntungan yang di dapat Freeport dan Indonesia memiliki kepentingan untuk meningkatkan ivestasinya pada foreign direct investment demi meningkatkan perekonomian Indonesia.

Sistem ekonomi yang kapitalis ini pada akhirnya memunculkan dependensi Indonesia atas kehadiran Freeport untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ketergantungan ini membuat Indonesia sulit untuk lepas dari jerat Freeport. Ketergantungan Indonesia pada Freeport dapat kita lihat pada berbagai hal di bidang ekonomi. Diantaranya Freeport juga memberikan banyak beasiswa kepada masyarakat untuk bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak. Freeport memberikan bantuan keuangan juga kepada masyarakat di Papua dengan memberikan dana bergulir yang bisa digunakan oleh masyarakat sebagai pinjaman. Bahkan Freeport juga memberikan bantuan untuk pengembangan UMKM di Papua. Masyarakat Papua pun juga banyak yang menjadi karyawan di Freeport sendiri, dan hal ini bisa dikatakan bahwa adanya Freeport bisa menumbuhkan perekonomian di Papua. Apabila memang kontrak Freeport tidak dilanjutkan, maka hal tersebut bisa mempengaruhi perekonomian di Papua sendiri, baik perekonomian lokal maupun perekonomian rumah tangga masyarakat Papua.

Disamping itu, keuntungan langsung yang diperoleh Indonesia dari PT. Freeport pada tahun 2014 adalah $500 juta. Angka tersebut didapatkan dari pajak, royalti, dividen, biaya, dan dukungan langsung lainnya. Sementara itu keuntungan tidak langsung bagi Indonesia tahun 2014 adalah $3.4 miliar.11 Nilai tersebut didapatkan dari gaji, upah, pembelian dalam

negeri pengembangan regional & investasi dalam negeri langsung lainnya. Total royalti yang didapatkan Indonesia pada tahun 2014 adalah $118 dan pajak dan non pajak sebesar $421.12Freeport memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 0.8%, bagi Provinsi

11

‘Fact About Contributions,’ PT. Freeport Indonesia (daring), 2015, <http://ptfi.co.id/id/media/facts-about-feeport-indonesia/facts-about-contributions>, diakses 30 Desember 2015.

12

(7)

Papua 37.5% dan bagi Kota Mimika sebesar 91%13. Freeport memberikan kontribusi terhadap

PDB Indonesia sebesar 0.8%, bagi Provinsi Papua 37.5% dan bagi Kota Mimika sebesar 91%. Pada tahun 2014 PT. Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 12.036 karyawan langsung dan lebih dari 18.000 karyawan kontraktor.Sebesar 63.94% karyawan merupakan warga Non Papua, sedangkan 34.68% berasal Papua, dan 1.38% merupakan karyawan asing. Dari pemaparan tersebut terlihat jelas bagiamana Indonesia memiliki ketergantungan ekonomi pada Freeport.

Sistem ekonomi dunia yang kapitalis inilah yang melemahkan bargaining power Indonesia saat berhadapan langsung dalam negoisasi dengan MNC seperti Freeport ini. Inilah yang menjadi salah satu penyebab di setiap perpanjangan kontrak karya antara Indonesia dengan Freeport, Indonesia cenderung tidak memiliki bargaining power lebih besar dari Freeport. Freeport sebagai pemilik modal yang merupakan bagian dari core cenderung menggunakan kekuatannya di bidang ekonomi yakni berupa investasi yang sangat besar untuk menekan faktor produksi yang dimiliki oleh Indonesia sebagai negara periphery. Kekuatan ekonomi yang dimiliki oleh Freeport berkembang menjadi kekuatan politis sampai pada tahap dimana Freeport mampu memberikan tekanan kepada pemerintah Indonesia dalam hal untuk memperpanjang kontrak karya Freeport yang akan berakhir di 2021.

Kesimpulan

Pada dasarnya Indonesia sebagai negara periphery tidak memiliki pilihaan lain selain bekerjasama melanjutkan kontrak dengan Freeport yang akan berakhir di tahun 2021. Hal ini dikarenakan kebutuhan Indonesia akan investasi yang besar demi mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Indonesia sendiri untuk mengelolah tambang freeport sendiri belum memiliki kemampuan anggaran yang memadai, sehingga Freeport sebagai bagian dari core

13

(8)

yang memiliki kekuatan modal yang besarlah yang mampu mengelolah resouces di Indonesia. Hal ini berakibat dimana bargaining position Indonesia menjadi lemah dibawah Freeport. Sebaliknya Freeport memiliki bargaining power yang besar dan menyebabkan Indonesia memiliki ketergantungan yang berakibat pada lemahnya pemerintah Indonesia di hadapan Freeport.

Rencana pemerintah Indonesia yang akan memperpanjang kontrak karya Indonesia dengan Freeport sebelum ketentuan yang ada yakni yang seharusnya dua tahun sebelum kontrak karya Freeport habis di tahun 2021 merupakan salah satu bentuk ketergantungan pemerintah Indonesia kepada investasi dari Freeport. Seperti yang kita ketahui dimana CEO Freeport yakni James R Moffet yang pada bulan Juli 2015 bertemu untuk membahas kelanjutan dari kontrak karya Freeport dengan Indonesia dan dari pihak pemerintah Indonesia segera menanggapinya dan menyetujui hal tersebut dengan melalui kementrian ESDM yang berupaya mencari celah dari ketentuan yang sudah ada untuk memperpanjang kontrak ini agar tidak melanggar hukum yang ada sudah menunjukkan bahwa bargaining position Indonesia lemah serta Indonesia sngat bergantung pada investasi dari Freeport.

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Henry Nau, Perspectives on International Relations: Power, Institutions, Ideas, 3rd edn, CQ Press, Washington D.C., 2012.

(9)

ARTIKEL DARING

Armenia, “Minta Kejelasan Investasi, Bos Freeport Temui Jokowi”, CNN Indonesia (daring), 2 Juli 2015, <

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150702123415-85-63845/minta-kejelasan-investasi-bos-freeport-temui-jokowi/>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

Muhamad Zulfikar, “Ini Alasan Freeport Percepat Perpanjangan Kontrak Karya di Indonesia”, tribunnews.com (daring), 23 November 2015, <

http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/11/23/ini-alasan-freeport-percepat-perpanjangan-kontrak-karya-di-indonesia>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

Ryandika Teguh, “Marxisme dan Strukturalisme sebagai Teori Hubungan Internasional”, hibanget.com (daring), 2015, < http://hibanget.com/marxisme-dan-strukturalisme-sebagai-teori-hubungan-internasional/>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

Ukar, Kronologis Kontrak Karya di Indonesia dan Usaha Pertambangan PT Freeport Indonesia, Prosiding, 2012, p. 337

Ini Alasan Sudirman Said Bikin Surat Perpanjangan Kontrak Freeport,’ Berita Prima

(daring), 2015, < http://nasional.beritaprima.com/ini-alasan-sudirman-said-bikin-surat-perpanjangan-kontrak-freeport/>, diakses pada tanggal 30 Desember 2015.

.‘Fact About Contributions,’ PT. Freeport Indonesia (daring), 2015,

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil akhir render yang diharapkan dapat merepresentasikan scene secara aspek sinematografi, sehingga kreasi dapat lebih memberikan hasil visual yang dapat diterima

(1) Walikota sesuai dengan kewenangannya wajib melakukan pengawasan terhadap ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan atas pelaksanaan ketentuan dalam

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa data yang akan digunakan dalam proses peramalan atau prediksi ini adalah data jumlah kendaraan di Jakarta selama sepuluh tahun

Diantara isolat-isolat yang didapatkan dari tiga inang yang diuji hanya isolat dari kacang panjang 4 yang membentuk nitM dan hanya isolat dari cabai yang membentuk nit3

untuk ekowisata dan management pengelola kawasan pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan. 4) Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, masyarakat diajak dalam

Plastik di Surabaya dapat menjadi referensi pada perusahaan untuk realisasi pembuatan aplikasi sistem terkomputerisasi yang diingini oleh perusahaan terkait siklus

Muhammadiyah Parepare 48 Syaifudin STAI Sunan Drajat Lamongan 49 Kholilur Rohman STAI Sunan Drajat Lamongan 50 Asep Setiawan STEI SEBI Jakarta. 51 Ues Kurnia STEI

Macculoch (via Murti Bunanta, 1998:22) mengemukakan bahwa cerita rakyat adalah bentuk tertua dari sastra romantik dan imaginatif, fiksi tak tertulis dari manusia masa