Beberapa Pendekatan Dalam Studi Islam
112
Septi Purnama Sari
Institusi Agama Islam Negeri Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Iring Mulyo, Kota Metro, lampung 34111
E-mail: septipurnama924@gmail.com
Ada beberapa pendekatan dalam studi islam, antara lain adalah, pendekatan
teologis normatif. Dalam pendekatan teologis normatif ini, masyarakat sudah
tidak asing lagi mengenai islam. Dengan adanya pendekatan ini akan dapat
membuat kita memahami suatu agama dengan menggunakan suatu ilmu
ketuhanan yang mana ilmu ini sangatlah bertolak belakang dengan keyakinan
bahwa wujud dari suatu agama itu dianggap yang paling benar dibandingkan
dengan yang lainya.1
Teologi sendiri menurut bahasa yaitu berarti ilmu agama. Sedangkan
menurut istilahnya adalah suatu ilmu agama yang mengupas suatu masalah ajaran
agama yang menjadi dasarnya atau bisa juga suatu keayakinan yang sudah
tertanam dalam diri seorang manusia sejak lama. Kata normatif sendiri itu berasal
dari bahasa inggris yaitu norm, yang berarti norma, acuan, ajaran, dan juga suatu
ketentuan mengenai suatu masalah, baik masalah itu merupakan masalah yang
baik ataupun buruk dan juga yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.2
Pendekatan teologis normatif ini sendiri adalah suatu pendekatan yang ada
dalam suatu studi islam yang dapat memandang sutau masalah dari sudut
normatifnya, dalam hal ini berhubungan dengan suatu yang haram ataupun yang
halal. Normatif itu juga berarti bahwa keseluruhan ajaran yang ada dalam nash.
Pendekatan teologis normatif ini mempunyai jangkauan yang sangat luas. Karena,
1Toha Macshun, “Beberapa Pendekatan Metodologis Ilmu Sosial Dalam Prespektif Studi
Islam,” El-Banat Vol 6, No 1 (Juni 2016): 18.
para ahli usul fiqh, ahli hukum islam, ahli tafsir, dan juga ahli hadis banyak yang
menggunakan pendekatan teologis normatif ini. Dikarenkan pendekatan ini
memilki jangkauan yang sangat luas, maka dari itu para ahli menggunakan
pendekatan ini.
Dalam pendekatan teologis normatif ini menganggap bahwa suatu ajaran
islam yang ada di Al-Quran, Al-Hadits dan juga dari penafsiran memiliki suatu
kebenaran yang harus diterima oleh seseorang dan kebenaran itu tidak boleh
dielak oleh seorang manusia ataupun diganggu gugat lagi. Dalam pendekatan ini
suatu kebenaran dapat dibuktikan secara lebih empirik dan juga berhubungan
dengan akal. Tetapi, suatu hal yang sulit untuk dibuktikan secara empirik biasa
suatu masalahnya itu bersifat ghaib.3
Dalam pendekatan teologi normatif ini untuk dapat memahami suatu agama
tidak sepenuhnya dibuang. Karena, tanpa adanya pendekatan teologi normatif ini
agama yang ada dalam diri seseorang akan mudah cair dan juga tidak akan jelas
identitasnya4. Ada beberapa ciri-ciri dalam pendekatan teologis normatif ini, yang
anatara lain adalah, Pertama, dalam pendekatan teologis normatif ini suatu kebenaran itu harus sesuai dengan apa yang dipahami oleh diri seorang itu sendiri,
dan itu menyebabkan kebanaran yang diperlihatkan oleh orang lain dinaggapnya
tidak benar.
Yang kedua, suatu pemahaman agama itu dapat menjadi mengarah pada hal yang tertutup, tanpa adanya dialog, saling menyalahlan dan juga saling
mengkafirkan satu sama lain, dan juga kpedulian sosial tidak terwujud dalam
pendekatan ini. Ketiga, dalam pendekatan ini yang menggunakan pendekatan ini mempunyai suatu komitmen, sehingga orang ini siap berkorban dan juga berjuang
hanya demi keyakinan yang dianggapnya suatu yang mutlak. Keempat, pada ujungnya pendekatan ini hanya menganggap agama itu menjadi suatu identitas
dan juga terlihat snagat keras. Sedangkan kelebihan dari pendekatan ini adalah
3Nur Khasanah, “Kombinasi Pendekatan Studi Islam: Ikhtiar Menjawab Tantangan Studi
Islam Ke Depan,” Religia Vol 15, No 1 (April 2012).
4 Muhtadin, “Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks Pluralisme Beragama,” Jurnal
pada pendekatan ini sangatlah berpegang teguh dengan agama dan juga keyakinan
seseorang dan kelemahanya adalah akan membuat seseorang itu tidak boleh
mempertanyakn lagi kebenaran dari suatu agama.5
Yang selanjutnya ada pendekatan humaniora. Yang mana pendekatan
humaniora ini ada beberapa pendekatan didalamnya. Yang antara lain adalah
pendekatan historis. Menurut bahasa arab historis ini mempunyai arti pohon.
Karena, sejarah mempunyai kemiripan dengan pohon yang mempunyia beberapa
cabang dan juga ranting. Sejarah sendiri itu merupakan suatu yang terakam berupa
sebuah peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang ada pada diri manusia.
Pendekatan sejarah ini bertujuan untuk menentukan suatu inti dari karakter
agama. Jika seseorang menggunakan pendekatan ini, maka akan membuat
seseorang itu akan mengetahui keadaan yang sebenarnya dari suatu peristiwa yang
terjadi. Pendekatan historis ini sendiri mempunyai peranan yang sanagt penting
dalam suatu usaha untuk memahami agama. Pendekatan humaniora yang kedua
adalah pendekatan antropologi.
Dengan adanya pendekatan antropologi ini dapat membantu manusia untuk
dapat memecahkan masalah yang dialami oleh manusia. Antropologi ini berasal
dari bahasa Yunani, yaitu, antropos yang berarti manusia dan juga logis yan
berarti ilmu. Jadi, secara istilah antropologi ini adalah ilmu yang membahas
sesuatu yang berhubungan atau yang mempelajari tentang keadaan seorang
manusia. Dalam pendekatan ini dapat membuat kita memahami keadaan diri kita
sendiri denga cara memahami kebidayaan orang lain. Antrropologi ini
mengajarkan kita untuk slaing menghargai satu sama lainya.6
Yang selanjutnya ada pendekatan sosiologis, dalam pendekatan sosiologis
ini adalah pendekatan yang cukup baik untuk dapat memahami dan juga
mempelajari studi islam yang ada. Karena dengan adanya pendekatan ini sangat
berfungsi dalam suatu masyarakat. Fungsi itu adalah suatu agama itu diharuskan
5Nur Khasanah, “Kombinasi Pendekatan Studi Islam: Ikhtiar Menjawab Tantangan Studi
Islam Ke Depan.”
6Mulyadi, “Kontribusi Filsafat Ilmu Dalam Studi Ilmu Agama Islam: Telaah Pendekatan
agar dapat merumuskan kembali sebuah pemikiran-pemikiran yang jelas. Selain
itu, ada pendekatan psikologis. Yang mana dalam pendekatan psikologis ini tidak
berhak untuk menentukan agama itu benar atau salah. Dengan adanya pendekatan
psikologis ini akan akan dapat mengetahui tingkat keagamaan seseorang yang
dipahami dan juga diamalkan.
Pendekatan yang selanjutnya adalah pendekatan fenomenologi. Dalam
pendekatan ini seseorang itu akan berusaha untuk mencari apa sebenarnya
hakikat ketuhana, dan juga dapat menjelaskan apa itu wahyu, dan juga dapat
meneliti suatu tingkah laku keagamaan.7 Islam berkembang dalam sejarah itu
dengan cukup baik. Perkembangan islam begitu cepat tersebar. Islam itu juga
merupakan sebuah agama pembaharuan. Dalam pendekatannya pun juga ada
beberapa pendekatan. Namun, pendekatan yang ada itu tidak sepenuhnya dibuang
begitu saja. Karena, dalam pendekatan itu ada kelebihan dan juga kekuranganya. 8
Dalam dunia islam banyak sekali para ahli-ahli ilmu pengetahuan. Suatu
studi islam itu sudah tidak dapat dielak lagi keberadaanya. Menurut paraahli,
bahwa suatu studi islam itu tidak dapat dimasukan kedalam suatu ilmu
pengetahuan yang ada. Marena, dari segi ciri-ciri dan juga sifatnya berbeda. Oleh
karena itu, studi islam tidak dapat dimasukan dalam ilmu pengetahuan.9
7 Ibid.
8 Dedi Wahyudi, “Sejarah Pemikiran dan Peradaban_Islam: Dari Masa Klasik, Tengah
Hingga Modern,” 1 Januari 2014, 9.
9 Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS, “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi
Referensi
Dedi Wahyudi. “Sejarah Pemikiran dan Peradaban_Islam: Dari Masa Klasik, Tengah Hingga Modern,” 1 Januari 2014, 9.
Dedi Wahyudi dan Rahayu Fitri AS. “Islam dan Dialog Antar Kebudayaan (Studi Dinamika Islam Di Dunia Barat).” Fikri Vol 1, No 2 (Desember 2016): 273.
Muhtadin. “Reorientasi Teologi Islam Dalam Konteks Pluralisme Beragama.” Jurnal Hunafa Vol 3 No 2 (Juni 2016).
Mulyadi. “Kontribusi Filsafat Ilmu Dalam Studi Ilmu Agama Islam: Telaah Pendekatan Fenomenogi.” Ulumuna Vol 14 No 1 (1 Juni 2010): 148.
Nur Khasanah. “Kombinasi Pendekatan Studi Islam: Ikhtiar Menjawab Tantangan Studi Islam Ke Depan.” Religia Vol 15, No 1 (April 2012).
Toha Macshun. “Beberapa Pendekatan Metodologis Ilmu Sosial Dalam Prespektif Studi Islam.” El-Banat Vol 6, No 1 (Juni 2016): 18.
Plagiarism Checker X Originality
Report
Date: Jumat, Mei 25, 2018
Statistics: 185 words Plagiarized / 939 Total words
Remarks: Medium Plagiarism Detected - Your Document needs Selective Improvement.
---
Beberapa Pendekatan Dalam Studi Islam 112 Septi Purnama Sari Institusi Agama Islam Negeri Metro Jl. Ki Hajar Dewantara 15A Iring Mulyo, Kota Metro, lampung 34111 E-mail: septipurnama924@gmail.com Ada beberapa pendekatan dalam studi islam, antara lain adalah, pendekatan teologis normatif.
Dalam pendekatan teologis normatif ini, masyarakat sudah tidak asing lagi mengenai islam. Dengan adanya pendekatan ini akan dapat membuat kita memahami suatu agama dengan menggunakan suatu ilmu ketuhanan yang mana ilmu ini sangatlah bertolak belakang dengan keyakinan bahwa wujud dari suatu agama itu dianggap yang paling benar dibandingkan dengan yang lainya._
Teologi sendiri menurut bahasa yaitu berarti ilmu agama. Sedangkan menurut istilahnya adalah suatu ilmu agama yang mengupas suatu masalah ajaran agama yang menjadi dasarnya atau bisa juga suatu
keayakinan yang sudah tertanam dalam diri seorang manusia sejak lama.
Kata normatif sendiri itu berasal dari bahasa inggris yaitu norm, yang berarti norma, acuan, ajaran, dan juga suatu ketentuan mengenai suatu masalah, baik masalah itu merupakan masalah yang baik ataupun buruk dan juga yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan._
Pendekatan teologis normatif ini sendiri adalah suatu pendekatan yang ada dalam suatu studi islam yang dapat memandang sutau masalah dari sudut normatifnya, dalam hal ini berhubungan dengan suatu yang haram ataupun yang halal. Normatif itu juga berarti bahwa keseluruhan ajaran yang ada dalam nash.
Dalam pendekatan teologis normatif ini menganggap bahwa suatu ajaran islam yang ada di Al-Quran, Al-Hadits dan juga dari penafsiran memiliki suatu kebenaran yang harus diterima oleh seseorang dan kebenaran itu tidak boleh dielak oleh seorang manusia ataupun diganggu gugat lagi. Dalam pendekatan ini suatu kebenaran dapat dibuktikan secara lebih empirik dan juga berhubungan dengan akal.
Tetapi, suatu hal yang sulit untuk dibuktikan secara empirik biasa suatu masalahnya itu bersifat ghaib._ Dalam pendekatan teologi normatif ini untuk dapat memahami suatu agama tidak sepenuhnya dibuang. Karena, tanpa adanya pendekatan teologi normatif ini agama yang ada dalam diri seseorang akan mudah cair dan juga tidak akan jelas identitasnya_.
Ada beberapa ciri-ciri dalam pendekatan teologis normatif ini, yang
anatara lain adalah, Pertama, dalam pendekatan teologis normatif ini suatu kebenaran itu harus sesuai dengan apa yang dipahami oleh diri seorang itu sendiri, dan itu menyebabkan kebanaran yang diperlihatkan oleh orang lain dinaggapnya tidak benar. Yang kedua, suatu pemahaman agama itu dapat menjadi mengarah pada hal yang tertutup, tanpa adanya dialog, saling menyalahlan dan juga saling mengkafirkan satu sama lain, dan juga kpedulian sosial tidak terwujud dalam pendekatan ini.
Ketiga, dalam pendekatan ini yang menggunakan pendekatan ini
mempunyai suatu komitmen, sehingga orang ini siap berkorban dan juga berjuang hanya demi keyakinan yang dianggapnya suatu yang mutlak. Keempat, pada ujungnya pendekatan ini hanya menganggap agama itu menjadi suatu identitas dan juga terlihat snagat keras. Sedangkan kelebihan dari pendekatan ini adalah pada pendekatan ini sangatlah berpegang teguh dengan agama dan juga keyakinan seseorang dan kelemahanya adalah akan membuat seseorang itu tidak boleh
mempertanyakn lagi kebenaran dari suatu agama._ Yang selanjutnya ada pendekatan humaniora.
Yang mana pendekatan humaniora ini ada beberapa pendekatan
didalamnya. Yang antara lain adalah pendekatan historis. Menurut bahasa arab historis ini mempunyai arti pohon. Karena, sejarah mempunyai
Pendekatan sejarah ini bertujuan untuk menentukan suatu inti dari
karakter agama. Jika seseorang menggunakan pendekatan ini, maka akan membuat seseorang itu akan mengetahui keadaan yang sebenarnya dari suatu peristiwa yang terjadi.Pendekatan historis ini sendiri mempunyai peranan yang sanagt penting dalam suatu usaha untuk memahami agama. Pendekatan humaniora yang kedua adalah pendekatan antropologi.
Dengan adanya pendekatan antropologi ini dapat membantu manusia untuk dapat memecahkan masalah yang dialami oleh manusia.
Antropologi ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu, antropos yang berarti manusia dan juga logis yan berarti ilmu. Jadi, secara istilah antropologi ini adalah ilmu yang membahas sesuatu yang berhubungan atau yang
mempelajari tentang keadaan seorang manusia.
Dalam pendekatan ini dapat membuat kita memahami keadaan diri kita sendiri denga cara memahami kebidayaan orang lain. Antrropologi ini mengajarkan kita untuk slaing menghargai satu sama lainya._ Yang selanjutnya ada pendekatan sosiologis, dalam pendekatan sosiologis ini adalah pendekatan yang cukup baik untuk dapat memahami dan juga mempelajari studi islam yang ada. Karena dengan adanya pendekatan ini sangat berfungsi dalam suatu masyarakat.
Fungsi itu adalah suatu agama itu diharuskan agar dapat merumuskan kembali sebuah pemikiran-pemikiran yang jelas. Selain itu, ada
pendekatan psikologis. Yang mana dalam pendekatan psikologis ini tidak berhak untuk menentukan agama itu benar atau salah. Dengan adanya pendekatan psikologis ini akan akan dapat mengetahui tingkat keagamaan seseorang yang dipahami dan juga diamalkan.
Pendekatan yang selanjutnya adalah pendekatan fenomenologi. Dalam pendekatan ini seseorang itu akan berusaha untuk mencari apa
sebenarnya hakikat ketuhana, dan juga dapat menjelaskan apa itu wahyu, dan juga dapat meneliti suatu tingkah laku keagamaan._ Islam
berkembang dalam sejarah itu dengan cukup baik. Perkembangan islam begitu cepat tersebar.
Islam itu juga merupakan sebuah agama pembaharuan. Dalam
pendekatan itu ada kelebihan dan juga kekuranganya. _ Dalam dunia islam banyak sekali para ahli-ahli ilmu pengetahuan. Suatu studi islam itu sudah tidak dapat dielak lagi keberadaanya.