• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

119

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN

DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING

PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO

Meyta Chrissilia, Masyhad, Widya Susanti

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya meyta_chrissilia@yahoo.co.id

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode dan dasar yang digunakan dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban PG Watoetoelis, serta menandingkan pendapatan dan beban PG Watoetoelis-Sidoarjo dengan prinsip pendandingan. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif deskriptif. Dari hasil penelitian, dalam mengakui pendapatan dan bebannya PG Watoetoelis-Sidoarjo menggunakan dasar kas. Jadi sebaiknya PG Watoetoelis-Sidoarjo menggunakan dasar akrual, sehingga lebih mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya dan cocok antara pendapatan dan bebannya.

Kata Kunci : Pendapatan, Beban, Prinsip Penandingan, Dasar Kas, Dasar Akrual.

ABSTRACT

The purphose of this study was to determine how the method and the based used in accounting treatment of revenues and expenses of PG (Sugar Mill) Watoetoelis-Sidoarjo. As well as the fight for revenues and axpenses of the PG (Sugar Mill) Watoetoelis-Sidoarjo with the matching principle. This study approach uses descriptive qualitative analysis. From the research, in recognition revenues and expenses of PG (Sugar Mill) Watoetoelis-Sidoarjo was used the cash basis. PG Watoetoelis-Sidoarjo so we recommend using the accrual basis, so they better reflect the actual financial condition and match between revenue and load.

Keywords: Revenues, Expenses, The Matching Principle, Cash Basis, Accrual Basis.

PENDAHULUAN

(2)

120

Karena salah satu elemen dalam laporan keuangan yang bersifat material adalah pendapatan, maka pendapatan yang selalu dianggap sebagai kehidupan bagi setiap perusahaan. Dalam operasi normal, pendapatan berasal dari pertukaran barang/jasa perusahaan yang berakibat penerimaan kas untuk masa yang akan datang. Namun dengan adanya pendapatan pasti diiringi dengan adanya biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh pendapatan tersebut. Konsep ini sering disebut dengan konsep dasar upaya dan hasil. Dalam hal ini, perusahaan harus mampu meminimalkan biaya yang akan menjadi beban pendapatan pada saat biaya yang timbul tersebut karena kegiatan operasional yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Umumnya beban timbul karena adanya pengeluaran uang atau disebabkan oleh penggunaan barang dan jasa karena adanya aktivitas operasi perusahaan. Transaksi beban yang ditandai oleh naiknya kewajiban dan penurunan aset (kas).

Agar menghasilkan laporan keuangan yang baik, maka perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban harus ditentukan dengan tepat. Perlakuan akuntansi atas pendapatan dapat dilakukan dengan metode pengakuan pendapatan. Atau dengan mempertemukan pendapatan yang direalisasi dalam periode tertentu dengan beban yang dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan dalam periode yang sama, atau bisa disebut dengan matching principle. Hubungan antara pendapatan dengan beban dalam prinsip penandingan sangat berhubungan erat dengan metode accrual basis accounting (akuntansi berbasis akrual/akuntansi berbasi waktu) atau yang sering disebut dengan accrual basis (basis akrual/basis waktu), dimana pendapatan dapat diakui tanpa harus disetai dengan adanya penerimaan kas. Disamping itu kelebihan lain dari metode accrual basis yaitu bisa disebut sebagai metode yang baik dalam memprediksi kinerja perusahaan di masa depan. Oleh karena itu, metode accrual basis lebih diterima dan dijadikan sebagai kebijakan akuntansi entitas secara umum, terutama perusahaan berskala besar karena konsepnya lebih mencerminkan laporan sumber daya ekonomi (laporan keuangan) perusahaan yang sebenarnya (wajar).

(3)

121

milik pemerintah menghitung dan mengakui pendapatan dan bebannya sesuai dengan metode dan dasar-dasar akuntansi yang ada dalam aturan PSAK No. 23 pada periode akuntansinya, serta dalam kaitannya dengan matching principle. Maka penelitian ini mengarah pada bagaimana perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching principle pada PG Watoetoelis-Sidoarjo. Dengan tujuan untuk mengetahui ketrkaitan antara matching principle dengan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada PG Watoetoelis-Sidoarjo.

Pendapatan

Pendapatan adalah penerimaan hak (uang) perusahaan yang berasal dari penjualan barang atau penyerahan jasa dari kegiatan utama suatu perusahaan tersebut. “Harrinson dkk (2012:66), pendapatan enaikan ekuitas pemegang saham akibat penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan”. “Anakarath dkk (2012:118), yang mengutip Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 23 tahun 2010, pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal“.

Pengakuan Pendapatan

Jusup (2011:174-175), ada dua dasar pengakuan pendapatan, yaitu: 1. Accrual Basis

Dalam accrual basis akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi pemberian jasa penjualan barang atau pengeluaran biaya, maka transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau biaya, tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan. 2. Cash Basis

Dalam cash basis akuntansi hanya akan dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas.

Beban

(4)

122

Pengakuan Beban

Harahap (2013:242), jika hasil dilaporkan berdasarkan proses operasional perusahaan maka setiap kenaikan nilai produk akan menimbulkan hasil sehingga tidak perlu matching. Namun, karena hasil dan biaya dua hal yang bisa berbeda dan dilaporkan berlainan serta pembebanan, pembayaran biaya produk, dan jasa tidak dengan waktu penjualan dan penagihan piutang akibat penjualan itu maka perlu penerapan matching”.

Matching Principle

Baridwan (2014:11), yang dimaksud dengan prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut”.

Dasar penandingan

“Harahap (2013), berdasarkan waktu pengeluaran/pembebanan biaya dan

prinsip matching dikenal dua konsep berikut. 1. Direct atau Product Matching

Pada saat penjualan atau hasil diketahui, hasil ini di-match dengan biaya yang berkaitan dengan produk atau jasa yang dijual itu. Periode ini disebut juga biaya produk. Konsep ini sebenarnya adalah konsep yang mengabaikan beberapa masalah antara lain biaya yang belum bisa dikaitkan langsung kepada produk itu sehingga dalam konsep ini semua biaya lain diluar biaya produk atau jasa itu dianggap sebagai aktiva yang dialihkan ke periode yang akan datang.

2. Indirect atau Period Matching

Disini matching dilakukan antara hasil (penjualan produk dan jasa) yang diperoleh dengan seluruh biaya yang dikeluarkan/dibebankan selama periode dimana digunakan bukan didasarkan waktu perolehan atau pembayaran ini disebut biaya perodik.

Jurnal Penyesuaian dalam Matching Principle

Jusup (2011:189), kita dapat membagi lagi jurnal penyesuaian mejadi lima tipe, yaitu :

(5)

123

2. Depresiasi.

3. Beban masih harus dibayar. 4. Pendapatan masih akan diterima. 5. Pendapatan diterima dimuka.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis dalam menjawab rumusan masalah yang ada, dengan memberikan uraian secara logis mengenai gambaran keadaan yang sesungguhnya terjadi pada perusahaan berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan oleh peneliti sebagai landasan teori.

Jenis data yang digunakan adalah data kualitatif berupa informasi mengenai perusahaan dan data kuantitatif berupa angka yang berhubungan dengan laporan keuangan, yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Unit analisis dalam penelitian ini adalah perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching principle pada PG Watoetoelis-Sidoarjo tahun 2013-2014.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi kepustakaan, observasi, interview, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi melalui data-data dan laporan keuangan perusahaan.

2. Menganalisis dan membandingkan kebijakan akuntansi peruahaan dengan teori yang diungkapkan.

3. Mengolah data dengan menyusun laporan keuangan dengan accrual basis accounting dan matching principle sesuai PSAK.

4. Menarik Kesimpulan dan memberi saran dari hasil analisis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(6)

124

dan bukti transaksi. PG Watoetoelis mengakui pendapatannya dengan metode

Cash Basis yaitu pencatatan dilakukan apabila telah terjadi penerimaan kas dan saat pengakuan pendapatannya dilakukan pada saat penjualan. PG Watoetoelis dalam mengakui bebannya saat perusahaan sudah mengeluarkan kas untuk membayar beban tersebut dengan dasar Cash Basis yaitu pencatatan PG

Watoetoelis dalam mengakui bebannya saat perusahaan sudah mengeluarkan kas untuk membayar beban tersebut dengan dasar Cash Basis yaitu pencatatan dilakukan apabila telah terjadi pengeluaran kas. Di PG Watoetoelis biaya produksi diakui dengan hubungan sebab-akibat. Dalam dasar hubungan sebab-akibat, yaitu pengakuan beban bisa dihubungkan langsung dengan pendapatan dan dilaporkan dalam periode yang sama dengan periode pengakuan pendapatannya. Di PG Watoetoelis biaya yang dapat diakui dengan hubungan sebab-akibat pada biaya produksi yaitu biaya pembibitan, biaya tebu giling, biaya tebang angkut tebu, biaya pabrik, biaya pengolahan,dan biaya quality control. Selain biaya diatas, biaya yang bisa diakui dengan alokasi sistematis dan rasional adalah penyusutan aktiva benda.

Berdasarkan hasil analisis, perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban berpengaruh pada penerapan matching principle yang sangat berkaiatan erat dengan metode accrual basis sehingga akan berpengaruh juga pada penyajian laporan keuangannya. Pada penerapannya, PG Watoetoelis memiliki beberapa transaksi beban yang pengakuannya berbeda dengan periode pengakuan pendapatannya karena penggunaan metode cash basis dimana pendapatan diakui saat kas diterima dan beban diakui saat kas dikeluarkan tanpa memperhatikan periode terjadiya.

(7)

125

sesudah adanya penerapan metode acrual basis dalam kaitannya dengan matching principle:

Tabel 1

Laporan Laba Rugi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Metode Accrual Basis Dalam Kaitannya Dengan Matching Principle PG Watoetoelis Tahun 2013

(Dalam Rp)

Keterangan Cash Basis Accrual Basis

PENDAPATAN

Gula 75.857.976.290 75.857.976.290

Tetes 12.656.169.121 12.656.169.121

Jumlah Pendapatan 88.514.145.411 88.514.145.411 HARGA POKOK PENJUALAN GULA DAN

TETES

Persediaan Ekonomis Awal:

persediaan gula ekonomis 23.553.053.714 23.553.053.714 persediaan tetes ekonomis 1.479.795.268 1.479.795.268 Jumlah Persediaan Ekonomis Awal 25.032.848.982 25.032.848.982

Biaya Produksi Tahun Ini:

biaya pengolahan 13.077.213.960 13.077.213.960

quality contol 3.461.615.602 3.461.615.602

biaya sewa lahan 0 0

penyusutan aktiva benda 11.906.583.445 11.906.583.445

Amortisasi 6.449.302 6.449.302

persediaan gula sisan akhir (583.727.980) (583.727.980) Jumlah Biaya Produksi Include Sisan 75.700.540.874 75.700.540.874 Jumlah Biaya Produksi 100.733.389.856 100.733.389.856

Persediaan Ekonomis Akhir:

persediaan gula ekonomis 784.742.518 784.742.518

persediaan tetes ekonomis 1.654.247.133 1.654.247.133 Jumlah Persediaan Ekonomis Akhir (2.438.989.651) (2.438.989.651) Jumlah Harga Pokok Penjualan 98.294.400.205 98.294.400.205

Biaya Usaha:

Biaya penjualan: 182.223.042 182.223.042

pengemasan dan angkut gula 725.579.134 725.579.134

pembelian tetes MPTR 0 0

Biya admin dan umum:

pimpinan dan tata usaha 9.375.722.547 9.375.722.547

(8)

126

Pendapatan Diluar Usaha:

pendapatan lain-lain 499.906.086 499.906.086

biaya lain-lain (477.223.008) (442.021.017)

Jumlah Pendapatan Diluar Usaha 22.683.078 57.885.069 Laba (Rugi) Bersih Sebelum PPH Badan (20.041.096.439) (20.005.894.448)

Sumber: Peneliti (2016)

Berikut adalah selisih sebelum dan sesudah dari penerapan matching principle dalam laporan keuangan PG Watoetoelis tahun 2014:

Tabel 2

Laporan Laba Rugi Sebelum Dan Sesudah Penerapan Metode Accrual Basis Dalam Kaitannya Dengan Matching Principle PG Watoetoelis Tahun

2014 (Dalam Rp)

Keterangan Cash Basis Accrual Basis

PENDAPATAN

Gula 39.797.379.604 39.797.379.604

Tetes 15.826.045.681 15.034.455.089

Jumlah Pendapatan 55.623.425.285 54.831.834.693 HARGA POKOK PENJUALAN GULA DAN TETES

Persediaan Ekonomis Awal:

persediaan gula ekonomis 784.742.518 784.742.518

persediaan tetes ekonomis 1.654.247.133 1.650.715.468

Jumlah Persediaan Ekonomis Awal 2.438.989.651 2.438.989.651

Biaya Produksi Tahun Ini:

biaya pengolahan 13.434.290.869 13.237.188.081

quality contol 3.543.501.555 3.542.911.740

biaya sewa lahan 0 45.015.357

penyusutan aktiva benda 12.769.229.945 12.664.669.170

amortisasi 9.213.289 9.113.922

persediaan gula sisan akhir (496.773.417) (500.480.077)

Jumlah Biaya Produksi Include Sisan 70.429.390.740 69.694.997.772

Jumlah Biaya Produksi 72.868.380.391 72.130.455.758

(9)

127

Persediaan Ekonomis Akhir:

persediaan gula ekonomis 17.633.182.443 17.633.182.443

persediaan tetes ekonomis 1.537.399.760 1.539.369.271

Jumlah Persediaan Ekonomis Akhir (19.170.582.203) (19.172.451.714)

Jumlah Harga Pokok Penjualan Gula dan Tetes 53.697.798.188 52.958.004.044

Biaya Usaha:

Biaya penjualan: 25.662.013 25.296.971

pengemasan dan angkut gula 1.222.535.757 1.222.535.757

pembelian tetes MPTR 0 0

Biaya admin dan umum:

pimpinan dan tata usaha 8.573.381.429 8.567.768.980

Jumlah Biaya Usaha 9.821.579.199 9.815.601.708

LABA (RUGI) USAHA (7.895.952.102) (7.941.771.059)

pendapatan diluar usaha:

pendapatan lain-lain 452.231.362 502.818.942

biaya lain-lain (672.130.072) (672.130.072)

Jumlah Pendapatan Diluar Usaha (219.898.710) (169.311.130)

Laba (Rugi) Bersih Sebelum PPH Badan (8.115.850.812) (8.111.082.189)

Sumber: Peneliti (2016)

Dapat dilihat bahwa dalam penyajian laporan laba rugi PG Watoetoelis tahun 2013 dengan metode cash basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya, mengalami kerugian sebesar Rp. 20.041.096.439. Namun setelah dianalisis menggunakan metode accrual basis mengalami penurunan dalam kerugiannya menjadi Rp. 20.005.894.448. Dan dalam penyajian laporan laba rugi tahun 2014 PG Watoetoelis mengalami kerugian sebesar Rp. 8.115.850.812 dengan metode cash basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya. Namun setelah dianalisis menggunakan metode accrual basis, kerugian yang dialami PG Watoetoelis menurun menjadi Rp. 8.111.082.189.

(10)

128

SIMPULAN

Dari hasil analsis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban dalam kaitannya dengan matching principle pada PG Watoetoelis dapat dikatakan tidak matching, karena kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Penggunaan metode yang salah dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban yang digunakan oleh PG Watoetoelis yaitu metode cash basis yang tidak sesuai dengan PSAK yang bisa berdampak pada penyajian laporan keuangan.

2. Terdapat beberapa beban dan pendapatan yang tidak dapat dipertemukan

(matching) karena periode pengakuan pendapatan tidak sama dengan periode pembebanan biaya dalam menghasilkan pendapatan tersebut, sehingga kerugian yang dialami oleh PG Watoetoelis cukup besar dan hal tersebut merupakan dampak dari penggunaan metode cash basis.

SARAN

Sehubungan dengan kesimpulan yang telah diuraikan oleh peneliti diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah:

1. Sebagai perusahaan milik negara, PG Watoetoelis sebaiknya menggunakan metode accrual basis dalam perlakuan akuntansi atas pendapatan dan bebannya, agar dapat mempertemukan (matching) beban pada periode yang sama dengan diakuinya pendapatan karena matching principle sangat berkaitan erat dengan metode accrual basis dan jurnal penyesuaiannya. Dengan demikian laporan keuangan yang disajikan oleh PG Watoetoelis dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya (wajar).

(11)

129

DAFTAR PUSTAKA

Ankarath, Nandakumar dkk, 2012, Memahami IFRS, Cetakan Pertama, PT. Indeks, Jakarta.

Baridwan, Zaki, 2014, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Keenam, BPFE, Yogyakarta.

Jusup, Al. Haryono 2011, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid I, Edisi Ketujuh, Cetakan Pertama, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2013, Teori Akuntansi, Edisi Revisi 2011, Cetakan Ke-13, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

• Cukup mengetik topik atau kata kunci yang akan dicari pada search engine... • Misalnya ingin mencari Informasi tentang musik populer

Ayıplı Malın Neden Olduğu Zararlardan Sorumluluk Hakkında Yönetmelik 510 ( “Ayıplı Mal Yönetmeliği” ) kapsamında üretici/imalatçının sorumluluktan kurtulma karineleri

Asumsi lain analisis cluster yaitu multikolinearitas. Multikolinearitas adalah adanya korelasi atau hubungan yang sangat tinggi antar variabel. Untuk mengetahui ada

Metode lain yang dapat digunakan untuk pemodelan data survival jika terdapat satu atau lebih variabel yang tidak memenuhi asumsi proportional hazard. adalah

Grafik Respon Kebermanfaatan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Respon untuk pertanyaan post-test kedua yaitu mengenai peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam

Pada Struktur bagian dept logistic press & body terdapat empat bagian yaitu, Sheet Material Warehouse, Press Part Warehouse, Body Part Warehouse, Production Planning

Pandangan dari negara-negara di Asia Tenggara membentuk image building Jepang dan pada akhirnya mempengaruhi identitas Jepang yang kemudian membuat Jepang dapat

1) Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari perbukitan terkikis (D2) dan dataran alluvial (F1). Stratigrafi daerah penelitian satuan batuan pasir dengan umur plistosen