• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN OLEH KEPOLISIAN DIKOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN OLEH KEPOLISIAN DIKOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMBERIAN IZIN KERAMAIAN OLEH KEPOLISIAN DIKOTA BANDAR LAMPUNG

Febyanti Putri, Dr. Tisnanta, S.H., M.H., Sri Sulastuti, S.H., M.H.

Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jl. Soemantri Brojonegoro Nomor 1 Bandar Lampung 35145

e-mail : feby.putri@ymail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis prosedur pemberian izin

keramaian oleh pihak Kepolisian dikota Bandar Lampung, serta untuk mengetahui dan

menganalisis peranan Kepolisian dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam

pelaksanaan izin keramaian. Masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana prosedur

pemberian izin keramaian oleh Kepolisian di kota Bandar Lampung? Dan Bagaimana

pengawasan pihak Kepolisian untuk mencapai ketertiban dalam izin keramaian?. Metode

penelitian yang digunakan adalah Yuridis Empiris dengan mengumpulkan data primer yang

di dapat langsung dari obyek penelitian. Hasil penelitian bahwa dalam prosedur pemberian

izin keramaian adalah: (a) pemohon izin menyiapkan berkas berkas berupa Kartu Tanda

Pengenal, dan proposal kegiatan maksimal 7 hari sebelum kegiatan dilaksanakan (b)

pemohon izin dapat mengurus berkas rekomendasi dari Polres untuk selanjutnya diproses

oleh bagian Intelkam Polda Lampung dan pemohon izin tidak dipungut biaya apapun. (c)

pengawasan izin keramaian pihak Kepolisian akan berada diwilayah dimana kegiatan itu

akan dilaksanakan dan berhak membubarkan kegiatan Pelaksanaan pengawasan pihak

Kepolisian untuk mencapai ketertiban, keamanan dan ketentraman dalam izin keramaian

adalah: (a) Kepolisian bertugas untuk mengawasi jalannya kegiatan, dengan membuat

batasan bagi penonton (b) Kepolisian memberikan pemahaman kepada penyelenggara/event

organizer dalam kegiatan untuk lebih memperhatikan aspek keamanan, keselamatan, serta

melakukan koordinasi lebih awal (c) memberikan sanksi tegas bagi pelanggar.

(2)

ABSTRACT

The purpose of this research is to study and analyze the crowd licensing procedures by the

police in the city of Dublin , as well as to identify and analyze the role of the police to

maintain security and order in the execution of the crowd permission . The problem in this

study is : How does the licensing procedure the crowd by police in the city of Bandar

Lampung ? And How police supervision in order to achieve the consent crowd ? . The

method used is an Empirical Juridical by collecting primary data that can be directly from

the object of research .The results of that research in the crowd licensing procedures are : (

a) the applicant permission to prepare a file File Identification Card , and a proposal for a

maximum of 7 days before the project is implemented ( b ) the applicant can take care

recommendation from the police station to file further processed by police Intelkam section

Lampung and the applicant is free of charge . ( c ) the police crowd control license would be

in the region where the activity will be carried out and the right to dissolve the activities.

Police supervision to achieve order , security and tranquility in the hustle permit are : ( a)

Police in charge of overseeing the activities , with a limitation on the audience ( b ) Police

provide insight to the organizers / event organizer to pay more attention to the activities of

the security aspects , safety , as well as coordinating early ( c ) provide strict punishment for

violators .

Keywords : Implementation , Licensed Crowd , Police

I. PENDAHULUAN

Peranan Kepolisian Negara Republik

Indonesia mempunyai tujuan yang

tercantum dalam Pasal 4 Undang Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang

mengatur:

“Kepolisian Negara Republik Indonesia

bertujuan untuk mewujudkan keamanan

dalam negeri yang meliputi terpeliharanya

keamanan dan ketertiban masyarakat,

tertib dan tegaknya hukum,

terselenggaranya perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat, serta terbinanya ketenteraman

masyarakat dengan menjunjung tinggi

hak.”Pasal 4 Undang Undang Nomor 2Tahun 2002 menekankan keamanan dan

ketertiban masyarakat yang dijelaskan juga

dalam alam Pasal 1 angka 4 Undang

(3)

Keamanan dan ketertiban masyarakat

adalah:

“suatu kondisi dinamis masyarakat

sebagai salah satu prasyarat

terselenggaranya pembangunan

nasional dalam rangka tercapainya

tujuan nasional yang ditandai oleh

terjaminnya keamanan, ketertiban,

dan tegaknya hukum, serta

terbinanya ketenteraman, yang

mengandung kemampuan membina

serta mengembangkan potensi dan

kekuatan masyarakat dalam

menangkal, mencegah, dan

menanggulangi segala bentuk

pelanggaran hukum dan

bentuk-bentuk gangguan lainnya yang

dapat meresahkan masyarakat.”

Kepolisian diharapkan dapat

menanggulangi masalah masyarakat secara

preventif maupun represif. Peran

Kepolisian secara preventif adalah

aktivitas pihak Kepolisian mencegah

sebelum terjadinya pelanggaran hukum

seperti contohnya dengan menjaga

ketertiban dan mengadakan sosialisasi

untuk

mengenal hukum terhadap masyarakat.

Peran Kepolisian secara represif adalah

aktivitas pihak Kepolisian guna mengatasi

pelanggaran hukum yang telah terjadi

seperti mengadili orang atau kelompok

orang yang telah melakukan pelanggaran

hukum yang selanjutnya akan diberikan

sanksi sesuai Undang Undang yang

berlaku.

Dari tujuan dibentuknya badan Kepolisian,

maka dibentuk lah tugas serta kewenangan

yang diberikan kepada pihak pihak

kepolisian untuk mencapai tujuan tersebut

yang tercantum dalam Pasal 13 Undang

Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Republik Indonesia

yaitu :

Tugas pokok Kepolisian Negara Republik

Indonesia adalah:

a. memelihara keamanan dan ketertiban

masyarakat;

b. menegakkan hukum; dan

c. memberikan perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat.

Sebagaimana yang telah tercantum dalam

Pasal 13 Undang Undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia, tugas Kepolisian Negara

Republik Indonesia adalah memelihara

keamanan dan ketertiban masyarakat yang

berarti suatu keadaan yang ditandai dengan

terjaminnya keamanan dan ketertiban

(4)

serta terselenggaranya perlindungan,

pengayoman, dan pelayanan kepada

masyarakat. serta memberikan

perlindungan pengayoman dan pelayanan

masyarakat merupakan pemeliharaan

keamanan dalam negeri melalui upaya

penyelenggaraan fungsi kepolisian yang

dibantu oleh masyarakat sesuai dengan

Hak Asasi Manusia. Kenyataan nya

masyarakat justru menjadi faktor yang

mengancam tidak tercapainya suatu

keadaan yang tertib, tentram dan aman,

contohnya dalam hal ini masyarakat sering

membuat acara atau kegiatan yang disertai

oleh beberapa orang yang menimbulkan

keramaian seperti orgen tunggal, pasar

malam, konser dan lain lain. Kegiatan

kegiatan seperti itulah yang dapat

berpotensi mengancam ketertiban,

keamanan dan ketentraman dalam

bermasyarakat. Untuk itu diperlukan izin

yang bertujuan untuk mengendalikan

kegiatan keramaian tersebut. Izin

merupakan hal yang membolehkan

seseorang atau badan lainnya yang

meminta atau ingin melakukan sesuatu hal

yang menurut peraturan

perundang-undangan harus memiliki izin.

Bentuk izin yang diperlukan untuk

mengendalikan kegiatan keramaian adalah

izin keramaian yang harus dibuat atau

dipenuhi oleh penanggung jawab kegiatan

sebagai pemohon izin. Adapun yang

dimaksud dengan izin keramaian adalah

izin yang diberikan kepada orang

perorang,organisasi atau kelompok dan

atau panitia atas permintaannya untuk

mengumpulkan orang dalam jumlah

banyak baik untuk kegiatan kerohanian,

sosial, politik, seni budaya, demonstrasi

maupun kegiatan ilmiah.

(Henry.Siswosoediro, 2008)

Dalam Pasal 15 ayat 2a Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara ini, menyatakan peranan penting

pihak Kepolisian dalam “keramaian” dan

pemberian izin untuk mengadakan suatu

kegiatan yang berada dibawah pengawasan

aparat Kepolisian agar terciptanya

kepercayaan masyarakat yang berada

diwilayah tempat dimana “keramaian” itu

berlangsung kepada aparat Kepolisian

yang mengawasi. (Tim Redaksi, 2010)

Prosedur dari izin keramaian yang harus

diketahui adalah pemohon izin harus

mempunyai tujuan kegiatan yang akan di

laksanakan secara jelas, mempunyai

lampiran persetujuan dari RT/RW/Lurah

setempat sebagai pernyataan kegiatan yang

akan dilaksanakan tidak akan menganggu

warga setempat. Izin keramaian seperti

seminar, demonstrasi, mengumpulkan

massa untuk pawai politik, mengadakan

(5)

pasar malam, mengadakan hajatan yang

memakai badan jalan atau fasilitas kota

dan lain-lain. Adapun persyaratan umum

izin keramaian adalah:

a). Keramaian dan tontonan yang

diselenggarakan tidak memuat untuk

menjelekan atau menyudutkan salah satu

agama atau golongan tertentu atau SARA

(suku, agama, ras, dan antar golongan)

b). Kegiatan tontonan dan hiburan yang

dilakukan didekat jalan raya tidak boleh

menganggu lalu lintas. Untuk mengatur

jalannya tontonan dan hiburan agar tidak

menganggu lalu lintas dapat meminta

bantuan pengamanan dari pihak

Kepolisian.

Fungsi dari pembuatan izin keramaian ini

guna mencegah adanya pelanggaran

pelanggaran hukum yang tidak

menciptakan keamanan dan ketertiban

dalam masyarakat yang di lakukan oleh

penyelenggara kegiatan dan oleh orang

orang atau kelompok yang ikut serta dalam

kegiatan tersebut. (Y.Sri Pudyatmoko,

2009)

Salah satu contoh kasus

kurangnyapengawasan dan prosedural

yang diterapkan oleh pemohon izin dan

pemberi izin. contohnya seperti yang

terjadi pada bulan Oktober tahun 2012

yang dialami oleh penyelenggara konser

Band Ibu Kota yaitu SLANK di Gor

Bandar lampung yang berujung kerusuhan

dan kerusakan fasilitas umum oleh

penonton konser yang disinyalir

disebabkan kurang nya pengawasan dari

pihak Kepolisian dalam mengendalikan

penonton konser. Namun dari kejadian ini

band SLANK dicekal oleh MK untuk

tampil di kota Bandar lampung karena

diduga akan kembali mengakibatkan

kerusuhan. Namun jika dianalisis kasus ini

semestinya tidak oleh mencekal band

Slank untuk berhenti menyelenggarakan

konser di Bandar lampung karena sesuai

dengan pedoman izin keramaian jika

terjadi kerusuhan didalam suatu

keramaian, maka yang akan dikenakan

sanksi adalah penganggung jawab

acaranya, sedangkan Slank hanya sebagai

bintang tamu dalam acara tersebut,. Pihak

penyelenggara juga mengatakan telah

mempunyai surat izin keramaian yang

telah dibuat oleh penyelenggara konser

dengan pihak Kepolisian setempat. Dari

keterangan penyelenggara beberapa polisi

ada yang berada diwilayah konser tersebut

namun kerusuhan itu tidak bisa

dikendalikan oleh pihak Kepolisian yang

kurang sigap. Jadi dalam hal ini terlihat

kurangnya pengawasan

dan tanggung jawab dari pihak Kepolisian.

Ada juga kasus tentang prosedur

administrasinya yang kita ketahui bahwa

(6)

prosedur penerbitannya, namun masih

banyak pemohon izin keramaian yang

mengaku pada saat ingin membuat izin

keramaian masih di pungut biaya hingga

ratusan ribu rupiah dan dalam jangka

waktu yang tidak menentu.

Dari kejadian ini mungkin sebagian

masyarakat menganggap kurangnya

pengawasan dari Kepolisian untuk

mencapai kegiatan masyarakat yang

terdapat unsur kemanan, ketertiban serta

ketentraman yang dapat di jamin oleh

pihak Kepolisan selaku pemberi izin,

sehingga masyarakat tidak menganggap

remeh atau hanya sebagai formalitas saja

untuk memproses izin keramaian di Polres

setempat. Sehingga timbul kebiasaan

dalam diri masyarakat untuk membuat izin

keramaian yang berdampak bagi

penyelenggara acara.

Berdasarkan uraian diatas, untuk

mengetahui mekanisme pemberian izin

keramaian yang baik serta peranan

Kepolisian dalam menciptakan keamanan,

ketertiban serta ketentraman dalam

pelaksanaan izin keramaian. Maka penulis

berkesimpulan untuk mengadakan

penelitian mengenai :“Pelaksanaan

Pemberian Izin Keramaian Oleh Kepolisian Di Kota Bandar Lampung”.

Dengan rumusan masalah sebagai berikut:

(1) Bagaimana prosedur pemberian

izin keramaian oleh Kepolisian di

kota Bandar Lampung?

(2) Bagaimana pengawasan pihak

Kepolisian untuk mencapai ketertiban

dalam izin keramaian?

II. METODE PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang dibahas,

maka pendekatan masalah dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan

Yuridis Empiris .

Pendekatan Yuridis Empiris yaitu

pendekatan yang dilakukan dengan

meneliti serta mengumpulkan data primer

yang telah diperoleh secara langsung pada

objek penelitian (field research ) melalui

hasil observasi, wawancara dengan

responden atau narasumer ditempat objek

penelitian yang berhubungan dengan

permasalahan yang dibahas dalam

penelitian ini di kantor Kepolisian Daerah

Lampung guna mengetahui pelaksanaan

atau prosedur izin keramaian yang di

berikan oleh pihak Kepolisian Provinsi

Lampung (Cholid Narbuko dan Abu

(7)

III. PEMBAHASAN

A. Prosedur Pelaksanaan Penerbitan Izin Keramaian

A.1 Prosedur Pelaksanaan Penerbitan Izin Keramaian oleh pihak pemohon dan Intelkam Kepolisian Daerah Lampung

Berdasarkan teori yang telah di

kemukakan dalam tinjauan pustaka bahwa

Pelaksanaan merupakan kegiatan yang

dilaksanakan oleh suatu badan atau wadah

secara berencana, teratur dan terarah guna

mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam

hal ini suatu badan atau wadah yang dapat

mencapai tujuan yang diharapkan dalam

penerbitan izin keramaian adalah bagian

Intelkam Kepolisian Daerah Lampung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Staf

Kasi Yanmin Bagian Intelkam Kepolisian

Daerah Lampung Bapak Nasrul bahwa

untuk melaksanakan penerbitan izin

keramaian oleh Kepolisian dikota Bandar

Lampung, pemohon dapat pengajukan

permohonan pada bagian Intelkam

Kepolisian daerah lampung dengan hanya

mengisi persyaratan-persyaratan yang

telah ditentukan tanpa ada biaya

administrasi yang harus dikeluarkan oleh

pemohon serta penerbitan surat izin

keramaiannya akan selesai 2-3 hari setelah

pemohon melengkapi persyaratan yang

telah ditentukan dan didaftarkan pada

bagian Intelkam. Dalam penerbitan izin

keramaian juga pemohon paling lambat

mengurus penerbitan surat izin paling

lambat 7 hari sebelum kegiatan keramaian

dilaksanakan. Adapun kewajiban pemohon

yang harus dilengapi untuk membuat izin

keramaian berupa formulir yang berisi:

1). Mengisi kolom nama penanggung

jawab

Nama penanggung jawab adalah pemohon

izin keramaian selaku penanggung jawab

dalam kegiatan keramaian yang akan

dilakukan. Penanggung jawab kegiatan ini

juga bertanggung jawab penuh apabila

adanya pelanggaran hukum yang terjadi

dalam kegiatan keramaian tersebut, maka

pihak dari penanggung jawab inilah yang

akan diberikan sanksi yang berlaku.

2). Mengisi kolom pekerjaan

Pemohon izin keramaian selaku

penanggung jawab harus mengisi

pekerjaan yang sedang dijalani sesuai

dengan keterangan yang sebenar-benarnya

untuk keterangan yang lebih jelas dalam

biodata pemohon keramaian.

3). Mengisi kolom alamat

Pemohon izin harus mengisi alamat

dengan sebenar-benarnya sesuai dengan

kartu tanda pengenal pemohon. Agar jika

setelah kegiatan keramaian itu

(8)

inginkan maka alamat pemohon dapat

dilacak oleh pihak yang berwenang.

4). Memberikan surat permohonan dari

pihak penyelenggara

Didalam surat tertulis permohonan dari

pihak penyelenggara harus terdapat nomor

surat, lampiran, perihal yang ditujukan

kepada yang terhormat Kapolsek setempat

dimana lokasi kegiatan itu akan

dilaksanakan, menuliskan kegiatan apa

yang akan dilakukan, mecantumkan hari

atau tanggal, waktu, tempat dan nama

acara yang akan dilakukan kemudian surat

permohonan yang di buat oleh panitia

harus ditandatangani oleh ketua dan

sekretaris yang akan melakukaan kegiatan

tersebut disertai kota dan tanggal dimana

surat itu dibuat kemudian diserahkan

kepada bagian intelkam kapolsek setempat

untuk mendapatkan surat rekomendasi.

Surat ini berguna sebagai persetujuan para

panitia kegiatan dalam bekerjasama dan

melakukan penerbitan izin keramaian

dengan pihak Kepolisian.

5) Surat rekomendasi dari polres setempat

Surat ini akan dikeluarkan oleh polres

setempat apabila surat permohonan izin

keramaian oleh pihak pemohon telah

didaftarkan pada bagian Intelkam polres

setempat. Surat rekomendasi ini berisikan

surat keputusan dari Kepala Kepolisian

Resor (Kapolres) atau Kepala Kepolisian

Sektor (Kapolsek) setempat yang telah

menyetujui kagiatan keramaian yang

dimohonkan oleh pemohon izin

keramaian, sehingga kegiatan tersebut bisa

dilaksanakan

6). Perkiraan intelejen dari Polres setempat

Perkiraan intelejen ini adalah keputusan

yang dikeluarkan oleh Polres setempat

dalam surat rekomendasi Polres. perkiraan

intelejen ini akan digunakan untuk

dilapangan dimana kegiatan keramaian itu

akan dilakukan maka akan disertai

beberapa pihak Kepolisian yang akan

mengawasi kegiatan keramaian tersebut

7). Surat perintah pengamanan kegiatan

Surat ini dibuat oleh pemohon yang

ditujukan kepada Polres setempat untuk

disetujui dan diberikan pengamanan dari

pihak Kepolisian yang bertugas untuk

membantu penanggung jawab kegiatan

dalam mengkoordinir kegiatan keramaian

tersebut.

8). Izin tempat pelaksanaan kegiatan

Izin ini dibuat oleh pemohon kegiatan

keramaian kepada RT atau RW setempat

dimana kegiatan keramaian itu akan

dilaksanakan. Dengan ini kegiatan

keramaian itu telah disetujui oleh

masyarakat sekitar wilayah dimana

kegiatan keramaian akan dilakukan.

9). Proposal kegiatan

Proposal kegiatan yang dibuat oleh

pemohon kegiatan keramaian yang berupa

(9)

dibuatnya acara, alas an dibuatnya acara,

pihak-pihak yang ikut serta dalam acara

tersebut, tujuan acara, sponsor yang ikut

serta dll secara lengkap dan detail.

10.) Photo copy Kartu Tanda Pengenal

(KTP) penanggung jawab acara

Poto kopi kartu tanda pengenal pemohon

izin keramaian atau penanggung jawabnya

harus disertai untuk dokumen Kepolisian

apabila ada pelanggaran yang akan terjadi

dalam kegiatan keramaian tersebut maka

penanggung jawab acar tersebut akan

dicari untuk mempertanggung jawabkan

akibat yang dibuat.

11).Surat pengantar dari instansi lain

Surat pengantar jika ada boleh disertakan

dalam pendaftaran permohonan guna

melengkapi prosedur. Surat dari instansi

lain seperti contohnya surat rekomendasi

dari sponsor-sponsor dan

lembaga-lembaga yang akan ikut serta dalam

kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan staf

bagian Intelkam Kepolisian Daerah

Lampung, jika semua persyaratan telah

dibawa oleh pemohon izin maka berkas

berkas dan fomulir penerbitan izin

keramaian dapat diserahkan pada loket

kasi Intelkam bagian izin keramaian yang

selanjutnya akan diproses selama 3 hari

dan tidak dipungut biaya apapun. Dari

hasil wawancara prosedur pelaksanaan izin

keramaian oleh pihak Kepolisian dikota

Bandar Lampung sudah sesuai dengan

ketentuan Dasar (Petunjuk

Lapangan/pelaksanaan) Juklap Kapolri

No. Pol / 02 / XII / 95 tentang perijinan

dan pemberitahuan kegiatan masyarakat

yang berisi informasi-informasi tentang

persyaratan dan penerbitan izin di

Indonesia serta prosedur yang dilakukan

oleh pihak Intelkam Kepolisian daerah

Lampung sudah sesuai dengan peraturan

pedoman penerbitan izin keramaian secara

teknis yang telah di tentukan oleh

keputusan Kepala Kepolisian Daerah

lampung yang sudah mencakup aturan

yang tetap dari pedoman penerbitan izin

keramaian yang berlaku secara umum

yaitu :

1. Keramaian dan tontonan yang

diseleggarakan tidak memuat unsur

menjelekan atau menyudutkan salah satu

agama atau golongan tertentu atau SARA

(Suku, Agama, Ras, dan ntar golongan)

2. Kegiatan tontonan dan hiburan yang

dilakukan didekat jalan raya tidak boleh

mengganggu lalu lintas. Untuk mengatur

jalan nya tontonan dan hiburan agar tidak

mengganggu lalu lintas dapat meminta

bantuan dari pihak Kepolisian.

3.Foto kopi KTP (kartu tanda pengenal)

ketua panitia penyelenggara atau

(10)

4. Foto kopi KK (kartu keluarga) pemohon

atau penanggung jawab sebanyak satu

lembar

5. Nama penyelenggara

6. Alamat domisili yang jelas

7. Surat pengantar dari kelurahan, RT/RW

atau Polres setempat

8.Proposal gambaran umum kegiatan jika

ada

A.2. Sanksi-Sanksi

Dalam ketentuan teknis pelaksanaan izin

keramaian terdapat aturan yang disebutkan

juga dalam hasil wawancara dengan Staf

Intelkam Kepolisian di kota Bandar

Lampung bahwa keramaian dan tontonan

yang diseleggarakan tidak boleh memuat

unsur menjelekan atau menyudutkan salah

satu agama atau golongan tertentu atau

SARA ( suku, agama, ras, dan antar

golongan) dan kegiatan tontonan dan

hiburan yang dilakukan didekat jalan raya

tidak boleh mengganggu lalu lintas. Untuk

mengatur jalan nya tontonan dan hiburan

agar tidak mengganggu lalu lintas dapat

meminta bantuan dari pihak Kepolisian.

Dari ketentuan tersebut pemohon izin

kegiatan keramaian mempunyai kewajiban

untuk tidak melanggar aturan yang telah

ditetapkan. Apabila pemohon melanggar

ketentuan yang berlaku sehingga didalam

kegiatan tersebut terjadi pelanggaran

hukum yang mengancam tidak tercapainya

ketertiban dan keamanan untuk

masyarakat sekitar maka pemohon izin

keramaian selaku penanggung jawab

kegiatan akan di berikan sanksi oleh pihak

Kepolisian sesuai dengan tindak

pelanggaran yang terjadi.

Sanksi adalah ganjaran, jeraan, atau

hukuman bagi siapa yang melanggar

peraturan yang telah ditentukan. Pihak

Kepolisian juga mempunyai kewenangan

memberikan sanksi kepada pelanggar.

Dalam hal ini apabila suatu instansi atau

kelompok masyarakat mengadakan suatu

kegiatan keramaian tetapi tidak

mempunyai surat izin keramaian yang

dikeluarkan oleh Kepolisan Daerah

maupun Sektor serta tidak dipenuhinya

ketentuan-ketentuan yang telah diatur

dalam pelaksanaan izin keramaian oleh

pemohon izin kepada pihak Kepolisian.

Maka telah diatur dalam Pasal 510 KUHP

ayat 1:

(1). Di ancam dengan denda paling banyak

dua puluh lima rupiah, barang siapa tanpa

izin Kepala Polisi atau pejabat lain yang

(11)

Ke-1. Mengadakan keramaian atau

tontonan untuk umum

Ke-2. Mengadakan arak-arakan dijalan

umum.

Diatur juga sanksi sanksi yang akan

diterima apabila izin keramaian tidak

dilaksanakan dan apabila dalam acara itu

terdapat pelanggaran hukum yang terjadi

1.Perbuatan melanggar hukum dikenakan

sanksi hukuman sesuai dengan ketentuan

perundangan-undangan yang berlaku.

2.Penaggung jawab melakukan tindak

pidana, dipidana sesuai dengan peraturan

perundangan-undangan yang berlaku

ditambah sepertiga dari pidana pokok.

3.Barang siapa dengan kekerasan/ancaman

menghalangi penyampaian pendapat di

muka umum dipidana penjara paling lama

satu tahun.

Sebagaimana yang diatur dalam Undang

Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang

Kepolisian Negara Repubik Indonesia

pada Pasal 13, 14, dan 15 telah diatur

tentang tugas dan kewenangan Kepolisian

yang harus memberi izin kepada pihak

pemohon dan menjaga ketertiban dan

keamanan agar tidak ada pelaggaran

hukum yang terjadi. Jadi dalam hal izin

keramaian ini diharapkan pihak Kepolisian

dapat bekerja sama dengan penanggung

jawab acara selaku pemohon dalam

menciptakan acara keramaian masyarakat

dengan aman dan tertib sesuai peraturan

yang telah ditentukan oleh Kepolisian dan

Undang Undang. Dalam hal ini adanya

sanksi sangat penting diketahui bagi calon

pemohon yang akan melakukan

pendaftaran atau pelaksanaan penerbitan

izin keramaian untuk menanggulangi serta

meminimalisir masalah yang akan

ditimbulkan dalam kegiatan keramaian

secara preventif serta membantu pihak

Kepolisian dalam mengontrol kegiatan

keramaian yang akan berlangsung agar

berjalan tertib dan aman.

B. Pengawasan Pihak Kepolisian unuk mencapai Ketertiban, Keamanan, dan Ketentraman dalam Izin Keramaian

Berdasarkan hasil wawancara dengan Staf

Intelkam Kepolisian Daerah Lampung

bapak Nasrul dapat disimpulkan bahwa

terdapat dua bidang dalam Kepolisian

dalam bidang mengatur penerbitan dan

pengawasan terhadap pelaksanaan izin

keramaian yaitu bidang Intelkam Polda

atau Polres serta pasukan pengamanan

yang ditugaskan untuk menjaga keamanan

serta ketertiban dalam kegiatan keramaian

tersebut yang diatur juga dalam peraturan

Kepala Kepolisian Negara Republik

(12)

susunan organisasi pada tingkat Kepolisian

Resor dan Sektor. Intelkam Polda adalah

badan pembantu dan pelaksanaan pada

tingkat Mapolda bertugas melaksanakan

pembinaan fungsi intelijen dan pasukan

pengamanan Kepolisian (Intelpampol)

yang bertugas mengawasi kegiatan

dilapangan dimana kegiatan tersebut

dilaksanakan dalam lingkungan Polda

Lampung serta menyelenggarakan dan

melaksanakan fungsi tersebut, yang

bersifat regional/terpusat pada titik daerah,

dalam rangka mendukung pelaksanaan

tugas operasional pada tingkat

kewilayahan dalam lingkungan Kepolisian

Daerah Lampung.

Selanjutnya Kepolisian Negara Republik

Indonesia juga mengeluarkan surat izin

atau keterangan yang diperlukan dalam

rangka pelayanan masyarakat seperti

memberikan bantuan pengamanan dalam

sidang dan pelaksanaan putusan

pengadilan, kegiatan instansi lain serta

kegiatan masyarakat, mencari keterangan

dan barang bukti guna menghindari

kesalahfahaman terjasinya penangkapan

pada orang yang bukan tersangka. Dalam

penerbitan surat izin pihak Kepolisian

mempunyai tugas pokok yaitu melindungi

dan menertibkan, perlindungan juga

diperlukann dalam hal terjadinya

keramaian umum seperti keramaian atau

tontonan untuk umum dan mengadakan

demontrasi atau pawai atau arak-arakan

dijalan umum dan mengadakan penertiban

apabila terjadi kegiatan yang dianggap

membahayakan kepentingan umum,

seperti misalnya mengamankan kegiatan

politik tidak di campuri dengan kejahatan

atau pelanggaran dalam kegiatab

keramaian yang dilakukan oleh

penanggung jawab kegiatan. Dalam

pelaksanaan izin keramaian pasukan

Intelpampol yang telah ditugaskan untuk

mengawasi dilapangan tempat dimana

kegiatan keramaian itu dilaksanakan

bertugas untuk mengawasi jalan nya

kegiatan terutama masa atau penonton

kegiatan untuk tidak melakukan

pelanggaran hukum. Kagiatan yang

dilakukan Kepolisian dalam mengawasi

kegiatan keramaian biasanya dengan

membuat batasan bagi penonton untuk

mengekspresikan antusiasmenya dalam

tahap wajar agar tidak menganggu masa

lainnya dan juga tidak menganggu fasilitas

umum yang ada. Jika terdapat masa atau

orang atau sekumpulan orang yang

berpotensi mengancam keamanan dan

ketertiban kegiatan itu berlangsung maka

dari pihak Kepolisian akan menagani

sebagaimana mestinya. Jika faktor

pelanggarnya adalah dari pihak massa nya

maka pihak Kepolisian akan mengeluarkan

massa yang menjadi faktor kerusuhan, dan

(13)

pihak acara seperti contohnya kegiatan

tersebut lebih condong kearah anarkisme

maka pihak Kepolisian akan

menindaklanjuti dari pihak penanggung

jawab acara atau kegiatan untuk

mempertanggung jawabkan sesuai dengan

ketentuan dan aturan yang berlaku dalam

penerbitan izin keramaian. Semua

pengawasan yang dilakukan oleh

Kepolisian atau bagian intelejennya telah

mengikuti aturan dari fungsi penerbitan

izin yang berlaku yaitu:

1). Mengarahkan aktifitas tertentu

(Sturen).

Mencegah terjadinya kegiatan kegiatan

yang dilaksanakan apabila tidak sesuai

dengan peraturan perundang undangan

nya.

2).Mencegah bahaya

Mencegah terjadinya pelanggaran hukum

atau kerusakan dari kegiatan keramaian

yang berdampak anarki.

3).Keinginan melindungi objek tertentu.

Dapat melindungi obyek-obyek atau

fasilitas lain yang akan di pakai untuk

kegiatan keramaian agar tidak bersifat

merusak.

4). Hendak membagi benda-benda yang

sedikit.

Membolehkan para peserta kegiatan

keramaian untuk memakai atau menghuni

tempat untuk kegiatan tersebut menurut

peraturan yang berlaku.

5). Mengarahkan dengan meyeleksi

orang-orang dan aktivitas-aktivitas.

Memilih para pemohon kegiatan, baik dari

segi penanggung jawab maupun maksud

dari kegiatan itu di laksanakan agar tidak

berpotensi mengancam keamanan,

ketertiban, dan ketentraman masyarakat

sekitar

Untuk mencegah terjadinya pelanggaran

pihak Kepolisian juga biasanya

Memberikan pemahaman kepada

penyelenggara/event organizer dalam

kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

lebih memperhatikan aspek keamanan,

keselamatan, dan situasi lokasi kegiatan

serta melakukan koordinasi lebih awal

untuk proses ijin keramaian dan

pengamanan kegiatan (pam giat) sehingga

diharapkan dapat lebih mudah

menciptakan ketertiban, keamanan, dan

ketentraman khususnya dalam kegiatan

keramaian masyarakat yang akan

dilakukan oleh pemohon izin atau

(14)

IV. PENUTUP

Berdasarkan pembahasan pada

pembahasan bab sebelumnya dan dari hasil

penelitian yang dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan bahwa:

(1) Prosedur pemberian izin keramaian

oleh Kepolisian Daerah Lampung adalah

sebagai berikut:

a).Sebagai pemohon izin telah menyiapkan

berkas berkas berupa kartu tanda pengenal,

dan proposal kegiatan yang akan

dilaksanakan dengan benar sesuai dengan

ketentuan yang berlaku maksimal 7 hari

sebelum kegiatan itu akan dilaksanakan

b). Setelah mendapat arahan dari Intelkam

Polda Lampung pemohon izin dapat

mengurus berkas rekomendasi dari Polres

atau Polsek setempat untuk melakukan

kegiatan keramaian diwilayah sektor

setempat.

c). Apabila semua berkas telah dipenuhi

pemohon dapat kembali ke Polda lampung

bagian Inteklam untuk mengajukan

penerbitan izin keramaian yang akan

diproses oleh Staf Intelkam Polda

Lampung dalam jangka waktu 3 hari dan

tidak dipungut biaya.

(2) Pelaksanaan pengawasan izin

keramaian oleh Kepolisian di kota Bandar

Lampung:

a). Dalam pengawasan izin keramaian

pihak Kepolisian akan berada diwilayah

dimana kegiatan itu akan dilaksanakan

dengan catatan bahwa penanggung jawab

acara telah mendapat surat izin keramaian

dari Polda Lampung dan dapat

bekerjasama dengan intelejen.

b). apabila kegiatan keramaian yang

dilakukan penyelenggara tidak sesuai

dengan aturan atau berpotensi

menimbukan kerusuhan maka kegiatan

keramaian harus dibubarkan paksa oleh

pihak Kepolisian dengan sanksi sanksi

yang berlaku

Saran :

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dijabarkan diatas,

peneliti mencoba memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1). Hendaknya ada pelayanan yang lebih

tebuka dalam melayani izin keramaian

untuk para calon pemohon agar tidak ada

kesulitan dalam melakkan pendaftaran izin

keramaian

2). Hendaknnya ada penanganan bagi

pihak pihak yang tidak bertanggung jawab

dalam memungut biaya dalam pelaksanaan

izin keramaian yang akan dilakukan oleh

pemohon seperti kasus kasus yang telah

(15)

keramaian yang dikenai biaya yang cukup

besar dalam prosedur izin keramaian

3). Diharapkan adanya ketepatan waktu

dari pihak Kepolisian dalam penerbitan

izin keramaian sehingga tidak melewati

batas waktu yang ditentukan.

4). Pemohon selaku penaggung jawab

kegiatan keramaian juga semestinya

merencanakan kegiatan keramaian secara

matang dan telah mempertimbangkan

kegiatan yang akan dilakukan baik dampak

buruk maupun dampak positifnya baik

bagi pengunjung kegiatan tersebut maupun

masayarakat sekitar.

5). Adanya pengawasan yang efektif dari

pihak Kepolisian dalam bidang

pengamanan terutama Jalur yang

mengarah ke lokasi kegiatan, apakah

memungkinkan untuk dilalui dengan

memperhatikan keamanan, ketertiban,

kelancaran lalu lintas (kamtibcarlantas)

6). Diharapkan adanya kerjasama dari

pihak penyelenggara dan pihak Kepolisian

dalam menciptakan kegiatan keramaian

yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar

tanpa menganggu fasilitas umum maupun

masyarakat sekitar

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU/LITERATUR

Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2001,

Metodologi Penelitian, Bumi Aksara,

Jakarta.

Indroharto, 1995,Asas-Asas Umum

Pemerintahan yang Baik, Citra

Aditya hlm65

Karwita dan Saronto,2001,Art of War,

hlm126-127

Khayatudin,S.H.,M.Hum , 2012,

Pengantar Mengenal Hukum

Perizinan,Kediri, UNISKA press

Koesparmono Isran, 2000, Jurnal Polisi

Indonesia, Buku Obor, Jakarta.

Kuncoroningrat, 1981, Metode-metode

Penelitian Masyarakat, PT.

Gramedia, Jakarta.

Philipus M. Hadjon, 1991, Pengantar

Hukum Perizinan, Utrecht.

Subroto Soenarto, 1979, KUHP dan

KUHAP, Radja Grafindo Persada,

Jakarta

Setianto,Yudi.2008,Panduan Lengkap

Mengurus Segala Dokumen

(16)

dan Pendidikan, Jakarta, Forum

Sahabat.

Siswosoediro Henry, 2008, Buku Pintar

Pengurusan Perizinan dan

Dokumen, Jakarta, Transmedia

Pustaka.

Tim Redaksi, 2010, Undang Undang Izin

Keramaian, Jakarta, Sinar Grafika

Y. Sri Pudyatmoko, 2009, Perizinan

Problem dan Upaya Pembenahan,

Jakartarta, Grasindo

B. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP)

Undang-Undang No. 20 Tahun 1982

Tentang Ketentuan-Ketentuan

Pokok Pertahanan Keamanan

Negara Republik Indonesia dan

Penjelasannya..

Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia.

Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia nomor 23

tahun 2010 tentang susunan

organisasi pada tingkat Kepolisian

Resor dan Sektor

Juklap Kapolri No. Pol / 02 / XII / 95

tentang perijinan dan

pemberitahuan kegiatan

masyarakat

Petunjuk pelaksanaan kapolri No.Pol :

juklak / 29 / VII / 1991 Tgl 23

juli1991 tentang Pengawasan ,

Pengendalian dan Pengamanan

bahan Peledak Non Organik ABRI.

Petunjuk lapangan Kapolri no. Pol :

Juklap / 02 / XII / 1995 / Tentang

Perijinan dan Pemberitahuan

Kegiatan Masyarakat.

C. AKSES INTERNET

www.tamanlalulintas.blogspot.com

(diunduh pada tanggal 1 Agustus

2013 pukul 07.30)

www.sonytobel.o.blogspot.com (diunduh

pada tanggal 2 Agustus 2013 pukul

12.30)

http://abdurrohimmahfudz.blogspot.com/2

(17)

013/03/lembaga-pemerintahan-desa-dan-kecamatan.html (diunduh

pada tanggal 2 Agustus 2013 pukul

07.00)

http://csuryana.wordpress.com/2013/05/14

/tugas-pokok-dan-fungsi-intelijen-

keamanan-intelkam-literature-review/ (diunduh pada tanggal 4

Agustus 2013 pukul 07.30)

http://humas.polri.go.id/SitePages/pelayan

an-perizinan-keramaian.aspx

(diunduh pada tanggal 1 Desember

2013 pukul 07.30)

http://books.google.co.id/books/about/PA

NDUAN_LENGKAP_MENGUR

US_PERIJINAN_dan_D.html?id=

7MoAhDfi_8UC (diunduh pada

tanggal 3 Desember 2013 pukul

09.30)

http://www.mitraahmad.net/buku-undang_undang_izin_keramaian_

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tes diagnostik, wawancara, dan tes remedial, kesulitan-kesulitan tersebut yaitu menentukan definisi yang dipakai pada saat mengerjakan soal trigonometri

Adapun penerapan metode bercerita untuk meningkatkan keterampilan menyimak anak pada Kelompok B1 RA Persis 250 Cihamerang Banjaran Kabupaten Bandung yaitu pada siklus

disimpulkan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam meminjam dengan cara membungakan harta atau uang yang dipinjam tersebut

Class฀likewise฀had฀little฀bearing฀on฀the฀presidential฀election,฀despite฀ the฀efforts฀of฀certain฀candidates.฀Since฀its฀formation฀in฀the฀late฀1990s,฀

Mayoritas yang lebih kecil setuju atau sangat setuju bahwa UU pemilu telah memberikan peluang yang cukup bagi partai politik baru untuk bersaing dalam pemilu (63%) dan

I don’t want this.” Turning, she took a deep breath, “I’m going to stay long enough to make sure Tracy is all right. Then I’ll find my way own way back

This ultimate foundation of discourse ethics holds, of course, also with regard to the discursive treatment of moral problems within the context of a multicultural society: for

Jong Java sebagai anak organisasi Budi Utomo juga menolak cita-cita persatuan Indonesia, bahkan mereka juga menentang ajaran Islam yang telah menjadi agama mayoritas