• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM KELAS X SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

KELAS X SMK SWASTA TELADAN MEDAN TAHUN AJARAN 2014 - 2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

RIJALUL MEIDANI 5103321030

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

Rijalul Meidani. NIM. 5103321030: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share (TPS) Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X SMK Swasta Teladan Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam pada siswa kelas X Otomotif di SMK Swasta Tealadan Medan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneltian ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober - 12 November 2014. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah 34 orang siswa dari kelas X Otomotif SMK Swasta Teladan Medan. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah catatan lapangan, lembar observasi aktivitas belajar siswa dan tes hasil belajar siswa. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa persentase kegiatan belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share meningkat sebesar 50% dari siklus I yaitu 38,2% menjadi 88,2% pada siklus II. Peningkatan aktifitas siswa membuat hasil belajar siswa meningkat. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil belajar siswa dari siklus I. jumlah siswa yang dikategorikan tuntas hanya 13 orang atau 67,6% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 30 orang yang dikategorikan tuntas atau 95,5% dari total jumlah siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X di SMK Swasta Teladan Medan pada mata pelajaran proses dasar pembentukan logam pada tahun ajaran 2014/2015.

(5)

ii ABSTRACT

Rijalul Meidani. NIM. 5103321030: Cooperative Learning Model Application Type Think Pair And Share (TPS) Activities To Improve Student Learning Outcomes Learning And Subject To The Formation Process Of Metal Base Class X SMK Swasta Teladan Medan Academic Year 2014/2015. Scription. Education Department of Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, State University of Medan. 2015.

This study aims to determine the learning activities and student learning outcomes by implementing cooperative learning model Think Pair and share on subjects base metal forming process in class X Automotive in SMK Swasta Teladan Medan. This type of research is the Classroom Action Research (CAR ) This study was conducted on 15 October to 12 November 2014. The number of subjects in this study were 34 students of class X Automotive SMK Swasta Teladan Medan. Instrument used to collect data in this research is the field notes , observation sheet student learning activities and student achievement test. From the analysis of the data found that the percentage of student learning activities by implementing cooperative learning model Think Pair and share increased by 50 % from the first cycle that 38.2 % to 88.2 % in the second cycle. Increased activity of the students making learning outcomes of students increased. It can be seen from the percentage of student learning outcomes of the cycle I. categorized the number of students who completed only 13 people or 67.6 % , while in the second cycle increased to 30 people were categorized completed or 95.5 % of the total number of students. It can be concluded that by implementing cooperative learning model Think Pair and share can improve learning activities and results of class X student in SMK Swasta Teladan Medan Models on the subjects of the base metal forming processes in the academic year 2014/2015 .

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia

yang dilimpahkan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini

mengungkap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share

untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

proses dasar pembentukan logam siswa kelas X SMK Swasta Teladan Medan

tahun pelajaran 2014/2015.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami kendala dan

beberapa hambatan yang pada umumnya dikarenakan kurangnya pengalaman

penulis. Namun berkat bimbingan dari pihak-pihak terkait seluruh kendala dan

hambatan tersebut dapat ditanggulangi, sehingga skripsi ini dapat dirampungkan

dalam waktu yang telah ditentukan. Oleh karena itu selayaknya penulis

mengucapkan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang paling teristimewa Ibunda Nurwatni dan

Ayahanda Muzanni Lubis, yang telah memberikan segalanya.

2. Dr. Saut Purba, M.Pd, selaku pembimbing yang telah banyak membantu,

mengarahkan, membimbing, dan memberi dorongan sampai skripsi ini

selesai.

3. Drs.Robert Silaban, M.Pd, selaku penasehat akademik yang telah

memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan studi

4. Drs. Hidir Efendi, M. Pd, selaku ketua jurusan pendidikan teknik mesin

Unimed

5. Drs. Selamat Riadi, M.T., selaku Sekretaris Teknik Mesin Unimed.

6. Janter P. Simanjuntak, ST., MT., Ph.D., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin Unimed.

7. Prof. Dr. A. Hamid K., M. Pd., selaku Dekan Fakultas Teknik Unimed.

8. Seluruh staff pengajar dan tata usaha di lingkungan Jurusan Pendidikaan

(7)

iv

9. Adik tersayang Dini Aprilia yang turut serta memberikan bantuan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Seluruh anggota keluarga tercinta yang senantiasa memotivasi penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

11.Sahabat-sahabat penulis yang turut serta memberikan bantuan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini, M. Wahyu Nugroho, Alif Falanda

Putra, Ahmad Soripada, Umar Hadi, Mhd Hendra Yusren, Dedi Syahputra,

Epan Prasetyo, Samsul Afandi Akbar, dan teman-teman Ekstensi 2010.

12.Serta pihak-pihak lainnya yang telah membantu dalam pelaksanaandan

penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Medan, Januari 2015

(8)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS 10 A.Deskripsi Teori ... 10

1. Hakikat Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 10

2. Aktivitas Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 11

3. Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 15

4. Teori Proses Dasar Pembentukan Logam ... 18

5. Hakikat Model Pembelajaran ... 21

6. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 21

a. Defenisi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 21 b. Cirri-Ciri Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 22

(9)

d. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning) ... 23

e. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 24

f. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 25

7. Model Pembelajaran Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 25

a. Pengertian Model Pembelajaran Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 25

e. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think, Pair, And Share (TPS) ... 30

a. Tahapan Perencanaan Tindakan I ... 39

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan I ... 41

c. Tahap Observasi/Pengamatan I ... 39

(10)

2. Siklus II ... 43

a. Tahapan Perencanaan Tindakan II ... 43

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan II ... 41

c. Tahap Observasi/Pengamatan II ... 44

d. Tahap Refleksi ... 44

C.Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 44

1. Variabel Bebas ... 45

2. Variabel Terikat ... 45

D.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

E. Data dan Sumber Data ... 46

F. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46

G.Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data ... 47

1. Instrument Tes ... 47

2. Instrument Non Tes ... 49

a. Lembar Observasi Terhadap Guru Dan Siswa ... 49

b. Catatan Lapangan ... 51

c. Angket ... 51

d. Dokumentasi ... 52

H.Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ... 52

1. Analisis Data Kualitatif ... 52

a. Reduksi Data ... 52

b. Paparan Data ... 52

c. Penyimpulan ... 53

2. Analisis Data Kuantitatif ... 54

a. Data Observasi Aktivitas Siswa ... 54

b. Data Observasi Aktivitas Guru ... 55

c. Tes Hasil Belajar ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

(11)

a. Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Proses Dasar

Pembentukan Logam Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Think Pair And Share ... 58

b. Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Pengolahan Dan Pengecoran Logam Dengan Dapur Tinggi, Dapur Listrik, Dan Dapur Kupola... 65

c. Refleksi Siklus I ... 68

2. Siklus II ... 70

a. Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Proses Dasar Pembentukan Logam Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair And Share ... 70

b. Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Perlakuan Panas Logam Ferro, Hardening, Tempering, Anneling, Carburizing ... 80

C. Pendapat Siswa Tentang Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Pada Saat Proses Belajar Mengajar ... 93

D. Pembahasan Hasil Observasi Aktivitas Terhadap Guru ... 100

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Proses pembuatan benda coran (sardia, 1976) ... 19

Gambar 2. Proses pembuatan cetakan (Sardia, 1976) ... 20

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 35

Gambar 4. Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam (Siklus I) ... 67

Gambar 5. Diagram hasil belajar siswa dalam pembelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam (Siklus I) ... 68

Gambar 6. Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar

pembentukan logam (siklus I dan siklus II) ... 82

Gambar 7. Diagram Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Proses

Dasar Pembentukan Logam ... 84

Gambar 8. Peningkatan Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa Total Pada

Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Siklus I

dan Siklus II ... 86

Gambar 9. Peningkatan Rata - Rata Hasil Belajar Siswa Total Pada

MataPelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Siklus I dan

Siklus II ... 87

Gambar 10.Jumlah Siswa berdasarkan persepsi siswa terhadap model

pembelajaran TPS ... 99

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Silabus ... 108

Lampiran 2 : RPP Siklus I ... 110

Lampiran 3 : RPP Siklus II ... 123

Lampiran 4 : Rekapitulasi Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan I ... 135

Lampiran 5 : Perhitungan Persentase Aktivitas Belajar Siswa (Siklus I Dan Siklus I) ... 143

Lampiran 6 : Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa (Post Test)... 146

Lampiran 7 : Angket ... 147

Lampiran 8 : Data Persepsi Siswa Tentang Penerapan Model Pembelajaran Tipe Think Pair And Share (TPS) ... 149

Lampiran 9 : Lembar Observasi Pengajaran Guru ... 152

Lampiran 10 : Lembar Catatan Lapangan Observer ... 156

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Data Nilai Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ... 4

Tabel 2. Tahapan-Tahapan Dalam Pembelajaran Kooperatif ... 24

Tabel 3. Pembelajaran Think, Pair, And Share ... 29

Tabel 4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam .. 48

Tabel 5. Kisi-Kisi Indikator Soal Tes Hasil Belajar Proses Dasar Pembentukan Logam ... 49

Tabel 6. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 50

Tabel 7. Kriteria Tingkat Keaktifan Siswa ... 55

Tabel 8. Kategori Ketuntasan Penguasaan Materi Pelajaran ... 56

Tabel 9. Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam (siklus I) ... 66

Tabel 10. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam (siklus I) ... 67

Tabel 11. Persentase Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam siklus I dan siklus II ... 81

Tabel 12. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran Proses Dasar pembentukan logam siklus I Dan Siklus II ... 83

Tabel 13. Selisih Hasil Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 86

Tabel 14. Ketertarikan terhadap proses pembelajaran proses dasar pembentukan logam dengan model pembelajaran TPS ... 94

Tabel 15. Senang terhadapproses pembelajaran proses dasar pembentukan logam dengan menggunakan model pembelajaran TPS ... 94

Tabel 16. Lebih Mudah Memahami Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ... 95

Tabel 17. Memperhatikan dalam proses pembelajaran prorses dasar pembentukan logam ... 95

(15)

Tabel 19. Nyaman terhadap proses pembelajaran proses dasar pembentukan

logam dengan model pembelajaran TPS ... 96

Tabel 20. Model pembelajaran TPS efektif jika diterapkan dalam

pembelajaran proses dasar pembentukan logam ... 97

Tabel 21. Model pembelajaran TPS dapat meningkatkan minat belajara

siswa ... 97

Tabel 22. Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran Proses dasar

pembentukan logam ... 98

Tabel 23. Menggunakan model pembelajaran TPS membuat semangat belajar

Meningkatkan ... 98

Tabel 24. Jumlah siswa berdasarkan persepsi siswa terhadap model

pembelajaran TPS ... 99

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Peningkatan sumber daya manusia memegang peranan penting dalam

menghadapi kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat dan

semakin menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Soedjadi (2000 : 137)

menyatakan bahwa “Untuk menghadapi abad ke 21 yang diperkirakan akan

diwarnai oleh persaingan, bangsa Indonesia mutlak perlu memiliki warga

yang bermutu atau berkualitas tinggi”. Demikian satu-satunya wadah kegiatan

yang dapat dipandang dan berfungsi sebagai upaya meningkatkan mutu

sumber daya manusia yang tinggi adalah pendidikan, baik formal maupun

non formal. Pendidikan formal diantaranya adalah Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK).

SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang bertujuan

mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan

sesuai dengan kebutuhan persyaratan lapangan kerja, dan mampu

mengembangkan potensi dirinya dalam mengadopsi dan beradaptasi dengan

perkembangan teknologi. Mutu lulusan SMK pada dasarnya bergantung pada

kualitas keterampilan yang dimilikinya dan pengetahuan dalam mata

pelajaran kejuruannya, sehingga upaya pemerintah saat ini agar lulusan

lembaga pendidikan harus siap menghadapi masa depan. Selanjutnya

(17)

2

yang bertujuanuntuk mendorong peserta didik atau siswa mampu lebih baik

dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah

menerima materi pembelajaran. Dengan harapan setiap siswa akan lebih

kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka mampu

menghadapi berbagai persoalan dan tantangan dizamannya. Kemudian dari

pada itu juga, untuk menyeimbangkan keterampilan sesuai dengan pelatihan

dan pengetahuan teori yang didapat dari mata pelajarannya.

Salah satu diantara mata pelajaran yang memberikan hubungan erat

dengan pengetahuan dalam bidang praktik dan didunia industri adalah Proses

Dasar Pembentukan Logam. Proses Dasar Pembentukan Logam merupakan

proses yang dilakukan dengan cara memberikan perubahan bentuk dan

memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis pada benda kerja.

Proses pembentukan tergantung pada sifat plasticity (plastisitas), yakni

kemampuan mengalir sebagai padatan tanpa merusak sifat-sifatnya. Pada

mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam ini juga dijelaskan

pembahasan seperti pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa

(forging), ekstrusi (extruding), penarikan kawat (wire drawing), penarikan

dalam (deep drawing), dan lain-lain. Mata pelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam harus mampu dikuasai oleh setiap siswa SMK jurusan

teknik mesin untuk bekal sebagai tenaga ahli didunia industri atau

diperusahan yang bergerak dibidang pengolahan logam dengan proses belajar

(18)

3

Proses belajar dan mengajar pada dasarnya merupakan perpaduan dari

dua aktivitas yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas belajar

adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu,

sedangkan mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur)

lingkungan belajar sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta

didik sehingga terjadi proses belajar. dengan demikian, seharusnya proses

belajar mengajar di sekolah merupakan suatu kegiatan yang disenangi,

menantang, dan bermakna bagi siswa.

Melalui observasi yang peneliti lakukan ke sekolah, cenderung

bertolak belakang dengan tujuan tentang proses belajar di atas. Pada

sistemnya pembelajaran masih cenderung bersifat berpusat pada guru.

Terlihat suasana kelas yang cenderung kaku dan para siswa pasif, sehingga

terkadang siswa tertidur dalam penjelasan materi pembelajaran, dan lambat

dalam menyerap konsep yang disampaikan guru, dan juga guru hanya

menerapkan metode pembelajaran ceramah yang tidak mengkombinasikan

dengan model pembelajaran yang lain. Pembelajaran yang monoton dan

penerapan sistem hapalan kerap membuat siswa menjadi pasif sehingga siswa

tidak memiliki rasa ingin tahu, tidak memiliki pertanyaan dan juga tidak

tertarik pada materi pembelajaran yang diajarkan, kondisi yang seperti ini

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dan ada kemungkinan juga dapat

digolongkan menjadi salah satu faktor rendahnya hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam. Hal ini dapat dilihat

(19)

4

Logam siswa kelas X Teknik Otomotif di SMK Swasta Teladan Medan dari

tahun 2010 – 2013

Tabel 1.

Data Nilai Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X

Tahun Ajaran Standart

Sumber: Daftar Nilai Guru SMK Swasta Teladan Medan.

Tabel di atas menunjukan nilai rata-rata siswa selama tiga tahun

terakhir tergolong masih rendah yaitu pada tahun 2010/2011 sebanyak 20

siswa atau 51,3 % dari 39 siswa, tahun 2011/2012 sebanyak 24 siswa atau 60

% dari 40 siswa, dan tahun 2012/2013 sebanyak 25 siswa atau 62,5 % dari 40

siswa. Nilai yang diperoleh siswa belum memenuhi dengan standart

ketuntasan minimal, sedangkan standart ketuntasan minimal yang diterapkan

oleh SMK Swasta Teladan Medan adalah 70. Menurut Bloom (1968)

pembelajaran tuntas merupakan satu pendekatan pembelajaran yang

difokuskan pada penguasaan siswa dalam sesuatu hal yang dipelajari.

Selain hasil belajar yang masih rendah, keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran juga masih rendah. Berdasarkan pengamatan peneliti saat

(20)

5

Dasar Pembentukan Logam seperti bertanya atau mengemukakan pendapat

atau bahkan beradu argument masih jarang terjadi. Siswa kurang dapat

mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk melakukan aktivitas belajar

dengan baik. Dalam hal ini siswa cenderung hanya menerima pelajaran,

kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, tidak bertanya

jika ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan merumuskan

gagasan sendiri dan siswa belum terbiasa bersaing dalam menyampaikan

pendapat kepada orang lain.

Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar

mengajar juga mampu membangkitkan dan membawa siswa kedalam suasana

rasa senang dan gembira, dimana ada keterlibatan emosional dan mental.

Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

think pair and share

Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) adalah

salah satu model pembelajaran yang didasarkan pada mekanisme diskusi

secara berpasangan dan berbagi antar setiap pasangan di kelas. Pelaksanaan

pembelajaran TPS ini diawali dari berpikir (think) sendiri mengenai

pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut siswa untuk lebih tekun

dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih mudah dalam

memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru. Siswa kemudian diminta

untuk mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan (pair). Tahap

diskusi merupakan tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna,

(21)

6

aktif menyampaikan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain dalam

kelompok, serta mampu bekerja sama dengan orang lain. Setelah

mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa yang ada

diminta untuk berbagi (share) hasil pemikiran yang telah dibicarakan bersama

pasangannya kepada seluruh teman sekelasnya. Tahap berbagi menuntut

siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya secara bertanggung jawab,

serta mampu mempertahankan pendapat yang telah disampaikannnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan memilih judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share Untuk Meningkatkan

Aktivitas Belajar Dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam Kelas X SMK Swasta Teladan Medan”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan

memperhatikan kondisi dan situasi yang terjadi, maka dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam

2. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah dalam proses belajar mengajar,

(22)

7

3. Proses pembelajaran kurang bervariasi yang membuat aktivitas belajar

siswa rendah dan menyebabkan siswa merasa bosan dalam materi yang

diajarkan

4. Metode ceramah pada dasarnya hanya memposisikan siswa sebagai objek

pembelajaran, bukan sebagai subjek pembelajaran.

5. Siswa tidak terlibat secara aktif dan kurang merespon materi pembelajaran

Proses Dasar Pembentukan Logam.

6. Perubahan kurikulum KTSP ke kurikulum 2013 yang masih sulit untuk

diterapkan dikarenakan kurangnya sosialisasi dan tata cara pelaksanaan

dalam proses pembelajaran

C.Pembatasan Masalah

Oleh karena luasnya permasalahan dan keterbatasan pengetahuan,

tenaga, biaya, waktu dan untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda,

maka masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi pada:

1. Metode konvensional yang diterapkan selama ini cenderung membuat

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa menjadi rendah, sehingga

penelitian yang dilaksanakan ini hanya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair and share selama kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Proses Dasar pembentukan Logam.

2. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang diteliti hanya aktivitas belajar dan

(23)

8

3. Materi pembelajaran pada mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan

Logam yang diteliti dalam penelitian ini hanya Teknik Pengolahan Dan

Pengecoran Logam Dengan Dapur Tinggi, Dapur Listrik, dan Dapur

Kupola, dan materi pembelajaran Perlakuan panas logam ferro:

Hardening, Tempering, Anealing, Normalizing,dan Carburizing.

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan

masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan

masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah terdapat peningkatan aktivitas

belajar dan hasil belajar terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan

Logam pada siswa kelas X SMK Swata Teladan Medan dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share ?”

E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah untuk memberikan peningkatan terhadap aktivitas belajar dan hasil

belajar siswa terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam

kelas X SMK Swasta Teladan Medan dengan menggunakan model

(24)

9

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis

dan praktis bagi penulis sendiri, para pembaca, maupun pihak – pihak lain

yang berkepentingan.

1. Manfaat teoretis

Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

mengembangkan model pembelajaran tipe think pair and share yang

efektif diterapkan dalam proses pembelajaran mata pelajaran Proses Dasar

Pembentukan Logam.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar

siswa kelas X terhadap mata pelajaran Proses Dasar Pembentukan

Logam.

b. Bagi guru, dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran

agar dapat tercipta suasana pembelajaran yang efektif dan bermakna

c. Bagi sekolah, hasil penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan

masukan positif dan menjadi alternatif model pembelajaran Proses

Dasar Pembentukan Logam sehingga mampu meningkatkan kualitas

sekolah sebagai lembaga pendidikan di masyarakat.

d. Bagi perpustakaan sekolah, dapat menambah referensi perpustakaan

sekolah sehingga dapat digunakan sebagai dasar penelitian

(25)

102 BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A.Kesimpulan

Berdasakan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka diperoleh

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share

dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X SMK Swasta

Teladan Medan, dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi

peningkatan aktivitas belajar siswa pada siklus I hanya rata-rata 67,6%

menjadi 95,5% pada siklus II. Peningkatannya sebesar 27,9% dari

siklus I ke siklus II, diantaranya:

a. Membaca atau memperhatikan materi: 15,1%

b. Bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar materi: 18,4%

c. Mendengarkan uraian diskusi pasangan: 17,3%

d. Menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi: 13,6

e. Menanggapi pertanyaan atau pendapat tentang materi: 22,4%

f. Bersemangat saat KBM berlangsung : 20,5%

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair and share

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X Otomotif SMK

Swasta Teladan Medan, dari data hasil belajar memperlihatkan bahwa

terjadi peningkatan hasil belajar siswa yaitu pada siklus I rata-rata

(26)

103

meningkat menjadi 81,7%. Hal ini juga dapat dilihat dari persentase

ketuntasan kelas yang pada siklus I persentase ketuntasan kelas hanya

38,2% sedangkan pada siklus II persentase ketuntasan kelas

meningkat menjadi 88,2%

B.Implikasi

Hasil penelitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe think

pair and share yang diduga memberikan peningkatan yang signifikan

terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses

Dasar Pembentukan Logam kelas X SMK Swasta Teladan Medan, model

pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan kontribusi

terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa, di mana model

pembelajaran kooperatif tipe think pair and share memberikan peningkatan

terhadap aktivitas belajar sebesar 27,9% dari siklus I ke siklus dan hasil

belajar sebesar 50% dari siklus I ke siklus II.

Selama ini masalah menurunnya aktivitas belajar dan hasil belajar

siswa mendapat perhatian yang serius baik dari pihak sekolah maupun dari

pihak guru. Maka dalam mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya

usaha dan upaya dari pihak sekolah terutama dari pihak guru dalam rangka

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa kelas X pada mata

pelajaran proses dasar pembentukan logam di SMK Swasta Teladan Medan.

Dengan mengadakan perbaikan pada model pembelajaran dan

(27)

104

lain berdasarkan kriteria yang tepat untuk peserta didik, sehingga diharapkan

aktivitas belajar dan hasil belajar siswa semakin meningkat pada mata

pelajaran proses dasar pembentukan logam.

C.Rekomendasi

Rekomendasi berikut didasarkan pada hasil empirik pengujian model

pembelajaran kooperatif tipe think pair and share yang terbukti efektif

meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Proses Dasar Pembentukan Logam. Rekomendasi ini ditujukan kepada

pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam peningkatan kualitas

pendidikan.

1. Agar guru mengarahkan (memotivasi) siswa dengan memberikan

apersepsi terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran

Proses Dasar Pembentukan Logam yaitu dengan cara mengajukan

pertanyaan yang bersifat membimbing.

2. Dalam diskusi secara berpasangan, guru harus membimbing siswa

secara keseluruhan tidak hanya siswa yang lebih aktif saja agar tidak

timbul kecemburuan sosial dalam diri siswa tersebut

3. Jika ingin menerapkan model pembelajaran koopertaif tipe think pair

and share perlu adanya sistem kontrol yang baik oleh guru pada saat

siswa melakukan diskusi sehingga siswa benar-benar memanfaatkan

(28)

105

4. Guru harus mampu memimpin jalannya proses pembelajaran dengan

baik dan mampu bertindak tegas dalam proses pembelajaran, dan juga

harus mampu mengkondisikan ruangan agar selalu kondusif saat

berjalannya proses pembelajaran

5. Guru harus menjadi teman kolega bagi siswa, agar siswa lebih

bersemangat dalam pembelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam

dan dapat menunjukan aktivitas belajarnya seperti: membaca atau

memperhatikan materi, bertanya atau mengeluarkan pendapat seputar

materi pembelajaran, mendengarkan uraian diskusi pasangan,

menyalin hal-hal yang berkaitan dengan materi, menanggapi

pertanyaan atau pendapat tentang materi, dan bersemangat saat KBM

berlangsung.

6. Pihak sekolah harus mendukung setiap perkembangan dalam proses

pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam melaksanakan

pengajaran, untuk perubahan dalam sistem pembelajaran yang lebih

(29)

106

DAFTAR RUJUKAN

Adib, Muhammad (2010). Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Think-Pair-Share dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas IV SDN Manggis I Ngancar Kabupaten Kediri. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri malana Malik Ibrahim Malang. Skripsi.

Arikunto, Suharsimi.(2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2: Bumi Aksar.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Balai Pustaka

Fetiana Indrawati, Wiwik (2010). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TPS (Think Pair Share) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX SMP Penda Tawangmangu pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Tahun Ajaran 2009/ 2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.

Giyastutik (2009). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun Pelajaran 2007/ 2008. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebels Maret Surakarta. Skripsi.

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Istarani. (2011). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Jihad Asep dan Haris Abdul. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Milfayetty Sri, Yus Anita, Nuraini,dan Zulhaini (2011) Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed.

Nurazizah (2010). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPS Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Numbered Heads ogether di SMP Nusantara Plus Ciputat. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi.

(30)

107

Rajagukguk Kardo (2012). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Menggunakan Alat Ukur Dasar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X Semester 1 SMK Negeri 2 Medan Tahun Ajaran 2010/2012. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. Skripsi.

Surdia Tata dan Chijiwa Kenji. (1986) Teknik Pengecoran Logam.Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Sanjaya, Wina. M.Pd. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penelitian Tindakas Sekolah (PTS: Andi.

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada

Septriana Nina, dan handoyo Budi (2006). Penerapan Think pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi. Jurnal Pendidikan dan Inovatif.

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta: PT. Bumi Aksara

Gambar

Gambar 1. Proses pembuatan benda coran (sardia, 1976) .............................
Tabel 19. Nyaman terhadap proses pembelajaran proses dasar pembentukan
Tabel 1. Data Nilai Mata Pelajaran Proses Dasar Pembentukan Logam Kelas X

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai surat Kepala BKN nomor K.26-30N.131-9/74 tanggal 30 Oktober 2017 tentang Penyampaian Hasil SKD CPNS BPKP, peserta SKD CPNS BPKP yang memenuhi nilai ambang batas dapat

Manajemen Eksekutif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 bertugas melaksanakan arah kebijakan dan program strategis nasional serta kegiatan bidang keuangan syariah yang dirumuskan

Kegiatan Rintisan Rumah Pintar dilakukan dalam bentuk penataan kelembagaan, peningkatan sarana dan prasarana, pembelajaran dan/atau pelatihan, serta pendampingan. Kegiatan yang

Untuk menduduki peperiksaan kategori yang lebih tinggi, calon-calon mestilah memegang perakuan kekompetenan terkini sekurang- kurangnya 1 tahun dengan sekurang-kurangnya 1

Nabati, Bahan Bakar Alternatif dari Tumbuhan Sebagai Pengganti Minyak. Bumi

Hasil uji hipotesis menggunakan uji t dua sampel independen dengan SPSS 16 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan peningkatan keterampilan proses sains

Jika Dua Unsur Dapat Membentuk Lebih Dari Dua Jenis Senyawa, Dan Jika Massa Salah Satu Unsur Dalam Senyawa –Senyawa Itu Sama.. Pernyataan Diatas Merupakan Definisi Dari

Islam sebagai agama yang hadir ditengah-tengah kondisi sosial ma- syarakat arab yang memandang remeh perempuan, Islam tidak melaku- kan perubuhan secara menyeluruh terhadap tradisi