• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kenakalan Remaja Di Era Globalis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kenakalan Remaja Di Era Globalis"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

KENAKALAN REMAJA

DI ERA GLOBALISASI

YUDHITYA INDRYANI YUWONO

IX H

DINAS PENDIDIKAN KOTA PASURUAN UPT SMP NEGERI 5 PASURUAN

JL. Trunojoyo 291 telp (0343) 426270 Pasuruan 2011-2012

(2)

Puji syukur penulis ucapkan. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar.

Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak H.Fathur Rohman S.pd kepala UPT SMPN 5 Pasuruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

2. Guru Bahasa Indonesia selaku pembimbing yang memberikan bimbingan kepada penulis

3. Rekan-rekan kelas IX H yang telah memberikan masukan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini

Akhirnya seperti peribahasa “tak ada gading yang tak retak” maksudnya tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini ada beberapa kekurangan

Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini

Pasuruan, Februari 2012

Penulis

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

(3)

sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa

remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan

perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

1.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang diteliti penulis adalah:

1. Apakah pengertian kenakalan remaja ?

2. Apakah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja ? 3. Bagaimanakah cara mencegah kenakalan remaja ? 4. Bagaimanakah cara mengatasi kenakalan remaja ?

5. Bagaimanakah peran orang tua dalam mengahadapi kenakalan remaja ?

(4)

Berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, tujuan penelitian yang ingin disampaikan oleh penulis yaitu:

1. Mengetahui pengertian dari kenakalan remaja.

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja. 3. Menjelaskan cara mencegah kenakalan remaja.

4. Menjelaskan cara mengatasi kenakalan remaja.

5. Menjelaskan peran orangtua dalam menghadapi kenakalan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian maka manfaat yang dapat di ungkapkan penulis adalah:

1. Kita dapat mengetahui pengertian kenakalan remaja.

2. Kita dapat mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja. 3. Kita dapat mengetahui cara mencegah kenakalan remaja.

4. Kita dapat mengetahui cara mengatasi kenakalan remaja. 5. Kita dapat mengetahui peran orangtua dalam menghadapi

kenakalan remaja.

2.

BAB II

HASIL PENELITIAN

2.1 Pengertian kenakalan remaja

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.

Sedangkan Pengertian kenakalan remaja Menurut Paul Moedikdo,SH adalah :

4. Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.

(5)

3. Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi sosial.

2.2 Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja

- reaksi frustasi diri

- gangguan berpikir dan intelegensia pada diri remaja - kurangnya kasih sayang orang tua / keluarga

- kurangnya pengawasan dari orang tua

- dampak negatif dari perkembangan teknologi modern - dasar-dasar agama yang kurang.

- tidak adanya media penyalur bakat/hobi - masalah yang dipendam

- keluarga broken home

- pengaruh kawan sepermainan

(6)

2.3 cara mencegah kenakalan remaja

 Perlunya pembelanjaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman kepercayaannya.

 Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun.

 Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. contohnya: kita boleh saja membiarkan dia melakukan apa saja yang masih sewajarnya, dan apabila menurut pengawasan kita dia telah melewati batas yang sewajarnya, kita sebagai orangtua perlu memberitahu dia dampak dan akibat yang harus ditanggungnya bila dia terus melakukan hal yang sudah melewati batas tersebut.

 Biarkanlah dia bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda umur 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Karena apabila kita membiarkan dia bergaul dengan teman main yang sangat tidak sebaya dengannya, yang gaya hidupnya sudah pasti berbeda, maka dia pun bisa terbawa gaya hidup yang mungkin seharusnya belum perlu dia jalani.

 Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti tv, internet, radio, handphone, dll.

 Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah

tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

 Kita perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu masih positif untuk dia. Jangan pernah kita mencegah hobinya maupun kesempatan dia mengembangkan bakat yang dia sukai selama bersifat Positif. Karena dengan melarangnya dapat menggangu kepribadian dan kepercayaan dirinya.

 Sebagai orang tua harus menjadi tempat CURHAT yang nyaman untuk anak anda, sehingga anda dapat membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

4.

(7)

- Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.

- Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini. - Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll. - Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah.

- Sebagai orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari

kegiatan-kegiatan negatif.

2.5 peran orang tua dalam menghadapi kenakalan

remaja

 Sebagai panutan

Orang tua harus menjadi suri teladan atau memberi contoh yang baik, dari hal sikap dan perilaku sehari-hari bagi anak-anaknya. Dengan demikian, anak-anak dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan norma agama dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

 Sebagai perawat dan pelindung

Orang tua mempunyai tugas merawat kebersihan, kesehatan serta mempersiapkan kebutuhan anak sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Orang tua diharapkan mampu mengayomi terutama di saat anak menghadapi kesulitan sehingga anak akan merasa aman, tenteram dan senang hidup bersama keluarga.

 Sebagai pendidik dan sumber informasi

Fungsi orang tua sebagai pendidik dalam keluarga adalah yang pertama dan utama, karena orang tua adalah orang yang paling dekat dan penuh tanggung jawab terhadap proses pendidikan anak sejak dari kandungan hingga usia dewasa. Selain sebagai pendidik dalam keluarga, orang tua juga harus berfungsi sebagai sumber informasi/pengetahuan yang baik dan benar bagi anak.

5.

 Sebagai pengarah dan pembatas

Orang tua harus mempu mengarahkan sikap, tingkah laku, dan cita-cita anak, demi masa depan yang baik bagi dirinya maupun keluarga.

(8)

perilaku agar anak tidak terjerumus pada situasi yang tidak baik (kenakalan remaja).

 Sebagai teman dan penghibur

Pada umunya remaja tidak ingin dianggap anak-anak lagi, mereka ingin diperlakukan sebagai pribadi yang utuh. Untuk itu orang tua harus dapat berperan sebagai teman baik dalam senang maupun susah, juga mampu menjadi penghibur di saat anak-anak kecewa.

 Sebagai pendorong

Dalam menghadapi masa peralihan menuju dewasa, kadang-kadang remaja memerlukan dorongan dan semangat dari orang tua terutama di saat mengalami kegagalan. Dengan dorongan dan semangat dari orang tua, remaja akan lebih merasa percaya diri dan pantang menyerah terhadap segala bentuk kesulitan.

Hal-hal yang harus difahami dan diperhatikan oleh orang tua dalam membina remaja putri, antara lain :

1. Bagaimana pola asuh

2. Bagaimana konsep diri yang sehat

3. Bagaimana ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan remaja serta pergaulan remaja dan tahu membatasi pergaulan bebas yang dapat menjerumuskan anak kepada hal-hal yang tidak diinginkan

4. bagaimana orang tua dapat menjelaskan akibat dari pergaulan bebas antara pria dan wanita

5. Bagaimana kebutuhannya

6. Bagaimana menanam rasa percaya diri 7. Bagaimana memberi penghargaan 8. bagaimana kemandiriannya

6.

BAB III PENUTUP

(9)

1. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam perjalanan hidup seorang remaja adalah pembentukan identitasnya. Dalam pembentukan identitas, peranan orang tua sangat penting dan diperlukan karena mereka adalah teladan yang akan menjadi model bagi anak-anak remaja mereka. Bagaimanapun, orang tua adalah model yang paling mudah untuk ditiru oleh mereka. Artinya, apa yang diajarkan orang tua, akan merupakan identitas mereka menuju masa depan.

2. Orang tua yang bijaksana tidak akan membiarkan anak remajanya berjalan sesuka hati menuruti kehendaknya sendiri. Perlu rambu-rambu dan batasan-batasan peraturan yang tidak boleh dilanggar oleh mereka. Oleh karena itu, walaupun kurang menyenangkan, tetapi untuk

membentuk kehendak remaja supaya tertib dan tingkah lakunya terkendali, diperlukan cara pendisiplinan yang keras dan tegas.

3. Peran orang tua sangatlah peting bagi perlindungan remajanya terhadap pergaulan bebas, karena orang tua adalah orang yang paling pertama kali mendidik atau mengajarakan anaknya dari usia dini hingga dewasa.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran antara lain :

1. Memberikan mereka perhatian yang masih mereka butuhkan agar mereka tidak mencoba untuk mencari perhatian dengan cara berbuat nakal. Karena, biar bagaimanapun mereka masih belum menjadi manusia dewasa yang seutuhnya sehingga masih membutuhkan perhatian orang tua walaupun sedikit.

7.

2. Memberikan mereka kegiatan yang bermanfaat seperti

keorganisasian, bimbel (bimbingan belajar), dan lain sebagainya agar mereka tidak punya waktu untuk melakukan hal-hal yang salah, karena waktu mereka telah terpakai untuk waktu yang bermanfaat saja.

(10)

memakai obat-obatan tersebut tidak mencoba-coba untuk mengikuti seorang remaja yang sudah terlanjur memakainya.

4. Sebaiknya, berikan ketegasan kepada mereka, agar mereka mampu menjaga jarak dengan lawan jenis agar mereka tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti hamil di luar nikah. Dan berikan ketegasan pula kepada mereka agar tidak mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan sejenisnya. Semua itu sangat diperlukannya peranan orang tua dalam mencegah maupun menanggulangi tindakan tersebut.

8.

DAFTAR PUSTAKA

http://anakbunda.blogdetik.com/

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa seseorang yang pada masa kanak-kanak sering mendapat pukulan yang menyakitkan, setelah dewasa akan bereaksi terhadap hardikan atau kemarahan dengan perasan

Dengan kata lain bahwa karena masa remaja ini adalah masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa, dan masa yang penuh dengan kegoncangan jiwa dan kondisi

berubah. Apa yang pada masa kanak-kanak dianggap penting. Sekarang setelah hampir dewasa tidak penting lagi. 4) Sebagian besar remaja bersikap ambivalen terhadap

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau

Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa. Mereka relatif belum mencapai tahap kematangan mental serta sosial sehingga harus menghadapi tekanan

Demikianlah kenyataan yang ada saat ini, ini merupakan tantangan yang sangat berat bagi para orangtua, masyarakat, yang memiliki anak remaja, atau anak yang akan menuju remaja untuk

Hal ini disebabkan karena pada fase remaja terutama remaja awal berlangsung bersamaan dengan proses perubahan fisik dari masa kanak-kanak menuju dewasa

Remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke masa dewasa atau usia belasan tahun, atau seseorang menunjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah