• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS SISTEM POLITIK INDONESIA RELASI AG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS SISTEM POLITIK INDONESIA RELASI AG"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SISTEM POLITIK INDONESIA (RELASI AGAMA DAN POLITIK)

PERNYATAAN AHOK, KESADARAN MASYARAKAT, DAN

PERMAINAN POLITIK

Oleh : Lutfi Apreliana Megasari 071511433032

`

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

Pernyataan Ahok, Kesadaran Masyarakat, dan Permainan Politik

Beberapa hari yang lalu media sedang menayangkan kasus Ahok secara terus – menerus dan berulang – ulamg. Kasus yang menjerat calon gubernur DKI Jakarta Petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ini sedang marak menajdi perbincangan publik dan mengerahkan banyak massa dalam aksi beberapa hari terakhir. Gubernur DKI Jarkarta tersebut telah membuat pernyataan yang membuat berbagai kalangan warga masyarakat Indonesia ‘gerah’ akan sikap dan aksinya yang ceplas – ceplos. Spontan saja, pernyataan pengutipan Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 51 tersebut menjadikannya viral di media massa apalagi setelah adanya tindakan pengeditan video yang berdurasi sekitar satu jam tersebut. Pernyataan Ahok dalam video tersebut pada saat kunjungan ke Kepulauan Seribu kepada para nelayan membahas masalah kebijakan atau program yang akan direalisasikan pada 2017.

Maksud hati pembelaan diri, alhasil Ahok yang memiliki karakter keras tersebut tersandung kasus yang diduga penistaan agama. Salah satu pernyataannya adalah “…jangan mau dibohongi pakek surat al maidah ayat 51…”, pernyataan inilah yang memboyong Ahok berhadapan dengan umat muslim Indonesia karena diduga kuat menyebarkan dan menghina ayat suci Al Qur’an. Entah belum jelas maksud Ahok hingga saat ini meskipun ia telah melayangkan pembelaan bahwa bukan maksudnya menghina Al Qur’an namun banyak para cendekiawan muslim yang menentang pernyataannya tersebut. Akhirnya, massa muslim yang geram akibat pernyataan si gubernur tersebut mengadakan aksi bela Islam damai yang dilaksanakan pada 4 November 2016 di Jakarta.

(3)

Kalla menghimbau agar kasus ini diproses secara hukum, namun unsur – unsur perpolitikan pun tak mungkin dapat dihindari.

Pasca pernyataan yang kontroversial tersebut, hal itu menimbulkan tindakan – tindakan pembelaan yang dilakukan beberapa ormas Islam dan melibatkan orang – orang terkemuka dalam keagamaan seperti Habib Rizieq dan Abdullah Gymnastiar. Beberapa organisasi massa lain seperti organisasi mahasiswa pun turut dalam aksi bela Islam tersebut. Aksi tersebut didorong oleh sikap masyarakat yang kembali tersadar akan pentingnya menjaga kesucian kitab suci Al Qur’an, apalagi sampai dihina dan dilecehkan. Aksi yang terlaksana pada tanggal 4 November 2016 itu menyisakan berbagai pertanyaan publik. Di antaranya adalah keberadaan musisi Ahmad Dhani yang turut bersuara dalam hal tersebut. Saat ini pula, musisi yang memiliki nama lengkap Ahmad Dhani Prasetyo tersebut sedang mencalonkan diri menjadi wakil bupati Bekasi, dan senyatanya Ahmad Dhani telah dikenal sebagai ‘musuh’ Ahok. Berulang kali ia mengeluarkan pernyataan penentangan terhadap sikap Ahok dalam memutuskan kebijakan di DKI. Banyak pihak yang menanyakan kembali akan sikap Ahmad Dhani tersebut hingga saat ini Dhani pun disebut tersangka dalam penghinaan presiden sebagai lambang negara di aksi 411. Apa iya itu bukan campur tangan politik?

Agama dan politik merupakan unsur yang terdapat di dalam sebuah negara dan dapat mempengaruhi jalannya pemerintahan. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan begitu saja mengingat warga negara merupakan orang yang beragama dan pemangku kepentingan atau stakeholder juga turut beragama. Keberadaan negara sebagai superordinat juga membawahi agama dan politik sebagai subordinat. Terkadang, agama atau pun politik menjadi acuan utama dalam berjalannya kebijakan di sebuah negara. Negara yang memiliki bentuk pemerintahan apapun tak luput dari unsur politik dan agama di dalamnya. Agama dan politik semacam simbiosis di dalam kenegaraan, sehingga kedua hal tersebut ada secara berdampingan. Negara – negara Timur Tengah menjadikan negara teokrasi di dalam pemerintahannya dan negara – negara di Eropa turut memisahkan politik dan agama dalam kehidupan bernegara. Bahkan, sosiolog Perancis Auguste Comte memberikan pernyataan perkembangan masyarakat dari tahap teologis, metafisik, dan positivistik. Hal ini merupakan dua unsur yang berdampingan namun diusahakan mendominasi dan menghilangkan satu sama lain.

(4)

pemerintahan. Hukum yang terdapat di negara pun juga mengacu pada agama, sehingga menjadikan negara sebagai negara teokrasi yang menjunjung nilai – nilai keagamaan. Berbeda dengan beberapa negara – negara di Eropa yang berusaha mengesampingkan unsur agama dalam pemerintahan dan menjunjung politik secara murni dan justru mempengaruhi agama. Hal ini merupakan dominasi dari peran politik di berbagai sektor kehidupan bernegara termasuk keagamaannya.

Tak dapat dipungkiri memang ketika Ahok memberikan ‘kejutan’ bagi warga masyarakat muslim di Indonesia akan pernyataannya tersebut. Banyak yang mengkaitkan Ahok geram dengan ‘jegal – jegal’ pihak yang mengubungkan dirinya dengan larangan pemilihan pemimpin nonmuslim seperti yang tertera pada ayat Al Qur’an tadi. Apalagi media massa baik cetak dan online sering membahas masalah tersebut. Hingga dilaksanakannya aksi bela Islam 411 dan berlanjut pada 212 masih menyisakan perhatian publik. Akibat dari aksi tersebut pula muncullah ‘kritikus anyaran’ jebolan kasus Ahok yang seolah – olah atau memang nyata adanya kembali tersadar akan fitrahnya sebagai muslimin muslimat dan sebagai warga negara Indonesia. Kembali masyarakat sadar dengan menunjukkan citra – citra berupa mereproduksi tulisan – tulisan di media massa yang menggambarkan pentingnya menjaga keutuhan NKRI. Banyak yang mengkritik, mencela, dan seakan – akan memberikan solusi, ada pula yang menekankan keberagaman dalam harmoni negeri ini. Hingga bersemaraknya aneka diskusi yang dikemas secara menarik baik di televisi maupun diskusi – diskusi lain yang intinya sama membahas Ahok dan NKRI bahkan ada yang mengadakan parade budaya dengan alasan substansi mengingatkan pada fitrahnya sebagai warga NKRI dan menjaga kebudayaan meski di dalamnya ditunggangi aktor – aktor politik. Apakah itu belum juga menujukkan sebagai unsur politik?

Kembali mengingat sikap masyarakat Indonesia yang ‘kembali ke fitrahnya’ akibat dari pernyataan Ahok tadi, hingga memunculkan permasalahan baru berupa terpecahnya pendapat ulama – ulama Islam Indonesia yang menilai pernyataan dari Gubernur DKI itu. Ada yang menilai berupa penistaan agama dan mendesak diusut tuntas kasus ini ke ranah hukum namun ada yang memberikan pernyataan bahwa Islam memang agama yang suci dan tak perlu lagi diragukan kesuciannya. Entah siapa yang benar atau bagaimana cara membenarkan, dari sikap dan pernyataan Basuki itulah dapat ditelisik bagaimana sebuah politik muncul atas dasar agama atau bagaimana sebuah politik ingin tetap melancarkan aksinya di tengah perpolitikan berbau agama dan bagaimana masyarakat Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern

Tipologi solusi formulasi kebijakan dalam penyelesaian masalah publik dan model formulasi kebijakan perencanaan pembangunan perdesan berbasis partisipasi publik

Dalam pemberian skor, CGPI akan menilai penerapan GCG pada perusahaan ke dalam beberapa faktor-faktor berikut (1) transparansi, menunjukkan kesungguhan organ perusahaan

[r]

Hasil ulasan dan tes yang dimuat di PC Media tidak terkait dengan iklan atau hubungan bisnis perusahaan atau produk tersebut dengan PC Media. Kecuali disebutkan, tes dilakukan PC

benci dalam diri murid, baik terhadap pelajaran maupun terhadap guru. 4) Latihan yangs selalu diberikan di bawah bimbingan guru, perintah guru dapat melemahkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko dengan kejadian penyakit jantung koroner pada pasien usia 45-65 tahun di Klinik

1) UNEP ( United Nations Environment Programme ) adalah organisasi internasional yang memiliki sifat peranan dengan fungsi sebagai fasilitator, mediator, komunikator