• Tidak ada hasil yang ditemukan

APAKAH PEMBE LAJARAN PELAYANAN MENINGKATK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "APAKAH PEMBE LAJARAN PELAYANAN MENINGKATK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Apakah Pembelajaran-Pelayanan Meningkatkan Hasil Belajar Mahasiswa?: Meta-Analisis*

Jami L. Warren Universitas Kentucky

Abstrak

Studi ini menunjukkan hasil yang beragam mengenai apakah Pembelajaran-Pelayanan meningkatkan hasil belajar mahasiswa ataukah tidak. Studi saat ini berusaha menyatukan temuan ini dengan mengembangkan meta-analisis yang dilakukan oleh Novak, Markey, dan Allen (2007) di mana para penulis ini mempelajari hasil Pembelajaran-Pelayanan dan belajar mahasiswa. Dalam studi saat ini, 11 studi penelitian yang memenuhi kriteria tertentu disertakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran-Pelayanan sebenarnya meningkatkan hasil belajar mahasiswa (d = .332). Hasil dari analisis moderator menunjukkan bahwa Pembelajaran-Pelayanan memiliki pengaruh positif terhadap hasil belajar mahasiswa terlepas dari cara belajar itu diukur.

Metode pembelajaran eksperiensial, termasuk pembelajaran pelayanan, meningkat di antara berbagai universitas di seluruh Amerika Serikat. Banyak disiplin ilmu berbagi dalam

antusiasme ini, dengan peningkatan mata kuliah akademik di seluruh disiplin ilmu, termasuk komunikasi, penggunaan pedagogi Pembelajaran-Pelayanan (Oster-Aaland, Sellnow, Nelson,

& Pearson, 2004; Sellnow & Oster, 1997). Menurut definisi, Pembelajaran-Pelayanan

(service-learning) adalah strategi pedagogis yang melibatkan mahasiswa dalam pengabdian masyarakat yang akan meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep perkuliahan dan

membantu mereka memberikan kontribusi kepada komunitas mereka (Rhodes & Davis, 2001). Selanjutnya, Eyler dan Giles (1999) mengemukakan bahwa pengalaman

Pembelajaran-Pelayanan harus memenuhi empat kriteria supaya berhasil: (1) pengembangan personal dan interpersonal, (2) pemahaman dan penerapan pengetahuan yang dipelajari di kelas, (3) transformasi perspektif, dan (4) pengembangan kesadaran akan kewarganegaraan.

Ada sejumlah besar penelitian mengenai efek positif dari Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) di banyak area pembelajaran termasuk urutan berpikir yang lebih tinggi

*

(2)

(Eyler & Giles, 1999), empati (Lundy, 2007), kesadaran budaya (Bloom, 2008; Borden, 2007; Gutheil, Chernesky, & Sherratt, 2006), pengembangan personal dan interpersonal

(Gullicks, 2006), motivasi untuk terlibat dalam berbagai isu sosial (Lee, Olszewski-Kubilius, Donahue, & Weimholt, 2008), motivasi belajar (Flournoy, 2007), keterampilan hidup (Astin & Sax, 1998), keyakinan akan keberhasilan pribadi (Simons & Cleary, 2006; Stewart, 2008),

dan keterlibatan/tanggung jawab kewarganegaraan (Astin & Sax, 1998; Einfeld & Collins, 2008; Gullicks; Lee dkk.; Prentice, 2007; Simons & Cleary).

Namun, satu pertanyaan penting yang tak terjawab mengenai service-learning adalah apakah metode pedagogis ini meningkatkan hasil belajar mahasiswa (learning outcomes)

melebihi metode pedagogis tradisional. Karena para pengurus dan pendidik sering menginginkan bukti bahwa sebuah konsep “berhasil” atau menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil belajar mahasiswa pada metode tradisional untuk mendukung dan/atau

mendanai inisiatif semacam itu, beberapa peneliti baru-baru ini berusaha memberikan bukti bahwa service-learning menyebabkan peningkatan hasil belajar mahasiswa. Namun, hasil

penelitian ini campur aduk. Misalnya, Kendrick (1996) membandingkan mahasiswa dalam Pembelajaran-Pelayanan dengan mahasiswa dalam pembelajaran tanpa pelayanan dalam mata kuliah Pengantar Sosiologi dan menemukan bahwa mahasiswa dalam

Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) berhasil sedikit lebih unggul dari mahasiswa dalam pembelajaran tanpa pelayanan (non-service-learning) saat mengerjakan soal-soal dan

pertanyaan esai mereka. Di sisi lain, Moely, McFarland, Miron, Mercer, dan Ilustre (2002) membandingkan mahasiswa dalam Pembelajaran-Pelayanan dan mahasiswa dalam pembelajaran non-pelayanan, lalu menemukan bahwa mahasiswa dalam

Pembelajaran-Pelayanan dilaporkan sedikit menurun dalam belajar tentang bidang akademik selama semester itu, meskipun tidak sebesar penurunan yang ditunjukkan oleh mahasiswa yang tidak

(3)

Untuk menyatukan gabungan temuan ini, Novak, Markey, dan Allen (2007) mengadakan meta-analisis yang mengevaluasi hasil kognitif Pembelajaran-Pelayanan

(service-learning) di perguruan tinggi. Mereka meneliti sembilan studi dan menemukan seluruh hubungan positif antara Pembelajaran-Pelayanan dan hasil belajar (d = .424). Meskipun meta-analisis ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman

hubungan antara Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dan hasil belajar mahasiswa, ada juga beberapa masalah dengan meta-analisis ini. Pertama, Novak dkk. tidak memasukkan

literatur yang tidak dipublikasikan dalam analisis mereka. Meskipun tidak semua meta-analisis termasuk data yang tidak dipublikasikan, namun penting untuk melakukannya guna

menghindari bias naik dalam ukuran efek yang ditemukan (Lipsey & Wilson, 2001). Kedua, meskipun Novak dan rekannya menemukan heterogenitas di dalam sampelnya, mereka tidak melakukan cukup analisis moderator untuk mengeksplorasi mengapa sampel mereka

heterogen. Misalnya, meskipun banyak studi dalam tinjauan mereka yang menguji standarkonkret pembelajaran sebagai tes mata kuliah dan/atau nilai tugas, yang lain

bergantung pada tindakan belajar mahasiswa dan/atau dosen yang dilaporkan sendiri. Perbedaan dalam cara belajar yang diukur dengan penelitian yang disertakan dalam meta-analisis mereka mungkin telah berkontribusi pada heterogenitas yang ditemukan dalam

sampel mereka. Namun, kemungkinan ini tidak dieksplorasi dalam meta-analisis mereka.

Para pakar telah membedakan antara tindakan pembelajaran konkret dan

pembelajaran yang dilaporkan sendiri. Misalnya, Chesebro dan McCroskey (2000) memeriksa korelasi antara pembelajaran mahasiswa yang dilaporkan sendiri dan ingatan akan materi kuliah mereka secara aktual dalam materi komunikasi kuliah umum. Mereka

menemukan korelasi yang cukup signifikan antara pembelajaran yang dilaporkan sendiri dan ingatan akan materi kuliah secara aktual (r = -.50, p <.001). Meski korelasi ini signifikan, jika

(4)

nampaknya korelasi antara keduanya pasti lebih kuat. Karena pembelajaran yang dilaporkan sendiri oleh mahasiswa dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel lainnya seperti kedekatan

guru, menyukai materi kuliah dan/atau instrukturnya, dan seterusnya, penting untuk membedakan antara kedua teknik pengukuran ini, yang tidak dilakukan Novak dkk. (2007).

Oleh karena itu, analisis saat ini berusaha membangun berdasarkan

meta-analisis Novak dkk. (2007) sehingga lebih lanjut menjelaskan hubungan antara Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dan hasil belajar mahasiswa dengan mempertimbangkan

literatur yang tidak diterbitkan dan membedakan antara tindakan pembelajaran yang dilaporkan sendiri dan tindakan konkret pembelajaran seperti ujian dan nilai tugas lainnya.

Selain itu, meta-analisis ini hanya meneliti beberapa studi yang membandingkan hasil belajar mahasiswa dari Pembelajaran-Pelayanan dan pembelajaran pembelajaran non-pelayanan.

Metode

Strategi Penelitian

Untuk melakukan penelitian secara menyeluruh sampai Maret 2009, digunakan beberapa

strategi. Pertama, kesembilan penelitian termasuk dalam meta-analisis Novak dkk. (2007) dikumpulkan. Selanjutnya, pencarian database elektronik secara lengkap seperti Ebscohost dan ERIC dilakukan. Kata kunci termasuk Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dan

hasil belajar (learning outcomes) digunakan dalam pencarian ini Ketiga, karena Michigan Journal of Community Service Learning menerbitkan penelitian Pembelajaran-Pelayanan

(service-learning), pencarian manual dari jurnal ini telah dilakukan.

Untuk memasukkan karya yang tidak dipublikasikan yang berhubungan dengan pembelajaran mahasiswa (student learning) dengan Pembelajaran-Pelayanan (

(5)

tanggapan tersebut, sebuah pesan yang meminta studi yang tidak dipublikasikan juga dikirim ke service-learning listserv Asosiasi Komunikasi Nasional (National Communication

Association). Akhirnya, pencarian manual dari program Konferensi Penelitian Internasional tentang Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dan Keterlibatan Masyarakat (community

engagement) tahun 2008 telah dilakukan.

Semua penelitian yang diidentifikasi dalam pencarian di atas dipertimbangkan agar dimasukkan dalam meta analisis ini. Untuk membuat hasil akhir, beberapa studi harus

memenuhi kriteria berikut: (a) memeriksa hubungan antara Pembelajaran-Pelayanan ( service-learning) dengan hasil belajar mahasiswa (student learning outcomes); (b) mengukur

pembelajaran siswa sebagai variabel dependen; dan (c) memasukkan kelompok pembanding atau kontrol dan eksperimen.

Sampel

Sebanyak 14 penelitian, termasuk sembilan studi yang termasuk dalam meta-analisis Novak dkk. (2007) diperiksa untuk menentukan apakah semuanya memenuhi ketiga kriteria tersebut.

Dua dikecualikan karena tidak memasukkan kelompok pembanding ataupun kelompok kontrol, dan satu dikecualikan karena hanya mengukur keyakinan akan kemampuan diri sendiri (self-efficacy) sebagai variabel dependen dan bukan pembelajaran siswa. Satu set 11

studi terakhir memenuhi tiga kriteria―termasuk tiga studi yang baru diterbitkan, dua studi yang tidak dipublikasikan, dan enam yang disertakan dalam studi Novak dkk.

(2007)―menjadi sampel untuk meta-analisis saat ini.

Pengkodean Artikel (article coding)

Artikel dikodekan pada banyak dimensi oleh para peneliti. Fitur yang dikodekan termasuk

(6)

pembelajaran yang digunakan. Ukuran hasil belajar mahasiswa yang dilaporkan maupun konkret juga dikodekan untuk setiap penelitian. Jika kedua ukuran hasil dilaporkan, ukuran

efek dihitung untuk kedua ukuran tersebut.

Ekstraksi dan Perhitungan Ukuran Efek

d-Cohen, atau perbedaan antara perlakuan dan kontrol berarti dibagi dengan deviasi standar gabungan, digunakan sebagai indikator ukuran efek (Lipsey & Wilson, 2001). Ukuran efek dihitung dengan menggunakan data yang dilaporkan dalam artikel ini (yaitu, rata-rata dan

standar deviasi, t-tes, F-tes, dll.) menggunakan formula yang sesuai. Pada sebagian besar kasus, data hasil akhirnya hanya dilaporkan satu kali saja. Namun, dalam beberapa kasus,

beberapa nilai ujian dilaporkan (yaitu, pertengahan semester dan nilai ujian akhir). Dalam kasus ini, nilai ujian akhir semester digunakan untuk menghitung ukuran efek. Selain itu, beberapa penelitian melaporkan data untuk setiap item yang mengukur pembelajaran yang

dilaporkan mahasiswa sendiri. Dalam kasus ini, ukuran efek untuk setiap item dihitung dan kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan seluruh ukuran efek untuk ukuran itu. Akhirnya,

jika data yang tidak cukup dilaporkan untuk menghitung ukuran efek, yang demikian halnya dengan satu penelitian, artikel tersebut diberi kode karena memiliki ukuran efek nol, sebab tidak ada perbedaan yang secara statistik signifikan antara kelompok berbasis pengalaman

dan kontrol.

Pendekatan Meta-Analitis

Ukuran efek diukur dengan ukuran sampel dan dikombinasikan menggunakan prosedur meta-analitis efek tetap standar. Statistik Q digunakan untuk memeriksa apakah ada heterogenitas yang signifikan di antara ukuran efeknya. Ukuran efek dihitung untuk variabel moderator

(7)

Hasil

11 penelitian tersebut memiliki ukuran sampel mahasiswa kumulatif 2129 dan diterbitkan

atau ditulis (jika tidak diterbitkan) antara tahun 1993 dan 2008. Semua penelitian dilakukan menggunakan desain kuasi-eksperimental dan melibatkan sampel mahasiswa sarjana S1. Berbagai disiplin ilmu diwakili dalam penelitian ini, termasuk pendidikan, bahasa Inggris,

komunikasi massa, farmasi, ilmu politik, psikologi, layanan rehabilitasi, dan sosiologi. Dari 11 penelitian tersebut, dua hanya melaporkan hasil belajar mahasiswa yang dilaporkan

sendiri, dua melaporkan nilai ujian dan pembelajaran mahasiswa yang dilaporkan sendiri, tiga hanya melaporkan nilai ujian, dua melaporkan nilai tugas lainnya, dan dua melaporkan

ukuran kognisi pasca-ujian (lihat Tabel 1 untuk karakteristik studi).

Seluruh Pengaruh Pembelajaran-Pelayanan (Service-Learning) pada Hasil Belajar

(Learning Outcomes)

11 penelitian semuanya melaporkan hasil belajar, dan ukuran efek rata-rata yang mempertimbangkan ukuran sampel adalah d = .332 (95% CI = .246, .419; Z = 7.562; p =

.000; N = 2129). Hal ini menunjukkan bahwa service-learning memiliki efek positif dan secara statistik signifikan pada hasil belajar mahasiswa.

Heterogenitas dan Moderator

Selanjutnya, heterogenitas diperiksa. Uji statistik menunjukkan heterogenitas yang signifikan antara bebera studi tersebut, Q = 24.550; p = .017. Karena itu, analisis moderator intervensi

dilakukan. Kedua ukuran pembelajaran itu, termasuk hasil belajar mahasiswa yang dilaporkan sendiri dan ukuran pembelajaran yang lebih konkret seperti ujian dan nilai tugas mahasiswa lainnya, secara signifikan dan positif terkait dengan pembelajaran mahasiswa

(8)

menghasilkan efek yang lebih besar pada hasil belajar mahasiswa daripada ukuran pembelajaran yang lebih konkret, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara

ukuran pelaporan diri dan konkret. Maka ukuran pembelajaran konkret selanjutnya dibagi menjadi sub-kategori, termasuk nilai ujian, nilai tugas mahasiswa lainnya, dan ukuran kognisi pasca-ujian. Sekali lagi, seperti yang diperkirakan, ukuran pembelajaran mahasiswa yang

dilaporkan sendiri menghasilkan efek yang lebih besar pada hasil belajar daripada nilai ujian (untuk pelaporan sendiri: d = .365, p = .000; untuk ujian dan tugas mahasiswa: d = .259, p =

.000). Namun, sekali lagi, t-tes mengungkapkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara pelaporan-diri dan tindakan konkret.

Tabel 1

Characteristics of Studies Included in this Meta-Analysis.

Penelitian Sampel Disiplin Ilmu

Hasil Pengukuran Dilaporkan

*Cohen & Kinsey (1994) 217 mahasiswa S1 Komunikasi

Pelaporan mahasiswa

sendiri

*Feldman dkk. (2006) 32 mahasiswa S1 Bahasa Inggris Nilai Tugas

(9)

Pasca-Ujian

*Kendrick (1996) 122 mahasiswa S1 Sosiologi

Nilai Ujian, Pelaporan mahasiswa sendiri

*Lundy(2007) 192 mahasiswa S1 Psikologi Nilai Ujian

*Markus dkk. (1993) 89 mahasiswa S1 Ilmu Politik

Nilai Ujian, Pelaporan

mahasiswa sendiri

**McIntyre (2008) 173 mahasiswa S1 Komunikasi

Ukuran Kognisi Pasca-Ujian

*Moely dkk. (2002) 536 mahasiswa S1 Berbagai Mata Kuliah

Pelaporan mahasiswa sendiri

*Mpofu (2007) 130 mahasiswa S1 Layanan Rehabilitasi Nilai Ujian

*Osborne dkk. (1998) 92 mahasiswa S1 Farmasi Nilai Tugas

*Strage (2000) 477 mahasiswa S1 Pendidikan Nilai Ujian

*Naskah diterbitkan **Naskah tidak diterbitkan

Sesuai dengan meta-analisis Novak dkk. (2007), hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa

Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) memiliki efek positif pada hasil belajar mahasiswa. Ini adalah hasil yang menggembirakan bagi para pendidik dan pengurus yang

mempertimbangkan untuk menerapkan komponen Pembelajaran-Pelayanan ke dalam mata kuliah mereka atau di universitas mereka. Tidak hanya Pembelajaran-Pelayanan memiliki

manfaat positif seperti peningkatan kesadaran multikultural dan bertambahnya tanggung jawab sosial, tetapi juga meningkatkan hasil belajar mahasiswa, standar emas saat mengukur praktik pedagogis. Penelitian saat ini berusaha membangun meta-analisis Novak dkk. dengan

(10)

pembelajaran yang lebih konkret seperti nilai ujian dan nilai tugas mahasiswa lainnya. Meskipun hasil studi saat ini menunjukkan bahwa ukuran pembelajaran yang dilaporkan

mahasiswa sendiri menghasilkan efek yang lebih besar daripada ukuran pembelajaran yang lebih konkret, tidak ada perbedaan yang secara statistik signifikan antara kedua ukuran tersebut. Intinya, hal ini mungkin menunjukkan bahwa tidak masalah bagaimana cara

pembelajaran siswa diukur. Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) mungkin memiliki efek positif pada pembelajaran siswa terlepas dari ukuran pembelajaran yang digunakan.

Hasil ini juga menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki persepsi yang cukup akurat terhadap pembelajaran mereka sendiri.

Meta-analisis saat ini menunjukkan bahwa pendekatan Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Namun, beberapa studi yang diteliti dalam meta-analisis ini mengalami sejumlah masalah yang dapat dihindari pada

penelitian di kemudian hari. Satu masalah penting yang konsisten di seluruh studi adalah kurangnya diskusi mengenai pengembangan teori seputar Pembelajaran-Pelayanan (

service-learning) dan hasil belajar (learning outcomes). Meski banyak penelitian melaporkan pengaruh positif yang dihasilkan pendekatan Pembelajaran-Pelayanan (service-learning)

terhadap hasil belajar mahasiswa, namun tidak jelas mengapa demikian. Misalnya, ada apa

dengan Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) yang memiliki kemampuan untuk memengaruhi pembelajaran mahasiswa tentang konsep kuliah selain dari mata kuliah yang

diajarkan secara tradisional? Para peneliti sudah mulai berteori tentang Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dan dan pengaruhnya pada hasil belajar (learning outcomes), meskipun teori yang diajukan belum diuji (Warren & Sellnow, 2010). Warren dan Sellnow

menyatakan bahwa kesimpulan teoritis dapat diambil dari penelitian Pembelajaran-Pelayanan yang ada. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran-Pelayanan meningkatkan

(11)

mereka lebih termotivasi untuk belajar (Flournoy, 2007; Shulman, 1995). Akibatnya, mereka belajar lebih banyak, baik secara kognitif maupun afektif (Frymier, Shulman, & Houser,

1996).1 Namun, teori ini belum diuji; oleh karena itu, para peneliti di masa mendatang dapat mempertimbangkan untuk menghabiskan waktu menyempurnakan dan menguji teori ini. Selain itu, para peneliti dapat mengembangkan, menguji, dan memperbaiki teori lain yang

menjelaskan hubungan antara Pembelajaran-Pelayanan dan hasil belajar.

Studi saat ini juga memiliki keterbatasan. Generalisasi hasil ini bermasalah. Meskipun

sebuah upaya dilakukan untuk memasukkan pekerjaan yang tidak dipublikasikan di meta-analisis ini, tanggapan terhadap permohonan email dan listserv hanya menghasilkan dua studi

yang tidak dipublikasikan. Mungkin saja karya yang tidak diterbitkan itu tidak termasuk dalam penelitian ini dan bisa berpotensi memengaruhi hasilnya. Selain itu, kita tidak mampu mengukur kualitas pengalaman Pembelajaran-Pelayanan dalam masing-masing studi yang

disertakan; kualitas, tentu saja, adalah faktor penting dalam menentukan hasil belajar mahasiswa. Selanjutnya, beberapa penelitian yang termasuk dalam meta-analisis ini hanya

meneliti populasi mahasiswa. Hal ini menghalangi penerapan temuan ini pada mahasiswa k-12. Akhirnya, meta-analisis ini hanya mencakup total 11 penelitian. Ini sebagian besar disebabkan karena banyak penelitian yang bisa dicantumkan namun tidak melaporkan data

yang memungkinkan untuk meta-analisis.

Oleh karena itu, penting sekali bagi para peneliti di masa mendatang untuk

menyertakan data tersebut saat melaporkan hasil belajar mahasiswa. Pertama, peneliti bisa memasukkan kelompok pembanding saat memeriksa hasil Pembelajaran-Pelayanan (

service-learning) agar mereka bisa yakin hasil yang diperoleh dianggal berkaitan dengan pedagogi dan bukan faktor lainnya. Selain itu, saat melaporkan hasil data kelompok (kelompok perlakuan dan pembanding sebagai contoh), akan sangat membantu untuk memasukkan

(12)

untuk membandingkan hasil temuan di seluruh studi dan menentukan ukuran efek secara keseluruhan.

Meskipun penelitian ini memberi kita pandangan positif tentang Pembelajaran-Pelayanan (service-learning), penting bagi peneliti untuk terus mengadakan studi yang dirancang dengan ketat mengenai hasil belajar yang terkait dengan pembelajaran pelayanan.

Selain itu, karena penelitian tidak menemukan populasi yang diperiksa selain mahasiswa yang termasuk kriteria dalam meta-analisis ini, maka penting sekali di masa mendatang bila

mengadakan penelitian juga dengan siswa SD, SMP, dan SMA untuk menentukan efek Pembelajaran-Pelayanan terhadap mereka. Cara ini akan memberi gambaran yang lebih

lengkap kepada para pendidik dan peneliti tentang efek Pembelajaran-Pelayanan pada pembelajaran peserta didik dari segala umur.

Kesimpulan

Penelitian tentang Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) telah terbukti menunjukkan efek positif pada banyak aspek kehidupan mahasiswa termasuk kesadaran budaya, tanggung

jawab sosial, dan hasil belajar kognitif mahasiswa. Hasil ini sangat menggembirakan bagi para pendukung pembelajaran pelayanan. Penelitian lanjutan tentang pembelajaran pelayanan, terutama pada populasi selain mahasiswa serta mengenai pengembangan teori

untuk menjelaskan mengapa para peneliti dan pendidik melihat efek yang menjanjikan seperti itu masih dibutuhkan. Namun sementara itu, pendidik bisa mudah mengetahui bahwa proyek

Pembelajaran-Pelayanan cenderung memiliki manfaat belajar yang positif dan penting bagi mahasiswa mereka.

Catatan

1

(13)

Penulis

JAMI WARREN (jami.warren@uky.edu) adalah seorang dosen fakultas di Divisi

Komunikasi Instruksional (Division of Instructional Communication) di Universitas Kentucky, tempat dia menyelesaikan gelar sarjana, master, dan doktoral. Karyanya berfokus terutama pada komunikasi instruksional, dan lebih khusus lagi, dalam pembelajaran berbasis

pengabdian dan hasil belajar mahasiswa. Dia baru saja turut menulis sebuah bab tentang Pembelajaran-Pelayanan (service-learning) dalam disiplin ilmu komunikasi di The Sage

Referensi

Dokumen terkait

MUI telah memiliki dokumen ETPIK yang sah (diterbikan oleh Direktorat Jenderal.. Kriteria Indikator Verifier Memenuhi/ Tidak Memenuhi/ Non Applicable Ringkasan Justifikasi

Permohonan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak: tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon; [3.17] Menimbang bahwa berdasarkan

The obtained results indicate that the teachers perceive and self-assess themselves relatively high on the scale of specific competences and skills required for

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutuskan kasus pembunuhan yang dilakukan

Berdasarkan Hasil Penelitian Lutfiah, Dinda Ainul (2012), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Kontekstual untuk Kelas XI IPA di SMAN 4

(judicial review) Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar yang putusannya bersifat final dan mengikat. Adapun materi muatan Undang-Undang yang menjadi objek kewenangan

Perumusan kurikulum pendidikan Islam yang bernafas moderat ala paham Aswaja merupakan langkah mendesak yang harus dilakukan. Sebab, dewasa ini eskalasi kekerasan