• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai nilai Pendidikan Islam dalam Falsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nilai nilai Pendidikan Islam dalam Falsa"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Falsafah Hidup Masyarakat Lampung

Muhamad Berkah

Institut Agama Islam Negeri Metro

Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 43111 muhamadberkahpai@gmail.com

Abstract

This paper describes the values of Islamic Education that exist in the life philosophy of Lampung society and analyze the values of Islamic education contained in it. So much value-Islamic education that can be applied in people's lives, ranging from the value of the gods who introduce the unity of God and not associate with Him, then the moral values that can be applied in the community to do good and behave honestly. Lampung society has a life philosophy embraced by the people of Lampung is the life philosophy Piil Pesenggiri. Piil Pesenggiri's life philosophy is a source of inspiration for all creativity and life activities of the people of Lampung, all activities are based on the philosophy of life Piil Pesenggiri and divine values as a value that animates all the noble values of life philosophy Piil Pesenggiri. If the cultural philosophical values of Lampung are actualized, true and consistent, then they are relevant to the productive attitudes and behaviors of society and are useful for development. Overall, and fundamental with various values of philosophy of life that are relevant to the values of Pancasila, even parallel to Islamic values, or the values of philosophy of life is loaded with nuances of Islam. For example, the value of God, the value of humanity, the value of life and the value derived from the three values.

Keywords : Islamic Education, Philosophy of Life, Values, and Welfare.

Abstrak

(2)

pendidikan Islam yang terkandung di dalamnya. Begitu banyaknya nilai-pendidikan Islam yang bisa diterapkan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari nilai ketuhan yang mengenalkan keesaan Tuhan dan tidak menyekutukan-Nya, kemudian nilai akhlak yang dapat diterapkan dalam bermasyarakat untuk berbuat baik dan berperilaku jujur. Masyarakat Lampung mempunyai filsafat hidup yang dianut oleh masyarakat Lampung filsafat hidup yang disebut Piil Pesenggiri. Filsafat menjadi inspirasi bagi seluruh aktifitas kehidupan masyarakat Lampung, semua aktifitas tersebut mengcu nilai yang menjiwai seluruh nilai-nilai luhur filsafat hidup Piil Pesenggiri. Jika nilai-nilai filosofis budaya Lampung diaktualisasikan secara tulus, benar dan konsisten maka relevan dengan sikap dan perilaku produktif masyarakat serta berguna bagi pembangunan. Secara menyeluruh, dan mendasar dengan berbagai nilai-nilai filsafat hidup yang relevan dengan nilai pancasila, bahkan sejajar dengan nilai Islam, atau

nilai-nilai filsafat hidup tersebut sarat dengan nuansa keIslaman. Misalnya nilai-nilai ke-Tuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kehidupan dan nilai yang diturunkan dari ketiga nilai-nilai itu.

Kata Kunci : Pendidikan Islam, Filsafat Hidup, Nilai-Nilai, dan Kesejahteraan.

A. Pendahuluan

Dalam sejarah masyarakat lampung sacara adat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu masyarakat lampung Pepadun dan ada juga masyarakat lampung Saibatin. Sehingga daerah lampung disebut dengan sai bumi ruwa jurai yang memiliki arti satu daerah disinggahi oleh dua kelompok yaitu masyarakat adat pepadun dan masyarakat adat lampung saibatin.

Selain itu, dalam bahasa masyarakat lampung terbagi menjadi dua dialek

yaitu dialek ‘A’ atau disebut dengan dialek Api dan dialek ‘O’ atau yang disebut

(3)

kanan, sedangkan dialek ‘O’ dominan digunakan oleh masyarakat lampung

pepadun itu sendiri.1

Falsafah hidup masyarakat Lampung yang terkenal adalah falsafat hidup

Piil Pesenggiri. Istilah Piil Pesenggiri terdapat banyak bentuk model penulisan maupun penyebutannya, ada yang menggunakan dengan kata ‘gikhi’, ada yang menggunakan dengan kata ‘gighi’ dan ada yang menggunakan kata ‘giri’, namun dalam di sini akan menggunakan yang terakhir yaitu ‘giri’. hal ini agar menyesuaikan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar selain itu agar masyarakat selain suku lampung agar mudah memahami dan menyebutnya. Secara filosofi istilah yang digunakan itu beranekaragam tetapi tidak merubah substansi dan maknanya.

Dilihat dari segi ontologisnya, kebiasaan masyarakat lampung merupakan rancangan yang terdiri dari berbagai nilai-nilai utama kemanusiaan yang yang tertanam dan tertuang dari paham kemanusiaan yang dimiliki oleh masyarakat lampung akan kebenarannya dan keluhurannya. Dalam artikel ini secara spesifik akan dikaji dan digali falsafah hidup yang dianut oleh masyarakat Lampung yaitu falsafah hidup Piil Pesenggiri. Falsafah hidup piil pesenggiti menajadi salah satu sumber inspirasi untuk kreatifitas serta aktivitas kehidupan masyarakat lampung.

B. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang fokus penelitian kepustakan dengan mengkaji teks buku-buku, dan jurnal sebagai sumber dari naskah yang di buat relevan dengan permasalaha yang di jadikan topik penelitian ini.2

Penelitian disini di maksudkan bahwa masaalah yang di teliti dengan mencari sumber-sumbernya melalui teks maupun dengan melihat fenomena yang terjadi secara real atau nyata di kalangan masyarakat, khususnya masyarakat lampung.

Melalui tindakan ini tentunya akan lebih mudah apabila menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang terjadi saaat ini, salah satunya dengan

1 Himyari Yusuf, “Nilai-Nilai islam dalam FalsaFah hidup masyarakat lampung,” KALAM 10, no. 1 (2017): 168.

2 Dedi Wahyudi dan Tuti Alafiah, “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis

(4)

metodoe analisis. Metode analisis yang digunakan ialah metode analisis deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif kualitatif pada dasarnya bersifat natural sebagai kesatuan yang utuh, dengan mengedepankan manusia sebagai instrumen

penelitian.3

Metode deskriptif digunakan untuk mengarahkan dan menjelaskan sasaran penelitian sebagai usaha menemukan teori, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membahas studi melalui fokus rancangan penelitian disepakati oleh peneliti maupun objek serta sasaranya penelitian

Metode ini bisa digunakan untuk meneliti suatu objek, baik berupa pemahaman agama, nilai-nilai budaya manusia, nilai-nilai etika, nilai karya seni, sekelompok manusia, peristiwa sejarah. Analisis deskriptif kualitataif ini, diharapkan peneliti mampu memperoleh data yang lengkap dan mendalam dan menyeluruh. Metode yang sesuai untuk menjelaskan masalah penelitian ini yaitu fenomenologi, sebab fenomenologi menganalisis jalan-jalan terjadinya pengalaman komunal. Artinya menentukan syarat-syarat serta kaidah bagi koherensi dan keutuhan macam-macam jenis pengalaman, dan kesesuaiannya satu sama lain. Fenomenologi sebagai pendekatan ini sangat relevan untuk dijadikan kajian budaya sebagai landasan mengenai bagaimana cara materi pengetahuan islam agar diperoleh serta disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan.

1. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

Penulis akan membagi dua bagian penting diantaranya adalah data primer dan data skunder, untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam falsafah hidup masyarakat Lampung, maka sumbernya berupa bahan-bahan kepustakaan, baik bahan-bahan kepustakaan yang disebut sumber primer atau yang mencangkup undang-undang sistem pendidikan nasional dan peraturan Pemerintah. Kemudian sumber-sumber skunder karya-karya yang membahas Pendidikan Agama Islam.

3 A. Fauzie Nurdin, “Integralisme Islam dan Nilai-nilai Filosofis Budaya Lokal pada

(5)

2. Analisis Data

Sumber yang berkaitan dengan Pendidikan Islam digunakan untuk mengkaji nilai-nilai Pendidikan Islam dalam falsafah hidup masyarakat Lampung. Dengan demikian akan di temukan berbagai jawaban yang akan membantu penulis untuk proses penelitian ini.

C. Nilai-nilai Pendidikan Islam

Ada tiga komponen dalam kalimat Nilai Pendidikan Islam, yaitu nilai, pendidikan, dan Islam. Ketiganya mempunyai pengertian yang berbeda-beda.

Tapi ketiganya merupakan sebuah rangkaian kalimat yang mempunyai pemahanan yang berkaitan dengan konsep pendidikan Islam itu sendiri.

Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, ideal, nilai bukan merupakan benda yang nyata, bukan fakta, bukan hanya persoalan salah dan benar tetapi menuntu

pembuktian yang jelas, empirik, dan penghayatan yang diinginkan dan tidak diinginkan.

Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan nilai adalah sifat yang melekat pada sesuatu, yang berhubungan dengan suatu subjek yang dapat memberi arti dan bersifat abstrak serta bermanfaat bagi manusia sebagai pedoman dalam bertingkah laku

Pendidikan islam menurut Ahmad Tafsir berpendapat bahwa pendidikan islam adalah segala uapaya bimbingan yang diberikan seseorang kepada seseorang

agar ia dapat berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran islam.4

Menurut bahasa juga, pendidikan dapat diartikan perbuatan (hal ataupun cara), sedangkan mendidik, berarti pengetahuan tentang mendidik, pemeliharaan (latihan-latihan) badan, batin dan sebagainya.

Sedangkan secara terminilogi, pendidikan Islam adalah upaya mengubah budi pekerti individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam disekitarnya. Cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi serta sudah menjadi profesi

(6)

masyarkat dalam beretika dan berhukum. Etika merupakan nilai yang membanu

tegaknya dalam masyarakat.5

Pengertian etika ini lebih menekankan pada perubahan tingkah laku, dari

yang buruk menjadi yang lebih baik, yang minimal menuju maksimal, dan dari yang pasif menuju yang aktif. Cara mengubah tingkah laku tersebut dengan di adakannya pengajaran. Merubah tingkah laku ke arah yang lebih baik tidak saja berhenti etika personal yang menghasilkan kesalehan setiap individu, tapi juga mencakup taraf masyarakat dalam interaksi sosial, sehingga menghasilkan

kesalehan sosial.6

Nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak usia dini, karena pada waktu itu merupakan masa yang tepat untuk menanamkan kebiasaan yang baik padanya.

Pendidikan Agama islam adalah suatu upaya membimbing untuk merubah tingkah laku individu agar menjadi pribadi yang lebih baik yang sesuai dengan tuntunan syariat islam. Dari ajaran, pendidikan agama islam merupakan suatu kegiatan usaha (sengaja), sistematis, terperinci, serta berkesinambungan untuk mengembangkan potensi manusia yang berupa dorongan untuk beragama Islam, memberikan sifat keislaman serta kecakapan, kecekatan sesuai dengan tujuan

pendidikan agama Islam.7

Dalam pendidikan Islam terdapat bermacam-macam nilai Islam yang mendukung dalam penerapannya pendidikan, bahkan sudah menjadi satu aturan di dalamnya. Nilai tersebut sudah menjadi smber pengembangan setiap jiwa peserta didik sehingga bisa memberi out put serta kemajuan bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat luas.

Banyaknya nilai-nilai Islam yang sangat penting terkandung di dalam pendidikan islam. Nilai-nilai pendidikan Islam dari penulisan tesis ini dengan nilai

pendidikan keimanan, nilai pendidikan syari‘ah, nilai pendidikan ibadah, nilai

5 Suhri Hanafi, “Problematika Penegakan Hukum Dan Etika Profesi Di Indonesia:

Analisis Dengan Pendekatan Nilai-Nilai Ajaran Islam,” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 6, no. 2 (15 Agustus 2009): 233, https://doi.org/10.24239/jsi.v6i2.136.233-246.

6 Achyar Zein, Syamsu Nahar, dan Ibrahim Hasan, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam

Al-Qur‘an (Telaah Surah Al-Fatihah),” t.t., 60–61.

(7)

pendidikan akhlak, nilai pendidikan kisah (teladan), dan nilai pendidikan seks, sebab nilai-nilai ini sangat penting bagi anak/ peserta didik dalam mengembangkan jiwa dan prilakunya. Berikut pemaparan singkat dari macam-macam nilai pendidikan Islam tersebut:

1. Nilai Pendidikan keimanan

Nilai pendidikan keimanan aspek-aspek pendidikan yang harus di perhatikan pertama kali dari orang tua si anak. Memberikan pendidikan ini kepada anak harus di landasi dengan penuh kesungguhan. Kesungguhan ini mengacu pada keimanan individu. Karena dengan keimanan merupakan keseluruhan dari

kepercayaan yang sudah melekat di jiwa islam. Pasalnya iman adalah pilar yang luar biasa untu keislaman seseorang.

Nilai-nilai pendidikan keimanan yang diberikan sejak anak masih kecil, dapat mengenalkannya pada Tuhannya, bagaimana ia bersikap pada Tuhannya

dan apa yang mesti diperbuat di dunia ini. Sebagaimana dikisahkan dalam al-

Qur’an tentang Luqmanul Hakim merupakan orang yang diangkat Allah sebagai contoh orang tua dalam mendidik anak, ia telah dibekali Allah dengan keimanan dan sifat-sifat terpuji.

Dalam kisah Luqman Hakim ini orang tua bisa mencontoh bagaimana cara mendidik anak yang baik serta berbakti kepada kedua orang tua. Tingkahlaku yang baik akan ditiru oleh anak-anaknya dan juga sebaliknya. Oleh sebab itu, pendidikan keimanan harus dijadikan sebgai salah stu poko dari pendidikan kesalehan anak. Sehingga dapat diharapkan kelak ia tumbuh dewasa menjadi manusia yang beriman kepada Allah Swt, melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Dengan keimana yang utuh dapat membentengi dirinya dari perbuatan buruk yang berasal dari kebiasaanya.

2. Nilai Pendidikan berbasis Syari’ah

Nilai pendidikan syari’ah adalah standar atau ukuran yang telah dicapai oleh seorang hamba dalam mentaati aturan atau undang-undang Allah Swt tentang pelaksanaan dari penyerahan diri secara keseluruhan melalui tahapan ibadah

(8)

baik dengan sesama manusia anata manusia maupun dengan alam sekitarnya.

Dalam hal ini Syari‘ah meliputi dual hal pokok yaitu: Ibadah dalam pengrtian khusus ( ibadah mahdhah) dan ibadah dalam pengertian umum (ibadah ghairu

mahdhah).8

3. Nilai Pendidikan Ibadah

Nilai pendidikan ibadah adalah ukuran dari seseorang dalam proses mengamalkan suatu wujud perbuatan yang dilandasi rasa pengabdian kepada Allaah Swt. Karena ibadah juga merupakan kewajiban agama Islam yang tidak bisa dipisahkan dari aspek keimanan, kerena keimanan merupakan pundamen sedangkan ibadah merupakan manifestasi dari keimanan tersebut.

Nilai Pendidikan akhlak mempunyai kesetaraan dari pendidikan Islam. Sama-sama mendidik untuk menjadi pribadi lebih baik. Ketika akhlak seseorang baik maka baik pula agamanya namun ketika sebaliknya apabila akhlak buruk maka buruk juga agamnya. Akhlak merupakan realisasi dari keimanan yang dimiliki oleh seseorang. Secara umum ahlak dapat dibagi kepada tiga ruang lingkup yaitu: Akhlak kepada Allah Swt, akhlak kepada manusia, akhlak kepada lingkungan (alam semesta)

Pendidikan agama islam juga di ajarkan untuk menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan, serta membentuk pola perilaku yang mencerminkan

akhlak mulia peserta didik.9

Nilai pendidikan akhlak adalah suatu standar atau ukuran tingkah laku sesorang dalam proses pembinaan, penanaman, dan pengajaran, pada manusia yang bertujuan untuk menciptakan dan mensukseskan tujuan tertinggi agama Isalam, yaitu mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat, keridhaan, dan mendapatkan kenikmatan yang telah dijanjikan oleh Allah Swt kepada

orang-orang yang baik dan bertaqwa.

8 Muslim Nurdin dan Ishak Abdullah, Moral dan Kognisi Islam (Bandung: Alfabeta,

1993), 103.

9 Hayadin Hayadin, “Eksistensi Perpustakaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

(9)

Akhlak merupakan dasar yang utama dalam pembentukan pribadi manusia yang seutuhnya, maka pendidikan yang mengarah terbentuknya pribadi yang berakhlak, merupakan hal yang pertama yang haru dilakukan, sebab akan melandasi kestabilan kepribadian manusia secara keseluruhan.

4. Nilai pendidikan kisah (teladan).

Dalam al-Quran menjelaskan tentang kisah-kisah yang sudah terjadi yang mana kisah tersebut dapat dijadikan pedoman hidup. Sehingga tidak disadari peserta didik akan mengetahui dirinya dan orang lain, sehingga mempunyai sifat yang tunduk kepada Tuhan dan menghormati kepada sesama.

Pendidikan kisah suatu cara untuk mendidikan seorang anak untuk mengetahui apakah yang terjadi dimasa dulu dan dapat mengambil manfaat yang baik. Contoh ketika menceritakan kisa nabi Yusuf yang sangat unik dan mengagumkan. Dari kisah tersebut dapat diambil pelajarannya tentang perlunya

memiliki ketapan batin maupun lahir, sebagaimana yang dimiliki oleh nabi Yusuf. 5. Nilai Pendidikan Kesehatan

Kesehatan merupakan masalah yang snagat krusial dalam kehidupan sehari-hari manusia, kesehatan pada dirinya terkadang dianggap sesuatu yang biasa. Orang baru sadar akan pentingnya kesehatan bila suatu saat dirinya atau keluarganya jatuh sakit. Dengan kata lain arti kesehatan bukan hanya terbatas pada pokok persoalan sakit kemudian dicari obatnya, akan tetapi mampu menjaga atau mencegah dari hal-hal yang mengakibatkan penyakit atau timbulnya sakit karena kesehatan dibutuhkan setiap orang, apalagi orang-orang Islam.

kesehatan aktifitas keagamaan dan dunia dapat dikerjakan dengan baik. Butuh yang sehat membuat dalam bekerja menjadi mudah dan lancar dalam bekerja, begitu juga dalam melaksanakan ibadah pada Allah Swt. Semua aktifitas

didunia memerlukan tubuh yang kesehatan jasmani maupun rohani yang fit. Mengingat pentingnya kesehatan bagi umat Islam apalagi dalam era modern seperti untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dengan memasukkan pendidikan kesehatan sebagai unsur pokok. Disamping itu usaha penanaman

(10)

raga, memberikan keteladanan dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta memberikan pengetahuan secukupnya tentang pentingnya kebersihan.

Ajaran Islam sangat mengutamakan kebersihan dan kerapian hambanya semua sudah diatur dalam al-Quran dan Hadis. Setiap anak harus diajarkan hidup yang bersih, karena Allah SWT menyukai hamba-hambanya yang bersih. Firman Allah dalam al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 222.

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa orang tua harus mengajarkan kebersihan dimulai dari sejak dini atau masih didalam kandungan orang tua dengan mendengarkan lantunan-lantunan ayat suci al-qurana dapat membuat bayi

lebih sehat secara jasmani atupun rohani tapi jikalau orang tuanya tidak menjada kebersihan bisa berimbas kepada seorang janin karena akan mengalami ganggu kesehatan. Maka mulailah membangun hidup sehat dan bersih sejak anak masih dalam kandungan dan terus dididik hingga menjadi kebiasaan dalam hidupnya

agar kelak menjadi seseorang yang bersih dan pandai. 6. Nilai Pendidikan Seks

Pendidikan seks merupakan memberikan jalan yang terang dengan bertujuan untuk membimbing dan mengarahkan serta mengasuh laki-laki merupakantangu jawab seorang ibu dari anak-anak hingga saat dewasa, berbicara menganai kelamin umumnya dan kehidupan seks khususnya agar mereka dapat melakukan sesuai dengan ajaran islam.

Sehingga kehidupan berkelamin itu mendatangkan kebahagian bahkan kesejahteraan manusia. Pendidikan seksual juga mengajarkan upaya penyelamatan, penyadaran dan penerangan masalah-masalah seksual kepada anak baik yang laki-maupun yang perempuan, sehingga ketika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda dan pemudi dapat memahami urusan-urusan kehidupan,

ia mengetahui apa yang diharamkan dan dihalalkan dalam berseksuallitas.

Nilai pendidikan yang berhubungan dengan seks di ajarkan kepada anak sejak ia mengenal masalah-masalah yang berkenaan dengan seks dan perkawinan. Kemudian ketika anak tumbuh menjadi dewasa yang mana sudah bisa

(11)

Nabi muhammad SAW telah memberi contoh atau mengajarkan kepada

umatnya sesuai dengan firman allah dalam surat al-ahzab ayat 21.10

Dengan demikian sudah jelas bahwa sudah ada akhlak yang di contohkan dalam diri nabi

muhammad SAW. Berkenaan dengan akhalk salah satunya adalah mengarahkan untuk memisahkan ranjang tidur anak laki-laki dengan anak perempuan agar tidak menimbulkan bahaya bagi kejiwaan saat dia masa puber karena pada saat ini dia akan mengenali seks. berdasarkan hadis :

“Dari Amr bin Syu’aib ayahnya dari kakeknya bahwa Rasulullah Saw

pernah berkata suruh anak-anakmu melakukan slalat sejak usia dini yaitu tujuh tahun dan Pukullah jika tidak mau sholat di usia sepuluh tahun, serta pisahkan

tempat tidur mereka.” (H.R. Abu Dawud).

Dari hadis diatas diketahui bahwa menempatkan nafsu itu kearah yang diridhai Allah Swt, sehingga ia bisa membedakan yang baik dan buruk. Hal tersebut dapat ditekankan bahwa pendidikan seks dalam Islam sudah diajarkan sejak usia dini sebagaimana yang Rasulullah Saw contohkan dalam hadis. Jadi, nilai pendidikan sek adalah standar atau ukuran yang telah dicapai oleh seorang hamba dalam mengendalikan hawa nafsunya mana yang buruk.

D. Nilai-nilai Falsafah Hidup Masyarakat Lampung (Piil Pesenggiri) Nilai-nilai utama dalam falsafah hidup piil pesenggiri yaitu nilai ketuhanan, nilai spiritual, nilai religius, nilai etika/moral, nilai intelektual, nilai individu, nilai sosial, dan nilai material.11

Nilai-nilai tersebut agar berjalan dengan baik perlu di adakannya wadah pendidikan yang mendukung di dalamnya. Semua itu akan terbentuk manakala murid mendapatkan didikan yang sebenar-benarnya. Pada dasarnya tugas orang

tua adalah mendidik anak agar menjadi generasi penerus yang bermanfaat bagi negaranya.

Pembentukan itu bisa di mulai dari pembenahan moral yang mungkin rusak pada kalangan saat ini. Padahal moral sudah melekat dalam pendidikan itu

10al ahzab ayat 21, t.t.

(12)

sendiri. Moralitas yang mampu melaksanakan nilai-nilai moral agama dalam

hidupnya.12

Lalu, pendidikan mempunyai ajaran yang akan memabawa kesejahteraan kedepan. Tidak cukup hanya itu, namun perlu adanya fasilitas dan

wadah yang membantu penyebaran nilai-nilai pendidikan islam di lampung. Salah satunya ialah majelis taklim. Majelis taklim ini juga sudah banyak di lakukan masyarakan lampung yang menjadi aktivitas rutin setiap minggunya. Lingkungan hidup berpengaruh, maka timbullah berbagai macam kebudayaan

sesuai dengan alam lingkungan tersebut.13

Selain dari delapan nilai utama falsafah hidup fiil pesenggiri tersebut ada

empat unsur pendudukung nilia falsafah hidup fiil pesengiri yaitu Julu Adok, Nemui Nyimak, Nengah Nyappur, dan Sakai Sambayan adalah sebagai berikut : 1. Juluk Adok

Juluk Adok adalah sebutan gelar adat, secara etimologi terdiri dari kata juluk dan adok yang masing- masing mempunyai makna. Juluk adalah nama (gelar adat) untuk wanita dan pria sewaktu yang bersangkutan masih muda atau remaja atau belum menikah, dan adok bermakna nama panggilan keluarga seseorang lelaki atau perempuan yang sudah menikah. Masih berhubungan dengan Juluk Adok adalah Inai dan Amai.

Inai merupakan identitas atau nama panggilan dari keluarga untuk seseorang perempuan yang sudah adanya ikatan pernikahan, yang diberi pihak keluarga suami atau laki-laki. Sedangkan Amai itu sendiri adalah sebuah panggilan keluarga ditujukan untuk seseorang laki-laki yang sudah menikah dari pihak keluarga istri.

Juluk adok adalah sebagai unsur yang menjadi ketentuan piil pesenggiri yang berelasi dengan nemui nyimah, yaitu sifat menghargai tamu. Hal tersebut

yakni Metafora yang berarti “tamu” salah satu faktor yang menyebabkan jarang terjadi konflik di daerah Lampung.14

Tamu ini memberi manfaat bagi kalangan

12 Arifin, lmu pendidikan islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisiliner, cet ke 5 (Jakarta: Bumi aksara, 2009).

13 Abu ahmadi, Noor salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, ed 1. cet ke 4

(Jakarta: PT Bumi aksara, 2004).

14 Sulistyowati Irianto dan Risma Margaretha, “Piil Pesenggiri: Modal Budaya dan

(13)

masyarakat lampung. Tamu harus di muliakan karena membawa perdamaian di antar keluarga.

Maka sebagai orang islam sangat di anjurkan untuk menjadikan nemui nyimak ini salah satu akitivitas yang mulia. Memberi efek yang baik dengan tamunya, sehingga tamu merasa di hargai begitupun dengan tuan rumah akan mendapat kehormatan juga. Dari kejadia ini budaya masnayarkat lampung sangatlah menjadi perhatian besar di kalanga tersebut. Kebiasaan positif ini dapat mengarahkan kesejahteraan masyarakat lampung itu sendiri.

2. Nemui Nyimah

Nemui Nyimah merupakan konsepsi tata nilai yang ditafsirkan sebagai

wujud rasa kepedulian sosial, kesetiakawanan, dan nilai-nilai kemanusiaan

(human interest) lainya. Melalui konsepsi ini, diharapkan seseorang memiliki

pandangan yang luas ke depan dengan motivasi tinggi, kerja keras, jujur, dan tidak

merugikan orang lain.15

Semua itu tidak dapat di pisahkan, karna mempunyai

manfaat begitu besar. Dengan adanya motivasi wilayah lampung, lampung bisa

menjadikan daerahnya maju dalam bidang pendidikan islam. Tidak sekedar itu

namun dapat memajukan di berbagai bidang. Kerja keras yang sungguh-sungguh

tentunya akan membuahkan hasil yang di gapainya.

Seseorang akan sukses apabila menjadikan harinya tidak sia-sia, yakni

untuk bekerja keras untuk mendapatakan kesejahteraan hidup. Kesejahteraan

hidup ini bisa di bangun dengan adanya perilaku jujur dan tidak merugikan orang

lain. Jujur dapat membuahkan eratnya persaudaraan, tentunta yang kita bahas

disini ialah mayarakat lampung.

Jujur menjadi peran utama yang tidak akan merugikan orang lain,

sehingganya akan timbul kepercayaan dari orang lain. Dari hal tersebut maka

orang akan simpatik dan cinta.

Prinsip hormat dan cinta dalam Piil Pesenggiri yaitu nemui nyimah tidak hanya berupa hormat kepada manusia tetapi juga hormat terhadap pencipta alam

15 Ahmad Muzakki, “Introducing Local Genius-Based Harmony Education (Piil

(14)

semesta ini yaitu Allah SWT.16

Selain hormat kepada pencipta alam dan sesama manusia.prinsip ini juga memiliki sifat kepudian sosial.

Bentuk kongkrit dari nemui nyimah adalah konteks kehidupan masyarakat

dewasa ini lebih tepat diterjemahkan sebagai sifat kepedulian sosial dan rasa setia kawan. Ketika ada bencana disuatu daerah maka kita harus membantunya karena adanya sikap kepedulian sosial yang ditanamkan didalam falsafat kehidupan masyarakat lampung.

3. Nengah Nyappur

Unsur pendukung berikutnya adalah Nengah Nyappur, unsur ini mengandung arti suka bergaul atau bermasyarakat. Istilah Nengah berasal dari

kata benda dan menjadi kata kerja yang berarti ‘di tengah’ sedangkan istilah Nyappur berasal dari kata benda ‘cappur’ menjadi kata kerja nyappur yang berarti berbaur. Oleh karena itu Nengah Nyappur mengandung filosofi yang mengharuskan manusia menyadari bahwa dirinya berada dan harus ada di tengah-tengah masyarakat manusia dan realitas kesemestaan lainnya

Pandangan ini dapat diinterpretasikan bahwa Nengah Nyappur mengandung makna keharusan untuk berperan aktif dalam mengentaskan persoalan-persoalan kemanusiaan yang tengah terjadi di jagat raya ini. Berperan aktif berarti harus mengambil bagian dalam menegakkan kebenaran dan

kedamaian. Untuk hidup di tengah-tengah masyarakat dan realitas kesemestaan harus memiliki kemampuan intelektualitas dan moralitas. Oleh karena itu orang yang Nengah Nyappur paling tidak harus memiliki integritas intelektualitas, spiritualitas, dan moralitas. Tanpa integritas seperti itu, maka mustahil dapat berada di tengah-tengah realitas kesemestaan.

Menggambarkan bahwa anggota masyarakat lampung dengan bekal rasa kekeluargaan serta diiringi dengan sikap suka bergaul dan bersahabat dengan siapa saja tidak membedakan agama dan tingkatan, sikap suka bergaul dan bersahabat menimbulkan sikap ingin tahu, mau mendengarkan serta bereaksi sigab dan tanggap.

16 Dwi Tiya Juwita, Agus Cahyono, dan Muhammad Jazuli, “Nilai-nilai Piil Pesenggiri

(15)

Ditengah-tengah masyarakat multikultural, Nengah Nyappur dapat bertindak sebagai jembatan penghubung antara tata nilai adat dengan sikap toleransi yang tercermin dalam pergaulan sehari-hari masyarakat lampung.

4. Sakai Sambayan

Sakai mempunyai makna usaha untuk memberi sesuatu kepada seseorang maupun sekelompok orang berbentuk benda dan jasa yang bernilai ekonomi, namun di dalamnya mengharapkan balasan. Sedangkan sambayan mempunyai makana kebalikannya, yakni memnerikan sesuatu itu kepada seseorang atau kelompok berbentuk benda dan jasa secara atau tidak mengharapkan balasan.

Sakai sambayan berarti gotong royong dan tolong menolong, artinya memahami sakai sambayan pada hakikatnya adalah menunjukkan rasa partisipasi yang dalam serta solidaritas yang tinggi pada masyarakat terhadap sesuatu kegiatan atau kewajiban yang harus dilakukan. Selain itu pengertian Sakai

Sambayan merupakan kerjasama atau gotong royong sehingga masyarakat Lampung harus saling tolong menolong dalam kebaikan jika orang lain mengalami kesulitan.17

Kalimat bergotong royong dalam mengerjakan sesuatu secara bergantian, sejatinya mengandung filosofi bahwa manusia adalah makhluk individual dan sosial. Sebagai makhluk individual manusia selain membantu orang lain, juga

butuh bantuan orang lain (ada pamrih). Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia harus saling tolong menolong secara ikhlas tanpa mengharap balasan apapun.

E. Peran Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Falsafah Hidup Masarakat Lampung

17Leni Widiawati, “Skema Pembiayaan Syariah dari Perspektif Local Wisdom Lampung

(16)

Berbagai nilai utama dalam falsafah hidup masyarakat Lampung yang telah dideskripsikan sebelumnya, berikut ini akan dikaji sejauhmana peran nilai-nilai pendidikan Islam, atau dapat pula dikatakan adakah pengaruh nilai-nilai-nilai-nilai pendidikan Islam terhadap falsafah hidup masyarakat Lampung tersebut.

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah hidup Piil Pesenggiri terdapat delapan nilai, dan diabstraksi menjadi tiga nilai utama. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam Piil Pesenggiri dan keempat unsur pendukungnya, yaitu yang disebut; Bejuluk Adek, Nemui Nyimah, Nengah Nyappur, dan Sakai Sambayan.

Nilai ketuhanan yang merupakan nilai yang sangat fundamental dan utama, bahwa Allah yang menciptakaan, memelihara, dan menjaga alam mesta ini beserta isinya sehingga manusia hidup dengan damai dan tetram. secara reflektif keberadaan Tuhan tidak pernah terpisah dari kehidupan makhluk kesemestaan

termasuk manusia, karena Tuhan yang mengatur dan menjaga segala-galanya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai ketuhana selarang dengan nilai-nilai pendidikan islam karena sama-sama menyakini keesaan Allah swt dan tidak menyekutukan allah swt.

Selanjutnya unsur pendukung kedua dari falsafah hidup masyarakat Lampung, adalah Nemui Nyimah. Istilah Nemui Nyimah berasal dari kata benda

‘temui’yang berarti tamu, kemudian menjadi kata kerja yaitu ‘nemui’ yang berarti bertamu atau menerima tamu. Sedangkan Nyimah berasal dari kata benda ‘Simah’ kemudian menjadi kata kerja Nyimah yang berarti suka memberi, sehingga Nemui Nyimah mengandung arti selalu membuka diri untuk menerima tamu, suka memberikan sesuatu dengan ikhlas kepada pihak lain dan sekaligus sebagai simbol ungkapan hati nurani dan ungkapan keakraban

Dengan demikian secara aksiologis Nemui Nyimah mengandung nilai-nilai kesamaan dan kebersamaan, dan dari nilai-nilai tersebut secara kausalitas menimbulkan nilai keakraban dan kerukunan yang berlandaskan nilai religious dan dikonkretkan melalui keharusan menjalin silaturrahmi, dan pada akhirnya

(17)

dalam Islam ajaran semacam ini merupakan dasar yang sangat penting dalam kehidupan bertetangga dan bermasyarakat.

Unsur pendukung berikutnya adalah Nengah Nyappur. Seperti telah dijelaskan bahwa unsur ini mengandung arti suka bergaul atau bermasyarakat. Istilah Nengah berasal dari kata benda dan menjadi kata kerja yang berarti ‘di

tengah’ sedangkan istilah Nyappur berasal dari kata benda ‘cappur’ menjadi kata

kerja nyappur yang berarti berbaur. Nengah Nyappur mengandung filosofi yang mengharuskan manusia menyadari bahwa dirinya berada dan harus ada di tengah-tengah masyarakat manusia dan realitas kesemestaan lainnya Pandangan ini dapat

diinterpretasikan bahwa Nengah Nyappur mengandung makna keharusan untuk berperan aktif dalam mengentaskan persoalan-persoalan kemanusiaan yang tengah terjadi di jagat raya ini.

Berperan aktif berarti harus mengambil bagian dalam menegakkan

kebenaran dan kedamaian. Untuk hidup di tengah-tengah masyarakat dan realitas kesemestaan harus memiliki kemampuan intelektualitas dan moralitas. Oleh karena itu orang yang Nengah Nyappur paling tidak harus memiliki integritas intelektualitas, spiritualitas, dan moralitas. Tanpa integritas seperti itu, maka mustahil dapat berada ditengah-tengah realitas kesemestaan.

Unsur yang terakhir dari falsafah hidup masyarakat Lampung adalah Sakai Sambaian. Istilah Sakai (sesambai) berarti bergotong royong atau kerja sama dalam mengerjakan sesuatu di antara sesama manusia dengan cara saling bergantian satu sama lain. Sedangkan Sambaian berarti tolong menolong, sehingga Sakai Sambaian mengandung arti gemar bergotong royong dan saling tolong menolong. Pada hakikatnya sepaham bahwa Sakai Sambaian mengandung makna tolong menolong dan bergotong royong. Oleh karena itu, Sakai Sambaian

lebih relevan dengan nilai vitalitas atau kehidupan, karena yang paling dituntut adalah untuk mempertahankan hidup harus pandai menjalin hubungan dan bekerjasama dengan pihak lain.

Kalimat bergotong royong dalam mengerjakan sesuatu secara bergantian,

(18)

butuh bantuan orang lain (ada pamrih). Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia harus saling tolong menolong secara ikhlas tanpa mengharap balasan apapun.

F. Kesimpulan

Masyarakat Lampung baik yang beradat Sain Batin maupun Pepaduan memiliki kebudayaan lokal yang sangat kental, dan berpotensi besar sebagai asas utama bagi terselenggaranya pendidikan yang ideal. Nilai-nilai moral budaya yang terus dipegang teguh dan direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat

Lampung itu, ternyata mencukupi sebagai modal dasar dan landasan filosofis bagi terselenggaranya pendidikan yang demokratis. Karenanya, manajemen pendidikan yang berlandaskan lokalitas Lampung merupakan keniscayaan pada zaman kontemporer.

Integrasi Islam dan nilai-nilai filosofis budaya Lampung di dalamnya terdapat nilai-nilai etis, moral, spiritual, nilai-nilai material dan nonmaterial yang dimaknai dalam sistem sosial dan budaya yang berfungsi untuk membangun kesadaran moral, perekat sosial, budaya, ekonomi, politik, persatuan dan kesatuan bangsa. Jika nilai-nilai filosofis budaya Lampung diaktualisasikan secara tulus, benar dan konsisten maka relevan dengan sikap dan perilaku produktif masyarakat serta berguna bagi pembangunan.

Secara menyeluruh, dan mendasar dengan berbagai nilai-nilai falsafah hidup yang relevan dengan nilai-nilai pancasila, bahkan sejajar dengan nilai-nilai Islam, atau nilai-nilai falsafah hidup tersebut sarat dengan nuansa keIslaman. Misalnya nilai ke-Tuhanan, nilai kemanusiaan, nilai kehidupan dan nilai yang diturunkan dari ketiga nilai-nilai itu.

Nilai kemanusiaan yag penting dihadapi manusia yang akan datang, karena dapat memberikan arahan positif masyarakat lampung itu sendiri.

G. Referensi

Abu ahmadi,. Noor salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Ed 1. cet ke 4. Jakarta: PT Bumi aksara, 2004.

(19)

Arifin. lmu pendidikan islam tinjauan teoritis dan praktis berdasarkan pendekatan interdisiliner. Cet ke 5. Jakarta: Bumi aksara, 2009.

Hanafi, Suhri. “Problematika Penegakan Hukum Dan Etika Profesi Di Indonesia:

Analisis Dengan Pendekatan Nilai-Nilai Ajaran Islam.” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika 6, no. 2 (15 Agustus 2009): 233.

https://doi.org/10.24239/jsi.v6i2.136.233-246.

Hasan Langgulung. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka al husna, 1992.

Hayadin, Hayadin. “Eksistensi Perpustakaan Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Umum.” EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan 13, no. 2 (2017).

Irianto, Sulistyowati, dan Risma Margaretha. “Piil Pesenggiri: Modal Budaya dan Strategi Identitas Ulun Lampung,” t.t., 11.

Juwita, Dwi Tiya, Agus Cahyono, dan Muhammad Jazuli. “Nilai-nilai Piil

Pesenggiri pada Tari Melinting di Desa Wana Lampung Timur,” 2017, 9. Masykur, Hanif. “EKSISTENSI DAN FUNGSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL.” PhD Thesis, IAIN

Salatiga, 2015.

Muslim Nurdin, dan Ishak Abdullah. Moral dan Kognisi Islam. Bandung: Alfabeta, 1993.

Muzakki, Ahmad. “Introducing Local Genius-Based Harmony Education (Piil

Pesenggiri) Among the Indigenous People of Lampung.” Penamas 30, no. 3 (31 Januari 2018): 261–80.

Nurdin, A. Fauzie. “Integralisme Islam dan Nilai-nilai Filosofis Budaya Lokal

pada Pembangunan Propinsi Lampung.” UNISIA 32, no. 71 (2009).

Tambunan, Arifin S. “Menelusuri Eksistensi Ketetapan MPRS NO. XX/MPRS/1966.” UNISIA 30, no. 65 (2007).

Wahyudi, Dedi, dan Tuti Alafiah. “Studi Penerapan Strategi Pembelajaran

Berbasis Multiple Intelligences dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam” 8, no. 2 (t.t.): 28.

Widiawati, Leni. “Skema Pembiayaan Syariah dari Perspektif Local Wisdom Lampung ‘Piil Pesenggiri’ (Suatu Kajian Literatur).” Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis 3, no. 1 (22 April 2017).

http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snpe/article/view/10674.

Yusuf, Himyari. “Nilai-Nilai islam dalam FalsaFah hidup masyarakat lampung.” KALAM 10, no. 1 (2017): 167–192.

Referensi

Dokumen terkait

Didapati stres kerja memiliki pengaruh negatif atau tinggi tingkat stess yang dialami karyawan semakin menurun kinerja yang dihasilkan begitu juga sebaliknya,

aksentuasi pada gerakan Cianjur Agamis yang terimplementasikan dalam aktiftas perdagangan yaitu direalisasikan pendirian pasar tradisional syariah di Kecamatan Campaka

Sebutkan jenis bahan baku dan bahan penolong yang digunakan selama tahun 2019 dirinci menurut "banyaknya" dan "nilai" serta asal bahan tersebut Tidak

Dengan memahami pentingnya kedudukan dan fungsi bahasa daerah dalam hubungannya dengan pertumbuhan, pengembangan, pembinaan dan pemakaian bahasa daerah itu

Pertimbangkan apakah kata atau kalimat pada setiap nomor bercetak tebal TIDAK PERLU DIPERBAIKI (A) atau diganti dengan pilihan lain yang tersedia (B,C,D, dan E).. Takabonerate berada

Menurut (Arikunto, 2013) penggunaan jenis penelitian pre-eksperimen karena bertujuan untuk mengetahui dampak pengaruh dari variabel bebas seberapa besar dampak yang muncul

[r]

Beberapa penelitian yang dilakukan terhadap prestasi belajar diantaranya Harefa (2013) dengan judul penelitiannya adalah Pengaruh Motivasi Belajar dan Kebiasaan