ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA dilakukan oleh guru hal-hal apa yang akan disampaikan di dalam kelas dan melalui metode atau strategi apa supaya apa yanga di sampaikan bisa di miliki oleh peserta didik. Salah satu hal yang harus disiapkan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran.
Rencana pelaksanan pembelajaran (RPP) merupakan perangkat pembelajaran yang harus dibuat oleh seorang guru ketika proses kegiatan belajar mengajar akan dilaksanakan (Harsiati & Thamrin, 2012). Dalam menyusun sebuah Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), seorang guru haruslah melakukan sebuah analisis kebutuhan yang diperlukan oleh siswa dalam mata pelajaran. Guru mengidentifikasi hal-hal apa saja yang dibutuhkan siswa dalam artian hal apa yang belum dan sudah siswa ketahui tentang sebuah materi pembelajaran yang akan di sampaikan.
Namun saat ini, kurangnya motivasi guru untuk mengetahui teori yang benar dalam menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran maka sering kali guru hanya mencetak sebuah Perangkat pembelajaran atau Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran melalui media informasi internet kemudian di edit dan dicetak sebagai keperluan administrasi sekolah saja.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal di atas sebagai seorang guru selain menganalisis kebutuhan yang diperlukan oleh siswa maka ada baiknya juga guru mengenal karakteristik siswa. Dengan demikian dalam makalah ini akan membahas :
1. Bagaimana cara menganalisis prilaku awal dan karakteristik siswa
2. Bagaimana hasil analisis prilaku awal dan karakteristik siswa ?
c. Tujuan Makalah
Makalah ini dibuat untuk mengetahui
1. Cara mengidentifikasi prilaku awal dan karakteristik siswa 2. Hasil Analisis prilaku awal dan karakteristik siswa .
II. PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Analisis karakter
atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat atau watak. (Daryanto,1997) pengertian karakter sebagai penggambaran tingkah laku dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) baik secara eksplisit maupun implisit. Karakter berbeda dengan kepribadian karena pengertian kepribadian dibebaskan dari nilai. Meskipun demikian, baik kepribadian (personality) maupun karakter berwujud tingkah laku yang ditujukan kelingkungan sosial, keduanya relatif permanen serta menuntun, mengerahkan dan mengorganisasikan aktifitas individu.
Berdasarkan pengertian diatas jika dihubungkan dengan pendidikan maka analisis karakter adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengidentifikasi
karakteristik siswa dan prilaku awal siswa terhadap kemampuan siswa dalam bidang ilmu atau mata pelajaran yang akan diberikan.
Menurut (Setiawan, 2007), “ analisis yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi perilaku awal siswa yang berikatan dengan penguasaan siswa dalam isi mata pelajaran dan mengenali karakteristik siswa yang meliputi asal, usia, bahasa yang digunaka, latar belakang ekonomi keluarga da sebagainy
B. Cara mengidentifikasi perilaku awal siswa dan karakteristik siswa a. Cara mengidentifikasi perilaku siswa
Sebagai pendesain instruksional ada beberapa data yang harus dijawab seperti dari mana jenjang siswa serta sejauh mana kompetensi, kemampuan atau pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang telah dikuasai siswa sehingga dapat mengikuti pembelajaran tersebut.
Ada 3 sumber yang bisa memberikan informasi kepada pendesain instrukstional yaitu : 1. Siswa atau calon peserta didik
Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam menganalisis kebutuhan instruktional yaitu kuesioner, interviu dan observasi serta tes. Teknik ini dapat digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal peserta didik. Cara yang bisa dilakukan dalam mengidentifikasi perilaku awal siswa
1. Menuliskan daftar kompetensi dasar yang telah berhasil dibuat dalam kegiatan analisis instruktional. Seperti :
a. Dalam bahasa Inggris daftar kompetensi dasar yang telah dibuat yaitu oleh penulis dalam analisis intruktional yaitu :
4) Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat 5) Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure 6) Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi
yang baik
7) Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan simple past)
8) Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
10) Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan Procedure.
11) Setelah dibuat maka buat skala penilaian yang bisa dinilai oleh atasan atau guru mata pelajaran. Seperti tabel dibawah ini :
Mengungkapkan kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation 22.Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah dikenal
3Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta, memberi maaf 4Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat
5Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
6Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik 7Memahami tata bahasa seperti tenses ( presesnt tense, present continuos dan simple past) 8Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
9Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs dengan benar.
10Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan Procedure.
berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik. Maka tes awal disesuaikan dengan prilaku khusus seperti tabel di bawah ini
Tabel 2.
Tes Awal yang Disesuaikan dengan Perilaku Khusus
No. Kompetensi Dasar Perilaku Khusus Tes Awal
- TransportationSebutkanlah kosa kata dalam bahasa Inggris mengenai umbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation
2.
.Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah dikenal - Mengungkapkan ucapan Greeting kepada orang belum dikenal
- Mengungkapkan ucapan greeting yang sudah dikenal- Apa yang kita sebut jika bertemu orang pertama kali
- Ucapan apa jika bertemu dengan orang yang sudah dikenal 3.
Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta, memberi maaf- Mengungkapan ungkapan meminta informasi
- Mengungkapkan ungkapan memberi informasi - Mengungkapkan Ungkapan meminta maaf
- Mengungkapkan Ungkapan memberi maafSebutkan ungkapan meminta dan memberi informasi?
Sebutkan ungkapan ungkapan meminta dan memberi maaf? 4.
Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat - Mengungkapkan ungkapan meminta dan memberi jasa
- Mengungkapkan Ungkapan dan memberi barang
- Mengungkapkan ungkapan memberi dan meminta pendapatSebutkan ungkapan meminta dan memberi jasa?
5
Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure - Menceritakan kembali isi dalam teks yang berbentuk descriptive dan procedure -Ceritakanlah apa isi dalam teks descriptive dan procedure?
6
Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik
1. Membaca Teks berbentuk descriptive dan Procedure
2. Membedakan Teks yang berbentuk descriptive dan procedure 3. Melafalkan dengan intonasi dan lafal yang benar.
4. Menjelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure 1.Bacalah teks descriptive dan procedure
2. Sebutkan perbedaan Teks berbentuk descriptive dan teks procedure 3. Jelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure. 4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang benar
7
Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan simple past) - Menjelaskan Present tense
- Menjelaskan Present continous
- Menjelaskan Simple past- Apa yang diketahui mengenai present tense, present continous dan present simpe
8
Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
9
Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs dengan benar.
Menulis kosakata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs dengan benarTuliskan kosakata dalam bahasa inggris mengenai numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs dengan benar
10
Mengungkapkan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan Procedure.- Menjelaskan makna yang terdapat dalam teks yang berbentuk descriptive dan procedureApa maksud teks descriptive dan procedure yang telah anda baca
. 2. Sebutkan perbedaan Teks berbentuk descriptive dan teks procedure 3.Jelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure 4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang benar
1. 3. Ketika seseorang desain instruktional menggunakan teknik observasi dan tes maka observasi dapat dicontoh seperti butir 1 dan tidak perlu melakukan butir 1dan 2 namun pendesain berhadapan langsung dengan siswa yang akan di teliti.
2. Kelompokkan perilaku yang mendapat nilai cukup, sedang, kurang, rendah .
3. Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan hasil analisis intruktional untuk menunjukkan 2 hal sebagai berikut :
1. Prilaku yang ada digaris batas adalah prilaku yang dikuasai oleh siswa sampai tingkat cukup baik.
2. Perilaku yang ada di atas garis batas adalah perilaku yang belum dikuasai oleh populasi sasaran atau baru dikuasai dari tingkat sedang , kurang , dan buruk. Perilaku-perilaku itulah yang akan di ajarkan kepada siswa.
3. Susunlah urutan prilaku yang ada diatas garis batas untuk dijadikan pedoman dalam menentukan urutan materi pembelajaran.
b. Cara mengidentifikasi karakteristik siswa
Menurut (Suparman, 2012)“ karakteristik siswa awal adalah ciri peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran. Dengan mengetahui karakteristik siswa maka guru bisa memulai pembelajaran dengan apa yang disenangi oleh siswa tersebut. Ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam proses desain instruktional yaitu :
2. Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran sebagai landasan untuk menentukan rujukan bahan pembelajaran yang perlu dipelajari,
3. Kebiasaan belajar mandiri dan disiplin dalam waktu mengatur belajar, untuk dijadikan bahan pertimbangan saat menugaskan pekerjaan pekerjaan rumah,
4. Akses terhadap saluran komunikasi dan media teknologi informasui untuk dijadikan pertimbangan dalam penggunaan bimbingan secara online
5. Kebiasaan dan kemampuan belajar berpikir tentang penerapan materi yang dipelajarinya dalam pekerjaan atau kehidupan sehari-hari,
6. Tempat tinggal bila diukur dengan jarak tempuh ke pusat kegiatan belajar untuk dipertimbangkan dalam merancang kegiatan belajar tambahan dalam lingkungan pendidikan.
Selain hal diatas ada baiknya juga seorang desain intruktional mengenal karakteristik siswa tingkat smp atau MTs di dalam buku (Nurhayati, 2012) secara psikologis, siswa smp berada dalam tahap perkembangan sangat pesat dari segala aspek . perkembangan tersebut meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
1. Perkembangan Aspek kognitif
Piaget menggolongkan anak usia smp saat periode keempat yaitu periode terakhir yang disebutnya sebagai operasi formal. Periode ini dimulai dengan sekitar usia 11-16 tahun. Pada periode ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berpikir abstrak, berpikir simbolis dan dapat memahami sesuatu secara bermakna dan logis serta dapat membuat kesimpulan dari infromasi yang tersedia.
Dalam hal ini apabila dihubungkan dengan mata pelajaran bahasa inggris, seorang guru haruslah mampu merancang sebuah materi pembelajaran yang mampu dicerna oleh usia smp.
Aspek psikomotorik merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotorik siswa smp sudah pada tahap otonomi tinggi dalam artian di dalam fase ini siswa tidak memerlukan lagi kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan.
1. Perkembangan Aspek Afektif
Ranah afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap siswa. Pada masa ini anak banyak berminat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masyarakat sehingga kohnstamm menyebutnya sebagai periode sosial.
Secara psikologis, siswa memiliki keuniksn dan perbedaan masing-masing baik perbedaan minat, bakat maupun potensi yang dimiliki sesuai dengan tahapan perkembangan. Dengan alasan inilah pendesain instruktional haruslah memperhatikan kondisi psikologis siswa. Cara yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi siswa yaitu
1. Buatlah daftar pertanyaan atau kuesioner tentang karakteristik siswa seperti : 1. Tempat lahir
2. Pekerjaan yang menjadi keahlian atau cita-cita yang diinginkan 3. Kesenangan
4. Bahasa sehari-hari yang dikuasai
5. Alat-alat audiovisual yang ada dirumah dan digunakan sehari-hari
6. Tafsirkan data tentang karakteristik siswa untuk menggambarkan hal sebagai berikut :
1. Lingkungan budaya
2. Pekerjaaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahlian 3. Kesenangan
4. Bahasa sehari-hari
1. C. Analisis perilaku awal dan karakteristik siswa MTs Al-Hikmah Palembang Analisis perilaku awal Siswa MTs Al-Hikmah
MTs Al-Hikmah Adalah sebuah Madrasah yang berada di Jl. SH. Wardoyo Gang Duren kelurahan 7 Ulu kecamatan seberang ulu 1 palembang. Selaku guru Bahasa Inggris di MTs Al-Hikmah , maka akan menganalis prilaku awal dan karakteristik siswaMTs Al-hikmah khususya pada kelas 7. Kelas 7 berjumlah 10 siswa yang terdiri dari 8 perempuan dan 2 laki-laki.
Berdasarkan hasil analisis prilaku awal siswa melalui observasi penulis maka di dapat Kompetensi yang belum bisa dikuasai siswa kelas 7 MTs Al-Hikmah. Hal ini sesuai dengan urutan penyampaian yang akan dilakukan dalam pembelajaran yaitu :
1. Mengungkapkan kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation
2. Menulis kosa kata yang berhubungan dengan numbers, alphabet , things in the classroom, at school and at home, part of body, clotches, fruits, animal, place, transportation dan verbs dengan benar.
3. Mengungkapkan ungkapan-ungkapan menyapa orang yang belum dikenal dan sudah 4. Mengungkapan ungkapan meminta, memberi informasi dan ungkapan meminta,
memberi maaf
5. Mengungkapkan ungkapan meminta, memberi jasa, barang dan pendapat
6. Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik
7. Memahami makna dalam teks lisan dalam untuk descriptive dan procedure
9. Memahami tata bahasa seperti tenses ( present tense, present continuos dan simple past)
10.Membuat kalimat sederhana sesuai dengan tenses
Kemudian secara khusus Penulis mengambil sebuah Kompetensi dasar yaitu mengenai Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik. Kemudian di ambil tes awal melalui prilaku khusus seperti dibawah ini ;
Tabel 4.
Tes Awal yang Disesuaikan dengan Perilaku Khusus
No.
1. Membaca Teks berbentuk descriptive dan Procedure
2. Membedakan Teks yang berbentuk descriptive dan procedure 3. Melafalkan dengan intonasi dan lafal yang benar.
4. Menjelaskan bagian-bagian dari teks descriptive dan procedure 1.Bacalah teks descriptive dan procedure
4.Bacalah teks dengan intonasi dan lafal yang benar
Dari hasil analisis pada kelas 7 maka didapat data seperti dibawah ini Tabel 5.
Daftar Siswa yang Diidentifikasi dan Hasil Penilaian pada kelas 7
NO Nama
Prilaku No. Keterangan
1 2 3 4
1 Aldi Fernando V X X X 2-4 tidak dimilik
2 Anggun V X X X 2-4 tidak dimiliki
3 Anjas Saputra X X X X 1-4 Tidak dimiliki
4 Esti Kurnia dewi V X X X 2-4 tidak dimiliki
5 Fitri yanti V X X X 2-4 tidak dimiliki
6 Lizatil Aliyah V X X X 2-4 tidak dimiliki
7 Maya Milenia X X X X 1-4 tidak dimiliki
8 Purnama V V X X 3-4 tidak dimiliki
9 Reza Umami V X X X 2-4 tidak dimiliki
10 Ida Ayu X X X X 1-4 tidak dimiliki.
Kesimpulan yang dapat di ambil bahwa siswa –siswa banyak belum memahami teks descriptive dan procedure maka prilaku khusus yang diberikan akan diajarkan sesuai dengan urutan nya di materi pembelajaran pada Kompetensi dasar yang ke 6.
B. Hasil analisis Karakteristik siswa kelas 7 Mts Al-Hikmah
Dalam pengambilan data , penulis melakukan wawancara terhadap siswa kelas 7 MTs Al-Hikmah. Hasil dari wawancara tersebut yaitu :
digunakan
1 Aldi Fernando Meranjat Buruh Bermain PS
Pemain 3 Anjas Saputra Meranjat Buruh Bermain Bola Polisi HP, PS, TV
4
Esti Kurnia
dewi Meranjat Buruh Membaca Guru HP, TV
5 Fitri yanti Meranjat Becak Bernyanyi Dokter HP, TV 6 Lizatil Aliyah Ketapang Buruh Membaca Guru HP, TV 7 Maya Milenia Palembang Alm Bernyanyi Dokter TV , VCD
8 Purnama Palembang Alm Bernyanyi Artis TV, VCD
9 Reza Umami Palembang Buruh Menari Bidan TV, Radio, HP
10 Ida Ayu Meranjat Buruh Bernyanyi Dokter TV, VCD
Berdasarkan data dan pengamatan penulis tentang karakteristik siswa, dapat diketahui bahwa:
a) Lingkungan Budaya:
Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah budaya Meranjat b) Pekerjaan;
Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, polisi, dokter dan Pemain Bola serta artis c) Hobi dan kesenangan;
Hobi, kesenangan para peserta pelatihan sangat beragam, namun sebagian besar hobi dengan cabang seni seperti menari, bernyanyi dan menggambar
d) Bahasa yang digunakan;
Bahasa daerah setempat Palembang, dan Bahasa Meranjat
Berdasarkan data diatas juga didapatkan bahwa siswa menyenangi hal-hal yang berkenaan dengan seni sehingga perlu dikembangankan cara menarik minat anak dalam belajar seperti sebelum belajar anak di ajak bernyanyi. Kemudian keadaan perekonomian orangtua siswa menjadi sebuah tantangan bagi guru dalam hal pemenuhan sarana dan prasarana belajar seperti kamus dan lain-lain sehingga memerlukan daya kreatif guru bagaimana kendala
Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam analisis prilaku awal yaitu bisa menggunakan teknik observasi dan tes dimana seorang obserbver menuliskan beberapa kompetensi dasar yang dibuat melalui analisisi instruktional kemudian di tes bisa langsung atau tidak langsung oleh observer kemudian analisis mana yang sudah dikuasai siswa mana yangbelum. Apabila kompetensi dinilai masih rendah, cukup atau sedang maka kompetensi itulah yang akan di ajarkan kepada siswa urtukanlah sesuai kategori yang telah di analisis.
dan procedure. Sehingga prilaku khusus yang telah dibuat dalam analisis instruktional yaitu perlu dipelajari dalam kompetensi dasar Membaca teks berbentuk descriptive dan procedure dengan lafal dan intonasi yang baik.
Kemudian dari analisis karakteristik siswa didapatkan bahwa Lingkungan budaya yang berkembang di daerah ini adalah budaya Meranjat ,Pekerjaan yang dicita-citakan: guru, polisi, dokter dan Pemain Bola serta artis. Hobi dan kesenangan; sebagian besar hobi dengan cabang seni seperti menari, bernyanyi dan menggambar kemudian Bahasa yang digunakan; Bahasa daerah setempat Palembang, dan Bahasa Meranjat dan Alat-alat audio visual yang dimiliki : HP, Televisi, Radio, dan DVD.
Dengan melakukan analisis prilaku awal dan karakteritik siswa diharapkan mampu mampu membuat RPP dengan baik.
Ahmad Fauzi, M.Pd
PENGERTIAN KARAKTERISTIK SISWA
Karakteristik berasal dari kata karakter yang berarti tabiat watak, pembawaan, atau
kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap (Pius Partanto, Dahlan, 1994)
yang berkembang secara teratur sehingga tingkah laku menjadi lebih konsisten dan mudah di
perhatikan.(Moh. Uzer Usman,1989)
Siswa atau anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan pendidikan
Anak didik adalah unsur penting dalam kegiatan interaksi edukatif karena sebagai pokok
persoalan dalam semua aktifitas pembelajaran (Saiful Bahri Djamarah, 2000)
Karakateristik siswa
Keseluruhan pola kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari
pembawaan dari lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola aktivitas dalam meraih
cita-citanya (Sudirman,1990)
dari minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar kemampuan berfikir, dan kemampuan awal
yang dimiliki (Hamzah. B Uno.2007)
MANFAAT ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA
- Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam
memberikan materi baru dan lanjutan
- Guru dapat mengatahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini
berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan
- Guru dapat mengetahui latar belakang sosial dan keluarga siswa. Meliputi tingkat
pendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru dapat
- Guru dapat Mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi dan
kebutuhan siswa
- Mengetahui tingkat penguasaan yang telah di peroleh siswa sebelumnya
KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA
Pribadi dan lingkungan
Umur, Jenis kelamin, Keadaan ekonomi orang tua, Kemampuan pra sekolah, Lingkungan tempat
tinggal
Psikis
Tingkat Kecerdasan, Perkembangan jiwa anak, Modalitas belajar, Motivasi, Bakat dan minat KALASIFIKASI KARAKTERISTIK SISWA BERDASARKAN POTENSI
Aliran yang berkaitan dengan potensi manusia menerima pendidikan
Arthur Schopenhour dari Jerman (1788-1860) anak yang baru lahir membawa bakat
kesanggupan dan sifat-sifat tertentu
2. Empirisme
Manusia itu dalam perkembangan pribadinya semata-mata ditentukan oleh dunia di
luar dirinya. John Locke (1632-1704) dari Inggris dengan teorinya “Tabula Rasa”
3. Konvergensi
William Stern (1871-1938), yang mengatakan : “kemungkinan-kemungkinan yang
dibawa lahir itu adalah petunjuk-petunjuk nasib dengan ruangan permainan. Dalam ruangan
permainan itulah letaknya pendidikan dalam arti seluas-luasnya
Klasifikasi Kecerdasan
130 – 139 = Sangat Pandai
120 – 129 = Pandai
110 – 119 = Di atas Normal
90 –109 = Normal/Sedang
80 – 89 = Di bawah Normal 70 – 79 = Bodoh
50 – 69 = Feeble Minded: Moron
< 49 = Feeble Monded: Imbicile/Idiot
MODALITAS BELAJAR:
SISWA VISUAL N :
- Rapi dan teratur
- Berbicara dengan cepat
- Biasanya tidak terganggu oleh keributan
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telpon/kuliah
- Lebih suka demonstrasi daripada berpidato
- Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat, ya/tidak!
- Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan sering kali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
- Mengingat apa yang dilihat daripada apa yang didengar, dll SISWA AUDITORIAL O :
- Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
- Mudah terganggu oleh keributan
- Merasa kesulitan untuk menulis, namun hebat dalam bercerita
- Lebih suka gurauan lisan daripada komik
- Berbicara dalam irama terpola
- Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang
dilihat
- Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
- Dapat menirukan warna, irama dan nada suara, dll
SISWA KINESTETIK N :
- Berbicara dengan perlahan
- Menanggapi perhatian fisik
- Menyentuh orang untuk mendapat perhatian mereka
- Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
- Menghafal dengan cara berjalan dan melihat - Menggunakan jari sebagai petunjuk saat membaca
- Banyak menggunakan isyarat tubuh
- Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
- Sulit mengingat peta kecuali jika dirinya pernah berada di tempat itu
- Kemungkinan tulisannya jelek
- Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp., dekan FPTK IKIP Negeri Singaraja, dalam sebuah orasi
untuk perkenalan menjadi guru besar di kampusnya awal pekan ini mengungkapkan
melakukan proses belajar-mengajar, setiap siswa sebaiknya menerima perlakuan individu
dengan pendekatan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Untuk itu, Candiasa yang lahir di Banjar Penasan, Klungkung 30 Juni 1960 ini
menawarkan model pembelajaran yang khas dalam keberbhinekaan pendidikan. Model ini
mencoba mengakomodasi perbedaan karakteristik peserta didik, agar mampu beradaptasi
dengan kondisi peserta didik yang beragam.
Dosen yang juga ahli di bidang matematika ini memaparkan peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda dan harus diakomodasi dalam pembelajaran, agar diperoleh
banyak variabel yang mengindikasikan perbedaan individu dan mempengaruhi proses belajar,
seperti kecerdasan, keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, daya adopsi, ketahan-malangan,
dan kemampuan awal.
Soal kecerdasan sudah sejak lama menjadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran.
Menurut Candiasa, teori faktor tunggal dari Binet-Simon mendeskripsikan kecerdasan dalam
satu skor umum tunggal (overall single score) yang disebut intelligence quotient (IQ), sedangkan
Spearman dengan teori dua faktor mendeskripsikan kecerdasan menjadi dua faktor
kemampuan yang berdiri sendiri, yaitu faktor umum (general) dan faktor khusus (specific).
pembelajaran, namun akan lebih baik jika individu dengan IQ yang berbeda mendapatkan
layanan pembelajaran yang berbeda,'' kata Candiasa. Bahkan, lanjut Candiasa, pemberagaman
pembelajaran akibat perbedaan kecerdasan menguat setelah Thurstone mendeskripsikan
kecerdasan dan keberbakatan (aptitude) menjadi beberapa faktor kemampuan yang dikenal
dengan faktor ganda (multiple factors), yaitu kemampuan verbal (verbal comprehension),
kemampuan berhitung (number), kemampuan geometris (spatial relation), kelancaran kata
(word fluency), ingatan (memory), dan penalaran (reasoning).
Selanjutnya, tuntutan keberagaman pembelajaran lebih tampak lagi pada teori
bahwa kecerdasan dan keberbakatan manusia terdiri atas tujuh komponen yang semiotonom,
yaitu kecerdasan musik (musical intelligence), kecerdasasan bodi-kinestetik (bodily-kinesthetic
intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan
ruang (spatial intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), dan
kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Nah, agar diperoleh hasil belajar yang
optimal, kecerdasan yang berbeda harus mendapatkan layanan pembelajaran yang berbeda
pula.
Selain kecerdasan, menurut Candiasa, gaya kognitif juga cukup kuat pengaruhnya
individu berdasarkan gaya kognitifnya menjadi individufield indepe ndent dan individufield
dependent.
Individu field independent cenderung berpikir analisis, mereorganisasi materi
pembelajaran menurut kepentingan sendiri, merumuskan sendiri tujuan pembelajaran secara
internal dan lebih mengutamakan motivasi internal. Di lain pihak, individu field dependent
cenderung berpikir global, mengikuti struktur materi pembelajaran apa adanya, mengikuti
tujuan pembelajaran yang ada dan lebih mengutamakan motivasi eksternal.
Gejala psikologis lain yang dapat membedakan individu dalam proses belajarnya adalah
Koestler dan Clark yang menyebut bahwa belahan otak kanan lebih bersifat lateral dan
divergen, sedangkan belahan otak kiri lebih bersifat vertikal dan konvergen.
Masing-masing belahan otak bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-
masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada
beberapa persilangan dan interaksi tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial,
linier, dan rasional, sedangkan proses berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif,
divergen, dan holistik. Daya adopsi individu juga berbeda dan juga berpengaruh terhadap
proses pembelajaran. Rogers, menurut Candiasa, membedakan individu berdasarkan daya
akhir (late majority), dan pembelot (laggard). Individu yang masuk kelompok adopter selalu
mempelopori penerimaan inovasi. Kelompok mayoritas awal memerima inovasi apabila sudah
sekitar 30 persen individu lainnya menerima. Kelompok individu mayoritas akhir bersedia
menerima inovasi setelah 60 persen individu lainnya. Kelompok individu pembelot adalah
kelompok individu yang paling sukar menerima inovasi. Setelah itu, berawal dari kegagalan
individu cerdas dan berbakat dalam usahanya, ditemukan variabel ketahan-malangan
(adversity) yang dapat mempengaruhi aktivitas individu, termasuk belajar.
Ketahan-malangan adalah daya tahan individu untuk menghadapi tantangan. Di sini
dimiliki menjadi tiga kelompok, yaitu penjelajah (climber), penunggu (camper), dan penyerah
(quitter). Individu penjelajah selalu ingin maju seberapa pun hambatan yang dialami. Individu
penunggu, untuk berbuat sesuatu selalu menunggu keberhasilan individu lainnya. Individu
penyerah adalah individu yang tidak berusaha untuk maju dan cenderung menyerah sebelum
berusaha.
Kemampuan awal peserta juga harus mendapat pertimbangan dalam proses
pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam
mengakibatkan perbedaan kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur
kognitif.
Dengan melihat perbedaan-perbedaan itu rupanya dalam belajar juga dituntut
individualisasi agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Permasalahan yang timbul adalah
bagaimana mengakomodasi perbedaan karakteristik individu dalam pembelajaran.
Permasalahan berikutnya adalah komponen-komponen pembelajaran yang mana saja dapat