• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANTESIDEN MINAT LOYALITAS PENGUNJUNG PANTAI KARTINI REMBANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANTESIDEN MINAT LOYALITAS PENGUNJUNG PANTAI KARTINI REMBANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANTESIDEN MINAT LOYALITAS PENGUNJUNG PANTAI KARTINI REMBANG

Oleh : LELY AFIATI

ABSTRAKSI

Kualitas pelayanandankepuasankonsumenmerupakan factor pentinguntuksuatubisnis.Kepuasankonsumenadalahperasaansenangseseo rang yang timbulkarenamembandingkankinerja yang di persepsikanolehjasaatauhasilterhadapekspektasimereka.Jikakinerjagagal memenuhiekspektasi, pelangganakantidakpuas. Jikakinerjasesuaidenganekspektasi, pelangganakanpuas.Olehkarenaitu, penelitianinimenganalisispengaruhkuaitaspelayananinti, pelayanan peripheral dancitradestinasiterhadapkepuasankonsumen, disebabkanadanyaindikasiketidakpuasanpengunjungterhadapelayanan yang diberikanolehpihakDampoAwang Beach Taman RekreasiPantaiKartiniRembang.

SampelpenelitianadalahpengunjungDampoAwang Beach Taman RekreasiPantaiKartini di kabupatenRembangJawa Tengah.denganmenggunakantehnikpurpose sampling. Pengumpulan data dalampenelitianinimenggunakankuesioner. Data di analisisdenganmenggunakananalisi SEM dengan program AMOS 18.

Hasil pengujian dan analisis model menunjukkan bahwa semua hipotesis penelitian dapat diterima, Core Service Quality (HI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 2,451. Peripheral Service Quality (H2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 2,201. Citra Destinasi (H3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 3,67. Core Service Quality (H4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,37. Peripheral Service Quality (H5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,193. Citra Destinasi (H6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,11. Kepuasa Konsumen(H7) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,5.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

(2)

memperoleh suasana baru yang menyegarkan dan menghibur.

Menyadari arti penting industri pariwisata (secara ekonomi) maka untuk mendapatkan posisi pangsa pasar perusahaan harus dapat bertahan dan mampu bersaing dengan pariwisata lainnya dengan memberi kapuasan kepada konsumen. Salah satu cara untuk memuaskan konsumen adalah dengan cara memeberikan pelayanan sebaik-baiknya. McDougall dan Levesque (2000), mereka berpendapat bahwa kepuasan pelanggan pada jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu kualitas inti dan kualitas peripheral. Kualitas inti merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas layanan yang telah diberikan oleh suatu perusahaan jasa dan menjadi ciri barang atau jasa yang berhubungan langsung dengan jasa yang akan digunakan dalam suatu bentuk yang nyata.

Kepuasan konsumen yang benar adalah kepuasan yang berlanjut menjadi loyalitas konsumen (customer loyalty) yang berujung pada peningkatan volume penjualan yang lebih besar, aset lebih produktif, dan return on investment yang lebih tinggi (Hasan, 2008:9). Menurut koeswara ( 1995) perilaku pembeli adalah kegiatan yang mempelajari tingkah laku manusia, mengapa ia membeli sesuatu jasa dan bagaimana caranya dia membeli jasa tersebut. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang jasa tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi jasa tersebut (Sumarwan, 2002:321) sehingga konsumen tidak lagi loyal terhadap pariwisata tersebut.

Salah Satu Taman Rekreasi yang ada di wilayah Rembang Jawa Tengah adalah Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang yang di kenal dengan Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Dengan berlatar belakang pemandangan laut dengan berbagai macam wahana mainan anak-anak diharapkan mampu memberikan suasana tersendiri. Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang sudah lama dikenal sebagai Obyek Wisata Unggulan Kabupaten Rembang.

Taman rekreasi pantai kartini Rembang dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk menarik para pengunjug di Rembang dan sekitarnya. Pelayanan yang berkualitas itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kualitas inti (core service quality) dan periferal (periferal service quality). Kualitas inti (core service quality) terdiri dari tangibles (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan dan kepastian), empathy (empati). Sedangkan yang termasuk kualitas peripheral (peripheral service quality), yaitu sarana tempat parkir, lokasi yang strategis dan fasilitas yang memadai. Kualitas inti dan kualitas periferal dapat diaplikasikan dalam taman rekreasi pantai kartini rembang sebagai kualitas pelayanan yang diberikan pada pengunjung.

(3)

tunggu yang nyaman. Sedangkan bentuk aplikasi kualitas pelayanan periferal dalam taman rekreasi pantai kartini Rembang dapat dilihat dari tempat parkir yang luas dan amam, lokasi yang mudah dijangkau dan dilalui transportasi umum serta fasiitas yang memadai.

Apabila taman rekreasi pantai kartini rembang dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik, maka akan semakin banyak pengunjung yang datang. Semakin tinggi kualitas pelayanan inti dan kualitas pelayanan peripheral yang diberikan, maka semakin tinggi kepuasan konsumen.

BAB II

TELAAH PUSTAKA

DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Kepuasan Konsumen

Kotler ( 2008:164 ) mengatakan kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang di persepsikan jasa atau hasil terdapat ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sumarwan ( 2002:32 ), di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen akan puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau jasa yang telah dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk atau jasa tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi jasa tersebut. 2.1.2 Core Service quality

Kualitas layanan inti (Core Service Quality) merupakan layanan yang berhubungan langsung dengan jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Tjiptono, 2005:259).

Parasuraman (2002:113) menyimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas layanan :

a. Tangibles (bukti fisik)

Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan, seperti : tempat duduk, warna dinding, kondisi bangunan gedung, tempat parkir, dan lain – lain.

b. Reliability (kehandalan)

(4)

semua pelanggan tanpa kesalahan dan lain – lain.

c. Responsiveness (ketanggapan)

Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang tepat dan cepat (responsif) kepada konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas, seperti: memberikan pelayanan yang cepat, kemudahan memberikan informasi kepada konsumen, kerelaan untuk membantu dan menolong konsumen, dan lain – lain.

c. Assurance (jaminan dan kepastian)

Dimensi ini mencangkup pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada konsumen bagi perusahaan, seperti : keramahan pelayanan, kesopanan dalam pelayanan, pengetahuan yang luas, dan lain – lain.

d. Empathy (Empati)

Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen, seperti : memberikan perhatian individu kepada konsumen, dan lain – lain.

2.1.3 Peripheral Service Quality

Periferal berasal dari kata periferi yang artinya lingkungan sekitar suatu benda, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). Layanan peripheral adalah layanan yang menjadi factor pendukung dari layanan utama yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Peripheral service quality merupakan layanan yang menfasilitasi layanan inti, tetapi secara khusus tidak merupakan bagian dari layanan inti tersebut ( Hume, 2008 ). Layanan peripheral meliputi :

1. Fasilitas

Fasilitas adalah segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen (Kotler, 2005 :45).

2. Lokasi

Pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek jangka panjang yang bersifat kapital intensif. Lokasi menentukan kesuksesan suatu jasa karena kaitannya dengan pasar potensial (Tjiptono, 1997:136).

2.1.4 Citra Destinasi

Citra adalah karakteristik yang melekat pada produk pariwisata yang diorganisasikan dari stimuli yang berbeda-beda yang diterima setiap hari, dan dapat membantu wisatawan untuk memahami dunia tempat kita hidup (Gartner, 1996). Sedangkan menurut Simamora (2011) Citra merupakan persepsi yang konsisten dari suatu destinasi dalam jangka waktu yang panjang dan merupakan syarat dari suatu destinasi. Davidoff & Davidoff (1994) menyatakan citra sebagai “gambaran mental wisatawan terhadap perusahaan atau produk”. Dilihat dari perspektif psikologi komunikasi, citra merupakan jalan pintas secara mental (mental shortcut) untuk mengatasi sifat manusia yang cenderung menjadi cognitive missers. 2.1.5 Minat Loyalitas

(5)

term success of the particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on the number who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang.

2.2 Hubungan Antar Variabel

2.2.1 Pengaruh Core Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ajhiyang Pangandel Triupayanto (2012) tentang pengaruh kualitas inti terhadap kepuasan konsumen hasilnya adalah berpengaruh positif artinya jika kualitas inti semakin baik, maka kepuasan konsumen akan meningkat.

Penelitian juga dilakukan oleh Hui-Ling Tung dan Chien-Ta Chen (2011) mengemukan bahwa pengaruh layanan inti (frekuensi kontak pelanggan, layanan intangibility, dan layanan interdependensi karyawan) berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan perbankan industri jasa di Taiwan. Hyun Kim Duck dan Nancy Lough (2008), menjelaskan bahwa Service quality inti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Korean golf industri.

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H1 : Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen. Semakin tinggi kualitas pelayanan inti (Core service quality) yang diberikan, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

2.2.2 Pengaruh Peripheral Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen Penelitian dilakukan oleh Tya Dwi Adiningsih (2012), Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel kualitas layanan peripheral berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen TelkomSpeedy. Fitria Puspitasari (2013), juga mengatakan bahwa kualitas peripheral berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Undip Semarang.

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H2 : Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen. Semakin tinggi kualitas pelayanan periferal (periferal service quality) yang diberikan, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

2.2.3 Pengaruh Citra Destinasi terhadap Kepuasan Konsumen

(6)

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya diatas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H3 : Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin tinggi citra destinasi, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

1.2.4 Pengaruh Core Service Quality Terhadap Minat Loyalitas

Ashish, dan Jonathan B. (2003), memberi kesimpulan bahwa Kualitas pelayanan dalam sistem perawatan secara signifikan lebih baik dari pada di Medicare Program fee- for-service. Merge Hume (2008) mengemukakan bahwa pelanggan menentukan niat pembelian kembali mereka berdasarkan pada layanan inti. Jessica Sze Yin Ho dan Yeoh Sok Foon (2012), Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kualitas pelayanan, word-of -mouth dan niat untuk studi lebih lanjut di universitas.

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H4 : Core Service Quality berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Core Service Quality, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

1.2.5 Pengaruh Peripheral Service Quality terhadap Minat Loyalitas Margee Hume and Gillian Sullivan Mort (Austalia, 2010) mengemukakan bahwa : Hubungan kualitas layanan peripheral pada niat pembelian. Hasil menunjukkan bahwa niat pembelian kembali sebagian besar didasarkan pada kepuasan dimediasi oleh nilai yang dirasakan. Kualitas layanan Peripheral secara langsung mempengaruhi niat pembelian kembali. Bukti menunjukkan perluasan fokus strategis untuk mencakup layanan peripheral untuk memaksimalkan pembelian kembali.

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H5 : Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Peripheral Service Quality, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

1.2.6 Pengaruh Citra Destinasi terhadap Minat Loyalitas

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Basiya dan Rozak (2012) membuktikan bahwa Citra Destinasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung kembali.

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H6 : Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Citra Destinasi, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

(7)

Beom Joon Choidan dan Hyun Sik Kim (2012) mengemukakan bahwa menciptakan kepuasan pelanggan yang unggul telah dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa kualitas hasil, kualitas interaksi, dan persepsi peer-to-peer kualitas secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang pada gilirannya sangat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal serupa juga setujui oleh Hector P. Rodriguez (2007),

Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :

H7 : Kepuasan Konsumen berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi kepuasan konsumen yang di dapat, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.

2.3 Definisi Operasional Variabel dan Indikator Tabel 2.1

Definisi Operasional Variabel Variabel

Penelitian Definisi Operasional Indikator Simbol

Kepuasan Konsumen (Y1)

Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan

seseorang setelah

Penilaian konsumen terhadap kualitas layanan yang telah

(8)

(X3) destinasi wisata Terkenal

Mudah di Kenali

X13 X14

Minat loyalitas

(Y2) Merupakkanberkunjung kembali yang dikeputusan lakukan oleh konsumen untuk berlibur di Dampo Awang Beach TRPK Rembang

Ingin Berkunjung Kembali

Bersedia menungu walau Tutup

Selalu Mencari Info tentang Program di Wisata

X15 X16 X17

Sumber : Penelitian yang dikembangkan untuk penelitian ini (2014) 2.4 Hipotesis dan Permodelan

2.4.1 Rangkuman Hipotesis

1. Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang

2. Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang.

3. Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang

4. Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang

5. Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang.

6. Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang

7. Kepuasan Konsumen berpengaruh positif terhadap Minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang

2.4.2 Model

(9)

H7

H6

H5 H4

H3 H2

H1 Core Service Quality (X1)

Peripheral Service Quality (X2)

Citra Destinasi (X3)

Kepuasan (Y1) Minat Loyalitas (Y2)

Permodelan

Sumber : Hyun Kim Duck and Nancy Lough (2008), Margee Hume and Gillian Sullivan Mort (2010), dikembangkan dalam penelitian ini

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Sumber Data Sumber data terdiri atas : 1. Data Primer

Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber asli yaitu berupa kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung yaitu berupa data pengunjung.

a. Populasi Dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung wahana Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.

Penentuan jumlah sampel untuk analisis Structur Equation Modeling menggunakan rumus (Ferdinand,2005):

Jumlah Sampel = jumlah indikator x 5 sampai 10

Karena dalam penelitian ini terdapat 17 indikator, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :

Sampel minimum = 17 X 5 = 85 responden. Sampel maksimum = 17 X 10 = 170 responden. b. Teknik Pengambilan Sampel

(10)

mempunyai kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk dipilih menjadi anggota sampel melalui pertimbangan tertentu.

3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Kuesioner

Kuesioner yang disebar kepada para pengunjung Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang untuk mendapatkan jawaban atas pernyataan pernyataan yang mewakili pendapat responden.

3.4 Teknik Analisis a. Analisis Inferensial

Adapun teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis factor confirmatory pada SEM yang digunakan mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor konfirmatory digunakan untuk uji indikator yang membentuk variabel-variabel penelitian, yaitu Kepuasan Konsumen, Core Service Quality, Peripheral Service Quality dan Minat Loyalitas.

2. Regresssion Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabel-variabel. Pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis.

Untuk membuat permodelan SEM yang lengkap perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini (Ferdinand,2005):

1. Pengembangan model berbasis teori

Dalam pengembangan model teoritis diperlukan pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi yang kuat untuk model yang dikembangkan. Penggunaan SEM untuk mengkonfirmasi model teoritis melalui data empiris.

2. Pengembangan diagram alur (Path Diagram)

3. Mengubah alur diagram kedalam persamaan model structural dan model pengukuran.

Tabel 3.2

Persamaan Pengukuran ( measurement model ) Konsep Eksogenus

(Model Pengukuran)

Konsep Endogenus (Model Pengukuran) X4 : ƛ4 Core Service Quality + e4

X5 : ƛ5 Core Service Quality + e5 X6 : ƛ6 Core Service Quality + e6 X7 : ƛ7 Core Service Quality + e7 X8 : ƛ8 Core Service Quality + e8 X9 : ƛ9 Peripheral Service Quality + e9 X10 : 1ƛ 0 Peripheral Service Quality + e10

X11 : 1ƛ 1 Peripheral Service Quality + e11

X1 : 1 Kƛ epuasa Konsumen + e1

X2 : 1 Kƛ epuasan Konsumen + e2

X3 : 1 Kƛ epuasan Konsumen + e3

X15 : ƛ15 Minat Loyalitas + e15

(11)

X12 : 1ƛ 2 Citra Destinasi + e12 X13 : 1ƛ 3 Citra Destinasi + e13 X14 : 1ƛ 4 Citra Destinasi + e14

X17 : ƛ17 Minat Loyalitas + e17

Tabel 3.3

Persamaan Struktural

4. Meneliti munculnya masalah identifikasi pada Model Struktural Masalah identifikasi pada prinsipnya adalah masalah mengenai ketidak mampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.

5. Evaluasi kriteria Goodness of Fit

Tabel 3.4

Tabel Goodness of Fit Index

Goodness of Fit Index Cut of Value

Chi Square Diharapkan kecil

(p>0,005/p>0,10) Significant Probability ≥ 0.05

CMIN/DF ≤ 3.00

GFI ≥ 0.90

AGFI ≥ 0.90

TLI ≥ 0.90

CFI ≥ 0.95

RMSEA ≤ 0.08

Kepuasan Konsumen ( KK ) =

Y1 = β1 Core Service Quality + β2 Peripheral Service Quality + Z1

Minat Loyalitas ( ML ) =

(12)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tehnik Analisis

A. Analisis Faktor Konfirmatory (Confimatory Factor Analysis) 1. Analisis Faktor Konfirmatory Konstruk Eksogen

Hasil analisis faktor confirmatori ini adalah pengukuran terhadap dimensi-dimensi yang membentuk variabel laten dalam model penelitian. Variabel-variabel latin atau konstruk eksogen terdiri dari 3 variabel laten dengan 11 observasi variabel.

Gambar 4.8

Faktor Konfirmatory Konstruk Eksogen

Sumber : data Primer diolah, 2014

Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Kelayakan Model

Analisis Faktor Confirmatori Konstruk Eksogen

Goodness of Fit Indeks Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model

Chi-Square (df=41) 41.899 < 74,745 Baik

Probability 0,432 ≥ 0.05 Baik

CMIN/DF 1,022 < 3,00 Baik

GFI 0,945 ≥ 0.90 Baik

AGFI 0,912 ≥ 0.90 Baik

TLI 0,998 ≥ 0.90 Baik

CFI 0,998 ≥ 0.95 Baik

RMSEA 0,014 ≤ 0.08 Baik

Sumber : Data Primer diolah, 2014

(13)

eksogen yaitu Core service quality, peripheral service quality dan citra destinasi menunjukkan nilai yang baik. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa model pada konstruk eksogen sudah bisa dimasukkan kedalam analisis full model.

2. Analisis Faktor Konfirmatory Konstruk Endogen

Variabel-variabel laten atau konstruk endogen terdiri dari 2 variabel laten dengan 6 observed variabel.

Gambar 4.9

Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen

Sumber: Data Primer diolah, 2014

Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.18

Hasil Pengujian Kelayakan Model

Analisis Faktor Confirmatori Konstruk Endogenus Goodness of Fit

Indeks

Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model

Chi-Square (df = 8) 9,486 < 26,124 Baik

Probability 0,303 ≥ 0.05 Baik

CMIN/DF 1.186 < 0,30 Baik

GFI 0,975 ≥ 0.90 Baik

AGFI 0,934 ≥ 0.90 Baik

TLI 0,991 ≥ 0.90 Baik

CFI 0,995 ≥ 0.95 Baik

RMSEA 0,040 ≤ 0.08 Baik

Sumber : Data Primer diolah, 2014

(14)

menunjukkan bahwa model pada konstruk endogen sudah bisa dimasukkan kedalam analisis full model.

3. Analisis Structur Equation Modelling (SEM)

Hasil pengolahan data untuk analisis fullmodel SEM ditampilkan pada gambar 4.10. berikut ini :

Gambar 4.10 Hasil Pengujian

Structur Equation Modell (SEM)

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.19

Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktur Equation Modell (SEM) Goodness of Fit

Indeks

Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model

Chi-Square (df=109) 123,252 < 160,372 Baik

Probability 0,166 ≥ 0.05 Baik

CMIN/DF 1,131 < 0,30 Baik

GFI 0,895 ≥ 0.90 Baik

AGFI 0,852 ≥ 0.90 Baik

(15)

TLI 0,982 ≥ 0.95 Baik

CFI 0,985 ≥ 0.95 Baik

RMSEA 0,033 ≤ 0.08 Baik

Sumber : Data Primer diolah, 2014 B. Pengujian Hipotesis

Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian 7 hipotesis penelitian ini di lakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) dari suatu hubungan kausalitas dari hasil pengolaha SEM sebagaimana pada tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24

Regression Weigh Structur Equation Modell

Estimat

e S.E. C.R. P Label Kepuasan <--- Core Service_Quality 0,198 0,081 2,451 0,014 Kepuasan <--- Peripheral_Service_Quality 0,186 0,085 2,201 0,028 Kepuasan <--- Citra_Destinasi 0,335 0,091 3,67 *** Minat_Loyalita

s <--- Core Service_Quality 0,212 0,09 2,37 0,018 Minat_Loyalita

s <--- Peripheral_Service_Quality 0,205 0,093 2,193 0,028 Minat_Loyalita

s <--- Citra_Destinasi 0,222 0,105 2,11 0,035 Minat_Loyalita

s <--- Kepuasan 0,43 0,172 2,5 0,012

x1 <--- Kepuasan 1

x2 <--- Kepuasan 1,382 0,215 6,426 *** x3 <--- Kepuasan 1,269 0,195 6,508 *** x4 <--- Core Service_Quality 1

x5 <--- Core Service_Quality 1,007 0,112 8,966 *** x6 <--- Core Service_Quality 0,977 0,101 9,697 *** x7 <--- Core Service_Quality 0,806 0,098 8,205 *** x8 <--- Core Service_Quality 0,868 0,105 8,248 *** x11 <--- Peripheral_Service_Quality 1

x10 <--- Peripheral_Service_Quality 0,868 0,104 8,343 *** x9 <--- Peripheral_Service_Quality 0,83 0,099 8,423 *** x14 <--- Citra_Destinasi 1

x13 <--- Citra_Destinasi 1,069 0,12 8,884 *** x12 <--- Citra_Destinasi 0,806 0,107 7,542 *** x17 <--- Minat_Loyalitas 1

x16 <--- Minat_Loyalitas 1,005 0,119 8,437 *** x15 <--- Minat_Loyalitas 1,103 0,119 9,292 ***

(16)

Dari hasil pengujian pada tabel 4.24 diatas diperoleh bahwa semua nilai CR berada diatas 1,96 atau dengan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian semua hipotesis diterima.

1. Pengujian Hipotesis 1

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Core Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 2,451 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,014. Nilai probabilitas 0,014< 0,05 menandakan bahwa Core Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HI diterima.

2. Pengujian Hipotesis 2

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Peripheral Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 2,201 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,028. Nilai probabilitas 0,028 < 0,05 menandakan bahwa Peripheral Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

3. Pengujian Hipotesis 3

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Citra Destinasi terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 3,67 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,001. Nilai probabilitas 0,001< 0,05 menandakan bahwa Citra Destinasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.

4. Pengujian Hipotesis 4

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Core Service Qualityterhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,37 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,018. Nilai probabilitas 0,018< 0,05 menandakan bahwa Core Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap Minat Loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.

5. Pengujian Hipotesis 5

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Peripheral Service Quality terhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,193 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,028. Nilai probabilitas 0,028< 0,05 menandakan bahwa Peripheral Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap Minat Loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H5 diterima.

6. Pengujian Hipotesis 6

Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Citra Destinasi terhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,11 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,035. Nilai probabilitas 0,035< 0,05 menandakan bahwa Citra Destinasimempunyai pengaruh positif terhadap minat loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H6 diterima. 7. Pengujian Hipotesis 7

(17)

konsumen terhadap minat loyalitas adalah sebesar 2,5 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0, 012. Nilai probabilitas 0,012 < 0,05 menandakan bahwa kepuasan konsumenmempunyai pengaruh positif terhadap minat loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H7 diterima

4.6 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Hasil pengujian pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada hasil pengujian Struktur Equation Modell (SEM) pada gambar 4.10 yang bisa di rangkum dalam tabel 4.25 berikut :

Tabel 4.25

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Keterangan Pengaruh Langsung Pengaruh Tak Langsung

Core Service Quality 0,226 0,091

Peripheral Service Quality

0,227 0,089

Citra Destinasi 0,23 0,15

Sumber : Data Primer diolah, 2014

Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung Core, Peripheral Service Quality dan citra destinasi terhadap minat loyalitas yang menunjukkan pengaruh yang paling tinggi adalah citra destinasi sebesar 0,23 terhadap minat loyalitas. Sedangkan pengaruh tidak langsung core service quality, peripheral service quality dan citra destinasi terhadap minat loyalitas melalui kepuasan konsumen yang paling tinggi adalaha citra destinasi yaitu sebesar 0,15. Yang mana untuk masing - masing indikator X12, X13, X14 dengan pengaruh sebesar masing-masing (0,69: 0,84:0,82), sehingga untuk pengaruh yang paling tinggi adalah idikator X13 yaitu terkenal.

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis diperoleh bahwa kesimpulan :

1. Hipotesis pertama (HI) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara core service quality dengan kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi core service quality maka semakin tinggi kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen yang berorientasi pada core service quality maka akan memberkan pelayanan yang terbaik.

(18)

3. Hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara citra destinasi dengan kepuasan konsumen. Semakin tinggi citra destinasi yang diberikan , semakin tinggi kepuasan yang dirasakan.

4. Hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara core service quality dengan minat loyalitas. Semakin tinggi Core service quality maka semakin tinggi minat loyalitas konsumen

5. Hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara peripheral service quality dengan minat loyalitas. Semakin tinggi kualitas pelayanan pendukung yang diberikan, semakin tinggi minat loyalitas konsumen.

6. Hipotesis keenam (H6) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara citra destinasi dengan minat loyalitas. Semakin tinggi citra destinasi yang diberikan , semakin tinggi minat loyalitas konsumen untuk berkunjung kembali.

7. Hipotesis ketujuh (H7) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kepuasan konsumen dengan minat loyalitas. Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen yang diberikan, semakin tinggi minat loyalitas untuk berkunjung kembali.

DAFTAR PUSTAKA

Arasli, H., Mehtap-Smadi,S. &atircioglu,ST 2005, “Customer service quality in the greek Cypriot banking industri”. Managing Service Quality, 15 (1), 41-56

Alberto danMiquel, 2007, “ The Influence of the Internet on Destination Satisfaction”, Internet Research, Volume 17, No 4, pp 402-420

Ashish, Jonathan et all, 2003, “ Effect of the Transformationof the Veteran Affairs Health Care System on the Quality of Care “, The New England Journal of Medicine, Volume 348, No 27, Halaman 2218-2225

Augusty, 2005, Structural Equation

Modellingdalampenelitianmanajemen, Seri PustakaKunci No. 06 Program Magister ManajemenUniversitasDiponegoro.

Barsky, Jonathan, 1992, “Customer Satisfaction in the Hotel Industry”, Measurement and Meaning, Cornell H.R.A. Quaterly, 7,20-41.

BaziyadanRozak, 2012, “ Kualitasdayatarikwisata, KepuasandanMinatKunjunganKembaliWisatawanMancanegara di Jawa Tengah “, DinamikaKepariwisatawan, Vol XI, No 2 Oktober

BeomJoonChoidandan Hyun Sik Kim, 2012, “ The impact of outcome quality, interaction quality, and peer-to-peer quality on customer satisfaction with a hospital service “, Managing Service Quality, Volume 23, No 3, Halaman 188-2004

Cronin, JJ Jr, & Tailor, SA 1992, “Measuring service quality: a reexamination and extension” Journal of Marketing, Vol56, No 3, Hal 317-340 Davidoff, Philip G., & Davidoff, Doris S. 1994,Sales and Marketing for

Gambar

Tabel 2.1Definisi Operasional Variabel
Gambar 2.78
Tabel 3.3Persamaan Struktural
Tabel 4.17Hasil Pengujian Kelayakan Model
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penulisan skripsi yang berju dul “ Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967) ” penulis. menggunakan

Winarno. P engembangan Sikap Entrepreneurship dan Intrapreneurship. Jakarta: PT Indeks. P engantar Kewirausahaan: Kerangka Dasar Memasuki Dunia Bisnis. Yogyakarta: BPTE

yang tidak sesuai spesifikasi akan dilakukan rework seperti yang ditunjukkan pada..

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa secara serempak kepemimpinan dan pengetahuan kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap keberhasilan usaha pada

Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai Health care Associated Infection adalah infeksi yang didapat di rumah sakit terjadi pada pasien yang dirawat

Pada tipe jaringan client/server terdapat sebuah komputer yang berfungsi sebagai server sedangkan komputer- komputer yang lain berfungsi sebagai client, salah satu contoh yang

PENGARUH SENAM PERKASA TERHADAP FUNGSI KARDIORESPIRATORI LANSIA DI YAYASAN KESEHATAN (YAKES) TELKOM BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penyakit telah terjadi sebelum pasien masuk rumah sakit, dan infeksi yang baru.. menunjukkan gejala setelah 72 jam pasien berada di rumah sakit baru