ANTESIDEN MINAT LOYALITAS PENGUNJUNG PANTAI KARTINI REMBANG
Oleh : LELY AFIATI
ABSTRAKSI
Kualitas pelayanandankepuasankonsumenmerupakan factor pentinguntuksuatubisnis.Kepuasankonsumenadalahperasaansenangseseo rang yang timbulkarenamembandingkankinerja yang di persepsikanolehjasaatauhasilterhadapekspektasimereka.Jikakinerjagagal memenuhiekspektasi, pelangganakantidakpuas. Jikakinerjasesuaidenganekspektasi, pelangganakanpuas.Olehkarenaitu, penelitianinimenganalisispengaruhkuaitaspelayananinti, pelayanan peripheral dancitradestinasiterhadapkepuasankonsumen, disebabkanadanyaindikasiketidakpuasanpengunjungterhadapelayanan yang diberikanolehpihakDampoAwang Beach Taman RekreasiPantaiKartiniRembang.
SampelpenelitianadalahpengunjungDampoAwang Beach Taman RekreasiPantaiKartini di kabupatenRembangJawa Tengah.denganmenggunakantehnikpurpose sampling. Pengumpulan data dalampenelitianinimenggunakankuesioner. Data di analisisdenganmenggunakananalisi SEM dengan program AMOS 18.
Hasil pengujian dan analisis model menunjukkan bahwa semua hipotesis penelitian dapat diterima, Core Service Quality (HI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 2,451. Peripheral Service Quality (H2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 2,201. Citra Destinasi (H3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Konsumen dengan nilai 3,67. Core Service Quality (H4) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,37. Peripheral Service Quality (H5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,193. Citra Destinasi (H6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,11. Kepuasa Konsumen(H7) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Loyalitas dengan nilai 2,5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitianmemperoleh suasana baru yang menyegarkan dan menghibur.
Menyadari arti penting industri pariwisata (secara ekonomi) maka untuk mendapatkan posisi pangsa pasar perusahaan harus dapat bertahan dan mampu bersaing dengan pariwisata lainnya dengan memberi kapuasan kepada konsumen. Salah satu cara untuk memuaskan konsumen adalah dengan cara memeberikan pelayanan sebaik-baiknya. McDougall dan Levesque (2000), mereka berpendapat bahwa kepuasan pelanggan pada jasa dipengaruhi oleh dua variabel, yaitu kualitas inti dan kualitas peripheral. Kualitas inti merupakan penilaian konsumen terhadap kualitas layanan yang telah diberikan oleh suatu perusahaan jasa dan menjadi ciri barang atau jasa yang berhubungan langsung dengan jasa yang akan digunakan dalam suatu bentuk yang nyata.
Kepuasan konsumen yang benar adalah kepuasan yang berlanjut menjadi loyalitas konsumen (customer loyalty) yang berujung pada peningkatan volume penjualan yang lebih besar, aset lebih produktif, dan return on investment yang lebih tinggi (Hasan, 2008:9). Menurut koeswara ( 1995) perilaku pembeli adalah kegiatan yang mempelajari tingkah laku manusia, mengapa ia membeli sesuatu jasa dan bagaimana caranya dia membeli jasa tersebut. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang jasa tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi jasa tersebut (Sumarwan, 2002:321) sehingga konsumen tidak lagi loyal terhadap pariwisata tersebut.
Salah Satu Taman Rekreasi yang ada di wilayah Rembang Jawa Tengah adalah Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang yang di kenal dengan Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang. Dengan berlatar belakang pemandangan laut dengan berbagai macam wahana mainan anak-anak diharapkan mampu memberikan suasana tersendiri. Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang sudah lama dikenal sebagai Obyek Wisata Unggulan Kabupaten Rembang.
Taman rekreasi pantai kartini Rembang dituntut untuk memberikan pelayanan yang berkualitas untuk menarik para pengunjug di Rembang dan sekitarnya. Pelayanan yang berkualitas itu sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kualitas inti (core service quality) dan periferal (periferal service quality). Kualitas inti (core service quality) terdiri dari tangibles (bukti fisik), reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan dan kepastian), empathy (empati). Sedangkan yang termasuk kualitas peripheral (peripheral service quality), yaitu sarana tempat parkir, lokasi yang strategis dan fasilitas yang memadai. Kualitas inti dan kualitas periferal dapat diaplikasikan dalam taman rekreasi pantai kartini rembang sebagai kualitas pelayanan yang diberikan pada pengunjung.
tunggu yang nyaman. Sedangkan bentuk aplikasi kualitas pelayanan periferal dalam taman rekreasi pantai kartini Rembang dapat dilihat dari tempat parkir yang luas dan amam, lokasi yang mudah dijangkau dan dilalui transportasi umum serta fasiitas yang memadai.
Apabila taman rekreasi pantai kartini rembang dapat memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik, maka akan semakin banyak pengunjung yang datang. Semakin tinggi kualitas pelayanan inti dan kualitas pelayanan peripheral yang diberikan, maka semakin tinggi kepuasan konsumen.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
2.1 Telaah Pustaka2.1.1 Kepuasan Konsumen
Kotler ( 2008:164 ) mengatakan kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang di persepsikan jasa atau hasil terdapat ekspektasi mereka. Jika kinerja gagal memenuhi ekspektasi, pelanggan akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan ekspektasi, pelanggan akan puas. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sumarwan ( 2002:32 ), di dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak akan berhenti hanya sampai proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah dilakukannya. Hasil dari proses evaluasi pasca konsumsi adalah konsumen akan puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk atau jasa yang telah dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen membeli dan mengkonsumsi ulang produk atau jasa tersebut. Sebaliknya, perasaan yang tidak puas akan menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dan konsumsi jasa tersebut. 2.1.2 Core Service quality
Kualitas layanan inti (Core Service Quality) merupakan layanan yang berhubungan langsung dengan jasa yang diberikan perusahaan. Kualitas pelayanan merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Tjiptono, 2005:259).
Parasuraman (2002:113) menyimpulkan bahwa terdapat lima dimensi kualitas layanan :
a. Tangibles (bukti fisik)
Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan, seperti : tempat duduk, warna dinding, kondisi bangunan gedung, tempat parkir, dan lain – lain.
b. Reliability (kehandalan)
semua pelanggan tanpa kesalahan dan lain – lain.
c. Responsiveness (ketanggapan)
Suatu kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang tepat dan cepat (responsif) kepada konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas, seperti: memberikan pelayanan yang cepat, kemudahan memberikan informasi kepada konsumen, kerelaan untuk membantu dan menolong konsumen, dan lain – lain.
c. Assurance (jaminan dan kepastian)
Dimensi ini mencangkup pengetahuan, kesopanan, dan kemampuan para karyawan perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya kepada konsumen bagi perusahaan, seperti : keramahan pelayanan, kesopanan dalam pelayanan, pengetahuan yang luas, dan lain – lain.
d. Empathy (Empati)
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para konsumen dengan berupaya memahami keinginan konsumen, seperti : memberikan perhatian individu kepada konsumen, dan lain – lain.
2.1.3 Peripheral Service Quality
Periferal berasal dari kata periferi yang artinya lingkungan sekitar suatu benda, (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990). Layanan peripheral adalah layanan yang menjadi factor pendukung dari layanan utama yang diberikan perusahaan kepada pelanggan. Peripheral service quality merupakan layanan yang menfasilitasi layanan inti, tetapi secara khusus tidak merupakan bagian dari layanan inti tersebut ( Hume, 2008 ). Layanan peripheral meliputi :
1. Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang bersifat peralatan fisik yang disediakan oleh pihak penjual jasa untuk mendukung kenyamanan konsumen (Kotler, 2005 :45).
2. Lokasi
Pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek jangka panjang yang bersifat kapital intensif. Lokasi menentukan kesuksesan suatu jasa karena kaitannya dengan pasar potensial (Tjiptono, 1997:136).
2.1.4 Citra Destinasi
Citra adalah karakteristik yang melekat pada produk pariwisata yang diorganisasikan dari stimuli yang berbeda-beda yang diterima setiap hari, dan dapat membantu wisatawan untuk memahami dunia tempat kita hidup (Gartner, 1996). Sedangkan menurut Simamora (2011) Citra merupakan persepsi yang konsisten dari suatu destinasi dalam jangka waktu yang panjang dan merupakan syarat dari suatu destinasi. Davidoff & Davidoff (1994) menyatakan citra sebagai “gambaran mental wisatawan terhadap perusahaan atau produk”. Dilihat dari perspektif psikologi komunikasi, citra merupakan jalan pintas secara mental (mental shortcut) untuk mengatasi sifat manusia yang cenderung menjadi cognitive missers. 2.1.5 Minat Loyalitas
term success of the particular brand is not based on the number of consumer who purchase it only once, but on the number who become repeat purchase”. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa pelanggan yang loyal tidak diukur dari berapa banyak dia membeli, tapi dari berapa sering dia melakukan pembelian ulang.
2.2 Hubungan Antar Variabel
2.2.1 Pengaruh Core Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ajhiyang Pangandel Triupayanto (2012) tentang pengaruh kualitas inti terhadap kepuasan konsumen hasilnya adalah berpengaruh positif artinya jika kualitas inti semakin baik, maka kepuasan konsumen akan meningkat.
Penelitian juga dilakukan oleh Hui-Ling Tung dan Chien-Ta Chen (2011) mengemukan bahwa pengaruh layanan inti (frekuensi kontak pelanggan, layanan intangibility, dan layanan interdependensi karyawan) berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan perbankan industri jasa di Taiwan. Hyun Kim Duck dan Nancy Lough (2008), menjelaskan bahwa Service quality inti berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan di Korean golf industri.
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H1 : Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen. Semakin tinggi kualitas pelayanan inti (Core service quality) yang diberikan, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
2.2.2 Pengaruh Peripheral Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen Penelitian dilakukan oleh Tya Dwi Adiningsih (2012), Hasil analisis menggunakan regresi linear berganda dapat diketahui bahwa variabel kualitas layanan peripheral berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen TelkomSpeedy. Fitria Puspitasari (2013), juga mengatakan bahwa kualitas peripheral berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Studi Pada Pt. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Cabang Undip Semarang.
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H2 : Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan konsumen. Semakin tinggi kualitas pelayanan periferal (periferal service quality) yang diberikan, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
2.2.3 Pengaruh Citra Destinasi terhadap Kepuasan Konsumen
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya diatas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H3 : Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Semakin tinggi citra destinasi, semakin tinggi kepuasan yang dirasakan konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
1.2.4 Pengaruh Core Service Quality Terhadap Minat Loyalitas
Ashish, dan Jonathan B. (2003), memberi kesimpulan bahwa Kualitas pelayanan dalam sistem perawatan secara signifikan lebih baik dari pada di Medicare Program fee- for-service. Merge Hume (2008) mengemukakan bahwa pelanggan menentukan niat pembelian kembali mereka berdasarkan pada layanan inti. Jessica Sze Yin Ho dan Yeoh Sok Foon (2012), Hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kualitas pelayanan, word-of -mouth dan niat untuk studi lebih lanjut di universitas.
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H4 : Core Service Quality berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Core Service Quality, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
1.2.5 Pengaruh Peripheral Service Quality terhadap Minat Loyalitas Margee Hume and Gillian Sullivan Mort (Austalia, 2010) mengemukakan bahwa : Hubungan kualitas layanan peripheral pada niat pembelian. Hasil menunjukkan bahwa niat pembelian kembali sebagian besar didasarkan pada kepuasan dimediasi oleh nilai yang dirasakan. Kualitas layanan Peripheral secara langsung mempengaruhi niat pembelian kembali. Bukti menunjukkan perluasan fokus strategis untuk mencakup layanan peripheral untuk memaksimalkan pembelian kembali.
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H5 : Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Peripheral Service Quality, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
1.2.6 Pengaruh Citra Destinasi terhadap Minat Loyalitas
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Basiya dan Rozak (2012) membuktikan bahwa Citra Destinasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat berkunjung kembali.
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H6 : Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi Citra Destinasi, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
Beom Joon Choidan dan Hyun Sik Kim (2012) mengemukakan bahwa menciptakan kepuasan pelanggan yang unggul telah dianggap sebagai salah satu kunci keberhasilan perusahaan. Hasil menunjukkan bahwa kualitas hasil, kualitas interaksi, dan persepsi peer-to-peer kualitas secara signifikan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang pada gilirannya sangat mempengaruhi loyalitas pelanggan. Hal serupa juga setujui oleh Hector P. Rodriguez (2007),
Pemaparan yang telah diungkapkan sebelumnya di atas, memberikan suatu kesimpulan bahwa :
H7 : Kepuasan Konsumen berpengaruh positif terhadap minat loyalitas. Semakin tinggi kepuasan konsumen yang di dapat, semakin tinggi minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRPK Rembang.
2.3 Definisi Operasional Variabel dan Indikator Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel Variabel
Penelitian Definisi Operasional Indikator Simbol
Kepuasan Konsumen (Y1)
Kepuasan konsumen didefinisikan sebagai tingkat perasaan
seseorang setelah
Penilaian konsumen terhadap kualitas layanan yang telah
(X3) destinasi wisata Terkenal
Mudah di Kenali
X13 X14
Minat loyalitas
(Y2) Merupakkanberkunjung kembali yang dikeputusan lakukan oleh konsumen untuk berlibur di Dampo Awang Beach TRPK Rembang
Ingin Berkunjung Kembali
Bersedia menungu walau Tutup
Selalu Mencari Info tentang Program di Wisata
X15 X16 X17
Sumber : Penelitian yang dikembangkan untuk penelitian ini (2014) 2.4 Hipotesis dan Permodelan
2.4.1 Rangkuman Hipotesis
1. Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang
2. Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang.
3. Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap Kepuasan Konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang
4. Core Service Quality berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang
5. Peripheral Service Quality berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang.
6. Citra Destinasi berpengaruh positif terhadap Minat Loyalitas di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang
7. Kepuasan Konsumen berpengaruh positif terhadap Minat loyalitas konsumen di Dampo Awang Beach TRP Kartini Rembang
2.4.2 Model
H7
H6
H5 H4
H3 H2
H1 Core Service Quality (X1)
Peripheral Service Quality (X2)
Citra Destinasi (X3)
Kepuasan (Y1) Minat Loyalitas (Y2)
Permodelan
Sumber : Hyun Kim Duck and Nancy Lough (2008), Margee Hume and Gillian Sullivan Mort (2010), dikembangkan dalam penelitian ini
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Sumber Data Sumber data terdiri atas : 1. Data Primer
Data Primer Merupakan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari sumber asli yaitu berupa kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti secara tidak langsung yaitu berupa data pengunjung.
a. Populasi Dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung wahana Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang.
Penentuan jumlah sampel untuk analisis Structur Equation Modeling menggunakan rumus (Ferdinand,2005):
Jumlah Sampel = jumlah indikator x 5 sampai 10
Karena dalam penelitian ini terdapat 17 indikator, maka jumlah sampel yang digunakan adalah :
Sampel minimum = 17 X 5 = 85 responden. Sampel maksimum = 17 X 10 = 170 responden. b. Teknik Pengambilan Sampel
mempunyai kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk dipilih menjadi anggota sampel melalui pertimbangan tertentu.
3.3. Metode Pengumpulan Data 3.3.1 Kuesioner
Kuesioner yang disebar kepada para pengunjung Dampo Awang Beach Taman Rekreasi Pantai Kartini Rembang untuk mendapatkan jawaban atas pernyataan pernyataan yang mewakili pendapat responden.
3.4 Teknik Analisis a. Analisis Inferensial
Adapun teknis analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis factor confirmatory pada SEM yang digunakan mengkonfirmasi faktor-faktor yang paling dominan dalam satu kelompok variabel. Pada penelitian ini analisis faktor konfirmatory digunakan untuk uji indikator yang membentuk variabel-variabel penelitian, yaitu Kepuasan Konsumen, Core Service Quality, Peripheral Service Quality dan Minat Loyalitas.
2. Regresssion Weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar pengaruh antar variabel-variabel. Pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis.
Untuk membuat permodelan SEM yang lengkap perlu dilakukan langkah-langkah berikut ini (Ferdinand,2005):
1. Pengembangan model berbasis teori
Dalam pengembangan model teoritis diperlukan pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi yang kuat untuk model yang dikembangkan. Penggunaan SEM untuk mengkonfirmasi model teoritis melalui data empiris.
2. Pengembangan diagram alur (Path Diagram)
3. Mengubah alur diagram kedalam persamaan model structural dan model pengukuran.
Tabel 3.2
Persamaan Pengukuran ( measurement model ) Konsep Eksogenus
(Model Pengukuran)
Konsep Endogenus (Model Pengukuran) X4 : ƛ4 Core Service Quality + e4
X5 : ƛ5 Core Service Quality + e5 X6 : ƛ6 Core Service Quality + e6 X7 : ƛ7 Core Service Quality + e7 X8 : ƛ8 Core Service Quality + e8 X9 : ƛ9 Peripheral Service Quality + e9 X10 : 1ƛ 0 Peripheral Service Quality + e10
X11 : 1ƛ 1 Peripheral Service Quality + e11
X1 : 1 Kƛ epuasa Konsumen + e1
X2 : 1 Kƛ epuasan Konsumen + e2
X3 : 1 Kƛ epuasan Konsumen + e3
X15 : ƛ15 Minat Loyalitas + e15
X12 : 1ƛ 2 Citra Destinasi + e12 X13 : 1ƛ 3 Citra Destinasi + e13 X14 : 1ƛ 4 Citra Destinasi + e14
X17 : ƛ17 Minat Loyalitas + e17
Tabel 3.3
Persamaan Struktural
4. Meneliti munculnya masalah identifikasi pada Model Struktural Masalah identifikasi pada prinsipnya adalah masalah mengenai ketidak mampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik.
5. Evaluasi kriteria Goodness of Fit
Tabel 3.4
Tabel Goodness of Fit Index
Goodness of Fit Index Cut of Value
Chi Square Diharapkan kecil
(p>0,005/p>0,10) Significant Probability ≥ 0.05
CMIN/DF ≤ 3.00
GFI ≥ 0.90
AGFI ≥ 0.90
TLI ≥ 0.90
CFI ≥ 0.95
RMSEA ≤ 0.08
Kepuasan Konsumen ( KK ) =
Y1 = β1 Core Service Quality + β2 Peripheral Service Quality + Z1
Minat Loyalitas ( ML ) =
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Tehnik Analisis
A. Analisis Faktor Konfirmatory (Confimatory Factor Analysis) 1. Analisis Faktor Konfirmatory Konstruk Eksogen
Hasil analisis faktor confirmatori ini adalah pengukuran terhadap dimensi-dimensi yang membentuk variabel laten dalam model penelitian. Variabel-variabel latin atau konstruk eksogen terdiri dari 3 variabel laten dengan 11 observasi variabel.
Gambar 4.8
Faktor Konfirmatory Konstruk Eksogen
Sumber : data Primer diolah, 2014
Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.17
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Analisis Faktor Confirmatori Konstruk Eksogen
Goodness of Fit Indeks Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model
Chi-Square (df=41) 41.899 < 74,745 Baik
Probability 0,432 ≥ 0.05 Baik
CMIN/DF 1,022 < 3,00 Baik
GFI 0,945 ≥ 0.90 Baik
AGFI 0,912 ≥ 0.90 Baik
TLI 0,998 ≥ 0.90 Baik
CFI 0,998 ≥ 0.95 Baik
RMSEA 0,014 ≤ 0.08 Baik
Sumber : Data Primer diolah, 2014
eksogen yaitu Core service quality, peripheral service quality dan citra destinasi menunjukkan nilai yang baik. Dengan demikian hasil tersebut menunjukkan bahwa model pada konstruk eksogen sudah bisa dimasukkan kedalam analisis full model.
2. Analisis Faktor Konfirmatory Konstruk Endogen
Variabel-variabel laten atau konstruk endogen terdiri dari 2 variabel laten dengan 6 observed variabel.
Gambar 4.9
Faktor Konfirmatori Konstruk Endogen
Sumber: Data Primer diolah, 2014
Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.18
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Analisis Faktor Confirmatori Konstruk Endogenus Goodness of Fit
Indeks
Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model
Chi-Square (df = 8) 9,486 < 26,124 Baik
Probability 0,303 ≥ 0.05 Baik
CMIN/DF 1.186 < 0,30 Baik
GFI 0,975 ≥ 0.90 Baik
AGFI 0,934 ≥ 0.90 Baik
TLI 0,991 ≥ 0.90 Baik
CFI 0,995 ≥ 0.95 Baik
RMSEA 0,040 ≤ 0.08 Baik
Sumber : Data Primer diolah, 2014
menunjukkan bahwa model pada konstruk endogen sudah bisa dimasukkan kedalam analisis full model.
3. Analisis Structur Equation Modelling (SEM)
Hasil pengolahan data untuk analisis fullmodel SEM ditampilkan pada gambar 4.10. berikut ini :
Gambar 4.10 Hasil Pengujian
Structur Equation Modell (SEM)
Sumber : Data Primer Diolah, 2014
Uji tahap hipotesis model menunjukkan bahwa model ini sesuai dengan data atau fit terhadap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.19
Hasil Pengujian Kelayakan Model Struktur Equation Modell (SEM) Goodness of Fit
Indeks
Hasil Analisis Cut-off Value Evaluasi Model
Chi-Square (df=109) 123,252 < 160,372 Baik
Probability 0,166 ≥ 0.05 Baik
CMIN/DF 1,131 < 0,30 Baik
GFI 0,895 ≥ 0.90 Baik
AGFI 0,852 ≥ 0.90 Baik
TLI 0,982 ≥ 0.95 Baik
CFI 0,985 ≥ 0.95 Baik
RMSEA 0,033 ≤ 0.08 Baik
Sumber : Data Primer diolah, 2014 B. Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian 7 hipotesis penelitian ini di lakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) dari suatu hubungan kausalitas dari hasil pengolaha SEM sebagaimana pada tabel 4.24 berikut:
Tabel 4.24
Regression Weigh Structur Equation Modell
Estimat
e S.E. C.R. P Label Kepuasan <--- Core Service_Quality 0,198 0,081 2,451 0,014 Kepuasan <--- Peripheral_Service_Quality 0,186 0,085 2,201 0,028 Kepuasan <--- Citra_Destinasi 0,335 0,091 3,67 *** Minat_Loyalita
s <--- Core Service_Quality 0,212 0,09 2,37 0,018 Minat_Loyalita
s <--- Peripheral_Service_Quality 0,205 0,093 2,193 0,028 Minat_Loyalita
s <--- Citra_Destinasi 0,222 0,105 2,11 0,035 Minat_Loyalita
s <--- Kepuasan 0,43 0,172 2,5 0,012
x1 <--- Kepuasan 1
x2 <--- Kepuasan 1,382 0,215 6,426 *** x3 <--- Kepuasan 1,269 0,195 6,508 *** x4 <--- Core Service_Quality 1
x5 <--- Core Service_Quality 1,007 0,112 8,966 *** x6 <--- Core Service_Quality 0,977 0,101 9,697 *** x7 <--- Core Service_Quality 0,806 0,098 8,205 *** x8 <--- Core Service_Quality 0,868 0,105 8,248 *** x11 <--- Peripheral_Service_Quality 1
x10 <--- Peripheral_Service_Quality 0,868 0,104 8,343 *** x9 <--- Peripheral_Service_Quality 0,83 0,099 8,423 *** x14 <--- Citra_Destinasi 1
x13 <--- Citra_Destinasi 1,069 0,12 8,884 *** x12 <--- Citra_Destinasi 0,806 0,107 7,542 *** x17 <--- Minat_Loyalitas 1
x16 <--- Minat_Loyalitas 1,005 0,119 8,437 *** x15 <--- Minat_Loyalitas 1,103 0,119 9,292 ***
Dari hasil pengujian pada tabel 4.24 diatas diperoleh bahwa semua nilai CR berada diatas 1,96 atau dengan probabilitas yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian semua hipotesis diterima.
1. Pengujian Hipotesis 1
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Core Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 2,451 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,014. Nilai probabilitas 0,014< 0,05 menandakan bahwa Core Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa HI diterima.
2. Pengujian Hipotesis 2
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Peripheral Service Quality terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 2,201 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,028. Nilai probabilitas 0,028 < 0,05 menandakan bahwa Peripheral Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.
3. Pengujian Hipotesis 3
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Citra Destinasi terhadap Kepuasan Konsumen adalah sebesar 3,67 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,001. Nilai probabilitas 0,001< 0,05 menandakan bahwa Citra Destinasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H3 diterima.
4. Pengujian Hipotesis 4
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Core Service Qualityterhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,37 dan dengan nilaiprobabilitas sebesar 0,018. Nilai probabilitas 0,018< 0,05 menandakan bahwa Core Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap Minat Loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H4 diterima.
5. Pengujian Hipotesis 5
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Peripheral Service Quality terhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,193 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,028. Nilai probabilitas 0,028< 0,05 menandakan bahwa Peripheral Service Quality mempunyai pengaruh positif terhadap Minat Loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H5 diterima.
6. Pengujian Hipotesis 6
Dari hasil penghitungan yang diperoleh dari CR variabel Citra Destinasi terhadap Minat Loyalitas adalah sebesar 2,11 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0,035. Nilai probabilitas 0,035< 0,05 menandakan bahwa Citra Destinasimempunyai pengaruh positif terhadap minat loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H6 diterima. 7. Pengujian Hipotesis 7
konsumen terhadap minat loyalitas adalah sebesar 2,5 dan dengan nilai probabilitas sebesar 0, 012. Nilai probabilitas 0,012 < 0,05 menandakan bahwa kepuasan konsumenmempunyai pengaruh positif terhadap minat loyalitas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H7 diterima
4.6 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Hasil pengujian pengaruh langsung dan tidak langsung dapat dilihat pada hasil pengujian Struktur Equation Modell (SEM) pada gambar 4.10 yang bisa di rangkum dalam tabel 4.25 berikut :
Tabel 4.25
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Keterangan Pengaruh Langsung Pengaruh Tak Langsung
Core Service Quality 0,226 0,091
Peripheral Service Quality
0,227 0,089
Citra Destinasi 0,23 0,15
Sumber : Data Primer diolah, 2014
Berdasarkan hasil perhitungan pengaruh langsung Core, Peripheral Service Quality dan citra destinasi terhadap minat loyalitas yang menunjukkan pengaruh yang paling tinggi adalah citra destinasi sebesar 0,23 terhadap minat loyalitas. Sedangkan pengaruh tidak langsung core service quality, peripheral service quality dan citra destinasi terhadap minat loyalitas melalui kepuasan konsumen yang paling tinggi adalaha citra destinasi yaitu sebesar 0,15. Yang mana untuk masing - masing indikator X12, X13, X14 dengan pengaruh sebesar masing-masing (0,69: 0,84:0,82), sehingga untuk pengaruh yang paling tinggi adalah idikator X13 yaitu terkenal.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis diperoleh bahwa kesimpulan :
1. Hipotesis pertama (HI) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara core service quality dengan kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi core service quality maka semakin tinggi kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen yang berorientasi pada core service quality maka akan memberkan pelayanan yang terbaik.
3. Hipotesis ketiga (H3) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara citra destinasi dengan kepuasan konsumen. Semakin tinggi citra destinasi yang diberikan , semakin tinggi kepuasan yang dirasakan.
4. Hipotesis keempat (H4) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara core service quality dengan minat loyalitas. Semakin tinggi Core service quality maka semakin tinggi minat loyalitas konsumen
5. Hipotesis kelima (H5) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara peripheral service quality dengan minat loyalitas. Semakin tinggi kualitas pelayanan pendukung yang diberikan, semakin tinggi minat loyalitas konsumen.
6. Hipotesis keenam (H6) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara citra destinasi dengan minat loyalitas. Semakin tinggi citra destinasi yang diberikan , semakin tinggi minat loyalitas konsumen untuk berkunjung kembali.
7. Hipotesis ketujuh (H7) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kepuasan konsumen dengan minat loyalitas. Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen yang diberikan, semakin tinggi minat loyalitas untuk berkunjung kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Arasli, H., Mehtap-Smadi,S. &atircioglu,ST 2005, “Customer service quality in the greek Cypriot banking industri”. Managing Service Quality, 15 (1), 41-56
Alberto danMiquel, 2007, “ The Influence of the Internet on Destination Satisfaction”, Internet Research, Volume 17, No 4, pp 402-420
Ashish, Jonathan et all, 2003, “ Effect of the Transformationof the Veteran Affairs Health Care System on the Quality of Care “, The New England Journal of Medicine, Volume 348, No 27, Halaman 2218-2225
Augusty, 2005, Structural Equation
Modellingdalampenelitianmanajemen, Seri PustakaKunci No. 06 Program Magister ManajemenUniversitasDiponegoro.
Barsky, Jonathan, 1992, “Customer Satisfaction in the Hotel Industry”, Measurement and Meaning, Cornell H.R.A. Quaterly, 7,20-41.
BaziyadanRozak, 2012, “ Kualitasdayatarikwisata, KepuasandanMinatKunjunganKembaliWisatawanMancanegara di Jawa Tengah “, DinamikaKepariwisatawan, Vol XI, No 2 Oktober
BeomJoonChoidandan Hyun Sik Kim, 2012, “ The impact of outcome quality, interaction quality, and peer-to-peer quality on customer satisfaction with a hospital service “, Managing Service Quality, Volume 23, No 3, Halaman 188-2004
Cronin, JJ Jr, & Tailor, SA 1992, “Measuring service quality: a reexamination and extension” Journal of Marketing, Vol56, No 3, Hal 317-340 Davidoff, Philip G., & Davidoff, Doris S. 1994,Sales and Marketing for