BAB I
PENDAHULUAN
1.1 JUDUL
SURAKARTA SCHOOL OF ARTS AND ARCHITECTURE(SSA) (INSTITUT SENI DAN ARSITEKTUR SURAKARTA) 1.2 ESENSI JUDUL
1.2.1 INSTITUT :
Banyak cabang seni yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, dari seni rupa, puisi, musik, tari, hingga seni yang dapat meningkatkan produktivitas suatu kota, yaitu seni arsitektur. Dewasa ini, kurangnya pengetahuan khalayak akan hakikat seni yang sesungguhnya membuat pandangan orang akan seni hanya merupakan sebuah hobi yang diulang-ulang. Lebih dari itu, seni dapat merupakan hobi yang mampu menghasilkan suatu keuntungan.
“pekerjaan yang paling enak adalah hobi yang dibayar” –M. Ridwan Kamil-Itulah secuil kata-kata super dari seorang penggiat seni terapan, yaitu Walikota Bandung saat ini, M. Ridwan Kamil. Membaca latar belakang beliau yang merupakan lulusan sarjana arsitektur ITB, membuktikan bahwa seni tidak selalu soal lukis dan lagu, drama, maupun tari. Pada
perancangan Surakarta School Of Arts and Architecture ini, merupakan suatu tempat pewadahan dari seni-seni yang tidak hanya bernilai pada estetika saja, namun dapat menjadi seni yang berdikari sehingga mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi banyak makhluk dari seni itu sendiri.
1.4 PERMASALAHAN / ISU
Setelah mengamati dan menelisik kecamatan Kartasura dan Kota Surakarta yang menjadi objek pencarian permasalahan, maka telah di temukan beberapa permasalahan yang menjadi dasar perancangan, yaitu : Wadah bagi penggiat seni di Kartasura dan kota Solo dirasa masih
minim untuk menyalurkan kreativitasnya. Para pelaku seni kurang mendapat “pasar” di Solo.
Pendidikan tentang seni terapan di Kartasura dan Kota Solo dirasa
masih perlu pengembangan. Banyak pendidikan tingkat tinggi yang sudah mengangkat konsentrasi di bidang seni di Kota Solo maupun Kartasura, namun minim pewadahan.
Banyaknya penikmat seni yang lebih mudah datang ke Kota Solo
untuk melihat suatu pameran seni maupun pertunjukan seni dari pada di daerah-daerah sekitarnya.
Pendidikan dan space bagi seni terapan masih belum bisa dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Dengan ditemukan masalah-masalah tersebut, maka telah terbentuk dasar perancangan yang mengacu pada masalah-masalah tersebut yang nantinya akan di selesaikan melalui desain.
1.5 TUJUAN PERANCANGAN
Menjadi wadah bagi penyelenggaraan pendidikan seni baik secara
formal maupun informal di Kartasura dan sekitarnya.
Menjadi wadah bagi aktifitas di bidang seni yang dapat di jangkau, di
akses, serta dapat menaungi seluruh lapisan masyarakat dalam berbagai kondisi, dan keadaan.
Menciptakan wadah bagi pelaku seni dan/atau yang berkaitan
dengannya, sebagai tempat penyalur kreatifitas masyarakat terhadap apa yang sudah mereka kerjakan khususnya di bidang seni.
Menyelenggarakan kegiatan seni dalam skala Nasional maupun
Internasional di Kartasura.
Menjadi rujukan bagi segala bidang seni yang ada di Indonesia. 1.6 SASARAN
Sasaran perancangan kawasan Institut Seni dan Arsitektur di Solo adalah untuk menjawab tujuan dari perancangan kawasan tersebut, yakni :
Bangunan berlokasi di Jalan Gatak dan berada di sebelah barat
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dimana kawasan ini merupakan area strategis di bidang pendidikan.
Mampu menyelenggarakan kegiatan seni di berbagai kesempatan
dalam skala Nasional maupun Internasional.
Mendesain bangunan yang memiliki fungsi pendidikan dengan
berlandaskan pada peraturan perundang-undangan serta standard yang telah ditetapkan sebagai bangunan yang memiliki fungsi tersebut.
Mendesain bangunan serta kawasan dengan memperhatikan seluruh
sumber daya yang berada di lingkungan tersebut, sehingga kawasan dan bangunan dapat mewadahi seluruh kegiatan yang diharapkan, serta dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat.
Menentukan ruang-ruang yang efisien untuk kegiatan belajar
mengajar sehingga tercipta suasana yang nyaman, menyenangkan, dan membuat para mahasiswa selalu siap menangkap ilmu yang akan diajarkan.
Memberikan ruang studio khusus bagi program pendidikan yang
memerlukan ruang studio khusus demi kelancaran belajar mengajar. Menentukan sistem struktur dan utilitas bangunan, kenyamanan,
1.7 METODOLOGI
Pembahasan dilakukan dengan metode diskriptif, yaitu dengan mengumpulkan, memaparkan, kompilasi, serta menganalisa data sehingga diperoleh suatu pokok program perancanaan dan perancangan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan program dan konsep perencanaan maupun perancangan.
Adapun metode yang di gunakan dalam penyusunan penulisan ini antara lain :
Metode diskriptif :yaitu dengan melakukan pengumpulan data
dengan cara studi pustaka, data dari instansi terkait, data dari internet.
Metoda komparatif : yaitu dengan melakukan studi banding
terhadap objek bangunan dengan fungsi serupa yang sudah ada. 1.8 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I PENDAHULUAN
Mengumukakan tentang esensi judul, latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, metoda penulisan serta sistematika pembahasan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Berisi tentang pembahasan teori yang berkaitan dengan bangunan kampus, preseden yang berkaitan dengan fungsi bangunan tersebut, serta menarik kesimpulan dari teori serta preseden yang sudah dipaparkan.
BAB III TINJAUAN DATA
Mengemukakan data-data yang berkaitan dengan bangunan kampus setelah melalui tinjauan dan studi banding dengan bangunan yang memilki fungsi sama dengan bangunan yang akan dirancang. Dimaksudkan agar perancangan memiliki acuan dengan objek yang sudah ada, dan dengan penambahan beberapa hal sesuai dengan kebutuhan.
BAB IV ANALISIS SURAKARTA SCHOOL OF ARTS AND ARCHITECTURE
Mengemukakan data-data perencanaan dan data-data perancangan yang dapat berupa visi, misi, dan tujuan. Tentang kelembagaan/ organisasi yang menaungi, spesifikasi kegiatan, kebutuhan ruang, dan menarik kesimpulan dari data yang sudah dipaparkan tersebut.
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
sirkulasi, konsep pengolahan site, konsep bentuk ruang dan bangunan, konsep struktur dan konstruksi, dan konsep utilitas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 SEKOLAH TINGGI:
-Menurut Peraturan Pemerintah NOMOR 60 TAHUN 1999: Pasal
6-Satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi
disebutperguruan tinggi, yang dapat
berbentuk akademi, politeknik,sekolah tinggi, institut atau universitas. 1. Akademi menyelenggarakan program pendidikan profesional dalam
satucabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ataukesenian tertentu.
2. Politeknik menyelenggarakan program pendidikan profesional dalamsejumlah bidang pengetahuan khusus.
3. Sekolah Tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu.
4. Institut menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atauprofesional dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologidan/atau kesenian yang sejenis.
5. Universitas menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau professional dalam sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologidan/atau kesenian tertentu.
2.1.1 PENJELASAN DASAR 1. Universitas
Adalah suatu intitusi pendidikan tinggi dan penelitian, yang memberikan gelar akademik dalam berbagai bidang. Sebuah universitas menyediakan pendidikan sarjana dan pascasarjana. Kata “universitas” berasal dari bahasa latin universitas megistrorum et scholarium, yang berarti, “komunitas guru dan akademisi”. Universitas terdiri atas sejumlah fakultas yang meyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan vokasi dalam sejumlah ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
2. Institut
Adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam sekelompok disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
3. Sekolah Tinggi
Adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau vokasi dalam lingkup satu disiplin ilmu
4. Politeknik
Menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. kesejahteraan umat manusia serta memperkaya kebudayaan nasional. Politeknik merupakan pendidikan professional yang diarahkan pada kesiapan penerapan kehlian tertentu. Guna mencapai maksud tersebut, politeknik memberikan pengalaman belajar dan latihan yang memadai untuk membentuk kemampuan professional di bidang imu pengetahuan dan teknologi.
5. Akademi
Adalah suatu institusi pendidikan tinggi, penelitian atau keanggotaan. Nama ini berasal dari sekolah filsafat Plato yang didirikan pada sekitar tahun 385 SM. Akademi adalah perguruan tinggi yang meyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni tersendiri.
2.1.2 PENJELASAN PRAKTIS
Secara praktis, kelima jenis perguruan tinggi tersebut memiliki perbedaan pada:
A. Jenis program
Maksud jenis program di sini adalah program akademik (S1, S2, S3), vokasi (D1, D2, D3, D4), dan profesi (gelar profesi). Universitas, institut, dan sekolah tinggi memungkinkan untuk memiliki program akademik, vokasi, dan profesi. Sementara itu akademi dan politeknik hanya memiliki program vokasi.
B. Jenis keilmuan
Jurusan bisa digambarkan sebagai satuan sekolah yang mengajarkan ilmu tertentu. Fakultas adalah kumpulan dari berbagai jurusan berbeda, tapi masih satu lingkup keilmuan. Universitas – terdiri dari beberapa fakultas yang beragam
jenis keilmuannya. Misal: Universitas A punya Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Bahasa.
Institut – terdiri dari beberapa fakultas yang berada dalam satu jenis keilmuan. Misal: Institut B punya Fakultas Teknologi Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Teknologi Perkapalan.
Sekolah Tinggi – bisa dibilang terdiri dari satu fakultas. Misalnya: Sekolah Tinggi C mempelajari ilmu ekonomi, jadi terdiri dari jurusan-jurusan yang berkaitan dengan ilmu ekonomi saja.
Politeknik – sama seperti Sekolah Tinggi, yang membedakan adalah jenis programnya (poin 1).
Kepemilikan pada konteks kali ini akan dibedakan menjadi 2 yaitu, Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia, dan PerguruanTinggi Swasta di Indonesia.
Perguruan Tinggi Negeri : Di Indonesia, perguruan tinggi negeri
dikelola oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Rektor perguruan tinggi negeri merupakan pejabat setingkat eselon 2 di bawah Menteri Pendidikan Nasional ataupun kementerian lainnya. Perguruan Tinggi Swasta : Perguruan tinggi swasta di Indonesia,
dikelola oleh masyarakat sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Bimbingan dan pengawasan atas penyelenggaraan
perguruan tinggi swasta pada mulanya dilakukan oleh Lembaga Perguruan Tinggi Swasta (disingkat LPTS) yang dibentuk oleh pemerintah. LPTS ini merupakan cikal bakal dari Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (disingkat Kopertis).
(https://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi).
Pada perancangan ini, yang menjadi badan kepemilikannya ialah badan milik swasta. Ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan pemerintah nomor 95 tahun 2014, yaitu :
- Pendirian perguruan tinggi swasta adalah pembentukan universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, dan akademi baru oleh Badan Penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba.
- Badan Penyelenggara berbadan hukum yang selanjutnya disebut Badan Penyelenggara adalah subyek hukum berbentuk yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Karyawan/Staf Dosen
Mahasiswa
Petugas keamanan dan kebersihan Masyarakat umum
Tamu luar maupun dalam negeri
2.4 PRESEDEN
2.4.1 SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN ITB
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB didirikan pada tanggal 29 Agustus 2005, berdasarkan SK Rektor ITB No. 222/2005 yang bertujuan melakukan reorganisasi unit-unit akademik ITB dengan menambahkan jumlah Fakultas / Sekolah dari tujuh menjadi sebelas. Namun unsur-unsur pembentuk SAPPK bukanlah hal yang baru, karena seluruh program akademik dan sumber dayanya berasal dari dua departemen yang semula bernaung di bawah Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (yaitu : Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota) dan dua program studi yang semula bernaung di bawah Fakultas Teknik Industri (yaitu : Studi Pembangunan dan Transportasi). SAPPK ITB mulai aktif beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2006 sebagai unit implementasi akademik yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. SAPPK memiliki 13 (tiga belas) program studi mulai dari strata pendidikan sarjana sampai dengan doktor, 9 (sembilan) kelompok keahlian, 104 (seratus empat) staf akademik , dan 57 (lima puluh tujuh) staf non akademik (per 31 Juni 2014), dan 1698 mahasiswa program sarjana, program magister dan program doktor (kondisi 31 Desember 2014). Seperti telah digariskan dalam AD/ART ITB BHMN, SAPPK ITB mengemban amanat untuk membina dan mengembangkan pengetahuan ilmiah, budaya dan komunitas akademik yang kondusif, serta jejaring dan inisiatif kerjasama internasional.
b. Fasilitas
Ruang Kuliah dengan luas total 1.032.44 meter
Perpustakaan ( PWK , AR , dan )SP dengan total luas ruang 515.89 meter Laboratorium /Studio dengan luas 2.983.41 meter
Ruang Kantor/ administrasi dengan luas 410.13 meter
Ruang kegiatan mahasiswa (Himpunan PWK dan AR) dengan luas 50.60 meter Fasilitas lain seperti Hotspot (Access Point dan Wireless Router) tersedia sebanyak buah dan terdistribusi di Gedung PWK, AR dan SP.
Fungsi : Praktikum dan Pelatihan Mahasiswa S1, S2 dan S3
Penanggung jawab : Aswin Indraprastha, ST., MT., Ph.D.
Tugas Manager Lab. Komputer:
Menyusun rencana dan program kebutuhan, pemanfaatan dan pemeliharaan barang-barang komputer, software beserta pendukungnya yang ada di dalam laboratorium komputer;
Mengelola sumber daya dan melakukan koordinasi terkait tugas-tugas dan tanggung jawab setiap teknisi laboratorium komputer terkait pemanfaatan perangkat komputer dan pendukungnya;
Melakukan koordinasi dengan admin terhadap sistem informasi web dan infrastruktur pendukungnya;
Merencanakan pemanfaatan, pengaturan dan pemeliharaan serta bertanggungjawab terhadap penggunaan perangkat CNC router dan laser cutter, termasuk penataan bengkel.
d. LAB. KOMPUTASI DAN ANALISIS RUANGAN (LABSCAN )
Fungsi : Praktikum mahasiswa S1 dan S2
Penanggung jawab : Ibnu Syabri, B.Sc., M.Sc., Ph.D.
e. Prodi
Prodi Arsitektur S1 Prodi PWK S1 Prodi Arsitektur S2
Prodi Arsitektur Lanskap S2 Prodi PWK S2
(sumber : http://sappk.itb.ac.id/)
2.4.2 INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas RI). ISI Surakarta pada mulanya adalah sebuah perguruan tinggi setingkat akademi dengan nama Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) Surakarta, yang didirikan sebagai salah satu wadah untuk merintis perkembangan seni tradisional.
Lembaga pendidikan tinggi seni tradisonal dapat hidup subur jika didirikan di tengah-tengah lingkungan yang mendukungnya, yang secara wajar dapat memberikan umpan balik. Pertumbuhan dan laju pengembangan seni itu sendiri hanya dapat terwujud dengan adanya inovator/tenaga kreatif seperti pendidik, seniman, kritikus, dan penghayat seni yang memiliki kemampuan serta sikap terbuka.
a. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran ruang outdoor
ISI Surakarta memiliki kampus hijau, teduh, dan asri yang sangat mendukung penyelenggaraan pembelajaran, sarana itu meliputi Teater Terbuka, Teater Humardani dan Taman Eden. Sarana pembelajaran dalam ruang (indoor)
Sarana belajar ini sudah berbasis teknologi audio visual dan multimedia, meliputi : Teater Besar, Teater kecil, Kelas / Ruang Multimedia, dan Studio-studio yang ada di setiap Jurusan/ program studi.
b. Fasilitas
Seni Tari
Kriya Teknik
Tata Rupa Pentas
Kriya Seni
Televise dan Film
Seni Rupa Murni
Desain Interior
BAB III
TINJAUAN DATA
3.1 KARTASURAsebuah area yang dikembangkan di kabupaten Sukoharjo. Di kota ini terdapat persimpangan jalan negara Surabaya-Solo-Yogyakarta dan Solo-Semarang.
Kecamatan Karatsura terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 121 m diatas permukaan laut dengan luas wilayah 1.923 Ha. Jarak dari Barat ke Timur ± 8,0 Km dan Jarak dari Utara ke Selatan ± 5,0 Km. Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten Sukoharjo ± 23,00 Km.
Wilayah Kecamatan Kartasura terdiri atas 10 Desa, 2 Kelurahan, 115 RW, 430 RT, yaitu :
N
O DESA / KELURAHAN RW RT
1 DESA SINGOPURAN 6 28
2 DESA NGABEYAN 4 25
3 DESA WIROGUNAN 6 20
4 DESA KERTONATAN 5 18
5 DESA PUCANGAN 15 55
6 DESA NGEMPLAK 6 16
7 DESA GUMPANG 7 54
8 DESA PABELAN 10 28
9 DESA MAKAMHAJI 23 74
10 DESA GONILAN 11 32
11 KELURAHAN KARTASURA 13 51
3.2 POTENSI GEOGRAFIS
Kecamatan Karatsura terletak di dataran tinggi, dengan tinggi 121 m
diatas permukaan laut dengan luas wilayah 1.923 Ha.
Kecamatan Kartasura berada di Garis lintang / Garis bujur : 7° 33' 7" S /
110° 44' 16" E | Zona waktu : UTC+7.
Batas-batas wilayah kecamatan kartasura adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar Sebelah Timur : Kota Surakarta
Sebelah Selatan : Kecamatan Gatak Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali Peta Kecamatan Kartasura
Merupakan daerah strategis yang dijadikan lahan pengembangan
industri dan pendidikan.
Terdapatnya fasilitas-fasilitas umum seperti Rumah sakit bertaraf
Nasional maupun Internasional. Terminal bus, Stasiun kereta api Gawok, pasar Tradisional maupun modern.
Kartasura dekat dengan banyak kawasan wisata lokal seperti tempat
Sehingga kawasan ini sangat familiar dilewati para wisatawan yang ingin ke boyolali maupun semarang.
Dikembangkannya lahan pertanian basah di Kartasura. Ini mengacu
pada PERDA Kabupaten Sukoharjo nomor 14 tahun 2011 : Pertanian lahan basah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dengan luas kurang lebih 21.113 (dua puluh satu ribu seratus tiga belas)
kecamatan ini secara ekonomi menjadi salah satu pengembangan kota Surakarta ke arah barat karena lokasinya yang berbatasan langsung dengan kota yang berada di sebelah barat Surakarta. Sedangkan untuk menuju ibukota kabupatennya sendiri, warga Kartasura harus menembus wilayah Surakarta terlebih dahulu.
Potensi Ekonomi antara lain :
Banyak terdapat pusat perbelanjaan swalayan, yaitu Goro-Assalamdan Carrefour, Toserba Mitra, Laris, dan aneka toserba lainnya, yang sebagian besar terletak berdekatan dengan Pasar Kartasura.
Di sebelah barat wilayah ini terdapat pabrik tekstil besar, yaitu
Tyfountex, yang ditujukan untuk menyuplai dari segi pasar ekspor. Terdapat beberapa tempat wisata seperti makam-makam Raja
keraton jaman dahulu dengan lansekap berupa hamparan
persawahan yang sejuk dan asri. Terdapat pula penangkaran ikan yang bagus dikunjungi saat pagi maupun sore hari. Hal ini masih menjadi tempat favorit orang-orang perkotaan yang ingin mencari suasana alami pedesaan.
Dijadikannya area sawah basah, sehingga Kartasura maju dalam
Meliputi budaya dan penduduk sekitar, serta sejarah yang
mengiringinya.
3.4.1 Sejarah Kartasura
Diawali dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Trunojoyo dibantu Kraeng Galengsong pada tahun 1600, berhasil memukul mundur pasukan Sunan Amangkurat I pada waktu itu, hingga sunan Amangkurat melarikan diri beserta keluarganya. Namun tak lama sunan Amangkurat I wafat dan digantikan anaknya Susuhunan Amangkurat II dan ememnangkan kembali daerah yang menjadi sengketa. Lantas sunan Amangkurat II menyuruh Nrangkusumo membuka hutan Wanakerta untuk dijadikan pemukiman. hingga Pada hari Rebo Pon, tanggal 27 Ruwah, tahun Alip 1603(J), bertepatan dengan tanggal 11 September 1680(M), Sunan Amangkurat II secara resmi menempati ibukota kerajaan yang baru. Sejak saat itu nama Wanakerta diganti dengan nama Kartasura Adiningrat. Dengan demikian sekarang ini (tahun 2015) Kartasura sudah berusia 335 tahun.
3.4.2 Budaya
Sebagian besar wilayah Kartasura merupakan area
persawahan, sehingga pekerjaan pokok kebanyakan
masyarakat Kartasura masih bertani. Maka budaya gotong royong dan saling tolong-menolong antar masyarakat masih sering terjadi.
Ditambah masih beroperasinya pasar Tradisional Kartasura
yang menjadi komoditi kebutuhan pokok masyarakat. Pada kawasan Industri masih belum sebanyak di wilayah
Solo dan Sukoharjo. Sehingga banyak masyarakat yang condong lebih memilih mencari kerja ke kota-kota tersebut. Hal ini tentu mengurangi ketenagaan kerja produktif di wilayah Kartasura, walaupun tidak begitu menimbulkan permasalahan.
3.4.3 Kependudukan dan pendidikan
Dari kedua data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa kepadatan penduduk berada di kecamatan Kartasura.
(http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel? tid=328&wid=3300000000)
Sensus th 2012 untuk 2020.
sudah tamat SMK/SLTA/SMA/ Sederajat untuk 10 tahun kedepan.
Dengan demikian, penyediaan fasilitas terutama dalam pewadahan bidang pendidikan di jenjang yang lebih tinggi sangat di perlukan nantinya mengingat jumah anak yang akan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berpotensi terus bertambah banyak.
3.5 SITE
3.5.1 Kondisi Site
Site berada di Jalan Gatak, Kartosuro, Sukoharjo, Jawa Tengah Luas Site : site memiliki luas ±1,7 hektar
Tidak memiliki kontur.
Batas
Selatan : Berada di belakang Assalam Hypermart. Serta berdekatan dengan Jalan Solo – Semarang.
Utara : berdekatan dengan permukiman warga dan rumah kos untuk mahasiswa.
Barat : berbatasan dengan lahan kosong. 3.5.2 Kelebihan dan kekurangan Site
a. Site ini memiliki kelebihan sebagai berikut :
Merupakan lahan kering dan gersang, sehingga cocok
dijadikan lokasi untuk pembangunan suatu bangunan/hunian.
Dekat dengan lokasi-lokasi pendidikan strategis
lainnya.
Akses ke fasilitas umum mudah dicapai. Misal hendak
pergi ke rumah sakit atau ke terminal.
Berbatasan langsung dengan sungai Bengawan Solo.
Dekat dengan asrama dan rumah kos untuk
penginapan sementara.
Di area sekitar site masih terdapat banyak area-area
yang berhubungan dengan kebutuhan mahasiswa, seperti mesin fotocopy dan lain-lain.
b. Site ini memiliki kekurangan sebagai berikut :
Lokasi yang dekat dengan jalanan padat
mengakibatkan banyak polusi.
Udara bisa sangat panas jika di siang hari. Karena
bersebelahan dengan lahan kosong minim pepohonan. 3.6 KESIMPULAN
Dari berbagai data yang telah dikumpulkan ke dalam satu bab di atas. Dapat diambil kesimpulan bahwa :
Pertambahan penduduk terus akan terjadi seiring bertambahnya
tahun.
Banyak masalah yang akan ditimbulkan dari kepadatan penduduk
yang tidak terkendali (peledakan penduduk).
Pemenuhan kebutuhan dalam segala bidang untuk menghadapi
pertumbuhan penduduk tidak selalu berjalan dengan lancar.
Terutama dalam pemenuhan di bidang pendidikan, baik formal
maupun nonformal sangat perlu digalakan guna mengatur pertumbuhan penduduk supaya memiliki bekal di dunia persaingan kerja.
Pemerintah sebaiknya terus berupaya untuk menekan angka
peledakan penduduk di daerahnya.
Penyediaan lapangan kerja yang memadahi di daerah
masing-masing, sehingga daerah tidak kekurangan tenaga produktif.
Memberikan bekal pendidikan dengan langsung terjun ke lapangan
guna menghadapi masalah yang ada di lapangan kelak.
Selalu mengadakan negosiasi dengan masyarakat sekitar agar
selalu membantu dan mendukung program yang dicanangkan oleh pemerintah.
Memberikan wadah kepada masyarakat untuk selalu terus berkarya
sesuai bidang masing-masing.
Mendukung hal-hal yang bersangkutan dengan pemersatuan
BAB IV
BANGUNAN SEKOLAH SENI DAN ARSITEKTUR YANG DIRENCANAKAN 4.1 ANALISIS PERENCANAAN
4.1.1 PENGERTIAN JUDUL
Judul Surakarta School Of Arts And Architecture (Sekolah Seni dan Arsitektur Surkarta) merupakan salah satu Perguruan Tinggi sekelas Institut yang berkonsentrasi pada cabang ilmu seni dan juga arsitektur yang berada di kawasan pendidikan strategis di teori yang diberikan pada pendidikan di Sekolah Seni dan Arsitektur. 4.1.2 VISI , MISI, DAN TUJUAN
VISI :
a. Mewujudkan Kampus Indonesia yang mampu bersaing baik dalam skala Nasional maupun Internasional di bidang seni dan pembangunan.
b. Mewujudkan Kampus yang menjadi pelengkap bagi kampus-kampus di Surakarta dan sekitarnya sesuai bidang yang tersedia.
MISI
a. Menyediakan ruang yang efektif serta mudah di akses oleh mahasiswa dan pengguna kampus.
b. Memberikan akomodasi yang mudah untuk mencapai daerah kampus.
c. Menjadi jembatan penghubung Kampus baik Nasional maupun Internasional.
d. Menyediakan sarana dan prasarana lengkap untuk mahasiswa dan pengguna kampus.
TUJUAN
Menghasilkan suatu desain atau usulan desain bangunan Kampus setingkat Institut yang menjadi pelengkap kampus-kampus lain dalam hal pendidikan seni dan arsitektur di Kartasura dan sekitarnya. Sehingga mampu mengangkat peringkat dalam bidang pendidikan di Kartasura dan sekitarnya, termasuk wilayah Solo yang menjadi kota partner Kartasura.
4.2 STRUKTUR ORGANISASI
Kampus Sekolah Seni dan Arsitektur yang dirancang memilki struktur organisasi yang merujuk pada struktur keorganisasian sauatu Institut pada umumnya :
4.3 SPESIFIKASI PELAKU DAN KEGIATAN
N
af
Mahasiswa Belajar di kampus
Orang Umum Mencari
4.4 ANALSIS RUANG DI PERGURUAN TINGGI A. Ruang Teknik
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
C. Ruang Musik dan Seni
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
D. Ruang Teknik dan Gambar Teknik
4.4.1 SPESIFIKASI RUANG DI PERGURUAN TINGGI a. Skema Bagian-bagian Perguruan Tinggi
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
b. Ruangan Pada Bangunan Perguruan Tinggi Aula
Perpustakaan Gedung mahasiswa Gelanggang olahraga Asrama mahasiswa Kantor
AULA
kebutuhan aula besar bisa terdiri dari : 100, 150, 200, 300, 400, 600, 800 tempat duduk.
- Aula bentuk persegi panjang dengan kapasitas 200 tampat duduk
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
Sumber : Data
Arsitek Jilid 1, Ernst
Neufert/Perguruan Tinggi
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
RUANG SEMINAR
- Ruang seminar dengan penataan meja dan kursi yang bervariasi
STUDIO GAMBAR
Sumber : Data Arsitek Jilid 1, Ernst Neufert/Perguruan Tinggi
LABORATORIUM
- Luas minimum untuk gang pada ruang laboratorium
-DLL
Penghawaan
Penghawaan artifisial dan mekanikal Penghawaan alami 4.5
ANALSIS
UTILITAS PERGURUAN TINGGI 4.5.1 PENGHAWAAN
Dalam analisis penghawaan kali ini mencakup kenyamanan thermal suatu ruangan, sirkulasi udara pada ruangan, yang diterapkan pada bangunan Perguruan Tinggi.
Skema Penghawaan alami melalui ventilasi
4.5.2 PENCAHAYAAN
Analisis pencahayaan meliputi siklus arah matahari terhadap
Indonesia, penempatan bangunan yang nyaman agar tetap terkena cahaya matahari yang cukup, serta analisis bukaan pada jendela untuk memasukkan cahaya matahari.
Skema siklus arah edar matahari melewati khatulistiwa
Dari analisis di atas menunjukkan bahwa, Indonesia sebagai daerah tropis mendapat sinar matahari cukup banyak namun dengan intensitas yang tidak begitu panas.
Penggunaan Sunshading pada bangunan guna menangkal
Penggun aan bantuan pencahayaan buatan dari lampu. Penggunaan cahaya buatan penuh diguanakan pada auditorium, ruang pertunjukan, serta dapur.
4.5.3 AKUSTIK BANGUNAN
Akustik bangunan adalah suatu keadaan bangunan terhindar dari
polusi suara yang mengganggu kondisi pengguna bangunan. Kenyamanan akustik bangunan erat kaitannya dengan lokasi
Hal-hal yang mampu membuat akustik pada suatu bangunan menjadi baik :
- Penanaman tanaman disekitar bangunan. - Penggunaan pagar dari bebatuan keras
- Peletakan rumah yang sedikit tinggi dari jalan utama
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH
SENI DAN ARSITEKTUR SURAKARTA
5.1 KONSEP PERENCANAAN SEKOLAH SENI DAN ARSITEKTUR SURAKARTA
Konsep perencanaan dari Sekolah Seni dan Arsitektur merupakan hasil dari analisis data yang dilakukan mengenai Sekolah Seni dan Sekolah Arsitektur. Konsep yang ingin penulis hadirkan di sini adalah bagaimana sebuah kampus dapat menjadi sarana yang menyenangkan tidak hanya terpaku pada sisi akademik saja, namun kampus sebagai wadah dan penyedia jawaban atas segala kondisi yang berada di kawasan tersebut baik itu dari sisi budaya maupun sisi fisik lingkungan tersebut. Lalu dihadirkan dalam bentuk kampus yang modern namun tetap memperhatikan budaya masyarakat sekitar, serta kondisi urban kawasan tersebut nantinya.
5.2 SPESIFIKASI KEGIATAN
5.2.1 PRODI DAN JURUSAN YANG TERSEDIA D3 FAKULTAS SENI :
- Seni Desain Tekstil - Percetakan dan kertas - Broadcast
- Seni Kriya - Batik
- TV dan Perfilman - Fotografi
FAKULTAS SENI :
- Seni Musik S1 – S2 - Seni Rupa Murni S1 – S2 - Seni Tari S1
- Desain Komunikasi Visual (DKV) S1 = 12 Prodi JURUSAN ARSITEKTUR :
300 570 710 930 1,105
DAFTAR PUSTAKA
http://www.suaramerdeka.com/harian/0405/29/slo20.htm
(http://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=328&wid=3300000000 https://id.wikipedia.org/wiki/Kartasura
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Institut https://id.wikipedia.org/wiki/Perguruan_tinggi
http://sappk.itb.ac.id/
http://isi-ska.ac.id/
Neufert, Erns. 1987. Bauentwurflehre(Data Arsitek jilid1). Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta: Erlangga
Dobber, Richard P. 1996. Campus Architecture Building in the Groves of Academe. United States of America : McGraw-Hill Companies, Inc
http://www.pemerintahan.sukoharjokab.go.id/files/KodeDataAdm2012.p df
http://www.blh.sukoharjokab.go.id/wp-content/uploads/2012/06/SLHD_Bab_II.pdf
http://sukoharjokab.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/8#
https://bondanprihastomo.wordpress.com/seputar-arsitektur-interior/akustika-luar-ruangan/