43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk berupa model
buku teks pelajaran berbasis intertekstual. Penelitian ini merupakan bagian dari
Research and Development (penelitian dan pengembangan). Metode penelitian
dan pengembangan dalam bahasa Inggrisnya Research and development adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011). Untuk menghasilkan
produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan
untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk
tersebut.
Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan
bermotor, pesawat terbang dikembangkan melalui penelitian dan
pengembangan. Namun demikian, metode penelitian dan pengembangan bisa
juga digunakan dalam bidang ilmu sosial seperti pendidikan, sosiologi,
psikologi, dan lain-lain. Menurut Sukmadinata (2011) produk yang dihasilkan
tidak selalu berupa perangkat keras seperti buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas atau di laboratorium tetapi dapat juga berupa perangkat
Langkah-langkah proses penelitian dan pengembangan diawali dengan
adanya kebutuhan atau permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu. Langkah selanjutnya adalah menentukan
karakteristik atau spesifikasi dari produk yang dihasilkan. Setelah itu barulah
dibuat rancangan produk, atau produk awal yang masih kasar, kemudian
produk tersebut diuji coba, dilakukan pengamatan dan evaluasi. Berdasarkan
hasil pengamatan dan evaluasi diadakan penyempurnaan-penyempurnaan.
Menurut Sukmadinata (2011), dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode penelitian
deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Pada pengembangan model buku teks
pelajaran berbasis intertekstual hanya menggunakan dua metode yaitu metode
deskriptif dan metode evaluatif, sedangkan metode eksperimental tidak
dilakukan.
Metode penelitian deskriptif digunakan dalam penelitan awal untuk
menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1)
Kondisi produk- produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau
bahan dasar produk yang akan dikembangkan, (2) Kondisi pihak pengguna
(dalam bidang pendidikan misalnya sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, serta
pengguna lainnya); (3) Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat
pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup
unsur pendidik dan tenaga kependidikan, sarana, prasarana, biaya, pengelolaan,
dan lingkungan pendidikan di mana produk tersebut akan diterapkan
45
Pada metode penelitian deskriptif dilakukan pengkajian Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi, sehingga
diperoleh rumusan indikator dan konsep pada materi hidrolisis garam.
Selanjutnya, dilakukan pengembangan representasi kimia materi hidrolisis
sebagai bahan untuk mengembangkan model buku teks pelajaran. Selain itu
juga, dilakukan analisis terhadap buku teks pelajaran yang ada untuk
mengetahui kekurangan dan kelebihan penyajian representasi pada buku
tersebut. Berdasarkan hasil pengembangan indikator, konsep dan representasi
hidrolisis garam dilakukan penyusunan model buku teks pelajaran.
Menurut Sukmadinata (2011), metode evaluatif digunakan untuk
mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk
dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Dalam
pengembangannya, model buku teks pelajaran yang yang telah dibuat
divalidasi oleh validator dari aspek isi, penyajian materi, bahasa dan aspek
grafikanya serta aspek representasi. Selanjutnya, model buku teks pelajaran
yang dikembangkan dilakukan uji keterbacaan menggunakan grafik Fry dan tes
rumpang. Selain itu juga, dilakukan pengumpulan tanggapan dari beberapa
guru dan siswa terhadap model buku teks pelajaran yang dikembangkan.
Langkah validasi dan uji tersebut merupakan rangkaian metode penelitian
B.Prosedur Penelitian
Berdasarkan penjelasan yang terdapat pada latar belakang masalah,
tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan model buku teks
pelajaran berdasarkan representasi ilmu kimia pada materi hidrolisis garam.
Untuk memperjelas pengembangan model buku teks pelajaran yang dilakukan,
disajikan langkah-langkah utama yang ditempuh dalam bentuk alur penelitian
47
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Revisi Kajian Penelitian terkait
Kajian Teori Belajar Panduan Pengembangan Bahan
Ajar Depdiknas
Pengembangan Indikator dan Konsep
Validasi
Revisi
Pengembangan Representasi konsep hidrolisis garam
Validasi
Revisi
Penyusunan Model Buku Teks Pelajaran Materi hidrolisis
Garam
Analisis Buku Teks Pelajaran yang Ada
Kajian Penelitian terkait Kajian SK dan KD pada Standar
Isi
Panduan Pengembangan Indikator Depdiknas
Analisis Data Temuan Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan Validasi
Uji Keterbacaan
Berdasarkan alur penelitan pada bagan di atas, penelitian ini diawali
dengan mengembangkan indikator dan konsep dengan cara mengkaji
indikator dan konsep pada penelitian terkait, mengkaji Standar kompetensi
dan Kompetensi Dasar pada Standar Isi serta mengacu pada panduan
pengembangan indikator yang dikembangkan oleh Depdiknas (2008c).
Indikator ini diturunkan berdasarkan Kompetensi Dasar, sedangkan konsep
diturunkan berdasarkan indikator. Indikator dan konsep yang telah disusun
selanjutnya divalidasi kesesuaiannya oleh dosen. Indikator dikaji
kesesuaiannya dengan Kompetesi dasar dan konsep dikaji kesesuaiannya
dengan indikator.
Dalam pengembangan model buku teks pelajaran dilakukan pula
pengembangan representasi kimia materi hidrolisis garam sebagai bahan
dalam mengembangkan model buku teks pelajaran. Dalam pengembangan
representasi kimia materi hidrolisis, dilakukan pengkajian terhadap level
representasi kimia dan analisis terhadap penelitian terkait sebagai dasar
dalam mengembangkan representasi materi hidrolisis garam. Representasi
materi hidrolisis garam yang dikembangkan selanjutnya divalidasi
kesesuaiannya oleh dosen.
Pada penelitian ini dilakukan pula analisis pada buku teks pelajaran
yang ada untuk mengetahui penyajian representasi kimia pada buku
tersebut. Data yang diperoleh dijadikan acuan dalam pengembangan model
buku teks pelajaran agar diperoleh model buku teks pelajaran yang lebih
49
Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan model buku teks
pelajaran materi hidrolisis garam. Penyusunannya mengacu pada panduan
pengembangan bahan ajar yang dikembangkan oleh Depdiknas (2008a),
pengembangan representasi kimia hidrolisis garam serta teori belajar. Buku
teks pelajaran yang telah disusun selanjutnya divalidasi oleh validator.
Validasi yang dilakukan mencakup aspek kelayakan isi, penyajian materi,
aspek keterbacaan, aspek grafika dan aspek representasi kimia. Saran dan
komentar hasil validasi dijadikan revisi untuk memperbaiki model buku teks
pelajaran.
Model buku teks pelajaran yang telah direvisi selanjutnya diuji
keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan dengan dua cara yaitu
menggunakan grafik Fry dan tes rumpang. Setelah itu, dilakukan
pengumpulan tanggapan dari guru dan siswa untuk mengetahui pengaruh
model buku teks pelajaran yang dikembangkan terhadap motivasi belajar
siswa.
Langkah – langkah yang telah dilakukan akan menghasilkan data, yang
selanjutnya dianalisis untuk dilakukan pembahasan sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan penelitian.
C.Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah model buku teks pelajaran berbasis
intertekstual yang dikembangkan pada materi hidrolisis garam.
D.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa instrumen
berfungsi untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan
standar atau ukuran yang telah ditentukan. Instrumen penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tabel kesesuaian indikator dengan Kompetensi Dasar dan konsep dengan
Indikator
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui apakah antara indikator
dan Kompetensi Dasar dan konsep dengan indikator telah sesuai atau
belum. Indikator dan konsep yang dikembangkan selanjutnya divalidasi
untuk memperoleh indikator dan konsep yang sesuai dengan materi
hidrolisis garam untuk siswa SMA kelas XI.
2. Tabel validasi representasi materi hidrolisis
Tabel validasi representasi kimia materi hidrolisis digunakan untuk
menghimpun data mengenai validitas level representasi kimia pada materi
hidrolisis garam.
3. Tabel analisis buku teks pelajaran yang ada
Tabel ini merupakan instrumen yang berfungsi untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan buku teks pelajaran yang ada, khususnya pada
51
4. Lembar validasi buku teks yang dikembangkan
Lembar validasi buku teks pelajaran merupakan lembar aspek
kelayakan isi, penyajian materi, grafika, bahasa dan representasi kimia
pada model buku teks pelajaran yang dikembangkan yang diisi oleh
validator dalam rangka mengevaluasi model buku teks pelajaran yang
telah dikembangkan.
5. Tabel jumlah kalimat dan kata sulit
Tabel ini merupakan instrumen untuk mengetahui tingkat keterbacaan
model buku teks pelajaran menggunakan grafik Fry. Tabel berisi kolom
rata-rata jumlah kalimat dan rata-rata-rata-rata jumlah suku kata dari seratus kata.
6. Tes rumpang (Cloze Test)
Tes ini merupakan instrumen yang berfungsi untuk menguji
keterbacaan model buku teks pelajaran yang dikembangkan oleh siswa.
Tes ini berisi suatu wacana yang tidak lengkap. Pada wacana, ada
beberapa bagian yang dikosongkan. Hasil tes dianalisis sehingga diperoleh
data mengenai keterbacaan model buku teks pelajaran yang
dikembangkan.
7. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa.
Angket terhadap guru dan siswa digunakan untuk menghimpun data mengenai
pengaruh model buku teks pelajaran yang dikembangkan terhadap motivasi
E.Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap berikut:
1. Melakukan validasi indikator dan konsep hidrolisis garam yang telah
dikembangkan untuk melihat kesesuaiannya. Indikator harus sesuai
dengan Kompetensi Dasar sedangkan konsep harus sesuai dengan
indikator. Validasi tersebut dilakukan oleh dosen dengan mengisi
instrumen lembar validasi kesesuaian indikator terhadap Kompensi Dasar
dan konsep terhadap indikator.
2. Melakukan validasi level representasi materi hidrolisis yang telah
dikembangkan untuk melihat kesesuaian antara konsep dengan
representasi kimia yang terdiri dari level makroskopik, level
sub-mikroskopik dan level simbolik. Validasi tersebut dilakukan oleh dosen
dengan mengisi instrumen lembar validasi representasi materi hidrolisis .
3. Menganalisis buku teks pelajaran yang ada, berdasarkan aspek representasi
kimianya. Analisis tersebut dilakukan oleh peneliti yang dibuat dalam
bentuk tabel.
4. Melakukan validasi model buku teks pelajaran yang telah dikembangkan.
Validasi dilakukan oleh tim dosen dengan mengisi lembar validasi model
buku teks pelajaran yang dikembangkan. Validasi model buku teks
pelajaran mencakup aspek kelayakan isi, penyajian materi, grafika,
kebahasaan serta representasi kimia.
5. Melakukan uji keterbacaan menggunakan grafik Fry. Uji ini dilakukan
53
kata pada setiap uraian adalah 100 buah kata. Setiap uraian dihitung
rata-rata jumlah kalimatnya. Selanjutnya, dilakukan penghitungan rata-rata-rata-rata jumlah
suku kata dari seratus kata tersebut dan dikalikan 0,6. Hasil perhitungan
kemudian dimasukkan kedalam grafik Fry.
6. Melakukan uji keterbacaan model buku teks pelajaran menggunakan tes
rumpang. Uji ini dilakukan dengan memberikan tes rumpang kepada
siswa. Siswa diminta untuk mengisi tes rumpang tersebut secara lengkap.
7. Menyebarkan angket tanggapan kepada guru dan siswa untuk mengetahui
pengaruh model buku teks pelajaran yang dikembangkan terhadap motivasi
belajar siswa.
F.Teknik Pengolahan Data
Berdasarkan instrumen yang digunakan maka akan dilakukan
pengolahan data melalui analisis deskriptif pada:
1. Tabel kesesuaian antara indikator dengan kompetensi dasar dan konsep
dengan Indikator.
2. Tabel validasi representasi materi hidrolisis garam.
3. Tabel analisis buku teks pelajaran yang ada.
4. Lembar validasi aspek kelayakan isi, penyusunan materi, grafika,
kebahasaan dan representasi kimia pada model buku teks pelajaran yang
dikembangkan.
6. Hasil tes rumpang yang dilakukan terhadap 43 siswa kelas XII dan 38
siswa kelas XI. Untuk mengolah tes rumpang setiap siswa dilakukan
dengan menggunakan rumus :
Skor tes tiap siswa =
Selanjutnya, hasil skor tes tiap siswa dirata-ratakan sehingga diperoleh
diperoleh tingkat keterbacaan suatu model buku teks pelajaran. Kriterianya
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kriteria Tingkat Keterbacaan
Skor Tingkat Keterbacaan
Skor tes > 50% Mudah
Skor tes 35 - 50% Sedikit Sukar Skor tes < 35% Sangat Sukar
(Sitepu, 2006)
7. Angket tanggapan guru dan siswa
Langkah yang dilakukan dalam pengolahan data hasil angket
terhadap guru dan siswa:
a. Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan skala Likert
yang dimodifikasi sesuai dengan apa yang tercantum dalam penilaian
(Sukmadinata, 2011). Setiap pertanyaan memiliki pilihan empat item
yang masing-masing diberi skor sperti ditunjukkan pada Tabel 3.
Tabel 3.2 Skor Pernyataan Penilaian Angket
Pilihan Item Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Kurang Setuju 2
Tidak Setuju 1
b. Penjumlahan skor tiap item berdasarkan pengelompokkan jawaban
55
c. Jumlah skor tiap item kemudian dirata-ratakan berdasarkan jumlah
responden.
d. Kategorisasi nilai dalam interval skala kontinum
Hasil rata-rata dari setiap item kemudian dikategorikan menurut
skala kontinum yang dimodifikasi dari Sugiyono (2011).
e. Setelah diketahui posisi skor rata-rata dalam skala kemudian dijelaskan