• Tidak ada hasil yang ditemukan

Post a68f862087b129b1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Post a68f862087b129b1"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.)

Oleh: Wahib Tri Mustofa

NIM : 111 08 017

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)

SKRIPSI

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/ 2012

Disusun guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I.)

Oleh: Wahib Tri Mustofa

NIM : 111 08 017

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(4)

KEMENTERIAN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGRI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323706 Salatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING Hal : Naskah Skripsi Sdr. Wahib Tri Mustofa

Kepada : Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga

Assalamu’alaikumwarohmatullahwabarokatuh.

Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : WAHIB TRI MUSTOFA NIM : 1110 8017

Judul : PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL

ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN

AJARAN 2011/ 2012 .

Dengan ini kami mohon kepada Bapak Ketua STAIN Salatiga agar skripsi saudara tersebut di atas segera dimunaqosahkan.

Demikian nota pembimbing ini kami sampaikan, kemudian atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikumwarohmatullahwabarokatuh.

Pembimbing,

(5)

SKRIPSI

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012

DISUSUN OLEH

WAHIB TRI MUSTOFA NIM: 111 08 017

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 25 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Zumrotun, M.Ag ______________________ Sekretaris Penguji : Abdul Aziz Np, M.M ______________________ Penguji I : Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. ______________________ Penguji II : Dra. Hj. Maryatin ______________________ Penguji III : Drs. Abdul Syukur, M.Si ______________________

Salatiga, 27 September 2012 Ketua STAIN Salatiga

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Wahib Tri Mustofa NIM : 111 08017

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SMPIT NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2011/2012

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 23 Juli 2012 Yang Menyatakan,

(7)

MOTTO

Hidup di dunia ini hanya sekali dan sebent ar, past ikan kesibukan kit a jadi amal sholeh

jangan sampai sia-sia apalagi jadi dosa.(Aa Gym)

Now is no t ime t o t hink of what you do not have. Think of what you can do wit h what t here is.

Do one more t hing at t he end of t he day. And at t he end of t he year you’ll have done 3 6 5 more t hings

Apa yang akan kamu capai adalah lebih pent ing daripada apa yang sudah kamu capai.

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayah dan ibu tercinta yang tak pernah berhenti memberikan doa dan dukungan dengan ikhlas, kasih sayang dan cinta.

2. Mbak Yah, Kang San, Mas Agus dan De’ Iful tercinta yang senantiasa memberiku semangat.

3. Seluruh anggota dan Pengurus KAMMI Komisariat Salatiga, jazakumullah khoiron katsir telah menjadi bagian dan sarana tarbiyah.

4. Seluruh pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga jadilah putra-putri kandung dakwah kapanpun dan dimanapun berada.

5. Akhi fillah di majelis cinta Allah: Akh Dwi, Nur Akhmad, Hasbi, Hajar, Budi, Anas, Hendra, dan Abror.

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah swt yang memuliakan kita dengan risalah mulia Dinul Haq, sebuah risalah yang memberikan jaminan kemuliaan bagi siapa saja yang mengamalkannya secara kaffah. Sholawat & salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw sang pembawa risalah yang mulia ini, sahabat dan pengikutnya yang tetap istiqomah menegakkan Dien ini.

Skripsi ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. Dengan terselesaikannya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua STAIN Salatiga yang telah banyak berjasa dan berkenan memberikan persetujuan/ pengesahan terhadapskripsi ini.

2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Program Studi PAI yang telah memberikan banyak bimbingan serta motivasi dalam pengambilan judul skripsi ini.

(10)

4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian administrasi yang telah banyak membimbing dan membantu dalam penyelesaian skripsi.

5. Bapak, ibu, adik, dan seluruh keluargaku di rumah yang telah mendo’akan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

6. Seluruh keluarga besar KAMMI komisariat Salatiga, Ikhwan dan akhwat yang selalu menghadirkan semangat dan inspirasi.

7. Seluruh keluarga besar Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal STAIN Salatiga.

8. Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul Islam yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk melaksanakan penelitian.

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda di sisi Allah SWT dan semoga Allah meridhoi persaudaraan ini. Akhirnya dengan tulisan ini semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dalam menambah khasanah keilmuannya serta dapat mengambil hikmahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Salatiga, 23 Juli 2012

Penulis

(11)

ABSTRAK

Mustofa, Wahib Tri. 2012. Penerapan Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Abdul Syukur, M.Si. Kata kunci: Penerapan Pendidikan dan Karakter

Pendidikan karakter di sekolah merupakan usaha nyata dalam membentuk aspek fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah peserta didik sehingga menjadi manusia unggul yang berakhlak mulia. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui sejauh mana aplikasi penerapan pendidikan karakter di salah satu sekolah menengah yaitu SMPIT Nurul Islam Tengaran kabupaten Semarang yang notabenya adalah SMP Berbasis P esantren (SBP). Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah model pendididkan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? (2) Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012? (3) Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012?

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………

PERSETUJUAN PEMBIMBING………..

PENGESAHAN KELULUSAN………..

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………...

MOTTO………...

PERSEMBAHAN……….

KATA PENGANTAR………..

ABSTRAK………

DAFTAR ISI……….

DAFTAR TABEL………

DAFTAR LAMPIRAN………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………

B. Rumusan Masalah……….

C. Tujuan Penelitian……….

(13)

E. Penegasan Istilah………...

F. Metode Penelitian……….

G. Sistematika Penulisan Skripsi………...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Karakter………

B. Nilai-nilai dan Dimensi dalam Pendidikan Karakter……….

C. Strategi pelaksanaan Pendidikan Karakter……….

D. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama……….

E. SMP Berbasis Pesantren (SBP)………...

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPIT Nurul Islam Tengaran………..

B. Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran………...

C. Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran………...

D. Pembagian Jadwal Keseharian Sekolah dan Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran……….

E. Temuan Penelitian………...

(14)

A. Model Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran……...

B. Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran………

C. Penerapan Pendidikan Karakter di Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran………

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……….

B. Saran………

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL DAN SKEMA

4.1. Skema Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran ... 43

4.2. Tabel realisasi character building dalam RPP 1 ... 45

4.3. Tabel realisasi character building non-RPP 1 ... 45

4.4. Tabel realisasi character building dalam RPP 2 ... 46

4.5. Tabel realisasi character building non-RPP 2 ... 47

4.6. Tabel realisasi character building dalam RPP 3 ... 48

4.7. Tabel realisasi character building non-RPP 3 ... 49

4.8. Tabel Ekstrakurikuler di sekolah ... 50

4.9. Skema realisasi character building di sekolah ... 51

4.10. Tabel realisasi character building di Ma’had ... .52

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor utama dalam membentuk pribadi manusia, memperbaiki masyarakat dan membangun bangsa yang beradab. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani bidang pendidikan, sebab dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Dengan demikian, pendidikan di semua lingkungan, baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat menjadi sangat penting. Berhubung pemerolehan pendidikan di sekolah diberikan dengan intensitas pertemuan yang cukup tinggi dengan alokasi waktu yang cukup banyak, pendidikan di lingkungan sekolah membutuhkan perhatian khusus.

Meskipun secara sistemik pendidikan sekolah sudah dijalankan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang matang, pendidikan sekolah belum sepenuhnya menghasilkan insan-insan terdidik dan beretika dalam pergaulannya di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Di antara masalah-masalah yang belum terselesaikan dan bahkan angkanya cenderung

(17)

meningkat adalah kurangnya rasa hormat siswa terhadap guru dan orang tua, kurangnya aspek keteladanan guru selama pembelajaran, kurangnya transfer motivasi dan kepercayaan diri selama pembelajaran di sekolah, semakin maraknya kasus-kasus kriminal di sekolah seperti pergaulan bebas, aborsi, pemakaian obat-obat terlarang, perkelahian serius, penggunaan uang sekolah yang salah, dan sebagainya.

Permasalahan-permasalah tersebut agaknya disebabkan oleh karena pelaksanaan pendidikan di sekolah tidak sejalan dengan fungsinya yang menitikberatkan pada pendidikan karakter. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kolaborasi antara fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut melahirkan gagasan pendidikan karakter berbasis keimanan dan ketakwaan.

(18)

akan tetapi juga harus menyangkut aspek sikap dan kesadaran beragama maupun aspek keinginan untuk mengamalkannnya di tengah-tengah lingkungan pergaulan masyarakat.

Islam sendiri, sebagai agama fitrah, memberikan keistimewaan kedudukan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu baik kedudukan disisi Allah maupun kedudukan di mata manusia.

ﺍ ﹺﺢﺴﹾﻔﻳ ﺍﻮﺤﺴﹾﻓﺎﹶﻓ ﹺﺲﻟﺎﺠﻤﹾﻟﺍ ﻲﻓ ﺍﻮﺤﺴﹶﻔﺗ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﹶﻞﻴﻗ ﺍﹶﺫﹺﺇ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍ ﺎﻬﻳﹶﺃ ﺎﻳ

ﹶﻞﻴﻗ ﺍﹶﺫﹺﺇﻭ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﻪﱠﻠﻟ

ﻌﺗ ﺎﻤﹺﺑ ﻪﱠﻠﻟﺍﻭ ﺕﺎﺟﺭﺩ ﻢﹾﻠﻌﹾﻟﺍﺍﻮﺗﻭﹸﺃ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍﻭ ﻢﹸﻜﻨﻣ ﺍﻮﻨﻣﺁ ﻦﻳﺬﱠﻟﺍ ﻪﱠﻠﻟﺍ ﹺﻊﹶﻓﺮﻳ ﺍﻭﺰﺸﻧﺎﹶﻓ ﺍﻭﺰﺸﻧﺍ

ﲑﹺﺒﺧ ﹶﻥﻮﹸﻠﻤ

Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Mujadilah:11).

Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang mulai berdiri secara sistemik sejak 1993 menjadi salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan karakter dengan mengintervensi anak didik melalui pendidikan agama Islam. Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang sudah terealisasi dalam jenjang TKIT, SDIT, SMPIT, dan SMAIT itu dijalankan dengan sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban (Purwoko dan Chakim, 2011:13).

(19)

pendidikan karakter di Sekolah Islam Terpadu dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Selanjutnya, penulis memilih SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang sebagai objek penelitian karena sekolah tersebut merupakan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter dalam statusnya sebagai Sekolah Berbasis Pesantren (SBP); sebuah sistem yang tidak semua sekolah terapkan sehingga menambah keingintahuan serta menjadi tantangan tersendiri bagi penulis.

Untuk itu penulis mengkaji persoalan tersebut di atas secara kritis dan analitis, melalui penelitian yang berjudul “Penerapan Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul penelitian di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012?

2. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012?

3. Bagaimanakah penerapan pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

(20)

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendididkan karakter di SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang Periode 2011/2012.

2. Untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter di sekolah SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang Periode 2011/2012.

3. Untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter di ma’had SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat atau pengaruh terhadap peneliti dan yang hendak diteliti:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan ilmu dan pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan karakter.

2. Manfaat praktis

a. b Bagi pihak peneliti

1) Peneliti dapat mempelajari model pendidikan karakter di sekolah dan ma’ahd SMPIT Nurul Islam Tangeran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012 melalui pengamatan ilmiah secara langsung.

(21)

b. Bagi pihak yang diteliti

Memberikan gambaran keberhasilan beserta rekomendasi perbaikan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2011/2012. c. Bagi masyarakat umum

1) Mendidik masyarakat umum akan arti pentingnya pendidikan karakter.

2) Mengembangkan pola pendidikan karakter Sekolah Menengah Pertama dan pondok pesantren ke arah yang lebih baik.

E. Penegasan Istilah

Definisi secara operasional penulis maksudkan untuk mediskripsikan definisi dalam judul skripsi, agar membantu memperlancar dalam memahami keterangan dan penjelasan selanjutnya.

1. Penerapan

Sering kita mengenal kata penerapan namun supaya tidak terjadi pembauran makna maka penerapan yang dimaksud dalam penelitan ini adalah proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan; pemanfaatan; perihal mempraktikkan (KBBI, 2007: 1180).

Jadi penerapan itu tidaklah hanya sekedar proses semata namun memiliki banyak pengertian yang sangat luas sepereti di atas.

2. Pendidikan

(22)

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik (KBBI, 2007: 263).

Sedangkan pengertian pendapat yang senada telah diungkapkan oleh Dirjen Pendidikan Dasar, (2011:7) sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan yang mempunyai pengertian yang sangat komplek dan luas sehingga diharapkan akan mampu membentuk karakter peserta didik yang tangguh dan beradab.

3. Karakter

Definisi Karakter sangatlah banyak, namun supaya tidak terjadi pembauran makna, maka penulis memberikan batasan-batasan pengertian karakter.

Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang (KBBI, 2007: 423). Sedangkan pendapat yang lainnya, karakter adalah sebuah pola, baik pikiran, sikap maupun tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan sangat kuat dan sulit dihilangkan (Munir, 2010: 3).

(23)

karakter dengan mengintervensi anak didik melalui pendidikan agama Islam. SMPIT yang sudah terealisasi dalam jenjang TKIT, SDIT, SMPIT, dan SMAIT itu dijalankan dengan sistem yang paripurna dan konsisten di dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaaan dan peradaban.

Dengan melihat pengertian di atas kita mampu melihat pentingnya untuk mempunyai karakter sehingga pendidikan karakter sangatlah penting di masa saat sekarang.

4. Pendidikan Karakter

Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik.

Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana dalam menanamkan nilai-nilai sehingga terinternalisasi dalam diri peserta didik yang mendorong dan mewujud dalam sikap dan perilaku yang baik.

(24)

Kita berharap dengan diadakannya pendidikan karakter, semoga manusia-manusia Indonesia menjadi manusia yang berkarakter baik, berakhlak mulia. tidak ada lagi korupsi dan tindakan-tindakan kekerasan yang melawan hukum dan norma-norma yang ada di negara kita.

F. Metode Penelitian

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sementara itu, metode penelitian berhubungan erat dengan prosedur, teknik, alat, serta desain penelitian yang digunakan (Sudrajat, 2010 dalam Asmani, 2011: 38). Berikut ini adalah metode penelitian penulis dalam menyusun skripsi ini:

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan karena meneliti fenomena yang ada di lapangan atau masyarakat dan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan (Asmani, 2011: 66).

(25)

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber secara langsung. Adapun data primer dalam penelitian ini adalah data wawancara dan pengamatan terhadap sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang tentang realisasi penerapan pendidikan karakter. Sedangkan data sekunder merupakan data yang telah tersedia, berupa data-data kepustakaan, profil dan dokumen kelembagaan.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat Sekolah Menengah Pertama Islam terpadu (SMPIT) Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang selama rentang waktu Mei s.d. Juni tahun 2012. Penulis memilih SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang sebagai objek penelitian karena merupakan sekolah yang mengutamakan pendidikan karakter dalam statusnya sebagi sekolah berbasis pesantren (SBP); sebuah sistem yang tidak semua sekolah terapkan sehingga memiliki keunggulan tersendiri. 4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah alat dan cara untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik yaitu:

a. Interview

(26)

terwawancara. Wawancara sebaiknya dilakukan secara mendalam. Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Prof. Dr. Burhan Bungin, 2008 dalam Asmani, 2011:122).

Metode ini digunakan sebagai metode dalam mengumpulkan data tentang konsep, pelaksanaan hingga evaluasi pendidikan karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang.

Dalam penelitian ini wawancara diajukan kepada kepala sekolah (Purwoko, Spd), waka kurikulum (Iriyanti Dwi Hapsari, Spd), Mudir Ma’had Nurul Islam (Luthfi Hakim, Lc.) Wakil Mudir Putra (M. Fakhrul Iqbal, A.Md., Ustadz/ustadzah yang bersangkutan. dengan tujuan untuk mencari data tentang pendidikan karakter yang diterapkan di SMPIT Tengaran tahun ajaran 2011/2012.

(27)

b. Observasi

Observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatau obyek yang menggunakan alat indera (Arikunto, 2002:133). Adapun cara yang digunakan adalah mengadakan pengamatan langsung di SMPIT Tengaran dengan cara melihat, mendengar dan penginderaan lainnya. Observasi secara langsung mempunyai maksud untuk mengamati dan melihat langsung kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang diobservasi antara lain aktifitas sehari-hari yang dilakukan oleh siswa. Secara khusus mengamati kegiatan-kegiatan pendidikan yang diikuti peserta didik.

c. Dokumentasi

(28)

5. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis model interaktif yaitu untuk mengetahui pendidikan karakter pada siswa dan guru SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/2012.

Model analisis interaktif dapat dilihat pada flow chart oleh Sutopo, sebagai berikut: (Nur ‘aini, 2005:8)

a. Pengumpulan Data

Yaitu pengumpulan data dari lapangan baik dari hasil pengamatan maupun wawancara yang dilakukan secara fungsional sehingga diperoleh data yang dituangkan dalam catatan lapangan memuat:

1) Indentitas catatan lapangan : pengamatan dan wawancara

2) Bagian diskripsi : yang berisi hasil pengamatan dan wawancara apa adanya atau terbaca dari data yang diperoleh di lapangan. 3) Bagian refleksi yang berisi analisa dan kesimpulan sementara dari

peneliti tentang data yang diperoleh. b. Reduksi Data

Yaitu melakukan pemotongan terhadap data-data yang dianggap tidak terkait dengan permasalahan yang diangkat. Prosesnya

Pengum pulan

Sajian Dat a Reduksi Dat a

(29)

yaitu dari sekian data yang diperoleh, kemudian dipilah-pilah data mana yang cocok dan dibutuhkan dalam penelitian.

c. Penyajian Data

Yaitu melakukan penyajian data-data yang diperoleh selama penelitian. Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, Penyajian data dilakukan secara sistematis kedalam sebuah laporan

d. Penarikan Data

Proses penarikan data merupakan proses akhir dari penilitian yaitu dilakukanya penarikan kesimpulan akhir dari data-data yang telah disajikan di atas untuk dituangkan dalam hasil penelitian.

6. Pengecekan Keabsahan Data (Validitas Data)

(30)

a. Triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari beberapa sumber data dari responden semua pihak yang terkait di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang yang berbeda.

b. Triangulasi metode dilakukan dengan menggali data yang sama dengan metode yang berbeda, dan

c. Perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan, sehingga memungkinkan peneliti untuk melengkapi data agar ada kesesuaian antara temuan dan kenyataan.

7. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian melewati tahap-tahap berikut: a. Pengumpulan data

b. Pemilihan data yang sesuai dengan fokus pembahasan c. Pemilihan data yang valid

d. Analisa awal

e. Penyusunan teks dan penarikan kesimpulan awal

f. Analisa kesimpulan adakah data yang kurang valid dimasukkan g. Penyusunan laporan akhir penelitian

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan dikemukakan sistematika hasil penelitian yang secara garis besar dapat dilihat sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

(31)

Pada bab ini berisi tentang Hakikat Pendidikan Karakter, Nilai-Nilai Pendidikan Karakter, dan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama, SMP Berbasis Pesantern (SBP).

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran umum SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang, dan ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang. BAB IV ANALISIS DATA

Bab ini mengemukakan tentang analisis data penelitian meliputi Model Pendidikan Karakter di SMPIT Nurul Islam Tengaran, Pendidikan Karakter di Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran, dan Pendidikan Karakter di Ma’had SMPIT Nurul Islam Tengaran.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pendidikan Karakter 1. Pendidikan

Setiap manusia terlahir dalam keadaan suci, bersih, tanpa ada sifat keburukan. Kemudian mereka mendapat perlakuan dari orang-orang sekitar, yang mana perlakuan-perlakuan tersebut ada yang baik dan ada yang buruk. Karena perkembangan seseorang sangat dipengaruhi perlakuan orang sekitar, maka seseorang akan tumbuh membawa sifat baik dan sifat buruk secara bersamaan. Apabila seseorang lebih banyak mendapat input kebaikan maka ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, sebaliknya, jika mendapat lebih banyak input buruk, maka ia akan menjadi pribadi yang lebih buruk. Dari sinilah terlihat pentingnya peran pendidikan pada setiap jenjang hidup seseorang, sejak terlahir ke dunia hingga akhir hayat, supaya terbentuk pribadi-pribadi yang lebih baik.

(33)

sejak kapan dan sampai kapan berlangsung (how long), dan bagaimana berlangsung (how).

Ketika berada di lingkungan keluarga, setiap anggota keluarga, terutama orang tua, harus memberikan pendidikan yang baik kepada anggota keluarga lainnya baik berupa perkataan dan tindakan. Di lingkungan sekolah, seluruh civitas terutama guru juga harus memberikan pendidikan yang baik. Begitu juga ketika berada di tengah-tengah masyarakat.

Sebagai implementasi bersama dalam mensukseskan pendidikan, pemerintah bersama masyarakat mewujudkannya dalam realisasi pendidikan di jenjang-jenjang satuan pendidikan, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan program sarjana (S1, S2, dan S3). Dari sinilah mencul istilah tenaga pendidik (guru, pengajar, dosen, dan sebagainya) dan pihak yang dididik (murid, siswa, mahasiswa, dan sebagainya.

Pendidikan di setiap jenjang satuan pendidikan memiliki tujuan dan target capaian masing-masing. Namun begitu, pendidikan di semua jenjang satuan pendidikan memiliki tujuan umum sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 5):

(34)

b. Menumbuhkan atau menanamkan kecerdasan emosi dan spiritual yang mewarnai aktivitas hidupnya,

c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran,

d. Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif secara teratur dalam aktivitas hidupnya dan memahami manfaat dari keterlibatannya,

e. Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu luang dengan aktifitas, dan

f. Menumbuhkan pola hidup sehat dan pemeliharaan kebugaran jasmani.

2. Karakter

Pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan tersebut pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 7).

(35)

intelektual, serta spiritual dan melekat kuat pada diri seseorang inilah yang dinamakan ‘karakter’ (Munir, 2010: 3).

Lebih lanjut, Hermawan Kertajaya (2010: 3) dalam Hidayatullah (2010: 13) menambahkan bahwa karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu yang mana ciri tersebut adalah ‘asli’ dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut dan merupakan ‘mesin’ yang mendorong bagaimana seseorang bertindak, bersikap, berujar, dan merespons sesuatu.

Karakter seseorang dapat dibentuk namun sulit untuk diubah (Munir, 2010: 5-10). Karakter dapat dibentuk karena bukan merupakan seratus persen turunan orang tua, melainkan sangat dipengaruhi oleh orang sekitar dan lingkungan terutama orang tua. Karakter sulit diubah karena memang karakter adalah apa yang sudah sangat melekat pada diri seseorang dan bukannya sifat, sikap, pandangan, pendapat, atau pendirian yang bersifat temporal. Sebagai contoh, karakter orang yang pemberani akan sulit diubah menjadi penakut atau pengecut, demikian juga sebaliknya.

3. Pendidikan Karakter

(36)

Untuk melaksanakan pendidikan karakter memerlukan kesepahaman bersama di kalangan sekolah. Selain itu, yang lebih penting adalah menyiapkan tenaga pengajar atau guru yang berkarakter. Hal ini karena guru tidak hanya berperan dalam mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge), tetapi juga mampu menanamka nilai-nilai (Hidayatullah, 2010: 25).

Selanjutnya, Hidayatullah menjelaskan bahwa guru yang berkarakter memiliki nilai-nilai utama sebagai berikut:

a. Amanah, meliputi: komitmen, kompeten, kerja keras, dan konsistensi b. Keteladanan, meliputi: kesederhanaan, kedekatan, dan pelayanan

maksimal

c. Cerdas, meliputi: intelektual, emosional, dan spiritual

Merealisasikan pendidikan karakter bukanlah usaha yang mudah. Terdapat beberapa hambatan dan tantangan sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 15-17):

a. Sistem pendidikan yang kurang menekankan pembentukan karakter, tetapi lebih menekankan pembangunan intelektual, misalnya sistem evaluasi pendidikan menekankan aspek kognitif atau akademik seperti Ujian Nasional (UN),

b. Kondisi lingkungan yang kurang mendukung karakter pembangunan yang baik,

(37)

1) Kebiasaan-kebiasaan memperlakukan diri sendiri: a) Meremehkan waktu;

b) Bangun kesiangan; c) Terlambat masuk kantor; d) Tidak disiplin;

e) Suka menunda; f) Melanggar janji; g) Menyontek; h) Ngrasani;

i) Kebiasaan meminta; j) Melayani stress;

k) Menganggap berat tiap masalah; l) Pesimistis terhadap diri sendiri; m) Terbiasa mengeluh;

n) Merasa hebat;

o) Meremehkan orang lain; p) Tidak sarapan;

q) Tidak terbiasa antri; r) Banyak tidur;

s) Banyak menonton televisi; t) Terlena pada kenyamanan; 2) Kebiasaan-kebiasaan memperlakukan lingkungan:

a.) Merokok di sembarang tempat;

b.) Membuang sampah di sembarang tempat; c.) Corat-coret atau vandalism;

d.) Kendaraan yang mengotori udara; e.) Jalan bertabur iklan;

f.) Konsumsi plastik berlebihan;

g.) Tidak terbiasa mengindahkan aturan pakai; h.) Abai dengan pohon;

i.) Menganggap remeh daur ulang;

3) Kebiasaan-kebiasaan yang merugikan ekonomi:

(38)

b) Pamer; c) boros listrik;

d) kecanduan nge-game; e) shopaholic;

g) Tidak menyusun rencana kehidupan; h) Tidak biasa berfikir kreatif;

i) Mengabaikan peluang;

j) Kebiasaan-kebiasaan dalam bersosial: a) Tak mau membaca;

b) Nepotisme; c) Suap-menyuap; d) Politik balik modal; e) Beragama sempit; f) Lupa sejarah; g) Meniru; h) Tawuran; i) Birokratif;

j) Canggung dengan perbedaan;

k) Jarang mendengar pendapat orang lain; l) Demo pesanan/ bayaran;

m) Tidak belajar dari pengalaman; n) Provokatif dan mudah terprovokasi; o) Tidak berani berkata ‘tidak’;

p) Berambisi menguasai;

q) Mengesampingkan tradisi adat;

B. Nilai-nilai dan Dimensi dalam Pendidikan Karakter 1. Nilai-nilai dalam Pendidikan Karakter

(39)

tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. (Diknas, 2009: 9-10).

Sikap religius terdapat pada urutan pertama karena diharapkan setelah seseorang memiliki sikap religius sikap-sikap baik lainnya akan mengikuti dan menjadikan pondasi dasar seseorang dalam menjalankan kehidupannya supaya tidak terombang-ambingkan oleh perubahan-perubahan zaman yang semakin berkembang.

Jujur juga termasuk dalam karakter yang harus dimiliki peserta didik karena dengan sikap jujur inilah awal mula akan mendapat kepercayaan dari orang lain. Adapun untuk memiliki sikap jujur ini haruslah dimulai dari sikap jujur kepada dirinya sendiri baru berkembang sikap jujur kepada orang lain.

(40)

Semua karakter diatas adalah berlandarkan kepada semua unsure, mulai dari ideologi Negara Indonesia yaitu Pancasila, agama, dan budaya. Makanya semua karakter yang ada mencakup tujuan secara nasional. Dan tidak ada dari semua unsure yang menolaknya.

Meskipun telah dirumuskan 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya untuk melanjutkan nilai-nilai prakondisi yang telah dikembangkan. Pemilihan nilai-nilai tersebut beranjak dari kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing, yang dilakukan melalui analisis konteks, sehingga dalam implementasinya dimungkinkan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dan atau daerah yang satu dengan lainnya. Implementasi nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dapat dimulai dari nilai-nilai yang esensial dan sederhana.

(41)

a. Olah hati misalnya: beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.

b. Olah pikir misalnya: cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif.

c. Olah rasa atau karsa misalnya: ramah, saling menghargai, toleran, peduli, suka menolong, gotong royong, nasionalis, kosmopolit, mengutamakan kepentingan umum, bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, kerja keras, dan beretos kerja. d. Olah raga misalnya: bersih dan sehat, disiplin, sportif, tangguh,

andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinatif, kompetitif, ceria, dan gigih.

Apabila dijabarkan lebih jauh, berbagai nilai tersebut akan terbagi ke dalam berbagai dimensi nilai, yaitu dimensi moral, spriritual, intelektual, sosial, dan sebagainya. Namun, diantara semua dimensi tersebut, dimensi moral dan spiritual diyakini sebagai dua dimensi yang paling representatif dan menjadi barometer dalam karakter seseorang (Desmita, 2010: 258).

2. Dimensi Moral

(42)

seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain (Santrock, 1995 dalam Desmita, 2010: 258). Perkembangan inilah yang selanjutnya menentukan apakah seseorang memutuskan untuk melakukan hal-hal baik atau sebaliknya, yang mana perilaku-perilaku tersebut yang kemudian mengkarakter pada diri seseorang.

Sementara itu, Lickona (1992) dalam Sumantri (2010: 8) menekankan tiga komponen karakter yang baik (components of good character) yang diperlukan siswa supaya dapat memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebaikan sekaligus, yang kesemuanya menyentuh dimensi moral. Ketiga komponen itu yaitu moral knowing, moral feeling dan moral action.

a. Moral knowing (pengetahuan tentang moral).

Terdapat enam hal yang menjadi tujuan diajarkannya moral knowing, yaitu:

1) moral awareness (kesadaran akan moral)

2) knowing moral values (mengetahui nilai-nilai moral) 3) perspective taking (menyertakan perspektif)

4) moral reasoning (beralasan bermoral) 5) decision making (pembuatan keputusan)

6) self knowledge (pengetahuan tentang diri sendiri) b. Moral feeling (perasaan tentang moral)

(43)

1) conscience (hati nurani; suara hati) 2) self-esteem (menghargai diri sendiri) 3) empathy (empati)

4) loving the good (mencintai kebaikan) 5) self-control (pengendalian diri) 6) humility (kerendahan hati) c. Moral action (perbuatan bermoral)

Tindakan atau perbuatan moral ini merupakan hasil (outcome) dari dua komponen karakter sebelumnya. Ada tiga aspek yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act morally), yaitu:

1) competence (kompetensi) 2) will (keinginan)

3) habit (kebiasaan) 3. Dimensi Spiritualitas

(44)

Ingersoll (Desmita, 2010: 274) lebih jauh menyebutkan bahwa dimensi spiritualitas masih terbagi ke dalam tujuh cabang dimensi, yaitu makna (meaning), konsep tentang ketuhanan (conception of divinity), hubungan (relation), misteri (mystery), pengalaman (experience), perbuatan atau permainan (play), dan integrasi (integration).

C. Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter

Ada beberapa Strategi dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter.

1. Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional

Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui stream top down; kedua melalui stream bottom up; dan ketiga melalui stream revitalisasi program. Ketiga alur tersebut divisualisasikan dalam Bagan di bawah ini: Hikmah; tes ESQ Way 165;

(45)

Sumber: Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2011

Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Intervensi melalui kebijakan (Top - Down)

Jalur/aliran pertama inisiatif lebih banyak diambil oleh Pemerintah/Kementerian Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam strategi ini pemerintah menggunakan lima strategi yang dilakukan secara koheren, yaitu:

a. Sosialisasi

(46)

melakukan gerakan kolektif dan pencanangan pendidikan karakter untuk semua.

b. Pengembangan regulasi

Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengkonsolidasi diri di tingkat internal dengan melakukan upaya-upaya pengembangan regulasi untuk memberikan payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan karakter.

c. Pengembangan kapasitas

Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan menjadi pelaku terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.

d. Implementasi dan kerjasama

Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sasaran unit utama.

(47)

Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.

2. Pengalaman Praktisi (Bottom - Up)

Pembangunan pada jalur/tingkat ini diharapkan dari inisiatif yang datang dari satuan pendidikan. Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada sekolah-sekolah yang telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas di lingkungan sekolah tersebut.

3. Revitalisasi Program

Pada jalur/tingkat ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter.

(48)

dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan.

Ketiga pendekatan tersebut, hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dalam keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam Desain Induk Pendidikan Karakter, (2010:28), yaitu: kegiatan pembelajaran di kelas, pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.

2. Strategi di Tingkat Daerah

Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren.

(49)

2. Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum dan belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian dan penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan menyebarkan bahan–bahan yang dimaksud (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat luas).

3. Pemberian dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat provinsi dan kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam sebuah program di dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah seperti TPK Provinsi dan kabupaten/kota.

4. Pemberian Dukungan Sarana, Prasarana, dan Pembiayaan Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang oleh Pemerintah Daerah, dunia usaha dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif. 5. Sosialisasi ke masyarakat, Komite Pendidikan, dan para pejabat

(50)

Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Agar pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter diimplementasikan melalui langkah-langkah berikut:

a) Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, lembaga-lembaga)

b) Pengembangan dalam kegiatan sekolah sebagaimana tercantum dalam Tabel di bawah ini.

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KTSP 1. Integrasi dalam Mata

Pelajaran

Mengembangkan Silabus dan RPP pada kompetensi yang telah

ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan

2. Integrasi dalam Muatan Lokal

฀ Ditetapkan oleh Satuan

Pendidkan/Daerah

฀ Kompetensi dikembangkan oleh

Satuan Pendidikan/Daerah 3. Kegiatan

Pengembangan Diri

฀ Pembudayaan dan Pembiasaan ฀ Pengkondisian

฀ Kegiatan rutin ฀ Kegiatan spontanitas ฀ Keteladanan

฀ Kegiatan terprogram ฀ Ekstrakurikuler

Pramuka; PMR; UKS; Olah Raga; Seni; OSIS

฀ Bimbingan Konseling

(51)

didik yang mengalami masalah.

Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai dengan program remidiasi dan pengayaan.

c) Kegiatan Pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan belajar kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Intoduction, Connection, Application, Reflection, Extension) dapat digunakan untuk pendidikan karakter.

d) Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:

a. Kegiatan rutin

(52)

PKBM (Pusat Kegiatan Berbasis Masyarakat) dan SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) menyesuaikan kegiatan rutin dari satuan pendidikan tersebut

b. Kegiatan spontan

Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga, misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.

c. Keteladanan

Merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin ( kehadiran guru yang lebih awal dibanding peserta didik) , kebersihan, kerapihan, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras dan percaya diri.

d. Pengkondisian

(53)

e) Kegiatan ko-kurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler yang mendukung pendidikan karakter memerlukan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan revitalisasi kegiatan yang sudah dilakukan sekolah.

f) Kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat

Dalam kegiatan ini sekolah dapat mengupayakan terciptanya keselarasan antara karakter yang dikembangkan di sekolah dengan pembiasaan di rumah dan masyarakat. Sekolah dapat membuat angket berkenaan nilai yang dikembangkan di sekolah, dengan responden keluarga dan lingkungan terdekat anak/siswa.

4. Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran

Terkait dengan pendidikan karakter, setiap satuan pendidikan dapat

mengefektifkan alokasi waktu yang tersedia dalam rangka menerapkan penanaman nilai-nilai budaya dengan menggunakan metode pembelajaran aktif. Hal ini dapat dilakukan sejak guru mengawali pembelajaran, selama proses berlangsung, pemberian tugas-tugas mandiri dan terstruktur baik yang dilakukan secara individual maupun berkelompok, serta penilaian proses dan hasil belajar.

(54)

guru. Untuk di jenjang TK dan SD, pada umumnya beberapa orang guru menyambut anak murid dengan sapaan, senyum dan salaman. Di beberapa sekolah, jam belajar setiap hari lebih awal selama 30 menit, waktu tersebut digunakan melakukan kegiatan ritual rutin seperti doa bersama, kultum, atau kegiatan lain yang relevan.

Dalam rangka pembiasaan, di berbagai sekolah juga dilakukan pelaksanaan ibadah dengan memanfaatkan waktu istirahat. Ada juga sekolah yang menambah waktu di sore hari setelah jam pelajaran usai untuk melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuer atau kegiatan lain yang relevan yang dipilih oleh sekolah. Sebagian sekolah melaksanakan semua kegiatan ekstrakurikuler pada hari sabtu dari pagi sampai siang. Berikut beberapa strategi penambahan waktu pembelajaran yang dapat dilakukan, misalnya:

a) Sebelum pembelajaran di mulai atau setiap hari seluruh siswa diminta membaca kitab suci, melakukan refleksi (masa hening) selama kurang lebih 5 menit.

(55)

baca puisi. Selain itu juga dilakukan kegiatan bersih lingkungan dihari Jum’at atau Sabtu (Jum’at/Sabtu bersih).

c) Pelaksanaan kegiatan bersama di siang hari selama antara 30 s.d 60 menit.

d) Kegiatan-kegiatan lain diluar pengembangan diri, yang dilakukan setelah jam pelajaran selesai.

5. Penilaian Keberhasilan

Untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan dilakukan melalui berbagai program penilaian dengan membandingkan kondisi awal dengan pencapaian dalam waktu tertentu. Penilaian keberhasilan tersebut dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati

2. Menyusun berbagai instrumen penilaian

3. Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator 4. Melakukan analisis dan evaluasi

5. Melakukan tindak lanjut .

D. Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama (SMP)

(56)

menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan nasional melalui penguatan penanaman pendidikan karakter di semua tingkat satuan pendidikan.

Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, di mana pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila.”

Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Sumber: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional --UUSPN).

(57)

Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan seluruh warga sekolah untuk memberikan keputusan baik-buruk, keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya, sekolah berhak menentukan arah dan gaya pendidikan karakternya sendiri-sendiri menyesuaikan kebutuhan dan tingkat prioritas masing-masing yang penting adalah sejalan dan mengacu pedoman dari pemerintah nasional. Selain itu, untuk tiap jenjang satuan pendidikan juga disesuaikan dengan arah tujuan hasil lulusannya.

Untuk setingkat SMP/ MTs, pendidikan diharapkan mampu mencetak lulusan SMP/MTs yang memiliki kapasitas sebagai berikut (Hidayatullah, 2010: 7):

1. Intergritas moral

2. Kepedulian yang tinggi pada orang lain

3. Kemampuan bekerja dalam kelompok dan dapat menghargai peran serta kontribusi anggota kelompok

4. Kemampuan berinovasi dan berkreasi

5. Kemampuan sebagai landasan berpikir yang kuat dan lurus 6. Percaya kepada kemampuan seseorang

7. Landasan jiwa kompetensi 8. Menghargai keindahan 9. Rasa memiliki Indonesia

(58)

secara dokumen diintegrasikan ke dalam kurikulum, mulai dari visi, misi, tujuan, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sedangkan secara pelaksanaan, diintegrasikan melalui kegiatan belajar mengajar (KBM), budaya kehidupan keseharian di satuan pendidikan, dan kegiatan ekstrakurikuler (Dirjen Pendidikan Dasar, 2011: 19).

E. SMP Berbasis Pesantren (SBP)

SMP Berbais Pesantren (SBP) merupakan pelajaran model sekolah yang mengintegrasikan keunggulan-keunggulan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren. Pada tataran implementasinya, SPB merupakan modal pendidikan unggulan yang mengintegrasikan pelaksanaan sitem persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan sains dan keterampilan dengan pelaksanaan sistem pesantren yang menitikberatkan pada pengembangan sikap dan praktik keagamaan, peningkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup.

(59)

Dengan adanya MOU dua kementrian diatas, maka Direktorat Pembianaan SMP bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu sekolah, dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bertanggung jawab terhadap pemenuhan aspek-aspek peningkatan mutu pesantren. Sampai saat ini sudah terdapat 112 SMP seindonesia yang telah diadvokasi sebagai sekolah berbasis pesantren. Tujuan dan hasil yang diharapkan dari SBP adalah sebagai berikut: 1. Mengembangkan model pendidikan unggulan yang integrative dan

komprehensif dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia.

2. Mengembangkan modal pendidikan yang berorientasi pada pencapaian keungguluna komparatif (comparative advantages) dan keunggulan kompetitif (competitive advantages) dalam menghadapi persaingan global.

3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia yang memiliki keseimbangan intelektual (fikr), skill (‘amal) dan moralitas (zikr dan qalb).

(60)

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMPIT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang

SMPIT Nurul Islam Tengaran merupakan lembaga pendidikan atau sekolah berbasis pesantren yang mengintegrasikan aspek ruhiyah, fikriyah dan jasadiyah yang menggunakan Multiple Intellligent System (MIS) dalam kegiatan pembelajarannya. SMPIT Nurul Islam Tengaran menggunakan model pendidikan boardig school (berasrama) sejak tahun 2007 yang mana selama 24 jam peserta didik mendapatkan lingkungan pendidikan yang baik (Al bi’ah Ash sholihah) dan aman dari pergaulan bebas tanpa kontrol.

(61)

lebih efektif dan maksimal. Setelah pemisahan tersebut, hubungan sekolah dengan ma’had bersifat konsultasi dan konsolidasi.

Yayasan yang membawahi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah Yayasan Pendidikan Islam Sabilul Khoiraot, Tengaran. Adapun susunan kepengurusan yayasan adalah sebagai berikut:

Pendiri : KH. Zaenal Mahmud, BA (Alm) Dewan Pembina : H. Muhammad Haris, SS, M.Si Ketua Yayasan : M. As’ad Mahmud, Lc

Sekretaris : Muhammad Sugiyarto, S.Si

Bendahara : Parjono, S.Pt

Sarana dan Prasarana : M Jauhari Mahmud, S.HI Direktur Pendidikan : Nurhadi Susilo, S. Pd. Direktur Bidang Usaha : M Isroni, A.Md.

Direktur Bidang Kesehatan : Basuki Setyono, S.KM. 1. Sekolah SMPIT Nurul Islam Tengaran

a. Data Sekolah

Nama : SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran NSS/ NPSN : 204032202131/20341207

Status Sekolah : Swasta Sekolah berdiri : 21 Juni 2007

Surat Keputusan : Yayasan Sabilul Khoirot No.08 Th.2007 Ijin Operasional : SK Ka Dinas Pendidikan Kab. Semarang

(62)

Alamat dan Telpon : Jl. Raya Salatiga-Solo Km.8, Kaligandu Rt.11/Rw.03, Klero, Tengaran, Kab.Semarang, Jawa Tengah Telpon (0298) 3405188

b. Visi dan Misi Sekolah

Visi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah:

Melahirkan generasi cerdas dan berakhlakul karimah yang didukung penguasaan bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Misi SMPIT Nurul Islam Tengaran adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang menggabungkan antara iman ilmu dan amal dan antara aspek fikriyah, ruhiyah dan jasadiyah.

2. Menyelenggarakan pendidikan Islam menengah pertama yang mendorong civitas akademikanya untuk tumbuh menjadi pribadi yang memiliki integritas, empatik dan penuh kasih sayang, memiliki kesungguhan, memiliki jiwa pembelajar dan semangat berprestasi

3. Menjadi sekolah rujukkan bagi sekolah negeri maupun swata di Provinsi Jawa Tengah dan sekitarnya.

(63)

c. Srtuktur Organisasi Sekolah

d. Kurikulum Sekolah a. Kurikulum Diknas:

Yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) berbasis Multiple Intelligent System (MIS), meliputi mata

Kepala.Sekolah Purwoko, S.Pd

Komite Sekolah Joko Agus Saputro, S.Pd

Waka Kurikulum Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd.

Waka. PAI

(64)

pelajaran: Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Teknologi Informatika dan Komunikasi, dan Muatan Lokal (Bahasa Jawa).

b. Kurikulum Ilmu Syar’i

Yaitu Aqidah, Al Qur’an dan Hadist, Bahasa Arab, Tahfidzul Qur’an, Sirah Nabawiyah, Halaqoh Tarbiyah (Mentoring).

e. Database Siswa dan Guru Jumlah Siswa:

Kelas dan Siswa menurut Program Pengajaran dan Jenis Kelamin:

(65)

Jumlah 4 56 61 5 58 78 4 45 51 Jumlah Guru/ Pegawai (Tetap dan Tidak Tetap):

Guru Pegawai Tata Usaha Petugas Teknis

Gol

Guru dan Kebutuhan menurut mata pelajaran yang diajarkan:

No Mata Pelajaran Yang Ada

GTY GTT

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al Qur'an Hdist 1

(66)

f. Ruang Menurut Jenis, Kondisi dan Luas Sumber: panduan SMPIT Nurul Islam Tengaran tahun 2011

(67)

No. Mata pelajaran Kelas

English & Arab Club Bela diri

2. Ma’had Nurul Islam Tengaran a. Gambaran Umum Ma’had

Ma’had Nurul Islam Tengaran merupakan hasil metamorfosa dari bagian keasramaan SMPIT Nurul Islam yang sudah berdiri sejak 2007. Ma’had dikelola oleh seorang direktur atau mudir ma’had, wakil ma’had putera dan puteri, beberapa pembina atau musyrif dan musyrifah, serta koordinator atau mas’ul tahfidz yaitu khoirul umar, al-Hafidz.

Berhubung secara berkala ma’had dituntut harus mampu memberikan progress report kepada wali murid, maka secara garis besar ma’had memiiki dan menjalankan fungsi keasramaan dan bertugas mengawal visi dan misi besar SMPIT Nurul Islam Tengaran. Sehingga dibentuklah visi dan misi ma’had untuk mewujudkan tujuan di atas.

(68)

Visi Ma’had Nurul Islam Tengaran:

Membina santri ke arah terbentuknya pribadi yang islami yang tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku sehari-hari.

Misi Ma’had Nurul Islam Tengaran:

a. Menjadikan lingkungan ma’had sebagai bi’ah sholihah.

b. Mewujudkan budaya ma’had yang disiplin dan bertanggungjawab. c. Menumbuhkan semangat ibadah santri.

d. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di lingkunga ma’had.

e. Mewujudkan ma’had yang sehat, bersih, dan rapi.

f. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum, salam dan sapa.

c. Struktur Organisasi Ma’had 1. Yayasan

Yayasan yang membawahi Ma’had Nurul Islam Tengaran adalah Yayasan Pendidikan Islam Sabilul Khoirot yang berkedudukan di Jl. Salatiga – Solo Km 08 Tengaran Kab. Semarang. Adapun susunan kepengurusan yayasan adalah sebagai berikut:

Dewan Pembina : H. Muhammad Haris, SS, M.Si Ketua Yayasan : M. As’ad Mahmud, Lc.

Sekretaris : Muhammad Sugiyarto, S.Si

Bendahara : Parjono, S.Pt

(69)

Direktur Pendidikan : Nurhadi Susilo S.Pd Direktur Bidang Usaha : M. Isroni, A.Md Direktur Bidang Kesehatan : Basuki Setyono, S.KM 2. Pengelola Ma’had

Pengelola Ma’had terdiri dari seorang direktur/ mudir ma’had, wakil ma’had putera dan wakil ma’had puteri dan dibantu beberapa pembina/ musyrif dan musyrifah yang semuanya memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sedangkan untuk mengawal program khusus tahfidz maka ditunjuk seorang koordinator/ mas’ul tahfidz yaitu Khoirul Umar, al-Hafidz. Secara rinci tenaga pengelola ma’had Nurul Islam adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Tahun

masuk Alumni 1. H. Lutfi

Chakim, Lc

Direktur 2006 Al-Azhar

(70)

7. Abdurrahman Wali Kamar kelas

12 Siti Rafiqah Wali kamar kelas 9/ bag.

kedisiplinan

2009 PP.Gontor

13 Anis Cholisatul M, S.Pd.I

Wali kamar kelas 8/ bag.bahasa

2011 STAIN Salatiga 14 Aini Hidayah Wali kamar kelas

7/ bag.kebersihan

2011 PP.Al-Mukmin 15 Ummu Hanifah Wali kamar kelas

7/ bag.

(71)

Yaitu Halaqah Tarbawiyah, Bahasa Arab (‘Arabiyah Linnasyi’in, Nahwu Shorof, Ta’bir, Khot dan Imla’) Tahfizdul Qur’an, Tahsun, dan Tajwid.

b. Program khusus tahfidz Al Qur’an

Yaitu Progam khusus tahfidz Al Qur’an (bagi) siswa yang berminat dan lolos kualifikasi).

4. Sarana dan Prasarana Ma’had

SMPIT Nurul Islam Tengaran memiliki dua ma’had yang terpisah untuk santri puteri dan santri putra, sehingga penyajian sarana dan prasarana penulis pisahkan sebagaimana berikut:

a. Luas komplek pondok puteri adalah 11.755 m2 , terdiri dari: 1) SMPIT Nurul Islam

2) Masjid 3) Koperasi 4) Poliklinik 5) Kantor yayasan

6) Asrama santriwati 4 lokal (3 lokal terdiri dari 6 kamar dan 1 lokal terdiri dari 10 kamar)

(72)

9) Lapangan olahraga 10) Kamar mandi

11) Area jemuran pakaian.

b. Sedangkan luas komplek pondok putera 7.245 m2, terdiri dari: 1) TKIT Nurul Islam

2) SDIT Nurul Islam 3) Masjid

4) Asrama santriwan 3 lokal (1 lokal terdiri dari 12 kamar, 1 lokal terdiri dari 8 kamar dan 1 lokal terdiri dari 4 kamar)

5) Rumah pengasuh 6) Kamar ustadz 7) Koperasi

8) Lapangan olahraga 9) Dapur umum 10) Kamar mandi

11) Area jemuran pakaian.

5. Program-program Ma’had a. Progam Khusus Tahfidzul Qur’an

Yaitu program khusus menghafal Al-Qur’an setiap senin s.d. kamis setelah ashar dan isya’ serta setiap hari setelah subuh dengan target dapat menghafal 10 juz selama menjadi santri.

(73)

Yaitu program regular menghafal al-Qur’an untuk setiap santri setiap hari setelah subuh (kecuali hari minggu dilaksanakan tasmi’ atau seaman hafalan) dengan target dapat menghafal 1,5 juz tiap tahunnya.

c. Tahsinul Qur’an

Yaitu program memperbaiki bacaan al-Qur’an setiap hari setelah magrib di halaqoh atau kelompok masing-masing.

d. Tertib dan Khusu’ Sholat Berjamaah

Yaitu program pengkondisian santri dimulai sejak adzan dikumandangkan sampai wirid dan dzikir setelah sholat

e. Mabit Berkala

Yaitu malam bina iman dan takwa yang dilaksanakan sebulan sekali dengan diawali dengan kajian dilanjutkan qiyamullail dan diakhiri dengan shalat subuh.

f. Halaqoh Tarbiyah

Yaitu program penggemblengan santri untuk membentuk pribadi berkarakter yang dilaksanakan seminggu sekali setiap setelah salat Juma’at.

g. Tutorial Arab dan Inggris

Gambar

Tabel di bawah ini.
Tabel ektrakurikuler SMPIT Nurul Islam Tengaran

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

(2) mengetahui upaya yang dilakukan untuk menanamkan karakter kepada siswa SMP N 25 Semarang (3) mengetahui kendala pengintegrasian pendidikan karakter dalam pembelajaran IPS

Bagaimana upaya guru pendidikan agama Islam dalam penanaman nilai-. nilai pendidikan karakter pada siswa di SMP IT Mutiara

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh metode active learning terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an, digunakan teknik

Untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh metode active learning terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas VIII SMP Daarul Qur’an, digunakan teknik analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) persepsi kepala sekolah, ustadz, guru, dan pengasuh tentang pendidikan karakter; 2) implementasi pendidikan karakter di SMP Negeri 2

Judul : peningkatan profesionalisme guru pkn melalui pelatihan model-model pembelajaran berbasis pendidikan karakter di sekolah bagi guru pkn SMP di kota semarang. Program :

Untuk mengetahui Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan karya karya seni lukis batik dengan teknik batik tulis pada guru dan siswa SMP Kanisius

Teknik analisis data menggunakan Conten Analysis hasil penelitian ini diperoleh bahwasanya peranan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembentukan karakter siswa dalam Kitāb Ta’līm