• Tidak ada hasil yang ditemukan

S FIS 0900501 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S FIS 0900501 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berkembang pesat.

Perkembangan yang dialami dalam ilmu pengetahuan dan teknologi ini

membutuhkan penyikapan yang tepat dan pemikiran yang luas dalam

penggunaanya. Hal ini dapat dicapai oleh sumber daya manusia yang berkualitas.

Yaitu yang dapat memahami pengetahuan dengan baik dan menggunakannya

dengan tepat. Serta ilmu yang didapat dapat dikembangkan dengan baik dengan

memberikan inovasi terbaru sehingga dapat bermanfaat bagi lingkungan di

sekitar.

Salah satu cara untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas

adalah memiliki pendidikan yang baik. Pendidikan yang baik tidak terlepas dari

proses pembelajaran yang didapat dari setiap satuan pendidikan. Salah satunya

adalah pembelajaran Ilmu Pengtahuan Alam (IPA). Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) berkaitan dengan c a r a m e n c a r i t a h u t e n t a n g

a l a m s e c a r a s i s t e m a t i s , s e h i n g g a I P A

b u k a n h a n y a p e n g u a s a a n k u m p u l a n

p e n g e t a h u a n b e r u p a f a k t a - f a k t a , k o n s e p – k o n s e p , a t a u p r i n s i p – p r i n s i p s a j a t e t a p i j u g a m e r u p a k a n p r o s e s p e n e m u a n

( p e r m e n d i k n a s , 2 0 0 6 ) . B e r d a s a r k a n

p e r m e n d i k n a s t e r s e b u t d a l a m k e g i a t a n

p e m b e l a j a r a n I P A d i p e r l u k a n a d a n y a

p r o s e s p e m b e l a j a r a n y a n g m e n g h a r u s k a n

s i s w a u n t u k m e n e m u k a n s e n d i r i k o n s e p – k o n s e p , f a k t a - f a k t a a t a u p r i n s i p – p r i n s i p y a n g s e d a n g d i p e l a j a r i , s e h i n g g a

s i s w a a k a n m e m a h a m i i l m u

p e n g e t a h u a n n y a . Hal ini sesuai dengan hakekat IPA yang terdiri

(2)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah fakta, hukum, prinsip, teori dan konsep. Adapun yang termasuk dalam

kategori proses adalah keterampilan-keterampilan dasar yang biasa digunakan

para ilmuwan dalam bekerja secara ilmiah, sedangkan yang termasuk dalam

sikap yaitu pembentukan sikap setelah mempelajari produk dan proses tersebut.

F i s i k a m e r u p a k a n s a l a h s a t u b a g i a n

d a r i I P A , m a k a d a l a m p e m b e l a j a r a n n y a

j u g a d i p e r l u k a n p r o s e s p e n e m u a n d a l a m

p e m b e l a j a r a n n y a s e h i n g g a s i s w a

m e n d a p a t k a n h a s i l b e l a j a r y a n g b a i k . Akan

tetapi berbeda dengan kenyataan di lapangan. Berdasarkan studi pendahuluan

yang peneliti lakukan pada tanggal 24 Januari 2013 kegiatan proses pembelajaran

yang berlangsung kurang memberikan fasilitas pada siswa untuk melatihkan

kemampuan kognitifnya. Pada saat pembelajaran guru menjelaskan materi secara

langsung dan lebih banyak menggunakan penjelasan secara matematis. Siswa

langsung diberikan formulasi dari sebuah konsep, sedangkan konsepnya sendiri

hanya dijelaskan secara singkat. Hal ini menyebabkan pengetahuan dan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari kurang baik. Siswa tidak

dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran, siswa lebih banyak menerima

penjelasan dari guru, sehingga siswa tidak bisa melatihkan keterampilan

berpikirnya. Dalam pembelajaranya juga materi yang diberikan kurang dikaitkan

dengan kehidupan sehari – hari sehingga siswa kurang memahami materi

pembelajaran yang sedang dipelajari, oleh sebab itu kemampuan memahami

siswa juga kurang baik. Di akhir pembelajaran siswa juga kurang diberikan

latihan dalam penerapan suatu materi atau konsep yang sedang dipelajari,

Sehingga kemampuan siswa dalam menerapkan suatu konsep ke dalam

permasalahan dalam fisika sangat kurang. Pembelajaran seperti ini menyebabkan

hasil belajar siswa rendah, hal ini terlihat dari nilai rata – rata Ulangan Tengah

Semester (UTS) siswa 58,70.

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif diperlukan

adanya suatu model pembelajaran yang bisa membimbing siswa menemukan dan

(3)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga pembelajaran akan terasa bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang

bermakna akan tertanam dalam memori siswa dalam jangka waktu yang panjang

sehingga kemampuan siswa dalam mengingat, memahami dan menerapkan dapat

meningkat. Model pembelajaran yang dianggap cocok diterapkan adalah Model

Pembelajaran Inkuiri karena di dalamnya terdapat proses penemuan sehingga

memungkinkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif.

Seperti yang dikemukakan Gulo (dalam Listyawan,2012) bahwa inkuiri tidak

hanya mengembangkan kemampuan dan intelektual tetapi seluruh potensi yang

ada termasuk pengembangan emosional dan keterampilan inkuiri merupakan

suatu proses yang bermula dari merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menganalisis data dan membuat kesimpulan. Berdasarkan pernyataan tersebut

model inkuiri ini sangat cocok untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

karena di dalam proses pembelajarannya siswa difasilitasi untuk bisa melatihkan

kemampuan kognitif dari kegiatan pembelajaran yang melatihkan siswa

bereksperimen. Dari kegiatan eksperimen ini siswa dapat melakukan proses

penemuan sendiri mengenai konsep yang sedang dipelajari, sehingga kegiatan

pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.

Pada prosesnya, pembelajaran inkuiri sulit diterapkan pada siswa SMP,

menurut Alhafizh (2010) “inquiry ini baru dilaksanakan pada tingkat SLTA,

Perguruan Tinggi, dan untuk tingkat SLTP dan tingkat SD masih sulit

dilaksanakan”. Hal ini dikarenakan pengetahuan awal yang dimiliki siswa tidak

cukup untuk berinkuiri. Pembelajaran inkuiri menekankan pada proses

penyelidikan ilmiah secara mandiri oleh siswa, siswa juga dituntut untuk

mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan baru yang

akan didapatkannya, sehingga pengetahuan awal sangat berperan penting dalam

pembelajaran inkuiri. Pengetahuan awal bisa didapatkan dengan berbagai cara,

salah satunya dengan membaca informasi awal berkaitan dengan penyelidikan

ilmiah yang akan dilakukan.

Maka dari itu perlu adanya modifikasi dari pembelajaran inkuiri. Salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model pembelajaran

(4)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari hasil penelitian oleh Zhihui Fang dengan judul Improving Middle School Students’ Science Literacy Through Reading Infusion. Adapun inquiry based science plus reading adalah model pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi

dan disisipkan latihan kemampuan membaca untuk memperoleh pengetahuan

awal siswa. Latihan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan

membaca siswa khususnya kemampuan memahami bacaan. Latihan kemampuan

membaca dilaksanakan dengan cara membawa anak-anak ke perpustakaan dan

melatihkan keterampilan membaca dengan teknik tertentu selama 15-22 menit

perminggu dan diberikan akses untuk memotivasi membaca di rumah serta

merefleksikan pengetahuan yang didapat melalui home reading program.

Berdasarkan paparan di atas, penulis merasa perlu melakukan penelitian

mengenai pembelajaran inkuiri dengan terlebih dahulu melatihkan kemampuan

membaca pada siswa sehingga diharapkan siswa mempunyai pengetahuan awal

yang cukup dan lebih siap berinkuiri. Akan tetapi, dengan adanya berbagai

keterbatasan yang ada, penerapan model tersebut dimodifikasi menyesuaikan

sarana dan prasarana yang menunjang, serta waktu yang memungkinkan untuk

hal tersebut. Seperti halnya, perpustakaan yang belum memadai dan waktu

pembelajaran yang kurang mengakibatkan adanya modifikasi pada tahap

melatihkan membaca. Latihan membaca hanya dilakukan diawal yang

selanjutnya siswa diberikan bahan bacaan setiap minggunya sesuai dengan materi

yang akan disampaikan. Dalam setiap artikel tersebut diberikan beberapa

pertanyaan yang akan memperlihatkan kemampuan membaca siswa.

Dengan demikian, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading (ISR) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan diatas, identifikasi masalah yang ditemukan adalah

hasil belajar siswa yang rendah . Oleh karena itu maka rumusan permasalahan

dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa

pada ranah kognitif setelah diterapkannya model pembelajaran Inquiry Based

(5)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya untuk menentukan langkah-langkah penelitian, rumusan

masalah di atas diuraikan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif pada

setelah diterapkannya model pembelajaran Inquiry Based Science Plus

Reading (ISR)?

2. Bagaimanakah hubungan kemampuan membaca siswa dengan peningkatan

hasil belajar siswa pada ranah kognitif?

3. Bagaimanakah keterlaksanaan model pembelajaran Inquiry Based Science

Plus Reading (ISR) di kelas?

C. Batasan Masalah

Variabel penelitian dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa dalam ranah

kognitif dan model pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading(ISR). Agar

penelitin lebih terfokus, maka peneliti membatasi variabel-variabel tersebut

sebagai berikut :

 Pembelajaran Inkuiri yang dimaksud, dibatasi pada Interactive Demonstration menurut Wenning.

 Dikarenakan pada penelitian ini standar kompetensi yang digunakan adalah menyelidiki maka hasil belajar ranah kognitif siswa yang dimaksud dibatasi

pada jenjang C1 sampai C3 yang ada pada taksonomi Bloom.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diungkapkan sebelumnya, maka tujuan

yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif

setelah diterapkannya Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus

Reading (ISR) di kelas.

2. Memperoleh gambaran kaitan antara kemampuan membaca dengan

peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.

3. Memperoleh gambaran keterlaksanaan penerapan Model Pembelajaran

Inquiry Based Science Plus Reading (ISR) di kelas.

(6)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian dengan penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based

Science Plus Reading (ISR) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah

kognifif diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik dalam pendidikan.

Diantaranya sebagai berikut :

1. Memberikan informasi mengenai Model Pembelajaran Inquiry Based Science

Plus Reading (ISR).

2. Memberikan alternatif strategi pembelajaran Inkuiry Based Science Plus

Reading (ISR) untuk diterapkan dalam pembelajaran fisika.

3. Sebagai rujukan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah

kognitif.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya mengenai Model

Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading (ISR).

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi penyusunan sistematika pada penelitian yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading (ISR) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Kognitif yaitu sebagai berikut :

BAB I berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah,tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II berisi mengenai hasil belajar pada ranah kognitif, Model Pembelajaran

Inquiry Based Science Plus Reading (ISR) dan Model Pembelajaran Inquiry

Based Science Plus Reading (ISR) dalam peningkatan hasil belajar siswa pada

ranah kognitif.

BAB III berisi mengenai metode penelitian, desain penelitian, populasi dan

sampel penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur

penelitian, teknik analisisi instrument penelitian dan teknik pengolahan data yang

dipakai dalam penelitian.

BAB IV berisi mengenai hasil peningkatan belajar siswa pada ranah kognitif,

menampilkan profil membaca siswa, keterlaksanaan Model Pembelajaran Inquiry

Based Science Plus Reading (ISR) dan pembahasan hasil penelitian yang

(7)

HADIANI NURAZIZAH M, 2015

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Based Science Plus Reading untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V berisi kesimpulan yang diperoleh setelah penelitian dan saran yang diberikan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

kelas jika anak berperilaku yang kurang baik, serta membantu anak bermain. dan berinteraksi dengan

Pendaftaran Ganti Nama Badan Hukum/Penggabungan

Anak sudah cukup mampu menyesuaikan diri bila menerima tugas yang baru, bercerita mengenai keluarganya, ikut serta dalam permainan kelompok, menyesuaikan diri dengan

Menurut Nasution (1999), perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang

Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan.

[r]

Hasil penelitian juga menunjukkan masalah penting lainnya sehingga bayi diberikan susu formula adalah karena pada bulan pertama kelahiran bayi mendapatkan susu formula, ibu