• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PSI 1004538 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PSI 1004538 Chapter3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis studi korelasi. Alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif dengan studi korelasi adalah karena sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemandirian dengan penyesuaian sosial di perguruan tinggi pada mahasiswa angkatan 2013 UPI Bandung. Peneliti ingin mendapatkan gambaran mengenai tingkat kemandirian dan kemampuan penyesuaian sosial di perguruan tinggi, pada suatu populasi yaitu mahasiswa UPI Bandung angkatan 2013 yang sebagian besar berada pada fase remaja akhir. Pengambilan sampel yang telah ditentukan dan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner kemandirian dan penyesuaian sosial di perguruan tinggi.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pernyataan-pernyataan yang harus dijawab oleh subjek. Subjek hanya perlu memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dan menggambarkan keadaan dirinya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada subjek penelitian yaitu mahasiswa UPI angkatan 2013 tahun ajaran 2013/2014, yang berada pada tahap remaja akhir yaitu dengan batasan usia 18-21 tahun. Selain itu peneliti menggunakan aplikasi

google drive dalam pengumpulan data atau melalui kuesioner online.

C. Populasi dan Sampel

(2)

merasa bahwa mahasiswa semester 3 telah mengikuti pembelajaran atau aktifitas di kampus. Sehingga mahasiswa semester tiga dapat dikatakan telah memiliki waktu untuk melakukan penyesuaian sosial di kampus.

Dari populasi tersebut akan diambil sampel dengan menggunakan metode non probability sampling yaitu accidental sampling. Accidental sampling adalah salah satu teknik pengambilan sampel dengan cara peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampel yang ditemui sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi (Zuriah, 2006). Adapun jumlah dalam pengambilan sampel penelitian, dengan menggunakan jumlah populasi yang diketahui dari teknik Solvin (Siregar, 2010:149), dengan rumus sebagai berikut:

n= N 1+Ne2

n = 99

+ 99 , 2

= 377,46 dibulatkan menjadi 377

Keterangan: n = Sampel

N = Jumlah populasi

e2 = Perkiraan tingkat kesalahan 5%

D. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional Kemandirian

Kemandirian dalam penelitian ini merupakan hasil korelasi derajat skor keseluruhan kuesioner kemandirian, berdasarkan penjumlahan skor dari tiga dimensi yang mengacu pada aspek kemandirian mnurut Steinberg (2002) yaitu:

1) Dimensi kemandirian emosional, berkaitan dengan kemampuan mahasiswa untuk tidak tergantung kepada orang lain terutama orang tua.

2) Dimensi kemandirian perilaku, berkaitan dengan kemampuan mahasiswa dalam mengambil keputusannya, bertanggung jawab.

(3)

Sehingga apabila semakin tinggi skor keseluruhan yang diperoleh dari kuesioner kemandirian, maka semakin tinggi tingkat kemandirian subjek. Sebaliknya semakin rendah skor keseluruhan yang diperoleh maka semakin rendah tingkat kemandirian subjek.

2. Definisi Operasional Penyesuaian sosial di Perguruan Tinggi

Variabel penyesuaian sosial di perguruan tinggi merupakan jumlah skor yang diperoleh dari skor keseluruhan skala penyesuaian sosial di perguruan tinggi, yang disusun berdasarkan lima dimensi penyesuaian sosial di perguruan tinggi, mengacu pada karakteristik penyesuaian sosial di perguruan tinggi yang dipaparkan oleh Schneiders. Adapun kriteria atau dimensi dalam penyesuaian sosial di lingkungan perguruan tinggi yang baik Schneiders (1964) sebagai berikut:

1) Menerima otoritas di perguruan tinggi dan wewenang dosen.

Dimensi ini berkaitan dengan sikap dan perilaku subjek dalam menerima termasuk patuh terhadap peraturan yang berlaku di kampus, serta menghormati dan menghargai wewenang dosen.

2) Berpartisipasi dalam kegiatan di perguruan tinggi.

Dimensi ini berhubungan dengan keterlibatan subjek dalam kegiatan kampus, seperti dalam organisasi kampus, memiliki kelompok belajar bersama teman-teman, serta aktif mengikuti berbagai kegiatan di kelas, atau perlombaan yang diadakan di perguruan tinggi lainnya.

3) Mampu menjalin relasi sosial dengan baik.

Dimensi ini berkaitan dengan kemampuan subjek dalam menjalin pertemanan, serta berperilaku dengan penuh sopan santun dengan orang-orang yang ada di perguruan tinggi.

4) Menerima batasan dan bertanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi.

Dimensi ini subjek menunjukkan kemampuan untuk bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku, dan dapat melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan oleh perguruan tinggi.

(4)

Sehingga semakin tinggi skor subjek pada skala penyesuaian sosial di perguruan tinggi, maka semakin baik penyesuaian sosialsubjekyang dilakukan di lingkungan UPI. Sebaliknya, semakin rendah skor subjek pada skala penyesuaian sosial di perguruan tinggi, maka semakin buruk pula penyesuaian sosial subjek yang di lakukan di lingkungan UPI.

E. Instrumen Penelitian

Peneliti menggunakan dua jenis instrumen dalam penelitian ini, yaitu instrumen kemandirian remaja, dan instrumen penyesuaian sosial di perguruan tinggi.

1. Instrumen kemandirian

Dalam mengukur kemandirian subjek, peneliti menyusun skala kemandirian yang peneliti gunakan hasil memodifikasi dari beberapa instrumen penelitian terdahulu yaitu skala kemandirian yang di buat oleh Primasari (2007), dan Sari (2012). Skala kemandirian ini terbagi atas tiga dimensi yaitu kemandirian emosional (emotional autonomy), kemandirian perilaku (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai (value autonomy). Skala ini disusun oleh peneliti sendiri dengan bantuan ahli. Skala kemandirian ini terdiri dari 14 item dimensi kemandirian emosional, 14 item dimensi kemandirian perilaku, serta 12 item kemandirian nilai sehingga totalnya 40 item.

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Skala Kemandirian (Sebelum Uji Coba)

Dimensi Indikator Nomor Item Jumlah

(5)

2. Instrumen Penyesuaian Sosial di Perguruan Tinggi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen pengembangan penyesuaian sosial di perguruan tinggi yang diturunkan dari konsep penyesuaian sosial di sekolah menurut Schneiders (1964). Item-item yang disusun dalam instrumen penyesuaian sosial di perguruan tinggi ini, merupakan hasil instrumen penyesuaian sosial di kampus yang dibuat oleh Nur (2014). Adapun skala penyesuaian sosial di perguruan ini terdiri dari 9 item dimensi menerima otoritas perguruan tinggi dan wewenang dosen, 14 item dimensi berpartisipasi dalam kegiatan di kampus, 10 item kemampuan menjalin relasi sosial yang baik, 13 item menerima batasan dan bertanggung jawab sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, dan 8 item membantu merealisasikan atau mewujudkan tujuan dari perguruan tinggi. Sehingga totalnya 54 item. Adapun kisi-kisi instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi – Kisi Skala Penyesuaian Sosial Di Perguruan Tinggi (Sebelum Uji Coba)

No Dimensi Indikator

No Item peraturan yang berlaku di perguruan tinggi.

2 Berpartisipasi dalam

kegiatan di kampus

Berminat dan terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan di

Aktif mengikuti diskusi di kelas, kegiatan seminar, pelatihan atau perlombaan yang diadakan di kampus

3 Mampu menjalin relasi

sosial yang baik.

Menjalin relasi sosial dengan teman dan kakak tingkat.

44, 20

43, 18,

53 5

Menjalin relasi sosial dengan dosen

50, 21

19, 29

(6)

Menjalin dengan unsur-unsur yang ada di kampus

- 51

Bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi. dari perguruan tinggi

Mengetahui dan mendukung visi dari perguruan tinggi

39 36, 17

3

Menjaga nama baik perguruan tinggi

3. Penyekoran dan Penafsiran

Instrumen dalam penelitian ini dibuat dengan model skala likert. Skala

likert adalah skala yang memusatkan perhatiannya kepada subjek atau orang. Asumsi yang dipakai dalam skala likert yaitu item-item dalam skala diasumsikan monoton atau kontinum, yang maksudnya semakin favorabel perilaku individu, maka akan semakin tinggi skornya. Adapun jumlah pilihan jawaban dalam skala likert mulai dari 3 sampai 9 kategori yang berisikan kata sifat, dan setiap kategori memiliki bobot angka atau skor (Ihsan, 2013:49).

Dalam penelitian ini setiap pernyataan dalam kuesioner disertai alternatif jawaban yang terdiri dari empat kategori jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), atau Sangat Tidak Sesuai (STS). Dengan masing-masing kategori jawaban diberi skor sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kategori Jawaban dan Cara Pemberian Skor

Kategori Jawaban Skor Skala

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

(7)

4. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan uji coba terhadap alat ukur kemandirian, dan penyesuaian sosial di perguruan tinggi terhadap 377 orang mahasiswa yang berada pada tahap remaja akhir dengan usia 18-21 tahun atau berada di semester tiga di UPI Bandung, peneliti melakukan uji validitas terlebih dahulu. Setelah uji coba dilakukan langkah selanjutnya adalah mengolah data untuk dilakukan uji realibilitas. Adapun uji validitas dan realibilitas yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas instrumen yang terlebih dahulu dilakukan ialah uji validitas isi. Validitas isi dilakukan dengan cara merevisi butir-butir item berdasarkan saran/pendapat para penelaah yang professional (Suryabrata, 2010). Uji validitas isi dalam penelitian ini dilakukan dengan expert judgment terhadap beberapa dosen., yaitu Drs. Aas Saomah, M.Si., Dr. Hj. Titin Kartini. M.Si., dan Niken Cahyorinartri, M.Psi., Psikolog.

Berdasarkan hasil penilaian para ahli, secara keseluruhan item-item pada setiap instrumen sudah representatif dan relevan dengan fungsi pengukurannya. Pada alat ukur kemandirian terdapat beberapa item yang diperbaiki struktur kalimatnya. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kepada beberapa mahasiswa angkatan 2013 di jurusan Psikologi FIP UPI Bandung. Untuk mengukur sejauh mana instrumen penelitian dapat menggambarkan dengan tepat perilaku yang akan diukur serta sejauh mana instrumen tersebut dapat menunjukkan dengan sebenarnya gejala yang akan diukur maka peneliti melakukan uji coba (try out)

instrumen pada 105 mahasiswa angkatan 2013 di UPI Bandung, pada tanggal 8 Desember 2014.

b. Uji Realibilitas

(8)

Kemudian dilakukan uji realibilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat diandalkan. Hasil koefisien realibilitas tersebut digolongkan kedalam beberapa kriteria koefisien realibilitas Alpha Cronbach menurut Guildford, diantaranya:

Tabel 3.4

Koefisien Korelasi Guilford

Sugiyono (2012)

Berikut merupakan koefisien reliabilitas dengan bantuan software SPSS versi 22.0 for windows:

1) Instrumen kemandirian

Setelah mengujicobakan instrumen kemandirian terhadap 105 mahasiswa angkatan 2013 UPI Bandung yang berada pada fase remaja akhir, maka dilakukan uji realibilitas dengan teknik Alpha Cronbach, maka diperoleh koefisien realibilitas dari 40 item intrumen kemandirian sebagai berikut:

Berdasarkan perhitungan analisis item yang telah dilakukan terhadap instrumen kemandirian, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 27 item dari 40 item yang diuji dinyatakan layak, dan 13 item dinyatakan tidak layak. Item yang layak ialah item-item pada nomor 4, 3, 5, 8, 12, 14, 7, 10, 13, 18, 25, 21, 23,26, 16, 19, 20, 28, 30, 33, 39, 31, 37, 40, 22, 38 dan item yang tidak layak ialah item pada nomor 1, 2, 11, 9, 6, 15, 27, 17, 24, 36, 34, 35, 32. Kemudian dilakukan kembali pengambilan data terhadap 377 responden mahasiswa

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0.00-0.199 Sangat Rendah

0.20-0.399 Rendah

0.40-0.59 Cukup

0.60-0.799 Kuat

0.80-1.000 Sangat Kuat

Tabel 3.5

Realibilitas Kemandirian Uji Coba

Cronbach's

Alpha N of Items

(9)

angkatan 2013 UPI Bandung yang berada pada fase remaja akhir, maka diperoleh koefisien realibilitas sebagai berikut:

Hasil uji reliabilitas instrumen kemandirian pada mahasiswa angkatan 2013 dengan bantuan program SPSS versi 22.00, menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0.739, sedangkan koefisien reliabilitas ketika uji coba ialah 0.685. Hal

ini menunjukan bahwa koefisien reliabilitas

ketika ambil data lebih baik daripada

reliabilitas ketika uji coba. Koefisien

tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini

bersifat reliabel atau dapat digunakan untuk pengambilan data. 2) Instrumen Penyesuaian Sosial

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 105 mahasiswa angkatan 2013 UPI Bandung, maka dilakukan perhitungan realibilitas dengan menggunakan teknik

alpha cronbach terhadap 54 item instrumen penyesuaian sosialdan diperoleh data dibawah ini:

Tabel 3.7

Reabilitas Penyesuaian Sosial Cronbach's

Alpha N of Items

,901 54

Berdasarkan perhitungan analisis item yang telah dilakukan terhadap instrumen penyesuaian sosial, maka diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa 46 item dari 54 item yang diuji dinyatakan layak, dan 8 item dinyatakan tidak layak. Item yang layak ialah item-item pada nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 28, 40, 41, 42, 42, 43, 44,45, 47, 48, 49, 50, 51, 53, 54 dan item yang tidak layak ialah item pada nomor 10, 11p, 16, 24, 39, 46, 52, 54. Kemudian dilakukan perhitungan koefisien realibilitas alpha cronbach kembali, sehingga diketahui nilai koefisien realibilitas dari 46 item yang lolos sebagai berikut:

Tabel 3.6

Realibilitas Kemandirian Cronbach's

Alpha N of Items

(10)

Tabel 3.8

Reabilitas Penyesuaian Sosial Cronbach's

Alpha N of Items

,913 46

Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas pada instrumen penyesuaian sosial di perguruan tinggi, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,913. Sedangkan koefisien reliabilitas ketika uji coba ialah 0.901. Koefisien tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini bersifat sangat reliabel.

F. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Merumuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian.

b. Menentukan konstruk psikologis yang akan diukur dalam penelitian.

c. Melakukan studi literatur mengenai kajian teoritis serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.

d. Menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. e. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

f. Mempersiapkan surat izin penelitian.

2. Tahap Pengambilan Data

a. Melakukan try out (uji coba) terlebih dahulu untuk menguji validitas dan reliabilitas alat ukur yang telah disusun. Jika terdapat item yang tidak layak maka item tersebut dihapus kemudian instrumen penelitian tersebut direvisi seperlunya.

b. Memohon kesediaan mahasiswa di lingkungan UPI (yang menjadi sampel penelitian) untuk menjadi subjek dalam penelitian.

c. Menyebarkan kuesioner penelitian. d. Melaksanakan pengambilan data.

e. Memberikan reward kepada para mahasiswa yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

(11)

Dalam tahap pengolahan data ini, pertama peneliti melakukan skoring serta menginputnya terlebih dahulu terhadap data yang telah diperoleh. Setelah itu, kemudian peneliti mengkategorikan data berdasarkan pelevelan. Langkah selanjutnya ialah melakukan uji reliabilitas dan validitas untuk mengetahui seberapa reliabel dan valid alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Terakhir, peneliti melakukan uji asumsi (normalitas) dan menguji hipotesis penelitian dengan melakukan uji korelasi antar variabel.

4. Tahap Pembahasan

a. Mendeskripsikan hasil penelitian yang telah diolah . b. Menjelaskan penemuan utama dari penelitian.

c. Menjelaskan apakah penemuan dari penelitian yang diperoleh mendukung atau menolak teori yang telah dijelaskan pada BAB II. d. Menginterpretasi data yang telah diolah.

e. Menjelaskan keterbatasan penelitian.

f. Membuat kesimpulan serta saran dari hasil penelitian.

G. Analisis Data

Jenis analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dengan bantuan software SPSS versi 22.0. Dalam penelitian ini terdapat beberapa metode pengujian statistik yang digunakan, diantaranya:

1. Uji Normalitas

(12)

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukkan bahwa data kemandirian

(autonomy) dan penyesuaian sosial (social adjusment) berdistribusi tidak normal pada tingkat signifikansi 0.00 (<0.05) .

2. Uji Korelasi

Kedua variabel dalam penelitian ini memiliki distribusi tidak normal. Oleh karena itu, pengolahan data selanjutnya menggunakan analisis statistik non parametik. Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan teknik analisis koefisien korelasi Spearman melalui bantuan soft ware SPSS versi 22.0.

3. Uji Signifikansi

Uji signifikansi digunakan untuk menentukan apakah variabel-variabel berkorelasi. Pengujian namun pada perhitungannya, uji signifikansi dilakukan secara bersamaan dengan uji koefisien korelasi Spearman dengan menggunakan bantuan program SPSS 22.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan apakah kedua variabel signifikan atau tidak. Maka didasarkan pada probabilitas (ɑ=0,05).

Tabel 3.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Autonomy Social adjusment

N 377 377

Normal Parametersa,b Mean 81,49 139,39

Std. Deviation 6,387 13,543

Most Extreme Differences

Absolute ,067 ,069

Positive ,067 ,045

Negative -,067 -,069

Test Statistic ,067 ,069

Gambar

Tabel 3.1  Kisi Skala Kemandirian
Tabel 3.2   Kisi Skala Penyesuaian Sosial Di Perguruan Tinggi
Tabel 3.3 Kategori Jawaban dan Cara Pemberian Skor
Tabel 3.4 Koefisien Korelasi Guilford
+4

Referensi

Dokumen terkait

- Dititrasi dengan HCL sampai warna kuning berubah menjadi warna pink (Perubahan warna tidak terlalu kentara dan oleh karena itu harap hati-hati dalam menentukan titik akhir

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Konsumsi nutrisi yang tidak adekuat dapat ditemukan pada pasien dengan IBD seperti vitamin.. A,C,D,E,

Hipotesis yang diajukan adalah adanya hubungan negatif yang signifikan antara intensitas nyeri dada dengan depresi pada pasien infark miokard.. Metode: Penelitian ini

1. Bimbingan dengan guru pamong, yang dilakukan setiap saat sebelum dan sesudah mengajar dikelas. Hal- hal yang dikoordinasikan mengenai : Bahan untuk mengajar, Pembuatan

Gas produser tersebut dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan bakar mesin diesel-genset untuk produksi listrik dan bahan bakar keperluan rumah tangga para buruh petik

[r]

Pada hari ini, Selasa tanggal Sepuluh bulan Juli tahun Dua ribu dua belas, Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun Anggaran