• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh terpaan iklan politik hanura versi "Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo" terhadap tingkat partisipasi politik (Survei terhadap remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari,Ciledug)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh terpaan iklan politik hanura versi "Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo" terhadap tingkat partisipasi politik (Survei terhadap remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari,Ciledug)"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH TERPAAN IKLAN POLITIK HANURA VERSI “BACKGROUND WIRANTO DAN HARY TANOESOEDIBJO” TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI POLITIK (Survei Terhadap Remaja Akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug). SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.). TRIAS PRAYOGI 09120110145. PROGRAM STUDI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA TANGERANG 2014.

(2) PERNYATAAN. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya ilmiah saya sendiri, bukan plagiat dari karya ilmiah yang ditulis oleh orang lain atau lembaga lain, dan semua karya ilmiah orang lain atau lembaga lain yang dirujuk dalam skripsi ini telah disebutkan sumber kutipannya serta dicantumkan di Daftar Pustaka. Jika di kemudian hari terbukti ditemukan kecurangan/ penyimpangan, baik dalam pelaksanaan skripsi maupun dalam penulisan laporan skripsi, saya bersedia menerima konsekuensi dinyatakan TIDAK LULUS untuk mata kuliah Skripsi yang telah saya tempuh.. Tangerang, 21 Januari 2014. ( ___________________ ) Tanda tangan dan nama terang. ii.

(3) HALAMAN PERSETUJUAN. Skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto Dan Haru Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik (Survei Terhadap Remaja Akhir Di RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug) oleh Trias Prayogi Telah disetujui untuk diajukan pada Sidang Ujian Skripsi Universitas Multimedia Nusantara. Tangerang, 21 Januari 2014 Dosen Pembimbing. (Drs. Indiwan Seto Wahyu Wibowo, M.Si.) Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi. (Dr. Bertha Sri Eko M.,M.Si.). iii.

(4) HALAMAN PENGESAHAN. Skripsi dengan judul Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto Dan Haru Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik (Survei Terhadap Remaja Akhir Di RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug) oleh Trias Prayogi Telah diujikan pada Rabu, 12 Februari 2014 Pukul 10.00 WIB s.d. 11.30 WIB dan dinyatakan lulus dengan susunan penguji sebagai berikut.. Ketua Sidang. Penguji Ahli. (Ambang Priyonggo, S.S., M.A.). (Dr. Amin Sar Manihuruk, M.Si.). Dosen Pembimbing. (Drs. Indiwan Seto Wahyu Wibowo, M.Si.). Disahkan oleh Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi-UMN. (Dr. Bertha Sri Eko M, M.Si.). iv.

(5) KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik (Survei Terhadap Remaja Akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug) dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini dilakukaan dengan tujuan ingin mengetahui apakan ada pengaruh terpaan iklan politik Hanura terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. Ini juga sebagai masukan yang bermanfaat bagi partai politik, stasiun televisi dan rumah produksi lainnya untuk lebih inovatif agar menayangkan dan menghasilkan suatu iklan politik yang lebih kreatif serta mudah untuk dicerna atau dipahami oleh khalayak. Dengan berakhirnya penulisan skripsi ini, penulis ingin menucapkan banyak terimakasih kepada Universitas Multimedia Nusantara yang menjadi tempat penulis menempuh penndidikan. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kepala Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi, Ibu Dr. Bertha Sri Eko M, M.Si. 2. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Drs. Indiwan Seto Wahyu Wibowo, M.Si. yang berkenan membantu penulis untuk memberikan pengarahan tepat, agar penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 3. Dosen penguji Ahli, Bapak Dr. Amin Sar Manihuruk, M.SI. yang memberikan pengarahan dan masukan yang sangat baik dan sangat detail kepada penulis. 4. Ketua Sidang skripsi, Bapak Ambang Priyonggo, S.S., M.A. yang dengan baik memberikan arahan dengan baik dan benar. 5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan mengajarkan penulis dari dasar dan mengembangkan keahlian di bangku kuliah.. v.

(6) 6. Bapak, Ibu, Kakak serta Adik penulis, Kerina dan Aji, yang selalu mengingatkan agar skripsi ini segera diselesaikan, Mereka yang senantiasa mendengarkan keluh kesah dan membatu penulis selama penulisan ini. 7. Ketua RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug, yang memberikan izin dan data akan warganya. 8. KPI Pusat dan mas Roy yang membantu penulis selama penelitian 9. Para remaja Japos Graha Lestari RW 09 yang ikhlas dan rela membantu penulis selama penelitian 10. Mbak Natalya Batubara, yang selalu bersedia membuatkan surat izin dengan cepat “hari ini buat, besok bisa langsung ambil”. 11. Para Sahabat penulis di rumah Muhammad Esha, Tiara Rahmi, Uswatun, Desinta, Anissa, Risma, Monica, Adistya, Chandra, Agung, Husein, Rafki, Ica, Robby, Rio, dan sahabat-sahabat lainnya, yang selalu memberikan semangat. disaat. penulis. merasakan. turunnya. semangat. dalam. menyelesaikan skripsi ini. 12. Para Sahabat penulis di kampus UMN, Erin, Angelir, Michelia, Jessica, Juliana, Manda, Gabby, Viola, PC, Hans, Rani, Chyntia, Renata, Antonius, Gusti, Debora, Equita, Sabina, Dominiko, Luddy, Vionita, Jeane, Sabrina, Dea, Indie dan sahabat lainnya (baik yang seangkatan, junior dan senior) yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu, yang selalu mendengarkan cerita keluh-kesah, memberikan dukungan, semangat, keceriaan, serta membantu disaat menemui ‘jalan buntu’. Terima kasih banyak. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menghargai segala kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Tangerang, 6 Januari 2014. Trias Prayogi vi.

(7) ABSTRAK. Nama NIM Judul. : Trias Prayogi : 09120110145 : Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto Dan Hary Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik (Survei Terhadap Remaja Akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug) Bibliografi : Buku 48 + 3 Skripsi + 6 Internet Pembimbing : Drs. Indiwan Seto Wahyu Wibowo, M.Si.. Pemilu 2014 sudah mulai dekat. Banyaknya media kampanye yang ada, Iklan menjadi salah satu yang dipercaya partai politik untuk menarik pilihan masyarakat. Iklan melalui media massa memiliki kemampuan menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, adalah meningkatkan jumlah kepemilihan. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. Penelitian ini menggunakan Teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R) dan Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa. Teori S-O-R merupakan koneksi antara suatu rangsangan tertentu (stimuli) dengan reaksi tertentu (respons) sehingga dengan kata lain respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Sedangkan Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa mengemukakan suatu pendekatan struktur sosial yang berasal sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), di mana media massa dapat. vii.

(8) dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatif dengan menggunakan metode kuantitatif. Teknik penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan metode survei , dengan cara menyebarkan kepada 40 responden yang berada di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. Hasil penelitian dari hasil nilai uji regresi diperoleh informasi bahwa pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug, adalah sebesar 0,365 atau sebesar 36,5%. Ini artinya terpaan. iklan. politik. Hanura. versi. “Background. Wiranto. dan. Hary. Tanoesoedibjo” telah mempengaruhi tingkat partisipasi politik remaja akhir sebesar 36,5% .. Kata kunci: Terpaan media, partisipasi politik, teori S-O-R, Teori Dependensi Efek Komunikasi.. viii.

(9) ABSTRACT. Name. : Trias Prayogi. Student ID. : 09120110145. Title. : The influence of the Hanura's Political Advertising Exposure Version "Wiranto and Hary Tanoesoedibjo Background" on the Level of Political Participation (Survey of Late Adolescents at RW. Japos 09 Graha Lestari, Ciledug). Bibliography : 48 Books + 3 Thesis + 6 Internet The Lecturer : Drs. Seto Indiwan Wahyu Wibowo, M.Si.. The Election of 2014 is getting closer. There are numbers of existing media campaigns, one of them is advertising which are believed to be one political party to attract people's choice. Advertising through the mass media has the ability to attract the attention of consumers, especially the products whose ads are very popular or known to the public. Of course, it will increase sales ultimately. In this case, to increase the number of electability. The main problem in this research is to determine how much influence the political advertising exposure Hanura version of "Background Wiranto and Hary Tanoesoedibjo" on the level of political participation of late adolescents at RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. This study uses the theory of Stimulus Organism Response (SOR) and the Theory of Dependency Effects of Mass Communication. SOR theory is the connection between a specific stimulus (stimuli) with a particular reaction (response) so in other words, the response is the reverse reaction of individuals when it receives stimuli from the media. While Dependencies Effects of Mass Communication Theory suggests an approach to the social structure of a society which originated nature of modern (or mass society), in which the mass media can be regarded as an information system that has an important role in the maintenance process, change, and conflict in society, group, or individuals in social activities.. ix.

(10) The type of this research is an explanatory research using quantitative methods. This research’s technique using simple random sampling to survey methods, by spreading the 40 respondents who are living at the RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. The results of the regression test values obtained information that the influence of political advertising exposure Hanura version of "Background Wiranto and Hary Tanoesoedibjo" to the level of political of late adolescents in RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug amounted to 0,365, or by 36.5%. This means that exposure to political advertising Hanura version of "Background Wiranto and Hary Tanoesoedibjo" has affected the level of political participation of 36.5% late adolescents.. Keywords: Media Exposure, Political Participation, SOR theory, Dependency Theory of Communication Effect.. x.

(11) DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i PERNYATAN ................................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................................iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ iv KATA PENGANTAR..................................................................................................... v ABSTRAK ................................................................................................................... vii ABSTRACT .................................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8 1.4 Kegunaan Penelitian .............................................................................................. 8 1.4.1 Kegunan Teoretis ........................................................................................ 8 1.4.2 Kegunaan Praktis ........................................................................................ 8 BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Penelitian Sejenis ................................................................................................ 10 2.2 Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 13 2.2.1 Media Massa ............................................................................................. 13 2.2.2 Efek Media Massa ..................................................................................... 15 2.2.3 Terpaan Media (Media Exposure) .............................................................. 16 2.2.4 Televisi ..................................................................................................... 17 2.2.5 Iklan .......................................................................................................... 17 2.2.6 Partisipasi Politik ...................................................................................... 18 2.2.7 Remaja ...................................................................................................... 19 2.3 Hipotesis Teoritis ................................................................................................ 20 2.3.1 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 20 2.3.2 Hipotesis Statistik ...................................................................................... 20 2.4 Kerangka Teori ................................................................................................... 21 2.4.1 Teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R) ............................................... 21. xi.

(12) 2.4.2 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa ................................................ 25 2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat dan Jenis Penelitian ..................................................................................... 28 3.2 Paradigma Penelitian ........................................................................................... 29 3.3 Metode Penelitian ............................................................................................... 32 3.4 Populasi dan Sampel ........................................................................................... 32 3.5 Oprasionalisasi Konsep ....................................................................................... 34 3.6 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 36 3.6.1 Penyebaran Angket Kuesioner ................................................................... 37 3.6.2 Studi Keperpustakaan ................................................................................ 37 3.6.3 Data Sekunder ........................................................................................... 38 3.7 Teknik Pengukuran Data .................................................................................... 38 3.7.1 Penarikan Sampel ..................................................................................... 38 3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 39 3.8 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 41 3.8.1 Analisis Data Eksplanatif .......................................................................... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Subjek Penelitian................................................................................................. 44 4.2 Demografi ........................................................................................................... 46 4.3 Deskriptif ............................................................................................................ 54 4.4 Analitis ............................................................................................................... 72 4.4.1 Uji Korelasi ............................................................................................... 72 4.4.2 Uji Regresi ................................................................................................ 74 4.4.3 Pembahasan .............................................................................................. 77 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 90 5.2 Saran................................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 92 LAMPIRAN ................................................................................................................. 99. xii.

(13) Daftar Tabel Tabel 3.1. Operasionalisasi Konsep ............................................................. 36. Tabel 3.2. Nilai Skala .................................................................................. 37. Tabel 3.3. Reliabilitas Terpaan .................................................................... 40. Tabel 3.4. Reliabilitas Partisipasi Politik ............................................................... 41. Tabel 4.1. Saringan............................................................................................... 46. Tabel 4.2. Usia ..................................................................................................... 47. Tabel 4.3. Pendidikan ........................................................................................... 48. Tabel 4.4. Frekuensi 1 .......................................................................................... 49. Tabel 4.5. Frekuensi 2 .......................................................................................... 50. Tabel 4.6. Frekuensi 3 .......................................................................................... 51. Tabel 4.7. Intensitas 1........................................................................................... 52. Tabel 4.8. Intensitas 2........................................................................................... 53. Tabel 4.9. Stimuli 1 .............................................................................................. 54. Tabel 4.10. Stimuli 2 .............................................................................................. 55. Tabel 4.11. Stimuli 3 .............................................................................................. 56. Tabel 4.12. Stimuli 4 .............................................................................................. 57. Tabel 4.13. Stimuli 5 .............................................................................................. 58. Tabel 4.14. Kognitif 1 ............................................................................................ 59. Tabel 4.15. Kognitif 2 ............................................................................................ 60. Tabel 4.16. Kognitif 3 ............................................................................................ 61. Tabel 4.17. Kognitif 4 ............................................................................................ 62. Tabel 4.18. Kognitif 5 ............................................................................................ 63. Tabel 4.19. Kognitif 6 ............................................................................................ 64. Tabel 4.20. Afektif 1 .............................................................................................. 65. Tabel 4.21. Afektif 2 .............................................................................................. 66. Tabel 4.22. Afektif 3 .............................................................................................. 67. Tabel 4.23. Afektif 4 .............................................................................................. 68. Tabel 4.24. Afektif 5 .............................................................................................. 69. Tabel 4.25. Konatif 1 .............................................................................................. 70. Tabel 4.26. Konatif 2 .............................................................................................. 71. Tabel 4.27. Uji Korelasi ........................................................................................ 72. Tabel 4.28. Nilai Koefisien Korelasi ...................................................................... 73 xiii.

(14) Tabel 4.29. Nilai Koefisien Determinasi ................................................................ 74. Tabel 4.30. Anova ................................................................................................. 75. Tabel 4.31. Koefisien ............................................................................................ 76. xiv.

(15) Gambar Gambar 2.1. Teori S-O-R............................................................................. 22. Gambar 2.2. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa .............................. 26. Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................ 27. xv.

(16) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semua makhluk hidup pada dasarnya melakukan komunikasi. Komunikasi. sudah ada seiring dengan diciptakannya manusia, dan komunikasi digunakan manusia untuk aktivitas sosialnya. Harold Lasswell berpendapat dalam buku Ruben dan Stewart (2006: 38-39), komunikasi pada dasarnya merupakan “siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa?” (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). Komunikasi sebagai interaksi memberikan satu tambahan elemen yaitu umpan balik (feedback). Umpan balik dapat berupa verbal atau nonverbal, sengaja maupun tidak disengaja. Umpan balik juga membantu para komunikator untuk mengetahui apakah pesan telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Maka, komunikasi memiliki kekuatan untuk membujuk atau memaksa orang lain agar berpendapat, bersikap atau berperilaku sebagaimana yang diharapkan oleh penyampai pesan. Umpan balik ini terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan sedang dikirim (West, dkk, 2008: 13). Komunikasi dalam hal ini dilakukan dalam kegiatan penyampaian pesan yang menggunakan media massa sebagai sarana dalam menyampaikan informasi. Ketika sebuah sumber, biasanya sebuah organisasi, menggunakan teknologi. 1.

(17) sebagai sebuah media untuk berkomunikasi dengan khalayak yang besar, maka akan terjadi yang dinamakan dengan komunikasi massa. (Baran, dkk, 2010: 6) Media massa menururt McLuhan dalam Nofa memiliki fungsi sebagai pengantar sebuah pengetahuan. Media massa juga menyelenggarakan dalam lingkungan publik, dimana media massa dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam media massa pun, hubungan antara pengirim pesan dan penerima pesan, seimbang dan sama. Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya. Sejak dulu media massa telah mengambil alih peranan sebagai sarana edukasi untuk masyarakat (Nofa, 2009: 204-205). Salah satu bentuk media massa adalah televisi. Televisi menurut Onong Uchjana Effendy (1989: 361), merupakan salah satu bentuk dari media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar, pendengaran suara baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. Efek positif dari televisi mampu menyiarkan sesuatu secara langsung tanpa harus menunggu media cetak menerbitkannya keesokan hari. Informasi yang diterima pun diterima berasal dari tangan pertama. Kemudian sajian dalam televisi mampu membangun emosi pemirsa secara luar biasa. (Budiasih, 2004: 21-22) Untuk mendapatkan pemasukan dan keuntungan, sebuah stasiun televisi membuka peluang spot iklan sebagai sarana untuk berpromosi. Penayangan iklan merupakan sumber dana yang menghidupkan sektor industri televisi (Silalahi dkk, 2007: 205).. 2.

(18) Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, service, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui (Morissan, 2010: 17). Termasuk iklan politik atau berkampanye, oleh para pengelola televisi, iklan tersebut diperlakukan sama dengan iklan-iklan komersial yang hitungan bayarannya dihitung berdasarkan durasi yang dipakai dan waktu tayang (Danial, 2009: 3). Menurut Holtz-Bacha dan Kaid dalam buku Akhmad Danial (2009: 93), televisi digunakan oleh partai politik dan kandidat setidaknya melalui dua cara. Pertama lewat cara gratis melalui peliputan reguler media terhadap kegiatan partai atau kandidat politik. Kedua membayar ke media tersebut karena memasang iklan. Dalam buku karya Akhmad Danial (2009: 3) Perkembangan media televisi yang menjangkau hampir kesetiap rumah tangga warga sangat efektif sebagai cara untuk menjangkau rakyat pemilih. Pemilu 2014 sudah mulai dekat. Banyaknya media kampanye yang ada, Iklan menjadi salah satu yang dipercaya partai politik untuk menarik pilihan masyarakat. Iklan melalui media massa memiliki kemampuan menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Tentusaja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, adalah meningkatkan jumlah kepemilihan (Morissan, 2010: 19). Berawal dari situ, penulis ingin mengetahui apakah iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” memberikan pengaruh atau tidak terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha 3.

(19) Lestari, Ciledug. Menurut Ramlan Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik (2010: 180), partisipasi politik adalah keikut sertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut atau memengaruhi hidupnya Alasan penulis memilih iklan Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” adalah karena Hary Tanoesoedibjo merupakan pemilik (owner) dari tempat penanyangan iklan tersebut yaitu MNC. Dalam salah satu teori media yaitu Teori Hierarki Pengaruh (Hierarchy of Influence Theory) yang dikenalkan oleh Shoemaker & Reese bahwa isi dari media dipengaruhi oleh beberapa faktor yang luas dari dalam dan luar organisasi media. Kerap kali dipengaruhi oleh individu, rutinitas media, kebijakan organisasional, extra media, dan ideologi (Heryanto, 2011: 142). Dengan demikian Hary Tanoesoedibjo selaku pemilik memiliki pengaruh dalam penayangan iklan Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo”. Alasan penulis melakukan penelitian di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug ini, karena remja akhir di RW 09 sudah mengambil beberapa bagian baik dalam pemilihan umum maupun diluar pemilihan umum. Seperti yang diungkapkan Dan Nimmo dalam tipe dan distribusi partisipasi politik diantaranya partisipasi dalam pemilihan umum, identifikasi dengan partai politik, pendaftaran untuk memilih, pemberian suara dalam pemilu, pengambilan bagian dalam kampanye, artisipan bukan dalam pemilu, mengikuti informasi tentang politik, dan masuk dalam organisasi kepentingan umum dan politik (Nimmo, 2010: 131137). 4.

(20) Alasan penulis melakukan penelitian pada remaja akhir adalah karena pada tahun 2014 memasuki masa pemilihan umum eksekutif dan legislatif, untuk yang pertama kalinya. Ketika menjadi pemilih pertama ini, para remaja hidup sudah di alam. demokrasi. (native. democration).. Seperti. yang. dikutip. dari. suar.okezone.com, Remaja memiliki potensi besar untuk para partai politik sebab menurut data KPU, dari jumlah sekira 188 juta orang dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) 2014, diperkirakan terdapat sekira 22 juta orang yang akan mengikuti pemilu untuk pertama kalinya. Untuk jumlah pemilih pada kelompok usia 17-23 tahun sekira 30 juta orang. Mayoritas pemilih pemula dan pemilih muda adalah pelajar (SMA), mahasiswa dan pekerja muda yang baru masuk kerja, sehingga totalnya sekira 52 juta orang. Secara psikologis, remaja punya preferensi yang berbeda dengan orang-orang tua pada umumnya. Misalnya, mereka lebih kritis, mandiri, independen, anti-status quo atau tidakpuas dengan kemapanan, properubahan, dan historis dengan masa Orde Baru (Yudha, 2013). Seperti yang diketahui jumlah warga negara yang mempunyai hak memilih, namun tidak menggunakan hak pilihnya alias golput pada pemilihan umum 2009 sebesar 49.677.776 juta jiwa atau 29,0059%. Jumlah tersebut secara resmi juga dimaktubkan dalam surat penetapan KPU mengenai perolehan suara nasional pemilu legislatif. Total pemilih yang menggunakan hak suaranya 121.588.366 juta jiwa, dari total daftar pemilih tetap (DPT) 171.265.442 juta jiwa. Diperparah dengan peryataan pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago. 5.

(21) yang dikutip Kompas.com, memprediksi bahwa jumlah warga negara yang nantinya tidak akan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2014 atau golput akan naik antara 35% hingga 40% jumlah pemilih. Indikasi tersebut terlihat dari masih tingginya angka pemilih golput dalam pelaksanaan sejumlah pemilihan kepala daerah (pilkada). Kasus tingginya angka golput dipastikan akan berulang saat pemilu mendatang, tidak hanya pada saat pemilu legislatif saja, melainkan tinggi angka golput juga akan terjadi pada saat pemilu presiden. Hal ini disebabkan karena banyaknya sejumlah kasus yang saat ini tengah membelit partai. Selain itu, minimnya figur potensial yang dimiliki partai politik juga dapat menjadi faktor minimnya partisipasi warga pada saat pemilu mendatang (Prabowo, 2013). Karakteristrik seperti di atas, menjadi tantangan bagi peneliti untuk membangun kesadaran berpartispasi menjadi komunitas pemilih cerdas. Pemilih yang memiliki pertimbangan rasional dalam menentukan pilihannya, sesuai dengan nurani karena tidak mudah digoda oleh jargon-jargon politik yang bergentayangan di media massa. Penelitian ini belum pernah dilakukan di lingkungan setempat, sehingga dapat memberikan hasil yang bermanfaat untuk Hanura, rumah produksi sebagai pembuat iklan kreatif, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang, dan RW 09, serta menjelaskan apakah iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo”, memberikan pengaruh terhadap tingkat partisipasi politik warga RW 09.. 6.

(22) Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud, mengacu pada proses perubahan atau penguatan keyakinan hanya sampai pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang. Menurut Cangara pengaruh adalah efek perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum atau sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang, karena itu pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan. (Cangara, 2006: 165) Sedangkan menurut Onong Uchjana dalam Kamus Komunikasi (1989: 176) pengaruh adalah daya yang timbul pada khalayak sebagai akibat dari pesan komunikasi yang mampu membuat mereka melakukan atau tidak melakukan. Khalayak sasaran dalam hal ini adalah mereka yang menyaksikan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” yaitu remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 1.2. Rumusan Masalah Seberapa besarkah pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi. “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug?. 7.

(23) 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh. terpaan. iklan. politik. Hanura. versi. “Background. Wiranto. dan. Hary. Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan. teori dan memperkaya penelitian ilmu komunikasi, yang berkenaan dengan pengaruh dari media massa dan menambah pengetahuan mengenai Teori Stimulus Organisme Respon (SOR) dan Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa, khususnya stasiun televisi dan rumah produksi dalam pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 1.4.2 Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan akan membuat khalayak luas mengetahui akan pengaruh terpaan media, khususnya stasiun televisi dan rumah produksi dalam mengembangkan partisipasi politik. Penelitian inipun dapat menjadi bahan pembelajaran atau tolak ukur mengenai bagaimana iklan politik yang telah dibuat.. 8.

(24) Sebagai masukan yang bermanfaat bagi partai politik, stasiun televisi dan rumah produksi lainnya untuk lebih inovatif agar menayangkan dan menghasilkan suatu iklan yang lebih kreatif serta mudah untuk dicerna atau dipahami oleh khalayak.. 9.

(25) BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Penelitian Sejenis Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada penelitian yang terkait dengan. pengaruh terpaan media terhadap khalayak, penulis menemukan beberapa penelitian terkait. Berikut ini merupaka penjabaran dari penelitian terdahulu, yang diteliti oleh penulis lain tentang pengaruh terapan media terhadap khalayak. Penelitian pertama, skripsi dari Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, lulusan 2009 atas nama Andres C Siahaan dengan judul “Pengaruh Tingkat Terpaan Ikan Politik Terhadap Tingkat Partisipasi Politik pada Pemilih Pemula (Studi Kuantitatif Terhadap Iklan Gerindra Versi “Lima” pada Pemilu 2009)”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan pengaruh terpaan iklan politik terhadap tingkat partisipasi politik pada pemilih pemula yang belum memiliki pijakan sikap politik. Penelitian ini menggunakan teori efek komunikasi politik dan two-step flow communication. Menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif dan metode survei. Penelitian mengambil 74 sampel di SMUN 1 Depok. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa variabel tingkat terpaan iklan politik berhubungan moderat dengan arah positif namun tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap tingkat partisipasi politik pada pemilih pemula. Ini menggambarkan bahwa peran. 10.

(26) media massa dalam bidang politik cukup terbatas, tidak seperti yang dikatakan dalam konsep powerful media effects. Penelitian yang kedua, Skripsi dari Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, lulusan 2008 atas nama Bernika Y Narang dengan judul “Pengaruh Konsumsi Media Massa Terhadap Perilaku (Studi Khalayak Terhadap Kampanye Sosial ‘Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana’ di Kalimantan Tengah)”. Penelitian bertujuan untuk membuktikan dan menjelaskan bahwa hubungan frekuensi mengkonsumsi media massa dalam hal ini, pada saat kampanye “Stop Kebakaran, Stop Asap, dan Stop Bencana”. Tujuan dari kampanye tersebut ialah mengubah perilaku masyarakat dari membakar lahan dan hutan, menjadi tidak membakar lagi sehingga dapat mencegah adanya bencana kebakaran di Kalimantan Tengah. Pemerintah melakukan kampanye sosial tersebut melalui media massa seperti televisi, media cetak, radio dan juga baliho, sepanduk, poster. Menggunakan Hierarchy of Effect of Mass Communication Process model untuk melihat dan menjelaskan adanya pengaruh dari kampanye tersebut. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain deskriptif dan eksplanatif. Metode pengumpulan sampel menggunakan metode cluster random sampling, di desa Sepang, kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, dengan jumlah responden sebanyak 100 responden. Uji reabilitas dan uji validitas yang dilakukan terhadap masing-masing variabel memperlihatkan bahwa indikator-indikator yang digunakan dalam. 11.

(27) penelitian ini memiliki sifat keterandalan yang baik. Frekuensi mengkonsumsi media massa mempengaruhi perilaku masyarakat melalui beberapa variabel diantaranya, seperti: variabel tingkat kesadaran terhadap pesan kampanye melalui media massa. Berdasarkan hasil temuan uji path, ditemukan model lain yang dapat menjelaskan hubungan tersebut. Hasil penelitian ini menyarankan bahwa (1) variabel lain perlu dicantumkan dalam model Hierarchy of Effect of Mass Communication Process; (2) dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan model yang sudah di modifikasi; (3) untuk penelitian selanjutnya menggunakan trianggulasi data; (4) bagi pemerintah Kalimantan tengah sendiri agar lebih fokus dalam memilih media massa yang digunakan dan (5) merumuskan pesan yang dekat dengan kehidupan masyarakat. Beberapa hal yang membedakan antara penelitian penulis dengan penelitian sejenis adalah terletak pada subjek, objek, dan teori utama yang digunakan. Penulis menggunakan subjek yang berbeda yaitu remaja akhir di lingkungan RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug dengan objek yaitu iklan Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap partisipasi politik, dan menggunakan dua teori utama yaitu Teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R) dan Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa.. 12.

(28) 2.2. Tinjauan Pustaka. 2.2.1 Media Massa Meida Massa merupakan alat yang digunakan sebagai penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima), menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi, (Cangara, 2003: 134-135 ) Karakteristik media massa: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengolah media terdiri dari banyak sumber daya manusia. 2. Bersifat satu arah, dimana komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dengan penerima pesan. 3. Meluas dan serempak yang dapat mengatasi rintangan jarak dan waktu, karena ia memiliki kecepatan. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis seperti radio, televi, surat kabar dan lainnya. 5. Terbuka yang artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batasan. Media massa saat ini sangat berperan penting dalam kehidupan. Melalui media massa, masyarakat bisa mengetahui bermacam informasi penting yang. 13.

(29) dibutuhkan. Media dapat diartikan sebagai alat ataupun sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media terdiri dari dua, yaitu media cetak dan media elektronik (Nova, 2009: 205) McLuhan mengatakan bahwa media massa merupakan perpanjangan alat indra kita. Melalui media massa, kita memperoleh beragam informasi mengenai sekitar kita. Secara umum, fungsi dari media massa adalah: 1. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) ilmu pengetahuan. 2. Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik. Media masa pada dasarnya bisa dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat secara umum, sukarela, dan murah. 3. Hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan pada dasarnya seimbang dan sama 4. Media massa lebih banyak menjangkau orang dari pada institusi lainnya. Sejak dulu media massa “mengambil alih” peranan orangtua, sekolah, agama, dan lain-lain. Media massa menurut pakar politik Walter Lippmann (Hamad, 2004: 25), memiliki fungsi sebagai pembentuk makna (the meaning construction of the press), bahwa interpretasi media massa terhadap berbagai peristiwa secara radikal dapat mengubah interpretasi orang tentang suatu realitas dan pola tindakan mereka.. 14.

(30) Menurut buku Gun Gun Heryanto, Dinamika Komunikasi Politik (2011) bahwa kekuatan media massa adalah membentuk realitas sosial. Gebner dalam buku Noyd-Barret, Approach in Media: a Reader (1995) memperkenalkan konsep resonansi. Terjadi pada saat media massa dan realitas sebenarnya menghasilkan koherensi yang kuat (powerfull) dimana pesan media mengkultivasi secara signifikan. Kekuatan inilah maka media menjadi alat yang ampuh dalam pembentukan opini publik. Dalam kajian komunikasi politik, operasi opini publik pada khalayak sama dahsyatnya seperti operasi militer. Melalui cara yang halus, informasi merembes perlahan dalam kesadaran khalayak. Bahkan media sangat mungkin dijadikan sebagai alat memanipulasi keadaan serta pengadilan (Heryanto, 2011: 169). 2.2.2 Efek Media Massa Media massa dapat mempengaruhi khalayak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Efek media mampu menciptakan perhatian, pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku. Efek media massa dapat pula mengubah perilaku individu atau khalayak. Larson Otto Nathan membagi efek perilaku menjadi dua, yaitu efek menggerakan dan efek yang menonaktifkan perilaku (Wiryanto, 2004: 79-80) 1. Efek menggerakan perilaku merujuk pada khalayak yang mengerjakan sesuatu sebagai konsekuensi penerimaan pesan media. Ini melibatkan pembentukan isu atau isu pemecahan masalah sebagai dasar dari pembentukan sikap akibat penerimaan pesan media.. 15.

(31) 2. Efek penonaktifan merujuk pada sikap yang sebaliknya, khalayak melakukan sesuatu bukan sebagai konsekuensi akibat penerimaan pesan media massa. Peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa media massa merupakan media dari komunikasi yang sangat kuat dan memberikan pengaruh, sehingga mengakibatkan khalayak memperhatikan pesan-pesan yang diberikan oleh media massa tersebut. 2.2.3 Terpaan Media (Media Exposure) Rodengren (1974) mengemukakan bahwa terpaan media terdiri dari jumlah waktu penggunaan pada berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2004: 66) Media massa diidentifikasikan sebagai suatu agen sosialisasi yang berpengaruh terhadap perilaku khalayaknya. Kemajuan akan teknologi dan informasi, memungkinkan peningkatan akan kualitas pesan serta peningkatan frekuensi penerapan masyarakat yang memberi peluang bagi media massa sebagai agen sosialisasi yang semakin penting (Sunarto, 2004: 26). Menurut Jalaluddin Rakhmat, dapat dioperasionalkan sebagai individu dalam menonton televisi, film, membaca surat kabar, ataupun mendengarkan radio. Terpaan media berusaha mencari data audiens tentang penggunaan media, baik jenis media, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan. Terpaan medupakan kegiatas mendengar, melihat, dan membaca pesan media massa. 16.

(32) ataupun pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang terjadi pada individu maupun kelompok (Prastyono, 1995: 23) 2.2.4 Televisi Sesuai dengan karakteristiknya televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang memancarkan suara dan gambar yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah, (Palapah dkk, 1993: 92). Televisi terdiri dari kata Tele yang artinya adalah jauh, dan Vision yang berarti penglihatan. Menurut Effendy menjelaskan bahwa televisi jika dipandang dari segi jauhnya, menerapkan prinsip radio. Sedangkan dari segi penglihatannya adalah gambar, (Effendy, 1986: 197). 2.2.5 Iklan Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, service, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas (Morissan, 2010: 17-18). Terdapat beberapa alasan mengapa pemasang iklan memilih iklan di media massa adalah karena media massa dinilai lebih efisien dari segi biaya untuk mencapai khalayak dalam jumlah besar. Iklan di media massa juga menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.. 17.

(33) Keuntungan lainnya, Iklan melalui media massa memiliki kemampuan menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya popular atau sangat dikenal masyarakat. Tentusaja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan (Morissan, 2010: 18-19). 2.2.6 Partisipasi Politik Menurut Ramlan Surbakti partisipasi politik adalah keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan menyangkut dan atau mempengaruhi hidupnya. Partisipasi politik berarti keikutsertaan warga negara biasa (yang tidak mempunyai kewenangan) dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. (Surbakti, 1992: 180) Lebih lanjut menurut Surbakti (1992:182) Bentuk partisipasi politik terbagai menjadi dua yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Bentuk partisipasi aktif antaralain mengajukan usul mengenai sebuah kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang bertolak belakang dengan kebijakan yang dibuat pemerintah, mengajukan kritik dan perbaikan untuk meluruskan kebijakan, membayar pajak, dan memilih pemimpin pemerintahan. Bentuk partisipasi passif merupakan kebalikannya, seperti kegiatan yang mentaati pemerintah, menerima dan melaksanakan saja setiap keputusan pemerintah. Dengan kata lain, partisipasi aktif berarti kegiatan yang berorientasi pada proses input dan output politik, sedangkan partisipasi pasif merupakan kegiatan yang berorientasi hanya pada proses output (Surbakti, 1992: 182). 18.

(34) Tipe dan distribusi partisipasi politik menurut Dan Nimmo ialah partisipasi dalam pemilihan umum, identifikasi dengan partai politik, pendaftaran untuk memilih, pemberian suara dalam pemilu, pengambilan bagian dalam kampanye, artisipan bukan dalam pemilu, mengikuti informasi tentang politik, dan masuk dalam organisasi kepentingan umum dan politik (Nimmo, 2010: 131-137). 2.2.7 Remaja Remaja dalam bahasa Latin ialah adolescence, yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Istilah adolescence memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, social, dan fisik. Didukung oleh Piaget secara psikologis remaja adalah usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar (Hurlock, 1991). Masa remaja memiliki batasan penggolongan. Menurut tim penulis Poltekkes Depkes Jakarta I (2010: 1), masa remaja terbagi atas masa remaja awal berhumur 10 hingga 13 tahun. Lalu masa remaja tengah 14 hingga 16 tahun dan masa remaja akhir 17 hingga 19 tahun. Berdasarkan data kependudukan 2012 di RW 09 Japos Graha Lestari, Ciledug, ada 44 remaja akhir yaitu berasal dari RT 01 sebanyak 13 orang, RT 02 sebanyak 3 orang, RT 03 sebanyak 10 orang, RT 04 sebanyak 6 orang dan RT 05 sebanyak 12 orang.. 19.

(35) 2.3. Hipotesis Teoritis. 2.3.1 Hipotesis Penelitian Adanya pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 2.3.2 Hipotesis Statistik Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan dari teori yang relevan, belum berdasarkan pada fakta empiris yang diperoleh dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2011: 64) Bentuk hipotesis yang dilakukan merupakan hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2011: 69) Ho: ρ = 0, 0 berarti tidak ada pengaruh. Ha: ρ ≠ 0, “tidak sama dengan 0” berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti ada pengaruh. ρ = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.. 20.

(36) Hipotesis dari penelitian ini adalah: Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. Ha: Adanya pengaruh yang signifikan antara terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 2.4. Kerangka Teori 2.4.1 Teori Stimulus Organisme Respon (S-O-R) Menurut Irwanto Teori Stimulus Organisme adalah koneksi antara suatu. rangsangan tertentu (stimuli) dengan reaksi tertentu (respons) (Irwanto, 2002: 107) Sehingga dengan kata lain respon merupakan reaksi balik dari individu ketika menerima stimuli dari media. Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan kesesuaian antara efek pesan yang disampaikan dengan reaksi audience.. 21.

(37) Berikut adalah skema teori S-O-R : Gambar 2.1 Teori S-O-R. STIMULUS. ORGANISME :  PERHATIAN  PENGERTIAN  PENERIMAAN. RESPON. Sumber: Mar’at Seperti pada gambar di atas, ada tiga elemen unsur teori S-O-R, yaitu stimulus (S) yang merupakan pesan, lalu organisme (O) adalah pihak penerima pesan/receiver, dan yang terakhir ialah respon (R) yang merupakan akibat atau pengaruh yang terjadi terhadap pesan setelah melalui proses perhatian, pemahaman dan penerimaan yang dilakukan receiver. Berikut penjelasan proses S-O-R menurut Mar’at (1981: 22): 1.. Stimulus yang diberikan pada organisme dapat diterima atau dapat ditolak, maka pada proses selanjutnya terhenti. Ini berarti bahwa stimulus tidak efektif dalam mempengaruhi organisme, maka tidak ada perhatian (attention) dari organisme.. 22.

(38) 2.. Langkah berikutnya adalah jika stimulus telah mendapat perhatian dari organisme, maka proses selanjutnya adalah mengerti terhadap stimulus yang merupakan kemampuan dari organisme. Inilah yang akan melanjutkan proses berikutnya.. 3.. Pada langkah berikutnya adalah bahwa organisme dapat menerima secara baik apa yang telah diolah sehingga dapat terjadi kesediaan untuk merubah persepsi.. Perubahan dapat terjadi apabila penyampaian pesan dapat berlangsung dengan baik. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penyampaian pesan adalah Frekuensi yang menurut Liliweri merupakan besar kecilnya frekuensi iklan di televisi dapat mempengaruhi perilaku konsumen (dalam hal ini pemilih), semakin sering iklan tersebut menerpa khalayak maka semakin besar pula kemungkinan khalayak akan mengetahui iklan tersebut sehingga mempengaruhi mereka dalam menerima pesan (Liliweri, 1992: 77). Lalu ada Intensitas yakni lama atau tidaknya responden melihat iklan. Setelah iklan tersebut ditayangkan dalam frekuensi tertentu maka khalayak mulai mengetahui adanya produk tersebut, sehingga mereka mulai memberikan perhatian. Mereka mencoba menonton iklan untuk memahami isi pesan apa yang akan disampaikan iklan tersebut (Durianto dkk, 2003: 20). Bungin (2006: 281) menyatakan bahwa prinsip dari stimulus response merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, mengenai proses bagaimana terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Teori jarum hipodermik 23.

(39) memperlihatkan bahwa sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah audiensi, yang kemudian audiensi akan bereaksi seperti yang diharapkan. Dalam masyarakat massa, di mana prinsip stimulus response mengasumsikan bahwa pesan informasi dipersiapkan oleh media kemudian didistribusikan secara sistematis dan dalam skala yang luas, sehingga secara serempak pesan tersebut dapat diterima oleh sejumlah besar individu, bukan ditujukan kepada orang per orang. Lalu sejumlah besar individu itu akan merespons pesan informasi yang telah diberikan tersebut. Penggunaan teknologi telematika yang semakin canggih dan luas dimaksudkan untuk reproduksi serta distribusi pesan informasi tersebut sehingga diharapkan dapat memaksimalkan jumlah penerima dan respons oleh audiensi, sekaligus meningkatkan respons oleh audiensi. Menurut Sendjaja dalam Bungin (2006: 282), pada 1970, Melvin DeFleur melakukan modifikasi terhadap teori stimulus response dengan teorinya yang dikenal sebagai perbedaan individu dalam komunikasi massa (individual differences). Di sini diasumsikan bahwa pesan media berisi stimulus tertentu yang berinteraksi secara berbeda-beda dengan karakteristik pribadi dari para anggota audiensi. Teori ini secara eksplisit mengakui adanya intervensi variabel psikologis yang berinteraksi dengan terpaan media massa dalam menghasilkan efek. Menurut Liliweri (2011: 176), sumber perbedaan individu terletak pada learning dan inheritance (pembelajaran dan bawaan)—setiap individu dibesarkan oleh lingkungan fisik (alam sekitar), juga lingkungan sosial—budaya yang. 24.

(40) mengelilinginya. Dua aspek tersebut memengaruhi kebiasaan hidup, persepsi, sikap (kognitif, afektif, dan psikomotorik), dan keterampilan. Faktor ini berpengaruh terhadap disposisi pribadi (dari dalam karena faktor bawaan) lalu membuatnya belajar dari lingkungan pergaulan. Hasil dari pengaruh tersebut dapat terlihat dalam cara-cara seseorang berinteraksi, berelasi, termasuk cara menerima dan mengakses informasi. Berangkat dari teori perbedaan individu dan stimulus response ini, DeFleur mengembangkan model psikodinamik yang didasarkan pada keyakinan bahwa kunci dari persuasi yang efektif terletak pada modifikasi struktur psikologis internal dan individu. Melalui modifikasi inilah respons tertentu yang diharapkan muncul dalam perilaku individu akan tercapai. Esensi dari model ini adalah fokusnya pada variabel-variabel yang berhubungan dengan individu sebagai penerima pesan, suatu kelanjutan dari asumsi sebab akibat, dan mendasarkan pada perubahan sikap sebagai ukuran bagi perubahan perilaku (Sendjaja dalam Bungin, 2006: 282). 2.4.2 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa Menurut Sandra Ball Rokeach dan Melvin L. DeFleur dalam buku Baran & Davis (2010: 340-341) teori ini merupakan suatu pendekatan struktur sosial yang berasal sifat suatu masyarakat modern (atau masyarakat massa), di mana media massa dapat dianggap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan konflik pada masyarakat, kelompok, atau individu dalam aktivitas sosial.. 25.

(41) Gambar 2.2 Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa SISTEM SOSIAL (Tingkat stabilitas Struktural bervariasi). SISTEM MEDIA (Jumlah dan sentralitas fungsi informasi bervariasi). AUDIENCES (Tingkat ketergantungan pada informasi media bervariasi). EFEK Kognitif, Afektif, dan Behavioral. Sumber: Sandra Ball Rokeach dan Melvin L. DeF Menurut Sandra Ball Rokeach dan Melvin L. DeF, bahwa dalam masyarakat modern, audience menjadi tergantung pada media massa sebagai sumber informasi bagi pengetahuan tentang dan orientasi kepada apa yang terjadi dalam masyarakatnya. Pembahasan lebih lanjut mengenai teori ini ditujukan pada jenis-jenis efek yang dapat dipelajari melalui teori ini. Dalam buku Komunika Majalah Ilmiah (2007: 65) Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan pertama kognitif yang berupa wujudnya pengetahuan komunikasi dari komunikan terhadap produk yang ditayangkan. Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.. 26.

(42) Kedua afektif yang menciptakan iba, haru, gembira senang, tertarik, ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral. Ketiga Behavioral atau konatif yang berupa perilaku atau tindakan atau kegiatan komunikan untuk membeli produk yang diiklankan. Mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan. 2.5 Kerangka Pemikiran Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran. Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto Dan Hary Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik. Terpaan Tayangan 1. Frekuensi 2. Intensitas 3. Stimuli. Tingkat Partisipasi Politik 1. Kognitif 2. Afektif 3. Konatif. Adanya Pengaruh Terpaan Iklan Politik Hanura Versi “Background Wiranto Dan Hary Tanoesoedibjo” Terhadap Tingkat Partisipasi Politik. 27.

(43) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sifat dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan sifat. kuantitatif. Metode ini menggunakan data penelitian yang berupa angka-anggka dan analisis yang menggunakan statistik untuk memperoleh data dan hasil yang diharapkan (Sugiyono, 2011: 7). Tujuan dari penelitian kuantitatif ialah menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori, dan data hanya sebagai saran konfirmasi teori ataau teori yang dibuktikan dengan data (Kriyantono, 2006: 56) Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah eksplanatif. Menurut Sanapiah Faisal (2001: 21), bahwa penelitian eksplanatif adalah untuk menguji hubungan. antarvariabel. yang. dihipotesiskan.. Hipotesis. itu. sendiri. menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel; apakah sesuatu variabel disebabkan / dipengaruhi ataukah tidak oleh variabel lainnya. Penelitian ini, akan diteliti mengenai pengaruh terpaan media. Menurut Rodengren (1974) mengemukakan bahwa terpaan media terdiri dari jumlah waktu penggunaan pada berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan (Rakhmat, 2004: 66). 28.

(44) Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 3.2. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan. kebenaran. Usaha tersebut dilakukan oleh para filsuf, peneliti, maupun oleh para praktisi melalui model-model tertentu yang biasanya dikenal dengan paradigma (Moleong, 2012: 49). Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2012: 49), paradigma merupakan kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dalam penelitian. Moleong (2012: 49) mengatakan, paradigma merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan hubungannya) atau bagaimana bagianbagian berfungsi (perilaku yang di dalamnya ada konteks khusus atau dimensi waktu). Moleong (2012: 50) menyatakan bahwa ada bermacam-macam paradigma, tetapi yang mendominasi ilmu pengetahuan adalah paradigma ilmiah (scientific paradigm) dan paradigma alamiah (naturalistic paradigm). Paradigma ilmiah bersumber dari pandangan positivisme, sedangkan paradigma alamiah bersumber pada pandangan fenomenologis. Menurut Daymon dan Holloway (2008: 11), paradigma yang secara historis telah mendominasi ilmu hubungan masyarakat dan komunikasi pemasaran adalah 29.

(45) realis (realist) atau positivis (positivist). Paradigma ini berkaitan dengan pencarian atau penemuan hukum sebab-akibat yang dapat digunakan dalam konteks dan waktu yang berbeda. Berlawanan dengan paradigma interpretif, paradigma realis berasumsi bahwa kenyataan merupakan sebuah entitas objektif yang dapat diamati (observable), tidak bergantung pada siapapun yang terlibat di dalamnya. Paradigma realis menekankan objektivitas. Daymon dan Holloway (2008: 12) menyatakan, paradigma realis pada umumnya sejalan dengan metode riset kuantitatif. Hal tersebut dikarenakan teknik kuantitatif lebih mendekatkan peneliti pada data, baik dalam metode pengumpulan data, maupun analisis yang di dalamnya statistik dan angka-angka lebih dikedepankan daripada kata-kata dan organisasi bahasa. Denzin dan Lincoln (2009: 135) menyatakan, ontologi paradigma Positivisme adalah realisme, yang secara umum disebut “realisme naïf”. Sebuah realitas yang bisa dipahami diasumsikan hadir, yang dikendalikan oleh hukumhukum alam dan mekanisme yang tidak dapat diubah. Pengetahuan tentang “keadaan alami bendabenda” secara konvensional dirangkum dalam bentuk generalisasi yang bebaswaktu dan bebas-konteks, yang sebagiannya mengambil bentuk hukum sebabakibat. Secara prinsip, penelitian mampu mencapai/ mendekati keadaan alami benda-benda yang “sesungguhnya.” Denzin dan Lincoln (2009: 135) menyatakan epistemologi paradigma Positivisme adalah dualis dan objektivis. Peneliti dan “objek” yang diteliti dianggap sebagai entitas yang terpisah, sedangkan peneliti dipandang mampu. 30.

(46) mempelajari objek tanpa memengaruhi atau dipengaruhi olehnya. Ketika diketahui terjadi pengaruh pada kedua arah (ancaman terhadap validitas), atau bahkan sekadar diduga, maka beberapa strategi pun ditempuh untuk mereduksi dan menyingkirkannya. Penelitian berlangsung laksana melalui cermin satu arah. Nilai dan bisa dicegah agar tidak memengaruhi hasil, sepanjang prosedur yang ditentukan diikuti dengan ketat. Temuan-temuan yang diulang dalam kenyataannya adalah benar. Denzin dan Lincoln (2009: 136) menyatakan, metodologi paradigma Positivisme adalah eksperimental dan manipulatif. Pertanyaan dan/ atau hipotesis dinyatakan dalam bentuk proposisi dan tunduk pada pengujian empiris untuk memverifikasinya; kondisi-kondisi yang berpeluang mengacaukan harus dikontrol secara hati-hati guna mencegah terpengaruhnya hasil-hasil penelitian secara tidak tepat. Sugiyono (2011: 8) menyatakan, filsafat positivisme memandang realitas/ gejala/ fenomena itu dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data di lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang. 31.

(47) dirumuskan terbukti atau tidak. Dapat dikatakan, penelitian ini menggunakan paradigma Positivisme sesuai dengan yang dinyatakan oleh Sugiyono bahwa realitas/ gejala/ fenomena yang diamati dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. 3.3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah survey. Survei. merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan pada sejumlah besar individu / kelompok. Dengan survei peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi. Variabel yang ditelaah disejalankan dengan karakteristik yang menjadi fokus perhatian survei tersebut. Karena dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi, maka individu / kelompok yang diteliti haruslah bisa mewakili populasi (Faisal, 2001: 23). Proses survey dimulai dengan mengumpulkan data lewat kuesioner yang diberikan kepada responden, mengenai pengaruh terpaan iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” terhadap tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug. 3.4. Populasi dan Sampel Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (1989: 152), populasi. adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari,. 32.

(48) Ciledug berjumlah 44 orang berdasarkan data 2012 dan pernah meonton iklan politik Hanura versi “Background Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo”. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel tersebut, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili atau representative. Sampel terbagi menjadi dua yaitu sampel acak (random sampling / probability sampling) dan sampel tidak acak (nonrandom samping/nonprobability sampling). Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic sampling, dan area sampling (Sugiyono, 2011: 81). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan teknik simple random sampling. Simple random sampling adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Effendi, 1989: 155 - 156). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan formula Slovin sebagai rumusnya (Riduwan, 2005:65) yaitu n = N/(1+(N.e2)) n = 44/(1+(44.0,052)) n = 44/1,11. 33.

(49) n = 39,6 dibulatkan menjadi 40 Dari perhitungan di atas, diketahui jumlah sampel ditemukan sebanyak 40 orang sebagai sampel. 3.5. Operasionalisasi Konsep Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu terpaan media dan partisipasi. politik. 1.. Terpaan media (X) dapat diukur dengan dimensi-dimensi sebagai berikut (Prastyono, 1995: 23) -. Frekuensi Merupakan indikator terpaan media dengan mengumpulkan data khalayak mengenai seberapa banyak (sering) khalayak menonton sebuah jenis tayangan televisi.. -. Intensitas Merupakan indikator yang menghitung lama khalayak bergabung dengan suatu media (berapa jam sehari), atau berapa lama (menit) khalayak mengikuti suatu program.. -. Stimuli Merupakan indikator yang dimana segala sesuatu ditangkap oleh panca indra seperti dengan cara melihat, mendengar, mencium, atau merasakan stimuli, berupa benntuk, warna, gerak dan atmospher.. 34.

(50) 2.. Partisipasi Politik (Y) dapat diukur dengan dimensi-dimensi sebagai berikut -. Kognitif Menurut Moriarty (2011: 140) menyatakan kognisi merupakan cara konsumen mencari dan merespons informasi, cara belajar serta memahami sesuatu. Dalam respons kognitif, konsumen membutuhkan sesuatu atau perlu mengetahui sesuatu, dan informasi dikumpulkan dalam respons tersebut sehingga akan menimbulkan pemahaman. Pendorong utama dari respons kognitif ialah proses belajar, pemahaman, diferensiasi, dan ingatan.. -. Afektif Menurut Moriarty (2011: 139), penggerak respons afektif adalah keinginan, perasaan, rasa suka, dan resonansi. Respons emosional adalah kuat. Emosi membuat khalayak merasakan sesuatu. Keinginan digerakkan oleh emosi dan didasarkan pada harapan, kerinduan, dan kehendak.. -. Konatif Menurut Rakhmat (2000: 219) konatif merujuk pada sikap nyata yang diamati, meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan bersikap. Konatif berkaitan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.. 35.

(51) Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep Variabel Bebas (X) Terpaan Media No .. Dimensi. 1.. Frekuensi Menonton. Seberapa sering melihat iklan. 2.. Intensitas. Seberapa lama melihat iklan. Indikator. Intensitas iklan di televisi 3.. Stimuli. Mendengar Suara Melihat Variabel Terikat (Y) Partisipasi Politik. No . 1.. Dimensi Kognitif. Indikator Pemahaman maksud dan tujuan iklan Pengetahuan keunggulan iklan Pengetahuan akan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo Pencarian secara aktif. 2.. Afektif. Penilaian terhadap iklan Tertarik memilih. 3.. Konatif. Mengkritisi Membahas. 3.6. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah. sebagai berikiut :. 36.

(52) 3.6.1 Penyebaran Angket (Kuesioner) Angket menurut Irawan Soehartono (2002: 65) adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden. Untuk memberikan kadar penilaian data jawaban responden, digunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban setiap item diberi skor : Tabel 3.2 Nilai Skala Variabel Independen & Dependen Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah/Sangat Negatif Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Negatif Ragu-Ragu/Kadang-Kadang/Netral Setuju/Sering/Positif Sangat Setuju/Sangat Positif. :1 :2 :3 :4 :5. Instrumen penelitian menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk checklist (V). Dan nantinya akan dihitung dengan bantuan program SPSS (Statistic Package for Social Science). 3.6.2 Studi Kepustakaan Penulis mengumpulkan buku-buku yang ada kaitannya dengan jurnalistik, politik dan komunikasi, khususnya komunikasi massa, serta bahan-bahan lain. 37.

(53) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna sebagai analisis terhadap masalah yang diteliti. Diharapkan studi kepustakaan dapat melengkapi isi dari penelitian ini. 3.6.3 Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi melalui publikasi dan informasi di lapangan, baik melalui internet, jurnal, maupun artikel yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 3.7. Teknik Pengukuran Data 3.7.1 Penarikan Sampel Menurut Irawan Soehartono sampel adalah Suatu bagian dari populasi yang. akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan populasinya (Suhartono, 2002: 57). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Probability Sampling dengan teknik simple random sampling dengan jumlah populasi sebanyak 44 orang. Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan formula Slovin sebagai rumusnya (Riduwan, 2005:65) yaitu n = N/(1+(N.e2)) n = 44/(1+(44.0,052)) n = 44/1,11 n = 39,6 dibulatkan menjadi 40. 38.

(54) Dari perhitungan di atas, diketahui jumlah sampel ditemukan sebanyak 40 orang sebagai sampel. 3.7.2 Uji Validitas dan Reliabilitas Menurut Ghozali (2011: 52), uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk menggunakan program SPSS Statistics 20. Melalui pengujian validitas pertama terhadap variabel terpaan tayangan. Indikator yang tidak valid dalam uji validitas pertama dibuang, kemudian dihitung kembali total skor konstruknya. Setiap skor indikator dengan total skor konstruknya diuji kembali dengan korelasi bivariate. Namun, indikator pada variabel terpaan menunjukan angka yang valid Uji validitas kemudian dilakukan terhadap variabel tingkat partisipasi politik, dimana indikator menunjukan angka yang valid. Hasilnya, semua indikator tergolong valid. Hal ini ditunjukkan dengan angka pada kolom dan baris tingkat partisipasi politik pada tabel Correlations (data terlampir), yang menunjukkan semua indikator signifikan di level 0,05. Menurut Kriyantono (2010: 145), alat ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala. 39.

(55) yang sama, walau digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap ajeg (consistent). Besar nilai korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi, yang merupakan petunjuk besar kecilnya hasil pengukuran yang sebenarnya. Semakin tinggi angka korelasi, semakin besar nilai koefisien determinasi, dan semakin rendah kesalahan pengukuran (Kriyantono, 2010: 146). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Nunnally (1994) dalam Ghozali (2011: 48) menyatakan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Tabel 3.3 Reliabilitas Terpaan. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha. N of Items. Based on Standardized Items ,957. ,956. 10. Tampilan output SPSS pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa konstruk Terpaan memberikan nilai Cronbach Alpha 95,7% yang menurut kriteria Nunnally bisa dikatakan reliabel.. 40.

(56) Tabel 3.4 Reliabilitas Partisipasi Politik. Reliability Statistics Cronbach's. Cronbach's Alpha. Alpha. Based on. N of Items. Standardized Items ,954. ,955. 13. Tampilan output SPSS pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa konstruk Terpaan memberikan nilai Cronbach Alpha 95,4% yang menurut kriteria Nunnally bisa dikatakan reliabel.. 3.8. Teknik Analisis Data. 3.8.1 Analisis Data Eksplanatif Analisis data eksplanatif digunakan untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang mempengaruhi terjadinya sesuatu (Kriyantono, 2006: 60). Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan statistik. Dalam statistik, prosedur yang mengukur tingkat hubungan positif atau negatif antara variabel, disebut teknik korelasional. Hasil teknik statistik tersebut dikenal dengan koefisien korelasi yang adalah penunjuk kuantitatif dari jenis dan tingkat hubungan antarvariabel. Angka korelasi adalah ekspresi kuantitatif tentang tingkat hubungan antarvariabel.. 41.

(57) Hubungan antarvariabel dalam penelitian ini dengan menggunakan korelasi Product Moment Pearson, yang menurut Kriyantono (2006: 175) merupakan Teknik pengukuran tingkat hubungan antara variabel/data/skala interval dengan interval lainnya. Rumus perhitungan Product Moment Pearson sebagai berikut:. Rumus : rxy =. n (∑xy)-(∑x) (∑y) ________________ √[n∑x2 – (∑x)2][n∑y2-(∑y)2]. Keterangan : rxy. = Korelasi xy Product Momment. n. = Jumlah Sampel. ∑. = Jumlah. x. = Variabel Bebas. y. = Variabel Terikat. ∑x. = Skor variabel terpaan iklan politik Hanura versi “Background. Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo” ∑y. = Skor variabel tingkat partisipasi politik remaja akhir di RW. 09 Japos Graha Lestari, Ciledug.. 42.

(58) Untuk dapat memberikan interpretasi seberapa besar hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman koefisien korelasi sebagai berikut: Interval Koefisien. Tingkat Hubungan. < 0,200. Sangat Rendah. 0,200 – 0,399. Rendah. 0,400 – 0,700. Sedang. 0,710 – 0,900. Kuat. > 0,900. Sangat Kuat. Sumber: Kriyantono. 43.

(59) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Subjek Penelitian Pendirian Partai Hanura dirintis oleh Wiranto bersama tokoh-tokoh nasional. yang menggelar pertemuan di Jakarta pada tanggal 13-14 November 2006. Diambil dari Kompas.com dengan judul berita “Hary Tanoe Resmi Bergabung ke Partai Hanura”, Hary Tanoesoedibjo bergabung dengan Partai Hanura pada Minggu, 17 Februari 2013 pada pukul 15.00 WIB. Dilakukan dengan cara deklarasi terbuka pada hari yang sama. Dalam Tribunnews.com dengan judul “Wiranto-HT Deklarasi Capres, JK: Baguslah”, ditetapkan bahwa calon presiden adalah Wiranto dan calon wakil presiden adalah Hary Tanoesoedibjo. Hanura memiliki dua visi yaitu kemandirian bangsa dan juga kesejahteraan rakyat serta memiliki tujuh misi: 1.. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa melalui penyelenggaraan negara yang demokratis, transparan, akuntabel, dengan senantiasa berdasar pada pancasila, undang-undang dasar negara republik indonesia 1945 dan negara kesatuan republik indonesia.. 44.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis terjun langsung ke daerah objek penelitian yang menggambarkan tentang realita yang ada terhadap peran istri sebagai pencari nafkah dalam keluarga serta

1. Banyaknya proyek yang diperoleh dan ditangani oleh PT IdeA dengan penunjukkan langsung dari klien, melalui proses lelang dan kerja sama dengan lembaga membuktikan bahwa

Numerical representations are also often used for degrees of belief related to numerical or symbolic knowledge and for degrees of consistency or inconsistency (or conflict) between

Pengalaman usaha dan omzet usaha berpengaruh terhadap kemampuan debitur dalam membayar kredit sedangkan, -Variabel jumlah tanggungan keluarga, tingkat pendidikan, jangka

[r]

Ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan Warter Punding (2012) yang mengungkapkan bahwa siswa dengan kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih

Berdasarkan hasil seleksi administrasi oleh Tim Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Tahun Anggaran 2018, terhadap

(b) menyatakan banyaknya partikel dikalikan dengan energi kinetik dari masing-masing partikel yang tersimpan pada bin posisi arah sumbu -Y, terlihat bahwa pada