• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nada Dasar sebagai Pemarkah Sosial Penutur Bahasa Melayu Deli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nada Dasar sebagai Pemarkah Sosial Penutur Bahasa Melayu Deli"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

N

ADA

D

ASARSEBAGAI

P

EMARKAH

S

OSI

AL

P

ENUTUR

B

AHASA

M

ELAYU

D

ELI

TengkuSyar

fi

na

PenelitipadaBalaiBahasaMedan

ABSTRAK

MakalahiniakanmembicarakantentangnadadasarpenuturbahasaMelayu Deliberdasarkanvariasisosial.Penelitianinibertujuanuntukmencarinada dasaryangmenandaikelompok-kelompoksosialdalambahasaMelayu Deli.KajianinibermulapadapengukurannadadasartuturanbahasaMelayu Deliyangdiikutikajianmelihatkemaknawianciri-ciriitusebagai

pengelompokkelassosial.Untukmencapaitujuantersebutdigunakanteori -teorifonetikakustik,frekuensi,intonasi,yangberhubungandengananalisis penelitianini,jugadigunakanpendekatanfonetikeksperimentaluntuk menganalisispenelitianini.Selainitupenelitianinijugamenggunakanteori diglosia,yangberhubungandenganstratifikasisosialdalam bahasaMelayu Deli.Penelitianinimemperlihatkannadadasarmenandaikel ompok-kelompoksosialtertentudalam bahasaMelayuDeli.

KATAKUNCI:nadadasarpenutur,MelayuDeli,pemarkahsosial

1. Pendahuluan eberapa bahasa digunakan dalam masyarakatIndonesia

yang berkembang

penggunaannya dalam kehidupan bangsa, seperti bahasa Indonesia, bahasa asing dan bahasa daerah. Pembi naandanpengembanganbahasa-bahasa daerah sangatpenting,karena selain sebagaipemerkaya kebudayaan nasional, juga nilai-nilai kebudayaan tradisionaldiungkapkandidalam bahasa -bahasa daerah. Dengan demikian, bahasa-bahasadaerahharus dipelihara agar tetap menjadi wadah pengekspresianbudayamasyarakatnya. Bahasa Melayu Deli(BMD),salah satu diantara bahasa-bahasa Melayu, adalah bahasa daerah yang dipergunakan oleh suku Melayu Deli, BMDmempunyaiketerkaitaneratbahkan dapat dikatakan mencerminkan adat -istiadatdaribudayaMelayu.Pilaradat istiadat inilah yang membina warga masyarakatMelayuuntukbersikapdan bertutur kata sebagaimana layaknya seseorang yang religius dan beradat -berbudaya dan tradisi yang sudah

disepakati secara konvensional. Pengaruhiniberakibatpadasikapdan kebiasaanberbahasaMelayubaikyang berperingkat intra-sistemik maupun ekstra-sistemik dalam lingkungan komunitasBMD.

Bahasa adalah sistem lambang bunyiyangmerupakanalatkomunikasi manusia.Selanjutnya,yang dimaksud dengan bunyipada bahasa atau yang termasuklambangbahasaadalahbunyi -bunyiyang dihasilkan oleh alatucap manusia. Runtunan bunyimerupakan arusujaranyangsambungmenyambung terus-menerusyangdiselang-selingioleh jeda,disertaidengan intensitas suara, frekuensi,durasidansebagainya.

Dalam arusujaranadabunyiyang dapatdisegmentasikan dan ada yang tidakdapatdisegmentasikan,yangdapat disegmemtasikan disebut bunyi segmental dan yang tidak dapat disegmentasikan,sepertikeraslembut, panjangpendekdisebutsuprasegmental atauprosodi.Fischer-Jorgensendalam Sugiyino (2003)memberikarakteristik prosodisebagai(1)kombinasifonem yang membentuk struktur kata atau

B

(2)

struktur silabel,(2) sinyalpembatas (boundarysignalsataujuncture),dan(3) realisasifonetikyangmencakupisatuan yanglebihluasdaripadafonem tunggal.

BahasaMelayuDelisebagaisalah satubahasadaerahyangdigunakandi SumateraUtara,berfungsisebagaialat komunikasi,pendukungkebudayaan,dan lambang identitas masyarakatMelayu Deli.Ketiga fungsiitu dapatdiamati melalui kegiatan-kegiatan anggota masyarakatdalam berkomunikasiantar -sesamanya. Berbicara tentang masyarakatMelayu (Husny,1975:109) terdapatduagolongan yaknigolongan bangsawan dan golongan kebanyakan. Selanjutnya darisegibahasa menurut Omar (1987;84) pada masyarakat Melayuterdapatduagolongaanbahasa, yaitu bahasa diraja dan bahasa orang kebanyakan.Keduagolongantersebutdi atas memiliki suatu perbedaan dari sudut adat-istiadatnya, gelar kebangsawanannya,kedudukan(status) peranan, pemakaian bahasa dan sebagainya.

Kelompok-kelompok sosial diaumsikan, dalam interaksinya satu sama lain dibedakan atas bagaimana caramemberiperintah,bagaimanacara bertanya,danbagaimanacaramemberi tahu. Perbedaan ciri leksikal dalam tuturanamatjelaskarenaadafasilitias diksi yang disertai konvensi bahwa bentuktertentu bermakna hormatdan bentukyanglainbermaknatidakhormat. Ekspresipenghormatandidalam bahasa MelayuDelijugadirealisasikanpenutur melaluifaktorakustik,terutama faktor suprasegmental. Dengan kata lain, faktornada dasarmenjadipemarkah sosialpenuturbahasaMelayuDeli.

Dari uraian di atas memiliki kecenderungan perbedaan kualitas akustiknya. Golongan bangsawan memilikikualitasakustikyangberbeda dengan golongan kebanyakan.Halini diduga adanya penurunan kualitas akustik bahasa Melayu Delidarisatu generasikegenerasiberikutnya.

Kajianinibermulapadapengukuran nada dasar, khususnya ciri suprasegmental tuturan yang diikuti kajianmelihatkemaknawianciri-ciriitu sebagai pengelompok kelas sosial. Dengan demikian, penelitian akan berpangkalpadakajianfonetikakustik yang hasil pengukurannya akan diaplikasikanuntukkajiansosiolinguistik

Makalah akan menguraikan nada dasartuturanbahasaMelayuDelidalam tiga modus tuturan utama, yaitu deklaratif,interogatif,danimperatif.Ingin mengetahui apakah nada dasar menandai kelompok-kelompok sosial penuturbahasaMelayuDeli?Sehingga makalahiniakanmendapatkanjawaban apakahnadadasarmenandaiatautidak kelompoksosialtersebut.

2.KajianTeori 2.1FonetikAkustik

Menurut Bright (1992) fonetik akustik mengkaji gelombang suara sebagaiperistiwafisikaataufenomena alam yangmembentukhubunganantara pembicara dan pendengar.Gelombang suaraadalahudarayangbergerakdalam gelombang-gelombang.Artinya,partikel -partikel udara dibuat bergerak, dan gerakan itu mendesak partikel-partikel yang lain,dan partikelyang lain itu mendesakpartikeludarayanglainlagi, dan begitu terus sampaimembentuk gelombangsuara.

2.2  Frekuensi

Untuk mengetahui karakteristik sebuahbunyiatasgelombangsuaraitu ada beberapa unsur yang harus diperhatikan yaitu frekuensinya, durasinya, dan intensitasnya. Juga dilakukanpengukuranberapafrekuensi, berapadurasidanberapaintensitasnya. Frekuensibunyiberpengaruh terhadap tinggiataurendahnyanadasebuahbunyi. FrekuensibunyimenurutLehiste(1970) adalah jumlah getaran udara yang didasarkan pada berapa banyak gelombang tersebutdalam masa satu

(3)

detik.

Frekuensijugamenentukantitinada atau nada.Titinada atau disebutjuga intonasimerupakan sistem tingkatan (naikdanturun)sertakeragamanpada rangkaiannadaujarandidalam bahasa.. Ditambahkan juga bahwa struktur melodikyangdikenalsebagaiintonasi, digunakanuntukmenyebutseperangkat kaidah untuk mengarakterisasivariasi nada yang melapisi sebuah tuturan dalambahasa(vanHeuven,1994).

2.3Nadadasar

Istilahnadadasardigunakanuntuk menyebutfrekuensifundamentalnada awalyang relevan dalam sebuah alir nada atau sebuah kontur.Jika Halim (1974:102) menentukan atau menganggapnada2sebagainadanetral dannadainimengawalikelompokjeda, kajian inimenetapkan nada awalitu sebagaidasar acuan pendeskripsian, baik alirnada maupun kontursecara lengkap.Artinya,polaperubahannadadi dalam alir nada dan kontur intonasi sebuahtuturanakandideskripsidengan cara melihat ukuran perbedaan atau ekskursinada-nada relevan dalam alir nadadankonturitudarinadadasarnya (Sugiyono,2003:109).

2.4FonetikEksperimental

Pendekataninstrumentalyangjuga disebutpendekataneksperimental(Ladd, 1996) dan (Cruttenden,1997), pendekatan instrumental dilakukan denganbantuanalatukuryangakurat, baikdenganteknikpencitraan(imaging technique),pelacakangerakpitasuara, maupun pengukuran nada dasar. Peralatan seperti komputer amat membantu pengembangan disiplin fonetikitu.

Khusus untuk pengukuran ciri akustik telah banyak dikembangkan program-program komputer seperti Computerized Reasearch Speech Environment (CRSE) dan Praat. Pendekataninstrumentaldigunakanahli

psikologi dan fonetik eksperimental untuk melakukan persepsitutur dan mengidentifikasi petunjuk-petunjuk akustikgejalaintonasional.Pendekatan pada makalah ini menggunakan pendekatan eksperimental dengan menggunakanprgramPraat.

2.5Modus

Dalam makalah ini,nada dasar tuturan akan dikaitkan dengan aspek semantiskalimatatau moduskalimat. Modus menurutChaer(1994),adalah pengungkapan atau penggambaran suasana psikologisperbuatan menurut tafsiran sipembicara atau sikap si pembicara tentang apa yang diucapkannya. Dalam peneltian ini, peneliti menggunakan modus : (1) modusindikatifataumodusdeklaratif, yaitu modus yang menunjukkan sikap objektif ;(2) modus imperatif,yaitu modus yang menyatakan perintah, larangan, atau teguran; (3) modus interogatif, yaitu modus yang menyatakanpertanyaan.

2.6StratifikasiSosial

Aspek sistem bunyi itu dapat ditemukan dalam kehidupan manusia karenapadadasarnyamanusiaituhidup berkelompok-kelompok.Karena dalam satukelompokadasesuatuyanglebih dihargai daripada yang ada dalam kelompok yang lain,maka mereka itu dapatdipisah-pisahkan lagikedalam sub kelompok yang lebih kecil. Pengelompokan penduduk ke dalam kelastinggidankelasyanglebihrendah sepertiitulah yang disebutstratifikasi sosial.Padaprinsipnya,selamatidakada keseimbangan hak-hak dan kewajiban setiap anggota terhadap kelompoknya, stratifikasisosialmasihakanterusada didalammasyarakat.

TingkatpenguasaanbahasaMelayu Delidapat dipastikan tidaklah sama antara satu penutur dengan penutur lainnya,lebih-lebihjikadilihatpulalatar belakang sikap dan kedwibahasaan

(4)

setiap penuturitu.Untuk mengamati sistem bunyi, terutama sistem suprasegmentalseorang penuturyang beradadalam situasibilingualismeyang diglosiktidaklahmudah.

MasyarakatpenuturbahasaMelayu Deli telah mempunyai sistem pengelompokankelassosialyangjelas. Wujudsusunanlapisanmasyarakatatau stratifikasi sosial dalam masyarakat Melayu saat ini merupakan penerus sistem masyarakatMelayu tradisional sejak kekuasaan raja-raja Melayu dan pemerintahan yang dikendalikan oleh raja (Moain,1989:10)Melihatadanya variasisosialdalam masyarakatMelayu Deli,variasiiniberpegangpadapendapat Ferguson (1959)yang didukung oleh pendapatOmar(1988).

3.Metodologi

3.1PopulasidanSampel

Responden makalah ini adalah penuturbahasaMelayuDeliyangtinggal di wilayah Kota Medan, seperti di Kecamatan Medan Maimoon, Kecamatan Medan Sunggal,serta di wilayahKabupatenDeliserdang,yaitudi Kecamatan Patumbak dan Kecamatan Hamparanperak.Darisekitar 294.554 penuturbahasaMelayuDeli,diambil108 orangpenutur(2jeniskelaminx3kelas sosialx 3 pendidikan x 2 usia x 3 pemakaianbahasaMelayuDeli)sebagai percontoh dengan teknik pengambilan percontoh acak berstrata (stratified randomsampling).

3.2VariabelPengamatan

Variabelyangdiamatiadalahjenis kelamin,kelassosial,pendidikan,usia, danfrekuensipemakaianbahasaMelayu Deli.Kelas sosialdibedakan atas tiga kelompok,yaitukelasatas,kelas

menengah, dan kelas bawah (orang kebanyakan).Pendidikan dibedakan atas tiga kelompok, yaitumerekayangberpendidikan SDdanSMPatauyangsederajat, mereka yang berpendidikan

menengah (SMA dan yang sederajat), danmerekayangberpendidikantinggi.

Usiadibedakanatasduakelompok berdasarkan,yaitukelompokusia15s.d. 25 tahun,26 s.d.55 tahun.Frekuensi pemakaian bahasa Melayu Deli dikelompokkan menjadi tiga, yaitu merekayanglebihseringmenggunakan bahasaMelayuDelidaripadabahasalain, merekayanglebihseringmenggunakan bahasa lain daripada bahasa Melayu Deli,mereka yang pemakaian bahasa Melayu Deli dan bahasa lainnya berimbang.

3.3TeknikPengumpulanData

Dalam makalah ini data dikumpulkan dengan merekam tuturan bahasaMelayuDelidalam tigamodus, yaitu berita, tanya, dan perintah. Respondendiberikondisiberupanarasi kemudian diminta merealisasikan tuturandenganmodustertentu.Kondisi yang diberikan kepada responden dan tuturanyangharusmerekarealisasikan. Data direkam menggunakan perekam audioyangdilengkapidenganheadset mic untuk selanjutnya didigitalisasi menggunakanprogramkomputer.

3.4TeknikPengolahanData

Datayangterkumpuldiolahdengan menggunakan alat bantu komputer denganprogram Praatversi4.0.27.Alat yang dikembangkan oleh Universitas Amsterdam inidapat secara mudah melakukanpengukuranfrekuensi,durasi, danintensitastuturan,selainjugadapat melakukanpengukuranformanbunyi.

Pengolahan dilakukan dalam beberapatahap.Tahappertamaadalah digitalisasi.Pada tahap inidata yang direkam menggunakan kaset audio

KATAKUNCI RESPONDEN

(5)

dialihkan ke format digital– dalam bentuksoundwave– kemudiandipilih tuturan-tuturan yang akan dianalisis. Data-data terpilih itu kemudian diberi kode nama dengan unsurnama dan susunansebagaiberikut.

Tahap berikutnya adalah segmentasidata,yaitudatayangtelah terpilih kemudian dipecah-pecah ke dalam segmentunggal,bunyiperbunyi. Langkahinidilakukanuntukmenyiapkan pengukuran pada berikutnya, baik pengukuran frekuensi,durasi,maupun intensitas.Setiap segmen diberilabel dengan lambang fonetik yang lazim digunakan.

Tahapberikutnyaadalahmelakukan pengukuran nada dasar dan mengekstrak hasilpengukuran itu ke dalam pangkalan data untuk analisis statistik. Pengukuran nada dasar tersebut dilakukan dengan mengadaptasiteoriIPO (Instituutevoor Perceptieonderzoek)(Collier,Cohendan ‘tHart,1990).

Tahap terakhir adalah tahap uji statistik untuk mengetahui signifikan atau tidaknya nada dasar hasil pengukuran.Untuk tahap terakhir ini digunakan program komputer SPSS (StatisticsPackageforSocialScientist) versi14.

4.HasildanPembahasan

Setelah data dianalisis sesuai dengan tahap-tahap yang diuraikan di atas,makadiperolehnadadasardalam tuturan laki-lakidan perempuan,nada dasardalam tuturan generasitua dan generasi muda, nada dasar dalam tuturankelassosialbawah(KSB),nada dasarkelassosialmenengah(KSM)dan nadadasarkelassosialatas(KSA),nada dasarpenuturberpendidikandasar(PD), nada dasar penutur berpendidikan menegah (PM) dan nada dasar berpendidikan tinggi (PT),dan nada dasar mereka yang lebih sering menggunakan bahasa Melayu Deli daripadabahasalain(BMD>BL),mereka

yanglebihseringmenggunakanbahasa lain dari pada bahasa Melayu Deli (BMD<BL), mereka yang pemakaian bahasaMelayuDelidanbahasalainnya berimbang(BMD=BL).

a.VariabelJenisKelamin

Secaraumum nadadasartuturan laki-laki berbeda secara signifikan dengannadadasartuturanperempuan (p<0,001).Nada dasartuturan laki-laki (0,68 st) lebih rendah 7,74 st dibandingkandengannadadasartuturan perempuan (8,42st).Perbedaanyang sangatsignifikanjugaditemukanpada pembandingan ciri nada dasar per modus.Baik dalam modus deklaratif, interogatif, maupun imperatif, dapat disimpulkanbahwanadadasartuturan laki-lakilebihrendahdibandingkannada dasartuturanperempuan.

Hasilanalisis nada dasardalam ketiga modus tersebut diperoleh simpulanbahwanadadasartuturanlaki -laki dan perempuan dalam modus deklaratif(3,28 st),modus interogatif (4,64st)danmodusimperatif(5,11st) berbeda dengan sangat signifikan (p<0,001). Perbedaannya,nada dasar dalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkan nada dasar modus interogatif (p=0,001) dan nada dasar dalam modusimperatif(p=0,000),nada dasarmodusinterogatifsama dengan dengan nada dasar dalam modus imperatif.

Nada dasar tuturan perempuan berbeda secara sangat signifikan menurutmodus tuturan.Nada dasar tuturan modus deklaratif lebih kecil daripadanadadasarmodusinterogatif (p<0,001),nada dasar dalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkan dengan nada dasar dalam modus imperatif (p=0,006),dan nada dasar modus interogatifsama dengan nada dasar dalam modus imperatif. Perbedaandengansangatsignifikanjuga terjadipadaanalisisnadadasartuturan laki-laki,dengan pola perbedaan nada

(6)

dasardalam modusdeklaratiflebihkecil dibandingkan nada dasar modus interogatif(p=0,008)dan nada dasar dalam modusimperatif(p<0,001),nada dasar modus interogatif lebih kecil dibandingkannadadasardalam modus imperatif(p=0,084).

Jadi,atascirinadadasariniada sedikitperbedaanantarapolaperbedaan tuturan nada dasarlaki-lakidan pola perbedaan tuturan nada dasar perempuan. Perbedaan nada dasar tutuan perempuan berdasarkan modusnyamengikutipolabahwanada dasar tuturan deklaratif lebih kecil dibandingkan baik dengan nada dasar tuturan imperatifmaupun nada dasar tuturan interogatif, sedangkan nada dasartuturanlakimengikutipulabahwa nada dasartuturan deklaratifberbeda lebih kecil daripada nada dasar interogatif,dankedua-duanyalebihkecil daripadanadadasarimperatif.Artinya, nada dasar sepenuhnya menjadi pembedamodusdalam tuturanlaki-laki, termasuk pembeda modus interogatif dan dan modus imperatif.Meskipun demikian, secara umum hanya dibedakan atas dua nada dasar,yaitu nadadasardeklaratifyanglebihrendah dibandingkan baik dengan nada dasar interogatifmaupunnadadasarimperatif. Sementara itu,nada dasar imperatif cenderung sama dengan nada dasar interogatif.

b.VariabelGenerasi

Generasijugamempengaruhibesar ataukecilnyanadadasar,halinidapat dilihatpadanadadasardalam tuturan generasitua(3,34st)berbedadengan nadadasartuturangenerasimuda(5,61 st)secarasangatsignifikan(p<0,001). Nadadasartuturangenerasimudalebih besar1,27stdibandingkandengannada dasartuturan generasitua.Ditemukan jugaperbedaanyangsangatsignifikan padaanalisiscirinadadasarpermodus. Baikdalam modusdeklaratif(nadadasar generasimuda4,66st,nadadasartua

1,89st),interogatif(nadadasargenerasi muda5,63st,nadadasartua3,64st)dan imperatif(nada dasargenerasimuda 6,56st,nadadasartua3,71st).

Selain faktor itu,secara umum modusjugamempunyaipengaruhyang sangatbesar(p<0,001). Pada modus deklaratif (3,28 st),sedangkan pada modus interogatif(4,63 st)dan pada modus imperatif (5,11 st). Pola perbedaannya sama dengan pola perbedaan tuturan generasitua,yaitu nadadasardalam modusdeklaratiflebih kecildibandingkan nada dasarmodus interogatif(p<0,001),nadadasardalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkandengannadadasardalam modusimperatif(p=0,000danp=0,011). nada dasar modus interogatif sama dengan nada dasar dalam modus imperatif(p=0,567danp=1,000).

Dalam analisisnadadasartuturan generasimudaberbedadengansangat signifikan ,pola perbedaannya adalah nada dasar dalam modus deklaratif sama dengan nada dasar modus interogatif(p=0,161),nadadasardalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkandengannadadasardalam modusimperatif(p=0,008).nadadasar modus interogatifsama dengan nada dasardalam modusimperatif(p=0,204). Artinyanadadasarsepenuhnyamenjadi pembedamodusdalam tuturangenerasi tuadangenerasimuda.

c. VariabelKelasSosial

Selain julat nada menandai perbedaan kelas social, nada dasar tampaknya juga menandaiperbedaan padakelassocial.Nadadasartuturan KSB (6,19 st) berbeda dengan nada dasartuturanKSM (3,53st)dannada dasar KSA (3,73) secara sangat signifikan(p<0,001).Nadadasartuturan KSB lebih besar sekitar 2,66 st dibandingkan nada dasartuturan KSM dan2,46stdibandingkandengannada dasar tuturan KSA. Dengan pola perbedaannadadasartuturanKSAsama

(7)

denganKSM,KSBlebihbesardariKSA (p=0,000) dan KSB lebih besar dibandingkandengannadadasartuturan KSM,jadi,KSB>(KSA=KSM).

Tidak ada ditemukan perbedaan yangsignifikanpadaanalisiscirinada dasarpadamodusdeklaratifyaitu,pola perbedaan:nada dasar KSA sama dengan nada dasar KSM lebih kecil dibandingkandengannadadasarKSM (p=0,100),nadadasarKSAsamadengan nadadasarKSB,nadadasarKSM sama dengan nada dasar KSB. Jadi, (KSA=KSM= KSB). Ditemukan perbedaanyangsangatsignifikanpada analisis cirinada dasarpada modus interogatif dan imperatif yaitu, pola perbedaan:nada dasar KSA sama dengan nada dasarKSM,nada dasar KSAlebihkecildarinadadasarKSB(p= 0,000dan0,000).nadadasarKSM lebih kecildarinadadasarKSB (p=0,000dan 0,000).Jadi,KSB>(KSA=KSM).

Kelas sosialjelas mempengaruhi besarataukecilnyanadadasardalam modus deklaratif, interogati dan imperatif diperoleh simpulan bahwa secaraumum nadadasartuturanKSA, nadadasartuturanKSM dannadadasar tuturan KSB dalam modus deklaratif (3,28st),dalam modusinterogatif(4,63 st)danberbedadenganmodusimperatif (5,11 st) secara sangat signifikan (p<0,001). Pola perbedaan ini sama dengan pola perbedaan tuturan KSA, nada dasar dalam modus deklaratif sama dengan nada dasar modus interogatif,nada dasardalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkan dengan nada dasar dalam modus imperatif(p=0,000 dan p=0,031).nada dasarmodusinterogatifsama dengan nadadasardalammodusimperatif.

Analisis nada dasartuturan KSM berbeda dengan tidak signifikan, sedangkan analisisnadadasartuturan KSB berbeda dengan signifikan.Pola perbedaannyaadalahnadadasardalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkandengannadadasarmodus

interogatif(0,001),nada dasardalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkandengannadadasardalam modusimperatif(p=0,002).nadadasar modus interogatifsama dengan nada dasardalam modusimperatif.Dengan demikian analisis pada nada dasar, bahwa nada dasarpada KSA berbeda dengantidaksignifikan.

d.VariabelPendidikan

Nada dasar pada variabel pendidikanini,secaraumum nadadasar dalam tuturan PP (4,29 st) berbeda dengannadadasartuturanPM (4,46st) dannadadasarPT(4,46st)secaratidak signifikan(p=0,555).

Tidak ada ditemukan perbedaan yangsignifikanpadaanalisiscirinada dasarpermodus,baik dalam modus deklaratif,interogatif,maupunimperatif. Tetapi signifikansi ditemukan dalam pembandingan modus deklaratif, interogatifdanimperatif.Dandiperoleh simpulan bahwa secara umum nada dasartuturanPP,nadadasartuturanPM dannadadasartuturanPTdalam modus deklaratif (3,28 st), dalam modus interogatif(4,63st)danberbedadengan modusimperatif(5,11st)secarasangat signifikan (p<0,001). Pola perbedaan samadenganpolaperbedaantuturanPT, nadadasardalam modusdeklaratiflebih besardibandingkandengannadadasar modusinterogatif(p=0,001),nadadasar dalam modus deklaratif lebih kecil dibandingkandengannadadasardalam modusimperatif(p<0,001);nadadasar modus interogatifsama dengan nada dasardalammodusimperatif.

Perbedaan dengan signifikan ditemukan dalam analisis nada dasar tuturan PP,pola perbedaannya adalah nada dasar dalam modus deklaratif sama dengan nada dasar modus interogatif dan nada dasar modus imperatifsamajugadengannadadasar dalam modus interogatif,tetapinada dasardalam modusdeklaratiflebihkecil dibandingkandengannadadasardalam

(8)

modus imperatif.Dalam analisis nada dasartuturanPM berbedadengantidak signifikan.

e.VariabelPemakaianBMD

Rentang nada dasar dalam pemkaian BMD antara 3,26st-5,96 st. Tinggi nada dasar tuturan dalam pembanding pemakai BMD berbda secarasignifikan(p=0,001).Baikdalam tuturan BAHASA MELAYU DELI>BL, BAHASA MELAYU DELI<BL maupun BAHASAMELAYUDELI=BL,nadadasar dalam tuturanBMD>BL(5,96st)lebih nadadasartinggidaripadanadadasar tuturan BMD=BL (4,27 st) dan nada dasar BMD<BL (5,00 st). Dengan demikian,nadadasarpenuturyanglebih seringmenggunakanBAHASA MELAYU DELIkurang lebih 1 st lebih tinggi daripadanadadasarpenuturyanglebih sering menggunakan bahasa lain dan nada dasarpenuturyang lebih sering menggunakanBL

Perbedaanyangnyatatampakpada pada modusdeklaratifdan interogatif, dengan pola perbedaan nada dasar penuturyanglebihseringmenggunakan BMD lebih besardaripada nada dasar penutur yang sama seringnya menggunakanBMDdanBL(p=0,045dan p=0,033),nadadasarpenuturyanglebih seringmenggunakanBMDsamadengan nada dasarpenuturyang lebih sering menggunakanbahasalain,nadadasar penutur yang sama seringnya menggunakanBMDdanBLsamadengan nadadasar penuturyanglebihsering menggunakanBL.

Analisis nada dasar terhadap tuturanBMD>BL,tuturanBMD=BLdan BL>BMD dalam modus deklaratif, interogatif dan imperatif diperoleh simpulan bahwa secara umum nada dasartuturan dalam modus deklaratif (3,28st),dalam modusinterogatif(4,63 st)danberbedadenganmodusimperatif (5,11 st) secara sangat signifikan (p<0,001).Polaperbedaantuturansama dengan pola tuturan BL=BMD,nada

dasardalam modusdeklaratiflebihkecil dibandingkandengannadadasarmodus interogatif((p=0,061danp=0,010),dan nada dasar dalam modus imperatif (p<0,001 dan p=0,022) nada dasar modus interogatifsama dengan nada dasardalammodusimperatif.

Dalam analisisnadadasartuturan BMD>BL berbeda dengan signifikan , pola perbedaannya adalah nada dasar dalam modus deklaratifsama dengan nada dasar modus interogatif,nada dasardalam modusdeklaratiflebihkecil dibandingkandengannadadasardalam modusimperatif(p=0,062);nadadasar modus imperatif sama dengan nada dasardalammodusinterogatif.

Dalam analisisnadadasartuturan BL>BMD berbeda dengan signifikan , pola perbedaannya adalah nada dasar dalam modusdeklaratiflebihlebihkecil dibandingkandengannadadasarmodus interogatif(0,093),nada dasardalam modus deklaratifsama dengan nada dasardalam modusimperatifdannada dasarmodus imperatifsama dengan nadadasardalam modusinterogatif. Berdasarkan hasilanalisis,perbedaan juga tampak pada pembanding nada dasarataspemakaianBAHASAMELAYU DELI.Kecendrungantampakbahwanada dasar dalam modus deklaratif lebih besar daripada nada dasar modus interogatifdanimperatif.

5.Simpulan

5.1 NadaDasarSebagaiPemarkah SosialPenuturBahasaMelayuDeli Reratanadadasartuturanlaki-laki (0,68st)lebihkecildibandingkandengan nadadasartuturanperempuan(8,42st). Padanadadasar tuturangenerasitua (3,34st)lebihkecildibandingkandengan nadadasartuturangenerasimuda(5,61 st).Perbedaanjugatampakpadatuturan kelassosialbawah(6,19st)lebihbesar dibandingkandengannadadasartuturan kelas sosialmenengah (3,53 st)dan nadadasarkelassosialatas(3,73).Pada nadadasar tuturanBMD>BL(5,96st)

(9)

lebihbesardibandingkandengannada dasartuturanBMD=BL(4,27st)danlebih kecildarinada dasarBMD<BL (5,00 st).Secara umum nada dasarmenjadi penanda yang sangatsignifikan pada penelitian ini, tetapi tidak menjadi penandapadavariabelpendidikan.

Signifikansiperbedaanjugatampak pada modusdeklaratif,interogatifdan imperatif, nada dasar pada modus imperatif lebih tinggi dari modus deklaratifdaninterogatif.Perbedaanini diremukan pada seluruh variabelpada kajian ini,yaitu variabeljenis kelamin, generasi, kelas sosial, pendidikan, pemakaianBMD.

5.2 AspekSosial

Dengan demikian terlihat bahwa asumsi pada penelitian ini yang mengatakankelompok-kelompoksosial tersebut yang sesuai dengan golongannya,dalam interaksinya satu sama lain dibedakan atas bagaimana caramemberiperintah,bagaimanacara bertanya, dan bagaimana cara memberitahu. Perbedaan ini terbukti melaluianalisis akustik,yang datanya direalisasikan penutur melalui faktor akustik,terutamafaktorsuprasegmental. Yangmenarik,padakajianinijuga ditemukan bahwa dalam BMD ketika bertutur dapat diduga kepada siapa seseorang bertutur, diperingkat yang manaseseorangitudisapaberdasarkan kelompok- kelompok sosial tersebut. Jadidalam menyapa seseorang kita dapatmelihatdidalam dataatauhasil analisisakustikbagaimananadabicara seorang golongan bawah bertutur dengan golongan atas (keluarga raja), begitujugasebaliknyabagaimananada dasargolongan atasberututurkepada golongan menegah atau kepada golongankebanyakan.

Perbedaan yang ada hasildari penerusan tradisiMelayu lama yang diwarisihingga kini.Walaupun sejak tahun1945KesultananDelitelahtunduk kepadapemerintahRepublikIndonesia,

masyarakatMelayu Delitetap bertutur sesuaidenganlatarbelakangkel ompok-kelompok sosialyang sesuaidengan golongannya.

Selanjutnyadarihasilkajianinijuga ditemukanadanya3variasisosial(KSA, KSM,dan KSB ) dalam masyarakat MelayuDeli,bukan2variasisosial(KSA dan KSB )sepertiyang dikemukakan sebelumnya.Halinidisebabkanadanya susunan lapisan masyarakat sesuai dengansituasipadamasyarakatMelayu Deli.Pada kenyataannya BMD telah dipakaidalam masyarakat demokrasi dewasa ini dengan segala perkembangannya.

6.Pustaka

Cruttenden, Alan. 1997. Intonation. Cambridge: Cambridge University Press.

Ebing,Ewald.1997.Form andFunction ofPitch Movementsin Indonesian. Leiden:ResearchSchoolCNWS.

(10)

Ferguson,C.A.1976.“Bilingualism and Diglossia”.Dalam Norbert Dittmar Sociolinguistics:ACriticalSurveyof Theory and Application. London: EdwardArnoldLtd.

‘tHart,J.,R.Collier,andA.Cohen.1990. APerceptualStudyofIntonation:An Experimental-phonetic Approach to SpeechMelody.Cambrige:Cambrige UniversityPress.

Husny, T.H.M. Lah. 1975.Lintasan Sejarah Peradabandan Budaya PendudukPesisir SumateraTimur. Medan:B.P.Husny.

Laad, Robert D. 1996.Intonational Phonology. Cambridge:Cambridge UniversityPress.

Lapoliwa, Hans. 1988. Pengantar Fonologi I: Fonetik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lehiste,Ilse.1970.Suprasegmentals. Cambridge:TheMITPress.

Moain, Amat Juhari. 1989. Sistem Panggilan dalam Bahasa Melayu. Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka

Nooteboom,Sieb.1999.“TheProsodyof Speech:MelodyandRhythm”.Dalam Hardcastle,William J.andJohnLaver. 1999.The Handbook ofPhonetics Sciences.Oxford:BasilBlackwell.

Omar,Asmah. 1998.Bahasa Diraja. Kuala Lumpur:Dewan Bahasa dan Pustaka.

Pierrehumbert, Janet B. 1992. “Intonation”.Dalam Bright,William. 1992.TheInternationalEncyclopedia of Linguistics.New York:Oxford UniversityPress.

Sugiyono. 2003.Pemarkah Prosodik Kontras Deklaratif dan Interogatif Bahasa Melayu Kutai. Disertasi UniversitasIndonesia.

Sugiyono. 2004.Pedoman Penelitian BahasaLisan:Fonetik.Jakarta:Pusat Bahasa.

Syarfina,T.2000.“Sistem Sapaandan Istilah Kekerabatan dalam Bahasa MelayuDeli:TinjauanSosiolinguistik” (Tesis).Medan:PascasarjanaUSU. Syarfina,T.2008.“CiriAkustikSebagai

Pemarkah Sosial Penutur Bahasa Melayu Deli” (Disertasi). Medan: PascasarjanaUSU.

vanHeuven,VincentJ.andJudithHaan. 2001. “Temporal Distribution of Interrogativity Marker in Dutch:A Perceptual Study”. Dalam Gussenhoven,Carlos,T.Rietveld,and N.Warner(eds.).2001.Papers in Laboratory Phonology VIII. Cambridge: Cambridge University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Upaya apa yang telah Anda lakukan untuk meningkatkan hubungan Anda dengan manajemen perusahaan di tempat Anda bekerja :. ………

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2018. RKA - OPD 2.2.1 ORGANISASI

Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. 4) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP. dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN

Buah kelo Mori ga oleifera La k. Ju al G adie

Oleh itu, bagi mengetahui arah hubungan penyebab sama ada perkembangan industri pelancongan sebagai penyebab kepada pertumbuhan ekonomi (tourism led-economic growth)

Pengguna data mengakui bahwa BPS tidak bertanggung jawab atas penggunaan data atau interpretasi atau kesimpulan berdasarkan penggunaan data apabila tidak diketahui atau

Panitia Pengadaan Bar ang/ Jasa pada Rumah Sakit Umum Daer ah Kota Langsa akan melaksanakan Pelelangan Umum dengan Pasca Kualifikasi yang ber pedoman pada PERPRES No. 54 Tahun

[r]