• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Panduan Pelatihan Efikasi Diri dengan Sosiodrama untuk Siswa SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Panduan Pelatihan Efikasi Diri dengan Sosiodrama untuk Siswa SMP"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Untuk Siswa SMP

PENGEMBANGAN PANDUAN PELATIHAN EFIKASI DIRI DENGAN SOSIODRAMA

UNTUK SISWA SMP

DEVELOPMENT OF SELF-EFFICACY TRAINING GUIDE BOOK WITH ROLE PLAYING

FOR JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS

Nurhidayatul Maqfiroh

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya firohfiyoko@gmail.com

Denok Setiawati, S.Pd., M.Pd., Kons.

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

prodi_bk_unesa@yahoo.com

Abstrak

Berdasarkan hasil DCM (daftar cek masalah) yang telah disebar di 2 kelas sebagai sempel di SMP Negeri 32 Surabaya, terdapat 41 siswa diketahui memiliki efikasi diri yang rendah. Terbukti dengan hasil DCM untuk aspek HPK (Hubungan Pribadi dan Kejiwaan) pada point 63 yang menunjukan bahwa siswa memiliki rasa khawatir yang tinggi (seperti kurang yakin untuk menjawab soal ulangan atau ujian dengan benar) dengan skor yang paling tinggi. Begitupula dari hasil wawancara deangan guru BK, menjelaskan bahwa untuk siswa yang berlatarbelakang keluarga non regular lebih cenderung memiliki efikasi diri yang rendah. Oleh karena itu, dikembangkanlah panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP. Penggunaan sosiodrama dipilih karena siswa lebih suka mempelajari suatu hal melalui pengalaman langsung, sehingga pengalaman yang diperoleh lebih terasa nyata. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan panduan pelatihan efikasi diri untuk siswa SMP yang memenuhi criteria keberterimaan (kegunaan, kelayakan, ketepatan, dan kepatutan).

Penelitian ini termasuk dalam penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Borg & Gall yang telah disederhanakan oleh Tim Pusat Penelitian Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departeman Pendidikan Nasional (Tim Pulitjaknov, 2008). Tahap yang dilakukan meliputi: (1) analisis produk, (2) pengembagan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji coba lapangan skala kecil (tidak dilaksanakan karena keterbatasan peneliti). Untuk mengetahui tingkat keberterimaan panduan pelatihan efikasi diri maka perlu dilakukan uji validasi produk kepada ahli materi (2 orang), ahli media (1 orang), ahli praktisi (2 orang) dengan menggunakan angket penilaian. Hasilnya menunjukan bahwa panduan pelatihan efiaksi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP memenuhi kriteruia keberterimaan dengan skor total 77.23% yang termasuk dalam kategori baik dan tidak perlu direvisi. Adapun rincian tiap aspek yaitu kegunaan 87.5%, kelayakan 76.3%, ketepatan 76.56%, dan kepatutan 81.25%. Dengan demikian panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP memenuhi criteria keberterimaan (kegunaan, kelayakan, ketepatan, dan kepatutan).

Kata kunci : Pengembangan, Panduan Pelatihan, Efikasi Diri, Sosiodrama

Abstract

Based on the results of DCM (check list problems) that has been deployed in two classes as sample junior high school 32 Surabaya, there are 41 students are known to have low self-efficacy. Proven by the DCM results for HPK aspect (personal relationship and psychological) in point 63 which showed that the students have a high anxiety (such as less certain to answer the quiz or exam correctly). Neither of interviews with BK teacher, explained that the family background for students who are non-regularare more likely to have low efficacy. Therefore, it is developing self-efficacy training guide with role playing for junior high school students. The use role playing selected because students prefer to learn something through direct experience, so that the experience gained feels more real. Purpose of this research is to produce self-efficacy training guide for junior high school students which fulfill acceptance criteria (usefulness, properness, accuracy, and decency).

(2)

This research including development research refers to Borg & Gall developments that were simplified by Team Policy Research Center And Educational Innovation Research And Development Agency Of National Education Department (Pulitjaknov Team, 2008). These steps involved were: (1) analyzing product, (2) developing first product, (3) validation by expert and revision, (4) testing small scale (not implemented because of the limitations researchers). To find out acceptance ofSelf Efficacy Training Guide With Role Playing, so will validation product testing by matter experts (two person), media experts (one person),and practitioners experts (two persons) by using appraisal questionnaire. Therefore the result analyzed using analysis descriptive percentage technique. The result of research form

validation show theDevelopment Of Self Efficacy Training Guide With Role Playing For Junior High School Students

fulfilling acceptance criteria with score 77.23% which good category and no revision. The details form every aspect were usefulness aspect 87.5%, properness 76.3%, accuracy 76.56%, and decency 81.25%. So, Development Of Self Efficacy Training Guide With Role Playing For Junior High School Students fulfill acceptance criteria (usefulness, properness, accuracy, and decency).

Keyword: Development, Training Guide, Self efficacy, Role Playing PENDAHULUAN

Salah satu tugas perkembangan remaja adalah menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. Pada kenyataanya masih banyak remaja kurang mampu menerima dirinya dan kurang percaya terhadap kemampuan diri karena rendahnya keyakinan diri dalam menghadapi situasi yang tidak menentu.

Efikasi diri adalah penilaian diri, dalam melakukan tindakan yang baik ataupun yang buruk, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuatu (Alwisol, 2009). Sedangkan menurut Baron dan Byrne (dalam Ghufron dan Risnawati, 2010), efikasi diri sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi hamabatan.

Dalam dunia pendidikan, siswa dengan efikasi diri rendah lebih cenderung untuk mengikuti alur kehidupan yang membawa mereka, lebih suka berdiam diri ketika menghadapi suatu tantangan serta khawatir dengan apa yang telah mereka kerjakan. Sedangkan siswa dengan efikasi diri tinggi, mereka akan cenderung tertantang dengan tantangan yang ada atau yang diberikan.

Hal ini sesuai dengan hasil instrument DCM yang telah sebelumnya disebar. Dari 2 kelas yang dijadikan sebagai sampel pengabilan data, didapatkan bahwa 41 siswa diketahui memiliki efikasi diri yang rendah. Terbukti dengan hasil DCM untuk aspek HPK (Hubungan Pribadi dan Kejiwaan) pada point 63 yang menunjukan bahwa siswa memiliki rasa khawatir yang

tinggi (seperti kurang yakin untuk menjawab soal ulangan atau ujian dengan benar) dengan skor yang paling tinggi.

Begitupula dari hasil wawancara deangan guru BK, menjelaskan bahwa untuk siswa yang berlatarbelakang non regular (siswa pintar tapi tidak beruntung dan siswa tidak beruntung tapi tidak pintar) lebih cenderung memiliki efikasi diri yang rendah.

Untuk meningkatan pemahanam terhadap keyakinan siswa akan kemampuannya, akan lebih mudah dipahami jika diberikan bimbingan melalui sebuah panduan pelatihan efikasi diri. Sehingga siswa bukan hanya mengetahui kemampuan mereka tetapi juga mampu memahami kemampuan masing-masing dan diharapkan siswa mampu mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Pada kenyataannya konselor sekolah terutama konselor sekolah menengah pertama belum pernah melakukan pelatihan efikasi diri.

Begitu pula sekolah yang siswanya akan dijadikan subjek penelitian ini, diketahui dari hasil wawancara dengan konselor, ternyata konselor belum pernah melakukan pelatihan efikasi diri di sekolah. Oleh sebab itu, penelitian ini mengembangkan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP sebagai salah satu media yang dapat digunakan oleh konselor dalam memberikan layanan Bimbingan Konseling.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan (Research And Development). Sugiono (2009), menyatakan bahwa penelitian pengembangan

(3)

Untuk Siswa SMP

merupakan penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk yang dihasilkan tersebut. Dengan demikian, penggunaan jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan produk yang berupa panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP.

Di Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan Borg & Gall. Yang telah disederhanakan oleh Tim Pulitjaknov (2008) adapun prosedur penelitian meliputi: (1) analisis produk, (2) pengembagan produk awal, (3) validasi ahli dan revisi, (4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk, dan (5) uji coba lapangan skala besar dan produk.

Karena penelitian ini hanya terbatas pada pengembangan Panduan Pelatihan Efikasi Diri dengan Sosiodrama untuk siswa Sekolah Menegah Pertama, tahap penelitian pengembangan hanya sampai pada tahap ke empat, yakni uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk. Selain itu, validasi dari uji ahli dan uji coba lapangan skala kecil sudah cukup untuk menentukan kriteria keberterimaan penduan pelatihan efikasi diri yang dikembangkan yakni kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan.

Bagan 1. Prosedur penelitian

(Prosedur Penelitian Penduan Pelatihan Efikasi Diri dengan Sosiodrama: Adaptasi Model Pengembangan Borg

& Gall oleh Tim Pulitjaknov, 2008)

Terdapat tiga jenis ahli yang akan memvalidasi produk yang akan dikembangkan yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli praktisi.

Subyek uji ahli validator materi adalah Drs. Moch Nursalim, M.Si. dan Wiryo Nuryono, S.Pd., M.Pd.. Kemudian subjek uji validator dari media adalah Fajar Arianto, M.Pd selaku dosen dari Prodi Teknologi Pendidikan. Sedangkan produk yang dikembangkan juga diujikan kepada calon pengguna yaitu dua Guru BK SMP Negeri 32 Surabaya.

Analisis data menggunakan teknik persentase:

Keterangan:

P = Angka persentase

f = Frekuensi jawaban alternatif

N = Number of case (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)

(Sudijono, 2003: 40-41) Dari rumus tersebut , maka data dikumpulkan melalui angket dengan tingkat penilaian sebagai berikut:

Sangat Baik : 4

Baik : 3

Kurang Baik : 2 Tidak Baik : 1

Yang kemudian diukur dengan cara sebagai berikut:

Untuk memberi makana terhadap angka presentase dari angket penilaian uji ahli materi, ahli media, ahli praktisi dan uji lapangan skala kecil, maka sebagai tolok ukur ada tidaknya revisi digunakan criteria penilaian kualitatif. Menurut Mustaji (2005:102) tingkat kelayakan dan criteria revisi produk yaitu sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Penilaian Produk Nilai Pernyataan

81% - 100% Sangat baik, tidak perlu direvisi 66% - 80% Baik, tidak perlu direvisi 56% - 65% Kurang baik, perlu direvisi 0% - 55% Tidak baik, perlu direvisi

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahapan yang dilakukan dari penelitian pengembangan ini akan diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.Tahap dan waktu pelaksanaan pengembangan No Langkah

Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan

1. Analisis Produk Yang Akan Dikembangkan

November – Desember 2014

2. Pengembangan Produk Juli 2015 – November 2015

3. Tahap Validasi Ahli Dan Revisi (ahli materi, ahli media dan ahli praktisi)

Desember 2015 – Januari 2016

1. Identifikasi masalah atau kebutuhan siswa dilaksanakan si salah satu SMP di Surabaya yaitu SMP Negeri 32 Surabaya dengan menggunakan instrument DCM dan wawancara.

a. Instrument DCM disebarkan di dua kelas dengan hasil 33 siswa diketahui memiliki efikasi diri yang rendah. Terbukti dengan hasil DCM yang menunjukan bahwa siswa memiliki rasa khawatir yang tinggi (seperti kurang yakin untuk menjawab soal ulangan atau ujian dengan benar).

Hasil wawancara deangan guru BK, menjelaskan bahwa untuk siswa yang berlatarbelakang non regular (siswa pintar tapi tidak beruntung dan siswa tidak beruntung tapi tidak pintar) lebih cenderung memiliki efikasi diri yang rendah.

b. Studi kepustakaan

Kegiatan yang dilakuan pada tahap ini adalah: 1) Mengkaji konsep dan teori tentang efikasi

diri

2) Mengkaji penelitian terdahuli yang sejenis dengan penelitian ini

2. Pengembangan produk awal

1) Merumuskan tujuan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama.

Tujuan dari disusunnya panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama ini adalah untuk membantu meningkatkan keyakinan terhadah

kemampuan diri (efikasi diri) siswa dengan menggunakan sosiodrama.

2) Menyiapkan materi untuk panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama

Penyiapan materi untuk panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama ini dilakukan dengan membuat konsep awal scenario efikasi diri. Dalam penyiapan materi ini peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing yakni Denok Setiawati, M.Pd., Kons.

3) Menyusun panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama

Pada tahap ini disusunlah kerangka panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama yang meliputi:

a) Kata pengantar b) Tujuan dan sasaran

c) Langkah-langkah sosiodrama d) Daftar isi e) Petunjuk penggunaan f) Topic skenario g) Daftar pustaka h) Tentang penulis

Setelah menyusun kerangka panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama, kemudian dibuatlah materi dari masing-masing poin di atas, membuat cover dan layout panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama. 4) Menyusun alat evaluasi

Pada tahap ini disusunlah alat evaluasi panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama yang berupa angket validasi atau penilain yang akan diberikan kepada ahli materi, ahli media, dan ahli praktisi. Angket validasi tersebut akan mengukur kriteria keberterimaan yakni kegunaan, kelayakan, ketepatan, dan kepatutan. 3. Uji validitas produk

Proses validasi ini akan mengukur persentase criteria keberterimaan berdasarkan aspek kegunaan, kelayakan, ketepatan, dan kepatutan. Oleh karena itu, instrument penilaian yang telah dibuat sebelumnya diberikan kepada tiga jenis ahli, yaitu ahli materi, ahli media, dan ahli praktisi.

(5)

Untuk Siswa SMP

1) Ahli materi

Ahli materi yang menguji tingkat keberterimaan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama adalah Drs. Mochamad Nursalim, M.Si dan Wiryo Nuryono, S.Pd., M.Pd. selaku dosen program studi bimbingan dan konseling.

2) Ahli media

Ahli ateriyang menguji tingkat keberterimaan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama adalah Fajar Arianto, S.Pd., M.Pd. selaku dosen jurusan teknologi pendidikan. 3) Ahli praktisi

Ahli praktisi yang menguji tingkat keberterimaan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama adalah Dra. Mukholifah, Kons dan Dra. Mudji Rahayu, MM. selaku Guru BK di SMP Negeri 32 Surabaya

4. Uji coba lapangan skala kecil

Uji coba lapangan skala kecil tidak dapat dilaksanakan mengingat keterbatasan dari peneliti yang masih belajar mengembangkan produk sehingga belum memiliki kualifikasi untuk memberikan pelatihan.

PENUTUP Simpulan

Panduan pelatihan efiaksi diri dengan sosiodrama untuk siswa SMP memenuhi kriteruia keberterimaan dengan skor total 77.23% yang termasuk dalam kategori baik dan tidak perlu direvisi. Adapun rincian tiap aspek yaitu kegunaan 87.5%, kelayakan 76.3%, ketepatan 76.56%, dan kepatutan 81.25%. sedangkan rincian untuk masing-masing ahli adalah 89.06% yang termasuk dalam kategori sangat baik dan tidak perlu direvisi (ahli materi), 70% yang termasuk dalam kategori baik dan tidak perlu direvisi (ahli media) dan 72.65% yang termasuk dalam kategori baik dan tiak perlu direvisi (ahli praktisi). Saran

Bagi guru BK, Panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama ini telah memenuhi criteria Akseptabilitas

sehingga dapat digunakan oleh guru BK dalam memberikan pelatihan efikai diri kepada siswa.

Bagi peserta didik, Peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama ini secara maksimal.

Bagi peneliti lain, Panduan pelatihan efikasi diri dengan sosiodrama yang dihasilkan masih perlu disempurnakan dan dikembangkan lagi, karena masih banyak kekurangan pada media saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2008. Psikologi Kebribadian. Malang: UMM Press

Ayun, Ais Sasnia. 2011. Pengembangan Paket Pelatihan Self Esteem untuk Meningkatkan Rasa Percaya

Diri Siswa dalam Membentuk Pribadi

Independen. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Universitas Negeri Malang

Burhan, Bungin. 2008. Metodelogi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Britner, Shari L and Frank Pajares. 2006. Sources of

Science Self-Efficacy Beliefs of Middle School Students. Journal of Research in Science Teaching

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ghufron, Nur & Rini Risnawati. 2010. Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Louis, Jeffy. 2011. Efikasi Diri. (Online) (

http://jeffy-louis.blogspot.com/2011/02/efikasi-diri.html diakses pada 24 Mei 2015)

Mustaji. 2005. Pembelajaran Berbasis Kontruktivistik Penerapan Dalam Pembelajaran Berbasis

Masalah. Surabaya: Unesa University Press

Naqiyah, Najlatun. 2009. Hubungan Antara Rasa Keberhasilan Bidang Akademik (Academic Self Efficacy) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA) UNESA. Desertasi tidak

diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang Rahmita, Elvin Bahru. 2013. Pengembangan Paket

Pelatihan Efikasi Diri dengan Model SLA (Structured Learning Approach) untuk Siswa Kelas VII SMP Laboratorium Universitas

(6)

Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang

Sayekti, Ria Wahyu. 2012. Pengembangan Paket Pelatihan Efikasi Diri untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi Siswa Sekolah Menengah

Atas. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:

Universitas Negeri Malang

Schunk, D.H. 1995. Self-efficacy, Motivation, and

Performance. Journal of Applied Sport

Psychology

Setyosari, Punaji. 2012. Metode penelitian Pendidikan

dan Pengembangan. Jakarta: Kencana

Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Rajawali

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian

Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Susarno, Lamijan Hadi. Dkk. 2010. Pengantar Ilmu

Pendidikan. Surabaya: Penerbit Bintang

Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penilisan Skripsi Unesa. Pdf

Tim Pusat Penelitian Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departeman Pendidikan Nasional (Tim Pulitijaknov). 2008. Metode Peneltian Pengembangan

Qia, Zakiah. 2013. Self Eficacy “Teori Bandura” (Online)

(http://zakkiah.blogspot.com/2013/06/self-efficacy-teori-bandura.htmlv diakses pada 24 Mei 2015)

Winkel, W.S. dan Sri Hastuti, M.M. 2006. Bimbingan

dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Gambar

Tabel 1. Kriteria Penilaian Produk  Nilai  Pernyataan
Tabel 2.Tahap dan waktu pelaksanaan pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa Pembanding merasa sangat keberatan dengan amar putusan Pengadilan Agama Bandung Nomor 2127/Pdt.G/2017/PA.Bdg tanggal 23 Oktober 2017, dan sangat

(olekul yang dikenali lim!osit sebagai 7at asing dan memicu sistem kekebalan tubuh disebut .... istem kekebalan tubuh humoral bekerja menghancurkan .... patogen di dalam sel tubuh..

Tujuan dari pendidikan tinggi adalah untuk membekali siswa dengan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berhasil di dunia kerja dan untuk membuat dampak pada

tersebut dapat dilihat apakah proyek Tarakan- Tanjung Selor layak dijalankan apa tidak. Telkom pada tahun 2011 mengembangkan jaringan di Tarakan-Tanjung Selor. Sedangkan di daerah

Peran dokter umum dalam pelayanan kedokteran forensik antara lain pemeriksaan korban tindak pidana hidup, pemeriksaan korban tindak pidana meninggal, sebagai saksi

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi optimum reaksi hidrolisis di dapat pada waktu reaksi 1 jam, konsentrasi katalis 3%, suhu 100 o C

Kemajuan dalam teknik analisis data bagi penggabungan data berkapasitas besar adalah tren dari teknologi lainnya yang memicu perhatian di bidang etika karena perusahaan