MANAJEMEN PELAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN LITERASI MASYARAKAT MUSLIM DI KOMUNITAS HARAPAN
KAUMAN SEMARANG TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam
oleh: Shodiqin NIM: 1600128014
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAN DAN KEGURUAN
UIN WALISONGO SEMARANG 2019
[
ABSTRAK
Judul : Manajemen Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat Muslim di Komunitas Harapan Kauman Semarang
Penulis : Shodiqin NIM : 1600128014
Penulisan tesis ini bertujuan untuk mendeskipsikan dan menganalisis manajemen pelayanan dalam meningkatkan literasi masyarakat di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Komunitas Harapan Semarang. Latar belakang penulisan laporan ini, dikarenakan budaya membaca masyarakat belum dijadikan sebagai prioritas. Baik dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat hingga pemerintah. Meskipun dalam permasalahan ini pemerintah maupun lembaga atau komunitas sudah gencar mendirikan sebuah TBM. Akan tetapi, sampai sekarang belum mampu meningkatkan literasi masyarakat secara signifikan. Dalam kasus ini, peneliti melihat banyak TBM tidak memiliki manajemen yang baik. Padahal hadirnya TBM bisa menjadi solusi untuk meningkatkan literasi. Melalui TBM, masyarakat dapat melakukan proses pendidikan nonformal sepanjang hayat melalui fasilitas yang disediakan. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan (1) Bagaimana manajemen pelayanan TBM di Komunitas Harapan Semarang?. (2) Bagaimana pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat muslim di Komunitas Harapan Semarang?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Datanya diperoleh dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Semua data dianalisis dengan pendekatan studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu kasus dalam organisasi atau lembaga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) manajemen pelayanan TBM di Komunitas Harapan benar-benar dilaksanakan sesuai perencanaan awal didirikannya dilihat dari visi, misi dan tujuan, kemudian dievaluasi setelah dilakukan kegiatan layanan dan
evaluasi akhir tahun. (2) manajemen pelayanan TBM di Komunitas Harapan dalam meningkatkan literasi yaitu melalui kegiatan-kegiatan yang telah terjadwal. Di antaranya kegiatan rutin, kegiatan reguler dan kegiatan insidental yang telah direncanakan kemudian dilaksanakan dan dievaluasi bersama-sama antara pengelola dan relawan. Ada tiga komponen literasi yang telah terwujud di masyarakat Kauman Semarang melalui pengelolaan layanan TBM. Diantaranya: literasi dasar, literasi media dan literasi budaya. Namun, dalam layanan TBM di Komunitas Harapan perlu ditingkatkan kembali dan terus berinovasi pada progam-progam yang menarik agar masyararakat terus bisa memanfaatkan layanan TBM.
Kata Kunci: Manajemen Pelayanan, Taman Bacaan Masyarakat, Literasi.
ABSTRACT
Title : Service Management of Community Reading Park to Improve the Literacy of Muslim Communities in the Komunitas Harapan Kauman Semarang Author : Shodiqin
NIM : 1600128014
The writing of this thesis aims to describe and analyze service management in improving community literacy in the Community Reading Park (TBM) of Komunitas Harapan Semarang. The background of this report writing, because the reading culture of the community has not been made a priority by them. It starts from the family environment, the community to the government. Although in this matter the government and institutions or communities have been intensively establishing a TBM. However, until now it has not been able to significantly improve community literacy. In this case, researchers see that many TBM do not have good management. Even though the presence of TBM can be a solution to improve literacy. Through TBM, communities can carry out lifelong non-formal education processes through the facilities provided. This research is intended to answer the problem (1) How is the service management of TBM in the Komunitas Harapan Semarang ?. (2) How is the service management of TBM to improve the literacy of Muslim communities in the Komunitas Harapan Semarang?. The method that used in this research is descriptive qualitative method. The data were obtained through interview, observation, and documentation method. All data are analyzed by a case study approach, it is research that is carried out intensively, in detail and deeply on a case in an organization or institution.
The results of this study indicate that: (1) Service management of TBM in Komunitas Harapan was truly carried out in accordance with the initial planning established in terms of vision, mission and objectives, then evaluated after service activities and final year evaluations. (2) Service management of TBM in Komunitas Harapan in increasing literacy through scheduled activities. They are include routine activities, regular activities and incidental activities that have
been planned are then carried out and evaluated jointly between managers and volunteers. There are three components of literacy that have been realized in the community of Kauman Semarang through the servicemanagement of TBM. Among them: basic literacy, media literacy and cultural literacy. However, TBM services in Komunitas Harapan need to be improved again and continue to innovate in interesting programs so that the community can continue to take advantage of TBM services.
Keywords: Service Management, Community Reading Park, Literacy.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir akademik ini dengan baik. Ṣalawat serta salam senantiasa tercurah kepada beliau junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi kita.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan penghargaan dan terimakasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Rektor UIN Walisongo Semarang, Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag.
2. Direktur pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, M.A.
3. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang, Bapak Dr. Raharjo, M.Ed.
4. Ketua Prodi dan Sekretaris Prodi MPI Pascasarjana UIN Walisongo Semarang, Bapak Dr. Muslih, MA. dan Dr. Ahwan Fanani, M.Ag.
5. Pembimbing yang dengan teliti, tekun, dan sabar membimbing penyusunan tesis ini hingga selesai, Bapak Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag. dan Bapak Dr. Mustofa, M.Ag.
6. Bapak dan ibu dosen Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang yang telah mendidik, membimbing, sekaligus mengajar penulis selama menempuh studi pada program studi magister MPI.
7. Mas Odi selaku ketua koordinator TBM Komunitas Harapan Kauman Semarang yang telah mengizinkan peneliti melaksanakan penelitian di TBM Komunitas Harapan.
8. Orang tuaku tercinta Bapak Moh Baderi dan Ibu Siti Sukarni, kakak-kakakku Saifudin dan Nurhadi, serta seluruh keluarga
besar yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a kepada penulis.
9. Istriku tercinta Ummu Hanifah yang selalu mendukung, menemani dan membantu dalam penyelesaian tesis ini.
10. Sahabat dan teman-teman Magister MPI angkatan 2016 khususnya Agus Alwi, Ahmad Faris, M. Aunur Rofiq yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
11. Keluarga besar Pondok Pesantren Al-Iman khususnya saudara Wawan, Wildan yang telah memotivasi dan menemani penulis selama penulisan tesis ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa, hanya ucapan terimakasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih membutuhkan kritik dan saran untuk penyempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharap kritik saran yang membangun dari semua pihak dan semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin
Semarang, 24 Januari 2019 Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ... i PERNYATAAN KEASLIAN ... ii PENGESAHAN ... iii NOTA PEMBIMBING ... iv ABSTRAK ... vi TRANSLITERASI ... viii KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
D.Kajian Pustaka ... 8
E. Kerangka Berpikir ... 13
F. Metode Penelitian ... 16
G.Sistematika Pembahasan ... 26
BAB II : MANAJEMEN PELAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN LITERASI ... 28
A.
Manajemen Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat ... 28B.
Literasi Masyarakat. ...
59C.
Manajemen
Layanan Taman Bacaan Masyarakat dalam Meningkatkan Literasi Masyarakat ... 81BAB III : MANAJEMEN PELAYANAN TAMAN
BACAAN MASYARAKAT DI
KOMUNITAS HARAPAN KAUMAN
SEMARANG ... 86
A.
Karakteristik Layanan TMB Berkualitas... 86B.
Manajemen Pelayanan TBM di Komunitas Harapan ... 94BAB IV : MANAJEMEN PELAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATAN LITERASI MASYARAKAT MUSLIM DI KOMUNITAS HARAPAN KAUMAN SEMARANG ... 109
A.
Manajemen Pelayanan TBM untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat Muslim di Komunitas Harapan Semarang ... 109B.
Komponen-komponen Literasi Masyarakat di Komunitas Harapan Kauman Semarang ... 132C.
Kelebihan dan Kekurangan Layanan TBM Komuniatas Harapan Semarang... 140BAB V : PENUTUP ... 142
A.
Kesimpulan ... 142
B.
Saran ... 144
DAFTAR PUSTAKA ... 146
Lampiran I : Deskripsi Objek Penelitian... 155
Lampiran II : Panduan Wawancara ... 162
Lampiran III : Panduan Observasi ... 166
Lampiran IV : Panduan Dokumentasi ... 167
Lampiran V : Hasil Wawancara ... 168
Lampiran VI : Hasil Observasi ... 182
Lampiran VII : Dokumentasi ... 185
Lampiran VIII : Surat Izin Riset ... 190
Lampiran IX : Surat Bukti Penelitian ... 191
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Karakteristik Layanan TBM ... 93 Tabel 3.1 Progam Layanan Kegiatan TBM ... 100
Tabel 3.2
Manajemen Layanan TBM di Komunitas Harapan ... 108 Tabel. 4.1 Manajemen Layanan TBM Minigkatkan LiterasiMasyarakat ... 128 Tabel 4.2 Manajemen Pelayanan untuk Meningkatkan Literasi
Masyarakat Muslim di Komunitas Harapan Semarang... 131 Tabel 4.3 Komponen Literasi di Kuman Semarang ... 139
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir ... 14 Gambar 1.2 Alur Analisis ... 26 Gambar 4.1 TBM Komunitas Harapan ... 115 Gambar 4.2 Layanan Bermain TBM Komunitas Harapan ... 117 Gambar 4.3 Kamis Mengaji di TBM ... 119 Gambar 4.4 Kamis Mengaji di Poskampling ... 119 Gambar 4.5 Mewarnai Tema Ramadhan ... 120 Gambar 4.6 Kelas Menari ... 121 Gambar 4.7 Pelatihan Menari dari Mahasiswa UIN Walisongo ... 121 Gambar 4.8 Belajar Bersama Mahasiswa Unnes ... 122 Gambar 4.9 Wisata Edukasi ... 123 Gambar 4.10 Kegiatan Ramadhan... 124 Gambar 4.11 Aksi Sebar Buku ... 125 Gambar 4.12 Aksi baca buku bareng ... 125 Gambar 4.13 Kelas Bercerita ... 134 Gambar 4.14 Kelas Bercerita ... 134 Gambar 4.15 Anak Dikenalkan Media Radio ... 136 Gambar 4.16 Kunjungan di Museum Ranggawarsita Jateng ... 138 Gambar 4.17 Kunjungan di Sam Poo Kong ... 138
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kebiasaan masyarakat Indonesia dalam membaca dan menulis masih terbilang sangat rendah. Tak usah jauh menelisik pada masyarakat Eropa, di kawasan Asia Tenggara (ASEAN) saja, kebiasaan membaca dan menulis juga terbilang rendah. Indonesia salah satunya. Menurut peneliti, budaya membaca dan menulis masih rendah terjadi karena beberapa faktor, selain faktor kesadaran masyarakat juga minimnya akses pusat-pusat informasi bacaan di lingkungan masyarakat.
Data dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menunjukkan persentase minat baca anak Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya, dari 10.000 anak bangsa, hanya satu orang yang senang membaca.1 Sehingga dampak yang terlihat akibat rendahnya minat baca masyarakat Indonesia ini makin menyebabkan kualitas dan mutu pendidikan di Indonesia juga hanya jalan di tempat (stagnan) dan cenderung mundur. Hal ini tidak lepas, ada kecenderungan di masyarakat, bahwa budaya membaca telah dikalahkan dengan budaya menonton. Sehingga anak-anak lebih hafal judul sinetron di televisi dibanding mata pelajaran sekolah. Tak dipungkiri pula, keberadaan
1http://edukasi.kompas.com/read/2017/06/22/17223781/minat.baca.a nak.rendah.perlu.terobosan.baru. (diambil pada Minggu, 18 Februari 2018)
smartphone juga berdampak apabila tidak digunakan secara bijak.2 Meskipun bagi peneliti sebetulnya keberadaan smartphone juga sangat membantu dan memudahkan masyarakat dalam mencari sebuah informasi data. Tetapi, kesadaran pemanfaatan teknologi tersebut masih rendah dikalangan masyarakat Indonesia.
Permasalahan rendahnya budaya membaca dan menulis ini menjadi menarik apabila dikaji lebih dalam. Pertanyaannya, bagaimana strategi agar kesadaran itu dapat berubah menjadi aksi nyata berupa meningkatkannya budaya sadar membaca atau literasi?, salah satunya dengan mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM). Hal ini dikuatkan oleh Gol A Gong dan Agus M Irkam, dalam buku Gempa Literasi dari Kampung untuk Nusantara dijelaskan, TBM merupakan, sarana prasarana pembelajaran dan hiburan masyarakat serta akan tumbuh minat, kecintaan, serta kegemaran membaca dan belajar, sehingga dapat memperkaya pengetahuan, wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, pemahaman norma aturan sekaligus dalam hal pemberdayaan masyarakat.3
Kalida dalam bukunya Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri, juga mengatakan peran TBM menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan minat baca dalam mewujudkan budaya baca
2 Muhsin Kalida dan Moh Mursyid, Muhsin Kalida dan Moh Mursyid, Gerakan Literasi Mencerdaskan Negeri, (Yogyakarta: Aswaja Preeindo, 2014), hlm. 111
3 Gol A Gong dan Agus M Irkam, Gempa Literasi dari Kampung untuk Nusantara, (Jakarta, Kepustakaan Populer Gramedia, 2012), hlm. 265
selain perpustakaan. TBM sebagai sumber belajar masyarakat memiliki kedudukan yang strategis dalam mengembangkan potensi masyarakat 4. Kemendikbud juga menyatakan, bahwa TBM sebagai sarana pendidikan bertujuan untuk menumbuhkembangkan minat atau kegemaran membaca guna mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Untuk itu perlu perluasan akses TBM dan penguatan kelembagaannya sehingga dapat memberikan layanan yang lebih luas dan berkualitas.5
Namun, secara umum, TBM mempunyai beberapa kelemahan yang merupakan permasalahan klasik di suatu lembaga. Di antaranya, adalah capacity Building (kapasitas kelembagaan dan SDM), networking (membangun jaringan dan mitra kerja),
fundraising (menggalang dana dan simpatisan) dan publishing
(informasi dan publikasi). Berangkat dari pengalaman itulah maka TBM harus bisa mewujudkan suatu lembaga yang mempunyai eksistensi, konsisten serta kemandirian yang kuat. 6
Dari hasil observasi peneliti di lapangan, banyak taman bacaan didirikan oleh masyarakat maupun lembaga, namun tidak banyak pula yang berhasil sebagaimana fungsi dan tujuan didirkannnya taman baca. Hal itu terjadi karena beberapa faktor
4 Muhsin Kalida dan Moh Mursyid, Gerakan Literasi..., hlm. 168 5 Kemendikbud, Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), Taman Bacaaan Masyarakat Rintisan, (Jakarta: Kemendikbud: 2013,) hlm. 2
6 Muhsin Kalida dan Moh Mursyid, Gerakan Literasi ..., hlm. 181 – 182
salah kelemahan dalam bidang manajemen layanan.7 Padahal dengan adanya manajemen pelayanan yang berkualitas dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dan tetap dalam batasan memenuhi standar pelayanan yang dapat dipertanggungjawabkan serta harus dilakukan secara terus-menerus.8
Namun hal itu tidak ditunjukkan di TBM Komunitas Harapan. TBM di Komunitas Harapan di Kelurahan Kauman Johar Kecamatan Semarang Tengah menunjukkan hasil yang positif serta bermanfaat bagi masyarakat. Saat ditemui peneliti, Agung Setia Budi (Alam) founder (pendiri) TBM di Komunitas Harapan Semarang mengatakan, komunitas yang didirikan pada tanggal 2 Januari Tahun 2013 ini merupakan sebuah komunitas sosial pendidikan di lingkungan masyarakat muslim Kelurahan Kauman Semarang yang mewadahi anak-anak usia sekolah (PAUD, TK, SD dan SMP) untuk melakukan berbagai kegiatan belajar dan bermain yang positif dan mendidik serta berbasis kekeluargaan. Latar belakang dibentuknya komunitas ini berangkat dari keprihatinan pendiri melihat kondisi anak-anak di sekitar tempat tinggalnya di lingkungan RW.04 dan RW.05 Kelurahan Kauman.9
7
Observasi pada, Jumat, 5 Januari 2018 pukul 16.00 WIB di TBM Komunitas Harapan, Kelurahan Sumenepan, Johar Semarang
8 Ni Luh Supamdi, “Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Melalui Kualitas Pelayanan”, http://ojs.unud.ac.id, dikses pada 2 Agustus 2017
9
Wawancara dengan Agung Setia Budi, Pendiri atau (Founder) Rumah Baca Komunitas Harapan, Kauman, Jumat, 5 Januari 2018, pukul. 20.15 WIB
Seperti yang tertulis dalam UU No. 43 Pasal 49 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang berbunyi “Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat mendorong tumbuhnya TBM dan rumah baca untuk menunjang pembudayaan kegemaran membaca”. Taman bacaan merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung proses belajar mengajar. Keberadaan TBM diharapkan dapat membantu semua lapisan masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.10
Keberhasilan hadirnya TBM Komunitas Harapan di tengah-tengah masyarakat kemudian mendapatkan respon positif dari masyarakat. Ini tidak lepas lantaran, pengelolaan layanan TBM di Komunitas Harapan sangat bagus. Selain menyediakan bahan bacaan yang cukup banyak juga menyediakan kegiatan layanan yang sifatnya mendidik dan meningkatkan literasi. Seperti komunitas ini memiliki banyak aktivitas yang dijalankan sebagai wujud pelayanannya kepada masyarakat. Di antaranya kegiatan harian dan mingguan yang melibatkan pengelola, relawan dan masyarakat sekitar. Sehingga TBM di Komunitas Harapan sampai sekarang masih tetap eksis yang menghasilan output atau
10 Octroaica Cempaka Jene, dkk, Peran Taman Bacaan Masyarakat Dalam Menumbuhkan Budaya Baca Anak Di Taman Bacaan Masyarakat “Mortir” Banyumanik-Semaran, Jurnal Ilmu Perpustakaan Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013 Halaman 1-10 Online dari http: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jip.
bibit ungul di masyarakat yang tampak mulai dari perubahan perilaku, tutur, sikap, serta minat bakat anak.11
Berangkat dari situlah peneliti, sangat tertarik melakukan penelitian dengan mengambil judul “Manajemen Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat Muslim di Komunitas Harapan Kauman Semarang”
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana manajemen pelayanan TBM di Komunitas Harapan Kauman Semarang?
2. Bagaimana manajemen pelayanan dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim di TBM Komunitas Harapan Semarang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen pelayanan di TBM di Komunitas Harapan Kauman Semarang.
11
Wawancara dengan Tugino, Ketua RW 04 Kelurahan Kauman Semarang, Rabu, 3 Januari 2019, pukul. 16.30 WIB
b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis manajemen pelayanan dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim di TBM Komunitas Harapan Semarang.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dalam ilmu Manajemen Pendidikan khususnya berkaitan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi berbagai pihak di antaranya: 1) Bagi dunia pendidikan sebagai sumbangan ilmiah
dalam rangka pengembangan pendidikan khususnya pengelolaan pelayanan TBM yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat.
2) Bagi pengelola TBM, dapat bermanfaat sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam pengembangan manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat.
3) Bagi masyarakat, dapat memberi sumbangan pemikiran atau wawasan serta referensi khususnya keberadaan TBM dalam hal peningkatan literasi bagi masyarakat.
4) Sementara secara pribadi dapat bermanfaat sebagai tambahan wawasan dan pengalaman keilmuan. Bagi peneliti pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pijakan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama penelitian tentang manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi.
D. Kajian Pustaka
Kajian yang dibahas dalam tesis ini akan difokuskan pada manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah kajian pustaka. Meskipun ada beberapa penelitian yang mengkaji tentang manajemen TBM atau pengelolaan TMB untuk meningkatkan minta baca. Tetapi penelitian ini sedikit berbeda karena lebih menekankan penerapan manajemen pelayanan TBM dalam meningkatkan literasi masyarakat. Di mana TBM yang dikelola secara individu dan dibantu para relawan dan para mahasiswa.
Maka tesis ini mengkaji tentang “Manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat muslim di Komunitas Harapan Semarang”. Karya-karya yang berkaitan dengan di atas adalah sebagai berikut.
1. Jurnal, karya Juniawan Hidayanto yang berjudul “Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Taman Bacaan Masyarakat Area Publik di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang”. Penelitian ini menjelaskan, bahwa TBM di Area Publik Citra Agung dirasa bermanfaat dan menjadi
sebuah layanan publik. Salah satunya upaya untuk meningkatkan minta baca bagi masyarakat.12
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dibahas dalam tesis ini adalah sama-sama meneliti tentang TBM. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian itu membahas bagaimana upaya meningkatkan minat baca melalui TBM, sedangkan penelitian tesis ini membahas bagaimana manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat.
2. Jurnal, karya Andri Yanto, Saleha Rodiah dkk berjudul “Model Aktivitas Gerakan Literasi Berbasis Komunitas Di Sudut Baca Soreang”. Penelitian ini menjelaskan, pembuatan model aktivitas gerakan literasi yang dilakukan oleh komunitas rumah baca sehingga dapat menjadi salah satu percontohan bagi TBM lainnya dalam membuat berbagai kegiatan gerakan literasi.13
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian dalam tesis ini adalah sama-sama meningkatkan literasi masyarakat dengan keberadaan TBM. Sedangkan perbedaanya adalah penelitian karya Andri Yanto dkk, membahas model aktivitas gerakan literasi di TBM, sedangkan penelitian tesis ini
12
Juniawan Hidayanto, Tri Joko Raharjo dan Daman, Upaya Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Tamabn Bacaan Masyarakat Area Publik di Kecamatan Unaran Timur. Kabupaten Semarang, Jurnal of Non Formal Education and Community Emprowement, Unnes, 2012, hlm. 71
13Andri Yanto, Saleha Rodiah dkk, Model Aktivitas Gerakan Literasi Berbasis Komunitas Di Sudut Baca Soreang, Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, Vol2/No.1, Juni 2016, hlm. 107
membahas bagaimana manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi.
3. Tesis, karya Suwarji, yang berjudul “Manajemen Pelayanan Perpustakaan SMP Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur”.Penelitian ini menjelasakan manajemen pelayanan perpustakaan dengan sub fokus: perencanaan, pengadaan, pengorganisasian, pengawasan, pelayanan, dan kepuasan pelanggan.14
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian tesis ini sama-sama menekankan manajemen pelayanan. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian karya Suwarji lebih terfokus bagaimana manajemen pelayanan di perpustakaan, sedangkan tesis ini lebih difokuskan dalam manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat.
4. Tesis, karya Ruterana yang berjudul “The Making of a Reading Society: Developing a Culture of Reading in Rwanda”. Berdasarkan penelitian tersebut, peningkatan budaya baca dapat berkontribusi positif terhadap transformasi negara berkembang. Penelitian ini menawarkan wawasan tentang satu genre literatur anak-anak di Rwanda, yaitu dongeng dan refleksi anak tentang gender yang merupakan masalah yang relevan di Rwanda saat ini. Hal tersebut dapat
14 Suwarji, yang berjudul, Manajemen Pelayanan Perpustakaan SMP Negeri 1 Sekampung Udik Lampung Timur, Tesis, Universitas Lampung, 2016, hlm. II
berkontribusi terhadap penguatan wacana kesetaraan gender sebagai bagian program pemerintah Rwanda. Dongeng Ndabaga terpilih di antara dua puluh empat cerita lain, karena sangat populer di kalangan anak-anak dan orang dewasa, dan ini tentang emansipasi perempuan. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa selama kegiatan literasi (bercerita, diskusi dari dongeng), dongeng membuat anak-anak dari pedesaan maupun perkotaan menyadari bahwa perempuan menjadi korban ketidaksetaraan sosial. Mereka bereaksi positif terhadap karakter perempuan. Mereka menyatakan bahwa anak perempuan tidak boleh diremehkan. Kepahlawanan Ndabaga menginspirasi pemuda , terutama anak perempuan karena mereka bisa mengikuti langkahnya terutama dalam hal pendidikan. Melalui dongeng Ndabaga, anak-anak membangun koneksi dunia teks ke dalam pengalaman kehidupan nyata. Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap pola pikir orang Rwanda terhadap budaya baca tulis awal dan membaca pengembangan. Maka dibutuhkan kesadaran lebih dari kalangan keluarga, masyarakat, dan tingkat nasional untuk mempromosikan dan mengembangkan budaya membaca.15
15 Pierre Canisius Ruterana, The Making of A reading Society: Developing a Culture of Reading in Rwanda, Tesis, Linkoping University, 2012), Pg. 62-63
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan dalam tesis ini adalah sama-sama membahas mengenai upaya meningkatkan literasi masyarakat. Sedangkan perbedaannya ialah penelitian tersebut membahas upaya peningkatan literasi melalui kegiatan diskusi dan dongeng sedangkan penelitian dalam tesis ini membahas upaya peningkatan literasi melalui manajemen pelayanan TBM.
5. Jurnal, karya Putro & Jihyun yang berjudul “Reading Interest in a Digital Age”. Penelitian tersebut menyatakan bahwa dalam era “literasi digital” seperti sekarang ini, makna membaca telah mengalami pergeseran. Literasi sebagai bagian dari dimensi psiko-behavioral memiliki hubungan dengan cara membaca dan tujuan membaca. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa literasi adalah representasi terbaik sebagai subkomponen dari dimensi psiko-behavioral. Seseorang dikatakan memiliki level literasi yang tinggi bukan hanya dari cara membaca, namun juga tujuan membaca. Terdapat beberapa macam cara dan tujuan membaca, antara lain; membaca cetak, membaca online, membaca sosial media, membaca untuk kebutuhan akademik, dan membaca untuk rekreasi.16
16 Nur Hidayanto Pancoro Setyo Putro & Jihyun Lee, Reading Interest in A Digital Age, Reading Psychology Journal, Vol. 38, Issue 8, 2017, pg. 778, diakses 2 Februari 2018 dalam: https://doi.org/10.1080/02702711.2017.1341966
Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilaksanakan dalam tesis ini adalah sama-sama membahas mengenai literasi. Sedangkan perbedaannya ialah penelitian tersebut membahas literasi dalam kawasan yang lebih luas yakni sampai pada membaca online dan sosial media, sedangkan penelitian dalam tesis ini akan membahas manajemen layanan untuk meningkatkan literasi dengan memanfaatkan keberadaan TBM dan kegiatan-kegiatan yang diadakan.
Dari uraian tersebut, dapat diketahui telah ada beberapa penelitian mengenai manajemen layanan maupun literasi. Meskipun terdapat kesamaan metode maupun teori, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yakni pada fokus penelitian. Penelitian ini akan difokuskan pada manajemen pelayanan TBM dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim. Jadi penelitian ini akan melengkapi penelitian sebelumnya dalam manajemen pelayanan TBM khususnya dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat muslim di Komunitas Harapan Semarang.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori di atas, maka kerangka berpikir pada penelitian ini yang berjudul “Manajemen Pelayanan Taman Baca Masyarakat dalam Meningkatkan Literasi Masyarakat Muslim di Komunitas Harapan Kauman Semarang”
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Manajemen Pelayanan TBM Komunitas Harapan Fungsi i i Peran Tujuan Manfaat n Masyara kat Fungsi Manajemen George R Terry
Controling a)mengukur kinerja apakah sudah sesuai antara perencanaan dengan pelaksanaan TBM meningkatkan literasi masyarakat Actuating a)Melaksanakan kegiatan layanan di TBM terdiri dari kegiatan layanan pokok dan layanan kegiatan rutin yang berkaitan dengan litrasi sesuai visi, misi dan tujuan b)Melaksanakan kegiatan layanan di TBM terdiri dari kegiatan rutin, reguler dan insidental berkaitan dengan meningkatkan literasi Planning a)Menetapkan Visi, Misi dan Tujuan berdirinya TBM b)Menetapkan Layanan Pokok (inti) TBM c)Menetapkan Kegiatan Layanan Rutin, Kamis-Minggu yang berkaitan dengan kegiatan literasi d)Menetapkan kegiatan reguler dan menyiapkan kegiatan insidental berkiatan dengan literasi Organizing a)Mengkoordinasikan antara relawan dengan anak-anak sesuai jadwal kegiatan yang telah ditetapkan. b)Mengkoordinasi
antara relawan satu dengan relawan yang lain untuk mengisi jadwal setiap layanan kegiatan
Penelitian ini akan difokuskan pada manajemen pelayanan TBM dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim. Di mana dalam faktanya banyak TBM yang masih mengalami kendala secara klasik dalam pengelolaan layanan. Namun, hal berbeda ditunjukkan di TBM Komunitas Harapan dimana konsitensi penyediaan layanan pendidikan bagi masyarakat cukup baik. Tetapi, juga butuh perbaikan untuk lebih baik lagi dalam pelayanan taman baca.
Munculnya TBM sendiri merupakan jawaban dari kebutuhan masyarakat. Ada empat poin penting yang menjadi pertimbangan munculnya TBM. Di antaranya, sebagai perwujudan pendidikan sepanjang hayat (long life education). Mendorong peningkatan literasi dan memenuhi kebutuhan belajar masyarakat. Bahkan TBM, juga memiliki beberapa tujuan utama seperti, membangkitkan dan meningkatkan literasi bagi masyarakat, sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan mandiri. Menjadi wadah pemberdayaan bagi masyarakat atau pengguna. Serta, menjadi media pendidikan dan transfer kebutuhan pada generasi penerus.
Agar TBM tersebut mampu berjalan secara efektif dan efisien, sesuai hakikat, peran, tujuan dan manfaat TBM. Maka diperlukan sebuah manajemen pelayanan baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian. Dimana fungsi-fungsi itu diterapkan dengan program-program kegiatan layanan TBM baik yang dilakukan secara harian, mingguan dan bulanan
melalui kegiatan yang telah ditetapkan oleh pengelola bersama relawan yaitu progam kegiatan rutin, kegiatan reguler dan kegiatan insidental yang sifatnya untuk meningkatkan literasi masyarakat.
Tujuannya agar proses kegiatan yang diharapkan bisa mencapai tujuan. Melalui dasar pengelola pelayanan yang baik inilah, maka pada akhirnya akan mencapai tujuan pengelola yang sesuai dengan harapan yakni meningkatkan literasi masyarakat. F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif lapangan (fiel research). Penelitian kualitatif lapangan merupakan sebuah penelitian yang bermaksud memahami fenomena secara langsung di lapangan tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada sebuah konteks khusus alamiah serta dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.17
Subyek dalam penelitian ini adalah manajemen layanan TBM yang dilakukan oleh pengelola bersama relawan. Sedangkan obyek penelitiannya masyarakat atau pengunjung yang berada di wilayah masyarakat muslim Komunitas Harapan Kauman Kota Semarang.
17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2019), hlm. 6
Penelitaian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu kasus dalam organisasi, lembaga atau gejala-gejala tertentu.18 Menurut John W Cheswell mengatakan, ciri utama dari studi kasus kualitatif adalah memperlihatkan pemahaman mendalam tentang kasus tersebut. Dalam rangka penyempurnaan penelitian ini, dalam pengumpulan data beragam bentuk, mulai dari wawancara, pengamatan, dokumentasi, hingga bahan audovisual.19
Dalam metode penelitian ini, pendekatan studi kasus mencangkup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata. Kasus dalam hal ini yakni kasus manajemen pelayanan TBM dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim di Komunitas Harapan Kauman Semarang.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memilih TBM yang berada di Komunitas Harapan di Kampung Sumeneban Kelurahan Kauman-Johar Kecamatan Semarang Tengah. Komunitas Harapan adalah sebuah komunitas sosial dan pendidikan anak-anak yang mempunyai visi Berbagi dengan Hati, Sederhana dan Bermakna. Komunitas sosial yang berada
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 120
19 John W Cheswell, “Lima Pendekatan Kualitatif dalam penelitian”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 137
di lingkungan kelurahan Kauman Semarang yang pertama kali dibentuk oleh Agung Setia Budi (Alm) di Kampung Sumeneban, Kelurahan Kauman sejak 2 Januari 2013.
Kegiatan yang dilakukan Komunitas Harapan banyak macamnya seperti pembelajaran budi pekerti, kreativitas, minat dan bakat seperti menari, menyanyi dan drama, kegiatannya lebih fokus ke kegiatan non akademis karena anak-anak sendiri sudah mendapatkan pendidikan akademis di sekolah jadi diharapkan saat belajar bersama Komunitas Harapan mereka lebih enjoy. Kegiatan rutinnya dilakukan setiap hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu.
Komunitas yang sudah berdiri enam tahun ini, sekarang sudah banyak relawan (nekaterzz) yang bergabung. Nekaterzz sebutan untuk para relawan yang sebagian besar dari mereka adalah kalangan mahasiswa dan masyarakat. Tidak hanya dukungan dari lingkungan sekitar saja, tetapi Komunitas Harapan juga sudah mendapat dukungan dan kepercayaan dari Pemerintah Kota Semarang terutama Walikota Semarang serta Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Adapun waktu penelitian proposal tesis ini pada bulan Januari 2018 hingga Januari 2019.
3. Jenis dan SumberData
Sumber data adalah keterangan atau bahan nyata yang dijadikan dasar kajian (analisis kesimpulan).20 Data kualitatif adalah kalimat yang dikatakan oleh seseorang berkaitan dengan seperangkat pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Sesuatu yang disampaikan oleh seseorang merupakan sumber utama data kualitatif, baik kalimat itu secara verbal melalui suatu wawancara atau bentuk non verbal dengan kata lain bentuk tertulis melalui analisa dokumen atau respons survey.21
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya baik wawancara maupun dalam pengamatan. Di samping data primer terdapat data sekunder, yang sering kali diperlukan oleh peneliti. Data sekunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.22
Adapun data primer dalam penelitian ini di antaranya, pengelola, pengunjung (masyarakat), dan RT/RW bahkan Kelurahan yang terlibat di Komunitas Harapan. Sementara
20
Wahidmurni, Cara Model Menulis Proposal dan Laporan
Penelitian Lapangan, Pendekatan Kualitiatif dan Kuantitatif: Skripsi, Tesis
dan Disertasi, (Malang: UIN Malang Pres, 2005), hlm. 41
21 Rulam Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif, (Malang: UIN Malang Pers, 2005), hlm. 63
22 Sumadi Suryo Brata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Pt Grafindo Persada, 2006), hlm. 39
data sekunder diambil data dokumentasi, arsip-arsip tertulis, foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan rumah baca bahkan bahan-bahan audovisual.
4. FokusPenelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan mengkaji bagaimana manajemen pelayanan dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim di Komunitas Harapan Semarang. Manajemen pelayanan ini dilihat dari bagaimana pelayanan dalam menerapkan fungsi manajemen dengan baik. Diantaranya perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan di rumah baca Komunitas Harapan Semarang.
5. Teknik PengumpulanData
Dalam penelitian kualitatif, data yang dikumpulkan berhubungan dengan fokus penelitian. Data-data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data yang bersumber dari manusia dan data bersumber dari non manusia.23 Dalam penelitian ini data dari manusia diperoleh dari orang yang menjadi informal dalam hal ini orang yang secara langsung menjadi subyek penelitian yaitu pengelola TBM Komunitas Harapan. Sedangkan data non manusia bersumber dari dokumen-dokumen berupa catatan, rekaman gambar atau foto dan
23 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 58
hasil observasi yang berhubungan dengan pelaksanaan TBM di Komunitas Harapan.
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah subyek di mana data dapat diperoleh. Dengan kata lain sumber data dalam penelitian ini diklarifikasikan menjadi tiga bagian yaitu, sumber data berupa orang (person), sumber data berupa tempat atau benda (place) dan sumber data berupa simbol (paper) yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.24. Sehingga sumber data dalam penelitian ini berupa orang yakni pengelola rumah baca, masyarakat dan pengunjung. Sumber data tempat yaitu Rumah Baca Komunitas Harapan. Sumber data paper berupa dokumentasi, foto-foto dan arsip kegiatan-kegiatan dan lainnya.
Sementara untuk pengumpulan data tidak lain dari sebuah pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting diperoleh dalam metode ilmiah. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Secara umum metode pengumpulan data terbagi atas beberapa kelompok, yaitu Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.25
Metode observasi yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan secara sistematik
24 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis..., hlm. 58-59 25 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis..., hlm. 83-90
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.26 Pada observasi ini, peneliti menggunakan observasi non partisipan yakni peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya menjadi pengamat segala yang terjadi dalam objek penelitian. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang semua kegiatan ada di dalam rumah baca. Sedangkan yang akan diteliti yakni terkait pelaksanaan manajemen pelayanan TBM mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan di Komunitas Harapan di Semarang.
Selanjutnya, metode wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam sebuah topik tertentu.27 Wawancara yang digunakan yakni dengan wawancara terstruktur, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar wawancara tertulis.28 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pelaksanaan manajemen rumah baca mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan di TBM Komunitas Harapan di Semarang.
26S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 158
27Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 317
28Yaya Suryana, Metode Penelitian Manajemen Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia: 2015), hlm. 226
Terakhir dengan metode dokumentasi yaitu metode pengambilan atau pengumpulan data dari objek penelitian dengan cara memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis ataupun dokumen yang ada.29 Data yang dikumpulkan melalui metode dokumentasi antara lain: data tentang kegiatan-kegiatan rumah baca, data pengelola, profil rumah baca, pengunjung, masyarakat dan sarana prasarana di di Rumah Baca Komunitas Harapan di Semarang.
6. UjiKeabsahanData
Dalam penelitian kualitatif, uji keabsahan data yang digunakan adalah uji triangulasi. Menurut Creswell, “Triangulate different data sources of information by examining evidence from the sources and using it to build a coherent justification for themes” maksudnya sumber data diperoleh dengan menguji bukti-bukti dari sumber dan menggunakan justifikasi yang koheren sehingga terbangunlah tema.30 Triangulasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengujian keabsahan data yang diperoleh kepada beberapa sumber, metode, dan waktu.
Pada penelitian ini, triangulasi yang digunakan yakni triangulasi metode dan sumber. Triangulasi metode dilakukan
29Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 81
30
John W. Creswell, Research Design Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approaches, (California: SAGE Publication, 2009), PDF
dengan pengecekan data tentang manajemen pelayanan TBM untuk meningkatkan literasi masyarakat. Kemudian triangulasi sumber diperoleh dari data yang berasal dari pengelola dan masyarakat TBM di Komunitas Harapan.
7. Teknik Analisis Data
Penelitian lapangan merupakan penelitian analisis deskriptif, yaitu penelitian yang terfokus pada suatu fenomena-fenomena tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat dan diteliti. “Data analysis in qualitative research of preaparing and organizing the data” Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data.31 Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus tunggal (studi dalam situs), karena tempat penelitian hanya di satu tempat yakni di Komunitas Harapan Semarang, sehingga dalam menganalisis data dilakukan dalam satu tahap yaitu:
a. Analisis Data Kasus Tunggal
Analisis data kasus tunggal dilakukan TBM Komunitas Harapan Kauman Semarang. Dalam analisis kasus tunggal ini menggunakan tiga tahap analisis data menurut Miles dan Huberman yang dikutip oleh Ezmir32:
31John W. Creswell, Qualitative Inquiry & Research Design, (London: Sage Publications, 2007), PDF, e-book, hlm. 149
32Ezmir, Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), hlm. 129-135
1) Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga diperoleh kesimpulan. Data hasil penelitian yang perlu direduksi di antaranya, data hasil wawancara kepada pengelola rumah baca dan masyarakat mengenai manajemen rumah baca dan peran pengelola dalam menerapkan manajemen pelayanan TBM, ditambah dengan hasil observasi terstruktur yang akan memberikan gambaran lebih jelas sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2) Display Data (Penyajian Data)
Setelah reduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan data dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis, dari bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana namun selektif. Dalam penelitian ini, data yang disajikan meliputi data-data yang berhubungan dengan manajemen pelayanan TBM serta data tentang pengelola TBM Komunitas Harapan.
3) Penarikan Kesimpulan
lanjutan. Pada penarikan kesimpulan, peneliti menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan manajemen pelayanan TBM Komunitas Harapan di Semarang, kemudian dianalisis bagaimana pengaruhnya dalam meningkatkan literasi masyarakat.
Gambar 1.2. Alur Analisis Data
G. Sistematika Pembahasan
Agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, penelitian ini dibagi menjadi lima bab pembahasan, dan di setiap babnya terdiri dari beberapa sub bab yang menjadi bahasan penjelas, yaitu:
Bab I Pendahuluan. Sebagai pendahuluan, pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Pengumpulan data Penyajian data Reduksi Kesimpulan/ penggambara n
Bab II Kajian Teori yang di dalamnya membahas tentang Manajemen Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat, Literasi Masyarakat dan Manajemen Pelayanan Taman Baca Masyarakat untuk Meningkatkan Literasi Masyarakat
Bab III, Manajemen Pelayanan Taman Baca Masyarakat di Komunitas Harapan. Bab ini meliputi letak geografis, sejarah berdirinya, visi, misi dan tujuan TBM Komunitas Harapan, daftar pengurus, manajemen pelayanan TBM di Komunitas Harapan.
Bab IV, Manajemen Pelayanan Taman Baca Masyarakat di Komunitas Harapan untuk meningkatkan literasi. Bab ini, menjelaskan tentang, manajemen pelayanan TBM dalam meningkatkan literasi masyarakat muslim di Johar Kauman Semarang.
Bab V Penutup. Sebagai akhir pembahasan, pada bab ini ditarik kesimpulan, saran, dan kata penutup.
BAB II
MANAJEMEN PELAYANAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT UNTUK MENINGATKAN LITERASI A. Manajemen Pelayanan Taman Bacaan Masyarakat
1. Manajemen
Nurhattati Fuad dalam buku berjudul Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat, menyatakan, pentingnya manajemen tidak sekadar bersifat “perlu” atau hanya sebagai kebutuhan komplementer, namun merupakan sebuah “kewajiban”, “keharusan” dan “keniscayaan” yang mesti mewujudkan dalam rangka keteraturan dan efektivitas.1
Secara etimologi, manajemen berasal dari kata kerja “to
manage” yang berarti mengatur dan mengelola. Kata
management berasal dari bahasa latin “mano” yang berarti
tangan, menjadi “manus” yang berarti bekerja berkali-kali dengan menggunakan tangan, ditambah imbuhan “agere” yang berarti melakukan sesuatu, sehingga menjadi “managiare” berarti melakukan sesuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan.2
Menurut Patrick,”management is working with and through other people to accomplish the objectives of both the
1 Nurhattati Fuad, Manajemen Pendidikan Berbasis Masyarakat: Konsep dan Strategi Implementasi, (Jakarta: rajawali Pers, 2014), hlm. 11
2 Imam Machali & Ara Hidayat, The Handbook of Education Management, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 1
organization and its members”.3
Manajemen adalah bekerja sama dengan dan melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi dan anggotanya. Sedangkan G.R Terry dalam bukunya S Suarli “Manajemen Keperawatan” mengatakan, manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain.4
Sementara, Fatah Syukur dalam bukunya “Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan” mengatakan, manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.5
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dianalisis pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan bahwa manajemen memerlukan ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen sebagai seni di mana manajer harus memiliki seni atau keterampilan mengatur. Ketiga, manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang profesional yang bisa mengatur secara efektif dan efisien.
Dalam konteks Islam manajemen, menurut S. Mahmud
3 Patrick J. Montana, Management, (New York: Barron‟s, 2000), PDF e-book, pg. 1
4 S.Suarli dan yayasan Bahtiiar, Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm.6
5 Fatah Syukur, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2012), hlm. 13
Al Hawary dalam bukunya Islamic Management yang ditulis oleh Veitahzal Rival dkk manajemen (Al-Idarah) adalah mengetahui ke mana yang dituju, kesukaran apa yang harus dihindari, kekuatan-kekuatan apa yang dijalankan, dan bagaimana mengemudikan kapal anda serta anggota dengan sebaik-baiknya tanpa pemborosan waktu dalam proses mengerjakannya.6 Seperti firman Allah SWT dalam QS. As-Sajdah ayat 5 berikut:
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari
yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu. (QS. As-Sajdah: 5).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah Swt adalah pengatur alam (Al-Mudabbir/ manager). Keteraturan alam raya ini merupakan bukti kebesaran Allah SWT mengelola alam ini. Namun, karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.
6
Veithzal RIvai Zainal, Subardjo dkk, Islamic Management, Meraih Sukses Melalui Praktek Gaya Rasulullah Secara Istiqomah, (Yokyakarta: BPFE-Yogayakarta, 2013), hlm. 185
Dari ayat ini, Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya, dalam buku “Ayat-ayat al-Qur‟an Tentang Manajemen Pendidikan Islam” menjelaskan pengertian manajemen ada tiga.7
a) Manajemen merupakan sebuah usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui proses.
b) Manajemen merupakan sebuah sistem kerja sama dengan pembagian peran yang jelas
c) Manajemen melibatkan secara optimal kontribusi orang-orang, dana, fisik, dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dianalisis pertama, manajemen sebagai ilmu pengetahuan bahwa manajemen memerlukan ilmu pengetahuan. Kedua, manajemen sebagai seni di mana manajer harus memiliki seni atau keterampilan mengatur. Ketiga, manajemen sebagai profesi, bahwa manajer yang profesional yang bisa mengatur secara efektif dan efisien.
2.
FungsiManajemenSementara di dalam sebuah organisasi, dalam teori manajemen, Henry Fayol (1841-1925) mengatakan, manajemen organisasi adalah yang pertama mengelompokkan fungsi manajerial menjadi lima fungsi. Lima fungsi ini
7 Rahmat Hidayat dan Candra Wijaya, “Ayat-ayat Alquran Tentang Manajemen Pendidikan Islam”, (Medan: LIPPI, 2017), hlm. 6
meliputi perencanaan, pengorganisasian, komando, koordinasi dan pengendalian.8. Namun, dalam teorinya George R Terry, fungsi manajemen organisasi mendefinisikan manajemen sebagai, “sebuah proses yang khas dan terdiri dari tindakan-tindakan seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.”9
Sementara, Fatah Syukur menyatakan, bahwa manajemen dapat berjalan dengan baik apabila: Mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Perpaduan antara ilmu dan seni. Proses yang sistematis, terkoordinir, koperatif, dan integritas. Dapat diterapkan jika ada dua atau lebih melakukan kerja sama dalam satu organisasi. Didasarkan pada pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab. Terdiri dari beberapa fungsi (planning, organizing, Motivating, Actuating, Fasilitating, Empowering, Controlling dan Evaluation). Merupakan alat untuk mencapai tujuan.10
8
Daniel E. Mc Namara, From Fayol‟s Mechanistic To Today‟s Organic Functions Of Management, American Journal of Business Education, Vol. 2, No. 1, 2009, pg. 63
9 Rosady Ruslan, SH, MM, Manajemen Publik Relations & Media Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindi Persada, 2005), hlm. 01
10 Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan, Berbasis pada Madrasah, (Semarang: PT Psutaka Rizki Putra, 2013), hlm. 9
Fatah Syukur juga menyampaikan, dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan seorang manajer/pimpinan yaitu. Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Penataan Staff (Staffing), Memimpin, (Leading), Memfasilitasi (Fasilitating), Memperdayakan Staff, (Empowering) dan Pengawas, (Controling). Oleh karena itu, manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.11
a) Planning (Perencanaan)
Merencanakan meliputi membuat keputusan tentang arah yang akan dituju, tindakan yang akan diambil, sumber daya yang akan diolah dan teknik/metode yang digunakan.12 Perencanaan penting karena memberi perasaan dan tujuan kepada anggota, menguraikan tugas yang akan mereka lakukan, dan menjelaskan bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan keseluruhan tujuan sekolah. 13
11 Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan..., hlm. 9
12 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan…, hlm. 94
13 Fred C. Lunenburg and Beverly J. Irby, The Principalship, (Belmont: Wadsworth, 2006), pg. 183
Mengenai pentingnya suatu perencanaan, ada beberapa konsep yang tertuang dalam Al ur‟an dan Al Hadits. Di antara ayat Al Quran yang terkait dengan fungsi perencanaan adalah:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan” (As. Hasyr: 18)
Perencanaan yang baik akan dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana di buat. Perencanaan merupakan aspek penting dari pada manajemen. Keperluan merencankan ini terletak pada kenyataan bahwa manusia dapat mengubah masa depan menurut kehendaknya. Manusia tidak boleh menyerah pada keadaan dan masa depan yang menentu tetapi menciptakan masa depan itu. Masa depan adalah akibat dari keadaan masa lampau. Keadaan sekarang dan disertai dengan usaha–usaha yang akan dilaksanakan.
Dengan demikian landasan dasar perencanaan adalah kemampuan manusia untuk secara sadar memilih alternatif
masa depan yang akan dikehendakinya dan kemudian mengarahkan daya upayanya untuk mewujudkan masa depan yang dipilihnya, dalam hal ini manajemen yang akan diterapkan seperti apa, sehingga dengan dasar itulah maka suatu rencana akan terealisasikan dengan baik.14
Dalam hal ini, pengelola TBM perlu merencanakan pengadaan koleksi bahan bacaan, mempersiapkan fasilitas atau sarana, mempersiapkan sumber daya manusia, dan penyusunan jenis kegiatan.
b) Organizing (Pengorganisasian)
Mengorganisasikan adalah proses mengatur, mengalokasikan, dan mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya di antara anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.15 Pengorganisasian melibatkan tiga elemen penting: mengembangkan struktur organisasi, memeroleh dan mengembangkan sumber daya manusia, dan membangun pola dan jaringan umum.16
Ajaran Islam senantiasa mendorong para pemeluknya untuk melakukan segala sesuatu secara
14
M. bukhari, dkk, Azaz – Azaz Manajemen, (Yogyakarta : Aditya Media, 2005). hlm. 35 - 36
15 Engkoswara dan Aan Komariah, Administrasi Pendidikan ..., hlm. 95
16 Fred C. Lunenburg and Beverly J. Irby, The Principalship…, pg. 185
terorganisir dengan rapi, sebab bisa jadi suatu kebenaran yang tidak terorganisir dengan rapi akan dengan mudah bisa diluluhlantakkan oleh kebatilan yang tersusun rapi.
Ali Bin Talib berkata : “Kebenaran yang tidak terorganisasi dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisasi”.
Proses organizing yang menekankan pentingnya tercipta kesatuan dalam segala tindakan sehingga tercapai tujuan, sebenarnya telah dicontohkan di dalam Al Qur‟an. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 103 menyatakan:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” (QS. Ali Imran: 103).
Dalam hal ini pengorganisasian TBM meliputi penyusunan jadwal kegiatan disertai dengan susunan penanggungjawabnya. Pengorganisasian layanan TBM terdiri atas pembagian staf, mengkoordinasikan jadwal layanan setiap minggunya.
c) Actuating (Pengarahan)
Actuating adalah implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian.17 Atau bisa disebut sebagai menggerakkan untuk mencapai hasil. Sedangkan inti dari actuating adalah leading, harus menentukan prinsip-prinsip efisiensi dan komunikasi yang baik.18
Al-Qur‟an dalam hal ini sebenarnya telah memberikan pedoman dasar terhadap proses pembimbingan, pengarahan ataupun memberikan peringatan dalam bentuk actuating ini. Allah berfiman dalam surat al–kahfi ayat 2 sebagai berikut.
17 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 132
18
M. Yacoeb, “Konsep Manajemen Dalam Perspektif Alqur‟an: Suatu Analisis dalam Bidang Administrasi Pendidikan”, Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA, Vol. XIV, No. 1, Agustus 2013, hlm. 81
“Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik”. (QS. Al-Kahfi: 2). Jika fungsi ini diterapkan, proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Pada tahap ini, dimulai proses realisasi perencanaan dan pengorganisasian yang telah disusun sebelumnya.
d) Empowering (Memperdayakan Staff)
Fungsi Empowering meliputi pemberdayaan sumber daya manusia yang dimiliki oleh lembaga. Potensi SDM yang ada harus selalu dioptimalkan fungsinya agar bermanfaat bagi pengembangan program organisasi. Fungsi ini memandang bahwa semua staf dasarnya memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya, apalagi diberi kesempatan untuk berkembang.19.
e) Leading (Memimpin)
Fungsi memimpin menggambarkan bagaimana manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawahan, bagaimana orang lain melaksanakan tugas yang esensial dengan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk bekerja sama.20 Dalam hal ini peran pemimpin TBM
19 Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan..., hlm 10 20 Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan..., hlm. 10