BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di 2 SD yaitu:
SDN 1 katekan, berlokasi di dusun Lamuk desa Katekan kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 1 katekan yang berjumlah 14 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
SDN 2 katekan, berlokasi di dusun bakalan desa katekan kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Siswa kelas V SD N 2 katekan yang berjumlah 16 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Pada pembelajaran IPA, biasanya sebagian guru hanya menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi pelajaran. Hal serupa juga terjadi pada pembelajaran Matematika di SDN 02 Katekan. Siswa hanya duduk, diam, mendengarkan ceramah dan penjelasan guru. Ini menyebabkan siswa kurang aktif, dan pengetahuan yang masuk dalam memori otak siswa hanya bersumber dari penjelasan guru. Ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N 1 Katekan dan SD N 2 katekan dapat di lihat dari tabel 4.1.
Tabel 4.1
Pelaksanaan Penelitian
No Tanggal Uraian kegiatan
1 20 Februari 2012 Uji validitas instrumen di SD Katekan 3 2 27 Februari 2012 Pretest di SD N 1 Katekan
3 28 Februari 2012 Pretest di SD N 2 Katekan
4 5Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan dengan materi perbandingan
5 6 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan dengan materi sifat-sifat cahaya
6 12 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan dengan materi perbandingan
7 13 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan dengan materi sifat-sifat cahaya
8 19 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 1 katekan dengan materi perbandingan
9 20 Maret 2012 Pelaksanaan pembelajaran di SD N 2 katekan dengan materi sifat-sifat cahaya
10 26 Maret 2012 Posttest di SD N 1 Katekan 11 27 Maret 2012 Posttest di SD N 2 Katekan
4.3Analisis Data
Penelitian ini diawali dengan melakukan uji coba instrumen penelitian di SDN 3 katekan, ngadirejo, Temanggung. Uji coba instrumen bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas sehingga hasil pengukuran yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan.
Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah melakukan skoring untuk melakukan análisis data yang telah diperoleh. Adapun análisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: pengecekan kembali data yag terkumpul, penskoran jawaban, data diinput pada komputer dan diukur menurut tujuan análisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan komputer melalui program SPSS versi 17.0 dan análisis data yang telah diperoleh. 1. Analisis Validitas
Instrumen yang di uji validitas ini digunakan untuk pretes dan posttes. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor ítem dengan skor total. Perhitungan dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0. hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada tabel 4.2.
4.3.1.1 Analisis Validitas Instrumen Pretest
Berdasarkan table 4.2 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 17 soal valid indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,252 sampai dengan 0,650. Adapun kisi kisi soal pretest setelah di uji validitas dapat dilihat pada tabel 4.3.
Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Instrumen pretest (soal yang valid) Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation VAR00001 .372 VAR00003 .650 VAR00004 .470 VAR00010 .252 VAR00011 .280 VAR00016 .313 VAR00017 .591 VAR00018 .510 VAR00021 .403 Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation VAR00023 .336 VAR00025 .274 VAR00026 .500 VAR00027 .411 VAR00030 .358 VAR00031 .356 VAR00033 .304 VAR00035 .533 Tabel 4.3
Kisi-kisi soal pretest IPA kelas V
Standar Kompetens i Kompe Tensi Dasar Materi pembela jaran Indikator Jenis soal Nomor soal No soal setelah uji validitas 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya 5.2 Menjelas kan pesawat sederhan a yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat Jenis-jenis pesawat sederha na o Mengidentifik asi pengungkit sebagai jenis pesawat sederhana o Mengidentifik asi bidang miring sebagai jenis pesawat sederhana o Mengidentifik asi katrol sebagai jenis pesawat sederhana Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda 1, 2*,3, 4,15*, 20*, 21, 27,33 5*, 12*, 17, 22*, 24*, 26, 34* 6*,7*,9*, 10, 13*, 14*, 18, 25, 8*,30, 31,32* 1,2, 3, 9, 13, 16 7, 12 4, 8, 11, 14, 15 38
o Mengidentifik asi roda sebagai jenis pesawat sederhana. Pilihan ganda 8*,11,16, 19*, 23, 29*35 5, 6, 10, 17
Keterangan : *= Nomor yang gugur
Nilai per item = 1 Nilai maksimal =100 Nilai minimal = 10 Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100 = 17 17 X 100 Kriteria 0-5 : hampir cukup 60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup 80-89 : baik
90-100 : baik sekali Dari 17 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.4. Tabel 4.4
Tingkat kesukaran soal pretest kelas eksperimen
Kategori soal No soal
Mudah 1, 3,4,10,16,17,18,23,25,26, 33,35
Sedang 11, 21, 30
Sukar 27, 31
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 17 soal pretest yang valid terdapat 12 soal pada kategori mudah, 3 soal pada kategori sedang dan 2 soal pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam kategori mudah susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda butir tes pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Uji daya pembeda butir soal
Kualifikasi No soal
Baik sekali
Baik 10, 11, 16, 25, 27, 31, 33,
Cukup 1, 4, 17, 18, 30, 35
Jelek 3, 21, 23, 26
Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 7 soal yang kualifikasinya pada kategori baik, 6 soal pada kategori cukup dan 4 soal yang kualifikasinya jelek.
4.3.1.2 Analisis Validitas Instrumen Posttest
Berdasarkan table 4.6 di bawah terlihat bahwa dari 35 soal 14 soal valid indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,270 sampai dengan 0,634. Dari 14 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi soal posttest setelah di uji validitas.
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Posttest (soal yang valid). Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation VAR00002 .386 VAR00005 .393 VAR00008 .386 VAR00009 .534 VAR00015 .449 VAR00017 .605 VAR00019 .525 Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation VAR00022 .423 VAR00024 .541 VAR00025 .270 VAR00028 .425 VAR00030 .634 VAR00032 .597 VAR00033 .449 Tabel 4.7
Kisi-kisi soal posttest IPA kelas V setelah uji validitas
Standar Kompetensi Kompeten si Dasar Materi pembela jaran Indikator Jenis soal Nomor soal 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model 6.1mendis kripsikan sifat-sifat cahaya Sifat-sifat cahaya a. Menyebutkan sifat-sifat cahaya b. Membuktikan bahwa cahaya dapat merambat lurus c. Membuktikan bahwa cahaya dapat menembus benda bening d. Membuktikan bahwa cahaya dapat dipantulkan Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda Pilihan ganda 1*,2,12*, 16* 14*, 23* 33 3*, 18*, 24,25 4*,5,6*,7*, 11*,13*, 19,20*, 26*,27*,28 1 14 9,10 2, 7, 11 40
e. Membuktikan bahwa cahaya dapat dibiaskan f. Membuktikan bahwa cahaya dapat diuraikan menjadi berbagai warna (pelangi). Pilihan ganda Pilihan ganda ,29*,34*, 35* 8,15, 17, 21*,22, 30 9,10*,31*, 32 3,5, 6, 8, 12 4, 13
Keterangan : *= Nomor yang gugur Nilai per item = 1
Nilai maksimal =100 Nilai minimal = 10 Format penilaian = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 X 100 = 14 14 X 100 Kriteria 0-5 : hampir cukup 60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup 80-89 : baik
90-100 : baik sekali Dari 14 soal valid dapat kita lihat tingkat kesukaran soal pada tabel 4.8. Tabel 4.8
Tingkat kesukaran soal posttes
Kategori soal Soal no
Mudah 2, 5, 8, 25, 28, 33
Sedang 13, 17, 19, 22, 24, 30, 32
Sukar 9
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 14 soal pretest yang valid terdapat 6 soal pada kategori mudah, 7 soal pada kategori sedang dan 1 soal pada kategori susah. Proporsi soal diatas belum ideal karena masih ada soal dalam kategori mudah dan susah. Dari 17 soal di atas dapat kita lihat daya pembeda butir tes pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Uji daya pembeda butir soal
Kualifikasi Nor soal
Baik sekali 17, 24, 02
Baik 2, 28, 32
Cukup 5, 8, 9, 22, 25, 33
Jelek 13, 19
Dari tabel diatas dapat dilihat daya pembeda dari 17 butir soal terdapat 3 soal yang kualifikasinya pada kategori baik sekali, 3 soal pada kategori baik, 6 soal pada kategori cukup dan 2 soal yang kualifikasinya jelek.
4.3.1.3 .Analisis Validitas Instrumen Angket Motivasi Belajar Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Angket (soal yang valid) Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation
VAR00001 .701 VAR00004 .473 VAR00005 .530 VAR00008 .350 VAR00009 .283 VAR00010 .638 VAR00011 .452 VAR00012 .633 VAR00013 .251 VAR00014 .530 VAR00015 .481 VAR00016 .315 VAR00017 .586 VAR00018 .744 VAR00019 .544 VAR00020 .547 VAR00021 .609 VAR00022 .807 VAR00024 .518 42
Berdasarkan table 4.8 terlihat bahwa 19 soal valid indeks data diskriminasi item menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,251 sampai dengan 0,807. Berdasarka 19 soal yang valid dapat dilihat kisi-kisi angket motivasi setelah di uji validita pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Kisi-kisi Angket motivasi belajar setelah uji coba
No Aspek Indikator No Item No item
setelah uji valditas 1 2 . Intrinsik a. Perasaan senang b.kemauan c.kecerdasan d.kemandirian Ektrinsik Dorongan dari lingkungan sekitar
a. Senang mengikuti pelajarn IPA b- Senang terhadap guru IPA
c- Kemauan siswa mengerjakan soal-soal IPA d- kemauan siswa mengerjakan PR
e- kemauan siswa memperoleh nilai baik
f-kesadaran siswa untuk belajar IPA g-kesadaran siswa untuk mendalami materi
h- kesadaran siswa untuk tidak mencontek
i-dorongan dari orang tua siswa j- dorongan untuk berprestasi
k-keinginan untuk mendapat hadiah atau pujian 6, 8, 10 5, 15 12*, 16, 20,17,21* 11,22*,23* 4, 13 3, 14, 24* 1, 25* 7 9,18 2, 19 1,2,3, 4,5 6 7,8 9 10,11 12,13 14 15 16,17 18,19
Keterangan : *= Nomor yang gugur Skor tertinggi : 4 x 19 = 76
Skor terendah : 1x 19 = 19 Interval
= jumlah skor max - jumlah skor min 5 = 76-19 5 = 11,4 Rentang nilai 64,6 ≤ x <76 = sangat tinggi 53,2 ≤ x < 64,6 = tinggi 41,8 ≤ x < 53,2 = sedang 30,4 ≤ x < 41,8 = rendah 19 ≤ x ≤ 30,4 = sangat rendah 43
4.3.2 Analisis Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah subjek penelitian merupakan kelas yang homogen.
4.3.2.1 Homogenitas Soal Pretest
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di peroleh F hitung levene test sebesar 1.236 dengan probabilitas 0.271 >0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah -0.368 dengan probabilitas signifikasi 0.714, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.
4.3.2.2 Homogenitas Soalmotivasi awal
Setelah dilakukan uji homogenitas menggunakan spss 17.0 maka di peroleh F hitung levene test sebesar 8.750 dengan probabilitas 0.063>0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogeny. Dengan demikian analisis uji beda t-tes harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t adalah – 0.346 dengan probabilitas signifikasi 0,731 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
Tabel 4. 12
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic Sig.
1.236 .271
Tabel 4. 13
Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic Sig.
3.622 .063
perbedaan nilai pretest. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka dari itu kedua kelas boleh dilanjutkan sebagai subyek penelitian.
4.3.3 Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas instrument menggunakan alpha dan cronbach dan perhitungannya dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0.
4.3.3.1 Analisis Reliabilitas pretest Tabel 4. 14
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.804 17
Koefisien reliabilitas instrumen pretest sebesar 0,804 termasuk dalam kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.3.3.2 Analisis Reliabilitas posttest Tabel 4. 15
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.840 14
Koefisien reliabilitas instrumen posttest sebesar 0,840 termasuk dalam kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.3.3.3 Analisis Reliabilitas Angket Tabel 4. 16
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.889 19
Koefisien reliabilitas instrumen angket sebesar 0,889 termasuk dalam kategori bagus. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrument layak digunakan untuk mengkur variable penelitian.
4.4 Analisis Variabel Penelitian hasil belajar 4.4.1 Analisis pretest
4.4.1.1 Kelas Eksperimen
Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar IPA siswa digunakan lima kategori mengikuti acuan penelitian pada SDN 2 Katekan dan SDN 1 katekan, sebagai berikut :
0-5 : hampir cukup 60-69 : cukup
70-79 : lebih dari cukup 80-89 : baik
90-100 : baik sekali
Hasil pretest siswa kelas Eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4. 17
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Preteseksperimen 27 29 94 68.81 16.222
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data nilai siswa kelas eksperimen data (N) sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 94, skor minimal 29 dan rata-rata sebesar 68.81 serta standar deviasi 16.222. Pengukuran hasil Pretest pada SD N 2 katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.18.
Tabel 4.18
Kategori hasil pretest SD N 2katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O2 KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 8 30%
70-79 Lebih dari cukup 6 22%
60-69 Cukup 5 18%
0-59 Hampir cukup 7 26%
27 100
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.1.
Grafik 4.1 Nilai Pretest SDN 2 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.18 dan grafik 4.1 dapat dilihat bahwa hasil Pretest SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hamper cukup sebayak 7 siswa (26%), kategori cukup sebanyak 5 siswa (18%), lebih dari cukup sebanyak 6 siswa (22%),baik sebanyak 8 siswa (30 %), dan baik sekali sebanyak 1 siswa (4%). Hal ini menunjukkan bahwa nilai belajar siswa SD N 2 Katekan masih rendah.
Untuk mengetahui kenormalan distribusi masing-masing variabel dilakukan pengujian normalitas data. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji One Sample- Kolmogorov-Smirnov Test. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17.0. hasil uji kenormalan dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
Tabel 4. 19 Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 68.81 .125
Hasil uji normalitas Pretest pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-smirnov Z untuk Pretest kelas eksperimen yaitu sebesar 1.178 dengan p=0,125. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable Pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05. 4.4.1.2Kelas Kontrol
Tabel 4.20
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Preteskontrol 27 26 41 94 67.27 .206
Valid N (listiwise) 26 .
Dari data nilai siswa kelas kontrol data (N) sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 94, skor minimal 41 dan rata-rata sebesar 67.27 serta standar deviasi 14.206. Pengukuran hasil pretes pada SD N 1 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.21 dibawah ini.
Tabel 4.21
Kategori hasil Pretest SD N 01 katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O1 KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 4 15%
70-79 Lebih dari cukup 6 23%
60-69 Cukup 9 35%
0-59 Hampir cukup 6 23%
26 100
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.2
Grafik 4.2 Nilai pretest SDN 1 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.21 dan grafik 4.2 dapat dilihat bahwa hasil pre tes SD N 2 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 9 siswa (35%), lebih dari cukup sebanyak 6 siswa (23%), baik sebanyak 4 siswa (15%), dan baik sekali sebanyak 1 siswa (4%). Tabel 4.22 Uji normalitas Kontrol N Mean Asymp.Sig 26 67.27 .381
Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk Pretest kelas kontrol yaitu sebesar 0.909 dengan p=0.381. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable Pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
4.4.2 Analisis posttest 4.4.2.1 Kelas Eksperimen
Hasil posttes siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.23
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Posttestksperimen 27 71 100 85.67 10.285
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data nilai posttest kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 100, skor minimal 71 dan rata-rata sebesar 85.67 serta standar deviasi 10.284. Pengukuran hasil posttes pada SD N 2 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.14 dibawah ini.
Table 4.24
Kategori hasil posttes SD N 2 katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI O2 KATEKAN
90-100 Baik sekali 13 48%
80-89 Baik 6 22%
70-79 Lebih dari cukup 8 30%
60-69 Cukup 0 0
0-59 Hampir cukup 0 0
27 100
Berdasarkan pada tabel 4.24 dapat dilihat bahwa hasil posttes SD N 2 Katekan. Siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori lebih dari cukup sebanyak 8 siswa (30%), baik sebanyak 6 siswa (22%), dan baik sekali sebanyak 13 siswa (48%). Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.3.
Grafik 4.3 Nilai posttest SD N 2 Katekan Tabel 4.25 Uji normalitas Eksperimen N Mean Asymp.Sig 27 85.67 .175
Hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 1.104 dengan p=0.175. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable pretest kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.2.2. Kelas kontrol
Data hasil posttest kelas kontrol dapat dideskripsikan dengan bantua program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.26
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Posttestkontrol 26 36 99 71.46 15.544 Valid N (listiwise) 26 . 0 2 4 6 8 10 12 14 16
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hamper cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
Dari data nilai posttest kelas kontrol diketahui bahwa data (N) sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 99, skor minimal 36 dan rata-rata sebesar 71.46 serta standar deviasi 15.544 Pengukuran hasil posttest pada SD N 1 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.27 dibawah ini:
Tabel 4.27
Kategori hasil posttest SD N 1 Katekan
Nama SD Interval Kategori F %
SD NEGERI 2 KATEKAN
90-100 Baik sekali 1 4%
80-89 Baik 6 23%
70-79 Lebih dari cukup 10 38%
60-69 Cukup 3 12%
0-59 Hampir cukup 6 23 %
26 100
Gambaran visual jumlah siswa menurut kategorinya dapat dilihat pada grafik 4.4
Grafik 4.4 Nilai posttest SD N 1 Katekan
Berdasarkan pada tabel 4.27 dan grafik 4.4 dapat dilihat bahwa hasil posttest SD N 02 Katekan. siswa yang memiliki hasil belajar dalam kategori hampir cukup
0 2 4 6 8 10 12
Baik sekali Baik Lebih dari cukup Cukup Hampir cukup
90-100 80-89 70-79 60-69 0-59
sebayak 6 siswa (23%), kategori cukup sebanyak 3 siswa (11.5%), lebih dari cukup sebanyak 10 siswa (38,46%), baik sebanyak 6 siswa (23%), dan baik sekali sebanyak 1 siswa (3,84%). Tabel 4. 28 Uji normalitas Kontrol N Mean Asymp.Sig 26 71.46 .328
Hasil uji normalitas posttest pada kelas eksperimen dapat diketahui hasil uji kolmogorov-smirnov Z untuk posttest kelas eksperimen yaitu sebesar 0.949 dengan p=0.328. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable pre tes kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
Dengan melihat data yang terdapat pada format hasil belajar dalam prosentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan metode eksperimen yang dilakukan peneliti. Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi metode eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.29.
Tabel 4.29
Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Eksperimen Kontrol
Pretest 68.81 (cukup) pretest 67.27(Cukup)
Posttest 85.67 (Baik) posttest 71.46(Lebih dari cukup)
Tabel 4.29 menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikan metode eksperimen pada pembelajara IPA. Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen pretest mencapai 68.81 dan setelah melakukan pembelajaran denagn metode eksperimen rata-rata hasil belajarnya (posttest) menjadi 85.67. Berbeda dengan kelas kontrol yang nilai pretesnya mencapai 67.27dan setelah melakukan pembelajaran konvensional rata-ratanya menjadi 71.46.
4.4.3 Analisis deskriptif motivasi belajar 4.4.3.1 Motivasi awal kelas eksperimen
Hasil angket motivasi awal siswa SD N 2 Katekan sebelum menerapkan menerapkan metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.30
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Preeksperimen 27 44 64 54.74 5.467
Valid N (listiwise) 27 .
Dari data skor kelas eksperimen diketahui data (N) sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 44 dan rata-rata sebesar 54.74 serta standar deviasi 5.467 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 02 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.31 dibawah ini.
Tabel 4.31
Kategorisasi hasil pengukuran motivasi awal kelas eksperimen
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % ) 64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi 54.74 (5.467) 0 0 53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 15 55.6% 41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 12 44.4% 30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 0 0 19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0 Jumlah 27 100%
Keterangan : x = motivasi siswa
Dari tabel 4.31 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.5.
Grafik 4.5.hasil angket motivasi awal
Dari Tabel 4.31 dan grafik 4.5 dapat dilihat bahwa 44.4% responden memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 55.6% berada pada kategori tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 54.74 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 44 sampai dengan skor maksimum sebesar 64 dengan standar deviasi 5.467.
Tabel 4.32 Uji normalitas
Eksperimen
N Mean Asymp.Sig
27 54.74 .725
Hasil uji normalitas motivasi awal pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,692 dengan p= 0,725. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4
variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.3.2Motivasi awal siswa kelas kontrol
Hasil angket motivasi awal siswa SD N 1 Katekan sebelum menerapkan menerapkan metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4. 33
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std.Deviation Prekontrol 26 38 65 52.58 7.690
Valid N (listiwise) 26 .
Dari skor siswa kelas kontrol diketahui data (N) sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 65, skor minimal 38 dan rata-rata sebesar 52.58 serta standar deviasi 7.690 Pengukuran hasil motivasi awal pada SD N 1 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.34 dibawah ini.
Tabel 4.34
Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi siswa awal kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % ) 64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi 52.58 (7.690 ) 2 8% 53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 12 47% 41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 8 30% 30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 4 15% 19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0 Jumlah 26 100%
Keterangan : x = motivasi siswa
Dari tabel 4.34 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivasi belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.6
Grafik 4.6 Hasil angket motivasi awal kelas kontrol
Dari Tabel 4.34 dan grafik 4.6 dapat dilihat bahwa 15% responden memiliki skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 30% berada pada kategori sedang, 47% berada pada kategori tinggi, 8% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.58 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 38 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan standar deviasi 7.690. Tabel 4.35 Uji normalitas Kontrol N Mean Asymp.Sig 26 52.58 .376
Hasil uji normalitas motivas awal pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi awal kelas eksperimen yaitu sebesar 0,912 dengan p=0,376. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk
0 2 4 6 8 10 12 14
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4
variable motivasi awal kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.3.3 Motivasi akhir kelas eksperimen
Hasil angket motivas akhir siswa SD N 2 Katekan setelah menerapkan metode eksperimen dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
Tabel 4.36
Deskriptif Statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Posteksperimen 27 47 70 61.11 6.053
Valid N (listiwise) 27 .
Dari skor motivasi akhir kelas eskperimen diketahu bahwa data (N) sebanyak 27 mempunyai skor maksimal 70, skor minimal 47 dan rata-rata sebesar 61.11 standar deviasi 6.053 Pengukuran hasil pre tes pada SD N 2 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.37 dibawah ini.
Tabel 4.37
Kategorisasi Hasil Pengukuran motivasi akhir siswa kelas eksperimen
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % ) 64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi 61.11 (6.053) 9 33.3% 53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 16 59.3% 41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 2 7.4% 30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 0 0 19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0 Jumlah 27 100%
Keterangan : x = motivasi siswa
Dari tabel 4.37 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.7.
Grafik 4.7 hasil angket motivasi akhir kelas eksperimen
Dari Tabel 4.37 dan grafik 4.7 dapat dilihat bahwa 7.4% responden memiliki skor motivasi yang berada pada kategori sedang, 59.3% berada pada kategori tinggi, 33.3% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori rendah dan sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 61.11 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 47 sampai dengan skor maksimum sebesar 70 dengan standar deviasi 6.053. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru berada pada kategori tinggi. Data ini menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar di kelas.
Tabel 4.38 Uji normalitas Eksperimen N Mean Asymp.Sig 27 61.11 .948 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4
Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-smirnov Z untuk motivas akhir kelas eksperimen yaitu sebesar 0,522 dengan p=0,948. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.4.3.4Motivasi akhir siswa kelas kontrol
Hasil angket motivasi akhir siswa SD N 1 setelah menerapkan metode konvensional dapat dideskripsikan dengan bantuan program SPSS versi 17.0. Tabel 4. 39
Deskriptif statistik
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Posttkontrol 26 48 64 56.15 4.277 Valid N (listiwise) 26
Dari data skor motivasi akhir kelas kontrol diketahui bahwa data (N) sebanyak 26 mempunyai skor maksimal 64, skor minimal 48 dan rata-rata sebesar 56.15 standar deviasi 4.277 Pengukuran hasil motivasi akhir pada SD N 01 Katekan adalah tampak seperti pada tabel 4.40 dibawah ini.
Tabel 4.40
Kategorisasi hasil pengukuran motivasi akhir siswa kelas kontrol
Nilai Kriteria Mean
(Stdev) N Presentase ( % ) 64,6 ≤ x <76 Sangat tinggi 56,15 (9.33) 1 3% 53,2 ≤ x < 64,6 Tinggi 14 54% 41,8 ≤ x < 53,2 Sedang 6 23% 30,4 ≤ x < 41,8 Rendah 5 20% 19 ≤ x ≤ 30,4 Sangat rendah 0 0 Jumlah 26 100%
Keterangan : x = motivasi siswa
Dari tabel 4.40 diatas dapat di diskripsikan hasil angket motivas belajar siswa kelas eksperimen pada grafik 4.8.
Grafik 4.8. Hasil angket motivasi akhir kontrol
Dari Tabel 4.40 dan grafik 4.8 dapat dilihat bahwa 20% responden memiliki skor motivasi yang berada pada kategori rendah, 23% berada pada kategori sedang, 54% berada pada kategori tinggi, 3% berada pada kategori sangat tinggi, dan tidak ada responden yang mendapat skor pada kategori sangat rendah. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 52.81 diketahui bahwa rata-rata skor motivasi siswa berada pada kategori tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 36 sampai dengan skor maksimum sebesar 65 dengan standar deviasi 9.33 . Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rata-rata kreativitas guru berada pada kategori rendah. Data ini menunjukkan bahwa menurut siswa kurang memiliki motivasi dalam belajar di kelas.
Tabel 4.41 Uji normalitas Kontrol N Mean Asymp.Sig 27 56.11 .571 0 2 4 6 8 10 12 14 16
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
64,6 ≤ x <76 53,2 ≤ x < 64,6 41,8 ≤ x < 53,2 30,4 ≤ x < 41,8 19 ≤ x ≤ 30,4
Hasil uji normalitas motivasi akhir pada kelas eksperimen adalah uji kolmogorov-smirnov Z untuk motivasi akhir kelas eksperimen yaitu sebesar 0,724 dengan p=0,671. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable motivasi akhir kelas eksperimen adalah normal karena probabilitasnya lebih besar dari 0,05.
4.5 Analisis uji hipotesis
4.5.1 Uji Perbedaan Rata-Rata Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0 menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar IPA antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional.
Tabel 4. 42
Uji hipotesis hasil belajar
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
26 71.46 27 85.67 -2.008 -3.938 0.000
Berdasarkan tabel 4.42 output independent samples t-test diperoleh angka sig. (2-tailed) sebesar 0,000. Oleh karena signifikasi 0,000< 0,05, maka uji t menggunakan Equal Variances Not Assumed dan diperoleh –t hitung sebesar 3.938 dan –t tabel adalah 2.008, oleh karena –t hitung < tabel yakni 3.063 < -2.008 maka dapat disimpulkan bahwa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan metode eksperimen dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran secara konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar posttest, pada kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata posttest 85,67 dan dikelas kontrol dengan rata-rata nilai posttest sebesar 71,46. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil belajar untuk pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan yang menggunakan metode konvensional.
4.5.2 Uji Perbedaan Rata-Rata Motivasi Belajar akhir Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Perhitungan uji t dilakukan dengan bantuan SPSS versi 17.0 menggunakan independent sampel-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata motivasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol antara siswa yang dikenai metode eksperimen dengan siswa yang melakukan pembelajaran secara konvensional.
Tabel 4.43
Uji hipotesis motivasi siswa
Kontrol Eksperimen
N Mean N Mean T tStat P
26 56.11 27 61.11 2.008 3.453 0.001
Berdasarkan tabel di atas diperoleh sig. (2-tailed) sebesar 0,001< 0,05, dengan nilai t hitung 3,453 dan t tabel yaitu 2,008. Karena t hitung > t tabel yaitu 3,453>2,008 dan nilai signifikasi 0,001<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata/ skor motivasi akhir antara kelas eksperimen setelah menggunakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dengan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran secara konvensional atau dengan kata lain metode eksperimen berpengaruh terhadap keaktifan belajar siswa. 4.6 Analisis Lembar Observasi
Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen merupakan metode pembelajaran yang mengutamaka keaktifan siswa dalam percobaan. Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode eksperimen ini sangat membantu siswa dalam proses pembelajaran, siswa mampu mempelajari materi dengan baik karena siswa akan melakukan percobaan lagsung dengan alat yang tersedia sehimgga siswa akan membuktikan sendiri tentang materi yang selama ini belum pernah diketahui oleh murid.
Keberhasilan penggunaan metode eksperimen dapat dilihat dari lembar observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil penilaian kegiatan belajar mengajar melalui penerapan metode eksperimen terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.44
Hasil observasi guru
No Aspek penilaian Skor
1 2 3 4 5
Pertemuan 1
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
√
2. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
√
3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima pembelajaran
√ II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
√ III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.
√ 2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√ 3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan oleh guru.
√ 5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam kelompok.
√ 7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan.
√ 10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√ 11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain mendengarkan, memberi masukan atau bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan menkonfirmasi hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan dari percobaan.
√
III Kegiatan akhir
1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan
√
2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
Pertemuan 2
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
√ 2. Guru mengatur siswa menempati tempat
duduknya masing-masing.
√ 3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima
pembelajaran
√ II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
√ III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.
√ 2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√ 3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan oleh guru.
√ 5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam kelompok.
√ 7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan.
√ 10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√ 11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain mendengarkan, memberi masukan atau bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan menkonfirmasi hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan dari percobaan.
√
III Kegiatan akhir
1. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan
√
2. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
Pertemuan 3
I Pra pembelajaran
1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran
√
2. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing.
√ 3. Guru memeriksa kesiapan siswa menerima
pembelajaran
√ II Kegiatan awal pembelajaran
1. Guru memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa
√ III Kegiatan inti
1 Guru menjelaskan tentang eksperimen kepada siswa.
√ 2 Guru menyampaikan kompentensi (tujuan)
yang akan dicapai.
√ 3 Sebelum eksperimen berlangsung guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
√
4 Masing masing kelompok mengambil alat yang telah disiapkan oleh guru.
√ 5 Guru membahas dan memastikan siswa
memahami langkah-langkah yang harus ditempuh dalam percobaan.
√
6 Siswa melakukan percobaan di dalam kelompok.
√ 7 Guru mengawasi kegiatan selama siswa
melakukan percobaan.
√
8 Tiap kelompok mencatat hasil percobaan. √
9 Di dalam kelompok siswa membuat kesimpulan.
√ 10 Setiap kelompok menyampaikan hasil
percobaan secara klasikal.
√ 11 Selama kegiatan presentasi hasil belajar
berlangsung kelompok yang lain mendengarkan, memberi masukan atau bertanya.
√
12 Guru dan siswa menyimpulkan dan menkonfirmasi hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disimpulkan dari percobaan.
√
III Kegiatan akhir
2. Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang telah disampaikan
√
3. Guru memberikan soal-soal kepada siswa √
Dari hasil observasi di atas dapat diperoleh nilai rata-rata yaitu 68 yaitu pada kategori baik. Ini berarti cara mengajar guru dengan menggunakan metode eksperimen berkategori baik.
4.7 Pembahasan hasil penelitian
Penelitian ini dilakukan Gugus Sindoro yaitu di SD N 2 Katekan pada kelas V semester II pada tahun ajara 2011/2012 yang berjumlah 27 siswa dan di SD N 01 Katekan yang berjumlah 26 siswa. SD N 2 Katekan ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan SD N 01 Katekan sebagai kelas kontrol.
Hasil pengamatan awal yang dilakukan di SDN Katekan 2 Ngadirejo Temanggung pada kelas V mata pelajaran IPA masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari rendahnya nilai mata pelajaran IPA yaitu rata-rata nilai 55 sedangkan KKM yang ditentukan guru adalah 65. Berdasarkan hasil observasi di SDN 2 Katekan ditemukan bahwa pada saat proses belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah bervariasi. Guru juga kurang memaksimalkan alat peraga. Hal ini memaksa siswa untuk berpikir abstrak sehingga siswa merasa kurang termotivasi untuk belajar, siswa bermain dengan teman sebelah, bercerita sendiri, dan siswa bingung dalam menerima informasi.
Sebelum pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terlebih dahulu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan angket motivasi belajar yang kemudian dilakukan uji homogenitas dan normalitas data hasil pretest dan angket motivasi belajar awal sebagai uji pra syarat untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. Hasil analisis prasyarat kedua kelas yakni nilai Berdasarkan uji t-tes hasil t-hitung menunjukkan -3,938 dengan p value 0,000<0,05 hal ini berarti terdapat pengaruh hasil belajar dengan menggunakan metode eksperimen di SDN 2 Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nilai kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dari adanya perbedaan
rata-rata nilai siswa Kelas eksperimen sebesar 71.46 dan kelas kontrol sebesar 85.67.
Rata-rata nilai pretest siswa SDN 2 Katekan sebagai kelas eksperimen pada mata pelajaran IPA sebesar 68,81 termasuk dalam kategori lebih dari cukup. Rata-rata nilai pretest siswa SDN 1 Katekan sebagai kelas kontrol adalah 67,27 dan masuk kedalam kategori cukup. Nilai rata-rata posttest siswa SDN 2 Katekan sebagai kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode group investigation adalah 85,67, tersebut masuk kedalam kategori baik. Di SD kontrol yaitu SDN 1 Katekan, Rata-rata posttest siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensioanl sebesar 71,46 dan masuk kedalam kategori lebih dari cukup.
Dalam aspek motivasi siswa, dengan pengolahan menggunakan SPSS versi 17 didapati hasil bahwa nilai signifikasinya adalah 0,001<0,05, maka dari hasil tersebut terdapat perbedaan motivasis siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaan tersebut dideskripsikan dengan rata-rata motivasi siswa siswa di SDN 2 Katekan mencapai 54,74 masuk kedalam kategori tinggi, dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen rata-rata motivasi siswa naik menjadi 61,11 dan termasuk dalam kategori tinggi. Rata-rata skor motivasi siswa kelas kontrol yaitu SDN 2 Katekan mencapai 52,58 masuk kedalam kategori keaktifan sedang, dan setelah dilakukan pembelajaran secara konvensional, maka rata-rata 52,81 tersebut masuk dalam kategori sedang. Penelitian ini telah dikatakan berhasil karena berdasarkan indikator kinerja pertama yaitu 80% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥ 70, maka sudah tercapai yaitu 100% siswa di kelas eksperimen mendapatkan nilai ≥70. Artinya indikator keberhasilan pertama telah tercapai dan berarti metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar. Berdasarkan indikator kinerja kedua yaitu 80 % siswa di kelas eksperimen mendapatkan skor angket motivasi ≥ 53,2, maka sudah tercapai yaitu 89% siswa kelas eksperimen mendapatkan skor ≥ 53,2. Artinya indikator kinerja yang sudah direncanakan tercapai, selain itu juga keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa metode eksperimen berpengrauh terhadap motivasi siswa Sekolah Dasar.
Pada penelitian ini peneliti mengembangkan langkah-langkah metode eksperimen menurut roestiyah yaitu pada kegiatan eksplorasi guru menjelaskan kepada siswa tentang eksperimen kemudian guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, setelah itu masing-masing kelompok menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan.kemudian guru membahas dan memastikan siswa memahami langkah-langkah yang harus ditempuh. Kemudian siswa melakukan percobaan didalam kelompok dengan pengawasan guru. Setiap kelompok mencatat hasil percobaanya dan membuat kesimpulan. Pada kegiatan elaborasi setiap kelompok menyampaikan hasil percobaan secara klasikal dan kelompok yang lain mendengarkan, memberi masukan atau bertanya selama presentasi berlangsung. Pada kegiatan konfirmasi guru dan siswa menyimpulkan dan mengkonfirmasi hasil percobaan dari semua kelompok untuk mengecek keakuratan informasi yang disampaikan dari percobaan.
Salah satu instrument dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar observasi ini diisi oleh peneliti bersama dengan guru lain selama guru kelas lima melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Dari hasil lembar observasi ini dapat dilihat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan eksperimen oleh guru kelas lima termasuk dalam kategori baik.
Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada materi Sumber Daya Alam di kelas V SD Negeri 2 Katekan, maka siswa kelas V mengalami peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan digunakannya metode ekpserimen siswa akan melakukan percobaan secara langsung dan akan membuktikan sendiri tentang sifat-sifat cahaya. Dilihat dari jumlah soal antara pretest dan posttest yaitu 17 soal pretest dan 14 soal posttest, jumlah soal pretest yang lebih banyak maka hal tersebut menjadi faktor pendukung keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen. Hal ini disebabkan meskipun jumlah soal posttes lebih sedikit dari pretest tetapi siswa dapat memperoleh nilai rata-rata yang lebih besar dari rata-rata nilai pretest. Perbedaan perlakuan yang diterapkan di kelas eksperimen dan kelas
kontrol membuat rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Peningkatan hasil belajar IPA tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2011) berjudul Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Eksperimen Dengan Memanfaatkan Kit Ipa Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Kelas V Sd Negeri 1 Perboto Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Semester 1 Tahun Pelajaran 2010/ 2011 Program Pgsd Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Peningkatan ketuntasan hasil belajar tersebut terjadi secara bertahap, pada siklus 1 mengalami peningkatan yaitu terdapat 12 siswa atau 40% siswa yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar. siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat yaitu 28 siswa atau 93,3% siswa telah dapat mencapai ketuntasan belajar.
Penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SDN 2 Katekan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran ini siswa akan memiliki motivasi seperti kemauan untuk belajar di kelas. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
motivasi siswa meningkat dengan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmad (2012) berjudul Usaha meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen yang dibantu media animasi komputer pada materi cahaya di SMP Negeri 1 Tulungagung/ Rohmad. Motivasi siswa berdasarkan observasi terjadi peningkatan yaitu siklus I sebesar 77,15% (kategori baik) dan siklus II sebesar 86,05% (kategori sangat baik),
Dengan melalui metode eksperimen pada materi “cahaya dan sifat-sifatnya“ di kelas V SDN 2 Katekan Kabupaten Temanggung, siswa kelas V mengalami peningkatan pada hasil belajar dan motivasi siswa. Melalui metode eksperimen siswa mampu membuktikan sifat-sifat cahaya secara langsung karena siswa secara langsung mengadakan percobaan. Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan bahwa pembelajaran dengan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi siswa.
Dengan menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran di kelas V SD N 2 Katekan, Seluruh siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan pada hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dengan begitu maka dapat dijelaskan beberapa implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis:
a. Setelah membandingkan metode eksperimen dengan penelitian ini hasilnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Setelah pembelajaran metode eksperimen disesuaikan dengan standar proses/ EEK, maka metode pembelajaran eksperimen mengalami perubahan dari teori aslinya. Guru menjadi lebih mudah dalam menggunakan metode eksperimen dan hasilnya dengan menggunakan metode eksperimen hasil belajar siswa dapat meningkat.
b. Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapat hasil bahwa motivasi siswa merupakan salah satu aspek dari karakter. Motivasi siswa adalah salah satu aspek penting untuk mendorong siswa agar memiliki kemauan untuk belajar di kelas. Dalam penelitian ini terbukti bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan motivasi siswa.
2. Implikasi Praktis
a. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh winarsih yang menyatakan bahwa metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam metode eksperimen guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan kelompok. Setiap siswa dalam kelompok harus turut aktif dalam percobaan. Dalam percobaan ini guru membimbing dan mengarahkan jalannya eksperimen dengan mengawasi pekerjaan siswa. Guru juga member saran atau pertanyaan yang akan menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. Dengan begitu kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif. Siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran dan bisa menguasai materi dengan baik. Maka gunakan metode eksperimen jika siswa di kelas pasif dalam kegiatan pembelajaran, dengan begitu siswa akan menjadi aktif dan hasilnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Pembelajaran dengan metode eksperimen dapat digunakan sebagai metode yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan rohmad tentang penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa. Motivasi siswa adalah bagian terpenting yang harus dimiliki siswa agar siswa mau belajar dan ikut aktif di kelas. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi adalah siswa yang mau belajar dan mau melakukan apa yang di minta guru dalam proses belajar mengajar.