• Tidak ada hasil yang ditemukan

(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(PSLK) 2016, ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

897

ANALISIS EKTOPARASIT IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KOLAM BUDIDAYA IKAN DESA GONDOSULI KABUPATEN TULUNGAGUNG

SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI

Analysis Ectoparasites of Dumbo Catfish (Clarias gariepinus) in fish breeding pool Gondosuli district Tulungagung as a Learning Source of Biology

Ari Kusuma Dewi*, Samsun Hadi, Sri Wahyuni

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang, 0813577834469, Ogie.be10@gmail.com

Abstrak

Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumber daya perikanan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar. Salah .Ikan lele dumbo merupakan hasil dari persilangan antar lele asli dari Taiwan dan lele yang berasal dari Afrika. Ikan lele dumbo tergolong dalam ikan yang paling mudah diterima masyarakat. Kendala yang dihadapi pemeliharaan ikan lele dumbo adalah masalah penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit. Ektoparasit merupakan organisme parasit yang menyerang bagian luar tubuh ikan, seperti: insang, sirip dan kulit. Ektoparasit yang menyerang ikan lele dumbo biasanya yaituChilodonella sp, Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, dan Ichtyopthirius multifis.

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui berbagai jenis ektoparasit yang menyerang ikan lele dumbo, menganalisis ciri atau karakteristik dari Ektoparasit dan untuk mengetahui hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi dalam bentuk leaflet.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran dan jenis parasit dengan pengamatan preparat menggunakan mikroskop. Sampel dalam penelitian ini adalah ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis parasit pada ikan Lele Dumbo di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung adalah Oodinium sp,Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. Diameter Oodiniumsp berkisar 12-96 µm dan memiliki flagel. Diplectanum sp memiliki struktur tubuh pipihdorsoventral berukuran 0,5-1,0 mm. Gyrodactylus sp memiliki panjang berkisar 0,5-0,8 mm berbentuk pipih dan terdapat pengait atau jangkar. Hasil penelitian ini diterapkan dalam bentuk leaflet sebagai sumber belajar biologi pada materi Invertebrata.

Kata kunci: Ikan Lele Dumbo, Ektoparasit Abstract

Tulungagung has the potential fishery resources marine, brackish, public waters and freshwater fish farming. Gondosuli village Gondang constitute one of the development of fish farming intensive Dumbo catfish. Dumbo Catfish is crosses between original catfish from Taiwan and catfish from Africa. Dumbo Catfish belongs to fish who the most easily accepted by society. The obstacle of Dumbo catfish cultivation is problem of disease caused by ectoparasites. Ectoparasites is organisms that life on other organism and taking food from other organism to breed. Ectoparasites who attack Dumbo Catfish such as Chilodonella sp, Trichodina sp, Dactylogyrus sp, Gyrodactylus sp, and Ichtyopthirius multifis.

(2)

Malang, 26 Maret 2016

898

The aim of this research is to know the various types of ectoparasites who attack Dumbo catfish, analyze feature or characteristic of ectoparasites and to know the results of research that can be used as a learning source of biology in leaflet form.

Descriptive research was employed in this study. This study was conducted by observing the shape, size, and type of ectoparasites with preparat observation by using a microscope. The sample of this research was Dumbo catfish (Clarias gariepinus).

The results of this research showed that the types of parasites in fish breeding pool Gondosuli district Tulungagung is Oodinium sp, Diplectanum sp, and Gyrodactylus sp. The Diameter of Oodinium sp is about 12-96 µm and has a flagel. Diplectanumsp has dorsoventral flattened structure with 0,5-1,0 mm. Gyrodactylus sp has a length about 0.5-0.8 mm shaped flattened and there is a hook or anchor. The result of this study applied in leaflet form as a learning source of biology on Invertebrate material.

Key words: Dumbo Catfish, ectoparasites PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta km2, sehingga memiliki potensi perikanan baik laut maupun tawar. Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumber daya perikanan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar Perkembangan budidaya ikan air tawar di kabupaten Tulungagung dikelompokkan pada dua usaha yakni budidaya ikan hias dan ikan konsumsi.

Desa Gondosuli Kecamatan Gondang merupakan salah satu daerah pengembangan budidaya ikan lele dumbo secara intensif. Permintaan ikan lele baik konsumsi maupun benih, terus meningkat. Berdasarkan data dinas Dinas Perikanan Tulungagung, produksi lele pada tahun 2009 mencapai 6.419 ton, tahun 2010 mencapai 13.274 ton (DKP Tulungagung, 2015).

Ikan lele dumbo merupakan hasil dari persilangan antar lele asli dari Taiwan dan lele yang berasal dari Afrika. Dalam Teknik budidaya ikan tidak bisa terlepas dari masalah umum dalam kegiatan budidaya ikan, salah satunya adalah masalah penyakit yang menyerang ikan dalam proses budidaya. Penyakit tersebut diartikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal (Afrianto dan Liviawati, 1992).

Umumnya penyakit ikan biasanya timbul dikarenakan adanya interaksi antara tiga faktor, yakni: lingkungan, inang (ikan) dan adanya jasad penyebab penyakit apabila ketiga faktor tersebut berada dalam keseimbangan maka tidak akan terjadi masalah penyakit ikan, begitupun sebaliknya apabila terjadi perubahan dari salah satu faktor tersebut maka akan terjadi ketidakseimbangan (Ghufran. 2004).

Salah satu penyebab infeksi penyakit tersebut adalah parasit. Parasit merupakan organisme yang hidup pada atau dalam organisme lain dan mengambil makanan dari organisme yang ditumpanginya untuk berkembang biak (Subekti dan Mahasari, 2010). Berdasarkan habitatnya, parasit dalam tubuh ikan dibagi menjadi dua, yakni endoparasit dan ektoparasit. Ektoparasit merupakan parasit yang menyerang bagian luar tubuh ikan, seperti: insang, sirip dan kulit. Menurut Sinderman (1990) keberadaan parasit pada ikan akan berdampak pada pengurangan konsumsi, penurunan kualitas pada usaha budidaya,

(3)

Malang, 26 Maret 2016

899

penurunan bobot badan ikan konsumsi dan penolakan oleh konsumen akibat adanya morfologi atau bentuk tubuh ikan yang abnormal.

Parasit pada ikan merupakan salah satu materi dalam pembelajaran di SMA yakni pada mata pelajaran Biologi kelas X pada semseter II. Sesuai dengan kompetensi dasar 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan kompetensi tersebut maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

Menurut Mudhoffir (1992) dalam Faizah (2012) menyebutkan bahwa sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan alat, tehnik, dan lingkungan, yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala-segala macam sumber belajar yang ada diluar diri seseorang (siswa) dan dapat memudahkan terjadinya proses belajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015. Sampel ikan lele dumbo yang digunakan sebanyak 15 ekor. Pengambilan sampel ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dilaksanakan di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli yakni kolam milik Bapak Puryanta, Heri, Jupri, Ari adriansyah dan Bapak Dendi. Pemeriksaan sampel ikan lele dan analisis parasit dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ini deskriptif. Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan, dan tahap pengamatan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara. Parameter pengamatan awal yang dilakukan yakni meliputi adanya kelainan bentuk tubuh dan tulang, adanya luka, bercak pada tubuh nya, sirip dan insang, perubahan tingkah laku ikan di dalam kolam, dan selanjutnya melihat adanya organisme lain yang melekat pada tubuh ikan (ektoparasit) (Lukistyowati, 2005). Selanjutnya parameter penunjang meliputi kualitas air, antara lain, pH, suhu, dan oksigen).

Penelitian Tahap Persiapan

Tahapan yang perlu dilakukan adalah persiapan alat dan bahan. Adapun alat dan bahan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut: DO meter, pH meter, Mikroskop, Kaca benda, Kaca penutup, Pipet tetes, Gelas arloji, Alat bedah, Bak plastik, Tissue, Aquades, NaCl, dan Ikan lele dumbo.

Penelitian Tahap Pelaksanaan

Adapun langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan Kualitas Air

Menekan tombol power pada alat DO meter, kemudian memasukkan alat tersebut ke dalam perairan selama 3 menit hingga terlihat angka pada layar, selanjutnya menggeser alat pH meter hingga terdapat angka 0 pada layar.Setelah itu, memasukkan alat tersebut kedalam kolam dan menunggu selama 3 menit hingga terdapat angka pada layar. 2. Pemeriksaan Ektoparasit Ikan

(4)

Malang, 26 Maret 2016

900

Organ tubuh ikan yang diperiksa meliputi kulit, sirip dan insang. Pemeriksaan parasit ikan dilakukan dengan menggunakan metode Fernando dkk (1973), yakni sebagai berikut: seluruh permukaan tubuh diamati secara kasat mata atau menggunakan mikroskop. selanjutnya, mengerok lendir pada bagian kulit, sirip, dan insang. Hasil kerokan diletakkan diatas kaca benda dan diberi larutan NaCl fisiologis dan ditutup dengan kaca penutup.

3. Tahap Pengamatan

Adapun langkah-langkah dalam tahap pengamatan penelitian ini ialah: Mengamati objek menggunakan mikroskop dengan berbagai perbesaran, lalu Menyimpan gambar hasil pengamatan menggunakan kamera Selanjutnya mendiskripsikan hasil gambar dengan menggunakan beberapa literarur.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Jenis-jenis parasit yang ditemukan di kolam budidaya ikan desa Gondosuli kabupaten Tulungagung yakni terdapat 3 jenis ektoparasit. Jenis yang ditemukan adalah Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp.

a. Analisis Ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Lele Dumbo

Berikut ini analisis klasifikasi dan ciri-ciri morfologi jenis parasit pada ikan lele dumbo yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan beberapa referensi, dan Analisis ektoparasit ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) dilakukan di Laboratorium Perikanan Universitas Muhammadiyah Malang.

1. Oodinium sp Klasifkasi Oodinium sp: Filum : Dinoflagellata Kelas : Blastodiniphyceae Ordo : Blastodiniales Famili : Oodiniceae Genus : Oodinium

Spesies : Oodinium sp (Kabata Z, 1985) Oodinium sp

(5)

Malang, 26 Maret 2016 901 2. Diplectanum sp Klasifikasi Diplectanum sp: Filum : Plathyhelmintes Kelas : Monogenea Subkelas : Polyonchoinea Ordo : Dactylogyridea Famili : Diplectanidae Genus : Diplectanum Spesies : Diplectanum sp (Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013) 3. Gyrodactylus sp Klasifikasi Gyrodactylus sp: Filum : Plathyhelmintes Kelas : Monogenea Ordo : Monopisthocotylea Famili : Gyrodactylidae Genus : Gyrodactylus Spesies : Gyrodactylus sp

(Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013)

Tabel 1.1 Jumlah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi ektoparasit

Jangkar

(6)

Malang, 26 Maret 2016

902

Tabel 1.2 Jenis-jenis parasit yang ditemukan pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang dibudidayakan di Desa Gondosuli

Tabel 1.3 Hasil pengukuran kualitas air di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung

b. Hasil Penelitian Pengembangan Leaflet Sebagai Sumber Belajar Biologi

Gambar 1.1 Desain Pengembangan Leaflet PEMBAHASAN

a. Pembahasan Analisis Ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Lele Dumbo 1. Oodinium sp

Parasit Oodinium sp merupakan jenis flagellate yang masuk dalam kategori protozoa, akan tetapi berbagai sumber juga mengatakan bahwa Oodinium sp masuk dalam kategori alga karena memiliki klorofil. Diameter Oodinium berkisar 12-96 µm. Parasit ini sering menginfeksi ikan dalam kondisi stres. Oodinium sp dapat menyerang atau menginfeksi pada ikan air tawar maupun laut. Parasit ini akan mati dalam 24 jam jika tidak segera menemukan inangnya.

Oodinium sp menggunakan flagel untuk menempel pada inangnya, yang kemudian membentuk batang (kaki) penghisap yang masuk kedalam kulit.Batang penghisap tersebut akan merusak sel dalam kulit dan menghisap nutrisi dalam daging ikan sebagai makanannya (Kabata Z, 1985).

(7)

Malang, 26 Maret 2016

903 2. Diplectanum sp

Diplectanum sp merupakan ektoparasit Monogenea yang memiliki struktur tubuh umum pipih dorsoventral yang berukuran 0,5-1,0 mm dan simetris bilateral, parasit ini dikenal sebagai monogenetik trematoda insang. Struktur tubuh Diplectanum secara umum mempunyai bentuk memanjang, atau tanpa lobus kepala. Opistohaptor berbentuk oval dengan 14 kait tepi, dua pasang anchor/jangkar dan 3 conecting bar/batang penghubung. cacing ini mempunyai siklus hidup langsung, artinya tidak memerlukan inang perantara, sehingga apabila kondisi bagi perkembanganya baik, maka parasit ini akan berlipat atau bertambah cepat (Zafran, 1997).

3. Gyrodactylus sp

Gyrodactylus sp merupakan parasit yang berbentuk pipih dan pada ujung badanya dilengkapi dengan alat yang berfungsi sebagai pengait/jangkar pada ujung posterior dan tidak memiliki mata.

Gyrodactylus sp merupakan parasit yang menempel pada tubuh inang. Parasit ini biasanya menyerang ikan air tawar, payau, dan laut pada bagian kulit luar dan sirip. Parasit ini memiliki panjang tubuh berkisar 0,5 – 0,8 mm, dan hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasanya menginfeksi organ-organ respirasi.

Gyrodactylus sp bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan berisi beberapa sel embrionik. Gyrodactylus sp memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah di sepanjang tepi dan sepanjang kait besar di tengah (Stasiun KIPM kelas 1 Batam, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian dari tabel 1.1 diketahui bahwa ikan yang diteliti sebanyak 15 ekor ikan lele dumbo dan diambil dari 5 kolam budidaya ikan desa Gondosuli. Yakni kolam 1, 2, 3, 4, dan 5. Dari masing-masing kolam tersebut diambil sebanyak 3 ekor. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh hasil bahwa ada 3 ikan lele yang terinfeksi, kolam tersebut yakni kolam nomor (1,4, dan 5). Pada kolam nomor 1 ikan tersebut terinfeksi parasit Oodinium sp, kolam 4 yakni Diplectanum sp, dan kolam nomor 5 yakni Gyrodactylus sp. Pada setiap ikan yang diteliti dilakukan pemeriksaan mulai dari 3 bagian, yakni lendir pada kulit, sirip, insang.

Ditemukanya parasit pada sirip, insang dan kulit tersebut disebabkan karena sirip, insang dan kulit merupakan salah satu organ tubuh yang langsung berhubungan dengan air, maka dari itu parasit akan lebih mudah menempel pada bagian sirip, insang dan kulit dibandingkan dengan organ tubuh lainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Kabata (1985) menyatakan bahwa kulit, sirip dan insang ikan mengandung banyak lendir yang merupakan makanan yang baik untuk parasit sehingga pada organ tubuh ini dapat dijadikan sebagai tempat hidup ektoparasit.

Berdasarkan data pengukuran kualitas air pada tabel 4.3 menunjukkan suhu pada setiap kolam yakni kolam nomor 1 (29,8 ° C ), kolam nomor 2 (29,4 ° C ), kolam nomor 3 (28,8 ° C ), kolam nomor (28,7 ° C ), dan kolam nomor 5 (28 ° C ). Hal ini merupakan nilai yang normal untuk pemeliharaan ikan lele dumbo, karena nilai optimum berkisar 25-30° C. Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan

(8)

Malang, 26 Maret 2016

904

organisme. Suhu perairan dapat mempengaruhi kehidupan ikan, karena semakin tinggi suhu maka kelarutan oksigen semakin rendah. Bersamaan dengan ini peningkatan suhu juga mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme aquatik sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat (Mahasri dkk, 2009).

Oksigen terlarut merupakan parameter kualitas air yang paling menentukan pada budidaya ikan. ketersediaan oksigen menentukan lingkaran aktifitas ikan. Batas toleransi kadar oksigen terlarut secara umum untuk budidaya ikan adalah 3-10 mg/l. Dari hasil pengamatan pada setiap kolam normal atau sesuai dengan nilai optimum, yakni pada kolam 1 (3 mg/l), kolam 2 (7,4 mg/l), kolam 3 ( 5mg/l), kolam 4 (9,4 mg/l) dan kolam 5 (3,7 mg/l). Kandungan oksigen terlarut dalam suatu perairan merupakan parameter kualitas air yang paling kritis dalam budidaya ikan, karena dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan yang dipelihara. Oksigen yang terlarut dalam perairan sangat dibutuhkan untuk proses respirasi, baik oleh tanaman air, ikan maupun organisme lain yang hidup di dalam air (Supratno dan Kusnadi, 2003).

Derajat keasaman (ph) dari setiap kolam ikan yang diukur hanya 1 kolam yang sesuai atau bernilai optimum. Yakni pada kolam nomor 2 yang bernilai 6,8. Sedangkan kolam yang lainya yakni kolam nomor 1 (5,6), kolam nomor 3 (5,3), kolam nomor 4 (4,3), kolam nomor 5 (5,9). Menurut Sastrawijaya (2009) pH yang tidak memadahi, akan memaksa ikan memepertahankan keseimbangan metabolismenya, dan juga akan memeperlemah ikan yang akhirnya ikan akan mudah terserang penyakit.

Menurut Ghufran (2004) pada prinsipnya penyakit yang menyerang ikan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses hubungan antara tiga faktor yakni: kondisi lingkungan (kondisi di dalam air), kondisi inang (ikan), dan adanya jasad patogen (jasad penyakit). Dengan demikian, timbulnya serangan penyakit itu, merupakan hasil interaksi yang tidak serasi dengan lingkungan, ikan, jasad/organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stres pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah, dan akhirnya mudah diserang penyakit.

Ghufran (2004) mengemukakan bahwa ikan bersifat poikilotermis, terdapat variasi metabolisme yang luas di antara spesies dan variasi di dalam sistem budi daya-nya yang semuanya menghasilkan nilai parameter kesehatan sendiri-sendiri nya sehingga kesehatan ikan sulit diduga. Karena salah satu penyebab penyerangan parasit pada ikan adalah daya tahan tubuh ikan itu sendiri, jika daya tahan tubuh ikan menurun, maka akan mudah terserang parasit, begitu sebaliknya.

b. Hasil Penelitian Pengembangan Leaflet Sebagai Sumber Belajar Biologi

Hasil penilitian yang telah dilakukan selanjutnya akan dikembangkan sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X Semester II pada materi Invertebrata berdasarkan kurikulum yang terbaru saat ini yaitu 2013. Hasil penelitian yang akan dimanfaatkan sebagai sumber belajar menurut Djohar (1987) dalam Husein (2014) harus memperhatikan syarat pemanfaatan sumber belajar yaitu kejelasan potensi, kesesuaian dengan tujuan belajar, ketapatan sasaran, kejelasan informasi yang diungkapkan, kejelasan pedoman eksplorasi, dan kejelasan perolehan yang diharapkan. Pada penelitian ini akan diuraikan syarat pemanfaatan sebagai sumber belajar yaitu sebagai berikut:

(9)

Malang, 26 Maret 2016

905 1. Kejelasan Potensi

Mempelajari hal ini berarti siswa mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang bagaimana cara menganalisis dan mengidentifikasi parasit pada ikan lele dumbo di kolam budidaya ikan. menganalisis dan mengidentifikasi dilakukan dengan cara pengamatan di laboratorium dengan menggunakan mikroskop electron maupun cahaya sesuai dengan kompetensi dasar 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Berdasarkan kompetensi tersebut maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar berupa leaflet.

2. Kesesuaian Dengan Tujuan Belajar

Pemilihan sumber belajar tentunya tidak terlepas dari tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut yakni dari materi Invertebrata adalah siswa dapat mendiskripsikan ciri-ciri/karakteristik invertebrata pada parasit ikan lele dumbo. Hasil penelitian yang nantinya dijadikan sebagai sumber belajar berupa leaflet diharapkan dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. 3. Ketepatan Sasaran

Sasaran pada penelitian ini adalah objek dan subjek penelitian. Sasaran objek atau sasaran pengamatan pada penelitian ini adalah menganalisis dan mengidentifikasi parasit pada ikan lele dumbo di kolam budidaya ikan desa Gondosuli. Sedangkan sasaran subjek pada penelitian ini diperuntukkan untuk siswa SMA kelas X.

4. Kejelasan Informasi yang Diungkapkan

Hasil penelitian tentang analisis parasit ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) di kolam budidaya ikan desa Gondosuli menunjukkan hasil yang diperoleh terdapat 3 spesies. Yakni Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. Konsep metode dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber belajar dalam materi pembelajaran Invertebrata.

5. Kejelasan Pedoman Eksplorasi

Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa SMA sebagai petunjuk untuk melakukan pengamatan mikroskopis invertebrata yaitu parasit pada ikan secara berkelompok mengenai analisis parasit pada ikan lele dumbo di kolam Budidaya Ikan .

6. Kejelasan Perolehan yang Diharapkan

Hasil penelitian ini diterapkan sebagai sumber belajar dalam bentuk leaflet untuk membantu siswa memahami materi tentang struktur dari hean invertebrata khususnya pada parasit ikan lele dumbo. Pemilihan sumber belajar dalam bentuk leaflet bertujuan untuk marik minat siswa untuk lebih suka membaca, karena kebanyakan siswa kurang tertarik dalam membaca buku paket dari sekolah. Dalam buku paket siswa hanya membahas invertebrata secara umum contohnya pada plathyhelmintes (cacing pipih) hanya pada kelas Turbellaria yakni Planaria, kelas trematoda yakni Fasciola hepatica, kelas cestoda yakni cacing pita (Taenia saginata) jadi, masih jarang membahas parasit yang ada pada ikan lele dumbo seperti Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp.

(10)

Malang, 26 Maret 2016

906 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis parasit pada ikan Lele Dumbo di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli Kabupaten Tulungagung adalah Oodinium sp, Diplectanum sp, dan Gyrodactylus sp. 2. Ciri-ciri morfologi dari masing-masing parasit yakni:

a. Oodinium sp memiliki flagel yang digunakan untuk menempel pada inang yang kemudian membentuk batang (kaki) penghisap ke dalam kulit. Diameter Oodinium berkisar 12-96 µm.

b. Diplectanum sp memiliki struktur tubuh pipihdorsoventral berukuran 0,5-1,0 mm, ditemukan pada bagian insang dan terdapat jangkar untuk menempel pada lapisan epitel dari insang ikan.

c. Gyrodactylus sp memiliki panjang berkisar 0,5-0,8 mm berbentuk pipih dan terdapat pengait atau jangkar untuk menempel tubuh inang terutama pada sirip ikan.

3. Hasil penelitian ini diterapkan dalam bentuk leaflet sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X Semester II dalam Invertebrata 3.8 yaitu Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan.

Saran

1. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai keberadaan parasit di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli.

2. Parasit yang terdapat di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli yang terlihat pada penelitian ini perlu dikaji secara intensif dan spesifik untuk mengetahui pengaruh lain yang tidak terlihat pada penelitian ini.

3. Perlu dilakukan sosialisasi mengenai upaya menjaga kebersihan lingkungan perairan di kolam budidaya ikan Desa Gondosuli

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Kanisius: Yogyakarta

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP). 2015. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele Dumbo. http://dkp.tulunggung.go.id/index.php/statistik/2-uncategoriesed/16-data-dan-statistik. Diakses 20 april 2015

Faizah M. Nur. 2012. Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sains Kelas V SD Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan. Vol. 13 No. 1. Jurnal Penelitian Pendidikan

Fernando, C.H., J.I. Furtado, A. V. Gussev, G. Hanek and S.A. Kakonge. 1973. Methods For The Study of Freshwater Fish Prasites. 3 nd Ed. University of Waterloo Biology Series. No. 12.79 hlm

H. Kordi K, M. Ghufran. 2004. Penanggulangan Hama dan Penyakit Ikan. Rineka cipta: Jakarta

(11)

Malang, 26 Maret 2016

907

Husein, Darwis. 2014. Pengaruh Jumlah Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) Dan Waktu Pengomposan Terhadap Kandungan Npk Limbah Media Tanam Jamur Tiram (Pleurotus Sp.) Sebagai Bahan Ajar Biologi. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadyah Malang

Kabata, Z., 1985. Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. Taylor & Francis, London and Philadelphia

Lukistyowaty I. 2005. Teknik Pemeriksaan Penyakit Ikan. UNRI-Press: Pekan baru. 120 halaman

Mahasri, G, A.S. Mubarak dan M.A Almansyah. 2009. Manajemen Kualitas Air: Sur;abaya. Fakultas Perikanan Universitas Airlangga 121 hal

Sastrawijaya, T. A. 2009. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal 105, 117 Sindermann, C.H. 1990. Principle Diseaes of Marine Fish and Shelfish. 2nd ed. Academic

Pr. San Diego, USA.

Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas 1 Batam. 2013: Laporan Pemantauan HPI/HPIK Tahun 2013: Batam. Kementrian Perikanan Subekti, S. dan G. Mahasri. 2010. Buku Ajar Parasit dan Penyakit Ikan (Trematodiasis dan

Cestodiasis). Global Persada Press: Surabaya

Supratno, K.P.T dan Kasnadi. 2003. Peluang Usaha Budidaya Alternatif dengan Perbesaran Kerapu di Tambak Melalui Sistem Modular Pelatihan Budidaya Udang Windu Sistem Tertutup Bagi Petani Kabupaten Tegal: Jepara. Jawa tengah 19 Mei 2003 di BBPBAP

Zafran, I, Koesharyani dan K. Yuasa. 1997. Parasit pada Ikan Kerapu di Panti Benih dan Upaya Penanggulanganya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Vol.III(4): 16-23

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus) yang terinfeksi ektoparasit
Tabel  1.2  Jenis-jenis  parasit  yang  ditemukan  pada  ikan  lele  dumbo  (Clarias  gariepinus)  yang dibudidayakan di Desa Gondosuli

Referensi

Dokumen terkait

Rancangan antarmuka form Peta Sebaran Desa Tertinggal sistem informasi geografis pemetaan daerah rawan bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara ... Rancangan

Namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan La Vere, yang menyatakan bahwa RPA paling retentif pada gigi alami, baik untuk melawan kekuatan tarik

POLA TINDAK KRIMINALITAS DENGAN FAKTOR SOSIAL-EKONOMI DI KOTA SURAKARTA TAHUN 2006-2015” sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu: (1) Memberikan pre- test kepada seluruh kelas X SMA Negeri 1 Sengah Temila yaitu kelas XA, XB, XC, XD, XE, XF, XG, dan XH;

Seberapa besar kontribusi (market share) Kantor Wilayah XYterhadap kinerja Bank ABC secara

◦ Larutan tanah (sifatnya tersedia untuk diserap oleh akar tanaman) ◦ Bahan organik (mengalami proses perombakan).. ◦ Organisme tanah (komponen

Standar kompetensi membaca kelas satu semester dua yaitu memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak, terdiri atas dua kompetensi dasar: (1)

Perencanaan Saluran Irigasi Daerah Irigasi Air Gegas Kanan Di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan. Daerah Irigasi Air Gegas Kanan adalah daerah dengan mata pencaharian