• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

V

Voolluummee1177,,NNoommoorr22,,NNooppeemmbbeerr22000088 IISSSSNN00221155--119911XX

Z

Z

O

O

O

O

I

I

N

N

D

D

O

O

N

N

E

E

S

S

I

I

A

A

Jurnal Fauna Tropika

Akreditasi : 119/AKRED/LIPI/P2MBI/06/2008 (Predikat B)

AN INVENTORY OF REPTILES AND AMPHIBIANS IN

NORTH-WEST OF SIBERUT ISLAND, NORTH-WEST SUMATERA.

Irvan

Sidik

...35

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE

PADA LARVA IKAN GUPPY (

Poecilia reticulata

) TERHADAP

PERUBAHAN JENIS KELAMIN.

Gleni Hasan Huwoyon, Rustidja &

Rudhy Gustiano

...47

ASOSIASI KUMBANG KOTORAN (COLEOPTERA : SCARABAEIDAE)

DENGAN TUNGAU MACROCHELIDAE DI CAGAR ALAM

PANGANDARAN (JAWA BARAT) DAN TAMAN NASIONAL

GUNUNG MERAPI (YOGYAKARTA).

Dhian Dwibadra, Sri Hartini &

Rosichon Ubaidillah

………...53

AN OVERVIEW ON THE ECOLOGY OF VARANID LIZARDS.

Evy

Arida………..……

………...…..65

FAUNA TANAH PADA STRATIFIKASI LAPISAN TANAH BEKAS

PENAMBANGAN EMAS DI JAMPANG, SUKABUMI SELATAN.

Erniwati

………..………...83

(2)

Ketua Redaksi

Dr. Dede Irving Hartoto (Limnologi)

Anggota Redaksi

Dr. Hagi Yulia Sugeha (Oseanologi) Dr. Rosichon Ubaidillah (Entomologi) Dr. Dewi Malia Prawiradilaga (Ornitologi)

Ir. Ike Rachmatika MSc. (Ikhtiologi)

Sekretaris Redaksi & Produksi

Rochmanah S.Kom Muhamad Ridwan

Mitra Bestari

Drs. Haryono MSi. Prof. Dr. Woro A. Noerdjito

Dra. Hellen Kurniati Dr. Sih Kahono

Alamat Redaksi

Zoo Indonesia

Bidang Zoologi, Puslit Biologi LIPI Gd. Widyasatwaloka Jl. Raya Bogor-Jakarta KM. 46 Cibinong 16911 Telp. (021) 8765056 Fax. (021) 8765068 zooindonesia@yahoo.com (www.biologi.lipi.go.id)

Akreditasi: 119/AKRED/LIPI/P2MBI/06/2008 (Predikat B)

Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) adalah suatu organisasi profesi dengan anggota terdiri dari peneliti, pengajar, pemerhati dan simpatisan kehidupan fauna tropika, khususnya fauna Indonesia. Kegiatan utama MZI adalah pemasyarakatan tentang ilmu kehidupan fauna tropika Indonesia, dalam segala aspeknya, baik dalam bentuk publikasi ilmiah, publikasi popular, pendidikan, penelitian, pameran ataupun pemantauan.

Zoo Indonesia adalah sebuah jurnal ilmiah di bidang fauna tropika yang diterbitkan oleh organisasi profesi keilmiahan Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun 1983. Terbit satu tahun satu volume dengan dua nomor (Juni & Nopember). Memuat tulisan hasil penelitian dan tinjauan ilmiah yang berhubungan dengan aspek fauna, khususnya wilayah Indonesia dan Asia. Publikasi ilmiah lain adalah Monograph Zoo Indonesia - Seri Publikasi Ilmiah, terbit tidak menentu.

(3)

PETUNJUK PENULISAN

Zoo Indonesia merupakan jurnal ilmiah di bidang zoologi yang diterbitkan oleh organisasi profesi Masyarakat Zoologi Indonesia (MZI) sejak tahun 1983. Terbit setiap tahun satu volume dengan dua nomor (Juni & Nopember). Bentuk naskah terbagi atas naskah utama, berupa hasil penelitian yang utuh dan belum diterbitkan; naskah penunjang, berupa catatan pendek dari hasil penelitian yang dirasakan perlu cepat untuk diinformasikan; dan review, suatu kajian ilmiah yang menyeluruh, lengkap dan cukup mendalam tentang suatu topik berdasarkan rangkuman hasil penelitian beberapa peneliti. Bidang pembahasan dalam Zoo Indonesia meliputi fauna, pada semua aspek keilmuan seperti Biosistimatik, Fisiologi, Ekologi, Molekuler, Pemanfaatan, Pengelolaan, Budidaya dll. Tata cara penulisan adalah:

1. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. Diketik pada format kertas A-4 dengan jarak spasi 1.5, Arial, font 10. Ukuran margin atas & bawah 2.54 cm, kanan & kiri 3.00 cm.

2. Sistematik penulisan :

a. Judul, singkat dan jelas, penyertaan anak judul sebaiknya dihindari. Diketik dengan huruf besar, dihitamkan, terkecuali pada nama Latin, dengan huruf miring.

b. Nama dan alamat penulis beserta alamat elektronik, ditulis lengkap tanpa ada singkatan, ditempatkan di bawah judul.

c. Abstrak, merupakan intisari naskah, ditulis tidak lebih dari 200 kata dan dituangkan dalam satu paragraf. Dibawah abstrak dicantumkan kata kunci maksimal lima kata. Berbahasa Indonesia dan Inggris.

d. Pendahuluan, ditulis singkat mengenai latar belakang penelitian, permasalahan, hal-hal yang telah diketahui, pendekatan yang dikembangkan dalam memecahkan masalah dan pencapaian tujuan penelitian.

e. Materi & Metode, menerangkan secara jelas tata cara penelitian, waktu dan tempat penelitian, metode yang digunakan, analisa statistik, sehingga mampu diulang kembali oleh pihak lain atau mengkaji ulang runtutan tata cara penelitian. Data mengenai nomor aksesi spesimen, asal-usul spesimen, lokasi atau hal lain yand dirasa perlu untuk penelusuran kembali, ditempatkan sebagai Lampiran, setelah Daftar Pustaka.

f. Hasil & Pembahasan, menyajikan hasil penelitian yang diperoleh, sekaligus mengupas dan membahas hasil penelitian, membandingkannya dengan hasil temuan peneliti lain dan penjabaran implikasi dari penelitian yang diperoleh. Penyertaan ilustrasi dalam bentuk Tabel, Gambar atau Sketsa hendaknya berwarna hitam putih. Khusus foto dapat hitam putih atau berwarna, format JPEG. Sitiran untuk menghubungkan nama penulis dan tahun terbitan tidak menggunakan tanda koma. Bila ada beberapa tahun penulisan yang berbeda untuk satu penulis yang sama digunakan tanda penghubung koma, serta tanda gabung bentuk titik koma pada kumpulan sitiran yang mengelompok tetapi berbeda penulis (Hasyim 2005, 2006; Gunawan 2004). Nama penulis yang lebih dari dua orang ditulis et al. (jurnal terbitan asing) atau dkk. (jurnal terbitan lokal). Kata penghubung diantara dua penulis menggunakan tanda &.

g. Kesimpulan, merupakan rangkuman dari keseluruhan hasil penulisan.

h. Daftar Pustaka, menyajikan semua pustaka yang dipergunakan dalam naskah.

(4)

Flannery, T. 1990. Mammals of New Guinea. Robert Brown & Associates. New York.

Nelson, M.E & L.D Mech. 1987. Demes with a Northeastern Minesota Deer Population. In: B.D Chepko-Sade & Z Tanghapin (edits.) Mammalian Dispersal Pattern-The Effect of Social Structure on Population Genetics. University of Chicago Press. 230-243.

Youngson, R.W. 1970. Rearing red deer calves. Journal of Wildlife Management 34:467-470.

3. Ucapan Terima Kasih, sebagai penghargaan atas pihak-pihak yang dirasa layak diberikan.

4. Naskah lengkap dapat dikirim melalui alamat elektronik atau pos. Bila melalui pos dikirim dua rangkap, satu diantaranya tanpa nama dan alamat penulis, disertai disket/compact disk.

Redaksi Zoo Indonesia

d/a Bidang Zoologi - Puslit Biologi LIPI Jl. Raya Bogor-Jakarta Km. 46

Cibinong 16911

zooindonesia@yahoo.com

MONOGRAPH ZOO INDONESIA adalah publikasi ilmiah lainnya yang terbit tidak menentu. Berisi bahasan yang sangat mendalam dan holistik mengenai satu aspek pada tingkat jenis (species) ataupun permasalahan.

Terakreditasi berdasarkan SK Kepala LIPI no. 683/D/2008

(5)

Penerbitan Volume 17 Nomor 2 tahun 2008 ini didanai oleh DIPA Puslit Biologi LIPI T.A 2009

(6)
(7)

4 9

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE

PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN

Gleni Hasan Huwoyon1, Rustidja2 & Rudhy Gustiano1 *)

1)Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Jl. Sempur No. 1, Bogor

2)Jurusan Budidaya Perikanan, Fakultas Perikanan,

Universitas Brawijaya, Malang

*)e-mail: rgustiano@yahoo.com

ABSTRAK

Huwoyon, G.H., Rustidja & R. Gustiano. 2008. Pengaruh pemberian hormon

methyltestosterone pada larva Ikan Guppy (Poecilia reticulata) Terhadap Perubahan Jenis Kelamin. Zoo Indonesia 17(2): 49-54. Ikan hias jantan memiliki bentuk dan

warna yang lebih menarik bila dibandingkan dengan ikan betina. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan persentase ikan jantan Guppy (Poecilia reticulata) de meng g u n ak a n ho rmo n me thy lte sto s tero n e pa d a s ta d ia larv a . Pe n g u jia n menggunakan kontrol (A = 0 ppm) dan empat perlakuan (B = 5 ppm, C = 10 ppm, D = 15 ppm & E = 20 ppm) dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan terbaik yang diperoleh untuk menghasilkan ikan jantan adalah pada dosis (0 ppm sebesar 58,41% (p<0,01). Perbedaan dosis hormon yang diberikan tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap kegagalan pembentukkan kelamin (intersex), sintasan dan laju pertumbuhan spesifik (p >0,05).

Kata kunci: hormon, methyltestosterone, perubahan kelamin, Poecilia reticulata,

ikan Guppy.

ABSTRACT

Huwoyon, G.H., Rustidja & R. Gustiano. 2008. Effect of methyltestosterone hormone on sex reversal of Guppy (Poecillia reticulate) larvae fish. Zoo Indonesia 17(2): 49-54. Male ornamental fish is more exotic than female one. The objective of study was

to in c reas e th e pe rc e nta g e of ma le gu p p y fis h (P o ec illia re tic u late) us in g methyltestosterone hormone at the larvae stage. Control (A = 0 ppm) and four different dosages of methyltestosterone hormone (B = 5 ppm, C = 10 ppm, D = 15 ppm & E = 20 ppm) were used as treatments with three replications. The results showed the best treatment to produce the highest percentage (58.41%) of male guppy fish was at 10 ppm dosage (p<0.01). However, the dosages hormone treatments given in this study were not significantly different on intersexes production, survival rate and specific growth rate (p>0.05).

Keywords: hormone, methyltestosterone, sex reversal, Poecilia reticulata, Guppy

fish.

PENDAHULUAN

Berd asark an d ata p rofil p erik an an budidaya, perkembangan ekspor ikan hias di Indonesia cenderung meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 64,8%

per tahun dalam volume (Gustiano dkk. 2 0 06 ). Di tin g kat internasional, In don esia b aru d ap at mem enu h i pangsa pasar ikan hias sebesar 15 % dari permintaan dunia yang di dominasi oleh Singapura sebagai pengekspor

(8)

5 0

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

terbesar. Diantara kelompok ikan hias air tawar, ik an Gu p py (Po e cillia

re tic u late ) d an n eo n merup ak an

sp esies yang mendominasi, yaitu sekitar 25% dari pasar dunia dengan nilai hampir 14% dari nilai total (Putro dkk. 2002). Pengembangan budidaya ikan Guppy di Singapura sudah menjadi industri yang menguntungkan sejak lama sebagaiman a dilap o rk an o leh Fernando & Phang (1985).

Pada ikan hias, perbedaan penampilan k aren a peng aruh sex (s e xu a l

dimorphisms) sangat besar (Schroder

1 97 6 ). Sec ara umu m, ikan j an tan memiliki bentuk dan warna yang lebih menarik . S alah satu c ara u ntu k mening katk an p ro du ksi ik an j an tan adalah melalui pengubahan kelamin p ad a fase awal p erk emb an gbiakan (Yamamo to 19 69 ; Yamazaki 19 83 ). Pengalihan kelamin dapat dilakukan m engg u n ak an ho rmo n sin tetis Methyltestosterone (MT) pada fase dini sebelu m g o nad terben tu k men jad i jenis kelamin jantan atau betina (Hunter & Donaldson 1983; Pandian & Sheela 1 9 95 ). Perk emban g an tek n o lo g i p eng alih an kelamin seperti in i d i Indonesia telah dilaporkan oleh Zairin

(2003). Tujuan penelitian ini untuk

mengetah u i pen g aru h pemb erian ho rmon Meth yltesto stero ne deng an dosis berbeda terhadap keberhasilan perubahan jenis kelamin (sex reversal) larva ikan Guppy (Poecilia reticulata).

MATERI & METODA

Induk ikan Guppy (jantan dan betina) yang sudah matang gonad dipijahkan untuk menghasilkan larva, yang akan d igun ak an d alam p erlak uan sej ak berumur 1 hari. Proses pembuatan ho rmon Methyltestostero ne (Samco Prod u c tion ) d ilak u kan d engan membuat larutan hormon dosis 5 mg/ 1 liter air, yan g d ilaru tk an d engan mengg u nak an alk o ho l 96 % u ntu k meng hasilkan larutan dosis 5 pp m. Perend aman larva d ilak uk an d alam k antu n g p lastik yan g telah d iberi

oksigen dengan padat tebar 50 ekor/ 50 ml, selama 6 jam, setelah itu larva dipelihara dalam bak-bak percobaan. Aktivitas pengamatan yang dilakukan adalah sintasan , laj u p ertumb uh an spesifik (LPS), pengamatan gonad ikan dan kualitas air.

Iden tifik asi j en is k elamin dilak ukan secara mo rfolo g i dan h isto log i. Identifikasi morfologi dilakukan secara lang sung dengan mengamati sirip anal, sirip caudal, warna dan bentuk tubuh. Ikan Guppy jantan pada sirip an alnya termodifikasi menjad i gonopodium (alat penyalur sperma), sirip ekornya memanj ang, bentuk tubuhnya ramping serta warna pada tubuh dan siripnya sudah terbentuk. Sedangkan ikan betina sirip analnya tetap membentuk sirip, sirip ekornya p end ek , b en tu k tub u h nya b esar (g emu k ), warn a sirip nya c erah , sedangkan tubuhnya tidak berwarna. Identifikasi secara histologi dilakukan dengan mengambil calon gonad yang berwarna putih kekuningan, diletakkan diatas obyect glass, ditetesi pewarna asetokarmin sebanyak satu tetes dan d itutu p men gg un akan c ov e r gla ss .

Calo n g on ad yan g telah d iwarn ai k emu d ian d iamati m en g g u nak an mikroskop dengan pembesaran 1000 kali. Con toh yang d igunak an dalam p emb u atan p rep arat seban yak 1 0 individu untuk setiap perlakuan. Rancangan penelitian menggunakan Ranc angan Acak K elompo k (RAK ) dengan kontrol (A= 0 ppm) dan empat perlakuan (B= 5 ppm, C= 10 ppm, D= 15 ppm & E= 20 ppm), pengulangan sebanyak tiga kali sebagai kelompok. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang diukur, digunakan analisa sidik ragam. Jika h asiln ya b erbeda n yata mak a d ilanj u tk an d eng an u ji Bed a Nyata Terk ec il (BNT) un tu k menen tuk an perlakuan yang memberikan respon terb aik . Un tuk men getahui b entuk hubungan antara perlakuan dengan

(9)

5 1

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

parameter uji digun akan po lino mial

orthogonal (Sokal & Rohfl 1981).

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil p erlak uan h ub un g an an tara pemberian hormon methyltestosterone (dosis 0–20 ppm) dengan persentase jantan, betina, intersex, sintasan dan laju pertumbuhan spesifik larva ikan Guppy disajikan pada Tabel 1. Perhitungan data Tabel 1 menunjukan

bahwa perbedaan dosis hormon tidak

memb erik an pengaruh yang nyata (p >0 ,0 5 ) terh ad ap persen tase p eru b ah an j an tan, d an inte rse x. Pengamatan preparasi histologi yang dilakukan, diperoleh tiga jenis calon gonad ikan uji, yaitu calon gonad jantan (Gamb ar 1), c alo n g onad betina

(Gambar 2) dan calon gonad intersex

(Gambar 3). Pengamatan terhadap sintasan dan laju pertumbuhan spesifik memperlihatkan tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05) antar perlakuan dosis hormon yang diberikan (Tabel 1).

Perlakuan Ulangan Jantan (%) Intersex (%) Sintasan (%) LPS (%)

Kontrol (A) 1 40,0 0,0 100 5,2 2 32,0 0,0 100 5,1 3 38,0 0,0 100 5,2 Rataan ± SE 36,7 ± 3,40 0,0 100 5,2 ± 0,05 5 ppm (B) 1 58,0 8,0 100 4,7 2 54,0 2,0 100 5,8 3 56,0 2,0 100 6,1 Rataan ± SE 56,0 ± 1,63 4,0 ± 2,83 100 5,5 ± 0,60 10 ppm (C) 1 61,2 2,0 98 5,6 2 58,0 6,0 100 5,6 3 56,0 4,0 100 5,8 Rataan ± SE 58,4 ± 2,15 4,0 ± 1,63 99,3 ± 0,94 5,7 ± 0,12 15 ppm (D) 1 59,2 6,1 98 6,0 2 54,0 2,0 100 5,8 3 52,0 2,0 100 5,4 Rataan ± SE 55,1 ± 3,03 3,4 ± 1,93 99,3 ± 0,94 5,7 ± 0,25 20 ppm (E) 1 58,00 0,0 100 5,6 2 52,00 2,0 100 6,2 3 54,00 4,0 100 5,6 Rataan ± SE 54,7 ± 2,49 2,0 ± 1,63 100 5,8 ± 0,82 Tabel 1. Hu bu n g an an tara pemb erian h ormo n Meth yltestosterone terhad ap

persentase jantan, intersex, sintasan dan Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) pada larva ikan Guppy.

(10)

5 2

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

spermatozoa

 

oogonium

 

spermatozoa oogonium

Gambar 1. Preparat histologi calon gonad ikan jantan.

Gambar 2. Preparat histologi calon gonad ikan betina.

Gambar 3. Preparat histologi calon gonad ikan intersex

Pengamatan morfologi dan histologi memp erlihatkan dosis perlakuan terbaik adalah C (1 0 p pm) sebesar 58,41%. Meskipun hasil penelitian ini m asih d ib awah 9 0 %, tetap i telah menunjukkan perbedaan secara nyata (p <0 ,0 1) b ila dib an dingkan deng an kontrol. Secara kuantitatif, peningkatan ikan jantan pada perlakuan terresponsif ad alah 1 ,6 k ali d iband in g k o n tro l. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan perubahan jenis kelamin adalah jenis ikan dan dosis hormon yang digunakan, lama perlakuan, waktu d imu lain ya p erlak uan dan su h u air (Hun ter & Don ald so n 1 98 3 ;

S t r u s s m a n n et al. 2005).

Pada ikan terdapat dua kelompok cara repro d u k si, k elo mp ok p ertama meng eluark an telu r (o vip ar) d an kelompok yang kedua menghasilkan anak (ovovivipar; Hoar 1969). Ikan Guppy termasuk ke dalam kelompok ovovivipar. Nampaknya pola reproduksi pada ikan Guppy sangat mempengaruhi keberhasilan pengalihan kelamin yang d ilak u k an. P ad a j enis ikan ovip ar pemberian hormon methyltestosteron melalui pakan atau secara perendaman pada fase larva sangat efektif untuk meningkatkan perolehan persentase ikan jantan hing ga mencap ai 1 00% (Yamazaki 1983; Hunter & Donaldson 1 9 83 ; Pand ian & S heela 1 995 ;

(11)

5 3

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

Strussmann et al. 2005). Takahashi

(1 97 5 ) dan Zairin d k k. (2 00 5 ) melaporkan bahwa pemberian hormon meth yltesto steron p ada in du k ik an Guppy yang akan melahirkan dapat meng hasilkan an ak jan tan seb esar 100%. Dibandingkan dengan jumlah persentase ikan jantan yang diperoleh pada penelitian ini (58,41%), kemungkinan p emb en tuk k an k elamin j an tan d an betina pada ikan Guppy sebagian besar telah terjadi sebelum dilahirkan. Berdasarkan data sintasan dan laju k elan g su n g an h id up, pemberian perbedaan hormon tidak mempengaruhi sintasan d an laj u p ertu mbuh an spesifik. Hasil ini memberikan indikasi bahwa hormon yang diberikan tidak b erb ah aya bagi ik an uj i d an tid ak d ipergu nak an u n tu k p ertu mb u han . Dengan demikian pengaruh pemberian h o rmo n e p erlak u an terk o nsen trasi pada pembentukkan kelamin jantan sebag aiman a d itu n j u k kan deng an peningkatan jumlah persentase ikan jantan yang diperoleh.

KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hormon methyl-testosterone p ad a do sis 0 – 20 p p m m emb erikan p eng aruh b erb ed a san gat n yata terhadap persentase jantan dan betina pada dosis perlakuan terbaik 10 ppm sebesar 58,41%. Penggunaan hormon tersebut tidak membahayakan ikan uji secara fisiologis yang tercermin dari tidak adan ya p erb ed aan terh ad ap

persentase intersex, kelulushidupan

(SR ) d an laj u p ertu mbu han sesaat (SGR) larva ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Fernando, P & V.P.E. Phang. 1983. Culture of guppy in Singapore. Aquaculture 51:49-63. Gustiano, R., Y. Suryanti & E. Kusrini.

2006. Perbaikan kualitas dan

p engemb an g an ik an hias air tawar. Media Akuakultur 1: 59-63. Hoar, D.J. 1969. Reproduction. In W.S. Hoar & D.J. Randall (edts) Fish Physiology Vol. III: Reproduction, Growth , Bio lu min esc enc e, Pigmen ts an d Po ison s. Academic Press. New York. 1-72.

Hunter, G. A & E. M Donaldson, 1983. Hormonal Sex Control and Its Application to Fish Culture. In: W.S. Hoar, D.J. Randall & E.M. Do nald son (ed its) Fish physiology Vol. 9: Reproduction. Academic Press. New York. 223-303.

Pandian, T. J & S. S. Sheela. 1995. Ho rmo n al in d uc tio n in fish . Aquaculture 138:1-22.

Putro, S., A. Purnomo, S. Muhdi, E. Setiab u di, Isj aturrad hij ah , D. Hertanto & U.S. Dahlia. 2002. Direktori Ikan Hias. Ditjen PK2P, Departemen Kelau tan d an Perikanan.

Schroder, J.H. 1976. Genetics for Aquarists. T.F.H. Publication, New Jersey.

Sokal, R.R & F.J. Rohlf. 1981. Biometry: The Principles and Practice of Statistics in Biological Research. W.H. Freeman Co. New York. Strussmann, C., A, M. Karube & L. A.

Miranda. 2005. Methods of sex control in fishes and an overview of novel hypotheses concerning th e mec han isms of sex differentiation. In: T.J Pandian, C.A Strussmann & M.P Marian (edits) F ish e Gen etic s an d Aquaculture Biotechnology. 65-79.

Takah ashi, H. 1 9 7 5. F un c tion al feminimization of female guppy

(Poecilia reticulata) influenced by

methyltestoterone before birth. Bu lletin J ap anese So c iety o f Science Fisheries 41;499-526. Yamamoto, T. 1969. Sex differentiation.

(12)

5 4

PENGARUH PEMBERIAN HORMON METHYLTESTOSTERONE PADA LARVA IKAN GUPPY (Poecilia

reticulata) TERHADAP PERUBAHAN JENIS KELAMIN. Zoo Indonesia 2008. 17(2): 49-54.

(edits) Fish Physiology Vol. 3: R eprod u ction , Gro wth , Bio-lu minessence, Pig men ts, and Poisons. Academic Press, New York. 117-175.

Yamazaki, F. 1983. Sex control and manipulation in fish. Aquaculture 33: 329-354.

Zairin, M. Jr. 2003. Endokrinologi dan P eran n ya B ag i Masa D ep an Perikanan Indonesia. Orasi Guru Besar Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Zairin, M. Jr., A. Yunianti, R.R.S.P.S. Dewi & K. Su man tadinata. 2 00 2. Peng aruh lama wak tu p eren d aman in d uk d i d alam laru tan ho rmo n 1 7α meth yl-testo tero n terh ad ap n isb ah k elamin ikan g u pi (Po e cilia

re tic u lata Peters). J u rn al

Gambar

Gambar 1. Preparat histologi calon gonad ikan jantan.

Referensi

Dokumen terkait

Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi pada setiap organisasi yang terus-menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku

A külső és belső gyakorlati képzés a tanulmányok során megszerzett elméleti ismeretek feladata az iskolai környezetben történő alkalmazás megvalósítása, amely

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemekaran daerah di Provinsi Jambi terhadap daerah induk dan daerah otonomi baru ditinjau dari

Jawab: pendapat saya adalah dengan perkembangan provesi adalah sudah sangat baik apalagi konselor adalah sebagai tugas yang mulia yaitu memanusiakan

Setelah penulis melakukan manajemen asuhan kebidanan berkelanjutan dengan menggunaka metode 7 langkah varney dan SOAP pada Ny.M.N dari kehamilan trimester III, persalinan,

Validasi adalah tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam produksi

Terlebih - lebih di Indonesia, pencemaran udara di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan, pencemaran asap kendaraan bermotor menjadi sumber yang paling utama

Jalan Raya Jenderal Sudirman, Pintu I Senayan, Jakarta 10270 Telepon 021-57946073 Faks 021-57946072.. Laman