• Tidak ada hasil yang ditemukan

Daya Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Cacing Ascaridia Galli Secara in Vitro Dan Profil Kltnya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Daya Antelmintik Ekstrak Etanol Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Cacing Ascaridia Galli Secara in Vitro Dan Profil Kltnya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA ANTELMINTIK EKSTRAK ETANOL DAUN MENGKUDU (

Morinda citrifolia L.

)

TERHADAP CACING

Ascaridia galli

SECARA

In Vitro

DAN PROFIL KLTNYA

Riyanta Ari bawa*, Anis Wihdayati*, Mustofa** *Fakultas Farmasi Un iversitas Wahid Hasyim Se marang **Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyaka rta

ABSTRACT

People used noni leaf (Morinda citrifolia L.)for medication many kinds disease, one of as anthelmintic. Worm infect ion most generally in the world, especially in growing countries including indonesia. To prove the truth were e fficacious noni leaf as anthelmintic has been research anthelmintic capability ethanol extract of noni leaf on the worm Ascaridia galli on in vitro. This research has done by using La mson and Brown method submerges that has been modified. Research using 270 of wor ms A. galli IHPDOH WKDW GHYLGHG LQWR JURXSV WKDW¶V JURXSV

treatment with ethanol e xtract of noni lea f in consentration of 20 mg/ mL, 30 mg/ mL, 40 mg/ mL and 50 mg/ mL, 4 groups positive control (citrate pipera zin) consentration 2 mg/ mL, 4 mg/ mL, 6 mg/ mL dan 8mg/ mL and I group negative control (Na Cl 9 mg/ mL) each group consist of 6 petri d isc (each petri disc contain 5 of worms and 25 ml

VROXWLRQ $QWKHOPLQWLF FDSDELOLW\ VKRZHG ZLWK ZRUP PRUWDOLW\ WLPH WKDW¶V REVHUYHG HYHU\ KRXUV DQG /&50 that

needed consentration to wipe out 50% o f worm.

The result of this research shown rates worm mo rtality time after submerges with ethanol extract of noni leaf consentration 20 mg/ mL, 30 mg/ mL, 40 mg/ mL and 50 mg/ mL as hight as 48,00 ± 1,79 ; 44,33 ± 1,51; 40,33 ± 1,51; 36,00 ± 2,53 (hours). But after submerges with cit rate piperazin 4 mg/ mL is 34,33 ± 1,51 (hours). LC50 after

submerges ethanol axtract of noni leaf is 50,21 mg/ mL and after submerges 2,27 mg/mL. The result of the observed Thin Layer Chro matography (TLC) shown ethanol ext ract of noni leaf containes compounds from flavonoid and fenol.

Based on result of the reseach would be concluded that ethanol e xtract of noni leaf contain compounds that

FDOFXODWH KDYH DQWKHOPLQWLF DFW LYLW\ SRVVLELOW\ WKDW¶V FRPSRXQGV is flavonoid and fenol.

Ke ywor d : Morinda citifolia L. , anthel mintic, submerges of Lamson a nd Brown.

PENDAHULUAN

Infeksi cac ing merupakan salah satu infe ksi yang paling umu m tersebar di dunia, terutama di negara-negara berke mbang termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 60% anak-anak d i Indonesia menderita penyakit infeksi cacing. Penyakit ini d isebabkan oleh keadaan lingkungan yang kotor dan kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan. Kurangnya kesadaran akan pentingnya kesehatan atau kebersihan ini menyebabkan masih tingginya berbagai penyakit infeksi diantaranya infeksi cacing (Tan dan Rahardja, 1993). Cac ing Ascaridia galli

me rupakan cacing gelang yang biasa hidup di usus ayam dan burung, me mpunyai sifat yang hampir sama dengan

Ascaris lumbricoides pada manusia (Tan dan Rahardja, 1993, Noble and Noble , 1989).

Berbagai obat cacing tersedia di pasaran, diantaranya mebendazol, tiabendazol, pirantel pamoat, albendazol, leva misol, niklosa mid, pra ziquantel dan piperazin. Obat cacing ini u mu mnya me miliki efe k samping berupa gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare) dan rea ksi a lerg i. Be rbagai obat cacing seperti

mebendazol, albendazol dan pirantel me miliki sifat teratogen yang petensial sehingga tidak boleh diberikan pada wanita hamil (Thay dan Rahardja, 2002).

Untuk mengantisipasi efek samp ing tersebut, obat tradisional merupakan alternatif pengobatan.. Adanya kecenderungan masyarakat untuk me manfaatkan tanaman obat mela lui gerakan Ta man Obat Keluarga (TOGA ) sema kin me mudahkan pengembangan obat tradisional (Mursito, 2000).

Buah mengkudu banyak dimanfatkan masyarakat untuk obat cacing, sariawan, pele mbut kulit, pelu ruh dahak, peluruh haid, pencahar, cacar, radang ginjal dan radang amandel. Putiknya untuk mengobati radang usus dan radang lambung, sedangkan daunnya dimanfaatkan sebagai penurun panas, penghenti perdarahan, ke jang perut, masuk angin, beri-beri dan obat cacing (Sudarsono, etal. , 2002).

Penelit ian ini dila kukan untuk mengkaji akt ivitas ekstrak etanol daun mengkudu terhadap cacing A. galli

(2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kel angsungan Hi dup Cacing

Tabel I. Hasil Uji Kel angsungan Hi dup Cacing Ascaridia galli Jantan dan Betina

Kel ompok Me dia Jenis Cacing Rata-rata waktu kemati an semua cacing r SD (jam) I II III IV Gara m fisiolgis Gara m fisiologis Glu kosa salin 50 mg/ mL Glu kosa salin 50 mg/ mL

Jantan Betina Jantan Betina 31,33 r 3,06 50,67 r 6,11 11,33 r 1,15 27,33 r 6,43

Cacing A. galli betina me mpunyai rata-rata waktu kelangsungan hidup yang lebih la ma dibanding cacing jantan. Media garam fisiologis me mbe rikan daya kelangsungan hidup cacing lebih la ma dibanding media glu kosa salin 50 mg/ mL

METODOLOGI

Uji kelangsungan hi dup cacing Ascaridia galli. Uji in i dila kukan menggunakan 18 e kor cac ing jantan dan 18 e kor cac ing betina yang dibagi 2 kelo mpok. Ke lo mpok 1, terdiri dari 9 e kor cacing jantan dan 9 ekor cacing betina. Kelo mpok ini d ibagi 2 bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari 3 cawan petri yang masing-masing beri 3 e kor cac ing jantan dan bagian kedua terdiri dari 3 cawan petri yang masing -masing berisi 3 ekor cacing betina. Pada masing-masing cawan berisi 25 ml larutan gara m fisiologis. Ke lo mpok 2, terdiri dari 9 e kor cacing jantan dan 9 ekor cacing betina yang dibagi dalam 3 cawan petri yang masing-masing berisi 3 ekor cacing jantan dan 3 cawan petri masing -masing berisi 3 cacing betina. Media yang digunakan larutan garam fisiologis dan dalam 100 ml la rutan media tersebut dilarutkan 5 g glu kosa (larutan glukosa salin 50 mg/ mL). Tiap ca wan berisi 25 ml la rutan glukosa salin.

Pengamatan ke matian cacing dilaku kan setiap 2 ja m seka li, ya itu jika cacing sudah tidak menimbu lkan gerakan lagi d ianggap sudah mati dan diyakinkan dengan cara cacing dia mbil dan dip indahkan ke da la m cawan petri kosong dan kemudian diberi HCl pekat 3 tetes, jika cacing tida k men imbulkan gera kan lag i ma ka cacing dianggap sudah mat i.

Uji daya antel mintik ekstrak etanol daun me ngkudu dan pi per azin sitrat ter hadap c acing Ascaridia galli. Perlakuan pada ekstrak etanol daun mengkudu

Uji daya antelmint ik d ila kukan dengan metode rendaman dari La mson dan Brown yang dimodifikasi. Perla kuan perendaman ini menggunakan 180 e kor cacing A. galli yang dibagi dalam 6 ke lo mpok dan masing-masing kelo mpo k terdiri dari 6 cawan petri yang berisi 25 ml med ia dengan 5 eko r cacing. Ke lo mpok 1,

direndam dala m la rutan Pipera zin Sitrat 4 mg/ mL. Kelo mpok 2, direndam da la m larutan NaCl 9 mg/ mL. Kelo mpok 3, d irenda m dala m larutan ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 20 mg/ mL. Kelo mpok 4, direndam dala m la rutan ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 30 mg/ mL. Kelo mpo k 5, d irenda m da la m larutan ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 40 mg/ mL. Ke lo mpok 6, direnda m da la m larutan ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/ mL Pengamatan ke matian cacing dilaku kan setiap 2 jam sekali, sama seperti pada uji ke langsungan hidup cacing. Perlakuan pada pi perazin sitrat

Perla kuan dila kukan dengan menggunakan 90 ekor cac ing A. galli yang dibagi dala m 3 kelo mpok dan masing-masing kelo mpo k terdiri dari 6 cawan petri yang berisi 25 ml med ia dengan 5 eko r cacing Kelo mpok 1, direndam dala m larutan Pipera zin sitrat 2 mg/ mL.. Kelo mpok 2, d irenda m dala m larutan Pipera zin sitrat 6 mg/ mL. Kelo mpok 3, direndam da la m larutan Pipera zin sitrat 8 mg/ mL Penga matan ke mat ian cacing dila kukan setiap 2 jam sekali sampai cac ing mati, sama seperti pada uji kelangsungan hidup cacing.

Analisis Data

Data diolah dengan menggunakan ANAVA satu arah, bila me mberikan perbedaan yang berma kna ma ka dilanjutkan test Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95%, dilan jutkan analisis probit untuk mengetahui LC50 piperazin sitrat dan

ekstrak etanol daun mengkudu. Ke mudian dila kukan uji t untuk me mbandingkan nilai LC50 akstrak etanol daun

mengkudu dengan piperazin sitrat. Kro matografi lap is tipis dianalisis dengan cara mengamati noda atau bercak yang tampak pada kromatogra m dengan pereaksi semprot yang sesuai dan dideteksi dengan lampu UV 254 n m dan UV 366 n m serta dia mati secara visual.

(3)

Tabel III. Juml ah Cacing A. galli yang Mati pada J am ke-12 Perlakuan Ekstrak Etanol Daun Mengkudu Re plikasi Ekstr ak 20 mg/ mL Ekstr ak 30 mg/ mL Ekstr ak 40 mg/ mL Ekstr ak 50 mg/ mL 6 % 6 % 6 % 6 % 1 2 3 4 5 6 0 1 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 20 0 0 40 0 0 0 2 2 0 0 1 0 40 40 0 0 20 3 2 0 3 2 0 40 20 80 20 80 60

X

0,17 3,33 0,5 10 0,83 16,67 1,67 50,00 SD 0,41 8,16 0,84 16,67 0,98 19,66 1,37 27,57 Keterangan : Ju mlah awa l cac ing percawan 5

6 = ju mlah cacing yang mati % = persentase cacing yang mati

Uji Daya Antel mintik Ekstrak Etanol Daun Mengkudu

Parame ter rata-rata waktu kematian cacing

Ascaridia galli

Tabel II. Hasil Uji Daya Antelmi ntik Cacing

Ascaridia galli Betina

Kl p. Me dia Rata-rata waktu kematian semua cacing r SD (jam) I II III IV V VI Piperazina sitrat 4 mg/mL NaCl 9 mg/mL Ekstrak konsentrasi 20 mg/mL Ekstrak konsentrasi 30 mg/mL Ekstrak konsentrasi 40 mg/mL Ekstrak konsentrasi 50 mg/mL 34,33 r 1,51 59,00 r 3,03 48,00 r 1,79 44,33 r 1,51 40,33 r 1,51 36,00 r 2,53 Keterangan :

Kelompok I : Piperazin sitrat 4 mg/mL

Kelompok II : NaCl 9 mg/mL

Kelompok III : Ekstrak etanol daun mengkudu konsetrasi 20 mg/mL

Kelompok IV : Ekstrak etanol daun mengkudu konsetrasi 30 mg/mL

Kelompok V : Ekstrak etanol daun mengkudu konsetrasi 40 mg/mL

Kelompok VI : Ekstrak etanol daun mengkudu konsetrasi 50 mg/mL

Uji daya antelminik ini dila kukan dengan menggunakan metode rendaman dari La mson dan Bro wn yang dimodifikasi. Ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/mL me mpunyai rata-rata waktu ke matian se mua cacing paling cepat dibandingkan dengan konsetrasi 20 mg/ mL, 30 mg/ mL, 40 mg/ mL. Uji statistik dengan ANAVA satu arah dari data rata-rata waktu ke matian semua cacing dala m t iap ke lo mpok perlakuan menunjukan perbedaan yang berma kna / signifikan (F = 115,687 ; p < 0,05).

Ada 2 ke lo mpok perlakuan yang tidak menunjukan perbedaan bermakna (p > 0,05), ya itu kelo mpok

perlakuan rendaman e kstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/ mL dan ke lo mpok pipe razin sitrat 4 mg/ mL. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol daun mengkudu dalam konsetrasi 50 mg/ mL me mpunyai daya antelmintik ha mpir sama efektifnya dengan piperazin sitrat 4 mg/ mL.

Ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/ mL dan piperazin sitrat 4 mg/ mL, paling efekt if me mbunuh cacing kemudian konsentrasi 40 mg/mL, 30 mg/ mL, 20 mg/ mL.

Parame ter nil ai LC50

Uji ini d ila kukan untuk me mbandingkan nila i LC50 antara ekstrak etanol daun mengkudu dengan

piperazin sitrat. Ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/ mL me mpunyai persentase jumlah ke matian yang paling bes ar dibandingkan dengan konsentrasi 20 mg/ mL, 30 mg/ mL, 40 mg/ mL. 34,33 59 48 44,33 40,33 36 0 10 20 30 40 50 60 70 Piperazin sitrat 4 mg/mL NaCL 9 mg/mL Ekstrak 20 mg/mL Ekstrak 30 mg/mL Ekstrak 40 mg/mL Ekstrak 50 mg/mL Konsentrasi (mg/mL) R at a-ra ta w aktu k ema ti an ( jam)

Gambar 1. Grafik rata-r ata waktu kemati an semua cacing setelah dire ndam dal am larutan pi perazin sitrat, NaCl dan ekstrak etanol daun mengkudu.

(4)

Gambar 2. Gr afik hubung an antar a konsentr asi ekstrak etanol daun mengkudu deng an persentase res pon kematian cacing

Ekstrak etanol daun mengkudu konsentrasi 50 mg/ mL paling efektif me mbunuh cacing A. galli, ke mudian konsentrasi 40 mg/ mL, 30 mg/ mL dan 20 mg/ mL.

Tabel IV. Juml ah Cacing A. galli yang Mati pada Jam ke-12 pada Perlakuan Pi perazin Sitrat Re plikasi

Piper azin sitrat 2 mg/ ml

Piper azin sitrat 4 mg/ mL

Piper azin sitrat 6 mg/ mL

Piper azin sitrat 8 mg/ mL 6 % 6 % 6 % 6 % 1 2 3 4 5 6 0 0 2 1 0 0 0 0 40 20 0 0 2 0 2 1 0 1 40 0 40 20 0 20 4 2 4 5 4 5 80 40 80 100 80 100 5 5 5 5 5 5 100 100 100 100 100 100

X

0,5 10 1,0 20 4,0 70 5,0 100 SD 0,84 16,67 0,89 17,89 1,10 21,91 0,00 0,00

Keterangan : Ju mlah awa l cac ing percawan 5 6 = ju mlah cacing yang mati % = persentase cacing yang mati

Pipera zin sitrat konsentrasi 8 mg/ mL me mpunyai persentase jumlah ke matian yang paling besar dibandingkan dengan konsentrasi 2 mg/ mL, 4 mg/ mL, 6 mg/ mL.

Gambar 3. Gr afik hubungan antar a konsentrasi pi perazin sitrat deng an persentase respon kematian c acing 3,33 10 16,67 50 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Ekstrak 20 mg/mL Ekstrak 30 mg/mL Ekstrak 40 mg/mL Ekstrak 50 mg/mL

R at a-rata respon kem ati a n (%) Konsentrasi (mg/mL) 10 20 70 100 0 20 40 60 80 100 120 Piperazin sitrat 2 mg/mL Piperazin sitrat 4 mg/mL Piperazin sitrat 6 mg/mL Piperazin sitrat 8 mg/mL Konsentrasi (mg/mL) R at a-rat a r espon kem at ian ( % )

(5)

Tabel VII. Data Hasil Pengamatan Kr omatogram Alkaloi d

No bercak Rf Deteksi setelah disempr ot dragendor ff

UV 254 nm UV 366 nm Visual 1 2 3 4 5 6 0,03 0,54 0,65 0,72 0,79 0,80 - - redam redam - redam Kelabu Merah tua Merah Putih ke labu Merah - - - hijau - hijau -

Tidak ada kandungan senyawa alka loid dala m e ktra k etanol daun mengkudu. Seharusnya warna bercak yang terlihat di bawah sinar UV 366 nm adalah biru dan warna bercak yang terlihat di visual adalah jingga sampai merah tua.

Hasil penga matan pada UV 254 n m wa rna mengala mi pereda man, pada UV 366 n m berca k yang terlihat banyak dan berwarna biru. Ini menunjukan adanya kandungan senyawa flavonoid pada ekstrak etanol daun mengkudu. Adanya kandungan senyawa flavonoid ditunjukan juga pada pengamatan secara visual.

Warna bercak di bawah UV 254 nm reda m sedangkan warna bercak di bawah sinar UV 366 n m adalah kelabu (bercak no mor 4) dan warna bercak d i visual hijau ke labu (bercak no mor 6 dan 8). In i menunjukkan adanya senyawa fenol dala m e kstrak etanol daun mengkudu.

Pipera zin sitrat 8 mg/ mL dibandingkan dengan konsentrasi 2 mg/ mL, 4 mg/ mL dan 6 mg/ mL paling efektif dala m me mbunuh cacing Ascaridia galli.

Tabel V. Hasil Nilai LC50 pada Perlakuan Ekstr ak

Etanol Daun Me ngkudu Re plikasi Nilai LC50 ekstrak

etanol daun mengkudu (mg/mL) 1 2 3 4 5 6 49,39 51,24 60,31 49,39 34,10 56,85

X

50,21 SD 9,03

Bahwa rata-rata nila i LC50 ekstrak etanol daun

mengkudu pada jam ke -12 adalah 50,21 mg/ mL, yang berarti bahwa ekstrak etanol daun mengkudu pada konsentrasi 50,21 mg/ mL ma mpu menyebabkan ke matian cac ing A. galli sebesar 50%.

Rata-rata nilai LC50 piperazin sitrat pada jam

ke-12 adalah 2,27 mg/ mL, yang berarti bahwa piperazin sitrat pada konsentrasi 0 2,27 mg/ mL dapat menyebabkan ke matian cacing A. galli sebesar 50%.Da ri hasil u ji t

diketahui bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara nila i LC50 ekstrak etanol daun mengkudu dengan

nila i LC50 piperazin sitrat, yaitu t hitung (8,150) > t tabel

(2,28). Sehingga dapat dikatakan bahwa piperazin sitrat lebih poten dalam me mbunuh cacing A. galli dibanding ekstrak etanol daun mengkudu.

Tabel VI. Hasil Nilai LC50 pada Perlakuan Pi per azin

Sitrat

Re plikasi Nilai LC50 pi perazin

sitrat (mg/ mL) 1 2 3 4 5 6 2,21 3,05 1,54 1,85 2,69 2,24

X

2,26 SD 0,55

Kr omatografi lapis ti pis (KLT)

Kandungan senyawa kimia da la m daun mengkudu me mang sangat banyak, tetapi dengan adanya proses ekstraksi maka hanya senyawa yang larut dalam larutan penyari saja yang ada dalam ekstrak. Uji KLT dila kukan terhadap alka loid, flavonoid dan fenol.

(6)

Tabel VIII. Data Hasil Pengamatan Kr omatogram Flovonoi d No bercak Rf

Deteksi setelah disempr ot aluminium klori da

UV 254 nm UV 366 nm Visual P E P E P E 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 0,18 0,26 0,29 0,36 0,38 0,40 0,41 0,48 0,53 0,57 0,66 0,74 0,82 0,84 - - - - - redam - - - - - - - - - - redam redam - - redam - redam - - - redam - - - - - - biru ke labu - - - - - - - - biru ke labu biru ke labu - - biru ke labu - - biru ke labu - biru ke labu biru ke labu biru muda - me rah - - - - - - kuning - - - - - - - kuning - - - - - - - - - - - - hijau Keterangan : P = Pe mbanding E = Ekstrak

Tabel IX. Data Hasil Pengamatan Kkromotogram Fenol

No bercak Rf Deteksi setelah disempr ot ferri klorida

UV 254 nm UV 366 nm Visual 1 2 3 4 5 6 7 8 0,40 0,42 0,43 0,49 0,68 0,69 0,72 0,75 - redam - - - redam - putih kelabu - putih kelabu kelabu me rah ke labu - - me rah ke labu - - hitam ke labu - - hijau kelabu - hijau kelabu

KESIMPULAN

Ekstrak etanol daun mengkudu (M. citrifolia L.) me mpunyai daya antelmintik terhadap cacing A. galli

secara in vitro dengan rata-rata waktu ke matian 36,00 ± 2,53 ja m pada konsentrasi optimal (50 mg/mL) dan LC50

sebesar 50,21 mg/ mL. Profil uji KLT menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun mengkudu mengandung senyawa dari golongan flavonoid dan fenol. Golongan senyawa-senyawa tersebut yang kemungkinan dicurigai sebagai antelmintik.

DAFTAR PUSTAKA

Becke r, C. A. , and Ba khuizen van den Brink, R. E. , 1965, Flora of Java, volume 2, N. V. P Noordhof- Groningen The Netherlands. 274, 349.

Harborne J. P. ,1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Cetakan ke-2, d iterje mahkan oleh Kosasih Padma winata dan Iwan Soediro, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 51, 74, 234.

La mson and Brown, 1935, cit Suyamt i, T., 2001, Daya Anthelmintik a Infus Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia pandurata Roxb.) Terhadap Cacing Ascaridia galli Secara in vitro dan Sk rining Fitok imianya, Skripsi, Faku ltas Farmasi, Universitas Sanata Darma , Yogyakarta.

Markha m,K.R., 1988, Ca ra Mengidentifikasi Flavonoid, Penerbit ITB, Bandung.

Mustofa,2004, Pengembangan Obat Ala mi da la m Tinjauan Fa rma kologi, Se minar Nasional Farmasi, Jurusan Farmasi, Fa kultas MIPA UII, Yogyaka rta

Noble, E. R. , and Noble, G. A. , 1989, Parasitologi Biologi Parasitologi Hewan, Edisi V, Ga jah

Mada University Press, Yogyakarta, 609. Sastromiharjo, H. , 1985, Kromatografi, Cetakan I,

Liberty, Yogyaka rta, 35-36.

Siswando dan Soekarjo, B, 2000, Ki mia Medisinal, Edisi 2, Airlangga University Press, Surabaya, 26-29.

Sudarsono, et al, 2002, Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-Sifat dan Penggunaan), Pusat Studi Obat Tradisional Universitas Gadjah Mada, 119-122.

Gambar

Tabel I. Hasil Uji Kel angsungan Hi dup Cacing Ascaridia galli Jantan dan Betina
Tabel II.   Hasil  Uji  Daya  Antelmi ntik  Cacing   Ascaridia galli Betina
Tabel IV.  Juml ah Cacing A. galli yang Mati pada Jam ke-12 pada Perlakuan Pi perazin Sitrat
Tabel VI.  Hasil Nilai LC 50  pada Perlakuan Pi per azin  Sitrat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan merupakan peningkatan ketrampilan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanak Sesuai dengan hasil wawancara oleh peneliti dengan informan yang sudah

Berdasarkan tweet yang dihasilkan setiap harinya oleh pengguna Twitter, dapat menjadi suatu sumber informasi sehingga dapat dilakukan proses crawling data Twitter dengan

Dari Tabel 2 dapat dilihat hasil korelasi faktor-faktor berdasarkan delapan (8) faktor yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan, terdapat delapan (8) korelasi faktor yang

Sejak berlakunya Perubahan Ketiga UU PPN 1984, administrasi pajak tidak lagi mengenal bentuk “Faktur Pajak Sederhana” sehingga pengaturan tentang bentuk dan ukuran formulir

Peserta kegiatan kaji terap sebagian besar sebanyak 19 orang (58 persen) belum pernah mengikuti pelatihan terkait budidaya padi (Gambar 13), sehingga tidak dapat

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sudut kemiringan selektor garuk yang memberikan nilai selektivitas terbaik untuk kerang darah ( Anadara granosa ) dan kerang bulu

Hasil analisis menunjukkan bahwa karakter daya hasil (produksi buah dan produksi biji beras per pohon) kopi Robusta yang diperbanyak melalui sambung tunas plagiotrop memiliki