• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3. Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 3. Metodologi Penelitian"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

51 Bab 3

Metodologi Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kuantitatf karena metode penelitian ini digunakan utnuk meneliti suatu populasi dan sampel tertentu dimana data yang dihimpun menggunakan instrumen penelitian yang dilakukan secara sistematis dan terstruktur yang bertujuan untuk menguji hipotesi yang telah ditetapkan (Cooper dan Schinder, 2014).

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Populasi merupakan seluruh kelompok, atau peristiwa yang menarik perhatian peneliti untuk diteliti (Sekaran & Bougie, 2013).Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program Magister Manajemen PPS FE UII.

3.2.2 Sample

Sampel adalah sebagian dari populasi (Sekaran dan Bougie, 2013). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sensus. Metode sensus ini juga dikenal sebagai metode saturation sampling, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel yang dipilih dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa PPS FE UII jurusan Magister Manajemen. Jurusan magister manajemen dipilih

(2)

52 karena pasar kerja saat ini menuntut kemampuan yang lebih tinggi dan mulai bergeser tuntutannya dari yang memiliki gelar sarjana menuju setingkat magister. Bagi mahasiswa fresh graduate dan sudah memasuki usia produktif kerja, dengan masuk magister manajemen akan mendapatkan bekal kemampuan untuk memasuki pasar kerja.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel merupakan sesuatu yang dapat diambil dari variasi nilai yang dimiliki. Nilai-nilai dapat berbeda tergntung dari waktu untuk objek atau orang yang sama atau waktu untuk objek atau orang yang berbeda (Sekaran & Bougie, 2013).

3.3.1 Variabel Independen

Variabel Independen merupakan variabel yang memperngaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negative (Sekaran dan Bougie, 2013). Pada penelitian ini, variabel independen adalah deaya tarik perusahaan (Dtp) dan e-recruitment (E).

3.3.2 Variabel Dependen

Variabel Dependen merupakan variabel utama yang menjadi factor utama dalam melakukan penelitian. Dengan menganalisis variabel dependen akan memungkinkan peneliti menemukan jawaban atas permasalahan (Sekaran dan Bouhie, 2013). Pada penelitian ini, variabel yang disebut sebagai variabel dependen adalah Minat Melamar Pekerjaan (Mi).

(3)

53 3.3.3 Variabel Mediasi

Variabel mediasi merupakan variabel variabel penyela yang terletak diantara variabel independent dan variabel dependen. Variabel mediasi membantu untuk mengkonsepkan dan menjelaskan mengenai hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. (Sekaran dan Bougie, 2013). Pada penelitian ini, yang disebut sebagai variabel mediasi adalah daya tarik perusahaan (Da)

3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Mendefinisikan variabel penelitian ditujukan untuk menterjemahkan variabel penelitain menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur sehingga menghasilkan suatu indeks pengukuran (Sekaran dan Bougie, 2013). Berikut adalah definisi operasional dari penelitian yang akan dilakukan:

3.4.1 Daya Tarik Perusahaan

Daya tarik perusahaan adalah keuntungan yang didambakan oleh karyawan ketika dirinya bekerja dalam suatu organisasi (Berthon, et al, 2005). Dalam penelitian ini, daya tarik perusahaan diukur melalui skala EmpAt. Tingkat Validitas dan Reliabilitas pengukuran memiliki nilai Alpha = 0,96. Pengukuran skala EmpAt dikembangkan oleh Berthon et al (2005). Adapun dimensi daya tarik perusahaan sebagai berikut:

1. Nilai Sosial, berkaitan dengan kondisi lingkungan kerja dan hubungan antar karyawan yang lain.

(4)

54 a. Having a good relationship with your collegues

b. Having a good relationship with your superiors c. Upportive and couraging collegues

d. A fun working environment

e. Happy work environtment

2. Nilai Ekonomis, berkaitan dengan keuntungan yang diperoleh oleh karyawan dari sisi ekonomi.

a. An attractive overall compensation package b. An above avarege basic salary

c. Job security within the organization

d. Good promotion opportunities within the organization e. Hands-on inter-depaertemental experience

3. Nilai Minat, berkaitan dengan inovasi dan minat dalam produk dan layanan yang dihasilkan oleh perusahaan.

a. The organization produces innovative products and services b. Innovative employer- novel work practices/forward thinking c. The organization both value and makes use of your creativity d. The organization produces high quality products and services

e. Working in and exciting environment

4. Nilai pengembangan, berkaitan dengan kemungkinan untuk kesempatan kerja dan naik jabatan di masa yang akan datang.

(5)

55 a. Feeling more self-confident as a result of working for a particular

organization

b. Feeling good about yourself as a result of working in particular organization

c. Gaining career-enhencing experience d. A springboard for future employment

e. Recognition/appreciation from management

5. Nilai aplikasi, berkaitan dengan kemungkinan penerapan mengenai sesuatu yang tealh dipelajari dan indikasi seberapa jauh organisasi berorientasi kepada konsumen.

a. Opportunity to apply what was learned

b. Opportunity to teach other that you have learned c. Acceptance and belonging

d. The organization is customer oriented

e. Humanitarian organizatioan – gives back to society 3.4.2 Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan merupakan karakteristik social dari perusahaan yang terbentuk berdasarkan tindakan yang telah dilakukan maupun tindakan dimasa yang akan datang (Sivertzen et al, 2013). Dalam penelitian ini, reputasi perusahaan diukur melalui Reputation Quotient yang dikembangkan oleh Fonbrum (1999). Tingkat validitas dan reliabilitas pada

(6)

56 pada pengukuran ini memiliki nilai Alpha = 0,85. Adapun dimensi dari reputasi perusahaan sebagai berikut:

a. Emotional appeal (Daya Tarik Emosional)

1) I have a feel good feeling about the company, yaitu berkaitan dengan perasaan senang terhadap perusahaan.

2) I admire and respect the company, yaitu berkaitan dengan rasa hormat da menghargai terhadap perusahaan.

3) I trust the company, yaitu berkaitan dengan rasa kepercayaan terhadap perusahaan.

b. Product and Services (Produk dan Layanan)

1) Stands behind its product and services, yaitu berkaitan dengan anggapan bahwa produk dan layanan yang dihasilkan sesuai dengan identitas perusahaan.

2) Develops innovative products and services, yaitu berkaitan dengan anggapan bahwa perusahaan mampu mengembangkan layanan atau produk yang inovatif.

3) Offers high quality products and services, yaitu berkaitan dengan anggapan bahwa perusahaan mampu menghasilkan produk atau layanan yang berkualitas tinggi.

(7)

57 4) Offers products and services that are value for the money, yaitu berkaitan dengan anggapan bahwa perusahaan mampu mengahasilkan produk atau layanan yang memiliki nilai jual c. Vision and Leadership (Visi dan Kepemimpinan)

1) Has excellence leadership, yaitu perusahaan dianggap memiliki pemimpin yang baik dan kompeten.

2) Has a clear vision for its future, yaitu perusahaan dianggap memiliki visi masa depan yang jelas.

3) Recognizes and takes adventages of market opportunities, yaitu perusahaan dianggap mampu mengenali dan memanfaatkan peluang pasar.

d. Workplace Environment

1) Is well managed, yaitu anggapan bahwa perusahaan dikelola dengan baik.

2) Looks like a good company to work for, yaitu anggapan bahwa perusahaan dinilai sebagai tempat yang layak untuk bekerja. 3) Looks like a company that would have a good employees, yaitu

anggapan bahwa perusahaan akan memiliki karyawan yang kompeten.

(8)

58 1) Supported good causes, yaitu anggapan bahwa perusahaan memiliki tujuan yang baik dalam menyelesaikan permasalahan sosial.

2) Is an environmentally responsible company, yaitu anggapan bahwa perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar.

3) Maintain high stndarts in the way it treats people, yaitu anggapan bahwa perusahaan mampu menjaga etika dan memperlakukan masyarakat sekitar dengan baik.

f. Financial Performance

1) Has a strong record of profability, yaitu anggapan bahwa perusahaan memiliki catatan keuntungan yang besar di masa yang lampau.

2) Looks like a low risk investment, yaitu anggapan bahwa perusahaan dianggap sebagai tempat yang memiliki resiko investasi rendah.

3) Tends to outperforms competitor, yaitu anggapan bahwa perusahaan cenderung mampu melampai kinerja competitor. 4) Looks like company with strong prospects for future growth,

yaitu anggapan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan di masa yang akan datang.

(9)

59 3.4.3 E-recruitment

E-recruitment merupakan proses perekrutan yang dilakukan perusahaan untuk mencari calon karyawan yang memiliki keterampilan yang sesuai dengan kriteria perusahaan melalui Internet (Allden dan Harris, 2013). Untuk mengukur tingkat penerimaan teknologi kepada calon karyawan, maka peneliti mengadopsi pengukuran Technological Acceptence Model yang dikemukakan oleh Davis (1980). Tingkat validitas dan reliabilitas pengukuran tersebut memiliki nilai Alpha PU (0,90) dan PE (0,94). Adapun pengukuran penerimaan teknologi sebagai berikut:

1. Perceived of Usefullness, berkaitan dengan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah teknologi akan meningkatkan kinerjanya.

a. Using e-recruitment sites enable me to look for job quickly, yaitu anggapan bahwa penggunaan e-recruitment akan mempercepat proses pencarian pekerjaan.

b. Using e-recruitment sites improved my job searches, anggapan bahwa penggunaan e-recruitment meningkatkan proses pencarian pekerjaan.

(10)

60 c. Using e-recruitment sites to look for job was very effective, anggapan bahwa penggunaan e-recruitment dalam pencarian pekerjaan sangat efektif.

d. Using e-recruitment site made it easier for me to look for jobs, anggapan bahwa penggunaan e-recruiment mempermudah dalam pencarian pekerjaan.

2. Perceived of ease berkaitan dengan sejauh mana seseorang yakin bahwa penggunaan teknologi adalah mudah.

a. Learning to e-recruitment sites was easy for me, anggapan bahwa mempelajari situs e-recruitment adalah hal yang mudah. b. I found it easy to do what I want to do in e-cruitment sites,

anggapan bahwa pengguna mudah melakukan apa yang diinginkan dalam situs e-recruitment.

c. My interaction with e-recruitment sites was clear and understandable, anggapan bahwa interaksi pengguna dengan situs e-recruitment sangat jelas dan mudah dipahami.

d. I was easy for me to become skillful at using e-recruitment sites, anggapan bahwa mudahnya penggunaan situs e-recruitment sehingga ia menjadi mahir.

(11)

61 3.4.4 Keinginan Melamar Pekerjaan

Keinginan melamar pekerjaan adalah suatu proses ketertarikan untuk memiliki pekerjaan yang diawali dari upaya pencarian informasi mengenai lowongan pekerjaan (Barber, 1998). Penelitian ini mengacu pada pengukuran Intention Towards to Company milik Highouse et al (2003). Pengukuran tersebut memiliki nilai reliabilitas sebesar alpha = 0,82. Adapaun pengukuran minat melamar pekerjaan sebagai berikut: 1. I would accept a job offer from this company, yaitu anggapan akan

kesediaan untuk menerima tawaran pekerjaan di perusahaan. 2. I would make this company one of my first choices as an employer,

yaitu anggapan untuk memprioritaskan perusahaan sebagai pilahan utama sebagai calon karyawan..

3. If this company invited me for a job interview, I would go, yaitu anggapan akan kesediaan untuk datang pada saat memperoleh undangan wawancara pekerjaan.

4. I would exert a great deal of effort to work for this company, yaitu anggapan untuk melakukan usaha maksimal agar bisa bekerja diperusahaan.

5. I would recommend this company to a friend looking for a job, yaitu kesediaan untuk merekomendasikan perusahaan kepada teman yang sedang mencari pekerjaan.

(12)

62 3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer sebagai instrument penelitian dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun serangkaian daftar penyataan yang telah disusun sedemkian rupa yang ditujukan kepada responden untuk dijawab dan dinilai Data primer pada penelitian ini diperoleh dengan cara mengajukan kuesioner secara online kepada sampel penelitian. Kuesioner berisikan variabel yang akan diteliti, yaitu Daya Tarik Perusahaan, Reputasi Perusahaan, E-recruitment dan Minat Melamar Pekerjaan.

3.6 Skala

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert untuk mendapatkan sko dari setiap peryataan yang diajukan. Skala Likert dirancang untuk menjelaskan seberapa setuju atau tidaknya seseorang terhadap pernyataan yang diajukan. Adapun pengukuran skala Likert sebagai berikut:

1. Jawaban Sangat Setuju : 4

2. Jawaban Setuju : 3

3. Jawaban Tidak Setuju : 2

4. Jawaban Sangat Tidak Setuju : 1 3.7 Analisis Data

(13)

63 Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner, dimana sejumlah item pernyataan maupun pertanyaan secara tertulis digunakan untuk memperoleh skor dari informasi yang diberikan oleh responden.. bagian pertama dari kuesioner, responden akan dimita untuk mengisi data yang bersifat dengan konteks penelitian: 1. Identitas Responden

a. Nama

b. Jenis Kelamin c. Tahun Kelahiran

2. Penilaian responden terhadap a. Daya Tarik Perusahaan b. Reputasi Perusahaan c. E-recruitment

d. Minat Melamar Pekerjaan

3.7.2 Analisis SEM (Structural Equation Modelling)

SEM merupakan analisis multivariant yang memunginkan penggabungan analisis factor dengan analisis path sehingga memungkinkn pengujian antara variabel secara simultan. Tujuan akhir dari SEM adalah mendapatkan structural model yang sesuai antara data empiris dan teori. Dalam penelitian ini, analisis data akan menggunakan

(14)

64 pendekatan Partial Least Square (PLS) yang berbasis komponen atau varian.

3.7.3 Partial Least Square

Partial Least Square merupakan metode analisis yang kuat kareba tidakmengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertenu dan jumlah sampel kecil (Ghozali, 2006). Keuntungan dengan menggunakan PLS adalah dapat mengestiasi ukuran model pada validitas dan rebilitas dan menghasilkan parameter dari model structural yang menguji kekuatan hubungan yang dihipotesiskan.

Dalam uji analisis, PLS menggunakan dua evaluasi, yaitu model pengukuran (outer model) dan model structural (inner model).

3.7.3.1 Evaluasi Model Pegukuran (Outer Model)

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner dalam penelitian. Agar dapat diperoleh suatu hasil yang valid, penelitian ini menggunakan pendekatan uji validitas instrument yang digunakan untuk menilai keahlian setiap item yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan uji realiabilitas merupakan pengujian seberapa konsisten langkah-langkah alat aukur yang digunakan apapun konsep pengukurannya.

Uji validitas dalam outer model dengan indikator reflesi dievaluasi melalui convergent validity dan discriminant validity dari indikator

(15)

65 pembentuk kontruk laten. Sedangkan outter model dengan indikator formatif dievaluasi melalui substantive contentnya dengan membnadingkan besarnya relative weight dan melihat signifikansi dari indikator konstruk tersebut (Chin, 1998 dalam Gozali dan Latan, 2015). Reliabilitas dalam pengukuran mengidentifikasikan stabilitas dan konsistensi sebuah instrumen dalam mengukur konsep tertentu dan membantu menilai goodness dari sebuah instrumen pengukuran (Tjahjono, 2009). Uji reliabilitas dalam perhitungan PLS menggunakan dua pendekatan, yaitu composite reability dan Cronbach alpha. Cronbach alpha mengukur batas bawah nilai reabilitas suatu konstruk sedangkan composite reability mengukur nilai sesunguhnya reabilitas suatu konstruk (Chin, 1995 dalam Jogiyanto, 2011)/

Penejelasan lebih lanjut mengenai uji Convergent Validity, Discriminant Validity dan Composite Validity sebagai berikut:

a. Convergent Validity

Pengujian convergent validity dengan loading factor (korelasi antar skor item/skor komponen dengan akor konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut yang nilainya > 0,5 dianggap signifikan (Hair et al, 2006 dalam Ghozali dan Latan, 2015). Nilai average variance extracted (AVE) harus > 0,5 (Ghozali dan Latan, 2015) atau model memiliki diskrimanan yang cukup bila akar

(16)

66 AVE untuk setiap konstruk lebih besar darpada korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model dan penelitian tahap awal daari pengembangan skala pengukuran, nilai loading factor 05-0,6 masih dianggap cukup (Chin et al, 1997 dalam Ghozali dan Latan, 2015). Validitas convergent berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu kontruk seharusnya berkorelasi tinggi sedangkan validitas discriminant yang berhubungan prinsip bahwa pengkur-pengukr konstruk yang berbeda seharisnya tidak berkorelasi tinggi (Ghozali dan Latan, 2015).

b. Discriminant Validity

Discrimanant validity terjadi ketika ada dua instrument yang mengukur dua konstruk yang diprediksi namun tidak berkorelasi dan menghasilkan skor yang tidak berkorelasi (Hartono, 2008 dalam Jogiyanto, 2011). Metode menilai discriminant validity adalah dengan menguji validitas discriminant dengan melihat nilai cross loading untuk setiap variabel harus > 0,7. Cara lain yang dapat digunakan yaitu dengan membandingkan nilai square root average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar dari pada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan

(17)

67 memiliki nilai discriminant validity yang baik (Fornel dan Larcker, 1981 dalam Ghozsli dan Latan, 2015).

c. Composite Validity

Dalam PLS_SEM, untuk mengukur reliabilitas suatu konstruk dengan indikator reflesif dapat dilakukan denan dua acara, yaitu dengan Cronbach Alpha dan Composite Reliability yang sering disebut dengan Dillon-Goldstein’s. penggunaan Cronbach alpha dalam uji reliabilitas konstruk akan memberikan nilai yang lebih rendah (underestimate) sehingga lebih baik menggunakan Composite Reliability. Rule of Thumb yang biasanya digunakan untuk menilai reliabilitas konstruk yaitu nilai composite reliability harus lebih besar dari 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015) meskipun nilai 0,6 masih diterima (Heir et al, 2008 dalam Jogiyanto, 2011)

Dari hasil evaluasi model pengukuran, maka dapat diringkas Rule of Thumb seperti pada table 3.1

Tabel 3.1 Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Validitas dan Reliabilitas

Parameter Rule of Thumb

Validitas Convergent

Loading Factor •0,7 untuk

Confirmatory Research

•>0,60 untuk

(18)

68 Average Variance Extracted (AVE) >0,50 Confirmatory Research maupun Explanatory Research Communaly >0,50 Confirmatory Research maupun Eplanatory Research Validitas Discriminant

Cross Loading >0,70 untuk setiap

variabel Akar kuadrat

AVE dan Korelasi

antar Konstruk

Laten

Akar Kuadrat AVE > Korelasi antar Konstruk Laten

Reliabilitas Cronbach Alpha • > 0,70 untuk

Confirmatory Research • > 0,60 masih dapat diterima untuk Explanatory Research Composite Realibility • > 0,70 untuk Confirmatory Research • >0,60 masih dapat diterima untuk Explanatory Research Sumber: Diadopsi dari Chin (1998), Chin (2010b), Heir et al (2011), Heir et al (2012) dalam Ghozali dan Latan, 2015.

d. Second order Confirmatory Factor Analysis

Pada penelitian ni, model konstruk termasuk pada model dua jenjang (second order) dimana beberapa variabel menggunakan

Lanjutan Tabel 3.1 Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

(19)

69 dimensi (indikator konstruk). Dalam PLS, pengujian second order konstruk dilakukan melalui dua jenjang. Pertama adalah analisis yang dilakukan dari konstruk laten dimensi ke indikator-indikatornya. Kedua, analisis dilakukan dari konstruk laten ke konstruk dimensinya. Pendekataan untuk menganalisis second order CFA (Confirmatory Factor Analysis) seperi yang disarankan oleh Wold (1982) adalah dengan menggunakan repeated indicators approach atau disebut juga dengan hierarchical component model (Ghozali dan Latan, 2015).

Proses dan tahapan pada pengujian kontruk multidimensional (second order) yang bersifat reflektif dalam PLS sama dengan konstruk unidimensional (first order). Pada tahap menggambar model penelitian seluruh indicator yang ada di dimensi konstruk ditarik semeanya ke konstuk higher order. Jika pengujian convergent validity dan discriminant validity terdapa indikator disalah satu konstruk harus dihapus karena skor loading memiliki nilai rendah dan indikator tersebut harus dibuang di kedua jenjang (di higher order dan di dimensi konstruk) (Jogiyanto, 2011). Pada tahap bootstrapping, nilai table path coefficient akan menunjukkan tingkat signifikansi dari masing-masing indikator konstruk terhadap variabel latennya dengan mketentuan nilai t-statistik>1,96 (Ghozali dan Laten, 2015).

(20)

70 Inner Model menggambarkan hubungan antara variabel laten berdasarkan pada teori substantive. Model structural dievaluasi dengan menggunakan R-square untuk konstruk dependen, Stone-GeisserQ-square test utnuk mendapatkan predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koedisien parameter jalur structural.

a. R-square (𝑅2)

Dalam menilai model stuktural dimulai dengan melihat nilai R-squares untuk setiap nilai variabel endogen sebagai kekuatan prediksi dari model structural. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel laten endogen apakah memiliki pengaruh yang substantive. Nilai R-square 0,67, 0,33, dan 0,19 menunjukan model kuat, moderat dan lemah (Chin, 1998 dalam Ghozali dan Latan, 2015). PLS R-Squares mempresentasikan jumlah variance dari konstruk yang dijelaskan oleh model (Ghozali dan Latan, 2015). Semakin tinggi nilai R-square, semakin baik model prediksi dan model penelitian yang diajukan.

b. 𝑄2 Predictive Relevance

Selain melihat besarnya R-square, evaluasi model PLS dapat juga dilakukan dengan melihat 𝑄2 untuk mempresentasikan sintesis dari cross-validation dan fungsi fitting dengan prediksi dari observed variabel dan estimasi dari parameter konstruk. 𝑄2mengukur sebrapa

(21)

71 baik nilai observasi yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai 𝑄2> 0 menunjukan bahwa model mempunyai predictive relevance, sedangkan 𝑄2< 0 menunjukan bahwa model kurang memiliki predictive relevance (Ghozali dan Latan, 2015). c. Quality Index

PLS path modelling dapat mengidentfikasi kriteria globa optimization untuk mengetahui goodness of fit dengan GoF index. GoF index dikembangkan oleh Tenenhaus et al (2004) digunakan untuk mengevaluasi model pengukuran dan model structural. Selain itu

GoF index juga menyediakan pengukuran sederhana untuk

keseluruhan dari prediksi model. Kriteria nilai GoF adalah 0,10 (GoF small), 0,25 (GoF medium), 0,36 (GoF large) (Ghozali dan Latan, 2015). Rumus menghirung GoF sebagai berikut (Tanenhaus et al, 2004 dalam Ghozali dan Latan, 2015):

𝐺𝑜𝐹 = √𝐶𝑜𝑚 x 𝑅2

Keterangan:

GoF : Goodnes of Fit

Com : Average communality Index

R : Average R-square

(22)

72 Dalam menilai signifikansi pengaruh atar variabel diperlukan prosedur bootstrapping. Prosedur bootsrapping merupakan prosedur yang menggunakan seluruh sampel asli untuk melakukan resampling kembali. Ghozali dan Latan (2015) menyarankan number of bootstrap sejumlah sample 200-1000 sudah cukup untuk mengoreksi standar error estimate PLS. dalam metode resampling bootstrap, nilai signifikansi yang digunakan (two-tailed) t-value 1,65 (significance level= 10%) 1,96 (significance level=5%) dan 2,58 (significanece level=1%).

Ringkasan dalam pengujian evaluasi model structural aatau pengujian hipotesis ditunjukkan pada table 3.2

Tabel 3.2 Ringkasan Ecaluasi Model Struktural (Inner Model)

Kriteria Nilai Minimal

R-Square 0,67, 0,33, dan 0,19 menunjukkan model kuat, moderat

dan lemah (Chin et al, 1998)

Effect Size 0,02, 0,15 dan 0,35 (Kecil, menengah dan besar) Q2 predictive relevance Q2 >0 menunjukkan model mempunyai preditive

relevance dan jika Q2 < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance

Q2 predictive relevance 0,02, 0,25 dan 0,35 (lemah, moderat, kuat)

Signifikansi (two-tailed) t-value 1,65 (significance level= 10%) 1,96 (significance level=5%) dan 2,58 (significanece level=1%).

Sumber: Diadopsi dari Chin (1998), Chin (2010b), Heir et al (2011), Heir et al (2012) dalam Ghozali dan Latan (2015)

(23)

73 e. Analisis SEM dengan efek Mediasi

Pengujian efek mediasi dalam analisis menggunakan PLS menggunakan prosedur yang dikembangkan oleh Baron dan Kenny (1998) dalam Ghozali dan Latan (2015). Berikut prosedur yang harus dilakukan:

1) Model pertama, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) dan harus signifikan pada T-statistik>1,96. 2) Model kedua, menguji pengaruh variabel eksogen (X) terhadap

variabel mediasi (M) dan harus signifikan pada statistic T-statistik > 1,96.

3) Model ketiga, menguji secara simultan pengaruh variabel eksogen (X) dan mediasi (M) terhadap variabel endogen (Y). pada pengujian tahap akhir diharapkan pengaruh variabel eksogen (X) terhadap (Y) tidak signifikan sedangkan pengaruh variabel mdiasi (M) terhadap variabel endogen (Y) harus signifikan pada T-statistik > 1,96.

Gambar

Tabel 3.1 Ringkasan Rule of Thumb Evaluasi Model Pengukuran  (Outer Model)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan mengunakan mesin Los Angeles. Alat-alat yang dipergunakan adalah:..

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kehidupan penuh rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

1) Perbedaan pengaruh antara penggunaan pendekatan konstruktivisme melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan Jigsaw II terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa

Penelitian ini bermaksud memberikan penyelesaian yang bisa membantu pihak sekolah dalam pelaksanaan simulasi ujian nasional dengan merancang dan membangun sebuah

Source: PT Selamat Sempurna Tbk, PEFINDO Research &amp; Consulting - Equity &amp; Index Valuation Division BUSINESS INFORMATION... “ Disclaimer statement in the last page is

Umbilical Cord Coiling Index and Perinatal Outcome. Appiah,

Daftar Unit Kompetensi. List of Unit(s) of

Berdasarkan paparan dan beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa metode penilaian kinerja keuangan bank menggunakan CAMELS banyak dilakukan oleh para peneliti,