51 BAB IV
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
4. PETUNJUK UMUM
Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan merupakan suatu keharusan dalam setiap tahap proses pelaksanaan proyek. Karena proyek harus dipandang sebagai suatu aktivitas yang menyeluruh yang pada hakekatnya adalah dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat dalam mewujudkan suatu kehidupan yang layak, berkeadilan dan sejahtera. Harapannya akan membawa dampak persepsi positif masyarakat terhadap proyek, khususnya di bidang Cipta Karya. Umumnya masyarakat menyatakan setuju dengan adanya proyek pembangunan di wilayahnya. Respon positif yang ditujukan masyarakat tersebut didasarkan pada harapan peningkatan kesempatan kerja yang akhirnya pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi proyek.
Proses keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan dapat dimulai dengan adanya sosialisasi untuk setiap kegiatan, terutama yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap komponen lingkungan hidup di lokasi dan sekitar lokasi kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup wajib untuk melaksanakan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Kegiatan-kegiatan yang wajib AMDAL diatur dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Tidak membedakan apakah kegiatan diprakarsai oleh Pemerintah maupun Pihak Swasta. Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. 08 tahun 2000 tentang Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam proses AMDAL, peran serta dan partisipasi masyarakat sangat diharapkan dalam setiap kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup. Penilaian
52 terhadap lingkungan hidup dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat secara langsung.
4.1 ANALISA SOSIAL
Pembangunan kewilayahan dilaksanakan dengan mengakomodasikan permasalahan dan kebutuhan pembangunan tiap-tiap wilayah dan didukung oleh partisipasi seluruh masyarakat dengan menerapkan konsep semangat gotong royong kepada masyaraka.
Budaya merupakan salah satu yang aset kota Sanggau, sehingga perlu dilestarikan dan dikembangkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Aset budaya mengalami tantangan terhadap perubahan visual, fungsi dan lingkungan, sehingga revitalisasi kawasan/bangunan sejarah perlu diperhatikan dalam pembangunan kawasan permukiman, salah satunya yang sedang dikembangkan : kampung wisata sentana, revitalisasi keraton beringin, revitalisasi bangunan peningalang bersejarah, dan pembangunan alun-alun kota sanggau
Peningkatan pemberdayaan masyarakat yang berafirmatif gender melalui pemebrdayaan masyarakat berbasis kewilayahan diseluruh kecamatan dengan keikutsertaan minimal 31%
4.2 ANALISA EKONOMI
Proporsi kemiskinan di kota Sanggau relatif tinggi Garis kemiskinan di Kabupaten Sanggau tahun 2014 adalah 235.298 rupiah per kapita per bulan. Garis kemiskinan tersebut di bawah garis kemiskinan Provinsi Kalimantan Barat yang sebesar 243.637 rupiah per kapita per bulan. Pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin Kabupaten Sanggau berjumlah 19,69 ribu jiwa atau sekitar 4,47 persen dari jumlah penduduk pada tahun yang sama. Persentase Jumlah penduduk miskin pada tahun 2014 adalah 0,24 persen lebih rendah dibanding tahun 2013 yang sebesar 4,71 persen.
Penataan kawasan/revitalisasi bangunan bersejarah dapat meningkatkan daya tarik wisata sehingga mendorong ekonomi lokal.
53 Masyarakat terlibat bersama dalam upaya penataan kawasan sebagai kawasan budaya maupun kawasan ekonomi misalnya dalam hal pengembangan kampung wisata.
4.3 ANALISIS LINGKUNGAN 4.3.1 Sistem Pengelolaan
Dalam sistem pengelolaan lingkungan ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dan tidak dapat dipisah-pisahkan, yaitu:
a. Siapa yang akan melakukan pengelolaan tersebut dan pengelolaan lingkungan apa yang harus dilakukan
b. Cara pengelolaan bangaimana yang akan dilakukan atau teknologi apa yang akan digunakan agar hasilnya sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah
c. Teknologi yang akan digunakan tergantung pada kemampuan biaya yang akan dikeluarkan terutama kemampuan dari pemilik proyek sebagai pemrakarsa kegiatan.
Kaitan dan penetapan dari ke tiga faktor tersebut perlu ditunjang oleh peraturan-peraturan atau pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Berdasarkan ke tiga faktor tersebut maka pendekatan sistem pengelolaan lingkungan dapat disusun melalui:
a. Instansi pelaksana pengelolaan lingkungan dan pengawasan dari pelaksanaan
b. Cara atau teknologi pengelolaan lingkungan c. Biaya pengelolaan lingkungan
4.3.2 Pelaksanaan Pengelolaan
Uraian kegiatan pelaksanaan pengelolaan adalah sebagai berikut:
a. Tentukan kelembagaan yang akan berurusan, berkepentingan dan berkaitan dalam pengelolaan lingkungan, khususnya pihak-pihak yang melakukan pengelolaan lingkungan
54 b. Bagi proyek yang sudah berjalan perlu membentuk suatu unit organisasi yang bertanggungjawab di bidang lingkungan hidup untuk melaksanakan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL). Untuk perlu dicantumkan unit organisasi tersebut yang mencakup:
Struktur organisasi dan personilnya Bidang tugas masing-masing staf Tata kerjanya
c. Pembiayaan-pembiayaan untuk melaksanakan RKL merupakan tugas dan tanggung jawab dari penanggungjawab yang bersangkutan. Pembiayaan tersebut antara lain:
Biaya investasi
Biaya personil dan biaya operasional
Biaya pendidikan serta latihan keterampilan operasional
4.3.3 Pembiayaan Pengelolaan
Pembiayaan pengelolaan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh aktivitas suatu kegiatan yang menyebabkan terjadinya dampak terhadap lingkungan hidup merupakan kewajiban dari setiap pemrakarsa proyek untuk membiayai aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.
Permasalahan yang sering timbul adalah apabila suatu industri-industri kecil yang memiliki keuntungan yang sangat kecil sehingga tidak mampu untuk membiayai pengelolaan lingkungan. Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah dalam hal pembiayaan pengelolaan lingkungan tersebut.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka penetapan siapa yang bertanggungjawab atas suatu aktifitas pengelolaan lingkungan dan siapa yang membiayai haruslah ditunjang oleh suatu peraturan atau pedoman dari pemerintah.
4.3.4 Rencana Pemantauan Safeguard Lingkungan
Pemantauan merupakan hal yang sangat penting dalam pengelolaan lingkungan. AMDAL tanpa diikuti oleh aktivitas pemantauan tidak akan
55 berarti apapun. Hasil pemantauan merupakan bahan untuk melakukan evaluasi atas kebijaksanaan yang diambil oleh pengambilan keputusan berdasarkan laporan ANDAL, apakah perlu perbaikan atau tidak.
Di Kabupaten Sanggau sampai saat ini, dalam pelaksanaan pembangunan proyek atau sub proyek khususnya kegiatan dalam bidang ke Cipta Karyaan, masih kurang dalam pemantauan terhadap dampak proyek atau kegiatan tersebut. Kurangnya pengertian terhadap aktivitas pemantauan disebabkan oleh anggapan sebagai berikut:
Pemantauan hanya akan membuang, tenaga dan biaya
Belum adanya pemahaman terhadap pentingnya aktivitas pemantauan Dalam peraturan yang ada pemerintah belum mencantumkan perlunya
aktivitas pemantauan lingkungan.
4.3.5 Tipe Pemantauan
Untuk melaksanakan aktivitas pemantauan terhadap lingkungan sosial, maka dapat dibedakan beberapa tipe pemantauan sebagai berikut:
a. Inspeksi
Inspeksi adalah bentuk pemantauan yang paling sederhana, yang merupakan pengawasan secara teratur pada tingkat-tingkat aktivitas peroyek yang diusulkan.
b. Pemantauan Perijinan
Pemantauan secara periodik berdasarkan fase-fase pembangunan c. Pemantauan percobaan lingkungan
Pemantauan dilakukan pada suatu percobaan dengan menggunakan hipotesis dari pendugaan suatu perubahan lingkungan dengan memberikan perlakuan-perlakuan.
d. Pemantauan kualitas lingkungan
Pemantauan ini ditujukan kepada perubahan dari kualitas lingkungan yang pengukurannya pada fenomena ekologi khusus yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung, baik yang disebabkan oleh aktivitas manusia maupun aktivitas proyek.
56 Pemantauan ini dilakukan oleh pemerintah atau suatu tim untuk menilai atau mengukur tingkat efisiensi dan efektifitas dari suatu kebijaksanaan atau program.
f. Pemantauan evaluasi proyek
Pemantauan ini dilakukan pada proyek-proyek atau kegiatan yang dibiayai oleh dana bantuan internasional.
g. Pemantauan perjanjian atau kontrak dalam bidang sosial ekonomi Merupakan pemantauan mengenai perjanjian yang diadakan antara pemerintah dan swasta selaku pemrakarsa kegiatan
h. Pemantauan pengelolaan dampak dari proyek
Pemantauan yang menyangkut perkembangan dari kegiatan proyek dan dampak yang ditimbulkan pada semua aspek.
i. Pemantauan dampak kimulatif
Pemantauan menyangkut suatu daerah yang biasanya cukup luas dimana pembangunanindustri atau pertanian dan/atau perubahan sosial-budaya berubah dengan cepat.
Berdasarkan uraian terhadap tipe-tipe pemantauan lingkungan tersebut di atas dan disesuaikan dengan keadaan yang ada di Kabupaten Sanggau, maka sampai saat ini di Kabupaten Sanggau tipe pemantauan lingkungan yang digunakan dalam memantau kegiatan atau aktivitas proyek khususnya bidang Cipta Karya hanya terbatas pada pemantauan terhadap aktivitas atau kegiatan proyek dan pemantauan terhadap perijinan.
Namun untuk kegiatan atau proyek lain di luar bidang Cipta Karya misalnya bidang perkebunan, kehutanan dan pertambangan serta industri telah melakukan pemantauan lingkungan secara menyeluruh.
4.3.6 Prosedur Pemantauan
Prosedur pemantauan lingkungan merupakan suatu proses mengukur dampak yang telah diduga atau perubahan yang telah diduga. Adapun urutan-urutan prosedur pemantauan lingkungan adalah sebagai berikut:
57 a. Dengan adanya pendugaan dampak pada suatu komponen lingkungan
maka dapat disusun suatu perumusan dari permasalahannya.
b. Berdasarkan perumusan permasalahan kemudian disusun hipotesis-hipotesis.
c. Perlu pemahaman-pemahaman terhadap variasi-variasi yang ada di alam untuk menentukan waktu dan tempat pengukuran indikator-indikator ekologi yang akan menunjukkan adanya perubahan lingkungan.
d. Desain pengambilan contoh disusun sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat untuk dianalisis.
4.3.7 Pelaksanaan Pemantauan
Uraian tentang pelaksanaan pemantauan adalah sebagai berikut:
a. Uraian tentang kelembagaan yang akan mengurus dan berkepentingan dalam pelaksanaan pemantauan lingkungan.
b. Uraian tentang kelembagaan yang mengurus dan berkepentingan dalam mendayagunakan hasil pemantauan lingkungan yang secara implisit melakukan juga pengawasan terhadap pelaksanaan pemantauan lingkungan.