LAMPIRAN
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi PT. Angkasa Pura II (Persero)
1 General Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan kegiatan :
a. Penyiapan, penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan Kantor Cabang untuk menunjang strategi bisnis dan kegiatan operasional Kantor Cabang;
b. Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi penyediaan, pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya di Bandar Udara; c. Penyusunan sistem dan prosedur serta pembinaan kegiatan penyediaan,
pengelolaan, pengusahaan dan pelayanan jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta optimalisasi pemanfaatan sember daya di Bandar Udara;
d. Pengendalian dan pengurusan aset perusahaan yang digunakan Kantor Cabang; e. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di Kantor Cabang berikut
kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi;
f. Penyiapan dan penelaahan data dalam rangka perumusan kebijakan di bidang pengelolaan Kantor Cabang baik fungsi operasi, teknik, maupun administrasi, keuangan dan komersial;
h. Penyusunan laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi;
i. Pemantauan dan pengajuan usulan kepada Direksi tentang pelaksanaan fungsi pelayanan & penyelenggaraan usaha Kantor Cabang.
2 Air Traffic Services Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Air Traffic Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulan; b. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pelayanan pengendalian
dan pengawasan operasi keselamatan lalulintas terminal area dan lower area; c. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pelayanan pengendalian
dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di Bandar Udara dan wilayah udara sekitarnya;
d. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah Medan Sector;
f. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara, pengiriman dan penerrimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan antara stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan pengolahan, pengumpulan, penyimpanan dan penyebaran informasi aeronautika di wilayah kewenangannya;
g. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Air Traffic Services di wilayah kantor Cabang.
Bagian ini mencakup:
3 Medan ACC Lower Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Medan ACC Lower dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah kewenangannya;
4 Aeronautical Information Services Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Aeronautical Information
Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan
maupun triwulan;
b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengiriman dan penerimaan berita-berita penerbangan melalui hubungan antar stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan pengolahan, pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran informasi aeronautika di dalam wilayah tanggungjawabnya;
c. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain yang terkait dengan kegiatan fungsi Aeronautika Information Services di wilayah Kantor Cabang.
5 ADC & APP Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di Bandar Udara dan wilayah udara sekitarnya;
c. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara di wilayah
control zone;
d. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Aerodrome Control Tower & Approach
Control unit – Terminal Control Area (ADC & APP) di wilayah kantor
Cabang.
6 Airport Service Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Airport Service dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
b. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pengaturan pelayanan sisi udara (airside), sisi darat (landside), terminal dan fasilitasnya, pelayanan sistem informasi operasional bandar udara serta pelayanan pelanggan (customer service);
informasi operasional bandar udara serta pelayanan pelanggan (customer
service);
d. Pengkajian dan pengajuan usaha kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Airport Services di wilayag Kantor Cabang.
Bagian ini mencakup :
7 Landside Services Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Landside Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelayanan & pengelolaan kegiatan di sisi darat seperti terminal (mencakup trolley, kebersihan dan suhu ruangan), angkutan serta proses administrasi kendaraan dan fasilitas pendukungnya (termasuk asuransi kendaraan) serta pelayanan fungsiVIP Room;
c. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelayanan informasi dan komunikasi yang berhubungan dengan penerbangan dan pariwisata untuk pemakai jasa bandar udara termasuk sistem informasi operasional Bandara;
keluhan, pengukuran, pencatatan, perhitungan & pendokumentasian data dukung LOS terminal sesuai petunjuk teknis;
e. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Landside Services di wilayah Kantor Cabang.
8 Airside Services Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Airside Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulan; b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan
pelayanan & pengelolaan kegiatan di sisi udara serta pengukuran, pencatatan, penghitungan & pendokumentasian data dukung LOS terminal sesuai petunjuk teknis;
c. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Airside Services di wilayah Kantor Cabang.
9 Airport Safety & Security Service Manager
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Airport Safety & Security
Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan
maupun triwulan;
b. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pengamanan Bandar Udara, melakukan tindakan yang diperlukan bial ditemukan adanya indikasi yang dapat membahayakan kegiatan operasional Bandar Udara, keamanan dan keselamatan penerbangan, pelanggaran terhadap peraturan perusahaan dan kelancaran pelayanan bandara serta pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran serta pemindahan pesawat udara (salvage) di daerah lingkungan kerja Bandar udara sesuai ketentuan;
c. Pemantauan dan pengendalian kegiatan Bandar Udara, melakukan tindakan yang diperlukan bila ditemukan adanya indikasi yang dapat membahayakan kegiatan operasional Bandar udara, keamanan dan keselamatan penerbangan, pelanggaran terhadap peraturan perusahaan dan kelanvaran pelayanan bandara serta pemberian pertolongan kecelakeaaan penerbangan dan pemadaman kebakaranserta pemindahan pesawat udara (salvage) di Daerah lingkungan Kerja Bandar Udara sesuai ketentuan;
Bagian ini mencakup :
10 Rescue & Fire Fighting Services Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Rescue & Fire Fighting
Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan
maupun triwulanan;
b. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran; c. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan
penanggulangan keadaan gawat darurat medik;
d. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Rescue & Fire Fighting Services di wilayah Kantor Cabang.
11 Security Services Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan:
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Security Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
udara sesuai prosedur pemeriksaan yang berlaku, khususnya pada setiap screening check point dan pada tempat-tempat pemeriksaan lainnya yang telah ditentukan serta pengamanan umum serta penertiban lalu lintas kendaraan dan patroli di lingkungan kerja bandar udara;
c. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Security Services di wilayah Kantor Cabang.
12 Electronic Engineering Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
a. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Electronic Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
b. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik elektronika di wilayah kerja Bandar Udara serta pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik elektronika sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh Direksi;
d. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Electronika Engineering di wilayah Kantor Cabang.
Bagian ini mencakup :
13 Radar & Navigation Engineering Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Radar & Navigation
Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA
tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pemeliharaan , pengoperasian dan pemantauan serta laporan fasilitas pendaratan presisi, teknik rambu udara, radar head dan fasilitas radar display di wilayah kerja bandar udara;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Radar & Navigation Engineering di wilayah Kantor Cabang.
14 Aviation Telecomunication Engineering Junior Manager
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Aviation Telecomunication
Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA
tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas telekomunikasi penerbangan;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Aviation Telecomunication Engineering di wilayah Kantor Cabang.
15 Airport Electronic & Information Technology Support Junior Manager Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Airport Electronic & Information Technology Support dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Airport Electronic & Information Technology Support di wilayah Kantor Cabang.
16 Civil Engineering Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Civil Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik umum di wilayah kerja Bandar Udara serta pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh Direksi;
3. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik umum di wilayah kerja Bandar Udara serta pelaksanaan pembangunan fasilitas teknik umum sesuai dengan pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh Direksi;
Bagian ini mencakup :
17 Terminal Building Engineering Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Terminal Building
Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA
tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan fasilitas teknik umum seperti bangunan terminal, taman indoor, toilet, rambu-rambu serta pemastian kebersihan di wilayah Terminal;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Terminal Building Engineering di wilayah Kantor Cabang.
18 Operational Building & Landscape Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Terminal Building
Engineering dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA
tahunan maupun triwulanan;
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi pemeliharaan, pemantauan dan pelaporan kegiatan tata lingkungan di luar terminal;
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi penyelenggaraan peralatan dan perbengkelan teknik sipil;
5. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi pemeliharaan, pemantauan dan pelaporan fasilitas pagar, perimeter, saluran dan pemotongan rumput di wilayah sisi darat serta kebersihan bangunan dan parkir serta peralatan hygiene sanitasi;
6. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Operational Building & Landscape di wilayah Kantor Cabang.
19 Runway & Road Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Runway & Road dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelaksanaan, pemeliharaan, pengoperasian dan pemantauan serta pelaporan prasarana jalan lingkungan dan inspeksi serta akses/penghubung diseluruh wilayah air side dan land side;
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelaksanaan, pemeliharaan, pengoperasian dan pemantauan serta pelaporan prasarana parkir dan jembatan atau gorong-gorong di wilayah air side dan land side;
5. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pelaksanaan, pemeliharaan, pengoperasian dan pemantauan serta pelaporan marka dan rambu di wilayah selain terminal;
6. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Runway & Road di wilayah Kantor Cabang.
20 Commersial Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Commersial dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
3. Pemantauan dan pengendalian kegiatan penyiapan dan pelaksanan pengaturan serta pengawasan kegiatan pengelolaan pendapatan langsung seperti fess & charges, pendapatansewa, konsesi dan pendapatan lain-lainnya;
4. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Commercial di wilayah Kantor Cabang.
Bagian ini mencakup :
21 Concession & Rent Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Concession & Rent dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penyiapan dan pelaksanaan pengaturan serta pengawasan kegiatan pengelolaan pendapatan sewa, konsesi dan pendapatan lain-lainnya;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Concession & Rent di wilayah Kantor Cabang.
22 Charges & Fees Junior Manager
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Charges & Fess dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penyiapan dan pelaksanaan pengaturan serta pengawasan kegiatan pengelolaan pendapatan langsung berupa charges & fess;
3. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Charges & Fess di wilayah Kantor Cabang.
23 Personnel & General Affairs Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Personnel & General Affairs dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja administrasi kepegawaian, pengembangan karyawan, kegiatan pengelolaan ketatausahaan, pengelolaan data pelaporan, kerumahtanggaan, keprotokoleran, penyusunan dan penelaahan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian advokasi dan penyelesaian / tindak lanjut permasalahn hukum serta administrasi perjanjian dan kerjasama;
data pelaporan, kerumahtanggaan, keprotokoleran, penyusunan dan penelaahan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian advokasi dan penyelesaian/tindak lanjut permasalahan hukum serta adminitrasi perjanjian dan kerja sama;
4. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan Personnel & General Affairs di wilayah Kantor Cabang.
Bagian ini mencakup :
24 Personnel Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Personnel dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan tata usaha kepegawaian, administrasi cuti karyawan, data kepegawaian, identitas dan dokumentasi karyawan, pernyataan jabatan / pakta integritas serta usulan penghargaan dan pensiun karyawan;
sumbangan kematian, sumbangan bencana alam dan administrasi perjalanan dinas karyawan kantor Cabang serta penilaian kinerja;
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan administrasi dan pelaksanaan kegiatan pelatihan karyawan, pengembangan karir yang meliputi usulan promosi dan rotasi karyawan kantor cabang sesuai dengan kewenangan yang dimiliki;
5. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan Personnel di wilayah Kantor Cabang.
25 General Affairs Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja General Affairs dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan.
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengelolaan ketatausahaan dan administrasi tata naskah dokumen, kearsipan serta penyusunan, pengelolaan, penyajian data dan laporan;
4. Pelaksanaan dan pengandalian program kerja yang meliputi kegiatan penyusunan dan penelaahan peraturan, dokumentasi hukum, pemberian advokasi dan penyelesaian/ tindak lanjut permasalahan hukum, administrasi perjanjian dan kerjasama pengadaan barang/jasa serta administrasi perjanjian dan kerjasama komersial;
5. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan General Affairs di wilayah Kantor Cabang.
26 Finance Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Charges & Fess dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja penyiapan dan pelaksanaan pengaturan serta pengawasan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan, akuntansi dan pajak;
3. Pemantauan dan pengendalian kegiatan penyiapan dan pelaksanaan pengaturan serta pengawasan kegiatan pengelolaan administrasi keuangan, akuntansi dan pajak;
Bagian ini mencakup :
27 Finance Administration Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Finance Administration dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pencatatan dan kompilasi data penggunaan uang dalam kurun waktu tertentu, penerimaan, penyimpanan, pembayaran dan pertanggungjawaban uang kartal maupun unag giral, persetujuan pengisian petty cash, anggaran kantor Cabang serta laporan kegiatan / realisasi anggaran secara berkala;
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan administrasi, pembayaran pajak sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku serta pembuatan laporan secara berkala;
4. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Finance Administration di wilayah Kantor Cabang.
28 Accounting & Budgeting Junior Manager
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Accounting & Budgeting dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan akuntansi biaya dari pusat pendapatan serta kegiatan penyusunan laporan keuangan setiap satu bulan, tiga bulan, semesteran, dan tahunan ynag meliputi laporan produksi, laporan laba/ rugi, laporan kas dan neraca; satu blan, tiga bulan, semesteran dan tahunan yang meliputi laporan prodeksi, laporan laba/rugi, laporan kas dan neraca
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penerimaan pertanggungjawaban petty cash serta pencatatan berkas pengadaan dan Berita Acara Penerimaan Barang ( BAOB)
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pencatatan pembayaran barang / pekerjaan baik eksploitasi maupun investasi, pencatatan produksi dan pendapatan langsung (PSC, parkir, listrik dan lain-lain) dan tidak langsung (sewa, konsesi, PJP4U, dan lain-lain-lain)
5. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Accounting di wilayah Kantor Cabang.
29 Logistic Junior Manager
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Logistic dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pengadaan barang dan jasa serta menyusun analisis harga
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penerimaan. Penyimpanan dan pendistribusian barang serta pengelolaan pergudangan;
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan inventarisasi dan administrasi perlengkapan, pengelolaan , administrasi serta pengamanan asset perusahaan;
5. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Logistic di wilayah Kantor Cabang.
30 Account Receivable Junior Manager
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Account Receivable dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan pencatatan piutang para debitur yang memiliki usaha di wilayah Bandara Polonia, pelaksanaan rekonsiliasi dengan unit-unit terkait serta pembuatan laporan setiap bulan;
4. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Account Receivable di wilayah Kantor Cabang.
31 Small Medium Enterprises-Community Development Junior Manager Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Small & Medium Enterprises – Community Development dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan.
2. Pelaksanaan dan pengendaliam program kerja yang meliputi kegiatan analisis kelayaan usaha kecil yang diajukan oleh calon mitra binaan dan membantu mitra binaan dalam memperbaiki kinerja usaha sserta menyarankan jumlah hibah yang layak untuk suatu program bina lingkungan;
4. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Small & Medium Enterprises – Community Development di wilayah Kantor Cabang Polonia Medan.
32 Chief of Cargo Services
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Cargo Services dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan unit bisnis gudang kargo berikut kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan kebijaksanaan dan petunjuk yang telah ditetapkan oleh Direksi
3. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penertiban wilayah kerja unit bisnis gudang kargo untuk menunjang keamanan dan keselamatan penerbangan;
4. Pelaksanaan dan pengendalian program kerja yang meliputi kegiatan penyusunan laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil kegiatan usaha menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Direksi;
6. Pertanggungjawaban atas pengelolaan pelayanan kargo dan pencapaian sasaran kerja secara langsung kepada General Manager dan secara tidak langsung kepada Direksi
7. Pengkajian dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait dengan kegiatan fungsi Cargo Service di wilayah Kantor Cabang.
Bagian ini mencakup : 33 Officer in Charge
Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan melaporkan kegiatan :
1. Penyusunan dan pelaksanaan program unit kerja Officer in Charge dalam menunjang program kerja yang tertuang dalam RKA tahunan maupun triwulanan;
2. Penyusunan, pelaksanaan dan evaluasi program kerja pengkoordinasian & pengawasan pelaksanaan kegiatan pelayanan umum yang berkaitan dengan operasional Bandar Udara, kesiapan fasilitas operasional Bandar Udara serta pelaksanaan tugas-tugas pelayanan operasional;
3. Pemantauan dan pengendalian kegiatan pengkoordinasian & pengawasan pelaksanaan kegiatan pelayanan umum yang berkaitan dengan operasional Bandar Udara, kesiapan fasilitas operasional Bandar Udara serta pelaksanaan tugas-tugas pelayanan operasional;
KUISIONER PENGUKURAN BEBAN KERJA MENTAL
NASA TASK LOAD INDEX (TLX)
Nama :
Lingkarilah satu dari pasangan kategori ini yang Anda rasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental terhadap pekerjaan yang Anda lakukan.
2. Rating
Berilah tanda silang pada garis vertikal yang merupakan persepsi Anda terhadap pertanyaan di bawah ini.
PERTANYAAN SKALA
Seberapa besar tuntutan aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan dalam pekerjaan Anda (contoh: berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, melihat, mencari). Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, longgar atau ketat?
MD
Low High
0 100 Seberapa besar aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam
pekerjaan Anda (contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan, dan lainnya). Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, pelan atau cepat, tenang atau buru-buru?
PD
Low High
0 100 Seberapa besar tekanan waktu yang Anda rasakan selama
pekerjaan atau elemen pekerjaan berlangsung? Apakah pekerjaan perlahan dan santai, atau cepat dan melelahkan?
TD
Low High
0 100 Seberapa besar keberhasilan Anda di dalam mencapai target
pekerjaan Anda? Seberapa puas Anda dengan performansi Anda dalam mencapai target tersebut?
OP
Good Poor
0 100 Seberapa besar usaha yang Anda keluarkan secara mental dan
fisik yang dibutuhkan untuk mencapai level performansi Anda?
EF
Low High
0 100 Seberapa besar rasa tidak aman, putus asa, tersinggung, stres,
dan terganggu dibanding dengan perasaan aman, puas, cocok, nyaman, dan kepuasaan diri yang dirasakan selama mengerjakan pekerjaan tersebut?
FR
Low High
WORK SAMPLING STUDY FORM
Date :No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
No. Random Time
Operator APP Operator ACC
DAFTAR PUSTAKA
Arsi, Raras Mayang dan Sri Gunani Partiwi. 2012. Analisis Beban Kerja Pegawai
Secara Subjektif dengan Menggunakan Metoda NASA-TLX (Studi Kasus
pada Bagian Proses Manufaktur di PT. Agronesia Divisi Industri
Plastik-Bandung). Jurnal Teknik ITS Vol.1, No.1, ISSN: 2301-9271.
Atkinson, J.M. 1988. Analysis of Mental Processes Involved in Air Traffic
Control. in Ergonomics, Vol. 14. Dalam Occupational Stress and Stress
Prevention in Air Traffic Control. Giovanni Costa. International Labour
Office.
Barnes, Ralph. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement of Work. Edisi Ketujuh. New York: John Wiley & Sons.
Costa, Giovanni. 2005. Occupational Stress and Stress Prevention in Air Traffic
Control. Geneva: International Labour Office.
Freivalds, Andris dan Benjamin Niebel. 2009. Niebel’s Methods, Standards, and Work Design. Edisi Keduabelas. New York: McGraw-Hill.
Glantz, Stanton A. 2001. Primer of Biostatistics. Edisi Kelima. New York: McGraw-Hill.
Hart dan Staveland. 1988. Development of NASA-TLX (Task Load Index): Results
of Empirical and Theoretical Research. Dalam Subjective Scales of Effort
and Workload Assessment, Sherehiy dan Karwowski. University of
Jex, Henry. 1988. Measuring Mental Workload: Problems, Progress, and Promises. Dalam Bahan Kuliah Perancangan, Pengukuran, dan
Pembakuan Sistem Kerja. Hilma Raimona Zadri. Universitas Andalas.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi. 2012. Data Investigasi Kecelakaan Transportasi Udara Tahun 2007 – 2012. Media Release Akhir Tahun 2012. Miller, Sarah. 2001. Workload Measure. Iowa City : The University of IOWA. NASA Ames Research Center. NASA Task Load Index: Computerized Version.
California.
Rail Safety & Standards Board. 2006. Coping with Shift Work & Fatique. A Good
Practice Guide for Drivers.
Siegel dan Castellan. Nonparametric Statistics for The Behavioral Sciences. Edisi Kedua. New York: McGraw-Hill.
Sutalaksana, Iftikar. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Syafei, M. Yani dan Wahyu Katon. 2011. Analisis Beban Kerja untuk
Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Kompetensi
Karyawan Berdasar Pada Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik
Wedderburn, A. 1991. Guidelines for Shiftworkers, Bulletin of European Shiftwork Topics (BEST) No. 3 European Foundation for the Improvement of Living and Working Conditions. Dublin. Dalam
Occupational Stress and Stress Prevention in Air Traffic Control.
Giovanni Costa. International Labour Office.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2008. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Cetakan Keempat. Surabaya: Guna Widya.
Wise, et.al. 1991. Automation and Systems Issues in Air Traffic Control, NATO ASI Series Vol. F73. Berlin: Springer-Verlag. Dalam Occupational Stress
and Stress Prevention in Air Traffic Control. Giovanni Costa.
International Labour Office.
Zadry, Hilma Raimona. 2007. Bahan Kuliah Perancangan, Pengukuran, dan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Beban Kerja2
3.1.1 Beban Mental
Definisi beban kerja mental menurut Henry R. Jex (1988) adalah selisih antara tuntutan beban kerja dari suatu tugas dengan kapasitas maksimum beban mental seseorang dalam kondisi termotivasi. Beban kerja sebaiknya dirancang sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan baik fisik maupun mental pekerja. Beban yang dialami seorang pekerja dapat berupa:
1. Beban fisik.
2. Beban mental/psikologis.
3. Beban sosial/moral yang timbul dari lingkungan kerja.
3
2
Hilma Raimona Zadry. 2007. Bahan Kuliah Perancangan, Pengukuran, dan Pembakuan Sistem
Pengukuran beban mental dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Secara Teoritis meliputi:
a. Pendekatan ergonomi-biomekanik
b. Pendekatan psikologis
Pengukuran pendekatan psikologis menggunakan atribut-atribut seperti motivasi, antisipasi, keterampilan, dan batas marginal kelelahan.
2. Secara Teknis
a. Pengukuran beban kerja mental secara objektif (Objective Workload
Measurement).
b. Pengukuran beban kerja mental secara subjektif (Subjective Workload
Measurement).
Pengukuran beban kerja mental secara objektif merupakan suatu pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data-data kuantitatif. Yang termasuk ke dalam pengukuran beban kerja mental ini diantaranya:
1. Pengukuran denyut jantung
Pengukuran ini digunakan untuk mengukur beban kerja dinamis seseorang sebagai manifestasi gerakan otot. Metode ini biasanya dikombinasikan dengan perekaman gambar video, untuk kegiatan motion study.
2. Pengukuran cairan dalam tubuh
Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui kadar asam laktat dan beberapa indikasi lainnya yang bisa menunjukkan kondisi dari beban kerja seseorang yang melakukan suatu aktivitas.
3. Pengukuran waktu kedipan mata
kedipan matanya akan lama, sedangkan untuk orang yang bekerja ringan (tidak terbebani mental maupun psikisnya), durasi kedipan matanya relatif cepat. 4. Pola gerakan bola mata
Umumnya gerakan bola mata yang berirama akan menimbulkan beban kerja yang optimal dibandingkan dengan gerakan bola mata yang tidak beraturan. 5. Pengukuran dengan metode lainnya dengan alat ukur Flicker
Alat ini dapat menunjukkan perbedaan performansi mata manusia, melalui perbedaan nilai flicker dari tiap individu. Perbedaan nilai flicker ini umumnya sangat dipengaruhi oleh berat/ringannya pekerjaan, khususnya yang berhubungan dengan kerja mata.
Pengukuran beban kerja mental secara subjektif merupakan pengukuran beban kerja di mana sumber data yang diolah adalah data yang bersifat kualitatif. Pengukuran ini merupakan salah satu pendekatan psikologi dengan cara membuat skala psikometri untuk mengukur beban kerja mental. Cara membuat skala tersebut dapat dilakukan baik secara langsung (terjadi secara spontan) maupun tidak langsung (berasal dari respon eksperimen). Metode pengukuran yang digunakan adalah dengan memilih faktor-faktor beban kerja mental yang berpengaruh dan memberikan rating subjektif.
Metode pengukuran beban kerja mental secara subjektif antara lain: 1. NASA Task Load Index (NASA-TLX)
2. Harper Qoorper Rating
3.2 NASA Task Load Index (NASA-TLX)4
NASA-Task Load Index adalah prosedur rating multidimensional yang membagi beban kerja (workload) atas dasar rata-rata pembebanan 6 subskala, yaitu mental demands, physical demands, temporal demands, own performance,
effort, dan frustration. Tiga subskala di atas berhubungan dengan orang yang dinilai/diukur (object assessment), yaitu mental demands, physical demands, dan
temporal demands. Tiga subskala ini berhubungan dengan interaksi antara subjek
dengan pekerjaannya (task), yaitu own performance, effort, dan frustration. Berikut gambar dari Rating Sheet untuk 6 subskala yang dapat dilihat pada Gambar 3.1.
4
Deskripsi dimensi NASA-TLX dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Deskripsi Dimensi NASA TLX
Dimensi Skala Deskripsi
Kebutuhan Mental
Rendah - tinggi
Seberapa besar tuntutan aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan dalam pekerjaan Anda (contoh: berpikir, memutuskan, menghitung, mengingat, melihat, mencari). Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, sederhana atau kompleks, longgar atau ketat?
Kebutuhan Fisik
Rendah - tinggi
Seberapa besar aktivitas fisik yang dibutuhkan dalam pekerjaan Anda (contoh: mendorong, menarik, memutar, mengontrol, menjalankan, dan lainnya). Apakah pekerjaan tersebut mudah atau sulit, pelan atau cepat, tenang atau buru-buru?
Kebutuhan Waktu
Rendah - tinggi
Seberapa besar tekanan waktu yang Anda rasakan selama pekerjaan atau elemen pekerjaan berlangsung? Apakah pekerjaan perlahan dan santai, atau cepat dan melelahkan?
Performansi Baik – jelek
Tabel 2.1 Deskripsi Dimensi NASA TLX (Lanjutan)
Dimensi Skala Deskripsi
Tingkat Usaha
Rendah – tinggi
Seberapa besar usaha yang Anda keluarkan secara mental dan fisik yang dibutuhkan untuk mencapai level performansi Anda?
Tingkat frustrasi
Rendah – tinggi
Seberapa besar rasa tidak aman, putus asa, tersinggung, stres, dan terganggu disbanding dengan perasaan aman, puas, cocok, nyaman, dan kepuasaan diri yang dirasakan selama mengerjakan pekerjaan tersebut?
Instruksi Pemberian skor pada NASA Task Load Index:5
1. Dalam kolom perhitungan dicatat data untuk setiap peserta yang memilih skala pada evalausi kartu (misalnya setiap peserta melingkari “Kebutuhan Mental” pada kartu, maka ditempatkan pada baris “Kebutuhan Mental” dari kolom tally).
2. Jumlahkan jumlah tanda tally untuk setiap skala masing-masing kolom tally, lalu tulis jumlah tanda pada kolom pembobotan. Pembobotan tidak boleh lebih dari 5.
4. Dalam kolom Raw Ratings, ditulis ulang respon dari Rating Sheet untuksetiap skala. Rating sheet terdiri dari garis-garis vertical yang memiliki nilai dari 0 sampai 100 dan dibagi ke dalam interval 5 untuk setiap skala. Misalnya, jika peserta memilih garis yang ditandai dengan “X”, maka skornya akan menjadi 4x5 = 20.
Jika peserta memilih di anatara 2 garis, maka nilai yang di sebelah kanannya yang digunakan (pembulatan ke atas). Maksimum nilai Raw Rating adalah 100. 5. Dikalikan nilai Raw Rating dengan nilai Weight untuk setiap skala. Angka hasil
perkalian tersebut ditulis di kolom Adjusted Rating.
6. Selanjutnya, dibagikan dengan 15 total jumlah angka di kolom Adjusted Rating untuk memperoleh nilai keseluruhan Weighted Workload. Ditulis hasilnya di kolom Weighted Rating.
Tabel 3.2 Lembar Kerja Perhitungan Beban Kerja Lembar Kerja Perhitungan dan Pembobotan Sumber Beban Kerja
Skala Tally Weight Raw Rating Adjusted Rating (Weight x Raw) Kebutuhan Mental
Keburuhan Fisik
Kebutuhan Waktu Performansi Usaha
Frustasi/Tingkat Stres
Total
Jumlah Kolom “Adjusted Rating” WEIGHTED RATING (Jumlah Adjusted Rating/15)
3.3 Pengukuran Waktu6
satu metode yang digunakan untuk menentukan a fair day’s work (Andris Freivaids dan Benjamin Niebel, 2009). Secara singkat pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan.
Waktu baku sangat diperlukan terutama sekali untuk: 1. Man power planning (perencanaan kebutuhan tenaga kerja). 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah karyawan/pekerja.
3. Penjadwalan produksi dan penganggaran.
4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan/pekerja yang berprestasi.
5. Indikasi keluaran (output) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.
Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini akan dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama berapa lama suatu kegiatan itu harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
waktu kerja tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan yang diukur. Cara ini bisa dilakukan dalam aktivitas data waktu baku (standar data) dan data waktu gerakan (predetermined time system).
3.4 Work Sampling7
Sampling kerja (work sampling) pertama sekali digunakan oleh L.H.C. Tippet di industri tekstil British dan sampling kerja ini diperkenalkan ke negara lain dengan nama “ratio delay” pada tahun 1940. Sampling kerja mempunyai 3 bagian utama:
1. Activity and delay sampling
Untuk mengukur manusia atau mesin dalam keadaan bekerja atau menganggur. Sebagai contoh, untuk menentukan persentase seseorang yang bekerja dan seseorang yang tidak bekerja.
2. Performance sampling
Untuk mengukur waktu kerja dan waktu tidak bekerja seseorang dalam melakukan kegiatan manual dan menetapkan indeks performans seseorang selama bekerja.
3. Work measurement
Metode sampling kerja memiliki beberapa kelebihan dibanding pengukuran waktu langsung lainnya, yaitu:8
Sampling atau dalam bahasa asingnya sering disebut dengan work
sampling, ratio delay study, atau random observation method adalah suatu untuk
mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses atau pekerja/operator. Metode sampling kerja telah terbukti sangat efektif dan efisien untuk digunakan dalam mengumpulkan informasi mengenai kerja mesin atau operatornya. Dikatakan efektif karena dengan cepat dan mudah cara ini dipakai untuk penentuan waktu longgar (allowance time) yang tersedia untuk satu pekerjaan, pendayagunaan mesin yang sebaik-baiknya, dan penentapan waktu baku untuk proses produksi. Metode sampling kerja ini dikembangkan berdasarkan hokum probabilitas (the law of probability) karena itulah maka pengamatan suatu obyek tidak perlu dilaksanakan secar menyeluruh (populasi) melainkan cukup dilakukan dengan menggunakan contoh (sample) yang diambil secara acak (random). Suatu sampel satu contoh yang diambil secara acak dari 1. Tidak membutuhkan waktu yang lama secara kontinu.
2. Waktu untuk menulis berkurang.
3. Total jam kerja yang dikeluarkan oleh pengukur waktu biasanya lebih kecil. 4. Operator tidak menjadi sasaran observasi stopwatch dalam jangka waktu yang
lama.
5. Pekerja yang bekerja dapat dengan cepat diselidiki oleh analis tunggal.
8
suatu grup populasi yang besar akan cenderung memilii pola distribusi yang sama seperti yang dimiliki oleh grup populasi tersebut.
Adapun kegunaan metode Work Sampling adalah:9
1. Untuk mengetahui distribusi pemakaian waktu kerja oleh pekerja atau kelompok kerja.
2. Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin–mesin atau atau alat-alat pabrik. 3. Untuk menentukan waktu baku bagi pekerja–pekerja tidak langsung.
4. Untuk memperkirakan kelonggaran bagi suatu pekerjaan.
Langkah-langkah yang perlu dijalankan sebelum sampling dilakukan, yaitu:
1. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, yang akan menentukan besarnya tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan.
2. Jika sampling dilakukan untuk mendapatkan waktu baku, lakukanlah penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya suatu sistem kerja yang baik. Jika belum perbaikan atas kondisi dan cara kerja harus dilakukan terlebih dahulu. 3. Memilih operator – operator yang baik.
4. Bila perlu menagadakan latihan bagi para operator yang dipillih agar bisa dan terbiasa dengan sistem kerja yang dilakukan.
5. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingin didapatkan.
Adapun perbedaan antara Stopwatch Time Study dengan Work Sampling, yaitu:10
3.4.1 Penentuan Jumlah Sampel Pengamatan yang Dibutuhkan
1. Aktivitas pengukuran kerja dengan jam henti (stop-watch) umumnya yang memiliki karakteristik kerja yang berulang-ulang, terspesifikasi jelas, dan menghasilkan output yang relatif sama. Pekerjaan tersebut juga harus dilaksanakan secara uniform, isi pekerjaan harus homogen, dan pekerjaan tersebut cukup banyak dilaksanakan dan teratur sifatnya sehingga akan memadai untuk diukur dan dihitung waktu bakunya.
2. Meode sampling kerja sangat cocok digunakan dalam melakukan pengamatan atas pekerjaan yang sifatnya tidak berulang dan yang memiliki siklus, waktu yang relatif panjang, dan pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas kerja untuk selang waktu yang diambil secara acak terhadap satu atau lebih mesin/operator dalam keadaan bekerja atau menganggur (idle).
11
Dengan asumsi bahwa terjadinya kegiatan seorang operator akan bekerja atau menganggur mengikuti pola distribusi normal, maka untuk mendapatkan
Banyaknya pengamatan yang harus dilakukan dalam sampling kerja akan dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yaitu:
1. Tingkat ketelitian dari hasil pengamatan.
2. Tingkat kepercayaan (level convidence) dari hasil pengamatan.
10
Sritomo Wignjoesoebroto. op. cit. hal. 174 dan 208.
11
jumlah sampel pengamatan yang harus dilaksanakan dapat dicari berdasarkan rumus berikut:
Sp = k�p(1−p) N Dimana:
S = tingkat ketelitian yang dikehendaki dan dinyatakan dalam desimal p = prosentase terjadinya kejadian yang diamati dan juga dinyatakan dalam
bentuk desimal
N = jumlah pengamatan yang harus dilakukan untuk sampling kerja k = harga indeks yang besarnya tergantung dari tingkat kepercayaan yang
diambil
Untuk tingkat kepercayaan 68% harga k adalah 1 Untuk tingkat kepercayaan 95% harga k adalah 2 Untuk tingkat kepercayaan 99% harga k adalah 3
Selanjutnya setelah sampling kerja ini selesai dilaksanakan beberapa kali, perlu dilakukan proses perhitungan kembali guna melaksanakan rechecking terhadap nilai besarnya dari harga N (jumlah pengamatan yang seharusnya dibuat) dengan rumus sebagai berikut:
N′ =k
2 (1−p)
S2P
Dimana:
3.4.2 Pemakaian Peta Kontrol dalam Sampling Kerja12
12
Ibid. hal. 215.
Peta kontrol atau control chart secara umum telah banyak digunakan dalam Statistical Quality Control dapat pula dipergunakan dalam pelaksaaan sampling kerja. Dalam penggunaan peta kontrol ini data yang diharapkan dari hasil pengamatan akan ditetapkan dalam sebuah peta kontrol yang mempunyai batas kontol sebagai berikut:
1. Batas kontrol atas (upper control limit)
p � + 3�p �(1−p �) n 2. Batas kontrol bawah (lower control limit)
p � −3�p �(1−p �) n Dimana:
p � = prosentase terjadinya kejadian rata-rata yang dinyatakan dalam bentuk desimal
n = jumlah pengamatan yang dilaksanakan per siklus waktu kerja
3.5 Uji Pasti Fisher-Irwin
Rekomendasi yang diberikan dalam penggunaan uji pasti Fisher ini antara lain:13
Total probabilitas (two-tailed) yang diperoleh dari data observasi atau pola-pola lainnya dalam data adalah nilai P dihubungkan dengan hipotesis bahwa julah baris dan kolom dalam data independen. Uji pasti Fisher dimulai dengan probabilitas data yang asli dengan kasus pola tabel kontingensi 2 x 2 yang dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut.
1. Bila N ≤ 20, maka selalu menggunakan uji pasti Fisher.
2. Bila N di antara 20 dan 40, uji X2 dapat digunakan jika seluruh frekuensi harapannya lebih besar atau sama dengan 5. Jika frekuensi harapan terkecilnya kecil dari 5, maka digunakan uji pasti Fisher.
3. Bila N > 40. maka digunakan uji X2 dengan pengkoreksian kontinuitas.
14
Tabel 3.3 Notasi untuk Uji Pasti Fisher
Total Baris
Total Kolom
O11 O12 R1 O21 O22 R2 C1 C2 N
Rumus untuk menghitung probabilitasnya adalah:
�= �1!�2!��1!�2! !
�11!�12!�21!�22!
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT (Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandar Udara Polonia bagian Air Traffic Control (ATC). Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari 2013 sampai Juni 2013.
4.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey (survey research) yang merupakan bagian dari penelitian deskriptif dimana penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi secara langsung dari operator Air
Traffic Control dengan cara membagikan kuisioner NASA-TLX dan pengukuran
waktu produktif secara langsung di tempat yang diteliti.
4.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Beban kerja mental Jumlah pesawat udara
yang dikontrol
Shift Kerja
Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian
4.4 Identifikasi Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Independen
Variabel independen ataupun variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah jumlah pesawat udara yang dikontrol dan shift kerja.
4.4.2 Variabel Dependen
4.5 Sumber Data
Bentuk dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari objek penelitian yang meliputi:
a. Data persepsi beban kerja yang dialami operator ATC dari penyebaran kuisioner NASA-TLX.
b. Data pengamatan work sampling merupakan data pengukuran waktu produktif dan non produktif secara langsung di tempat yang diteliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan, dan diolah oleh pihak manajemen. Data tersebut adalah data mengenai sejarah PT (Persero) Angkasa Pura II Kantor Cabang Bandar Udara Polonia, jenis- jenis pelayanan yang diberikan, struktur organisasi, uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam organisasi, dan jumlah pesawat udara yang dikontrol.
4.6 Pelaksanaan Penelitian
1. Pukul 08.00 sampai 14.00 (shift pagi) 2. Pukul 14.00 sampai 20.00 (shift siang) 3. Pukul 20.00 sampai 08.00 (shift malam)
Kuisioner ini berisikan 6 dimensi beban kerja, yaitu mental demand,
physical demand, temporal demand, performance, effort, dan frustation.
Kuisioner ini disebarkan untuk melihat seberapa besar beban kerja yang dialami operator. Kuisioner ini terdiri atas 2 bagian yang akan diisi oleh operator, yaitu bagian pembobotan dan bagian rating. Bagian pembobotan merupakan bagian yang berisikan 15 pasangan dari keenam dimensi tersebut. Operator akan memilih dari pasangan tersebut yang dirasakan lebih dominan menimbulkan beban kerja mental. Bagian rating berisikan pertanyaan dan skala yang bernilai dari 0 sampai 100 yang merupakan persepsi operator terhadap pertanyaan tersebut.
Penelitian dilanjutkan dengan pengamatan work sampling dengan menggunakan form work sampling. Form work sampling ini berisikan waktu sampling yang telah dipilih secara random dan berupa lembaran pengamatan aktivitas operator APP dan ACC apakah pada saat waktu sampling yang terpilih operator dalam keadaaan bekerja atau tidak. Pengamatan work sampling dilakukan terhadap 12 orang operator bagian APP dan 16 orang operator bagian ACC dengan cara mengamati tiap 2 orang ( 1 orang operator APP dan 1 orang operator ACC) secara bergantian sesuai pergantian shift yang diberlakukan. Pengambilan sampling waktu secara acak/random dilakukan dengan bantuan
software Microsoft Office Excel. Pengamatan work sampling ini dilakukan
4.7 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap kondisi kerja bagian ATC. Kondisi kerja yang diamati adalah aktivitas kerja yang dilakukan operator ATC yang digolongkan dalam kegiatan produktif dan non produktif.
2. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara kepada Kepala Bagian ATC Bandar Udara Polonia mengenai keprofesian seorang ATC.
3. Teknik dokumentasi, yakni dengan memperoleh data mengenai ATC Bandar Udara Polonia berupa dokumen-dokumen yang mendukung pengerjaan laporan, yaitu dokumen CASR (Civil Aviation Safety Regulation) dan ICAO (International Civil Aviation Organization).
4. Teknik kepustakaan, yaitu mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pembebanan kerja mental dengan menggunakan NASA-TLX dan teori yang berhubungan dengan work sampling.
4.8 Instrumen Penelitian
1. Kuisioner NASA-TLX 2. Form work sampling 3. Alat tulis
4.9 Objek Penelitian
Objek penelitian untuk penyebaran kuisioner NASA-TLX adalah seluruh operator ATC Bandara Polonia terkhusus operator APP dan ACC. Operator APP berjumlah 12 orang dan operator ACC berjumlah 16 orang. Kuisioner disebarkan kepada operator pada saat shift kerja yang dialami operator, yaitu shift pagi, siang, dan malam. Objek penelitian work sampling adalah waktu kerja operator APP dan ACC. Waktu kerja operator APP dan ACC adalah 24 jam dalam sehari yang akan menjadi banyaknya populasi pengamatan.
Banyak populasi pengamatan = total waktu kerja x 60 menit
∆�
Banyak populasi pengamatan = 24 x 60 menit
1
Banyak populasi pengamatan = 1.440 satuan waktu
Penentuan jumlah sampel waktu pengamatan dari populasi pengamatan dihitung dengan Rumus Slovin.15
15
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Kencana Prenada Media Grup. hal 158
n = N
1 + (N x e2)
dimana:
n = jumlah elemen/anggota sampel
e = error level (tingkat kesalahan) yang digunakan maka:
n = 1440
1 + 1440(0.05)2
n = 314 satuan waktu
4.10 Pengolahan Data
Pada pengolahan data ini, akan dilakukan perhitungan weighted workload yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner masing-masing operator ATC Bandara Polonia. Tahap pertama adalah menghitung frekuensi pembobotan yang dihasilkan dari proporsi terhadap penilaian tingkat kepentingan dari variabel berpasangan dan nilai dari skala rating. Tahap kedua adalah menghitung total beban kerja dengan cara mengalikan hasil pembobotan dengan hasil penelitian
rating beban kerja. Tahap ketiga menghitung nilai weighted workload dengan cara
membagi total hasil tersebut terhadap jumlah frekuensi pembobotan dari keenam dimensi NASA-TLX.
Berdasarkan nilai weighted workload tersebut, maka akan diketahui kategori beban kerja yang dirasakan operator, apakah kategori beban kerja rendah (underload): skor < 40, beban kerja optimal (optimal load): 40 ≤ skor < 60, atau beban kerja belebihan (overload): skor ≥ 60. 16
16
Syafei dan Katon. 2011. Analisis Beban Kerja Pegawai Secara Subjektif dengan Menggunakan
kerja (pagi, siang, dan malam) dengan menggunakan uji pasti Fisher-Irwin. Data
work sampling yang telah diperoleh dilakukan perhitungan persentase waktu
produktif. Setelah didapat persentase waktu produktif, maka dilakukan perhitungan uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan perhitungan tingkat ketelitian data pengamatan.
4.11 Analisis Pemecahan Masalah
Setelah melakukan pengolahan data, maka data tersebut dianalisis. Analisis terhadap beban kerja dapat dilihat dari nilai weighted workload operator dan dimensi kuisioner NASA-TLX yang dominan mempengaruhi beban kerja operator ATC secara keseluruhan. Analisis terhadap work sampling dilihat dari besarnya persentase work dan idle (waktu produktif) per shift kerja. Selanjutnya dilihat hubungan korelasi jumlah pesawat udara yang dikontrol per shift kerja dengan besarnya persentase waktu produktif per shift kerja.
Identifikasi Masalah
Perumusan masalah
Penetapan Tujuan
Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Sekunder
Pengolahan Data - Weighted Workload NASA-TLX - Uji Signifikansi beban kerja - Work Sampling
Analisis Pemecahan Masalah - Hasil Beban Kerja
- Work Sampling per Shift Kerja - Solusi Pemecahan Masalah
Kesimpulan dan Saran Studi Pendahuluan
- Observasi Langsung - Wawancara
Studi Literatur - Jurnal Internet - Buku Pendukung
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data 5.1.1 Data Work Sampling
Ada 2 kategori aktivitas yang diamati pada operator APP dan ACC, yaitu aktivitas produktif (work) dan aktivitas non produktif (idle).
Aktivitas produktif (work) yang dilakukan oleh operator APP dan operator ACC antara lain:
1. Melakukan aktivitas komunikasi dengan pilot pesawat udara yang dikontrolnya dengan alat radio communication pada frekuensi yang telah ditetapkan.
2. Melakukan komunikasi dengan unit Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan terkait dengan cara menerima telepon dan menelepon dengan alat Local aiphone,
Telephone IDD (Direct Speech), dan Local telephone.
3. Menulis data pesawat udara yang dikontrolnya di Flight Progress Strip (FPS). 4. Memasukkan data pesawat udara yang dikontrolnya ke Radar Display Control
dengna cara mengetik dengan menggunakan keyboard.
5. Menentukan level posisi pesawat udara yang berada/akan memasuki wilayah udara yang menjadi tanggung jawabnya dengan menggunakan alat mouse
track.
6. Melakukan pemantauan posisi pesawat udara yang berada/akan memasuki wilayah udara yang menjadi tanggung jawabnya dengan cara melihat ke arah
Aktivitas non produktif (idle) yang dilakukan oleh operator APP dan operator ACC merupakan aktivitas yang berada di luar kategori aktivitas produktif yang dilakukan, seperti menelepon atau menerima telepon yang bersifat pribadi, membaca koran, tidak berada di kursi pengontrolan, dsb.
Hasil pengamatan sampling kerja dapat dilihat pada lampiran dan rekapitulasi hasil pengamatan sampling kerja dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Sampling Kerja
Aktivitas
Hari
I II III IV V VI VII VIII IX
Operator APP
Produktif 97 97 102 105 102 100 104 111 107 Non
produktif
60 60 55 52 55 57 53 46 50
Jumlah 157 157 157 157 157 157 157 157 157 Operator
ACC
Produktif 92 95 101 102 105 101 103 109 106 Non
produktif
65 62 56 55 52 56 54 48 51
5.1.2 Data Jumlah Pesawat Udara yang Dikontrol
Data jumlah pesawat udara yang dikontrol pada shift pagi, siang, dan malam yang masuk ke Bandara Polonia dan keluar dari Bandara Polonia dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Jumlah Pesawat Udara yang Dikontrol
Hari Kondisi Jumlah Pesawat Udara (Unit) Total
Pagi Siang Malam
5.2 Pengolahan Data
5.2.1 Perhitungan Nilai Weighted Workload (WWL) dari Kuisioner NASA-TLX
Nilai weighted workload merupakan nilai beban kerja yang dirasakan operator dalam pekerjaan tersebut. Hasil perhitungan nilai weighted workload salah satu operator APP dari kuisioner NASA-TLX yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Nilai Weighted Workload Operator APP
Skala Tally Weight Raw
Rating
Adjusted Rating (Weight x Raw)
Mental Demand IIII 5 90 450
Physical Demand - 0 5 0
Temporal Demand IIII 4 90 360
Performance III 3 10 30
Effort I 1 85 85
Frustation II 2 80 160
Jumlah 15
Total 1085
WWL 72,33
Tabel 5.4 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai Weighted Workload Operator APP
No. Nama Weight Raw Rating WWL Kategori
Beban Kerja Shift MD PD TD OP EF FR MD PD TD OP EF FR
1. Agung Pramono 5 0 4 3 1 2 90 5 90 10 85 80 72,33 Overload
Pagi
2. Cut Rizki 4 0 1 4 4 2 60 30 70 80 60 60 66 Overload
3. Bambang I. 2 3 4 5 0 1 70 70 60 20 30 50 49,33 Optimal Load
4. Yuliati W. 2 0 4 5 1 3 90 30 70 10 100 15 43,67 Optimal Load
5. Morits Sony 5 0 2 4 2 2 90 10 30 10 95 85 61 Overload
Siang
6. Iyan Suryana 5 0 4 3 1 2 90 15 85 10 90 80 71,33 Overload
7. M. Arifin 5 1 4 3 2 0 95 10 90 5 50 5 64 Overload
8. Khoirul Arifin 3 1 4 3 4 0 90 30 90 5 90 10 69 Overload
Malam
9. Saut Sihite 5 0 4 3 1 2 90 10 90 10 80 80 72 Overload
10. Eduard M. 5 2 1 4 3 0 70 70 50 0 60 60 48 Optimal Load
11. Rudi Kusriadi 5 0 3 4 1 2 70 30 70 40 50 40 56,67 Optimal Load
Hasil perhitungan nilai weighted workload salah satu operator ACC dari kuisioner NASA-TLX yang disebarkan dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan Nilai Weighted Workload Operator ACC
Skala Tally Weight Raw
Rating
Adjusted Rating (WeightxRaw)
Mental Demand III 3 95 285
Physical Demand II 2 5 10
Temporal Demand IIII 4 95 380
Performance I 1 0 0
Effort II 2 45 90
Frustation III 3 95 285
Jumlah 15
Total 1050
WWL 70
Tabel 5.6 Hasil Rekapitulasi Perhitungan Nilai Weighted Workload Operator ACC
No. Nama Weight Raw Rating WWL Kategori
Beban Kerja Shift MD PD TD OP EF FR MD PD TD OP EF FR
1. Rohadi Sartono 3 2 4 1 2 3 95 5 95 0 45 95 70 Overload
Pagi 2. Jemmy Andreas 5 2 1 4 3 0 95 35 85 5 85 30 60,33 Overload
3. Zulkifli M. 3 0 5 4 1 2 90 20 80 95 95 50 83 Overload
4. Eddy Tri 5 3 1 2 4 0 95 45 45 10 95 5 70,33 Overload
5. Eddi Faisla 5 0 3 3 3 1 95 45 80 10 90 70 72,33 Overload
6. A. Syamsudin 4 0 3 4 3 1 90 70 80 10 90 70 65,33 Overload
Siang
7. Munawar 5 0 4 3 1 2 95 5 95 10 95 90 77,33 Overload
8. Siswoko Hadi 4 0 3 4 3 1 100 95 80 0 95 10
0 68,33 Overload
9. Hery Sugiharto 4 1 2 2 1 5 100 5 95 5 10
0 65 68,67 Overload
10. Samatali Nakhe 4 0 3 4 3 1 50 5 60 75 75 70 65 Overload
11. Bambang H. 4 0 2 2 2 5 80 20 70 20 70 70 66 Overload
Malam
12. Veronica 4 0 3 5 2 1 80 70 70 10 90 20 52 Optimal Load
13. Henry WDTH 4 1 3 5 2 0 80 70 80 95 70 10 83 Overload
14. Heru A. 5 0 3 3 2 2 80 10 85 10 75 20 58,33 Optimal Load
15. Adho Sutrisman 4 0 3 5 2 1 100 60 80 0 90 50 58 Optimal Load