PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB
T E S I S
Oleh
MUHAJIR
077009015/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
MUHAJIR
077009015/LNG
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PEMAKAIAN TA DALAM BAHASA ARAB
Nama Mahasiswa : Muhajir
Nomor Pokok : 077009015
Program Studi : Linguistik
Konsentrasi : Linguistik Bahasa Arab
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
(Dra. Khirawati, M.A., Ph.D.) (Khoirul Jamil Mh. Yaman, Lc. M.A.)
Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D.) (Prof. Dr. Ir. Chairun Nisa B., MSc.)
Telah diuji pada
Tanggal 28 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dra. Khairawati, M.A., Ph.D.
Anggota : 1. Khoirul Jamil Mh. Yaman, Lc., M.A.
2. Drs. Aminullah, M.A., Ph.D.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ta dan fungsinya dalam
bahasa Arab. Ta akan dikaji berdasarkan kriteria dalam ilmu sintaksis, atau ilmu nahwu. Secara umum ta dalam bahasa Arab ada dua, pertama, ta sebagai salah satu huruf hija’iyyah. ke kedua, ta sebagai kata tugas, karena salah satu huruf dalam bahasa Arab, mempunyai fungsi yang beda-beda. Apakah ta sebagai mud ra’ah, ta ta’nis, khitab, qasam, z ’idah, ismiyyah, marb tah.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini, teori struktural karena dalam aliran ini muncullah pengertian kata kerja fokus. Kata kerja itu sudah ditemukan oleh Leonard Bloomfied dalam penyelidikan tentang bahasa. Karena bentuk dan struktur bahasa yang sudah biasa dipakai atau yang sudah umum yang dinilai sebagai bentuk gramatikalnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa ta adalah bagian dari huruf dalam bahasa Arab, ditinjau dari segi jenis ada beberapa jenis, ditinjau dari segi letaknya dapat terletak di depan ism, di belakang ism, di depan fi’l di tengah fi’l dan di belakang fi’l. Ditinjau dari segi fungsinya dapat berfungsi. Ta mempunyai arti yang berbeda di dukung oleh bentuk dan struktur kalimat sempurna (jumlah mufidah).
ABSTRACT
The research aims to describing ta and its usage in Arabic Language. In the research, ta is studied according to criteria of syntax or so called nahwu. Hence, the research contains of syntax study with its relation to ta and its usage in Arabic Language.
In common classifying, it is known two classes of ta in Arabic Language. First is ta as a letter of Hija’iyyah letter. The second is ta as a harf. The urgence of studying ta as harf caused by that harf in Arabic Language played various role and had a various kind. In Arabic Language, it is known some kind of ta such as ta mud ra’ah, ta’nis, khitab, qasm, z idah, ismiyyah, marb tah.
The research used structural theory. It is used because of that in this theory risen the defenition of the focus verb. The focus verb its self had found by Leonard Bloomfied in his research of language. The principle he used is that only the structure had common in usage is regarded as a grammatical form.
The research found that ta as one of Hija’iyyah letter. Based on its kind, ta is divided into several kinds. Based on its position in sentence, ta can be placed before noun, after noun, before verb, in verb and after verb. Based on its function in Arabic Language ta is divided into two kinds, ta which had function and ta which had. Ta had a various meaning according to sentence form and structure contained of ta.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KATA PENGANTAR
Tesis ini berjudul“ Pemakaian Ta Dalam Bahasa Arab”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister
Humaniora pada Progran Studi Linguistik, Kosenterasi Linguistik Bahasa Arab
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis dan praktis.
Secara teoretis temuan penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk menambah
khazanah perkembangan ilmu bahasa (linguistik) khususnya bagi ilmuan yang
mendalami di bidang ilmu bahasa Arab dikalangan Universitas Sumatera Utara.
Secara perakktis diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi perspektif baru
tentang, pemakaian ta dalam bahasa Arab.
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga
diharapkan kritikan dan saran untuk melengkapinya.
Medan, 6 Januari 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur saya sampaikan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pengasih dan Penyayang, karena berkat ridha dan izin-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Shalawat berserta salam saya sampaikan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad Saw, mudah-mudahan kita mendapat syafaatnya dikemudian hari. Penulis menyadari, tesis ini tidak akan terwujud seperti ini tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, dengan sepenuh hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih.
Perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih yang tiada terhingga
kepada, Ayahanda dan Ibunda serta seluruh kelurga. Pengertian dan do’a mereka merupakan cambuk pendorong bagi penulis untuk segera menyelesaikan tesis ini, mereka telah memberikan semagat motivasi, mendidik dengan arif dan bijaksana serta memberi motivasi untuk keberhasilan anak-anaknya dalam belajar.
Selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga kepada Rektor Universitas Sumatera Utara. Prof. Chairuddin P.Lubis, DTM & H.Sp.A(K). Direktur Sekolah Pascasarjana, Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc. Ketua Program Linguistik, Prof. T. Silvana Sinar, M.A., Ph.D. Sekretaris, Drs. Umar Mono, M.Hum. atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti Program Magister di Universitas Sumatera Utara.
Penghargaan yang setinggi-tingginya saya sampaikan kepada pembimbing saya, Dra. Khairawati, M.A., Ph.D. Khoirul Jamil Mhd. Yaman, Lc., M.A.
Selanjutnya terima kasih saya sampaikan kepada seluruh staf administrasi pada Sekolah Pascasarjana USU yang telah membantu saya dalam penyelesaian administrasi.
Selanjutnya terima kasih saya sampaikan kepada ketua STAI Gajah Putih Takengon, Drs. Al-Misry. M.A. Dan seluruh staf, juga dosen tidak mugkin penulis sebutkan namanya satu persatu. Yang telah memberikan sumbangan berupa moril sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Selanjutnya penulis tidak mungkin melupakan, ucapan terima kasih kepada Ketua Yayasan Pondok Pesantren Modren Darul Mukhlisin Bapak Drs.Tgk, H.M.Hasan Tan dan Ibu Nurjanah, dan seluruh Ustadz dan Ustazah, juga seluruh dewan guru.
Penulis tidak mungkin melupakan ucapan terima kasih kepada Adik Mauizah, S.PdI, setiap saat selalu mengasih motivasi kepada penulis sehingga penulis bersemagat dalam menyelesaikan tesis ini.
Kepada rekan-rekan sejawat, Mahasiswa/i Sekolah Pascasarjana angkatan 2007/2008, saya sampaikan terima kasih atas ketulusan dalam berbagi rasa dan saling membantu selama dalam proses belajar bersama.
Semoga bantuan, dukungan dan budi baik yang telah diberikan oleh berbagai pihak tersebut mendapat balasan yang berganda dari Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Amin ya rabbal alamin.
Medan,…..Mei 2009 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
NAMA :
MUHAJIR
TEMPAT/TGL LAHIR : TINGKEM, 26 JULI 1981
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
NIM : 077009015
PROGRAM STUDI : LINGUISTIK
KONSENTRASI : LINGUISTIK BAHASA ARAB
PEKERJAAN : DOSEN STAI GAJAH PUTIH TAKENGON
ALAMAT : JL. PONDOK BARU TINGKEM BERSATU.
TELP : 081396804430 / 085262185418.
PENDIDIKAN :
1. MIN TINGKEM BERSATU, 1995.
2. MTS PESANTREN MODREN DARUL
MUKHLISIN, 1998.
3. MAS PESANTREN MODREN DARUL
MUKHLISIN, 2001.
4. SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
TAKENGON ACEH TENGAH, 2006.
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB.
5. SEKOLAH PASCASARJANA ROGRAM
STUDI LINGUISTIK KONSENTRASI
BAHASA ARAB UNIVERSITAS
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
RIWAYAT HIDUP ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Batasan Masalah ... 11
1.3 Rumusan Masalah ... 12
1.4 Tujuan Penelitian ... 12
1.5 Manfaat Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14
2.1 Pengertian Ta ... 14
2.2 Landasan Teori... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 29
3.1 Metode ... 29
3.2 Sumber Data ... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 30
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN TENTANG JENIS-JENIS TA…. 33
4.1 Jenis-Jenis Ta……….….….. 33
4.1.1 Ta Mudara’ah. ... 34
4.1.2 Ta Ta’nis ... 39
4.1.3 Ta Khitab ... 49
4.1.4 Ta Qasam. ... 50
4. 1.5 Ta Badal ... 53
4.1.6 Ta Z ’idah. ... 57
4.1.7 Ta Ismiyyah ... 59
4.1.8 Penulisan Ta ... 60
4.1.9 Ta Marb tah ... 62
4.2 Fungsi dan Pemakaian ta ... 65
4.2.1 Ta Qasam………... 65
4.2.2 Ta Mudar ’ah………. 66
4.2.3 Ta Ta’nis………. 66
4.2.4 Ta Khitab………. 67
4.2.5 Ta Badal……….. 67
4.2.6 Ta Z ’idah……… 68
4.2.7 Ta Ismiyyah……….. 68
4.2.8 Ta Marb tah………. 69
4.3 Posisi dan Letak Ta………... 69
4.3.1 Ta Qasam ... 69
4.3.2 Ta yang Terletak di Belakang Ism ... 70
4. 3.2.1 Ta Marb tah……….…..… 70
4. 3.2.2 Ta Z ’idah………... 71
4. 3.2.3 Ta Badal………..… 71
4. 3.2.4 Ta Ta’nis………. 72
4.3.3 Ta yang Terletak di Depan Fi’l………..……… 72
4.3.3.1 Ta M d ra’ah………. .…. 72
4.3.3.3 Ta Badal………....………… 73
4.3.3.4 Ta Z ’idah………... 74
4.3.4 Ta yang Terletak di Tengah Fi’il……….. 75
4.3.5 Ta yang Teletak di Belakang Fi’l………..……… 75
4. 3.5.1 Ta Ta’nis……….…...………...……….. 75
4. 3.5.2 Ta Ismiyyah………..………..…. 76
4. 3.5.3 Ta Z ’idah………..………. 76
VI KESIMPULAN DAN SARAN……….... 77
5.1 Kesimpulan………..….……….. 77
5.2 Saran……….………..…… 79
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
BAB I
P E N D A H U LU A N
1.1Latar Belakang
Pada abad ketiga belas masehi, bahasa Arab telah dipelajari di sekolah-sekolah
agama juga di Pesantren-pesantren. Bahasa Arab adalah bahasa agama, bahasa ilmu
pengetahuan dan juga bahasa persatuan umat Islam. Penguasaan terhadap bahasa
Arab merupakan syarat pertama untuk mendalami ajaran-ajaran agama Islam.
Al-Quran secara jelas meletakkan keutamaan bahasa Arab melalui Firman Allah Swt.
} :
{
Ina anzalnahu qurana arabiyan la’alakum ta’qilun (yusuf : 2)
Artinya” sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran dengan berbahasa Arab supaya
kamu menggunakan akal untuk memahaminya”.(Yusuf: 2 ).
Sabda Rasulullah Saw, yang artinya “Cintailah bahasa Arab, karena aku
Rasulullah adalah turunan Arab, Al-Quran berbahasa Arab, dan sekaligus bahasa
penghuni Surga kelak”. (HR. Al-Baihaqie).
Bahasa Arab adalah bahasa yang telah di tetapkan Allah Swt, dalam
menyampaikan pesan dalam kehidupan di dunia dan akhirat kepada manusia.
Keistimewaanya telah diakui dan telah dibuktikan oleh pakar-pakar ilmu bahasa
linguistik, pengkaji bahasa filologi, dan perkamusan leksikografi.
Bahkan bahasa ini diakui mempunyai keindahan tersendiri dengan susunan
irama, urutan kata, dan irama kata yang menyentuh jiwa para pendengarnya. Bahasa
manusia hingga hari ini. Menurut Yusuf Qaradhawi, bahasa Arab terkait erat dengan
maju mundurnya agama Islam. Ini merupakan salah satu hubungan yang saling
melengkapi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hubungan seperti ini seperti
hubungan jasad dengan ruh. (Suara Hidayatullah, 2007: 95)
Umat Islam diharuskan mempelajari dan mendalami bahasa Arab. Sebab,
sejak awal mula diturunkan ajaran Islam sampai hari ini, bahasa yang digunakan
adalah bahasa Arab. Seseorang tidak akan mampu memahami Islam dengan benar
tanpa melalui peroses pengkajian kaidah-kaidah yang terdapat dalam bahasa Arab.
Karena dalam menafsirkan Al-Quran wajib menggunakan kaidah-kaidah bahasa
Arab, bukan dengan kaidah/tata bahasa lainya.
Al-Quran sebagai kitab suci abadi yang menghapus semua kitab suci yang
pernah ada. Rasulullah Saw, sebagai nabi akhir zaman yang risalahnya berlaku untuk
manusia sampai akhir zaman, juga berbahasa Arab. Hadis Nabawi diriwayatkan
secara berantai hingga sampai kepada kita melewati masa berabad-abad, juga ditulis
dalam bahasa Arab. Bahkan semua kitab yang menjelaskan materi Al-Quran,
As-Sunah serta syariah Islamiyah hasil karya para ulama sedunia semuanya di tulis
dengan berbahasa Arab.
Ketika dakwah Islam memasuki pusat-pusat peradaban di dunia dan
membangun kejayaan yang gemilang, bahasa yang digunakan juga bahasa Arab. Kala
itu bahasa Arab resmi menjadi bahasa pemerintahan, juga menjadi bahasa dunia
pendidikan, bahasa ilmu pengetahuan serta bahasa rakyat sehari-hari.
Bahasa Arab dalam ilmu pengetahuan telah diakui oleh para sarjana Barat
maupun Timur yang telah mendalami tentang pertumbuhan dunia Islam. Ketika
Eropah pada abad pertengahan sedang mengalami masa kegelapan maka sebaliknya
pada saat itu ilmu pengetahuan dan filsafah Yunani dapat di pelihara dan
dikembangkan oleh umat Islam di dunia Timur pada masa pemerintahan Khalifah
Abbasiah (132 - 656 H / 750 -1250 M).
Sejak tahun 1973 bahasa Arab resmi menjadi bahasa internasional. Bahasa
Arab merupakan salah satu dari ± 3500 bahasa di dunia dan satu di antara enam
bahasa resmi internasional (Inggris, Arab, Perancis, Spanyol, Cina dan Rusia).
Seperti bahasa lainnya di dunia, bahasa Arab berfungsi sebagai alat
komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. keadaan manusia tidak
dapat di bayangkan bila tidak ada bahasa yang berperan sebagai alat komunikasi.
Bahasa juga berfungsi sebagai sarana untuk memperkenalkan kebudayaan dan
peradaban.
Dalam bahasa nasional, bahasa di nusantara ini dibagi menjadi tiga kategori,
yaitu pertama, bahasa nasional ialah bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Okober 1928, dalam UUD 1945 dinyatakan sebagai bahasa
Negara. Kedua, bahasa daerah ialah bahasa di samping bahasa Nasional dipakai
sebagai bahasa penghubung antar daerah di wilayah Republik Indonesia, dan
merupakan bagian dari Kebudayaan Indonesia yang hidup. Ketiga, bahasa asing
ialah semua bahasa yang berada di luar wawasan bahasa-bahasa Nusantara.
Bahasa dalam kacamata politik, bahasa Nasional termasuk dalam kategori
fungsi sebagai; 1) alat penghubung antarbangsa; 2) alat pembantu pengembangan
bahasa Indonesia; 3) alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk
pembangunan Nasional. (Halim, 1979 : 24).
Di samping berkedudukan sebagai bahasa asing dengan tiga fungsinya tadi,
bahasa Arab mempunyai keunikan tersendiri yakni bahasa agama umat Islam. Oleh
karena itu, bahasa Arab juga berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan intensitas
penghayatan dan pengembangan ilmu keIslaman.
Bahasa Arab sebagai anggota bahasa di dunia, tidak dapat melepaskan diri dari
teori-teori kebahasaan, dan ciri teori kebahasaan dapat dikelompokkan seperti; teori
kebahasaan tradisional, teori kebahasaan struktural, dan teori kebahasaan
transformasi.
Teori pertama, salah satu ciri dari sekian banyak cirinya adalah bahwa bahasa
yang dianalisisnya adalah bahasa tertulis dan bahasa yang memiliki naskah tertulis.
Teori kebahasaan ini paling tua dan merupakan tumpuan perkembangan teori-teori
kebahasaan yang lain.
Teori kedua, salah satu hepotesisnya adalah bahasa itu ujaran kemudian
tulisan. Jadi yang diteliti dan dicatat adalah bahasa lisan.
Teori ketiga, beberapa ciri dan asumsinya adalah bahwa bahasa merupakan
suatu produk kebudayaan yang relatif manusiawi. Dengan sejumlah unsur-unsur
bunyi yang terbatas dan kaidah-kaidah bahasa. Seorang penutur dapat menghasilkan
sejumlah kalimat yang tak terbatas yang dapat dipahami lawan bicara walaupun ia
mentalitas yang kemudian dilahirkan dalam bentuk luar bunyi bahasa yang didengar
kemudian dimanisfestasikan dalam bentuk tulis.
Struktur, wacana, kalimat, dan klausa dapat berdiri sendiri sebagai sebuah
kalimat sempurna, karena mengandung unsur-unsur predikatif. Sedangkan frase dan
kata, tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat sempurna, sehingga kedua-duanya
akan menjadi kalimat sempurna apabila dirangkai dengan struktur gramatikal dan
penanda kalimat lainya. Begitu juga dengan huruf ta tidak dapat berdiri sendiri.
Maka ta itu dapat dipahami menurut kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam
bahasa Arab.
Analisis gramatikal sangat diperlukan untuk mendapatkan deskrepsi
gramatikal yang baik dan sahih. Selain itu analisis juga diperlukan untuk mencari
satuan-satuan bahasa menjadi kesatuan yang bermakna.
Perkembangan bahasa Arab seperti yang diuraikan di atas tidak mustahil akan
mempengaruhi sikap dan mental manusia, karena dalam mempelajari bahasa Arab
bukanlah hanya sekedar untuk dapat membaca kitab-kitab Arab, tetapi juga
menghendaki agar dengan mempelajari bahasa Arab dapat mendalami ilmu
pengetahuan, terutama dalam mengkaji tentang pemakaian ta dalam bahasa Arab,
inilah yang menyebabkan penulis merasa terpanggil untuk menganalisis tentang
pemakaian hurufta dalam bahasa Arab.
Mengingat besarnya peranan bahasa Arab, maka penulis merasa termotivasi
untuk mengadakan penelitian terhadap ilmu-ilmu yang terdapat dalam bahasa Arab
terutama dalam ilmu nahwu, atau dari segi ilmu sintaksis karena hurufta itu adalah
Ketika membaca buku-buku Arab, sering di jumpai dengan huruf ta kadang
kala tidak dapat dibedakan antara ta qasam dengan ta mudara’ h atau dengan ta
yang lainnya. karena itulah sangat penting untuk dikaji dan diteliti.
Secara gramatikal, bahasa Arab dipelajari dalam ilmu marfologi (Shorof)
dan ilmu sintaksis (nahwu). Yaitu suatu ilmu untuk mengetahui bentuk-bentuk kata
bahasa Arab dan keadaanya, dari suatu bentuk beberapa bentuk yang berbeda sesuai
dengan pengertian yang dimaksud serta mengetahui aturan pemakaiannya. Dalam
hal penyusunan kata-kata menjadi kalimat yang sempurna (jumlatul mufidah).
Sebagaimana Rasid Asy-Syrtuni, (tanpa tahun: 4) menjelaskan defenisi ilmu shorof
sebagai berikut:
:
.
Al-Sa’rfu ‘ilmun Yubhasu ‘anhu tahwilul-kalimati ilasuwari mukhtalifatin bihasabi
al-ma’na al-maqs di.
Al-Sa’rfu, ialah ilmu yang membahas tentang perubahan kata kepada bentuk yang
berbeda-beda sesuai dengan arti yang diinginkan.
Mustafa al-Ghalay yni, (1973 : 5) memberikan defenisi ilmu Shorof sebagai
berikut.
: .
Al-sa’rfu : `ilmun bi `usulin tu’arafu biha siyaghu al-kalimati al-arabiyyati wa
‘Shorof ialah, suatu ilmu yang mempelajari kata-kata bahasa Arab dan keadaan-
keadaanya yang bukan i’rab (perubahan) dan bina, tetap (tidak ada perubahan).
Maftuh Ahnan, (1999 : 7) mendefenisikan ilmu Shorof.
Menurut arti bahasa (lughot) yaitu berubah atau mengubah dari bentuk aslinya
kepada bentuk lain. Misalnya mengubah bentuk bangunan rumah kuno menjadi
bentuk bangunan rumah yang modern.
Sedangkan menurut arti istilah menurut kalangan ulama shorof. (marfologi)
perubahan bentuk asal pertama (fa’ala)fi’l madhi menjadi (yaf’ilu)fi’l
mud ri, dari fi’l mud ri menjadi (fa’lan) mashdar, dari ism masdar menjadi
ism (fa’ilun) dari ism fa’il menjadi, (maf’ulun) dari ism maf’ul
menjadi, (if’il)fi’l amar, menjadi fi’l nahi, (lataf’il) dari fi’il nahi
menjaadi ism zaman, (maf’alun) dari ism zaman menjadi ism makan,
(mif’alun) dan terakhir sampai ismalat (mif’alun).
Maksud dan tujuan dari perubahan-perubahan bentuk tersebut adalah agar
memperoleh makna/arti yang berbeda. Dari pembentukan satu ke bentuk yang lain
dalam ilmu shorof dinamakan Shighot. Di dalam tesis ini penulis tidak membahas
tentang ilmu Shorof, tetapi penulis mencatumkan sedikit pembahasan tentang defenisi
ilmu shorof, karena ilmu shorof sangat erat hubunganya dengan ilmu nahwu juga
tidak dapat dipisahkan antara keduanya.
Hafny Beyk, (tanpa tahun : 6) mendefenisikan ilmu nahwu sebagai berikut.
Al-nahwu qaw ’idun ya’rafu bih siyagu al-kalim ti al-‘arabiyyati wa ahw luha
hina afradiha wa hina tarkibiha.
Nahwu adalah aturan-aturan untuk mengetahui bentuk-bentuk kata bahasa Arab dan
keadaanya, baik ketika tunggal (mufrad) maupun ketika tersusun (murakkab).
Kedua ilmu tersebut, nampak jelas bahwa “kata” adalah merupakan objek
bahasan yang sangat penting. Kata dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi tiga
macam sebagaimana (Mustafa al-Ghalay yni, 1973 : 6) memberi defenisi kata dan
pembagian kata sebagai berikut:
: :
.
Al-kalimatu : lafzun yadullu `al ma`na mufradin wa hiya sal satu aqs min: ismun,
wa fi’lun, wa harfun.
‘kata adalah dalam ujaran yang menunjukkan satu pengertian. Kata terbagi menjadi
tiga macam: ism, fi’l dan huruf’.
Fuad Nikmah, (tanpa tahun : 18) mendefenisikan, ism, fi’l, dan huruf.
:
.
Al-ismun : huwa kullu kalimati tadullu ala ins ni, aw hewani aw n bati aw makani
aw zamani aw syifati.
“Ism tiap kalimat menunjukkan atas manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, tempat,
masa, sifat”.
:
Al-fi’ilun huwa kullu kalimati tadullu ala hudussi syai’n fi zamani khas.
“Al-fi’il, tiap kalimat menunjukkan atas kejadian sesuatu pada masa yang khusus”.
: .
Al-harfun huwa kullu kalimati laisa laha ma`na ila ma`a gha`iriha.
“Huruf tiap kalimat menunjukkan tidak ada mempunyai arti terkecuali bersamaan
dengan yang selainya”.
Huruf adalah termasuk jenis kata. Huruf dalam bahasa Arab ada tiga bagian
yaitu dari segi macam-macamnya, fungsi dan letaknya dalam kalimat sempurna
(jumlat mufidah).
Ta termasuk bagian dari huruf yang ada dalam bahasa Arab. ta mempunyai
arti yang berbeda-beda didukung oleh bentuk dan struktur kalimat yang sempurna.
Huruf biasanya di depan kata benda, kata kerja, dan kata tugas. Ada sebagian huruf
hanya terletak di depan kata benda saja atau hanya terletak di depan kata kerja. Ta
ternyata berbeda dengan huruf-huruf lainnya. Ta dapat terletak di depan kata benda
khusus (lafzu jalalah), di belakang kata benda, di depan kata kerja, dan di tengah kata
kerja.
Sesuai dengan letaknya, ta mempunyai arti, jenis dan fungsi yang
bermacam-macam.
Alasan penulis mengkaji tentang pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab
sebagaimana yang penulis utarakan sebelumya bahwa pembahasan masalah ta dan
pemakaiannya dalam bahasa Arab, dalam buku tata bahasa Arab atau buku-buku lain
berhubungan dengan bahasa Arab sangat sedikit sekali, walaupun ada dijumpai
dalam bahasa Arab. Hal ini salah satu faktor yang mendorong penulis berusaha
semaksimal mugkin meneliti tentang permasalahan yang menyangkut tentang ta dan
pemakaiannya dalam bahasa Arab.
Alasan penulis membahas tentang ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab
di antaranya:
1. Penulis merasa sangat tertarik, untuk mengkaji secara mendalam tentang
kedudukan ta juga jenis-jenis ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab.
2. Pembahasan tentang masalah ta dan pemakaiannya belum penulis jumpai
dalam bentuk paper, makalah, atau tesis yang terdapat di Perpustakaan
Linguistik.
3. Pembahasan ta ini ada manfaatnya bagi pengajaran bahasa Arab, di Program
linguistik khususnya konsentrasi linguistik bahasa Arab.
4. tidak ada satu bukupun yang khusus yang mengkaji tentang ta, tetapi penulis
berusaha mengumpulkan bahan yang ada kaitannya dengan ta.
1.2. Batasan Masalah
Secara umum ta dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua macam. Pertama ta
sebagai salah satu huruf dari huruf hij ’iyyah. Kata dalam bahasa Arab
adakalanya dapat didukung oleh ta. Dalam hal demikian ta dapat berfungsi
sebagai pendukung arti kata-kata. Apakah ta tersebut berfungsi atau tidak, ta
yang di awal ism khusus masuk pada (lafzu jalalah) misal, /tallahi/ atau ta
Kedua, ta sebagai kata tugas (harf). Ta adalah salah satu dari huruf dalam
bahasa Arab yang mempunyai fungsi arti jenis yang berbeda-berbeda, yaitu ta
sebagai mud ra’ah, ta’nis,khitab, qasam, z ’idah, ismiyyah, marb tah.
Dalam hal ini, penulis tidak membahas ta sebagai salah satu huruf hij ’iyyah. tetapi
penulis membahas ta khusus dari segi fungsinya, juga kedudukannya sebagai kata
tugas, dalam kalimat sempurna (jumlah mufidah).
Dalam pengkajian suatu bahasa, terutama pengkajian tentang ilmu bahasa
Arab, ada beberapa aspek yang fundamental yang perlu dibahas antara lain.
a. Aspek fonologis, (ilmu aswat) yaitu yang mempelajari bunyi-bunyi
(fonem) bahasa
b. Aspek morfologis, (ilmu syorof) yaitu yang mempelajari bentuk kata
atau morfem.
c. Aspek sintaksis, (ilmu nahwu) yaitu yang mempelajari susunan
kalimat dan ciri-cirinya.
d. Aspek semantik, (ilmu ma’ani) yaitu yang mempelajari tentang arti
kata dan problamatikanya.
Dari ke empat aspek yang fundamental di atas, penulis sengaja memfokuskan
membatasi permasalahan ini dari segi ilmu sintaksis atau ilmu nahwu. pembatasan
ini penulis fokuskan agar lebih memperjelas arah tujuan penelitian.
Kajian ini berupaya mendeskrifsikkan fungsi ta dalam bahasa Arab. Kajian ini
berdasarkan kriteria dalam aspek ilmu sintaksis atau ilmu nahwu. Dengan demikian
pengkajian ini mencakup pembahasan sintaksis.
Masalah kajian ini dirumuskan mencakup tiga hal sebagai berikut.
1. Berapakah jenis ta yang terdapat dalam bahasa Arab?
2. Bagaimanakah letak ta dalam bahasa Arab?
3. Bagaimana fungsi ta dalam bahasa Arab?
1.4 Tujuan Penelitian
Sudah pasti dalam setiap penelitian terhadap suatu permasalahan, si peneliti
sudah mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang diharapkan dari penelitian tersebut
begitu pula dalam halnya dalam penulisan tesis ini.
1. Mendeskripsikkan jenis ta dalam bahasa Arab.
2. Mendeskripsikan letak ta dalam bahasa Arab.
3. Untuk Menguraikan fungsi ta dalam bahasa Arab.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat temuan ini adalah:
1. Menambah referensi, pada ilmu sintaksis pada kajian terutama kajian tentang
pemakaian huruf ta dalam bahasa Arab.
2. Diharapkan penulis dapat menggunakannya dalam struktur bahasa Arab yang
benar yang dapat diucapkan sehari-hari.
3. Agar dapat memberikan pemahaman yang mudah tentang pemakaian ta dalam
4. Menambah wawasan ilmiah bagi masyarakat yang bergelut pada bidang
linguistik, terutama linguistik bahasa Arab.
BAB II
2.1 Pengertian Ta
Sebelum penulis mengemukakan pengertian ta sebagai kata tugas (harf)
terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian huruf secara umum, karena ta bagian
dari huruf.
Mustafa al-Ghalay yin, (1973 : 9) memberi defenisi huruf sebagai berikut:
:
.
Al-harfu : ma dalla `al ma`nan fi ghayrihi walaysat lahu ‘al matun yatamayyazu
bih kam li ismi wa al-fi’li
“huruf adalah: kata yang menunjukkan pengertian pada yang lainya dan tidak ada
baginya tanda-tanda yang istimewa dengan sebagaimana yang ada bagi ism dan fi’l”
Umar Hubaeis, (1985 : 4) memberi defenisi huruf sebagai berikut:
:
Al-harfu : wa huwa lafzun l yadullu ‘al ma’na mustaqbal illa ma’na gairihi,
nahwu : “min, ila” fa’inna “min” la yafhamu ma’n hu illa ma’a ghyrihi,nahwu
i sat madr -al mina
“Huruf: adalah ujaran yang tidak menunjukkan pengertian nyata, kecuali bersambung
dengan ujaran lain, misal : ‘min, ila‘. Maka sesungguhnya ‘min’ tidak dapat dipahami
pengertiannya malaikan harus bersambung dengan ujaran lainya. Misal : min
al-madrasati
:
Al-harfun ma dalla ‘al ma’na ghayri mustaqbal bil-fahmi bal yazharu min wad’i’
al-harfi ma’a gairihi fi al-kal mi.
“huruf adalah kata yang menunjukkan pengertian yang pengertianya dari letak
huruf itu dengan kata yang lain adalah kalimat”.
Defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa huruf adalah kata yang
menunjukkan pengertian yang tidak jelas, kecuali apabila dirangkaikan dengan kata
lain, dalam kalimat sempurna (jumlah mufidah). Huruf hanya dapat digunakan
sebagai penghubungan dalam suatu kalimat. Huruf tidak ada mempunyai tanda-tanda
khusus sebagaimana halnya dengan kata benda (ism) dan kata kerja (fi’l).
Pada dasarnya, semua huruf itu adalah mabni (tidak mengalami perubahan
(harakat).
Secara umum huruf dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu dari aspek jenis,
fungsi dan strukturnya.
Ditinjau dari segi jenis dapat dijumpai beberapa jenis seperti, huruf
(al-nafi) yaitu huruf yang berarti tidak, menidakkan kata sesudahnya. huruf
(al-taukid) yaitu huruf yang berarti sesunggunya, untuk menguatkan kata
sesudahnya. Huruf /tamanni/ yaitu huruf yang mengandung suatu harapan
yang sulit terjadi, bahkan tidak mungkin terjadi.
Ditinjau dari segi fungsinya dapat pula dibagi menjadi dua. Pertama huruf
adalah huruf yang dapat menentukan i‘rab dari suatu kata yang dimasukinya.
Apakah menjadi mansub, majrur ataupun majzum. Seperti huruf nasab, yaitu huruf
yang membuat kata sesudahnya ber i’rab nasb, (berkasus akusatif) huruf jarr, yaitu
huruf yang membuat kata sesudahnya (ism) beri’rab jarr, (berkasus genetif) huruf
jazm, yaitu huruf yang membuat kata sesudahnya (fi’l) beri’rab jazm (berkasus jussif)
Huruf yang tidak berfungsi adalah huruf yang tidak menentukan i’rab dari suatu
kata yang dimasukinya.
Seperti huruf jawab /la/ ‘tidak’ dan /naam/ ‘ya’ sebagai jawaban dari
kata Tanya
/hal/
‘apakah’. Huruf istifham /hal/ ‘apakah’ dan /a/ ‘apakah’.Dan sebagai huruf syarat /law/ ‘kalau, seandainya’
Ditinjau dari segi letaknya huruf ada yang khusus teletak di depan ism saja atau
terletak di depan fi’l saja. Kemudian ada pula huruf yang tidak khusus, yaitu harf
yang terletak di depan ism, di depan fi’l juga bisa terletak di depan huruf.
a. Misal huruf berfungsi yang terletak di depan kata benda.
/izhab bisalamin/ ’Pergilah dengan selamat’
/kharaja al-ust zu f ta-l mizu/
’guru itu telah keluar kemudian murid itu’
/al-ilmun k n-n ri/
‘Ilmu itu seperti cahaya’
/al-jannatu li mu`minina/ ‘surga itu khusus untuk orang-orang yang beriman’
Pada misal pertama /ba/ adalah huruf yang berfungsi membuat ism
sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genetif) menurut jenisnya disebut huruf jarr dan
terletak di depan ism.
Pada misal kedua /fa/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung)
membuat kata sesudahnya beri’rab rafa’ (berkasus nominatif) mengikuti i’rab
(kasus) kata sebelumnya, menurut jenisnya disebut huruf ‘at’f dan terletak di depan
ism.
Pada misal ketiga /kaf/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genitif), menurut jenisnya disebut dengan huruf
tasybih dan terletak di depan ism.
Pada misal keempat
/aw/
adalah huruf yang berfungsi (secara tidaklangsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) sebagai badal
dari mafululbih (obyek) mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumya, menurut jenisnya
disebut ‘at’f (penghubung) dan terletak di depan ism.
Pada misal kelima /li/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab jarr (berkasus genetif) menurut jenisnya disebut haruf jarr dan
terletak di depan ism.
b. Misalhuruf yang berfungsi yang terletak di depan fi’il.
/adkhulu al-madrasatu li’at ’allama / ‘saya masuk sekolah untuk belajar’
/kul wa syrabu / ‘makan dan minumlah kamu’
/l taqul ill al-haqqa/ ‘jangan kamu bicarakan kecuali yang benar’
/in tazra` tahsud/ ‘jika kamu menanam kamu menuai’
Pada misal pertama /lam/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut huruf nafi dan
terletak di depan fi’ilnya.
Pada misal kedua /li/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) menurut jenisnya disebut lam t-talil
dan terletak di depan fi’l.
Pada misal ketiga /waw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak
langsung) membuat kata sesudahnya beri’rabjazm (berkasus jussif) mengikuti i’rab
(kasus), kata sebelumya, menurut jenisnya disebut harf ‘at’f , dan terletak di depan
fi’l.
Pada misal keempat /l / adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut haruf nahi atau
Pada misal kelima, /in/ adalah huruf yang berfungsi membuat kata
sesudahnya beri’rab jazm (berkasus jussif) menurut jenisnya disebut huruf syarat dan
jazm dan terletak di depan fi’l.
c. Misalhuruf yang tidak berfungsi yang terletak di depan (ism).
/a-h z tazkiratuka/ ’apakah ini karcis kamu ?’
/na’am haza tazkirati/ ’ya ini karcis saya’
/hal huwa tazir ? / ‘apakah dia seorang saudagar ?’
/l , huwa laysa tazir/ ‘tidak, dia seorang saudagar’
Pada misal pertama /hamzah/ adalah huruf tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).
Pada misal kedua /na’am/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya di sebut huruf jawab dan terletak di depan kata benda (ism).
Pada misal ketiga, /hal/ adalah huruf yang tidak berfungsi menurut
jenisnya disebut dengan huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).
Pada misal keempat /l / adalah huruf yang tidak berfungsi menurut
jenisnya disebut huruf jawab dan terletak di depan kata benda (ism).
d. Misal huruf yang tidak berfungsi yang terletak di depan kata
/sayaqulu al-sufahau’/ ‘nanti akan berkata orang-orang bodoh
(Al-Baqarah 142)
/m ’ yuzadalu fi ayati l-lah/ ‘jaganlah berdebat dengan ayat Allah
(Al-Mukmin: 2)
/l yazhabu ‘Aliyyun il al-madrasati h z al-yawma/ ‘Ali tidak pergi ke
sekolah hari ini’
/qad aflaha al-mu’minuna
/ ‘Sungguh beruntung orang-orang beriman(Al-Mu'minun: 1)
Pada misal pertama /sin/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut dengan hurufistiqbal dan terletak di depan fi’lmud ri.
Pada misal kedua /m / adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut huruf nafi, dan terletak di depan fi’lmad.
Pada misal ketiga /l / adalah huruf yang tidak berfungsi menurut jenisnya
disebut dengan huruf nafi, dan terlerletak di depan kata kerja (fi’il).
Dan misal keempat
/qad/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut huruf tawkid, dan disebut juga huruf tahqiqi dan terletak di depan
e. Misal huruf yang berfungsi, yang terletak di depan kata benda
maupun kata kerja (fi’il).
/laqitu kh lidan f Ahmada / telah ketemu Khalid dan Ahmad’
/utlubu al-`ilma f ’amaluhu / ‘carilah ilmu kemudian amalkanlah’
/ijtahid fi al-darsi aw tanjaha/ ‘rajinlah kamu belajar sampai kamu lulus’
/khuzi al-kurrasata aw al-qirt sa/ ’ambillah buku tulis atau kertas itu’
Pada misal pertama /f / adalah huruf yang berfungsi (secara tidak
langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif ), mengikuti
i’rab kata sebelumnya, menurut jenis tersebut huruf ‘ataf, dan terletak di depan kata
benda (ism).
Pada misal kedua
/f /
adalah juga huruf yang berfungsi (secara tidaklangsung) membuat kata sesudahnya beri’rabjazm (berkasus jussif) mengikuti i’rab
(kasus) kata sebelumya menurut jenisnya disebut huruf ‘atf, dan terletak di depan
kata kerja (fi’il).
Pada misal ketiga
/aw/
adalah huruf yang berfungsi (secara tidaklangsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb, (berkasus akusatif) mengikuti
i’rab kata sebelumnya (sebagai maf’ul bih). Menurut jenisnya disebut huruf ‘atf, dan
Pada misal keempat /aw/ adalah huruf yang berfungsi (secara tidak
langsung) membuat kata sesudahnya beri’rab nasb (berkasus akusatif) mengikuti
i’rab (kasus) kata sebelumnya, menurut jenisnya juga disebut huruf ‘at’f, tetapi
terletak di depan kata benda (ism).
Dari keempat misal di atas, dapatlah kita ketahui bahwa /f / dan /aw/
adalah huruf yang berfungsi (secara tidak langsung) membuat kata sesudahnya
mengikuti i’rab (kasus) kata sebelumya terletak di depan kata benda (ism) maupun
kata kerja (fi’il).
f. Misal huruf yang tidak berfungsi yang dapat terletak di depan
kata benda (ism) maupun di depan kata kerja (fi’il).
/atak nu mina al-f ’izina/ ’apakah engkau sebagian dari orang-orang yang
memperoleh kemenagan’
a-‘anta falahun/
‘apakah engkau seorang petani’
/m yaf’alu al-abu bi ab-nihi al-muznibi wa huwa yuhibbuhu / ‘apakah yang
akan dilakukan seorang ayah terhadap anaknya yang bersalah sedang ia
menyanyanginya’
Pada misal pertama, /hamzah/ adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut huruf istifham dan dan terletak di depan kata benda (ism).
Pada misal kedua /hamzah/ adalah juga huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut juga (harf istifham) kata tugas dan terletak di depan kata benda ism
damir.
Pada misal ketiga /m / adalah huruf yang tidak berfungsi, menurut
jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata kerja (fi’il).
Pada misal keempat /m / adalah juga huruf tidak berfungsi menurut
jenisnya disebut huruf istifham dan terletak di depan kata benda (ism).
Dari keempat misal, dapat di ketahui bahwa /hamzah/ dan
/
m / adalahhuruf yang tidakberfungsi, menurut jenisnya disebut hurufistifham dan dapat terletak
di depan kata benda maupun di depan kata kerja.
Ta adalah bagian dari huruf dalam bahasa Arab, ditinjau dari segi jenisnya
terdapat beberapa jenis, ditinjau dari segi letaknya dapat terletak di depan kata benda
di akhir kata benda di depan kata kerja di tengah dan di akhir kata kerja ditinjau dari
segi fungsinya dapatberfungsi dan tidak berfungsi.
2.2. Landasan Teori
Dalam penulisan tesis ini, penulis menggunakan teori tata bahasa struktural.
Teori ini di pelopori oleh Leonard Bloomfield. Dalam teori ini muncullah pengertian
tentang kata kerja (verba focus). Fokus kata kerja itu sudah ditemukan Bloomfield
menyesuaikan diri dengan peranan tertentu sebagai pengisi sematis pada fungsi
subjek. (varhaar, 1983 : 88).
Bentuk dan struktur bahasa yang sudah biasa dipakai atau yang sudah umum
telah dinilai sebagai bentuk yang gramatikal. Bentuk-bentuk secara kaidah
sebenarnya, akan tetapi belum biasa dipakai atau belum umum, maka bentuk tersebut
terpaksa dinyatakan sebagai bentuk yang tidak gramatikal. Dengan demikian standar
yang dipakai untuk menetapkan kegramatikalnya suatu bahasa adalah standar kaidah
atau norma. misal : kata bupati + ke-an sedangkan menurut kaidah menjadi
kebupatian, sama halnya kata menteri + ke-an menjadi kementerian. akan tetapi
bentuk kata kabupatian tidak dianggap gramatikal karena tidak umum.
Struktur gramatikal mulai ditegakkan mulai dari level terendah berupa fonem
sampai level tertingi yang berupa kalimat. Secara berturut-turut level atau dataran
gramatikal tersebut adalah morfem, kata, frasa, klausa dan kalimat. Morfem dan kata
merupakan kajian bidang morfologi, sedangkan frase klausa, dan kalimat merupakan
kajian sintaksis. Kemudian frase secara sintakmatik membentuk struktur yang lebih
besar yakni klausa. Akhirnya, klausa-klausa secara sintakmatik membentuk struktur
yang lebih besar lagi yakni kalimat. (Soeparno, 2002 : 50)
Kridalaksana, (2001: 100), menjelaskan dalam Kamus Linguistik tentang kata
kerja (function word) kata yang terutama menyatakan hubungan gramatikal yang
tidak dapat bergabung dengan afiks, dan tidak mengandung makna leksikal,
preposisi, konjungsi, artikel, dan pronominal.
Muslich, (1990 : 101). Menjelaskan bahwa, kata tugas tidak mempunyai
dengan kata-kata lain ia belum bisa memaknai. Selain itu kata tugas, hampir semunya
dapat mengalami perubahan misal, mengada, diadakan, mengadakan. Tetapi kata
tugas ke, jelas tidak bisa berubah. Misal lainnya dari, pada, dengan, ada beberapa
kata tugas yang bisa berubah, misalnya sebab sampai dan oleh. Biasanya kita dengar
bentuk-bentuk ubahnya, misalnya, menyebabkan, menyampaikan, dan memperoleh.
Kata tugas juga tidak mudah dapat dipengaruhi dari unsur asing. Kata klasifikasi
masuk juga meskipun sudah ada pengelompokan, tetapi kata tugas tidak gampang
begitu. Kata tugas merupakan kelas kata yang tertutup. Dapat dikatakan bahwa kata
tugas adalah kata atau gabungan kata tugasnya semata-mata memungkinkan kata lain
berperan dalam kalimat.
Keraf, (1984: 90) Mengambil kesimpulan bahwa kata-kata yang tidak
termasuk salah satu jenis kata atau menjadi sub golongan jenis-jenis kata,
dimasukkan dalam suatu jenis yang terdiri dari kata tugas. Atau dengan kata lain jenis
kata oleh teori tata bahasa struktural di sebut kata depan, dan kata sambung , dan
kata penghubung dimasukan dalam (kata tugas).
Dari segi bentuk umumnya kata-kata tugas sukar sekali mengalami perubahan
bentuk. Kata-kata seperti: dengan, telah, dan, tetapi sebagainya tidak bisa mengalami
perubahan. Tetapi di samping itu ada golongan kata tugas, dapat mengalami
perubahan. Tetapi disamping itu ada golongan kata yang jumlahnya sangat terbatas,
walaupun termasuk kata tugas, dapat mengalami perubahan bentuk, misalnya: tidak,
sudah, dapat berubah menjadi: menindakkan, menyudahkan.
Para linguis Arab sepakat membuat klasifikasi kata dalam bahasa Arab
atas, bahwa yang menjadi obyek pembahasan ta dalam bahasa Arab adalah kata yang
bisa di bentuk atau dirubah, di antara macam-macam (ism) ada yang berbentuk
permanent tidak bisa berubah demikian halnya dengan (fi’il), ada yang berkategori
( fi’il) yang tidak dapat berubah, bahkan ( harf) tidak mengalami perubahan bentuk.
Dalam bahasa Arab, kata disebut dengan kalimat, gabungan dari dua kata atau
lebih. (Al-Jurjani, 2006 : 100) menjelaskan.
" "
‘iba’ratu an murakab kalimataini isnadat ihdahuma ila ukhra sawaun afa’du
kaqawlika” jaidun qa’imun” .
“sebuah ungkapan yang tersusun dari dua kata-kata yang satu di isnadkan kepada
yang lain, apakah sempurna, seperti “ si zaid berdiri” atau belum, seperti “ jika ia
memuliakan”.
Hal ini juga ditegaskan oleh (Al-Gulay in. 2006 : 101)
.
.
Wa ama al-hurufu wa syababuha fala ta’alaqu li’ilmu al-tasrifi. Wal-muradu
bisyababihi al-harf al’asmai al-mubniyati wa af’alu al-za’midatu, fa’innaha tasbahu
al-harf fi al-zumudi wa ‘adami al-tasrif.
“dan yang serupa denganya tidak termasuk pembahasan marfologi bahasa Arab. Dan
yang dimaksud dengan menyerupai huruf adalah isim-isim mubni, dan fi’il-fi’iljamid,
keduanya sama dengan huruf; tidak punya tasrif”.
Untuk melihat gambaran secara umum, ism yang dapat di irab, dan fi’il yang
dapat di tasrif yang menjadi garapan linguistik Arab. (Sahkolid, 2006: 120).
Dengan demikian pembentukan kata dalam bahasa Arab dapat diketahui
bahwa bahasa Arab memiliki sistem pembentukan kata yang lebih beragam atau lebih
fariatif dibanding dengan bahasa Indonesia, dengan demikian, sangat wajar bahasa
Arab adalah bahasa yang memiliki kosa kata terbanyak di dunia.
BAB III
METODE PENELITIAN
Setiap penelitian biasanya berpedoman kepada metode-metode tertentu agar
dapat memperoleh bahan masukan yang terdapat dalam permasalahan yang di bahas.
Karena di dalam penelitian yang baik seharusnya menggunakan metode penelitian
yang sesuai ke mana arah yang akan dimaksud. Adapun yang perlu diperhatikan
dalam penelitian ini adalah, adakah atau tidak bahan yang akan digarap, yang relevan
dengan permasalahan yang akan dibahas.
Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan
menggunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan jalan mengumpulkan data,
menyusun atau mengklasifikasi, menganalisis dan menginterprestasinya.
Surakhmad, (1980 : 147)
Dengan meneliti, merangkumkan buah pikiran melalui tulisan para ahli
Linguistik Arab. Sebelum mengadakan suatu penelitian langkah pertama yang harus
dilakukan adalah memperhatikan bahan yang akan diteliti apakah bahan tersebut ada
relevansinya atau tidak dengan permasalahan yang akan diteliti. Setelah data-data
dikumpulkan dan diseleksi, baru kemudian dianalisis. Hasil dari analisis tersebut
kemudian akan dituangkan dalam bentuk karya tulis.
3.2 Sumber Data
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini adalah ragam bahasa tulisan.
Dalam bahasa Arab ragam tulis yang dijadikan data penelitian ini adalah bahasa
Arab baku (fushah) seperti yang dinyatakan oleh (Wastono, 1996:12) data dari
penelitaian ini diambil dari beberapa sumber.
1. Al-Quran al-Karim, bahasa Al-Quran sebagai sumber data telah banyak
dan fonologi. Bahwa dalam ragam bahasa tulis Al-Quran adalah
merupakan ragam bahasa Arab (fushah) yang kegramatikalnya tidak
diragukan lagi.
2. Buku-buku bahasa Arab, juga data yang diperoleh bersumber dari
buku-buku bahasa Arab atau buku-buku-buku-buku lain yang ada hubunganya dengan
obyek yang diteliti, yang dapat di pergunakan sebagai dasar dalam
penelitian .
3. Dalam hal ini juga penulis mulai menyusun tesis ini dengan
langkah-langkah yaitu mengumpulkan bahan literatur dari beberapa
Perpustakaan.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pilah unsur penentu, Alatnya
adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh peneliti. Yang dipilah ta
yang terdapat dalam bahasa Arab.
Data yang diambil menggunakan metode deskriptif singkronik (descriptive
synchronic) artinya data dikumpulkan seperti kondisi apa adanya dan dideskripsikan
sesuai dengan ciri alamiah naskah itu (Djajasudarman, 1993 : 6)
Prosedur pengumpulan data yang akan dilakukan adalah:
1. Membaca secara berulang-ulang dan berhenti ketika tidak ditemukan hal
yang baru.
2. Mengumpulkan data dengan cara mencari dan memilih buku-buku yang
3. Menyusus hasil penelitian secara stematis dalam bentuk laporan ilmiah yang
kemudian di sajikan dalam bentuk tesis.
4. Data yang diperoleh kemudian dianalisis.
5. Mengklasifikasi data yang telah diperoleh dari referinsi yang ada.
6. Menyusun setiap data yang diperoleh dalam kartu data, yang akan dianalisis.
khusus data dari bahasa Arab pendiskripsiannya akan dilakukan dengan
mengunakan Transliterasi Arab Latin SKB dua Menteri, Menteri Agama dan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, tanggal 22 Januari 1988.
3.4 Analisis Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis pemakaian hurufta dalam bahasa
Arab adalah, analisis data secara induktif, yakni data dikaji melalui proses.
Sesuai dengan metode analisis yang akan digunakan maka peneliti akan
menempuh prosedur dengan tahapan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasikan setiap letak ta dan pemakaiannya dalam bahasa Arab.
2. Mengkaji tentang ta, dan jenisnya juga fungsinya berdasarkan ilmu sintaksis
atau dengan ilmu nahwu.
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN TENTANG JENIS-JENIS TA
Seperti telah tergambar, bahwa ta sebagai kata tugas ditinjau dari segi
jenisnya terdapat beberapa jenis. Ditinjau dari segi fungsinya dapat berfungsi dan
tidak berfungsi. Ditinjau dari segi letaknya dapat berada di depan kata benda (ism), di
akhir (ism), di depan kata kerja (fi’l), di tengah kata kerja (fi’l) dan di akhir kata kerja
(fi’l). Huruf jarr yang khusus masuk pada (lafzu jalalah), yaitu huruf jarr /ta/
‘demi’. Ta merupakan huruf yang ketiga dari huruf hija’iyyah. hurufta adalah huruf
yang keluar dari ujung lidah dan pangkal gigi atas.
Pada bab ini penulis mengungkapkan jenis-jenis ta. Yang terdapat sembilan
pembahasan, yaitu sebagai berikut:
-1 ( ta mud ra’ah) “ta mud ra’ah ta yang masuk pada
fi’il mudari”.
- 2 ( Ta ta’nis ) “ta ta’nis ta yang menunjukkan khusus
pada perempuan”
- 3 ( ta khitab ) “ta khitab ta yang masuk kepada ism
damir atau kata ganti orang pertama,kedua dan ketiga tunggal”.
- 4 ( ta qasam) “ta qasam ta yang menjelaskan tentang
sumpah”
-5 ( ta badal ) “ta badal bermakna ganti”.
- 6 ( ta z ’idah )” ta bermakna lebih”.
- 7 ( ta ismiyyah) “ta menunjukkan kata benda”.
- 8 ( ta marb tah ) “ta marb tah ta simpul”.
4.1.1 Ta Mud ra’ah
Sebelum penulis mengemukakan pengertian ta mud ra’ah sebagai
tanda-tanda fi’l mud ri’ ( ) terlebih dahulu penulis kemukakan pengertian mud ri’
secara umum karena fi’l termasuk bagian fi’l dipandang dari pembagian waktu.
Kata kerja mud ri’ /al-fi’il i-mud ri’/ ialah kata kerja yang
yang belaku pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang dan memakai
huruf-huruf mud ra’ah yaitu, /al-hamzatu/ /an-n nu / /
al-y u/ dan, /at- t u/ . dalam hal ini (Ali al-Jarim, 1890 : 20 mengatakan:
.
Al-fi’lu al-mud ri’ huwa kullu fi’lin yadullu `ala husuli` amalin fiz-zamani al-hadiri
awwi al-mustaqbali wal budda anyakuna mabduw`an biharfin min ahrufi al-
mud ’ra’ati wa hiya al-hamzatu wa n-n nu wal- y `u wa t-t u.
‘fi’l mud ri’ ialah, setiap pekerjaan yang menunjukkan masa sekarang/akan datang
dan dimulai dengan huruf mud ra’ah yaitu hamzah, n nya, dan ta.
Pada umumnya kata kerja mud ri’ dibentuk dari kata kerja madi, yaitu dengan
menambah huruf-hurufmud ra’ah yang disebut dengan /anaytu/.
Misal:
/ta `kulu al-bintu al-khubza/ ’perempuan itu sedang memakan’
/agsilu yadayya / ‘saya sedang mencuci kedua tangan’
/narfau` darazati min nisyai /‘Kami tinggikan siapa yang Kami
kehendaki beberapa derajat’(Al-An’am: 83)
/wal-lahi yad’u ila darussalam /‘Allah menyeru manusia ke
Darussalam’ (Yunus:25)
Pada kalimat yang pertama, huruf mud ra’ah adalah /at-t u/.
Pada kalimat yang kedua, huruf mud ra’ah adalah /al-hamzatu/.
Pada kalimat yang ketiga, hurufmud ra’ah adalah /an-n nu/
Pada kalimat yang keempat, huruf mud ra’ah pada kalimat tersebut,
adalah /al- yau/.
Kata kerja mud ri’ apabila di hubungkan dengan kata ganti dari jumlah 14
(empat belas) macam, juga mempunyai 14 (empat belas) pola kata dan dibagi pada
tiga kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah:
1. Untuk orang ketiga (lk/pr) mempunyai enam pola:
/yaf’alu/ ‘dia seorang (lk)sedang berbuat’
/yaf’alani/ ‘dia dua orang (lk) sedang berbuat’
/yaf ‘alu / ’mereka (lk) sedang berbuat’
/taf ‘alu / ‘dia seorang (pr) sedang berbuat’
/taf’alani/ ‘dia dua orang (pr) sedang berbuat’
2. Untuk orang kedua (lk/pr) mempunyai enam pola:
/taf’ alu/ ‘engkau seorang (lk) sedang berbuat’
/taf’ alani/ ‘engkau dua orang (lk) sedang berbuat’
/taf’ aluna/ ‘mereka dua orang (pr) sedang berbuat’
/taf ‘ilina/ ’engkau seorang (pr) sedang berbuat’
/taf’ alani/ ’engkau seorang (pr) sedang berbuat’
/taf’ alna/ ’mereka dua orang (pr) sedang berbuat’
3. Untuk orang pertama (lk/Pr) mempunyai dua pola:
/af `alu/ ’saya lk/pr sedang berbuat’
/naf `alu/ ‘kami lk/pr sedang berbuat’
Pada pola di atas terlihat bahwa, kata kerja mud ri’ pada umumnya berkasus nominatif (marfu)
Ta mud ra’ah tidak berfungsi dan terletak di depan fi’l mud ri’. Dengan
syarat fa’lnya juga harus disesuaikan ke dalam bentuk mu’annas, seperti contoh di
bawah ini:
/tal `abu zaynabu / ’zainab sedang bermain‘
/ta kulu al-bintu / ‘anak perempuan itu sedang makan’
itu sedang pergi’ ) pr ( ‘guru / u t a z usta -habu al z ta /
/tatbahu al-khadimatu / ‘pelayan (pr) itu sedang masak’
itu sedang membaca’ ) pr ( ’murid / u t a z tilmi -taqra’u al /
Kelima misal di atas terdiri dari kata kerja (fi’l) mud ri’ kata tugas (huruf)
Apabila diperhatikan misal pertama, sampai ke lima, hanya dapat ditambah
huruf awalnya dengan huruf / ta/.
Kelima misal di atas terdiri dari kata kerja (fi’l) mud ri’ dan fa’ilnya
(pelakunya) adalah terdiri dari bentuk mu’annas. Adapun maksud pengertian ta di
awal fi’l mud ri’. Kata tugas (Huruf) ta mud ra’ah apabila menunjukkan:
a. seseorang mukhatab (orang kedua laki-laki)
Misal:
/anta tudar-risu/ ’enkau laki-laki mengajar’
b. seseorang mukhatabat (orang kedua perempuan)
Misal:
/anti tudarrisina/
‘engkau (perempuan) mengajar’
c. dua mukhatab (orang kedua laki-laki)
Misal:
/antum y zaid ni tudarris ni/
‘kemu kedua wahai zaidun mengajar’
d. dua mukhatabat (orang kedua perempuan)
Misal:
‘kamu berdua wahai hindun mengajar
e. ghai’bat (orang pertama perempuan)
Misal:
/hindun tudarrisu/ ‘hindun mengajar’
f. gh ’ibah (orang kedua perempuan)
Misal: / ni ab ` ni tal at z tilmi -al /
‘dua orang murid perempuan bermain-main’
Ta mud ra’ah dapat dapat menjadi berbaris depan, dammah pada kata kerja
(fi’l) rubai.
Misal:
/taq mu/ ‘engkau laki-laki berdiri’
/tudakhriju/ ‘engkau laki-laki telah keluar’
Dari uraian di atas, maka penulis dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa
pada umumnya kata kerja mud ri’ dibentuk dari huruf-huruf mud ra’ah. Kata tugas
(harf ) ta adalah yang termasuk salah satu dari huruf-hurufmud ra’ah
4.1.2 Ta Ta’nis
Ta ta’nis adalah huruf yang bertugas sebagai ta ‘nis (tanda perempuan) tidak
berfungsi, terletak di belakang kata kerja (fi’l) dan kata benda (ism). Kata tugas
(huruf) yang menunjukkan ta’nis adalah sebagai berikut:
1. Dalam kata tugas (huruf) yang berlafaz ta’nis seperti:
/dakhalat f timatu al-hujrata summa ’isyata/
‘F timah masuk kamar kemudian A’isyah’
Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:
Kalimat yang di atas adalah jumlah fi’liyyah yang terdiri dari /dakhalat/
adalah fi’l madi, tetap dalam keadaan fathah dan ta sakinah adalah damir mustatir
(kata ganti yang tersembunyi).
Kata /F timatu/ adalah sebagai fa’il yang marfu. Kata, /al-hujrata
/adalah sebagai mafulunbih (objek) alamatnya fathah, Kata /summa/ adalah huruf
`atf (penghubung) dan ta adalah sebagai tanda yang menunjukkan lafaz ta’nis (tanda
perempuan).
Kata, /A’isyatu/ adalah sebagi maktub ilaih (yang menyusul) kepada
F timah.
Misal: /rubbata/ yang berasal dari kata /rubba/
/rubb ta s hibatin tah nu akh h /
‘berapa banyak kawan yang menghianati saudaranya’
Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut.
Kalimat misal di atas adalah kalimat sempurna (jumlah ismiyyah), yang terdiri dari
mubtada dan khabar kata /rubbata/ adalah huruf jarr, yang tetap dalam keadaan
Dalam kalimat /rubbata s hibatin/ adalah sebagai fa’il mud ri’
yang marfu.
Di dalamnya terdapat damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) sebagai fa’ilnya
kata, /akhaha/ adalah maful (objek) dan sebagai mudaf.
/h / adalah damir muttasilu sebagai mudaf ilaih, /tah nu akh h /
adalah di tempat rafa sebagai khabar.
Misal: /lata/ yang berasal dari /l /
/nadimat al-buqh tu wa l ta s ’ata mundamin/
‘menyesal orang-orang yang jahat dan tidak ada waktu bagi yang menyesal’
Keterangan dari misal di atas adalah sebagai berikut:
Kalimat misal di atas adalah (jumlah fi’liyyah) yang terdiri dari kata, /nadimat/
adalah fi’il madi, tetap dalam keadaan fatha, Kata, /al-bughatu/ adalah
sebagai fa’il yang marfu dan alamat marfunya adalah dammah. Kata, /lata/
adalah kata tugas (harf) nafi yang berfungsi sebagai laisa tetap dalam keadaan
fathah. Dan kata benda (ism) wajib mahzuf (terlepas) karena maknanya sama dengan
kabarnya.
Kata, /s ’ata/ adalah khabar dari kata, /l ta/ mansub dengan baris fathah
dan sebagai mudaf.
2. Dalam kata kerja fi’l madi (kata kerja pada masa lampau) yang dapat berubah.
Misal:
/Hindun darasat/ ‘Hindun telah belajar’
/Halidah qara’at/ ‘Halidah telah membaca’
a. Hukum ta ini harus sukun seperti misal di atas akan tetapi dibaris atas
apabila ditulis dengan alif.
Misal:
/al-tilmizat ni darasat /
‘dua orang murid belajar’
b. Ta ta’nis (ta tanda perempuan) harus fi’lnya setelah kata benda mu’anas dan
apabila fi’lnya sebelum ism mu’annas maka fa’il itu dimu’anaskan atau
dimuzakkarkan menurut keterangan sebagai berikut
1. Fi’l harus dimuzakkarkan bersama fa’il (pelaku) dalam 2 (dua) tempat.
a. Apabila fa’ilnya muzakkar, maka f’ilnyapun harus muzakkar.
Misal:
/q ma al-tilmiz ni/
‘dua orang murid laki-laki berdiri’
b. Apabila fa’ilnya mu’anas zahir (pelakunya perempuan yang kelihatan)
yang dikecualikan dengan kata, /illa/.
Misal:
/m ’najahat illa zainaba/
2. fa’il (pelaku) harus dita’niskan bersama fi’l dalam 3 (tiga ) tempat, yaitu:
1. Fa’ilnya harus mu’annas zahir yang sesunggunya bersambung
dengan fi’lnya.
Misal:
/n zahati al-talamizat/
’murid perempuan itu lulus’
/nazahat au al-tilmizatani/ ‘atau dua orang murid perempuan’
’
‘atau murid perempuan / tilmizatu al t zaha n u a /
2. Fa’ilnya harus damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang
kembali kepada mu’annas sesunggunya.
Misal:
/al-fat tu najahat/ ‘pemudi itu lulus’
/al-syamsu tala’at/ ‘matahari terbit’
3. Fa’ilnya harus damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang
kembali ke jamak mu’annas salim atau jamak taksir.
Misal:
/al-tilmiz tu/ ’murid perempuan’
/au al-fatay tu/ ’atau para pemudi’
/al-jamalu z ’at/ ’atau unta itu datang’
3. Boleh dimuzakkarkan fi’lnya, dan dimu’annaskan fi’l itu ada beberapa
tempat yang terpenting di antaranya:
1. Apabila fa’ilnya mu’annas majazi zahiran
Misal:
/tala’a al-syamsu/ ’matahari terbit’
/au tala’ati al-syamsu/ ’atau matahari terbit’
2. Apabila fa’ilnya mu’annas hakiki yang dipisahkan dari fi’lnya
dengan menggunakan selain, /illa/.
Misal:
/j rra al- qaryata hindun/ ’hindun mengujungi desa’
/j rrat al-qaryata hindun/’hindun mengunjungi desa’
3. Apabila fa’ilnya damir mustatir (kata ganti yang tersembunyi) yang
terpisah dari mu’annas.
Misal:
/innam z rrani hiya/
/au innam z rratni hiya/
’atau bahwasanya yang mengujungiku adalah dia (pr)’ <