• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

H

HHAAASSSIIILL LPPPEEENNNEEELLLIIITTTIIAIAANNN

GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT HIPERTENSI DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN LABUHAN

KECAMATAN MEDAN LABUHAN KOTA MEDAN PROVINSI

SUMATERA UTARA

Rasmaliah1, Fazidah Aguslina Siregar2, dan Jemadi3

1, 2, dan 3

Staf Pengajar Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Hypertension is still a public health problem and it cause of mortality of patient nursing at hospital in North Sumatra during 2000 for the group >60 years old. This study was conducted to know epidemiology status profile of hypertension at the working area Health Center of Pekan Labuhan, used cross sectional study design. 163 people were selected by using purposive sampling method from 8796 people of population group of > 26 years old. The result showed that prevalence of hypertension 26,4%, in characteristic find out the highest group of 44-60 years old 30,8%, female 29,0%, education of junior high school 41,7%, occupation of non government and others occupation is 27,8% and 31,7%, have married status 42,9%, nutrition status was fat 30,2% and smoking 32,2%. The high Hypertension in working area Health Center of Pekan Labuhan need periodical test at the group productive old and need ad of knowledge with promotion about nutrient and risk factor of Hypertension.

Key words: Hypertension and characteristic

PENDAHULUAN

Menurut Depkes RI (2001) mengemukakan terjadinya transisi epidemiologi penyakit ditunjukkan dengan adanya kecenderungan perubahan pola kesakitan dan pola penyakit yaitu adanya penurunan prevalensi penyakit infeksi, namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit non-infeksi atau penyakit degeneratif seperti: hipertensi, stroke, kanker, diabetes melitus dan lain-lain.

Selain itu perubahan gaya hidup (life style) masyarakat dan sosial ekonomi juga dapat memicu semakin meningkatnya prevalensi penyekit degeneratif, di mana juga masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, salah satunya adalah hipertensi dan sering kali dijumpai tanpa gejala, walau relatif mudah diobati namun apabila tidak diobati akan menimbulkan komplikasi seperti Stroke, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (PJP), Gangguan Ginjal dan lain-lain

yang pada akhirnya dapat mengakibatkan cacat maupun kematian (Bustan, MN, 1995).

Profil Kesehatan Sumatera Utara (2001) melaporkan bahwa prevalensi hipertensi di Sumatera Utara sebesar 91 per 100.000 penduduk, sebesar 8,21% pada kelompok umur di atas 60 tahun untuk penderita rawat jalan. Berdasarkan penyakit penyebab kematian pasien rawat inap di Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera Utara, hipertensi menduduki peringkat pertama dengan proporsi kematian sebesar 27,02% (1.162 orang), pada kelompok umur ≥ 60 tahun sebesar 20,23% (1.349 orang).

(2)

Hasil penelitian Hanim (2003) proporsi penderita hipertensi rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan adalah 1,78%, proporsi laki-laki lebih besar daripada perempuan yaitu sebesar 53,1%.

Di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan, hipertensi merupakan rangking ketiga dari 10 penyakit terbesar yang dilaporkan dengan jumlah 1.776 pasien yang datang berobat selama tahun 2003. Jumlah kunjungan ke Puskesmas dari semua penyakit adalah 15.255 pasien, dengan demikian proporsi kunjungan penyakit hipertensi sebesar 11,64% (Puskesmas Pekan Labuhan, 2003).

Mengacu kepada uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang prevalensi hipertensi dan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian tersebut.

Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya gambaran epidemiologi penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskemas Pekan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2004.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prevalensi hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan tahun 2004.

2. Untuk mengetahui distribusi proporsi

karakteristik responden berdasarkan umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, status gizi, dan kebiasaan merokok.

Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi bagi Dinas Kesehatan Kota Medan khususnya Puskesmas Pekan Labuhan.

2. Sebagai tambahan pengetahuan bagi

peneliti dalam pelaksanaan penelitian tentang epidemiologi hipertensi.

3. Sebagai bahan untuk penelitian lanjutan yang ada hubungannya dengan penyakit Hipertensi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Hipertensi

Menurut Sudabutar, RP dan Wiguna P (1990) bahwa Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah (hasil perkalian antara curah jantung

dan resistensi perifer), di mana seseorang dapat dikatakan menderita hipertensi bila tekanan systole sama atau lebih dari 130 mmHg dan tekanan diastole sama atau lebih dari 90 mmHg.

Tingginya tekanan systole berhubungan dengan besarnya curah jantung sedangkan tingginya tekanan diastole berhubungan dengan besarnya resistensi perifer dapat meningkatkan tekanan darah (Prodjosudjadi, W, 2000).

Hipertensi dipengaruhi oleh adanya interaksi dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Meskipun awalnya tergantung dari faktor keturunan. Dalam perjalanannya menuju masa dewasa, banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti makanan dan faktor stres.

Pada stadium dini hipertensi sering tidak memberikan gejala apapun, sehingga banyak yang tidak menyadari bahwa dirinya sudah menderita hipertensi. Sedangkan pada golongan yang menyadari dapat merasakan adanya gejala berupa sakit kepala, mimisan, pusing, mudah marah, telinga berdenging, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang dan sukar tidur sebagai gejala yang banyak dijumpai (Budiman, H, 1999).

Klasifikasi Hipertensi

Menurut WHO (1999) membagi Hipertensi menjadi rendah, sedang, tinggi, dan tinggi sekali, klasifikasi ini digunakan untuk pedoman pengobatan juga diklasifikasikan berdasarkan penyebab, menurut tingkat klinik, luasnya kerusakan organ tubuh, dan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik (Sadan K, 1994).

Menurut Kaplan yang dikutip oleh Sidabutar, RP dan Wiguna, P, 1990). Hipertensi dibedakan berdasarkan umur dan jenis kelamin yaitu:

a. Laki-Iaki umur < 45 tahun bila tekanan darah > 130/90 mmHg

b. Laki-laki umur > 45 tahun bila tekanan darah >145/95 mmHg

c. Perempuan bila tekanan darah > 160/95 mimHg

Faktor Risiko yang Mempermudah Terjadinya Hipertensi

(3)

faktor tunggal melainkan multifaktor yaitu faktor genetik maupun faktor lingkungan dan gaya hidup (faktor makanan dan faktor stres). Faktor makanan yang merupakan penentu tingginya tekanan darah meliputi intake lemak jenuh yang tinggi yang menyebabkan kelebihan lemak tubuh atau obesitas, intake garam yang tinggi, intake kalium yang rendah. Sedangkan gaya hidup yang berpengaruh terhadap terjadinya Hipertensi adalah kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan kurangnya olah raga.

Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi.

Faktor risiko Hipertensi bila semakin banyak menyertainya maka akan lebih memperberat penyakitnya, faktor risiko tersebut adalah:

- Kegemukan (Obesitas).

Obesitas adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan lemak yang berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen secara menyeluruh, akibatnya curah jantung bertambah. Menurut Subagio, dkk. (1997) di Semarang mendapatkan bahwa perempuan yang sangat gemuk pada umur 30 tahun mempunyai risiko terkena penyakit Hipertensi 7 kali lebih besar dari perempuan yang langsing pada umur yang sama (Budistio, M, 2001).

- Konsumsi Garam yang Tinggi.

Menurut Budistio, M (2001) asupan Natrium yang tinggi menyebabkan tubuh meretensi cairan yang dapat meningkatkan volume darah dan juga dapat mengecilkan diameter dalam arteri sehingga jantung harus mampu memompakan darah lebih keras pada ruang yang sempit, akibatnya akan terjadi Hipertensi.

- Konsumsi Rokok.

Rokok menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan juga menyebabkan pengapuran sehingga volume plasma darah berkurang karena tercemar nikotin, akibatnya viskositas darah meningkat sehingga timbul Hipertensi (Dekker, E, 1996).

- Stres Psikososial.

Stres bersifat fisik maupun mental yang menyebabkan ketegangan dalam

kehidupan sehari-hari rnengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat sehingga terjadi peningkatan tekanan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan produksi adrenalin meningk.at sehingga otak rnernerlukan darah yang lebih banyak (Bodistio, M, 2001).

- Kurang Olah Raga.

Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Paffenbarger tahun 1988 dikutip oleh Darmojo (2001) mengemukakan bahwa di Amerika insiden rate Hipertensi adalah 20 - 40% lebih rendah pada mereka yang melakukan aktivitas olah raga sedikitnya 5 jam per minggu dibandingkan mereka yang kurang aktif berolah raga.

Komplikasi

Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu apabila tekanan darah > 130 mmHg atau kenaikan tekanan darah yang mendadak tinggi.

Komplikasi dapat berupa terganggunya fungsi atau kerusakan berbagai organ tubuh, ini disebut istilah target Hipertensi yaitu kerusakan pada otak, jantung, ginjal, dan mata. Komplikasi yang sering timbul adalah penyakit jantung koroner, gagal jantung yang ditandai dengan sesak nafas dan pembengkakan pada tungkai. Selain itu kerusakan pembuluh darah otak dan gagal ginjal.

Pencegahan Hipertensi

Menurut Bustan MN (1995) dan Budistio, M. (2001), upaya pencegahan dan penanggulangan hipertensi didasarkan pada perubahan pola makan dan gaya hidup. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi.

- Penurunan berat badan pada

penderita hipertensi yang gemuk melalui perubahan pola makan dan olah raga.

- Pembatasan intake garam hingga 4 – 6 gram per hari, makanan yang mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.

- Meningkatkan komsumsi lemak tak

(4)

- Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin)

- Meningkatkan intake makanan yang

berserat tinggi seperti buah-buahan (jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak, markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda, jamur segar, bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan rumput laut)

- Menghentikan kebiasaan merokok

- Olah raga teratur

- Hindari ketegangan mental dan stres

METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah sekat silang (cross sectional study) dengan pertimbangan bahwa peneliti tidak memberikan perlakuan kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Pekan Labuhan Kota Medan yang berumur > 26 tahun dan menetap atau berdomisili di Kelurahan Pekan Labuhan dan Nelayan Indah yang menjadi sampel adalah penduduk Kelurahan Pekan Labuhan dan Nelayan Indah bersama dengan kriteria populasi dan diambil dengan cara purposive. Jumlah sampel adalah 138 responden ditambah 25 responden (lebih kurang 20%) jadi jumlah seluruhnya adalah 163 responden dan diperoleh dari penggunaan rumus sebagai berikut:

2 2

. ) 2 / (

d q p Z

n= −∞

(Sumber Bhisma Murti, 1997).

Keterangan:

n = jumlah sampel yang diambil

p = perkiraan prevalensi penyakit pada

populasi adalah 10% q = 1 – p

Z2 1 - α /2: tingkat kemaknaan 95% adalah 1,96

D = Persimpangan terhadap populasi/

ketepatan yang diinginakan (0,05)

Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun secara terstruktur dan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara terstruktur kepada responden.

Data sekunder tentang prevalensi hipertensi tahun sebelumnya diperoleh dari Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Labuhan Kota Medan dan jumlah penduduk tahun 2002 diperoleh dari profil Kelurahan Pekan Labuhan dan Nelayan Indah tahun 2003.

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 10, dilakukan analisis data,. Kemudian disajikan dalam bentuk narasi dan distribusi frekuensi berupa tabel silang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Puskesmas Pekan Labuhan terletak di jalan K. L. Yos Sudarso Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan. Dengan jarak tempuh 18,5 km dari pusat Kota Medan. yang wilayah kerjanya meliputi 2 kelurahan yaitu kelurahan Pekan Labuhan dan Nelayan Labuhan dengan luas wilayah 770 ha.

Batas wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan adalah sebagai berikut:

a. Utara : gedung farmasi

b. Selatan : lingkungan II A Kelurahan

Pekan Labuhan

c. Barat : lingkungan I B Kelurahan

Pekan Labuhan d. Timur : Jalan Medan Belawan

(5)

Tabel 1. Distribusi jumlah penduduk berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2004

Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pekan Labuhan Kelurahan Nelayan Indah No Umur (tahun)

f % f %

1 0 – 1 466 2,50 192 2,50

2 2- 3 971 5.21 593 7,71

3 4-5 1.004 5,39 815 10,60

4 6-12 5.297 28,42 1.976 25,70

5 13-25 4.628 24,83 1.587 20,64

6 26,60 4.615 24,76 1.761 22,90

7 > 60 1.655 8,89 765 9,95

Jumlah 18.636 100.00 7.689 100.00

Sumber: Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

Tabel 2. Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan tahun 2004

Wilayah Kerja Puskesmas

Kelurahan Pekan Labuhan Kelurahan Nelayan Indah No Jenis Kelamin

f % f %

1 Laki –laki 9.180 49,28 2.795 36,35

2 Perempuan 9.456 50,72 4.894 63,65

Jumlah 18.636 100, 00 7.689 100,00

Sumber: Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

Angka Kejadian Hipertensi

Angka kejadian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004 adalah 26,4% yang mana dari 163 responden terdapat 43 orang menderita Hipertensi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Medan Labuhan Tahun 2004

No Kejadian

Penyakit f Proporsi %

1 Tidak

hipertensi 120 73,6

2 Hipertensi 43 26,4

Jumlah 163 100,00

Tabulasi Silang

Status Penyakit dan Umur

Tabel 4. Distribusi penyakit berdasarkan umur di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

Hipertensi Hipertensi

Total Umur

(tahun)

f % f % f %

< 45 69 75,8 22 24,2 91 100

45 –60 36 69,2 16 30,8 52 100

> 60 15 75,0 5 25 20 100

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa proporsi yang menderita Hipertensi lebih tinggi pada umur 45 – 60 tahun (38,8%), sedangkan pada umur < 45 tahun dan > 60 tahun relatif sama dengan proporsi masing masing 24,2% dan 25,0%.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Hanim (2003) di mana penderita hipertensi yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan Tahun 2001 sebesar 57,8% adalah berumur > 55 tahun.

Hal yang sama menurut Andryani (2004) terdapat 30,6% penderita Hipertensi yang dirawat inap di rumah sakit Tingkat II Kesdam I Bukit Barisan Medan tahun 2002 – 2003 adalah berumut 50 – 59 tahun.

Status Penyakit dan Jenis Kelamin

Tabel 5. Distribusi Status Penyakit berdasarkan jenis kelamin di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

Hipertensi Hipertensi

Total Jenis

kelamin

f % f % f %

Laki-laki 71 75,5 23 24,5 94 100

(6)

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa proporsi yang menderita hipertensi lebih tinggi pada perempuan (29,0%), sedangkan pada laki-laki sebesar 24,5%, hal ini dapat dikatakan bahwa kejadian hipertensi tidak jauh berbeda atau relatif sama antara laki-laki dengan perempuan.

Menurut hasil penelitian Hanim (2003) mendapatkan proporsi penderita hipertensi laki-laki dan perempuan adalah masing masing 53,1% dan 46,9%. Juga diperoleh Andriani (2004) proporsi penderita Hipertensi laki-laki dan perempuan adalah 48,2% dan 51,8%. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa proporsi penderita Hipertensi pada laki-laki dan perempuan relatif sama.

Status Penyakit dan Pendidikan

Tabel 6. Distribusi status penyakit berdasarkan pendidikan di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

hipertensi Hipertensi

Total

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa proporsi yang menderita hipertensi lebih tinggi pada yang berpendidikan SLTP yaitu 41,7% kemudian SD dengan proporsi sebesar 29,4%, sedangkan yang tidak sekolah dan SLTA memiliki proporsi yang relatif sama masing masing 14,3% dan 14,6%, tidak terdapat penderita hipertensi pada pendidikan Akademi dan Sarjana S1. Hasil tabulasi silang tersebut menunjukkan bahwa proporsi penderita hipertensi semakin lebih tinggi dari tidak sekolah sampai SLTP, kemudian dari SLTA menurun kembali sampai Perguruan Tinggi. Namun menurut hasil penelitian Hanim (2003) dan Andriani (2004) memperoleh bahwa proporsi penderita Hipertensi penderita hipertensi lebih tinggi pada pendidikan SLTA dengan masing masing proporsi adalah 33,6% dan 54,1%.

Status Penyakit dan Pekerjaan

Tabel 7. Distribusi status penyakit berdasarkan pekerjaan di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

hipertensi Hipertensi

Total

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa proporsi yang menderita hipertensi lebih tinggi pada jenis pekerjaan lainnya (seperti buruh, supir , pedagang, dll.) yaitu 31,3%, kemudian pegawai swasta (27,8%), IRT (24,5%), dan nelayan 29,8%, proporsi penderita hipertensi dari semua jenis pekerjaan relatif sama, sehingga dapat dikatakan bahwa hipertensi dapat terjadi pada semua jenis pekerjaan. Namun menurut Andriani (2004) bahwa proporsi Ibu Rumah Tangga yang menderita Hipertensi dan dirawat inap lebih tinggi (46,5%) dibandingkan dengan pekerjaan yang lainnya.

Status Penyakit dan Status Perkawinan

Tabel 8. Distribusi penyakit berdasarkan status perkawinan di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

hipertensi Hipertensi

Total

(7)

bahwa lebih tinggi proporsinya pada kawin (61,8 %), sedangkan janda sebesar 24,1%.

Status Penyakit dan Status Gizi

Tabel 9. Distribusi status penyakit berdasarkan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan tahun 2004

Status penyakit Tidak

hipertensi Hipertensi

Total

Hasil tabulasi silang menunjukkan menunjukkan bahwa gizi gemuk 13 orang (30,2%) menderita hipertensi adalah yang lebih tinggi dibandingkan yang status gizi sedang dan kurus yang proporsinya relatif sama yaitu masing-masing 27 orang (25,0%) dan 3 orang (25,0%).

Sejalan dengan hasil penelitian Hanim (2003) menunjukkan bahwa penderita Hipertensi memiliki status gizi gemuk lebih tinggi proporsinya dibandingkan dengan yang kurus dan sedang yaitu 51,6%.

Status Penyakit dan kebiasaan merokok

Tabel 10. Distribusi status penyakit berdasarkan kebiasaan merokok di wilayah Kerja Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2004

Status penyakit Tidak

Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa dari 80 orang yang merokok terdapat 17 orang (21,3%) menderita hipertensi, sedangkan dari 23 orang yang pernah merokok terdapat 7 orang (30,4%) adalah menderita hipertensi dan dari 59 orang yang tidak merokok terdapat 19 roang (32,3%) menderita hipertensi.

Menurut hasil penelitian Riyadina (2002) di Jakarta mendapatkan bahwa proporsi penderita hipertensi relatif sama pada pekerja merokok maupun yang tidak merokok yaitu masing masing 13,9% dan 13,8%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Angka kejadian Hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan adalah 26,4%.

2. Penderita Hipertensi lebih banyak

pada masing masing kelompok yaitu: a. Umur 45-60 tahun sebesar 30,8% b. Perempuan sebesar 29,0% c. Pendidikan SLTP sebesar 41,7%

d. Pekerjaan swasta 27,8% dan

pekerjaan lain lain 31,3% e. Berstatus kawin sebesar 30,2% f. Merokok sebesar 32,2%.

Saran

1. Melihat masih tingginya angka kejadian hipertensi, maka kepada Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Puskesmas Pekan Labuhan perlu lebih meningkatkan penyampaian informasi tentang perlunya pemeriksaan berkala pada kelompok umur produktif mengingat pada kelompok umur > 26-44 tahun sudah ada yang menderita hipertensi.

2. Perlu pemantauan status gizi pada orang dewasa mengingat kejadian hipertensi lebih banyak pada status gizi gemuk dan kebiasaan merokok sekaligus memberi pengetahuan tentang gizi dan faktor risiko merokok melalui penyuluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, 2004. “Karakteristik Penderita Hypertensi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Tingkat II Kesehatan Daerah Militer I Bukit Barisan Medan Tahun 2002-2003”. Skripsi FKM USU.

Bhisma Murti, 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Budiman, H., 1999. “Peranan Gizi pada pencegahan dan penanggulangan hipertensi”. Medika No. 12 Tahun XXV: 784-788.

(8)

Bustan, M. N., 1995. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Darmojo, B., 2001. “Mengamati perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia”, Medika No. 7.

Dekker, E., 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Depkes RI, 2001. “Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2000”. Kantor Wilayah Departemen Kesehatan RI Provinsi Sumatera Utara, Medan. Hanim, 2003. “Karakteristik Penderita

Hipertensi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan tahun 2001”. Skripsi FKM USU.

Prodjosudjadi, W., 2000. Hipertensi, Berkala Neurosains, Vol 1, No.3: 133-139 Jakarta.

Riyadina, W., 2002. “Faktor-faktor risiko Hipertensi pada Operator Pompa Bensin (SPBU) di Jakarta”. Media Liutbang Kesehatan. Vol. 12 No.2 Sadan, K., 1994. “Survei Hipertensi di

PerkebunanPTP VII Papandayan”. Majalah Kedokteran Indonesia. Tahun XXII. No.5: 205-210

Gambar

Tabel 2.  Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di wilayah kerja Puskesmas
Tabel 7.  Distribusi
Tabel 9.  Distribusi

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, upacara sesudah perkawinan dalam adat istiadat Suku Bangsa Rejang dimaksudkan sebagai ucapan rasa syukur dan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

Apabila konsep ideal dilaksanakan maka dapat diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat secara signifikan.sehingga dengan pelaksanaan supervisi yang baik, maka hasil

mauritiana memiliki aktivitas antioksidan lebih rendah secara signifikan (p&lt;0,05) dibandingkan dengan vitamin C, karena untuk menghambat 50 persen dari kadar radikal

penghambat terhadap pelaksanaan kegiatan strategi peningkatan motivasi belajar siswa di MTs Darul Ulum XVII Sanah Laok Waru Pamekasan yang diantaranya adalah faktor

Model terakhir analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa usia pertama kali melakukan hubungan seksual para pecandu merupakan faktor yang sangat berhubungan

- Timbang teliti 10 gram contoh (atau sejumLah 30 mg sampai dengan 125 mg biuret) dan pindahkan ke dalam gelas piala 400 mL. Tambahkan, sambil diaduk 20 mL larutan kalium natrium

Untuk menjawab hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah : (1) menganalisis bagaimana kebutuhan pelatihan di dalam perusahaan terhadap kaitannya dengan

Hal yang berbeda dengan monyet yang mendapat Perlakuan III, pola tingkah laku dan alokasi waktu makan selama intervensi nikotin lebih tinggi bila dibandingkan sebelum