• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP INFEKSI

TOXOPLASMA DI KLINIK SEHAT

HELVETIA MEDAN

TAHUN 2010

LASMAWATY SITUMORANG

095102067

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : Lasnawaty Situmorang

NIM : 095102067

JUDUL : Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut diatas disetujui untuk ujian KTI

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapakan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang

berjudul “Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di

Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010”.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna

baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya

masukan dan sasaran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

1. dr. Dedi Ardinata, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

2. dr. Murniatik Manik, MSc, SpKK selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan

Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Rina Amelia, MARS, selaku dosen pembimbing dalam menyusun karya

tulis ilmiah ini, yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. dr. Christine Sibuea, selaku pimpinan Klinik Sehat yang telah memberikan

izin kepada peneliti dalam melakukan penelitian.

(4)

semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga karya

tulis ilmiah ini selesai.

8. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terimakasih atas semua bantuan

yang diberikan, semoga mendapat anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, Juni 2010

Peneliti,

(5)

DAFTAR ISI

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan Ibu Hamil terhadap infeksi Toxoplasma ... 6

B. Toxoplasma ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 15

A. Defenisi Operasional ... 15

(6)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 21 B. Pembahasan ... 25

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 29 B. Saran ... 29

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 15

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Responden ... 21

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang

Infeksi Toxoplasma... 22

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jawaban Terhadap Pengetahuan Tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat

Helvetia Medan ... 23

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent)

Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Uji Validitas : Content Validity Index

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Klinik Sehat Helvetia Medan

Lampiran 6 : Daftar Konsultasi

Lampiran 7 : Jadwal Penelitian

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Lasmawaty Situmorang

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan

Tahun 2010

viii + 30 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Toxoplasma Gondii merupakan jenis parasit yang terdapat hewan kucing dan

sebangsanya serta dapat menyerang manusia yang menyebabkan infeksi toxoplasma (toxoplasmosis). Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya pada ibu hamil. Dampak infeksi toxoplasma pada ibu hamil adalah kecacatan bayi dan kematian janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berjumlah 30 orang di Klinik Helvetia Medan. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan pada semua variabel dianalisis

berdasarkan frekuensinya. Hasil penelitian penelitian diperoleh bahwa ibu hamil 50,0 %, usia paling banyak 17 -22 tahun, 40,0%, pendidikan SMA, 50,0% pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga, 50,0% status ekonomi Rp 500 000 – Rp 1.000.000 dan 40,0% diperoleh sumber informasi dari keluarga dengan kesimpulan pengetahuan ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 66,7%. Disarankan kepada : Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai penyakit infeksi toxoplasma kepada masyarakat dan ibu-ibu hamil sehingga masyarakat tahu dan mampu melakukan pencegahan dini terhadap infeksi toxoplasma, dan ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuan dengan melakukan konsul kehamilan secara rutin sehingga infeksi toxoplasma pada ibu-ibu hamil dapat dicegah.

(11)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2010 Lasmawaty Situmorang

Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan

Tahun 2010

viii + 30 hal + 5 tabel + 1 skema + 8 lampiran

Abstrak

Toxoplasma Gondii merupakan jenis parasit yang terdapat hewan kucing dan

sebangsanya serta dapat menyerang manusia yang menyebabkan infeksi toxoplasma (toxoplasmosis). Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya pada ibu hamil. Dampak infeksi toxoplasma pada ibu hamil adalah kecacatan bayi dan kematian janin. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Sampel penelitian adalah ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berjumlah 30 orang di Klinik Helvetia Medan. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan pada semua variabel dianalisis

berdasarkan frekuensinya. Hasil penelitian penelitian diperoleh bahwa ibu hamil 50,0 %, usia paling banyak 17 -22 tahun, 40,0%, pendidikan SMA, 50,0% pekerjaan

sebagai ibu rumah tangga, 50,0% status ekonomi Rp 500 000 – Rp 1.000.000 dan 40,0% diperoleh sumber informasi dari keluarga dengan kesimpulan pengetahuan ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan pada tingkat pengetahuan yang cukup yaitu 66,7%. Disarankan kepada : Tenaga kesehatan perlu melakukan sosialisasi dan penyuluhan mengenai penyakit infeksi toxoplasma kepada masyarakat dan ibu-ibu hamil sehingga masyarakat tahu dan mampu melakukan pencegahan dini terhadap infeksi toxoplasma, dan ibu hamil perlu meningkatkan pengetahuan dengan melakukan konsul kehamilan secara rutin sehingga infeksi toxoplasma pada ibu-ibu hamil dapat dicegah.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Toxoplasma gondii adalah sejenis parasit yang terdapat pada hewan yang dapat

ditularkan ke manusia dan menyebabkan penyakit yang dikenal dengan nama

toxoplasmosis. Indonesia sebagai negara tropik merupakan tempat yang sesuai untuk

perkembangan parasit tersebut, ditambah beberapa kondisi yang dapat menunjang

perkembangan parasit ini adalah sanitasi lingkungan dan banyaknya sumber penularan

terutama kucing dan sebangsanya (Felidae, Adyatma, 1980 : 1990).

Selama ini toxoplasma dianggap hanya diderita oleh wanita hamil, pada hal

siapa saja bisa terkena dan terjangkit penyakit ini. Menurut Hendri (2008) diperkirakan

30-60% penduduk dunia terinfeksi toxoplasma gondii. Sekitar 30% penduduk Amerika

Serikat positif terhadap pemeriksaan serologis, yang menunjukkan pernah terinfeksi

pada suatu saat dalam masa hidupnya (Levin, 1990) dan lebih dari 45% wanita berusia

produktif (20-39 tahun) terpapar parasit itu, meski sebagian dari mereka sudah imun.

Di Indonesia angka kejadiannya (ditunjukkan dengan adanya zat anti

Toxoplasma gondii) pada manusia adalah 2-63%, pada kucing 35-75%, babi

11-36%, kambing 11-61%, anjing 75%, dan pada ternak lain kurang dari 10% (Ganda

Husada, 1995). Adanya agen penyakit toxoplasma di Indonesia sudah tidak diragukan

lagi. Toxoplasma pada kucing maupun hewan ternak dan bahkan hewan liar merupakan

(13)

Menurut Gilbert (2001) dalam Indrawati (2002) bahwa ibu hamil yang

menderita toxoplasma 25% akan menularkan ke janinnya. Penularan toxoplasma

kongenital terjadi apabila infeksi pada saat gestasi dan menyebabkan abortus pada

trimester pertama kehamilan (Smith dan Rebuck, 2001).

Menurut Widjanarko (2009), resiko penularan terhadap janin pada trimester

pertama adalah 15%, pada trimester kedua 25% dan pada trimester ketiga 65%. Namun

derajat infeksi terhadap janin paling besar adalah bila infeksi terjadi pada trimester

pertama. Sekitar 75% kasus yang terinfeksi tidak memperlihatkan gejala saat persalinan

namun 25-50% bayi yang dilahirkan akan mengalami hidrosefalus, korioretinitis,

mikrosefali, mikroptalmia, hepatosplenomegali, klasifikasi serebral, adepati, konvulsi

dan perkembangan mental terganggu.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka pencegahan terhadap infeksi toxoplasma

gondii perlu dilakukan terutama bagi wanita yang ingin hamil sehingga perlu dilakukan

penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang infeksi toxoplasma.

Pada tahun 1974, dimulai pemeriksaan toxoplasma pada manusia

di Surabaya. Hasil pemeriksaan 573 serta orang sehat yang terdiri atas 440 orang

pendonor darah sukarela dan 133 lainnya terdiri atas siswa, teknisi, pegawai kantor,

laboran, dan anak-anak dari laboran. Satu anak (7 %) dari 14 anak umur 1-9 tahun yang

diperiksa ternyata positif. Prevalensi antibodi positif toxoplasma laki-laki lebih tinggi

daripada wanita pada kelompok umur di bawah 40 tahun tetapi tidak ada perbedaan

(14)

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma

di Klinik Sehat Helvetia Medan Tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di

Klinik Sehat Helvetia Medan.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui pengetahuan ibu hamil pengertian, cara penularan, tanda

dan gejala serta pencegahan infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia

Medan berdasarkan pengertian.

D. Manfaat Penelitian

1. Praktek Kebidanan

Sebagai masukan atau informasi dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil

terhadap infeksi toxoplasma.

2. Institusi Pendidikan

Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi mahasiswa D-IV Bidan

pendidik khususnya yang berkaitan dengan infeksi toxoplasma.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi pada penelitian

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

A.1 Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo,

2003).

Pengetahuan yang tercakup dalam dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan.

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

dapat menjelaskan, menyebutkan, meramalkan, dan sebagainya teradap

(16)

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi ril (sebenarnya). Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya.

4. Analisis ( Analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.

5. Sintesis ( Synthesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk atau menghubungkan

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justrifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek. Penilaian-penilaian itu

(17)

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang

menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan yakni :

1) Awarness (kesadaran), yakni

Orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3) Evaluation (Menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal

ini berarti sikap responden lebih baik lagi.

4) Trial, orang lebih mulai mencoba perilaku baru.

5) Adaption, orang telah mulai berperilaku sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan

sikapnya terhadap stimulus.

A.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Bahaya Toxoplasma

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan tata laku yang

bertanggungjawab secara terus-menerus, dimana pendidikan merupakan faktor eksternal

(18)

pendidikan seseorag, diharapkan pengetahuan dan kemampuan, semakin tinggi menuju

suatu perubahan tingkah laku.

Menurut Notoadmojo (2003) bahwa tingkat pendidikan mempunyai hubungan

erat dengan perilaku seperti pendapatan, gaya hidup dan status kesehatan, dan dengan

pendidikan seseorang dapat meningkatkan kematangan intelektual sehingga dapat

mengambil keputusan dalam bertindak.

Menurut Arikunto (2006) pendidikan dinilai dari jenjang pendidikan formal

yang dikelompokkan menjadi :

• SD

• SMP

• SMA

• Perguruan Tinggi • Pekerjan

Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

penghasilan dalam memenuhi kehidupan sehari-hari. Hurlock (1995) menyatakan

bahwa pengalaman kerja dengan daya tarik pribadi. Hal ini biasanya dimiliki oleh

seseorang pekerja yang professional/jarang menukar pekerjaannya (pekerja tetap).

Menurut Arikunto (2006) pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan sehari-hari

yang dikelompokkan menjadi :

• Ibu Rumah Tangga (IRT) • Pegawai Swasta

• Pegawai Negeri Sipil (PNS) • Wiraswasta

(19)

Menurut teori Notoadmojo (2003) dikemukakan adanya hubungan antara tingkat

penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang

kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin karena tidak memiliki

uang.

Berdasarkan surat keputusan (SK Gubsu No. 561/2244/thn 2006), Drs. Rudolf

M Pardede, menetapkan UMP (Upah Minimum Propinsi) Sumut Tahun 2007 sebesar

Rp. 761.000,- ini merupakan upah terendah dan hanya berlaku bagi pekerja atau buruh

yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun.

Sosial ekonomi adalah jumlah pendapatan tetap atau tambahan yang diperoleh

responden baik yang terkait instansi ataupun yang tidak terima pernulan dengan

kategori sebagai berikut :

1. Ekonomi rendah ( Rp. 761.000)

2. Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d 1.500.000)

3. Ekonomi tinggi ( >Rp. 1.500.000)

Menurut Khomson (2006) di negara berkembang seperti Indonesia yang

memiliki Motto Gizi “Empat Sehat Lima Sempurna” susu terletak pada urutan yang

paling terakhir yaitu pada kelompok lima sempurna. Hal ini karena susu masih dianggap

barang mahal dan masih sulit dijangkau oleh masyarakat banyak, sehingga hanya

mampu dijangkau oleh masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas, oleh karena

itu masyarkat kurang mengetahui betapa pentingnya susu sebagai sumber utama

kalsium yang dapat mencegah osteoporosis.

(20)

4. Sumber Informasi

Pada hakikatnya, media informasi kesehatan merupakan saluran untuk

menyampaikan informasi masalah kesehatan karena alat-alat tersebut digunakan

mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat atau “klien” (Notoadmojo,

2003).

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, maka media

dibagi menjadi tiga yaitu :

1) Media Cetak

2) Media Elektronik

3) Media Papan

1. Media Cetak

Media Cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan terdiri dari:

A. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar.

B. Leaflet adalah penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

lembaran yang dilipat. Isi dapat dalam bentuk kalimat atau gambar maupun

kombinasi.

C. Flyer (selebaran) bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak terlipat.

D. Flip-Chart (lembar balik) adalah media penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku

dimana tiap lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya

berisi kalimat sebagai pesan atau informasi yang berkatitan dengan gambar

(21)

E. Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah yang membahas

suatu masalah kesehatan atau, hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.

F. Poster adalah bentuk media cetak yang berisi pesan-pesan/informasi

kesehatan yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum

atau di kendaraan umum.

G. Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

2. Media Elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

informasi-informasi kesehatan berbeda-beda antara lain :

A. Televisi

Televisi menyampaikan pesan atau informasi-informasi kesehatan dapat

dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi, atau tanya jawab sekitar

masalah kesehatan, pidato (ceramah), sport, kuis, cerdas cermat dan

sebagainya

B. Radio

Penyampaian informasi pesan-pesan kesehatan melalui radio juga dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain obrolan (tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, radio dan sebagainya.

C. Video

Penyampaian informasi atau pesan kesehatan dapat melalui video

D. Slide

Slide juga dapat digunakan untuk penyampaian pesan atau

(22)

Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

3. Media Papan (Bilboard)

Papan (bilboard) yang dipasang di tempat-tempat umum dapat diisi dengan

pesan-pesan atau informasi kesehatan. Media papan juga mencakup pesan-pesan-pesan-pesan yang

ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus

dan taksi). Menurut Notoadmojo, (2003) untuk memperoleh penerimaan informasi

pada seseorang dapat melalui indera. Indera yang paling banyak menyalurkan

pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari

pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata dan pada umumnya media

elektronik berupa televisi lebih mudah cara penyampaian dan penerimaan informasi.

Sumber informasi merupakan awal datangnya berita atau kabar tentang pesan-pesan

kesehatan, yaitu salah satunya tentang pemasaran susu dengan kategori :

1. Media Cetak

2. Media Elektronik

(23)

B. Toxoplasma 1. Pengertian

Toxoplasmosis merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh protozoa

toxoplasma gondii dan biasanya diderita oleh binatang seperti anjing, kucing, tikus, dan

burung dara, dan dapat ditularkan kepada manusia. Infeksi ditularkan lewat organisme

berista dengan memakan daging mentah atau kurang matang, dan terinfeksi protozoa

tersebut atau lewat kontak dengan kotoran kucing yang terinfeksi, atau infeksi ini dapat

secara kongenital merupakan sindroma TORCH yang terberat.

2. Gejala

Pada orang dewasa penyakit ini tidak menunjukkan gejala-gejala yang jelas,

kadang-kadang hanya ditemukan pembesaran kelenjar getah bening leher yang disertai

rasa nyeri, atau dapat pula dijumpai pneumonia, polimiostis, mikokarditis, dan

limfangitis (tergantung organ tubuh yang diserang).

Beratnya gejala klinik yang ditampilkan ditentukan oleh ukuran atau besarnya

inoculum, status imunitas pejamu dan ditentukan pula oleh perbedaan virulensi antara

strain toksoplasmanya.

3. Diagnosis

Diagnosis pada orang dewasa sulit karena penyakit itu biasanya tidak disertai

gejala-gejala. Kecurigaan baru timbul setelah anak lahir dengan cacat bawaan. Cairan

(24)

Pemeriksaan laboratorium serologic merupakan cara yang lazim adalah ELISA,

hemglutinasi, imunoflourensi indirek dan uji pewarnaan menurut Sabin-Feldman.

4. Pengaruh Penyakit Toxoplasma

1) Bagi Ibu

Ibu dengan penyakit ini dapat mengakibatkan :

a. Abortus

b. Kematian Janin

c. Pertumbuhan Janin

d. Partus Prematurus

e. Kematian Neonatal

2) Bagi Janin

Bayi yang lahir hidup dapat menderita cacat bawaan, seperti :

a. Hidrosefalus

b. Mukrosefalus

c. Anensefalus

d. Meningo-ensefalo-mielitis

e. Korientitis

f. Iri Dosiklisis

g. Antropia Nervi Optisi

h. Iritis

(25)

5. Pencegahan

Secara umum, pencegahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Jangan makan daging mentah

2. Tinja kucing dibakar atai diberik zat antiseptic

3. Mencegah kontaminasi makanan terhadap alat atau kecoa

4. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah memegang daging mentah. Bila

berkebun sebaiknya gunakan sarung tangan.

6. Penatalaksanaan

Pengobatan yang diberikan lebih banyak bertujuan untuk menurunkan resiko

infeksi terhadap janin.

Adapun obat yang diberikan adalah :

- Asam folat 6 mg IM atau oral 3x seminggu untuk menghindari efek toksik

- Spiramisin 3 gr sehari selama 3 minggu, diulangi dengan interval 2 minggu

hingga kehamilan aterm.

Selama 2 x seminggu dilakukan pemerikasaan darah tepi. Ibu hamil yang

menderita toxoplasma, sebaiknya melakukan pemeriksaan USG untuk

memantau kelainan janin yang mungkin terjadi. Dalam masa laktasi, bayi tetap

(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang digunakan untuk meneliti tingkat pengetahuan Ibu Hamil

Terhadap Infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan adalah sebagai berikut :

Pengetahuan Infeksi

Ibu Hamil Toxoplasma

Skema 3.1. Kerangka Konsep

B. Defenisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional

Alat

Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Pengetahuan Pengetahuan adalah segala

(27)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini deskriptif adalah

untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi Toxoplasmosis

di Klinik Sehat Helvetia Medan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang memeriksakan

kehamilan di Klinik Sehat Helvetia Medan sebanyak 30 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi dijadikan sampel (total

sampling) sebanyak 30 orang.

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Klinik Sehat Helvetia Medan karena mudah bagi

peneliti untuk menjangkau tempat penelitian dan belum ada penelitian tentang

pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi Toxoplasma.

D. Waktu Penelitian

(28)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan

izin dari pimpinan Klinik Sehat Helvetia Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa

hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepaca

calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon

responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani

informed donsent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden

berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan

diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data

responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument

penelitian tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga

hanya digunakan kepentingan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan instrument berupa

kuisioner yang dibuat oleh peneliti. Kuisioner tentang data demografi responden

meliputi pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, sumber informasi. Pertanyaan untuk

pengetahuan sebanyak 20 soal dengan bentuk pertanyaan tertutup dan yang terdiri dan

pilihan jawaban a, b, c jika menjawab benar maka diberi nila satu (skor = 1), sedangkan

(29)

G. Uji Validalitas dan Reliabilitas

Kuisioner tentang pengetahuan terhadap infeksi toxoplasma disusun dan

dikembangkan sendiri oleh penulis. Sehingga sebelum disebar dilakukan uji coba

kuisioner tersebut 30 wanita yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel, yaitu

wanita yang berusia subur. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas tersebut

dilakukan sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip kendalan

instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur (Nursalam, 2008, hlm 104). Content validity index dilakukan dengan

dr. Riza Rivani, SpOG didapatkan nilai validitas 0,44 berarti kuesioner sudah valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau

kenyataan hidup dan dapat diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.

Koefisien reliabilitasnya lebih dari 0,6 sudah memadai syarat reliabilitas. Uji reliablitas

dilakukan pada bulan Maret 2010 pada 30 ibu hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan

yang mempunyai kriteria yang sama dengan sampel, lalu data diolah mengunakan SPSS

(30)

H. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner oleh responden dan

observasi yang dilakukan oleh peneliti sendiri untuk mengetahui tingkat pengetahuan

ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan. Prosedur

pengumpulan data yang dilakukan adalah mengajukan surat permohonan izin penelitian

pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara, dan mengajukan surat permohonan izin penelitian di Klinik

Sehat Helvetia Medan, setelah mendapat izin, kemudian peneliti melaksanakan

penelitian, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan

manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi

responden dengan menandatangani informed concent, setgelah itu peneliti memberikan

penjelasan tentang ansitisipasi terhadap pencegahan infeksi toxoplasma. Setelah

memberikan penjelasan, peneliti memberikan Lembar Kuisioner dan langsung diisi oleh

responden, peneliti juga melakukan observasi, kemudian peneliti memeriksa

kelengkapan data. Selanjutnya, data yang telah terkumpul dianalisis.

1. Pengolahan Data a. Editing

Melakukan pengecekan terhadap item isian kuisioner, apakah sudah lengkap.

Bila terdapat kesalahan atau kekurangan maka dilakukan perbaikan.

b. Coding

(31)

c. Entry

Entry dilakukan dengan cara memasukkan data ke komputer dengan

menggunakan software SPSS.

d. Cleaning

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data

yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Pemeriksaan semua data

ke komputer yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna menghindari

terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

J. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, semua variabel dianalisis

deskriptif dengan menghitung frekuensinya.

Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi

frekuensi dan presentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk data tabel distribusi

frekuensi untuk melihat pengetahuan ibu hamil terhadap infeksi toxoplasma di Klinik

(32)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan,

status ekonomi dan sumber informasi. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik

responden dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Karakteristik Responden

(33)

Pada Tabel 5.1. berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa usia

responden rata-rata 24,7 dengan kelompok umur lebih banyak pada responden yang

berusia 17 – 22 tahun sebanyak 15 orang (30,0%). Berdasarkan pendidikan, yang

berpendidikan lebih banyak adalah responden dengan pendidikan SMA sebanyak 12

orang (40,0%) dan paling sedikit berpendidikan SD sebanyak 4 orang (13,3%)

sementara yang berpendidikan perguruan tinggi hanya 7 orang (23,3%). Berdasarkan

pekerjaan, lebih banyak mempunyai pekerjaan responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga yaitu sebanyak 15 orang (30,0%) dan paling sedikit responden bekerja sebagai

pegawai negeri sipil sebanyak 5 orang (16,7%). Berdasarkan status ekonomi, lebih

banyak responden berpenghasilan Rp 500.000 – Rp.1.000.000 yaitu sebanyak 15 orang

(50,0%).

2. Sumber Informasi

Pada penelitian ini, sumber informasi yang diperoleh responden dapat diketahui

melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang Infeksi Toxoplasma

Pada tabel 5.2. menggambarkan bahwa responden lebih banyak memperoleh

sumber informasi tentang infeksi toxoplasma dari keluarga yaitu sebesar 12 orang

(34)

3. Pengetahuan

Pada penelitian ini untuk mengukur pengetahuan ibu hamil tentang infeksi

toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan melalui kuesioner yang diberikan melalui

angket. Adapun hasil penelitian dapat diketahui melalui tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3. Distribusi Frekwensi berdasarkan jawaban terhadap Pengetahuan

tentang Infeksi Toxoplasma pada Ibu Hamil di Klinik Sehat Helvetia Medan 3. Binatang yang sering menjadi

pembawa toxoplasma 10 33,3 20 66,7 30 100

4. Pengaruh toxoplasma pada ibu hamil 11 36,7 19 63,3 30 100 5. Pengaruh toxoplasma pada janin 15 50,0 15 50,0 30 100 6. Ibu hamil tidak boleh memakan

daging mentah 24 80,0 6 20,0 30 100

7. Cara mencegah toxoplasma 11 36,7 19 63,3 30 100 8. Penanganan toxoplasma pada ibu

hamil

20 66,7 10 33, 3 30 100

9. Pasangan usia subur yang ingin punya

anak perlu memeriksakan toxoplasma 16 53,3 14 46,7 30 100 10 Cara mengatasi sering diabaikan 21 70,0 9 30,0 30 100 11. Penyakit toxoplasma sering diabaikan 19 63,3 11 36,7 30 100 12. Salah satu penyebab kematian janin

dalam kandungan 18 60,0 12 40,0 30 100

13. Hidrocepalus(cacat) bayi dengan

kepala besar dapat disebabkan 18 60,0 12 40,0 30 100 14. Penularan toxoplasma dari ibu ke janin

melalui 17 56,7 13 43,3 30 100

15. Salah satu penyakit infeksi berbahaya

pada ibu hamil 17 56,7 13 43,3 30 100

16. Ibu penderita toxoplasma dalam masa

laktasi sebaiknya 16 53,3 14 46,7 30 100

17. Penularan bawaan pada bayi baru lahir

yang hidup pada penderita 17 56,7 13 43,3 30 100 18. Cacat bawaan pada bayi baru lahir

yang hidup pada penderita 16 53,3 14 43,7 30 100 19. Tinja kuning dapat menyebabkan 18 60,0 12 40,0 30 100 20. Perilaku hidup sehat mempengaruhi

(35)

Pada Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa dari kuesioner mengetahui pengetahuan

responden tentang infeksi toxoplasma diperoleh jawaban benar paling banyak pada

pertanyaan penyebab toxoplasma yaitu sebanyak 29 orang (96,7%), ibu hamil tidak

boleh memakan daging mentah yaitu sebanyak 24 orang (80,0%), perilaku hidup sehat

mempunyai keadaan ibu hamil dan janin yaitu sebanyak 22 orang (73,3%), cara

mengatasi sering diabaikan yaitu sebanyak 21 orang (70,0%), penanganan toxoplasma

pada ibu hamil yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), penyakit toxoplasma sering diabaikan

yaitu sebanyak 19 orang (63,3%). Sementara pertanyaan mengenai salah satu penyebab

kematian janin dalam kandungan, hidrosepalus (cacat) bayi dengan kepala besar dapat

disebabkan dan tinja kuning dapat menyebabkan responden menjawab benar paling

banyak yaitu masing-masing sebanyak 18 orang (60,0%). Begitu juga pada pertanyaan

penularan toxoplasma dari ibu ke janin melalui, salah satu penyakit infeksi berbahaya

pada ibu hamil, dan penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita

responden menjawab benar paling banyak yaitu masing-masing 17 orang (56,7%).

Sama halnya dengan pertanyaan yang diberikan kepda responden mengenai cara

penularan toxoplasma, pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak perlu

memeriksakan toxoplasma, ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya, dan

cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita responden menjawab

benar paling banyak yaitu masing-masing sebanyak 16 orang (53,3%).

Responden menjawab salah paling banyak pada pertanyaan binatang yang sering

menjadi pembawa toxoplasma yaitu sebanyak 20 orang (66,7%), dan pertanyaan

(36)

orang (63,3%). Sementara pertanyaan pengaruh toxoplasma pada janin responden

responden memberi jawaban benar dan salah masing-masing 15 orang (50,0%).

Berdasarkan jawaban diatas, maka dapat disimpulkan berdasarkan tingkat

pengetahuan responden tentang infeksi toxoplasma dapat dilihat pada tabel sebagai

berikut :

Tabel 5.4. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu Hamil Tentang Infeksi Toxoplasma di Klinik Sehat Helvetia Medan

No Tingkat Pengetahuan n %

Pada tabel 5.4.diketahui berdasarkan tingkat pengetahuan responden paling

banyak mempunyai tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 20 orang (66,7%)

dibanding dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (23,3%). Sementara

untuk jawaban kurang baik tidak dijumpai.

B. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Dalam domain kognitif pengetahuan

terdiri dari 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, impelementasi, sintesis dan

evaluasi. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, diantaranya

adalah umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi dan sumber informasi.

Penyakit toxoplasma merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada

(37)

sebenarnya dapat mengenai disemua orang. Penyakit ini disebabkan oleh sejenis parasit

yang ada pada hewan piaraan dirumah dan lingkungan sanitasi yang tidak bersih.

Perlunya pengetahuan tentang informasi mengetahui infeksi toxoplasma yang bertujuan

pencegahan dini pada ibu hamil yang berdampak tidak terjadinya kecacatan pada bayi

dan mengurangi angka kematian janin.

Tingkat Pengetahuan yang cukup pada ibu dalam penelitian ini sangat

dipengaruhi oleh keadaan karakteristik ibu. Sesuai dengan yang dikemukan Maulana

(2009), pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh fakor karakteristik seseorang baik usia

dimana semakin tua usia seseorang akan semakin paham, oleh karena banyaknya

pengalaman dan informasi yang didapat. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan dan pemahaman

seseorang juga semakin tinggi. Sama halnya dengan status bekerja tidaknya seseorang,

sesorang yang bekerja akan mempunyai tingkat pengalaman yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang bekerja dikarena banyak informasi yang diperoleh seorang

bekerja dari pada hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Sejalan dengan status

ekonomi, dimana status ekonomi makin baik akan menghasilkan tingkat pengetahuan

yang baik oleh karena dengan ekonomi yang baik seseorang akan mudah mendapatkan

pendidikan dan informasi apa yang diinginkan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada ibu hamil di Klinik Sehat

Helvetia Medan diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil tentang infeksi toxoplasma

sudah cukup baik, terlihat pada pengetahuan mereka memahami mengenai infeksi

toxoplasma, tidak boleh memakan daging mentah pada saat hamil, bahwa hidup sehat

(38)

penanganan infeksi toxoplasma pada ibu hamil. Namun masih perlu ditingkatkan

pengetahuan walaupun sudah cukup baik yaitu terhadap infeksi toxoplasma yang masih

sering diabaikan, infeksi toxoplasma menyebabkan hidrosepalus (cacat) bayi dengan

kepala besar dan tinja kuning. Juga pengetahuan mengenai penularan toxoplasma dari

ibu ke janin, infeksi toxoplasma merupakan salah satu penyakit infeksi yang berbahaya

pada ibu hamil, penularan bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita, cara

penularan infeksi toxoplasma, pasangan usia subur diwajibkan memeriksakan

toxoplasma, bagaimana sebaiknya ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi dan

keadaan cacat pada bayi baru lahir yang hidup pada ibu penderita toxoplasma.

Peningkatan pengetahuan dapat dilakukan melalui adanya informasi yang diberikan

oleh tenaga kesehatan melalui penyuluhan di sarana kesehatan dan sosialisasi. Juga

perlunya media dalam menambah pengetahuan berupa televisi, koran atau media

lainnya. Hal ini bertujuan agar informasi yang kita peroleh menjadi luas tidak hanya

pada satu sumber terlihat pada tabel 5.2.

Berdasarkan hasil penelitian, pada umumnya ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah

tangga, berpendidikan SMA, dan mempunyai penghasilan Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000

serta mendapatkan sumber informasi dari keluarga dengan tingkat pengetahuan yang

cukup. Dari gambaran hasil penelitian berdasarkan karakteristik tersebut dapat diketahui

bahwa pengetahuan ibu tentang infeksi toxoplasma belum baik dan belum mempunyai

pengalaman yang cukup terhadap kehamilan, didukung dengan pendidikan ibu yang

hanya pada tingkat SMA bahkan masih ditemukannya ibu yang berpendidikan SD,

dengan status ekonomi dengan penghasilan Rp 500.000 – Rp 1.000.000 dan

(39)

Perbaikan pengetahuan pada ibu hamil sangat penting dilakukan terutama

mengenai bahwa adanya anggapan binatang yang sering menjadi pembawa infeksi

toxoplasma, pengaruh infeksi toxoplasma pada ibu hamil dan cara mencegah infeksi

toxoplasma serta pengaruh infeksi toxoplasma pada janin. Perbaikan pengetahuan ini

dilakukan dengan konseling ibu hamil dengan tenaga kesehatan dan sarana kesehatan

lainnya. Namun terhadap ibu hamil juga diperlukan proaktif terhadap kesiap siagaan

dalam mengantisipasi diri terhadap infeksi toxoplasma dengan mengunjungi

(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Frekuensi berdasarkan umur responden paling banyak usia 17 – 22 tahun yaitu

sebanyak 50.0%.

2. Frekuensi berdasarkan pendidikan responden paling banyak pendidikan SMA

yaitu sebanyak 40,0%.

3. Frekuensi berdasarkan pekerjaan responden paling banyak bekerja sebagai ibu

rumah tangga yaitu sebanyak 50,0%.

4. Frekuensi berdasarkan status ekonomi responden paling banyak berpenghasilan

yaitu Rp 500.000 – Rp 1.000.000 yaitu sebanyak 50,0%.

5. Frekuensi berdasarkan sumber informasi yang diperoleh responden lebih banyak

memperoleh informasi dari keluarga yaitu sebesar 40,0%.

6. Tingkat pengetahuan responden pada tingkat cukup yaitu sebesar 66,7%.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan, maka perlu dilakukan :

1. Tenaga Kesehatan di Klinik

a. Sosialisasi kepada ibu hamil tentang penyakit infeksi yang sering terjadi

pada ibu hamil dan cara pencegahannya terutama infeksi toxoplasma.

b. Penyuluhan secara berkala kepada ibu hamil mengenai keburukan jika

terserang penyakit infeksi terutama infeksi toxoplasma.

(41)

2. Ibu hamil

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anita Wiknjosastro, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga, Jakarta.

Arif Mansjoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid I, Media Aesculapius, Jakarta.

Arikunto S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Cunningham, Mac Donald, Gant, 1995, Obstetri Williams, EGC, Jakarta

Hendri, 2008, Parasit Toxoplasma Menyerang 30-60% Penduduk Dunia. The Future of

Nutrition Today.

Hidayat, A. Aziz, Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta. Salemba Medika.

Ida Bagus Gde Manuaba, 2001, Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri

Ginekologi dan KB, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Ika, 2008, Jangan Sepelekan Toksoplasma.

Indrawati, A., 2002, Toksoplasmosis, Aspek Kesehatan dan Penatalaksanaannya, Makalah Falsafah sains, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor,

pada 23 Maret 2010).

Ma’ruf, S. & Soemantri, S., 2003, Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia, Cermin

Dunia Kedokteran,

Maulana, D.J. Hery, 2009, Promosi Kesehatan, EGC, Jakarta.

Notoadmodjo, Seekidjo, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Rustam, M, 1998, Sinopsis Obstetri dan Patologi, Edisi-2, Jakarta, EGC.

(43)

Sastrawinata, S, 2003, Obstetri dan Ginekologi, Edisi Kedua, Bandung.

Sastroasmoro, S, 2006, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Jakarta.

Smith, J.E. & Rebuck, N, 2001, Toxoplasma Gondii Strain Variation and Pathgenicity. In : Cary, J.W., Linz, J.E. & Bhatnagar, D., eds. IMechanism of Pathogenesis and Toxin Synthesis. Technomic Publishing Company : USA, 405-123.

Wiknjosastro Hanifa, 1999, Ilmu Kebidanan, Edisi kedua, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

(44)

LEMBAR KUESIONER

Nama :

Tanggal :

Alamat :

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dan tepat

Beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar

Jenjang pendidikan terakhir yang anda jalani :

a. SD

b. SMP

c. SMA

d. Perguruan Tinggi

Pekerjaan anda saat ini :

a. Ibu Rumah Tangga (IRT)

b. Pegawai Swasta

c. Pegawai Negeri Sipil (PNS)

d. Wiraswasta

Manakah di bawah ini, merupakan penghasilan perbulan yang anda terima :

a. Ekonomi rendah (Rp. 761.000)

b. Ekonomi sedang (Rp. 761.000 s/d Rp. 1.500.000)

c. Ekonomi tinggi (> Rp. 1.500.000)

Melalui media apa anda pernah mendengar atau mengetahui tentang ruang popok

a. Media Cetak

b. Media Elektronik

(45)

1. Apakah yang menjadi penyebab toxoplasma ?

a. Protozoa

b. Kelenjar

c. Bakteri

2. Bagaimana cara penularan toxoplasma?

a. Melalui hewan dan kotoran yang terinfeksi

b. Melalui lalat

c. Melalui semut

3. Binatang apa saja yang sering menjadi pembawa toxoplasma?

a. Ular

b. Tikur, Kucing, Anjing

c. Kecoa

4. Apa pengaruh toxoplasma pada ibu hamil?

a. Keguguran

b. Diabetes mellitus

c. Janin jadi lebih berat

5. Apa pengaruh toxoplasma pada janin?

a. Diabetes mellitus

b. Janin jadi lebih sehat

(46)

6. Mengapa ibu hamil tidak boleh memakan daging yang mentah/kurang matang?

a. Karena kista toxoplasma berada di daging mentah tersebut

b. Karena daging mentah susah dicerna

c. Karena daging mentah tidak baik bagi janin

7. Bagaimana cara mencegah terjadinya toxoplasma?

a. Jangan makan daging mentah, tinja kucing dibakar atau diberi antiseptik

b. Fisioterapi

c. Kemoterapi

8. Bagaimana menurut anda penanganan toxoplasma pada ibu hamil?

a. USG, kontrol ke dokter kandungan dan mengkonsumsi obat yang diberikan

b. Tidak perlu ditangani secara intensif karena akan sembuh sendiri

c. Penyakit ini tidak ada obatnya

9. Bagi pasangan usia subur yang ingin punya anak perlu memeriksa toxoplasma

karena …….

a. Toxoplasma dapat menyebabkan kemandulan

b. Toxoplasma menyebabkan diare

c. Toxoplasma menyebabkan batuk

10.Seringkali penyakit ini tidak terdiagnosa, bagaimanakah cara mengatasi penyakit ini

secara dini?

a. Ibu hamil dan wanita usia subur memeriksa TORCH

b. Tidak perlu dilakukan pemeriksaan karena dananya besar

(47)

11.Mengapa penyakit toxoplasma ini sering diabaikan?

a. Karena orang yang terinfeksi bisanya tidak mengalami gejala yang tidak tampak

b. Karena penyakit toxoplasma dianggap tidak berbahaya

c. Karena penyakit toxoplasma tidak sulit disembuhkan

12.Salah satu penyebab kematian janin dalam kandungan adalah ……….

a. Toxoplasma

b. Diare

c. Demam

13.Hidrosefalus (cacat) bayi dengan kepala besar dapat disebabkan oleh …….

a. Diare

b. Toxoplasma

c. Demam

14.Penularan toxoplasma dari ibu ke janin adalah melalui ……….

a. Udara

b. Makanan

c. Placenta/ari-ari

15.Salah satu penyakit infeksi berbahaya pada ibu hamil adalah …….

a. Toxoplasma

b. Infeksi saluran pernafasan

(48)

16.Ibu penderita toxoplasma dalam masa laktasi sebaiknya ………

a. Asi tidak boleh diberikan

b. Tetap memberikan ASI pada bayinya

c. Susu formula saja

17.Bagaimana penularan toxoplasma pada suami isteri dalam keluarga?

a. Suami, isteri dapat saling menular

b. Dapat menularkan dari orang lain disekitarnya

c. Toxoplasma ditularkan melalui kotoran dan makanan daging mentah

18.Cacat bawaan pada bayi baru lahir yang hidup pada penderita toxoplasma adalah

a. Kepala besar

b. Tidak memiliki dubur

c. Kembar siam

19.Tinja kucing dapat menyebabkan ………

a. Demam

b. Batuk

c. Toxoplasma

20.Bagaimana perilaku hidup sehat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin?

a. Mencuci tangan, membersihkan kotoran hewan dari lingkungan rumah

b. Makan yang berlebihan

Gambar

Tabel 5.2. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Sumber Informasi Tentang
Tabel 5.4. Distribusi Frekwensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Pada Ibu

Referensi

Dokumen terkait

Palisser serta hambatan dan upaya yang dilakukan dalam memberikan perlindungan hukum keselamatan dan kesehatan terhadap tenaga kerja di PT..

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan

Hasil menunjukkan pola hubungan IHSG dengan faktor makroekonominya di BEI menggunakan pendugaan parameter copula dengan pendekatn tau kendall dengan hasil fitting log-likelihood

Peserta didik dapat menentukan dan menerapkan bagian-bagian dalam teks pandangan, maksud, pendapat yang menjadi ide utama rincian langkah- langkah, rincian peristiwa, rincian

1. H 0 : Tidak ada pengaruh kecerdasan emosional dan motivasi terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 1 Kauman Tulungagung. H 1 : Ada pengaruh kecerdasan

Dalam Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa untuk semuamata pelajaran sains, salah satu pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran sainsadalah

Dalam mata kuliah profesi kependidikan mahasiswa diajarkan untuk menguasai kode etik keguruan, dan bersikap sebagai seorang guru yang menguasai kompetensi dasar

NO NO.TILANG NAMA TERDAKWA / TERPIDANA ALAMAT TERDAKWA / TERPIDANA PASAL YANG DILANGGA BARANG BUKTI VERSTEK DENDA Rp, SUBSIDER BIAYA PERKARA