• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI BADAN PENGELOLA

RUMAH SAKIT UMUM (BPRSU) RANTAUPRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU

TAHUN 2008

S K R I P S I

OLEH :

NIM : 041000055

NELLY AGUSTINI SIMANJUNTAK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI BADAN PENGELOLA

RUMAH SAKIT UMUM (BPRSU) RANTAUPRAPAT KABUPATEN LABUHAN BATU

TAHUN 2008

S K R I P S I

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

NIM : 041000055

NELLY AGUSTINI SIMANJUNTAK

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi Dengan Judul

Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat

Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 Yang Dipersiapkan Dan Dipertahankan Oleh :

dr. Ria Masniari Lubis, Msi dr .Yusniwarti Yusad, MSi NELLY AGUSTINI SIMANJUNTAK

NIM : 041000055

Telah Diuji Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Tanggal 16 Maret 2009

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

NIP. 131124053 NIP 131698717

Penguji II Penguji III

Drs. Abdul Jalil A.A, Mkes Asfriyati, SKM, MKes NIP. 131964121 NIP. 132102006

Medan, Maret 2009 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

(4)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Unum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008.

1x + 50 halaman + 12 tabel + 27 daftar pustaka (1996 – 2008).

Anemia di dalam kehamilan adalah masalah yang umum di negara-negara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya < 11,0 g%. Anemia dalam kaitannya dengan defisiensi zat besi adalah masalah kesehatan yang fungsional dan serius yang merupakan masalah gizi yang dapat diawasi dengan biaya yang sangat tinggi. Anemia di dalam kehamilan mempunyai risiko yang tinggi terhadap kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR), kelahiran preterm dan kematian janin.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari bulan April- Desember 2008 pada bayi yang dilahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat.

Hasil analisis bivariat diperoleh faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah anemia (p = 0,000), penyakit yang diderita ibu (p = 0,000), kehamilan hidramnion (p = 0,000), dan komplikasi hamil (p = 0,000). Dan hasil analisis multivariat terdapat tiga variabel yang berhubungan secara bersamaan terhadap terjadinya BBLR yaitu anemia (p = 0,002), lower 2.420 dan upper 58.581, penyakit yang diderita ibu (p = 0,004), lower 2.158 dan upper 52.183 dan komplikasi hamil (p = 0,001) lower 1.946 dan upper 14.397.

Ibu hamil diharapkan memeriksakan kehamilannya secara teratur untuk mendeteksi dini keadaan kesehatannya dan petugas kesehatan memberi penyuluhan untuk menambah pengetahuan ibu tentang BBLR sehingga AKI dan AKB dapat diturunkan.

(5)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Relationship Between Anemia And Low Birth Weight (LBW) At Maternal Pregnancy at Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu 2008.

1x + 50 pages + 12 tables + 27 references (1996 – 2008).

Maternal anemia is a common problem in pregnancy in developing countries. According to World Health Organization (WHO) anemia is difined as the hemoglobin level of < 11,0 gm/dl. Anemia due to Iron Deficiency has serious health and functional consequences and the most of nutritional component is controllable with a very high benefit/cost ratio. Maternal anemia in pregnancy have also higher risk of having low birth weight, preterm birth and intra uterine fetal death.

The type of this research is survey and the character is analytic descriptive. The device of this research of cross sectional by using secondary information until April- Desember 2008 to the new baby born at Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat.

The result of bivariat analysis is anemia (p=0,000), suffered disease of mother (p= 0,000), pregnant hidramnion (p= 0,000), and pregnant complicated (p= 0,000). And result of multivariate analysis there are three coresponding variable concurrently to the happening of Low Birth Weight (LBW) that is anemia (p=0,002) lower 2.420 and upper 58.581, suffered disease of mother (p= 0,004) lower 2.158 and upper 52.183 and pregnant complicated (p=0,001) lower 1.946 and upper 14.397.

Maternal pregnancy expected to check their pregnant regularly to detect early their health circumstance because the prevalence of anemia depends upon regular antenatal care. The health worker give the councelling to add the mother knowledge about LBW so that mortality of mother and derivable baby mortality.

(6)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NELLY AGUSTINI SIMANJUNTAK

Tempat/Tanggal lahir : Rantauprapat / 22 Agustus 1978

Agama : Kristen Protestan

Status : Sudah Menikah

Alamat : Dusun Aek Batu Selatan – Labuhan Batu Selatan

Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1985 – 1991 SD. St. Antonius V Medan

2. Tahun 1991 – 1994 SLTP Katolik Tri Sakti 1 Medan

3. Tahun 1994 – 1997 SMU Katolik Tri Sakti Medan

4. Tahun 1997 – 2000 D III Keperawatan USU

5. Tahun 2004 -2009 FKM USU

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Dinas Kesehatan Labuhan Batu –

(7)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmatNyalah penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul “Hubungan Anemia Pada

Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola

Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008.”

Selama penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bantuan baik moril

maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu dr. Ria Masniari Lubis, Msi selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat USU sekaligus dosen pembimbing I dan Ibu dr.

Yusniwarti Yusad, Msi selaku dosen pembimbing II sekaligus Kepala Departemen

Kependudukan dan Biostatistik yang telah membimbing dan mendidik serta memberi

banyak masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada :

1. Bapak dr. Heldy B.Z, MPH selaku penasehat akademik yang telah membimbing

penulis selama melaksnakan perkuliahan di FKM – USU.

2. Bapak Drs. Abdul Jalil Amri A, Mkes dan Ibu Asfriyati, SKM, Mkes selaku

penguji yang telah banyak memberi saran dan masukan demi kesempurnaan

skripsi ini.

3. Bapak Bupati Labuhan Batu H.T. Milwan dan pelaksana Sekda Kab. Labuhan

Batu Bapak Drs. Karlos Siahaan yang telah memberikan izin kepada saya untuk

menyelesaikan studi di FKM USU.

4. Bapak dr. H Tigor Panusunan Siregar, SpPD selaku Kepala Badan Pengelola

Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat dan seluruh staf dan pegawai

BPRSU Rantauprapat yang telah memberi izin penelitian dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dan Bapak H. Mursyid

Dalimunthe, SKM selaku kepala Puskesmas Aek Batu yang telah mendukung

(8)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

6. Orangtua saya Bapak Edy Simanjuntak, Bsc, suami saya J.M Siahaan, Amd,

putri-putriku Jesselyn dan Joysinta, dan adikku Jintaria serta keponakanku

Anastasya, Alin dan Cindy yang telah banyak memberi semangat, dukungan dan

doa dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Maret 2009

(9)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan

Abstrak

Riwayat Hidup Penulis

Kata Pengantar………..………..i

Daftar Isi ………. iii

Daftar Tabel ……… vi

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1Latar Belakang ………. 1

1.2Rumusan Masalah ……… 4

1.3Tujuan Penelitian……….. 4

1.3.1 Tujuan Umum………. 4

1.3.2 Tujuan Khusus………... 4

1.4Manfaat Penelitian……… 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………... 6

2.1 Bayi Berat lahir Rendah (BBLR)………...6

2.2 Anemia Pada Ibu Hamil………... … 9

2.2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil……….. 9

2.2.2 Penyebab Anemia………...10

2.2.3 Gejala Anemia pada Ibu Hamil……… . 11

2.2.4 Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil………. . 11

2.2.5 Diagnosis Anemia pada Kehamilan……… . 12

2.2.6 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil…………. 13

2.3 Bahan Makanan Sumber Zat Besi……… 14

(10)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

2.5 Kerangka Konsep……… 16

2.6. Definisi Operasional……….. 17

2.7 Aspek Pengukuran……….. 18

2.8 Hipotesis Penelitian………. 21

BAB III METODE PENELITIAN………. 22

3.1 Jenis Penelitian………. 22

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian………….……….. 22

3.3 Populasi dan Sampel……… 22

3.3.1 Populasi………... 22

3.3.2 Sampel………. 22

3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data………... 23

3.5 Analisis Data……… 23

BAB IV HASIL PENELITIAN……….. 25

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ………... 25

4.1.1 Gambaran Umum BPRSU Rantauprapat………... 25

4.1.2 Ketenagaan BPRSU Rantauprapat………. 26

4.2 Analisis Univariat………. 28

4.2.1 Distribusi Anemia Ibu Hamil……… 28

4.2.2 Distribusi Faktor Kesehatan Ibu……..………. 28

4.2.3 Distribusi Faktor Kehamilan..………. 30

4.2.4 Distribusi Berat Lahir.………....………... 30

4.3 Analisis Bivariat.………..……….. 31

4.3.1 Anemia.……….. 32

4.3.2 Faktor Kesehatan Ibu..………... 33

4.3.3. Faktor Kehamilan.………. 37

4.4 Analisis Multivariat………. 38

4.4.1 Analisis Regresi Logistik Sederhana………. 38

(11)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V PEMBAHASAN.………... 44

5.1 Hubungan Antara Anemia Dengan Kejadian BBLR………... 44

5.2 Faktor Kesehatan Ibu... 45

5.2.1 Hubungan Antara Umur Ibu Dengan Kejadian BBLR……….. . 45

5.2.2 Hubungan Antara Paritas Dengan Kejadian BBLR………... 46

5.2.3 Hubungan Antara Penyakit Yang Diderita Ibu Dengan Kejadian BBLR...………. 46

5.2.4 Hubungan Antara Pekerjaan Dengan Kejadian BBLR………... 47

5.3 Faktor Kehamilan... 48

5.3.1 Hubungan Antara Hamil Hidramnion Dengan Kejadian BBLR……. 48

5.3.2 Hubungan Antara Hamil Ganda Dengan Kejadian BBLR………….. 48

5.3.3 Hubungan Antara Komplikasi Hamil Dengan Kejadian BBLR... 49

5.4 Analisis Multivariat... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………... 50

6.1 Kesimpulan………... 50

6.2 Saran………... 50

Daftar Pustaka……….. viii

Lampiran:

Lampiran 1. Surat keterangan telah selesai mengumpulkan data dari BPRSU

Rantauprapat.

(12)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Tenaga Medis (Dokter) Yang Bertugas di BPRSU

Rantauprapat... 26

Tabel 4.2 Data Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan) Yang

Bertugas di BPRSU Rantauprapat... 27

Tabel 4.3 Data Tenaga Medis NonPerawatan PNS dan Non PNS

yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat... 27

Tabel 4.4 Distribusi Anemia Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola

Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu

Tahun 2008……….. 28

Tabel 4.5 Distribusi Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan

di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat

Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008.……….. 29

Tabel 4.6 Distribusi Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan

di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU)

Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008... 30

(13)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten

Labuhan Batu Tahun 2008... 31

Tabel 4.8 Hubungan Anemia Pada Ibu HamilYang Melahirkan Dengan

Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum

(BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu

Tahun 2008... 32

Tabel 4.9 Hubungan Antara Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan

Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah

Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu

Tahun 2008... 33

Tabel 4.10 Hubungan Antara Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan

Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum

(BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008……… 36

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana dengan Tingkat

Kepercayaan 75%... 39

(14)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah lahirnya bayi yang

sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang cukup. Masa kehamilan

adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak karena calon ibu dan bayi yang

dikandungnya membutuhkan gizi yang cukup banyak (Depkes RI, 2004).

Kekurangan gizi pada pertumbuhan janin akan mengakibatkan beberapa keadaan

seperti kekurangan energi protein (KEP), anemia gizi, defisiensi yodium, defisiensi

vitamin A dan defisiensi kalsium. Salah satu yang dikhawatirkan adalah kekurangan

energi protein (KEP) karena dapat menyebabkan kerusakan pada susunan saraf pusat. Hal

ini disebabkan karena kerusakan susunan saraf pusat juga dapat mengakibatkan gangguan

pada otak janin yaitu pada tahap pertumbuhan otak dimana lebih sedikit sel-sel otak yang

(15)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Walaupun berat badan ibu kecil pada trimester I kehamilan tetapi sangat

membutuhkan gizi yang tinggi karena pada trimester pertama ini plasenta terbentuk.

Kegagalan kenaikan berat badan ibu pada trimester I dan II akan meningkatkan

kemungkinan lahirnya bayi dengan berat lahir rendah (BBLR). Hal ini terjadi karena

plasenta mengecil sehingga mengakibatkan berkurangnya zat-zat makanan ke janin. Bayi

dengan berat badan lahir rendah mempunyai risiko kematian lebih tinggi dibanding

dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal (Saimin, 2008).

Tingginya angka anemia pada ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap tingginya angka bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah di Indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi setiap tahunnya. Oleh karena itu penanggulangan anemia gizi menjadi salah satu program potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang telah dilaksanakan pemerintah sejak pembangunan jangka panjang I (Sohimah, 2006).

Salah satu sasaran yang ditetapkan pada Indonesia Sehat 2010 adalah menurunkan

angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian

neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup (Sarwono, 2002). Masalah yang dihadapi

oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevalensi anemia ibu hamil yaitu 50,9% dan

sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan zat besi yang diperlukan untuk

pembentukan hemoglobin, sehingga yang ditimbulkan disebut anemia kekurangan besi

(Depkes RI, 2003b).

Distribusi kematian neonatal sebagian besar di wilayah Jawa dan Bali (66,7%)

dan di daerah pedesaan (58,6%). Menurut umur kematian yaitu 79,4% adalah angka

kematian neonatal yaitu pada usia 0-7 hari dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari.

Penyebab kematian menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian neonatal kelompok

umur 0-7 hari tertinggi adalah prematur dan berat badan lahir rendah (35%), kemudian

(16)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, pada

skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar propinsi dengan

variasi yang sangat besar yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000

kelahiran hidup (tertinggi) dan propinsi D.I Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran

hidup (terendah). Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1

bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah

(BBLR) (Depkes RI, 2003a).

Pemantauan kesehatan dan status gizi ibu hamil baik pada awal kehamilan dan

selama masa kehamilan merupakan upaya pendekatan yang potensial dalam kaitannya

dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak. Situasi pelayanan obstetrik di Indonesia

dimana sebagian besar persalinan masih ditolong oleh dukun (>60%). Sementara lebih

dari 60% bidan di desa-desa masih memerlukan peningkatan keterampilan dan

pengetahuan terutama keterlambatan dalam mendeteksi kehamilan dapat teratasi apalagi

terhadap kehamilan yang berisiko tinggi sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu

dan perinatal dapat berkurang (Saimin, 2008).

Di Rumah Sakit Pematang Siantar ditemukan 300 kelahiran hidup dengan 66 (22%) kasus bayi lahir dengan berat lahir rendah dengan ibu hamil yang menderita

anemia180 orang (55%) dari 327 orang ibu hamil (Selvia, 1999).

Demikian juga di daerah Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2006 dari 18.782 kelahiran hidup ditemukan bayi yang BBLR sebanyak 2956 orang (15%) dengan ibu hamil yang menderita anemia sebanyak 8884 orang (47,04%) dari 18.883 orang ibu hamil dan pada tahun 2007 dari 18.927 kelahiran hidup ditemukan sebanyak 3477 orang (18,37%) bayi yang BBLR dan jumlah ibu hamil yang anemia sebanyak 9120 orang (47,71%) dari 19.112 orang ibu hamil. Terjadi peningkatan jumlah bayi yang lahir dengan BBLR dan ibu hamil yang mengalami anemia pada tahun 2007 dari tahun sebelumnya (Dinkes Lab. Batu 2006-2007).

Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat di Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2007 dari 412 ibu yang melahirkan didapati sebanyak 30 orang (7,28%) kasus ibu yang melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

(17)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

penelitian tentang hubungan anemia pada ibu hamil dengan BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahannya adalah tingginya/banyaknya kejadian anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di

Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten

Labuhan Batu tahun 2008.

2. Untuk mengetahui hubungan anemia dengan kejadian BBLR setelah dikontrol

faktor kesehatan ibu dan faktor kehamilan di Badan Pengelola Rumah Sakit

Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR

yang dapat dijadikan evaluasi dan pengambilan kebijakan di dinas kesehatan

(18)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

2. Sebagai bahan masukan kepada pihak rumah sakit sehingga dapat melakukan

konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan sebagai

deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka mencegah bayi lahir BBLR.

3. Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat mengenai hubungan anemia pada ibu hamil

dengan kejadian bayi BBLR.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dibedakan dalam dua

kategori, yaitu bayi berat lahir rendah karena premature (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau bayi berat lahir rendah karena intrauterine growth retardation (IUGR) yaitu bayi cukup bulan tetapi berat badan kurang untuk usianya (Depkes RI, 2003). Klasifikasi berat badan bayi baru lahir dapat dibedakan atas (Prawirohardjo, 2002) :

a. Bayi dengan berat badan normal, yaitu > 2500 gram.

b. Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu antara 1500 gram – 2500

gram.

c. Bayi dengan berat badan sangat rendah (BBLSR), dimana berat lahirnya adalah

(19)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

d. Bayi dengan berat lahir ekstrem rendah (BBLER), dimana berat lahirnya adalah

< 1000 gram.

Ada beberapa faktor – faktor yang dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah

yaitu :

1. Faktor ibu

a. Gizi saat hamil yang kurang (anemia).

Kurang gizi pada saat hamil apabila tidak mendapatkan penanganan dengan

baik secara intensif akan mengakibatkan anemia. Kebanyakan ibu hamil

mengalami anemia gizi. Oleh sebab itu pada saat hamil ibu dianjurkan untuk

mengkonsumsi tablet zat besi (Depkes RI, 2003b).

b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun.

Usia reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35 tahun,

dibawah atau diatas usia tersebut akan meningkatkan risiko kehamilan dan

persalinannya (Depkes RI, 2003b).

Umur ibu kurang dari 20 tahun menunjukkan rahim dan panggul ibu

belum berkembang secara sempurna karena wanita pada usia ini masih dalam

masa pertumbuhan sehingga panggul dan rahim masih kecil. Disamping itu, usia

diatas 35 tahun cenderung mengakibatkan timbulnya masalah-masalah kesehatan

seperti hipertensi, DM, anemia, TB paru dan dapat menimbulkan persalinan lama

dan perdarahan pada saat persalinan serta risiko terjadinya cacat bawaan pada

janin (Hartanto, 2004).

(20)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Banyaknya anak yang dilahirkan seorang ibu akan mempengaruhi

kesehatan ibu dan merupakan faktor risiko terjadinya BBLR, tumbuh kembang

bayi lebih lambat, pendidikan anak lebih rendah dan nutrisi kurang (Depkes RI,

2003b).

d. Penyakit menahun ibu seperti gangguan pembuluh darah, perokok, penyakit

kronis (TBC, malaria).

Faktor risiko lain pada ibu hamil adalah riwayat penyakit yang diderita

ibu. Adapun penyakit yang diderita ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan dan

persalinannya adalah penyakit yang bersifat kronis seperti hipertensi, cacat

congenital, jantung dan asma, anemia, TB paru dan malaria (Rochjati, 2003).

e. Faktor pekerjaan.

Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi dan aktifitas fisik ibu hamil.

Dengan keterbatasan status sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap

keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan antenatal yang adekuat, pemenuhan

gizi, sementara itu, ibu hamil yang bekerja cenderung cepat lelah sebab aktifitas

fisiknya meningkat karena memiliki tambahan pekerjaan/kegiatan diluar rumah

(Depkes RI, 2003b).

2. Faktor kehamilan

a. Hamil dengan hidramnion, yaitu keadaan dimana cairan ketuban melebihi dari

normal.

b. Hamil ganda, yaitu kehamilan dimana jumlah janin yang dikandung lebih dari

(21)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

c. Perdarahan ante partum, yaitu perdarahan yang terjadi pada masa hamil.

d. Komplikasi hamil : eklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini,

pre-eklampsia/eklampsia yaitu kondisi ibu hamil dengan tekanan darah meningkat

keadaan ini sangat mengancam jiwa ibu dan bayi yang dikandung. Ketuban pecah

dini adalah kondisi dimana air ketuban keluar sebelum waktunya dan biasanya

faktor penyebab paling sering adalah terjainya benturan pada kandungan.

3. Faktor janin

a. Cacat bawaan, yaitu keadaan janin yang cacat sabagai akibat pertumbuhan janin

didalam kandungan tidak sempurna.

b. Infeksi dalam rahim, yaitu janin mengalami infeksi sebagai akibat penyakit yang

diderita ibu. Seperti ibu yang menderita HIV/AIDS sangat rentan mengakibatkan

infeksi dalam rahim.

4. Faktor yang belum diketahui.

5. Faktor obat-obatan seperti ibu hamil yang keracunan obat (Manuaba, 1998).

2.2 Anemia pada Ibu Hamil

2.2.1 Pengertian Anemia pada Ibu Hamil

Menurut World Health Organization (WHO) anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0 g%. Sedangkan menurut Saifuddin anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

(22)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Dalam kehamilan jumlah darah bertambah banyak (hiperemia/hipervolumia)

sehingga terjadi pengenceran darah karena jumlah sel-sel darah tidak sebanding dengan

pertambahan plasma darah. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak

kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36

minggu. Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja

jantung yang semakin berat dengan adanya kehamilan (Wiknjosastro, 2002).

2.2.2 Penyebab Anemia

Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan

perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Kebutuhan ibu selama

kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk

pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu membutuhkan tambahan sekitar 2–3 mg

besi/hari (Saifuddin, 2002).

Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi

(malnutrisi), kurang zat besi dalam diit, malabsorpsi, kehilangan darah banyak pada

persalinan yang lalu, dan haid yang terlalu berlebihan, penyakit-penyakit kronik seperti

TBC paru, cacing usus dan malaria.

Secara umum, faktor utama penyebab anemia gizi adalah: (Wirahadikusuma,

1999)

a. Banyaknya kehilangan darah karena pendarahan, haid terlalu banyak, gangguan

pencernaan (keganasan dan infeksi cacing tambang, kerusakan/kelainan

(23)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

b. Rusaknya sel darah merah, seperti penyakit malaria dan thalasemia yang

merusak asam folat yang berada di dalam sel darah merah.

c. Kurangnya produksi sel darah merah karena kurang mengkonsumsi bahan

makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam folat, vitamin B12,

protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya.

2.2.3 Gejala Anemia pada Ibu Hamil

Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing,

mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi

hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada

hamil muda (Sohimah, 2006).

Keluhan anemia yang paling sering dijumpai dimasyarakat adalah yang lebih dikenal dengan 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah dan lalai. Disamping itu penderita kekurangan zat besi akan menurunkan daya tahan tubuh yang mengakibatkan mudah terkena infeksi (Depkes RI, 2003b).

Rasa cepat lelah disebabkan karena pada penderita anemia gizi besi, pengolahan

(metabolisma) energi oleh otot tidak berjalan secara sempurna karena kurang oksigen.

Anemia gizi besi dengan keluhan dampak yang paling jelas adalah cepat lelah, rasa

ngantuk, malaise dan mempunyai wajah yang pucat (Sukirman, 1999).

2.2.4 Klasifikasi Anemia pada Ibu Hamil.

Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Mochtar (1998), adalah sebagai

berikut:

1. Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah.

(24)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Adalah anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat.

3. Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk

sel darah merah baru.

4. Anemia Hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan

kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila

terjadi kelainan pada organ-organ vital.

2.2.5 Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia pada ibu hamil dapat dilakukan dengan

anamnesa. Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang, dan keluhan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda. Pemeriksaan

dan pengawasan hemoglobin dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil

pemeriksaan hemoglobin dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut

(Manuaba,1998):

a. Hb ≥11,0 g% disebut tidak anemia.

b. Hb 9,0 g%-10,9 g% disebut anemia ringan.

c. Hb 7,0 g%-8,9 g% disebut anemia sedang.

(25)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan, yaitu pada

trimester I dan trimester III. Dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil

mengalami anemia, maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada

ibu-ibu hamil di puskesmas.

Sedangkan menurut Depkes RI tahun 2005, bahwa anemia berdasarkan hasil

pemeriksaan digolongkan menjadi:

a. Hb ≥ 11,0 g% disebut tidak anemia.

b. Hb 9,0 g%-10,9 g% disebut anemia sedang.

c. Hb ≤ 8,0 g% disebut anemia berat.

2.2.6Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Ibu Hamil

Pencegahan dan penanggulangan anemia pada ibu hamil, antara lain :

(Wirahadikusuma, 1999)

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan, seperti mengkonsumsi pangan

hewani (daging, ikan, hati dan telur), mengkonsumsi pangan nabati (sayuran

hijau, buah-buahan, kacang-kacangan dan padi-padian) buah-buahan yang segar

dan sayuran yang merupakan sumber utama vitamin C yang diperlukan untuk

penyerapan zat besi didalam tubuh. Hindari mengkonsumsi bahan makanan yang

mengandung zat inhibitor saat bersamaan dengan makan nasi seperti teh karena

(26)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

2. Supplemen zat besi yang berfungsi dapat memperbaiki Hb dalam waktu

singkat.

3. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam bahan

pangan untuk meningkatkan kualitas pangan.

Suatu penelitian di Asia 22,6% kematian ibu melahirkan dikarenakan anemia, artinya apabila ibu hamil dapat dicegah dari anemia maka 20-30 % kematian ibu karena

melahirkan dapat dicegah (Sukirman, 1999).

2.3 Bahan Makanan Sumber Zat Besi

Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi adalah besi. Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia gizi dibanding defisiensi zat gizi lain, seperti asam folat, vitamin B12, protein, vitamin dan elemen lainnya.

Pembuatan sel darah merah akan terganggu apabila zat gizi yang diperlukan tidak mencukupi. Selain itu dapat disebabkan karena tidak berfungsinya pencernaan dengan baik atau kelainan lambung sehingga zat-zat gizi penting tidak dapat diserap dengan baik dan terbuang bersama kotoran. Apabila ini berlangsung lama maka tubuh akan mengalami anemia (Wirahadikusuma, 1999).

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan yaitu 3-5 gr di dalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi essensial di dalam tubuh yaitu sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel, sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan (Almasier, 2001).

Zat besi yang terdapat dalam bahan makanan dapat berasal dari hewan maupun dari tumbuhan. Zat besi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan memiliki daya serap antara 1-6 % lebih rendah dibanding zat besi yang berasal dari hewan yang mempunyai daya serap 7-22 % (Almasier, 2001).

Ada 2 bentuk zat besi dalam makanan, yaitu hem dan non hem. Zat besi hem berasal dari hewan seperti daging dan ikan yang mengandung zat besi 5-10 % dengan penyerapan 25 %. Zat besi non hem terdapat pada pangan nabati seperti sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan dengan penyerapan zat besi hanya 5%. Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi non hem sampai empat kali lipat (Wirahadikusuma, 1999).

Protein hewani, walaupun tidak semua juga dapat mendorong penyerapan zat besi non hem. Protein selular yang berasal dari daging sapi, kambing, domba, hati, ayam, menunjang penyerapan zat besi non hem. Namun protein yang berasal dari susu sapi, keju dan telur tidak dapat meningkatkan penyerapan zat besi non hem

(27)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

2.4 Hubungan Anemia dengan kejadian BBLR

Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan efek buruk baik pada ibu maupun

kepada bayi yang akan dilahirkannya. Anemia dapat mengurangi suplai oksigen pada

metabolisme ibu karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat oksigen yang

dapat mengakibatkan efek tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain kematian bayi,

bertambahnya kerentanan ibu terhadap infeksi dan kemungkinan bayi lahir prematur

(Setyawan, 1996).

Pada anemia ringan mengakibatkan terjadinya kelahiran prematur dan BBLR.

Sedangkan pada anemia berat selama masa hamil dapat mengakibatkan risiko morbiditas

dan mortalitas pada ibu maupun bayi yang dilahirkan. Selain itu anemia juga dapat

mengakibatkan hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, ketuban pecah dini (KPD)

(Manuaba, 1998).

(28)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

2.6 Definisi Operasional

1. Ibu anemia adalah kadar Hb ibu yang tercantum dalam berkas rekam medis

pasien < 11,0 g%.

2. Umur ibu adalah usia ibu pada saat melahirkan yang tercantum dalam

berkas rekam medis.

3. Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu, termasuk juga jarak

hamil dan bersalin.

4. Penyakit yang diderita ibu adalah riwayat penyakit yang pernah diderita ibu

hamil yang bersifat kronis (menahun) seperti hipertensi, asma, malaria, TB

paru, jantung, hipertensi.

5. Pekerjaan adalah dibagi menjadi dua yakni bekerja apabila ibu bekerja dan

mendapatkan upah atau gaji dan tidak bekerja apabila tidak mendapatkan upah

atau gaji.

6. Hamil hidramnion adalah keadaan air ketuban ibu pada saat melahirkan yang

tercantum dalam berkas rekam medis.

7. Hamil ganda adalah keadaan kehamilan ibu dimana jumlah janin yang

dikandung lebih dari 1 yang tercantum dalam berkas rekam medis.

8. Komplikasi hamil adalah pre-eklampsia/eklampsia, ketuban pecah dini dan

pendarahan antepartum. Pada kondisi pre-eklampsia/eklampsia adalah kondisi

ibu pada saat hamil mengalami peningkatan tekanan darah yang tercantum

(29)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban sebelum waktunya yang disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah terjadinya benturan pada kandungan. Perdarahan ante partum adalah kondisi ibu saat hamil mengalami perdarahan yang hebat dan tercantum dalam berkas rekam medis.

9. Berat badan lahir adalah berat badan bayi pada saat dilahirkan, dibagi menjadi

2 yaitu :

a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu jika berat bayi pada saat lahir

< 2500 gr.

b. Bayi berat badan lahir normal (BBLN) yaitu jika berat badan bayi pada

saat lahir ≥ 2500 gr.

2.7 Aspek Pengukuran

Ukuran variabel penelitian yang digunakan yaitu dalam bentuk kategori dan mentransformasikan setiap variabel menjadi variabel satu-nol (1-0)

Kategori variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel terikat

Berat lahir dibagi dalam 2 kategori yaitu BBLR dan BBLN dinyatakan sebagai variabel BL.

Umur ibu dibagi dalam 3 kelompok umur yaitu umur < 20 tahun, 20-35 tahun dan umur > 35 tahun yang dinyatakan sebagai variabel Ui.

Ui= 1 jika umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun.

0 jika umur ibu 20-35 tahun.

(30)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Paritas dibagi dalam 3 kelompok yaitu paritas 1, paritas 2-4 dan paritas >4 yang dinyatakan dalam variabel P.

P= 1 jika paritas 1 dan > 4.

0 jika paritas 2-4.

4. Penyakit yang diderita ibu

Penyakit yang diderita ibu dibagi menjadi 2 kelompok yaitu mempunyai riwayat penyakit seperti asma, malaria, TB paru, jantung. Dimana data diperoleh berdasarkan data dari rekam medis. Dan yang tidak mempunyai riwayat penyakit yang dinyatakan dalam variabel Pi.

Pi= 1 jika memiliki riwayat penyakit tertentu.

0 jika tidak memiliki riwayat penyakit tertentu.

5. Pekerjaan

Pekerjaan dibagi dalam 2 kelompok yaitu bekerja dan tidak bekerja yang dinyatakan dalam variabel PK.

PK= 1 jika ibu hamil bekerja.

0 jika ibu hamil tidak bekerja

6. Hamil dengan hidramnion

Hamil dengan hidramnion dibagi dalam 2 kelompok yaitu hamil hidramnion dan hamil tidak hidramnion yang dinyatakan dalam variabel HH.

HH= 1 jika ibu hamil hidramnion.

0 jika ibu hamil tidak hidramnion.

7. Hamil ganda

Hamil ganda dibagi dalam 2 kolompok yaitu hamil ganda dan tidak hamil ganda yang dinyatakan dalam variabel HG.

HG=1 jika ibu mengalami hamil ganda

0 jika ibu tidak mengalami hamil ganda.

9. Komplikasi hamil

Komplikasi hamil dibagi dalam 2 kelompok yaitu ibu yang mengalami komplikasi hamil dan ibu yang tidak mengalami komplikasi hamil yang dinyatakan dalam variabel KH.

KH= 1 jika ibu mengalami komplikasi.

0 jika ibu tidak mengalami komplikasi.

(31)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

1. Ada hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR

2. Ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR

3. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR

4. Ada hubungan antara penyakit yang diderita ibu dengan kejadian BBLR

5. Ada hubungan antara pekerjaan dengan kejadian BBLR

6. Ada hubungan antara kehamilan hidramnion dengan kejadian BBLR

7. Ada hubungan antara kehamilan ganda dengan kejadian BBLR.

8. Ada hubungan antara komplikasi hamil dengan kejadian BBLR.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan

rancangan penelitian cross sectional untuk melihat hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian bayi BBLR.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

(32)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu pada bulan April - Desember 2008 sebanyak 478 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang melahirkan di Badan

Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu pada bulan April 2008 – Desember 2008 yang tercatat kadar hemoglobinnya dan semua ibu hamil yang melahirkan yang tercatat kadar hemoglobinnya dijadikan sampel penelitian (Total Sampling). Dimana ibu hamil yang melahirkan yang tidak tercatat kadar

hemoglobinnya termasuk dalam kriteria eklusi yaitu tidak termasuk dalam pengelolaan

data.

3.4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diambil dari laporan rawatan

pasien dan rekam medis pada ruang bersalin di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum

(BPRSU) Rantauparapat Kabupaten Labuhan Batu.

3.5Analisis data

Analisis data dilakukan secara bertahap, yaitu dengan analisis univariat, analisis

bivariat dan analisis multivariat. Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan

masing-masing variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan tabel distribusi

frekuensi. Sedangkan analisis bivariat dimaksud untuk melihat hubungan kedua variabel

(33)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

hubungan antar kedua variabel ini yakni menggunakan uji Chi Square dengan tingkat

kepercayaan 95%.

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda yakni untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai variabel dependen bila nilai variabel independen berubah. Regresi logistik berganda digunakan jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independen ingin diestimasikan sehingga diperoleh persamaan regresi logistik berganda sebagai berikut :

1 p =

1+ e- ( 0+ iXi +....+ iXi) Keterangan:

ß0 adalah konstanta.

ßi adalah koefisien regresi variabel X.

P dibaca harga harapan/peluang terjadinya suatukejadian.

Dan e adalah bilangan natural yang besarnya 2,718

BAB IV

HASIL PENELITIAN

(34)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Rumah Sakit Umum Rantauprapat didirikan tahun 1957 dan merupakan

satu-satunya Rumah Sakit Pemda TK. II Labuhanbatu yang terletak di kota Rantauprapat.

Pada awalnya Rumah Sakit ini terletak di jalan Cut Nyak Dien Kecamatan Bilah Hulu.

Pada tahun 1964 lokasi ini berubah atau pindah ke jalan K.H. Dewantara No. 129

Kecamatan Bilah Hulu, sampai saat ini luas Rumah Sakit ini ± 2,3 Ha.

Saat ini luas bangunan rumah sakit ± 5.532 m2 dengan jumlah tempat tidur

sebanyak 141 TT dengan persentase Bed Ocupation Rate (BOR) 75 % dan Length Of

Stay (LOS) 5.4, Tahun 2006 (140 TT) persentase Bed Ocupation Rate (BOR) 62,06 %

dan Length Of Stay (LOS) 3.9, Tahun 2005 (135 TT) persentase Bed Ocupation Rate

(BOR) 62,4 % dan Length Of Stay (LOS) 3,9 dimana standard baku nasional untuk BOR

60 %-80 % dan LOS 6-9 hari. Secara keseluruhan kinerja BPRSU Rantauprapat Tahun

2007 telah memenuhi standar baku nasional.

Pada saat ini Rumah Sakit telah berusaha semaksimal mungkin membenahi diri

dalam berbagai aspek, baik dalam kualitas dan kuantitas. Berbagai hal yang menjadi

perhatian antara lain : ketenagaan, proses administrasi dan manajemen, bahan dan alat

kesehatan, sarana fisik dan lain-lain.

Dengan adanya kemauan dan kerja keras serta perhatian bapak Bupati Labuhanbatu,

maka saat ini keberadaan BPRSU Rantauprapat telah dirasakan oleh masyarakat (sebagai

pengguna jasa), pemerintah kabupaten Labuhanbatu maupun para pegawai rumah sakit.

Pada tahun 2008 ini ditargetkan menjadi rumah sakit yang terakreditasi untuk 12

(35)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

memperoleh akreditasi dengan 5 (lima) pelayanan dari Depkes RI – Menkes RI. Pada

tahun 2006 – 2010 BPRSU Rantauprapat mempersiapkan diri untuk menuju bentuk

Badan Layanan Umum Daerah dipersiapkan menuju Rumah Sakit Umum type B dengan

12 pelayanan untuk diakreditasi oleh Depkes RI.

4.1.2 Ketenagaan BPRSU Rantau Prapat A. Tenaga Medis (Dokter)

Tabel 4.1

Data Tenaga Medis (Dokter) Yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat

No URAIAN PNS NON PNS JLH

B. Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan)

Tabel 4.2

Data Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan) Yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat

No URAIAN PNS NON PNS JLH

1 Sarjana Keperawatan 1 - 1

(36)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

3 D III Kebidanan 4 2 6

4 SPK 11 17 28

5 Perawat Bidan 17 - 17

6 Lain-lainnya (LCKP, PKE, PKC) 5 - 5

Jumlah

136 19 155

C. Tenaga Para Medis Non Keperawatan Tabel 4.3

Data Tenaga Para Medis Non Perawatan PNS dan Non PNS yang Bertugas di BPRSU Rantauprapat

No URAIAN PNS NON PNS JLH

1 Sarjana Kesehatan Masyarakat 4 1 5

2 Asisten Apoteker 3 - 3

3 Sarjana Analis Kesehatan 1 - 1

4 Analis Kesehatan 4 - 4

5 Pembantu Ahli Gizi 4 - 4

6 D III Fisioterapi 3 1 4

7 D III Radiologi 3 1 4

8 D III Apoteker 2 - 2

9 Perawat Gigi 4 - 4

10 SPPH 2 - 2

Jumlah

30 3 33

4.2 Analisis Univariat

Untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi masing-masing variabel bebas

dan variabel terikat dipergunakan analisa univariat dan dapat dilihat sebagai berikut :

(37)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk melihat distribusi anemia ibu hamil yang melahirkan di Badan Pengelola

Rumah sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 dapat

dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Distribusi Anemia Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

No Anemia Ibu Hamil Jumlah %

1 Anemia 86 53,1

2 Tidak Anemia 76 46,9

Total 162 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat yang mengalami anemia sebanyak 86 orang (53,1%) merupakan yang

terbanyak dan yang tidak anemia sebanyak 76 orang (46,9%).

4.2.2 Distribusi Faktor Kesehatan Ibu

Untuk melihat distribusi faktor kesehatan ibu hamil yang melahirkan di Badan

Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun

2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Distribusi Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun

(38)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

No Faktor Kesehatan Ibu Jumlah %

1 Umur

< 20 tahun dan > 35 tahun 29 17,9

20-35 tahun 133 82,1

Total 162 100

2 Paritas

1 dan > 4 89 54,9

2-4 73 45,1

Total 162 100

3 Penyakit Yang Diderita Ibu

Memiliki Riwayat Penyakit 15 9,3

Tidak Memiliki Riwayat Penyakit 147 90,7

Total 162 100

4 Pekerjaan

Bekerja 16 9,9

Tidak Bekerja 146 90,1

Total 162 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 133 orang (82,1%)

sedangkan umur < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 29 orang (17,9%), dengan paritas 1

dan > 4 sebanyak 89 orang (54,9%) sedangkan paritas 2-4 sebanyak 73 orang (45,1%),

tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak 147 orang (90,7%) sedangkan memiliki

riwayat penyakit sebanyak 15 orang (9,3%), tidak bekerja sebanyak 146 orang (90,1%)

sedangkan yang bekerja sebanyak 16 orang (9,9%).

(39)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Untuk melihat distribusi faktor kehamilan ibu hamil yang melahirkan di Badan

Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun

2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.6

Distribusi Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun

2008

No Faktor Kehamilan Jumlah %

1 Hamil Hidramnion

Hidramnion 27 16,7

Tidak Hidramnion 135 83,3

Total 162 100

2 Hamil Ganda

Hamil Ganda 3 1,9

Tidak Hamil Ganda 159 98,1

Total 162 100

3 Komplikasi Hamil

Komplikasi 37 22,8

Tidak Komplikasi 125 77,2

Total 162 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat terbanyak tidak hidramnion yaitu sebanyak 135 orang (83,3%) sedangkan

yang hidramnion sebanyak 27 orang (16,7%), yang tidak hamil ganda yaitu sebanyak 159

orang (98,1%) sedangkan hamil ganda sebanyak 3 orang (1,9%), yang tidak mengalami

komplikasi sebanyak 125 orang (77,2%) sedangkan yang mengalami komplikasi

(40)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

4.2.4 Distribusi Berat Lahir

Untuk melihat berat badan bayi yang dilahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit

Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008 dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Tabel 4.7

Distribusi Berat Badan Bayi Yang Dilahirkan di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

No Berat Lahir Jumlah %

1 BBLR (< 2500 gr) 33 20,4

2 BBLN (≥ 2500 gr) 129 79,6

Total 162 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa bayi yang dilahirkan di BPRSU Rantauprapat

yang terbanyak adalah bayi dengan berat lahir normal (≥ 2500 gr) sebanyak 129 orang

(79,6%) sedangkan BBLR (< 2500 gr) sebanyak 33 orang (20,4%).

4.3 Analisis Bivariat

Untuk melihat hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat

dipergunakan analisis bivariat dengan uji statistik Chi-Square, dapat dilihat pada

(41)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009 4.3.1 Anemia

Tabel 4.8

Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan Kejadian BBLR Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat

Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

No Anemia

Dari tabel diatas terlihat bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat pada bulan April-Desember 2008 yang mengalami anemia merupakan yang terbanyak yaitu sejumlah 86 orang dimana yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) sebanyak 31 orang (36,0%) dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal (BBLN) sebanyak 55 orang (64,0 %). Sedangkan ibu hamil yang tidak anemia ada sejumlah 76 orang dimana sebanyak 2 orang (2,6%) yang melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan sebanyak 74 orang (97,4%) yang melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN).

Kemudian berdasarkan hasil analisa dengan uji Chi-Square terdapat bahwa

Probabilitas (0,000) < (0,05) berarti Ho ditolak artinya ada hubungan anemia pada ibu

hamil dengan kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu tahun 2008.

4.3.2 Faktor Kesehatan Ibu.

Tabel 4.9

Hubungan Antara Faktor Kesehatan Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat

Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008

N

o

FAKTOR

(42)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat pada bulan April-Desember 2008 terbanyak berusia 20 – 35 tahun

yakni sejumlah 133 orang, dimana 26 orang (19,5%) melahirkan bayi dengan berat

lahir rendah (BBLR) dan 107 orang (80,5%) melahirkan bayi dengan berat badan

normal (BBLN). Yang mengidap anemia sebanyak 67 orang (50,4%) dan yang tidak

mengidap anemia sebanyak 66 orang (49,6%). Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun berjumlah 29 orang dan yang melahirkan bayi dengan berat

badan rendah (BBLR) ada sebanyak 7 orang (24,1%) sedangkan yang melahirkan

bayi dengan berat lahir normal (BBLN) ada 22 orang (75,9%). Yang mengidap

anemia sebanyak 19 orang (65,5%) dan yang tidak mengidap anemia 10 orang

(43)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Hasil uji statistik dengan chi-square menunjukkan bahwa probabilitas lebih besar

dari nilai (0,578 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR.

Pada kelompok paritas 1 atau lebih besar dari 4 merupakan yang terbanyak yakni sebanyak 89 orang, dimana 18 orang (20,2%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan 71 orang (79,8%) melahirkan bayi dengan berat lahir normal (BBLN). Yang mengidap anemia 49 orang (55,1%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 40 orang (44,9%). Sedangkan yang memiliki paritas 2-4 sebanyak 73 orang, dimana 15 orang (20,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan 58 orang (79,5%) melahirkan bayi dengan berat badan normal (BBLN). Yang mengidap anemia 37 orang (50,7%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 36 orang (49,3%).

Dari hasil uji statistik dengan chi square menunjukkan bahwa nilai probabilitas lebih besar dari nilai (0,513 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian BBLR

Sementara ibu hamil yang tidak memiliki riwayat penyakit merupakan yang

terbanyak yakni 147 orang, dimana 23 orang (15,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah dan 124 orang (84,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Yang mengidap anemia sebanyak 75 orang (51,0%) dan yang tidak mengidap anemia

sebanyak 72 orang (49,0%). Sedangkan ibu yang memiliki riwayat penyakit berjumlah 15

orang, dimana10 orang (66,7%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 5 orang

(33,3%) melahirkan bayi dengan berat badan normal. Yang mengidap anemia 11 orang

(73,3%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 4 orang (26,7%).

Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih kecil dari nilai (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada

hubungan antara penyakit yang diderita ibu dengan kejadian BBLR.

Dan ibu hamil yang tidak bekerja merupakan yang terbanyak yakni sebanyak 146

orang, dimana 30 orang (20,5%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 116

(44)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

anemia sebanyak 80 orang (54,8%) dan yang tidak mengidap anemia sebayak 66 orang

(45,2%). Sedangkan ibu yang bekerja berjumlah 16 orang, dimana 3 orang (18,8%)

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 13 orang (81,3%) melahirkan bayi dengan

berat badan normal. Yang mengidap anemia sebanyak 6 orang (37,5%) dan yang tidak

mengidap anemia 10 orang (62,5%).

Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih besar dari nilai (1,000 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada

hubungan antara pekerjaan dengan kejadian BBLR.

4.3.3 Faktor Kehamilan.

Tabel 4.10

Hubungan Antara Faktor Kehamilan Ibu Hamil Yang Melahirkan Dengan Kejadian BBLR di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat

(45)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009 b.Tidak

Komplikasi 52 41,6 73 58,4 12

9,6 113 90,4 125 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ibu hamil yang melahirkan di BPRSU

Rantauprapat pada bulan April-Desember 2008 terbanyak yang tidak hamil hidramnion

yakni 135 orang, dimana 21 orang (15,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

dan 114 orang (84,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang

mengidap anemia sebanyak 65 orang (48,1%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak

70 orang (51,9%). Sedangkan ibu yang hamil hidramnion berjumlah 27 orang, dimana 12

orang (44,4%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 15 orang (55,6%)

melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang mengidap anemia sebanyak 21 orang

(77,8%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 6 orang (22,2%).

Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih kecil dari nilai (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada

hubungan antara hamil dengan hidramnion dengan kejadian BBLR.

Dan ibu hamil yang melahirkan di BPRSU Rantauprapat pada bulan

April-Desember 2008 terbanyak yang tidak hamil ganda merupakan yang terbanyak yakni 159

orang, dimana 30 orang (18,9%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah 129 orang

(81,1%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.Yang mengidap anemia

sebanyak 83 orang (52,2%) dan yang tidak mengidap anemia sebanyak 76 orang (47,8%).

Sedangkan ibu yang hamil ganda berjumlah 3 orang (100%) melahirkan bayi dengan

(46)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih besar dari nilai (0,008 > 0,05) berarti Ho diterima. Hal ini menunjukkan tidak ada

hubungan antara hamil ganda dengan kejadian BBLR.

Dan ibu hamil yang melahirkan di BPRSU Rantauprapat pada bulan

April-Desember 2008 terbanyak yang tidak mengalami komplikasi hamil merupakan yang

terbanyak yakni 125 orang, dimana 12 orang (9,6%) melahirkan bayi dengan berat lahir

rendah dan 113 orang (90,4%) diantaranya melahirkan bayi dengan berat badan normal.

Yang mengidap anemia sebanyak 52 orang (41,6%) dan yang tidak mengidap anemia

sebanyak 73 orang (58,4%). Sedangkan ibu yang mengalami komplikasi hamil berjumlah

37 orang, dimana 21 orang (56,8%) melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan 16

orang (43,2%) melahirkan bayi dengan berat badan normal. Yang mengidap anemia

sebanyak 34 orang (91,9%) dan tidak mengidap anemia sebanyak 3 orang (8,1%).

Dari hasil uji statistik dengan chi square dapat diketahui bahwa nilai probabilitas

lebih kecil dari nilai (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada

hubungan antara komplikasi hamil dengan kejadian BBLR.

4.4 Analisis Multivariat

4.4.1 Analisis Regresi Logistik Sederhana.

Untuk melihat hubungan fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih

dari satu variabel independen dipergunakan analisis multivariat dengan uji statistik

regresi logistik, pada tahap pertama dilakukan analisis regresi logistik sederhana untuk

menentukan variabel yang layak masuk sebagai kovariat dalam analisis regresi logistik

(47)

Nelly Agustini Simanjuntak : Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008, 2009.

USU Repository © 2009

dipakai cukup besar untuk memungkinkan variabel-variabel yang terselubung yang

sesungguhnya penting dapat masuk kedalam model analisis regresi logistik multivariat

dan agar variabel-variabel secara kolektif menjadi prediktor penting bagi variabel hasil

dan dapat masuk dalam model multivariat.

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Logistik Sederhana dengan Tingkat Kepercayaan 75 %

No Variabel 75% CI for EXP(B) P

Lower

Upper

1 Anemia 8.791 49.474 0.000

2 Umur Ibu (Ui) 0.749 2.290 0.579

3 Paritas (P) 0.625 1.539 0.959

4 Penyakit Yang diderita ibu

(Pi)

5.451 21.327 0.000

5 Pekerjaan (PK) 0.412 1.934 0.856

6 Hamil Dengan Hidramnion

(HH)

2.575 7.324 0.001

7 Hamil Ganda (HG) 0.000 0.000 0.999

8 Komplikasi hamil 7.367 20.735 0.000

Dengan menetapkan nilai p sebesar 0,25 terlihat bahwa dari 8 variabel yang

Gambar

Tabel  4.2 Data Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan) Yang
Tabel 4.8
Tabel 4.2 Data Tenaga Para Medis (Perawat/Bidan) Yang Bertugas
Tabel 4.3 Data Tenaga Para Medis Non Perawatan PNS dan Non PNS yang Bertugas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui hubungan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Kandangan – Kediri. 1.3.2

Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara preeklamsia berat dengan kejadian bayi berat lahir rendah (BBLR) di RS Dr. Metode:

Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok lingkungan pada ibu hamil terhadap kejadian bayi berat lahir rendah.. Kata kunci : Ibu hamil, Perokok

Berdasarkan tujuan penilitan, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di

Hamil dengan hidramnion dibagi dalam 2 kelompok yaitu hamil hidramnion dan hamil tidak hidramnion yang dinyatakan dalam variabel HH. HH= 1 jika ibu

Anemia pada ibu hamil akan menambahkan risiko ibu untuk melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di samping risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan

Berganti judul dengan desain penelitian yang serupa , sehingga judul menjadi HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III. DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT

Hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian berat badan lahir rendah (BBLR) di Puskesmas Tegalrejo Yogyakarta tahun 2010 No