• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUP H Adam Malik Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUP H Adam Malik Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah dan akibatnya oxygen-carrying capacity tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan

fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis bervariasi pada setiap orang berdasarkan usia, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal di atas permukaan laut, merokok,

dan tahap kehamilan. Kekurangan zat besi diperkirakan menjadi penyebab paling umum dari anemia secara global, tapi kekurangan gizi lain (seperti folat, vitamin B12, dan vitamin A), peradangan akut dan kronis, infeksi parasit, dan kelainan bawaan atau didapat mempengaruhi sintesis hemoglobin, produksi sel darah merah atau kelangsungan hidup sel darah merah, semua dapat menyebabkan anemia (WHO, 2011).

Menurut Tarwoto dan Wasnidar (2007), anemia defisiensi besi merupakan jenis anemia terbanyak di dunia, terutama di Negara miskin dan berkembang. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia jenis ini merupakan anemia yang paling sering di jumpai, terutama di Negara tropis (Handayani et al., 2008). World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa di seluruh dunia terdapat 42 % ibu hamil, 30 % wanita tidak hamil (usia 15 sampai 50 tahun), 47 % dari anak-anak prasekolah (usia 0 sampai 5 tahun) , dan 12,7 % laki-laki berumur diatas 15 tahun mengalami anemia (Pasricha et al., 2013).

Prevalensi anemia defisiensi besi di Indonesia pada laki-laki dewasa adalah 16-50%, wanita tak hamil 25-48%, dan wanita hamil sebesar 46-92% (Bakta et al.,

2009). Berdasarkan survei anemia yang dilaksanakan tahun 2005 di 4 kab/kota di Sumatera Utara, yaitu Kota Medan, Binjai, Kab.Deli Serdang dan Langkat, diketahui bahwa 40,50% pekerja wanita menderita anemia (Diskes Sumut, 2013).

Perempuan hamil merupakan segmen penduduk yang paling rentan terhadap anemia defisiensi besi. Di India, Amerika Latin, dan Filipina prevalensi

(2)

anemia defisiensi besi berkisar antara 35% sampai 99% ( Bakta et al., 2009 ). Berdasarkan hasil Riskesdas (2013), di Indonesia terdapat 37,1% ibu hamil anemia, yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi yang hampir sama antara kawasan perkotaan (36,4%) dan pedesaan (37,8 %). Kekurangan zat besi dapat terjadi akibat asupan zat besi yang tidak memadai dan penyerapan, peningkatan kebutuhan besi selama pertumbuhan, dan

kehilangan besi secara berlebihan. Wanita usia subur (WUS) mempunyai risiko khusus karena menstruasi, sedangkan kehamilan dan melahirkan jumlah bersih

hilangnya besi adalah 580 sampai 680 mg karena kebutuhan janin dan plasenta dan perdarahan selama proses melahirkan (Pasricha et al., 2013). Selama kehamilan, kekurangan zat besi dikaitkan dengan beberapa akibat yang merugikan bagi ibu dan bayi, termasuk peningkatan risiko perdarahan, sepsis, kematian ibu, kematian perinatal, dan bayi berat lahir rendah (WHO, 2001).

Berdasarkan penelitan Ren dkk., (2001) mendapatkan bahwa konsentrasi hemoglobin trimester pertama yang rendah meningkatkan risiko berat lahir rendah, persalinan kurang bulan, dan bayi kecil untuk usia kehamilan (Cunningham et al., 2013). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Damanik, 2010). Bayi berat lahir rendah merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 katagori yaitu (1) BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu), dan (2) BBLR karena intra uterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak BBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia, malaria dan

menderita penyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil (Depkes RI, 2009).

Anemia pada ibu hamil akan menambahkan risiko ibu untuk melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di samping risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia yang berat (Depkes RI, 2009). Dalam sebuah penelitian dari Tanzania, Kidanto dkk., (2009), melaporkan bahwa insden

(3)

persalinan kurang bulan dan berat lahir rendah meningkat seiiring dengan keparahan anemia (Cunningham et al., 2013). Ibu hamil dengan kadar Hb < 10 g/dl mempunyai risiko 255% lebih tinggi untuk melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu hamil dengan kadar Hb diatas 10 g/dl (Saraswati et al., 1998).

Berdasarkan data diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Hubungan Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah di RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2014”.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil di RSUP H Adam Malik tahun 2014

2. Mengetahui prevalensi kejadian bayi berat lahir rendah di RSUP H Adam Malik tahun 2014

3. Mengetahui kejadian bayi berat lahir rendah pada ibu hamil penderita anemia defisiensi besi di RSUP H Adam Malik tahun 2014

4. Untuk mengetahui perbandingan kejadian bayi berat lahir rendah

antara ibu hamil penderita anemia defisiensi besi dengan ibu hamil bukan penderita anemia defisiensi besi di RSUP H Adam Malik 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk

(4)

1. Memberi tambahan informasi tentang Bayi Berat lahir Rendah dengan Ibu yang menderita anemia defisiensi besi yang berdampak pada kelangsungan hidup dan kesehatan bayi baru lahir.

2. Sebagai sumber informasi bagi penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan program pelayanan dan penanganan anemia defisiensi besi pada ibu hamil agar kejadian anemia pada ibu hamil dapat

diturunkan serta tingkat kejadian Bayi Berat lahir Rendah.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk

penelitian lebih lanjut hubungan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan tingkat kejadian bayi berat lahir rendah

4. Sebagai sumber ilmu pengetahuan dan dapat digunakan sebagai kajian pustaka bagi peneliti lainnya untuk menambah teori mengenai hubungan anemia defisiensi besi pada ibu hamil dengan tingkat kejadian bayi berat lahir rendah

5. Dapat menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu hamil tentang dampak anemia defisiensi besi sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu untuk mengkonsusmsi tablet besi sesuai anjuran tenaga kesehatan bidan atau dokter, minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis menyimpulkan bahwa Data - data yang diperlukan untuk analisis yang bersifat historis dapat diintegrasikan ke dalam data warehouse, memberikan kemudahan bagi pihak

Hasil penelitian menunjukan dokumen dan laporan dibuat secara manual, adanya penggabungan beberapa tagihan dalam satu tanda terima (faktur), tidak adanya tanggal jatuh tempo

potensi kecerdasan danf atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembeiajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara bersama-sama dengan peserta didik pada

Daftar Singkatan Yang Digunakan Dalam Lampiran XI Keputusan Menteri

In this process, we firstly use CloudCompare to generate the rectified images from CMVS files, then, stitching them into mosaic image using Microsoft ICE.. Figure 5 shows the

For teaching purposes in remote sensing and photogrammetry, especially for practical exercises, we need quite a lot of different dedicated equipment (e.g. terrestrial

4.17.4.Menerima kembali daftar calon penerima Satyalancana Karya Satya dan penghargaan lainnya beserta surat pengantar yang telah ditandatangani Kepala

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B6, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech