PENGARUH LAJU ALIR PULP TERHADAP KONSENTRASI
ClO
2UNTUK MENINGKATKAN % BRIGHTNESS PULP DI
DO-TOWER DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA
KARYA ILMIAH
PUJIMAN BUTAR-BUTAR
052409040
PROGRAM D-3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
2
PENGARUH LAJU ALIR PULP TERHADAP KONSENTRASI
ClO
2UNTUK MENINGKATKAN % BRIGHTNESS PULP DI
DO-TOWER DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat untuk mendapat ijazah Ahli Madya pada program Diploma-3 Kimia Industri Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
PUJIMAN BUTAR-BUTAR
052409040
PROGRAM D-3 KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PENGARUH LAJU ALIR PULP
TERHADAP KONSENTRASI ClO2 UNTUK
MENINGKATKAN % BRIGHTNESS PULP DI DO-TOWER
DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA
Kategori : KARYA ILMIAH
Nama : PUJIMAN BUTAR-BUTAR
Nomor Induk Mahasiswa : 052409040
Program Studi : D-3 KIMIA INDUSTRI
Departemen : KIMIA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disetujui di
Medan, Mei 2008
Diketahui
Program studi D-3 Kimia Industri FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
Dr. Harry Agusnari. M. Sc.Phil Dr. Rumondang Bulan, MS
NIP. 131 273 466 NIP. 131 459 466
Diketahui
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
4
NIP. 131 459 466
PERNYATAAN
PENGARUH LAJU ALIR PULP TERHADAP KONSENTRASI
ClO
2UNTUK MENINGKATKAN % BRIGHTNESS PULP DI
DO-TOWER DI PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Mei 2008
PENGHARGAAN
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya ilmiah ini yang “Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi ClO2 Untuk
Meningkatkan % Brightness Pulp di DO-Tower DI. PT TOBA PULP LESTARI, Tbk PORSEA.
Karya ilmiah ini merupakan hasil kerja praktek di PT. TOBA PULP LESTARI Tbk.Poersea.Karya ilmiah ini merupakan salah satu persyaratan akademik mahasiswa untuk memperoleh ijazah Ahli Madya Diploma-3 untuk program studi Kimia Industri di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini terutam kepada :
1. Orang tua penulis Bapak A.Butarbutar dan Ibu B.Marpaung yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada abang dan kakak penulis yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. Penulis juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada seluruh keluarga keluar besar penulis yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
2. Ibu Dr Rumondang Bulan, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini sekaligus ketua Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr.Edy Marlianto , MSc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Seluruh Staf dan Karyawan PT. TOBA PULP LESTARI yang selalu membimbing saya disaat praktek kerja lapangan
6. Rekan –rekan Mahasiswa/Mahasiswi Kimia Industri khususnya angkatan tahun 2005 dan juga stambuk 2006 dan 2007.Terlebih-lebih kepada teman-teman terbaikku Bona, Markam, Vordinan, Sudirman, Olomanti, Irma , Sri, Boy, Dian, Meli, B’Jeplin, Jaminan, Dhrema,Kristina, Friska, wiwi, Junita, (terimakasih atas doanya).
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
6
8. Teman-temanku dari kepanitiaan PDS Tahun 2008
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih
kurang sempurna dan memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan perbaikan atas kekurangan dan kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini.
Medan, Mei 2008
ABSTRAK
Pemutih pulp dan pemisahan lignin dari selulosa sebagian besar terjadi pada tahap DO-Tower yaitu dengan penambahan ClO2 dengan konsentrasinya 0,75-0,78
%dan konsistensi pulp sekitar 4,5 %. Dalam tahap ini aliran stock pulp harus disesuaikan dengan aliran ClO2 karena laju alir ClO2 sangat berpengaruh untuk
meningkatkan derajat putih (brightness), dan menghilangkan senyawa pengotor-pengotor pulp
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
8
ABSTRACT
Whitening pulp and lignin separation from cellulosa is a big of part happen on DO-Tower step is additionally ClO2 with range concentrate 0,75-0,78 % and pulp
consistency is around 4,5 %. On this step, the pulp stock flow must be accorded with ClO2 flow because flow rate of ClO2 is very in fluence to increase brightness
degree, and losing the dirts of pulp.
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Karasteristik serat dari kayu lunak dan kayu keras 4 Tabel 2.2. Komposisi kimia serbuk kayu menurut (L,Nelson) 9 Tabel 2.3. Kondisi-kondisi proses normal diberikan dengan
data dibawah ini 16
tabel 4.1. Hasil pengamatan dari ruangan DCS
(distribution control system) 26 Tabel 4.2. Hasil pembahasan dari hasil pengamatan di ruangan
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
10
1.2 Permasalahan 3
1.3 Tujuan penulis 3
1.4 Manfaat 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka 4
2.1 Pemilihan jenis kayu 4
2.2 Komposisi Kimia Serbuk 9
2.3 Sifat-sifat kayu 10
2.4 Sifat mekanik kayu 11
2.5 Proses Pemutihan Pulp 11
2.6 Jenis-jenis Pemutih 12
2.6.1 Pemutih pulp mekanik 12
2.6.2 Pemutih pulp kimia 13
2.7 Bahan Kimia Proses Pemutih 13
2.7.1 Sodium Hidroksida 13
2.7.2 Oksigen 14
2.7.3 Natrium Hypoklorit 14
2.7.4 Klorin dioksida 15
2.8 Tahap Proses Pemutihan 15
Bab 3 Metodologi 22
3.1 Peralatan dan Bahan 22
3.1.1 Peralatan 22
3.1.2 Bahan 22
3.2 Prosedur 23
3.2.1 Penentuan brightness 23
3.2.2 Metode Kerja Lapangan 24
4.1 Hasil 26
4.2 Perhitungan 27
4.3 Data hasil Perhitungan 28
4.4 Pembahasan 29
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 31
5.1 Kesimpulan 31
5.2 Saran 31
Daftar Pustaka 31
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pulp ( Bubur keras ) merupakan bahan baku untuk pembuatan kertas, komponen kimia bahan selulosa merupakan komponen penyusun utama, sedangkan komponen lainnya yang berikatan dengan selulosa, yakni hemiselulosa, lignin, dan ekstraktif disamping selulosa dan hemiselulosa terdapat senyawa kimia yang lebih kompleks yaitu lignin yang berfungsi sebagai perekat antara komponen selulosa dan senyawa kimia yang bermolekul yang rendah dan dapat larut dalam air serta pelarut organik
Pemasakan, Pencucian, Penyaringan, Pemutihan dan Pembuatan lembaran pulp. Proses pemutihan merupakan lanjutan dari tahap Pemasakan (digester) yang bertujuan untuk meningkatkan % brightness. Pulp yang keluar dari Proses pemasakan dimasukkan dalam tangki penampungan atau menara penyimpanan pulp coklat, kemudian dikirim ke menara pencampuran dengan kekentalan 4,5%. Kemudian pulp tersebut melewati alat pencampuran bahan kimia dimana ClO2
dengan konsentrasi ClO2 0,75 – 0,78 % dengan temperatur 60 oC dengan waktu
tinggal di menara kira-kira 45-60 menit.
Bahan kimia yang digunakan antara lain klor dioksida ( ClO2), natrium
hidroksida (NaOH), oksigen (O2), hidrogen peroksida ( H2O2) proses pemutihan
dengan klor dioksida (ClO2) terjadi proses delignifikasi, dimana ClO2 akan
mengoksidasi lignin sisa dan warna sehinga menaikkan Brightness pulp. Kondisi yang tepat pada konsentrasi ClO2 harus disesuaikan dengan laju alir pulp untuk
mendapatkan brightness yang tinggi. Untuk penambahan ClO2 yang kurang tepat
kurang sempurna mengakibatkan pulp yang cenderung berwarna gelap yang disebabkan kegagalan menghilangkan komponen-komponen senyawa lignin sehingga target derajat putih tidak tercapai
Penggunaan ClO2 yang berlebih menyebabkan degradasi selulosa
sehingga mengurangi kekuatan serat. Bahkan pada kondisi yang baik kemungkinan masih terjadi penurunan kekuatan serat. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis memilih judul:
“Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi ClO2 Untuk Meningkatkan
% Brightness Pulp di DO-Tower DI. PT TOBA PULP LESTARI, Tbk
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
14
1.2. Permasalahan
Salah satu cara untuk memutihkan pulp dilakukan dengan penambahan ClO2, yang menjadi permasalahan adalah bagaimanakan pengaruh
laju alir pulp terhadap konsentrasi ClO2
1.3. Tujuan Penulis
Untuk mengetahui jumlah pemakaian ClO2 pada proses delignifikasi untuk
menaikkan derajat putih ( brightness) pulp hingga mencapai 60-65 % ISO di DO-Tower.
Untuk mengetahui kecepatan produksi pulp pada tahap DO-Tower dalam
satuan kg/jam.
1.4. Manfaat
Sebagai sumber informasi bahwa melalui penambahan ClO2 pada unit
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemilihan jenis kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:
1. Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus.
2. Kayu keras (hardwood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun.
Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin Karakteristik dari kedua jenis kayu disajikan dalam Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1. Karakteristik serat dari kayu lunak dan kayu keras
Kayu lunak Kandungan (%) Kayu keras Kandungan (%)
Panjang serat 2, 6mm Panjang serat 0,6 mm
Komponen kimia yang terdapat dalam kayu dapat dibagi dalam empat bagian, yaitu:
a. Hemiselulosa b. selulosa c. lignin d. Ekstraktif
a. Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah heteropolimer dengan berbagai monomer gula, Hemiselulosa
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
6
Struktur hemiselulosa
Hemiselulosa juga merupakan polimer-polimer gula. Berbeda dengan glukosa yang terdiri hanya dari polimer glukosa sedangkan hemiselulosa adalah polimer-polimer dari 5 gula yang berbeda yaini glukosa, manosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Rantai hemiselulosa lebih pendek dibandingkan dengan rantai selulosa, karena hemiselulosa mempunyai derajat polimerisasi yang lebih rendah.
b. Selulosa
Selulosa merupakan penyusun kayu dari semua tanaman, jumlah selulosa penyusun dari semua tanaman ada dalam semua jaringan tumbuhan. Dalam kayu tersebut molekul panjang dari selulosa menyebar dalam garis-garis paralel untuk membentuk serat kayu, serat-serat berikatan bersama dengan suatu senyawa organik yang disebut dengan lignin.
Struktur selulosa. kegunaan selulosa
Kertas
Kertas dibuat dari kayu yang dipotong-potong dalam kepingan kecil dan dimasukkan dalam kalisium bisulfat ( Ca (SO4)2 ) atau bahan kimia yang lain
dengan klorin dioksida atau dengan hidrogen peroksida H2O2 dan kemudian
ditimbang, diukur, digulung ke dalam lembaran. Dalam penimbangan dan pengukuran dilakukan seperti material pati. Lapisan kertas ditimbang beratnya dengan mineral-mineral seperti barium sulfat ( BaSO4) untuk menggurangi
porositas handuk kertas mengandung sedikit tambahan mineral. Kertas saring adalah hampir seperti selulosa murni. Jumlah besar dari kertas koran dibuat dalam daerah ini terdiri dari suatu campuran kayu dasar ( kurang lebih 90 %) dari 50 % selulosa, metode ini menghasilkan kertas untuk membuata ekonomis yang lebih menggunakan kayu
Pembuatan Rayon
Kebanyakan rayon dihasilkan di Amerika Serikat dihasilkan dengan
proses viskos selulosa murni diperoleh dari kayu dengan proses uraian seperti diatas dan dibersihkan dengan cairan NaOH dan carbon disulfit; cairan gula yang dibentuk tersebut disebut dengan viskos.
c. Lignin
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
8
berpengaruh dalam memperkecil perubahan dimensi sehubungan dengan perubahan kandungan air kayu juga dikatakan bahwa lignin mempertinggi sifat racun yang membuat kayu tahan terhadap serangan cendawan dan serangga.
Struktur lignin
Di dalam kayu lignin merupakan bahan tidak berwarna. Apabila lignin bersentuhan dengan udara, terutama dengan adanya sinar matahari, maka lama-kelamaan lignin akan cenderung menjadi kuning. Karenanya kertas koran yang membuat dari serat-serat yang diperoleh secara mekanis dengan lignin yang belum terpisah, tidak berumur panjang karena kecenderungannya menjadi kuning. Kertas koran juga kasar, massanya besar dan kekuatannya rendah karena sifat-sifatnya yang baku memiliki ikatan antara serat yang lemah.
d. Ekstraktif
mengeluarkan gas. Lemak-lemak asam akan membentuk sabun (soap) pada proses “kraft” terlarut dalam larutan pemasak. Sabun ini selanjutnya dipisahkan dari lindi hitam (Black liquor). Beberapa atau sebagian kecil; dari ekstraktif yang terlarut akan menghasilkan timbulnya getah (pitch) dalam pembuatan pulp secara kraft dan pada pembuatan kertas. Bentuk ini merupakan gumpalan yang mengotori peralatan. Pitch terdiri dari kumpulan-kumpulan yang besar dari ekstraktif yang tidak dapat dipisahkan. ekstraktif sebenarnya sangat sedikit sekali dan hampir tidak ditemui dalam pulp, karena zat ini larut dan terbawa oleh cairan pemasak bersama lignin, tetapi walaupu demikian selalu ada yang tetap terikut dalam pulp.
2.2. Komposisi Kimia Serbuk Kayu
Hasil analisis komposisi kimia serbuk gergajian kayu (Para-serianthes falcataria) dapat dilihat pada Tabel 2.2, yang memperlihatkan bahwa tumbuhan
ini termasuk dalam kelas dengan kandungan selulosa tinggi, sedangkan kadar lignin pada tanaman ini termasuk sedang yaitu. Komposisi kimia serbuk kayu Paraserianthes falcataria (L. Nielsen).
Tabel 2.2. Komposisi kimia serbuk kayu menurut (L.Nielsen)
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
10
2.3. Sifat Fisik Kayu
♦ Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda,
♦ Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk
♦ Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus contoh: giam , kayu bertekstur sedang contoh: jati dan kayu bertekstur kasar contoh meranti.
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal serat miring.
♦ Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut.
♦ Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan
♦ Daya Hantar Panas jelek
Daya Hantar Listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.
2.4. Sifat Mekanik Kayu
o Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu.
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
12
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban.
2.5. Proses Pemutihan Pulp
Proses pemutih pulp dapat dianggap sebagai suatu lanjutan proses pemasakan yang dimasukkan untuk memperbaiki brightness dan kemurnian pulp. Hal ini dicapai dengan cara menghilangkan atau memutihkan bahan pewarna yang tersisa pada pulp. Lignin yang tersisa adalah suatu zat yang paling dominan untuk menghasilkan warna pada pulp, oleh karena itu ini harus dihilangkan atau diputihkan.
Tujuan utuma proses pemutihan secara umum dapat diringkaskan sebagai berikut:
Untuk memperbaiki Brightness.
Untuk memperbaiki kemurnian.
Untuk medegradasi serat selulosa seminimal mungkin.
menjaga kualitas dan kuantitas limbah air.
menjaga kualitas dan kuantitas limbah udara.
2.6. Jenis-jenis Pemutihan
2.6.1. Pemutihan Pulp Mekanik
Hanya pulp dengan kecerahan tinggi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk kertas halus berkualitas tinggi. Untuk mempertahankan keuntungan rendemen tinggi dalam pembuatan pulp mekanik, prosedur pemutihan umumnya adalah tipe perlindungan-lignin, menggunakan bahan kimia oksidatif dan pereduksi atau gabungan keduanya.
Pemutihan pulp kayu asah kebanyakan dilakukan sebagai pemutihan menara sementara pulp-pulp mekanik dan termodinamik yang digiling dapat juga diputihkan selama pemisahan serat di dalam tahap pertama pembersihan (pemutihan pada pemisahan serat) atau dalam tahap kedua penggilingan pemutihan penggilingan).
2.6.2. Pemutihan Pulp Kimia
Tujuan dari pemutihan pulp kimia adalah untuk menghilangkan sisa lignin setelah proses pemasakan untuk memperoleh yang disebut pulp yang diputihkan penuh dengan kecerahan di atas 90% atau untuk memperoleh kualitas semi pemutihan dengan kecerahan berkisar 60-70%.
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
14
2.7.Bahan Kimia Proses Pemutih
2.7.1. Sodium Hidroksida (NaOH)
Pada saat khlorin bereaksi dengan lignin dan resin, sebahagian besar saja yang dihasilkan tersebut larut dalam air. Karena klorinat lignin dan resin sangat mudah larut dalam larutan alkali menyusul setelah larutan klorinasi, Natrium Hidroksida ( Caustik soda ) merupakan salah satu alkali kuat yang ada, Ini merupakan bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit. Penanganan caustik soda harus memperhatikan seluruh tindakan pencegahan. Pada proses pemutihan normalnya digunakan alkali encer dengan konsentarsi kira-kira 120 gram per liter.
2.7.2. Oksigen (O2)
Gas oksigen digunakan sebagai suatu zat pemutih bersama-sama dengan alkali pada tahap ekstraksi. Gas oksigen merupakan sifat-sifat pulp yang diputihkan. Hal ini mungkin membuat kurangnya emisi yang mengganggu ke lingkungan.
2.7.3. Natrium Hypoklorit ( NaOCl )
sifat alkali. Hypoklorit bisa dibuat dengan konsentrasi alkali yang berlebih ( kira-kira 4 gram per liter) untuk menjaga kestabilan larutan. Kandungan klorin pada larutan hypoklorit diperkirakan sebesar 40-44 gram per liter.
Tujuan utama perlakuan dengan menggunakan hypoklorit adalah untuk meningkatkan derajat putih pulp. Ini dicapai dengan tindakan oksidasi dari hypoklorit pada lignin dan bahan-bahan berwarna yang lain yang terdapat pada pulp dengan cara mengubahnya menjadi tak berwarna. Bagaimana reaksi ini, sangat serius merusak serat selulosa kecuali bila kondisi-kondisi operasi seperti pH, Temperatur, waktu tinggal dan jumlah hypoklorit yang digunakan dikendalikan secara hati-hati. Degradasi ini dikendalikan bertujuan untuk mencapai kekuatan pulp yang dikehendaki ( kendali viskositas)
2.7.4. Klorin Diksida ( ClO2 )
Klorin dioksida adalah salah satu bahan kimia yamg bersifat pengoksidasi yang kuat, kerja dari proses pemutihan ini umumnya dengan cara oksidasi terhadap lignin dan bahan-bahan berwarna yang lainnya. Ini digunakan untuk memutihkan pulp yang berkualitas sebab ini memiliki keunikan yang sanggup mengoksidasi bahan yang baku selulosa dengan kerusakan pada selulosa yang minimal. Derajat putih pulp yang dihasilkan dengan klorin dioksida adalah stabil. Pada unit pemutihan ( Bleaching ), klorin dioksida digunakan sebagai suatu larutan gas dalam air.
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
16
Pemutihan yang modren biasanya dilakukan secara bertahap dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia dan kondisi-kondisi yang berbeda-beda setiap tahap. Pada umumnya digunakan perlakuan kimia dengan secara singkat ditunjukan dengan urutan sebagai berikut:
a) Klorinasi (C) : Reaksi dengan elemen klorin dalam
suatu media asam b) Ekstraksi Alkali (E) : Pemisahan hasil reaksi dengan caustik
c) Ekstraksi oksidasi (EO/P) : Ekstraksi oksidasi yang diperkuat dengan peroksida
d) Hyplorit (H) : Reaksi dengan hypoklorit dalam suasana alkali
e) Klorin Dioksida ( D ) : Reaksi dengan klorin dioksida dalam suasana alkali
f) Oksigen (O) : Reaksi dengan elemen oksida O2
Yang bertekanan dalam suasana alkali
Tabel 2.3. Kondisi-kondisi proses normal diberikan dengan data dibawah
ini
Parameter DO EO/P D1 D2
Kekentalan pulp (%) 4,5 12 12 12
Temperatur stock (oC) 45-60 70 50/80 80
Waktu tinggal di menara ( menit) 27 60 210 147
Keterangan Tabel:
DO : Tahap klorinasi
EO/P : Tahap ekstraksi oksidasi ( Ekstraksi alkali) D1 : Tahap reaksi klorin dioksida pertama
D2 : Tahap reaksi dengan klorin dioksida yang kedua
Pada tahap klorinasi, lignin diklorinasi menjadi klorolignin ( akan menjadi terlarut pada tahap ekstraksi), sehingga proses eliminasi lignin terjadi. Peningkatan derajat putih pulp setelah melalui tahap klorinasi dengan ekstraksi yang kecil. Oksigen juga dipergunakan pada tahap ekstraksi dan terutama akan digunakan pada proses eliminasi lignin.
Untuk mencapai derajat putih pulp yang penuh pada tingkat 89-90 % ISO, proses pemutihan dilakukan dengan lima tahap, menggunakan tahap CEHED atau CEDED. Pada pemutih dengan menggunakan hypoklorit, kelompok khlomoporik lignin hancur. Derajat putih pulp meningkat sangat tinggi pada tahap ini. Kalsium dan natrium hypoklorit kemungkinan bisa dipergunakan. Salah satu kerugian pada perlakuan ini adalah bahwa selulosa juga diserang oleh hypoklorit, oleh karena itu kondisi-kondisi operasi selama perlakuan ini harus diperhatikan dengan seksama untuk mencegah terjadinya kerusakan terhadap selulosa.
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
18
Pada pemutih dengan klorin dioksida menghasilkan derajat pemutih pulp ( brightness) yang tinggi, Keuntungan dengan perlakuan ini adalah bahwa klorin dioksida menghancurkan lignin tanpa merusak selulosa. Pemakaian klorin dioksida memiliki banyak keuntungan, antara lain: Pemakaian bahan kimia sedikit, biaya lebih rendah, kekuatan pulp lebih baik, zat pengotor sedikit, brightness lebih stabil.
Pada proses klorinasi terhadap pulp, gas klorin harus larut dan bereaksi secara menyebar terhadap serat pulp, reaksi klorin dengan lignin adalah sangat cepat. Klorin bereaksi dengan lignin secara oksidasi dan subsitusi. Reaksi-reaksi ini mengeluarkan lignin dan oleh itu, beberapa akan terlarut dalam tahap klorinasi.
Subsitusi: Cl2 + ( lignin ) ( lignin ) Cl + HCl
Oksidasi: Cl2 + ( lignin ) ( lignin teroksidasi ) + 2HCl
2. Tahap Oksidasi Ekstraksi (EO/P )
bahan kimia tersebut akan menjadi tinggi jika tidak ada tahap ekstraksi yang mengeluarkan lignin dan beberapa hemiselulosa dari pulp. Klorolignin yang tidak larut dalam air panas dan media asam terlarut dalam caustik soda pada temperatur rendah. Pada temperatur tinggi, hemiselulosa ( Pentosa ) larut, yang menyebabkan kehilangan produksi pulp untuk golongan kertas
Pada tahap ekstraksi pulp sulfat dilakukan pada suhu 60- 70 oC dan waktu ekstraksi berkisar antara 30 menit sampai 60 menit zat kimia yang digunakan pada tahap ini adalah sodium hidroksida dan hidrogen peroksida. Sodium hidroksida (larutan 10%) digunakan untuk menguraikan hasil reaksi dari proses klorinasi. NaOH berfungsi untuk memisahkan ClO2 dengan lignin, sehingga
lignin dapat kembali direaksikan dengan menggunakan hidrogen peroksida. Zat H2O2 berfungsi mengikat kembali lignin yang masih terkandung di dalam pulp.
Penggunaan hidrogen peroksida adalah sekitar 16-17 kg/ton pulp kering dan akan bekerja secara maksimal pada pH antara 10-11, sehingga mampu menghasilkan brightness hingga 80-84 ISO. Penambahan sodium hidroksida dan hidrogen peroksida harus pada jumlah tertentu agar dapat mempertahankan viskositas pulp 10% hingga 12 % , semua proses ini berlangsung pada menara ekstraksi.
Pulp yang melalui proses ekstraksi ini dialirkan melalui menara ekstraksi tangki pencuci guna menghilangkan zat kimia. Proses pencuci kedua ini sama dengan pencuci yang pertama. Pulp yang telah dicuci kemudian dipompakan ke menara klorin dioksida.
3. Tahap Klorin dioksida (D2)
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
20
Pada saat pulp diberikan perlakuan dengan klorin dioksida, ini bereaksi dengan air dan komponen-komponen pulp, umumnya resin dan lignin melengkapi reaksi. Klorin dioksida bereaksi dengan air sesuai dengan persamaan berikut ini:
2ClO2 + H2O HClO3 + HClO2
Reaksi ini lambat pada kondisi asam, agak baik pada temperatur tinggi, akan tetapi kecepatan reaksi meningkat dengan suatu kenaikan terhadap pH.
Bagaimanpun, kecepatan reaksi antara klorin dioksida dan komponen-komponen pulp adalah lebih cepat. Langka pertama adalah satu elektron memindahkan klorin dioksida yang tereduksi menjadi sebuah ion khlorit dan mengoksidasi lignin dan pulp.
ClO2 + e- ClO2-
Bagan Alir Proses Produksi Pulp
Serpihan kayu
Chipper
Unit pemasak Digester Wood yard
(tempat penimbangan kayu)
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
22
Lembaran pulp (Pulping) Unit pengelantangan
(Bleaching) Unit penyaring
BAB 3
BAHAN DAN METODOLOGI
3.1 Peralatan dan bahan
- Alat penyaringan - Brightness meter - Neraca analitik - Beaker glass 250 ml - Buchnel funnel - Corong
- Pengaduk magnetik - Alat sheet
- Alat vakum - Oven - Setrika
- Electronic Refracto Photometer (ELREPHO)
3.2 Bahan
- NaOH - ClO2
- H2O2
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
23
- Oksigen - Air
- kertas saring
3.2 Prosedur
3.2.1 Penentuan Brightness
- Diambil bubur pulp dari pencucian klorinasi - Dicuci dengan air
- Ditimbang 20 gram pulp yang basa dan dimasukkan kedalam beaker glass kemudian dimasukkan air untuk mengencerakan pulp
- Diaduk dengan batang pengaduk
- Diletakkan kertas saring pada buchner funnel dan dituangkan pulp yang telah diaduk
- Dan diletakkan kertas saring di atasnya dan divakumkan untuk menyedot air
- Diambil dan dikeringkan dengan setrika hingga permukaan sampel rata - Kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 103-120 oC kurang
lebih 10 menit
- Kemudian diperiksa derajat keputihan (Brightness) dengan menggunakan alat Electronic Refracto Photometer (ELREPHO).
3.2.2 Metode Kerja di lapangan
- Unbleach tower: Uutuk menampung bubur pulp coklat yang berasal dari unit washing
- Unbleach bleanding tank: Untuk mengaduk bubur pulp agar tidak bergumpal-gumpal
- Mixer ClO2: Untuk mencapur ClO2 dengan pulp yang belum dikelantang
- Chlorination (DO): untuk mereaksikan bubur pulp coklat dengan ClO2
sehingga bubur pulp akan lebih putih
- DO-Washer: Mencuci bubur pulp yang dari Do-tower sehingga bubur pulp yang telah bercampur dengan ClO2 akan tercuci dan bahan kimianya dapat
larut
- DO filtrate tank: Sebuah tangki untuk menampung air yang digunakan untuk mengencerkan bubur pulp yang ada di DO washer, Do tower, unbleach tower, dan unbleach blending tank
- Extraction oksidation ( EO) Tower : Untuk mereaksikan bubur pulp coklat dengan bahan-bahan kimia NaOH, O2, H2O2 sehingga bubur pulp
coklat akan menjadi lebih putih dengan adanya reaksi kimia tersebut. - O2 mixer Untuk mencampur oksigen dengan bubur pulp
- Washer II (EO Washer) : Untuk mencuci bubur pulp yang berasal dari EO tower agar bahan kimia yang ditambahkan dapat larut.
- EO filtrate tank : Untuk menampung air yang digunakan untuk mengencerkan pulp yang ada di EO washer dan EO tower
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
25
- D1 dan D2 reaction tower : Untuk mereaksikan bubur pulp dengan bahan kimia ClO2
- D1 dan D2 waser : mencuci bubur pulp yang telah bercampur dengan ClO2
bahan kimia tersebut larut dalam air pencuci
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
Hasil pengamatan diruagan DCS (Distribution Control Sytem) terdapat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1. Data pengamatan di ruangan DCS (Distribution Control System)
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
27
4.2. Perhitungan
Untuk menetukan kecepatan produksi pulp yang masuk ke DO-Tower dari Unbleach tower
Contoh perhitungan dari tabel 4.1 dengan no 1.
A. Banyaknya pulp yang kering masuk ke DO-Tower adalah Laju alir stock = 20396 kg/jam
Konsistensi pulp = 4,5
Densty pulp = 1,052 kg/jam Densty ClO2 = 1,04 kg/jam
Kecepatan produksi = laju stock x konsistensi pulp 20396 L/jam x 4,5%
917,82 L/jam Maka
Hasil pulp dalam satuan kg/jam adalah
= 917,82 L/ jam x density pulp = 917,82 L / jam x 1,052 Kg/ L = 965,54 Kg/ jam
Untuk penyelesaian dari tabel 4,1 dengan no 2,3,4,,,,10 dilakukan hal yang sama
Untuk menentukan jumlah pemakaian ClO2 yang masuk ke DO-Tower
dari pabrik ClO2.
B. Menentukan jumlah pemakaian ClO2 di DO-Tower
Maka, ClO2 yang digunakan dalam pulp untuk kecepatan produksi sebanyak
965,54 kg/jam adalah
=Laju alir stock ClO2 x densty ClO2
= 109,41 L/jam x 1,04 kg/L = 113,78 kg/jam
Untuk penyelesaian dari tabel 4,1 dengan no 2,3,4,,,,10 dilakukan hal yang sama
4.3. Data Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan dari ruangan DCS (distribution control system) terdapat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
29
10 18,89 933,99 117,0 36,2 62,33
4.4. Pembahasan
Klorin dioksida adalah larutan asam yang ditambahkan pada tahap delignifikasi pertama, pada tahap ini pulp diharuskan dalam suasana asam dengan pH yang berkisar antara 2-3,5. Tujuan yang paling utama adalah untuk memisahkan lignin dengan selulosa dan memisahkan pengotor-pengotor pulp sehingga brightness pulp yang dihasilkan dari tahap ini adalah 65 % ISO. Dan hasil pengamatan di ruang DCS (Distribution control system) untuk pemakaian ClO2 tergantung pada pengotor-pengotor pulp karena pada data no 1 lebih banyak
pemakaian ClO2 dibandingkan dengan data no 2.
Pada tahap delignifikasi ini kensentrasi ClO2 harus dijaga agar tetap
konstan, konsentrasi yang lebih kecil dari 0,70% tidak akan memberi hasil yang maksimal terhadap pemisahan lignin dengan selulosa, sementara diatas 0,75 konsentrasi maka serat pulp akan berkurang dan kekuatan pulp.
Pada tahap delignifikasi ini konsistensi pulp harus dijaga agar tetap konstan jika konsistensi pulp dibawah dari 4,5 % maka proses pemisahan akan semakin lambat atau pulp semakin lama tinggal di DO-Tower, tetapi jika konsistensi pulp diatas 5 % maka daya tahan pulp akan berkurang atau kualitas pulp akan berkurang.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakstabilan pemakaian ClO2,
konsentrasi ClO2,
Temperatur yang rendah sangat lambat bereaksi ClO2 terhadap pulp
dengan mengeluarkan lignin dan pengotor-pengotor pulp 2. Pengaruh konsistensi
Pengaruh konsistensi terhadap efisien proses pemutihan dengan ClO2
adalah kecil: akan tetapi biaya pemanasan air dari pada pulp menjadi 70 oC membuat setinggi mungkin konsistesi pulp yang harus dijaga adalah 11-12 %.
3 Pengaruh pengadukan
Pencampuran pulp dengan ClO2 sangat penting dijaga karena akan
berpengaruh untuk tingkat derajat keputihan akan turun 4 Pengaruh pH
Brightness yang tinggi dapat dicapai dengan penambahan ClO2
Pujiman Butar-Butar : Pengaruh Laju Alir Pulp Terhadap Konsentrasi Clo2 Untuk Meningkatkan % Brightness
Pulp Di Do-Tower Di PT. Toba Pulp Lestari, Tbk Porsea, 2008. USU Repository © 2009
31
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah pemakaian ClO2 pada DO-tower
untuk 20396 L/jam pulp maka dibutuhkan ClO2 113,78 Kg/ jam dengan derajat
keputihan yang dikeluarkan dari tahap ini adalah 64,86 % ISO. Pada tahap ini masih memenuhi standard kerja dalam memperoleh pulp yang baik. Sedangkan hasil dari perhitungan dengan kecepatan produksi pulp didapat sekitar 965,54 kg/ jam.
5.2. Saran
- Diharapkan adanya hubungan kerja yang baik dan terpadu antara operator dan bagaian fiberline( bagian proses) agar mutu akhir pulp yang baik dapat dicapai, yaitu brightness yang sesuai dengan standard yang ditentukan.
Untuk itu perlu kiranya peningkatan kerja sama antara para staff dan karyawan operasional di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2000.Bleaching Plant.Training and Development Centre.Porsea.PT.Toba Pulp Lestari, Tbk.
Dietrich-Fengel & Gerd-Wegwner.1995.Kayu Kimia Ultrastruktur Reaksi-reaksi.Edisi. Pertama.Yogyakarta:Gajah Mada University.
J.F.Dumanauw.1990.Mengenal Kayu.Edisi Pertama.Yogyakarta: Penerbit Kanisius.