• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN

NILAI

LAND RENT

DI KECAMATAN BOGOR SELATAN,

KOTA BOGOR

ROBI NOVRIZANJAYA

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2013

(4)
(5)

ABSTRAK

ROBI NOVRIZANJAYA.Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Dibimbing oleh ASDAR ISWATI dan KHURSATUL MUNIBAH.

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007. Kecamatan Bogor Selatan merupakan kecamatan yang fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya. Oleh karena itu, tujuan penelitian di wilayah ini adalah (1) mengetahui jenis penggunaan lahan, (2) menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031, (3) menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031, dan (4) menganalisis nilai land rent penggunaan lahan untuk perdagangan, permukiman, dan pertanian. Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, tempat pemakaman umum (TPU), situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH). Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%). Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatan untuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.

(6)

ABSTRACT

ROBI NOVRIZANJAYA. Analysis of Regional Spatial Planning Changes, Suitability of Spatial Allocation and Land Rent in the Southern District of Bogor, Bogor City. Supervised by ASDAR ISWATI and KHURSATUL MUNIBAH.

Spatial planning of Bogor City by years 2011-2031 is a refinement of the 1999-2009’s Spatial Planning to adjust with 26thsummon of 2007. Southern District of Bogoris functioning as an area of cultivation. Therefore, the aim of this study were (1) to know the type of land use, (2) to analyze the changes in the allocation of space on 1999-2009 to 2011-2031 Spatial Planning, (3) to analyze the suitability of space utilization based on 1999-2009 and 2011-2031 Spatial Planning, and (4) to analyze the value of land rent for trade, settlement, and agriculture.Types of land use in Southern District of Bogor beginning by the most extent are residential, garden, farms, fields, residential real estate, bushes, cemetery, lake, trade and services, industrial estates, river, sport fields, and government office. Allocation of space on 1999-2009 in 2011-2031’s Spatial Planning changed from cultivated areas (100%) to protected areas (8.3%) and cultivated areas (91.7%). Protected areas included by infrastructure border and river border. There was an increasing vast of Spatial Planning on agricultural, industrial estates, and cementery areas. Besides, there was a decreasing vast of Spatial on residential, trade and services, government office, and green space areas. Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 1999-2009’s Spatial Planning are agricultural (88%), residential (98%), trade and services (45%), industrial estates (33%), government office (46%), green space (83%), and cemetery (63%). Suitability of space utilization in Southern District of Bogor based on 2011-2031’s Spatial Planning are agricultural (95%), residential (94%), trade and services (52%), industrial estates (58%), government office (41%), green space (97%), and cemetery (88%). The average value of land rent for trade and services Rp. 633.312 /m2/year, residential Rp. 16.298 /m2/year, and agricultural Rp. 7.932 /m2/year.

(7)

ANALISIS PERUBAHAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH, KESESUAIAN PENGALOKASIAN RUANG, DAN

NILAI

LAND RENT

DI KECAMATAN BOGOR SELATAN,

KOTA BOGOR

ROBI NOVRIZANJAYA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan

DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)

Judul Skripsi : Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor

Nama : Robi Novrizanjaya NIM : A14080018

Disetujui oleh

Dr Ir Asdar Iswati, MS DrKhursatul Munibah, MSc Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Syaiful Anwar, MSc Ketua Departemen

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2012 sampai Desember 2012 berjudul Analisis Perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah, Kesesuaian Pengalokasian Ruang, dan Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. Asdar Iswati, MS dan Dr. Khursatul Munibah, MSc selaku dosen pembimbing atas bimbingan, saran, dan kritik selama berlangsungnya penelitian hingga penyelesaian skripsi. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Dr. Ir Syaiful Anwar, MSc selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penulisan skripsi ini, kedua orang tua, seluruh keluarga, serta Velicia Desyana Rakhmadina, Rosinta Br Sitepu dan Chaida Chairunnisa atas doa, motivasi, saran, dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

(11)

DAFTAR ISI

Waktu dan TempatPenelitian 2

Bahan dan Alat 2

Pelaksanaan Penelitian 3

Tahap Persiapan 3

Pemetaan Penggunaan Lahan 3

Analisis Perubahan AlokasiRuang RTRW dan Kesesuaian

Pengalokasian Ruang 3

Pengumpulan Data Land Rent 5

Analisis Nilai Land Rent 6

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan 7 Analisis Perubahan AlokasiRuang pada RTRW Tahun 1999-2009

Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 9

Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan 15 Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun

1999-2009 15

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW

Tahun 2011-2031 19

Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan 23

Nilai Land Rent untuk Perdagangan 23

Nilai Land Rent untuk Pemukiman 24

Nilai Land Rent untuk Pertanian 26

(12)

DAFTAR TABEL

1 Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan 5 2 Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan 5 3 Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan 8 4 Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW

tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 11

5 Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor

Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 11 6 Luas kawasan pemukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan

Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 12 7 Luas kawasan perdagangan dan jasa di setiap kelurahan di

Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW

2011-2031 13

8 Luas kawasan industri di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatandalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 13 9 Luas kawasan pemerintahan di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor

Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 14 10 Luas kawasan ruang terbuka hijau di setiap kelurahan di Kecamatan

Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 15 11 Luas kawasan TPU di setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan

dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 15

12 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan

berdasarkanRTRW tahun 1999-2009 16

13 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 17

14 Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai

pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 17 15 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 18

16 Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 18 17 Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai

pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 19 18 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 19 19 Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan

berdasarkanRTRW tahun 2011-2031 20

20 Luas penggunaan kawasan pemukiman yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 20

21 Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 21 22 Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 21

(13)

24 Luas pengggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 22 25 Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031 22 26 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan di kawasan perdagangan

dan pemukiman 23

27 Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan 23 28 Rata-rata nilai land rentuntuk perdagangan berdasarkan jenis usaha 24 29 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di kawasan pemukiman

perdagangan, dan pertanian 25

30 Rata-rata nilai land rent untuk pemukiman di setiap kelurahan 25

31 Rata-rata nilai land rent untuk pertanian 26

DAFTAR GAMBAR

1 Peta administrasi lokasi penelitian 2

2 Bagan alir penelitian 4

3 Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 10 4 Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011-2031 `10

DAFTAR LAMPIRAN

1 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan 30 2 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data

landrent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan 31 3 Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data

landrent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan 35

4 Kuesioner pengumpulan data land rent 40

5 Peta sebaran sampling land rent di kawasanperdagangan :(a)Kel.Genteng;(b) Kel. Harjasari; (c) Kel. Kertamaya;(d)

Kel.Mulyaharja; (e) Kel. Pamoyanan 45

6 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pemukiman : (a) Kel. Bojongkerta; (b) Kel. Mulyaharja; (c) Kel. Pamoyanan;(d) Kel.

Rancamaya 47

7 Peta sebaran sampling land rent di kawasan pertanian, Kelurahan

Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan 49

8 Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan 50 9 Data input dan ouput land rent di kawasan pemukiman 55 10 Data input dan ouput land rent di kawasan pertanian 59 11 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pertanian di Kecamatan

BogorSelatan 61

12 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemukiman di

(14)

13 Peta perubahan alokasi ruang kawasan perdagangan dan jasa di

Kecamatan Bogor Selatan 62

14 Peta perubahan alokasi ruang kawasan industri di Kecamatan Bogor

Selatan 62

15 Peta perubahan alokasi ruang kawasan pemerintahan di Kecamatan

Bogor Selatan 63

16 Peta perubahan alokasi ruang kawasan RTH di Kecamatan Bogor

Selatan 63

17 Peta perubahan alokasi ruang kawasan TPU di Kecamatan Bogor

Selatan 64

18 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 1999-2009 64 19 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun

1999-2009 65

20 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun

1999-2009 65

21 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 66 22 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun

1999-2009 66

23 Peta penggunaan kawasan RTH dalam RTRW tahun 1999-2009 67 24 Peta penggunaan kawasan TPU dalam RTRW tahun 1999-2009 67 25 Peta penggunaan kawasan pertanian dalam RTRW tahun 2011-2031 68 26 Peta penggunaan kawasan pemukiman dalam RTRW tahun

2011-2031 68

27 Peta penggunaan kawasan perdagangan dan jasa dalam RTRW tahun

2011-2031 69

28 Peta penggunaan kawasan industri dalam RTRW tahun 2011-2031 69 29 Peta penggunaan kawasan pemerintahan dalam RTRW tahun

2011-2031 70

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Bogor tahun 2011-2031 merupakan penyempurnaan dari RTRW tahun 1999-2009 untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yaitu keterpaduan, keserasian dan keseimbangan. Perubahan kebijakan tersebut akan mempengaruhi bentuk penggunaan lahan, terutama kesesuaian penggunaan lahan pada kawasan yang ditetapkan dalam RTRW. Keterpaduan, keserasian, dan keseimbangan sangat penting dalam upaya meningkatkan sinergi, efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan yang dalam pelaksanaannya menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam melaksanakan fungsinya masing-masing dalam mengisi pembangunan (Ernawi 2007).

Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya akan menimbulkan bencana dalam suatu ekosistem wilayah secara luas. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan potensinya dapat disebabkan oleh tingginya nilai land rent. Kondisi ini memicu terjadinya alih fungsi lahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rustiadi (2001) yang mengemukakan bahwa economic land rent menjadi faktor penentu apresiasi pasar atas lahan.

Kecamatan Bogor Selatan merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama sebagai kawasan budidaya yang direncanakan berdasarkan potensi lahannya (Bappeda 2011). Karena fungsi utamanya sebagai kawasan budidaya maka aktivitas-aktivitas budidaya di berbagai sektor akan begitu tinggi, sehingga berpengaruh terhadap bentuk penggunaan lahan, kesesuaian pengalokasian ruang, dan nilai land rent.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui jenis penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

2. Menganalisis perubahan alokasi ruang pada RTRW tahun 1999-2009 menjadi RTRW tahun 2011-2031 Kecamatan Bogor Selatan

3. Menganalisis kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031

(16)

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Desember 2012. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah administrasi Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 1. Analisis data dilaksanakan di Laboratorium Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Gambar 1. Peta administrasi lokasi penelitian

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999–2009 dan tahun 2011-2031. Citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Departemen Pertanian, sedangkan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan diperoleh dari Bappeda Kota Bogor.

(17)

Pelaksanaan Penelitian

Bagan alir penelitian disajikan pada Gambar 2. Pelaksanaan penelitian terdiri dari lima tahap kegiatan, yaitu : (1) persiapan, (2) pemetaan penggunaan lahan, (3) analisis perubahan alokasi ruang RTRW dan kesesuaian pengalokasian ruang, (4) pengumpulan data land rent, dan (5) analisis nilai land rent.

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan pengumpulan data dan koreksi geometrik. Data yang dikumpulkan berupa citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011, peta administrasi Kecamatan Bogor Selatan, dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009 dan tahun 2011-2031. Koreksi geometrik dilakukan pada citra Worldview dan peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan. Koreksi geometrik digunakan untuk menghilangkan distorsi geometrik pada citra dan mendapatkan hubungan antara sistem koordinat citra (baris,kolom) denganproyeksi peta. Sistem koordinat yang digunakan yaitu WGS 1984 UTM Zone 48S, dikarenakan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Indonesia masuk di dalam zona 46-54 (Prasetyo 2011) dan Kota Bogor berada pada zona 48.

Pemetaan Penggunaan Lahan

Interpretasi penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan dari citra Worldview dilakukan secara visual pada layar monitor dengan pendekatan unsur–unsur interpretasi. Unsur-unsur interpretasi yang digunakan adalah rona, ukuran, bentuk, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.

Interpretasi penggunaan lahan pada citra dilakukan dengan menggunakan software Arc Gis 9.3. Sebelum melakukan interpretasi citra, terlebih dahulu dilakukan pembuatan file berupa shapefile polygon dan polyline melalui Arc Catalog pada software ArcGis 9.3. Shapefile polygon digunakan untuk melakukan penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk area atau luasan seperti sawah, kolam, pemukiman, batas kelurahan, dan lain-lain. Shapefile polyline digunakan untuk penarikan batas/penentuan objek-objek yang berbentuk garis memanjang seperti jalan, rel kereta api, pipa air, dan lain-lain.

Analisis Perubahan Alokasi Ruang RTRW dan Kesesuaian Pengalokasian Ruang

(18)

Gambar 2. Bagan alir penelitian

Pemetaan Penggunaan Lahan

Citra Worldview

Kec. Bogor Selatan tahun 2011

Software

Overlay Overlay Overlay

(19)

Pengumpulan Data Land Rent

Pengumpulan data land rent didasarkan pada kesesuaian pengalokasian ruang pada RTRW tahun 2011-2031. Pengumpulan data land rent dilakukan pada penggunaan lahan perdagangan, pemukiman, dan pertanian. Lokasi pengumpulan data dilaksanakan di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian yang penggunaannya sesuai dan tidak sesuai dengan pola ruang yang telah ditetapkan.

Jumlah lokasi pengumpulan data land rent ditentukan berdasarkan 30% jumlah total kelurahan yang memiliki luas terbesar penggunaan lahan sesuai RTRW. Jumlah titik sampel di setiap kelurahan yang dipilih ditentukan berdasarkan 30% luas penggunaan lahan sesuai RTRW dan tidak sesuai RTRW.

Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data disajikan pada Lampiran 1, 2, dan 3. Jumlah lokasi dan titik sampel penggunaan lahan yang diambil di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian, sebagai berikut : 1. Kawasan Perdagangan

Kawasan perdagangan terletak di lima belas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada lima kelurahan yaitu Kelurahan Genteng, Harjasari, Kertamaya, Mulyaharja, dan Pamoyanan. Jumlah titik sampel di lima kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah titik sampel di kawasan perdagangan pada setiap kelurahan

No. Kelurahan Jumlah Titik Sampel

Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW

1. Genteng 3 2

Kawasan pemukiman terletak di sebelas kelurahan, sehingga data land rent dikumpulkan pada empat kelurahan, yaitu Kelurahan Bojongkerta, Mulyaharja, Pamoyanan, dan Rancamaya. Jumlah titik sampel di empat kelurahan tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah titik sampel di kawasan pemukiman pada setiap kelurahan

No. Kelurahan Jumlah Titik Sampel

Sesuai RTRW Tidak Sesuai RTRW

1. Bojongkerta 10 2

(20)

Pengumpulan data land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian menggunakan alat bantu kuesioner. Kuesioner pengumpulan data land rent disajikan pada Lampiran 4. Sementara, peta sebaran sampling land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 5, 6, dan 7. Data input dan ouput land rent di kawasan perdagangan, pemukiman, dan pertanian disajikan pada Lampiran 8, 9, dan 10.

Analisis Nilai Land Rent

Analisis nilai Nilai land rent dari penggunaan lahan dihitung dengan menggunakan rumus LR = Y (m-c) – Y.t.d, dengan :

LR = land rent (Rp/m2/tahun) Y = output per unit lahan (kg/m2) m = harga satuan output (Rp/kg)

c = biaya produksi per satuan output (Rp/kg)

(21)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Lahan di Kecamatan Bogor Selatan

Hasil interpretasi penggunaan lahan dari citra Worldview Kecamatan Bogor Selatan tahun 2011 disajikan pada Gambar 3. Jenis penggunaan lahan di wilayah ini meliputi permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.

Gambar 3. Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

(22)

8 Tabel 3. Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan

No. Kelurahan

Ladang Sawah Permukiman Rumah

(23)

Penggunaan lahan untuk permukiman dan permukiman rumah mewah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena lokasinya yang dekat dengan taman wisata The Jungle Bogor dan pusat perdagangan. Kebun campuran terluas di Kelurahan Pamoyanan dan ladang terluas di Kelurahan Kertamaya diduga karena mata pencaharian penduduknya adalah bertani. Sawah terluas di Kelurahan Mulyaharja karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng datar sampai landai (2-15%) dan dilewati anak sungai Cisadane. Lahan terbuka dan semak belukar terluas di Kelurahan Kertamaya karena dipengaruhi kondisi geografis kelurahan yang didominasi lereng yang curam (25-40%) (Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka 2010). Tempat pemakaman umum terluas di Kelurahan Genteng karena terdapat kawasan tempat pemakaman umum di kelurahan tersebutdan lapangan olahraga terluas di Kelurahan Lawang Gintung. Penggunaan lahan untuk pemerintahan, perdagangan dan jasa terluas di Kelurahan Empang karena letak kelurahan ini yang strategis, berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat aktivitas masyarakat Kota Bogor. Industri terluas di Kelurahan Harjasari karena kelurahan ini letaknya juga strategis, berbatasan dengan jalan arteri sekunder yang menghubungkan Kota Bogor dengan Kabupaten Bogor.

Analisis Perubahan Alokasi Ruang pada RTRW Tahun 1999-2009 Menjadi RTRW Tahun 2011-2031 di Kecamatan Bogor Selatan

Pola ruang Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Gambar 4 dan Gambar 5. Luasnya disajikan pada Tabel 4. Gambar 4 dan Tabel 4 menunjukkan bahwa pola ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 diarahkan untuk kawasan budidaya (100%). Gambar 5 menunjukkan bahwa di dalam RTRW tahun 2011-2031 pola ruang diarahkan menjadi kawasan budidaya (91.7%) dan lindung (8.3%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sungai. Penambahan perencanaan sempadan infrastruktur dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama untuk budidaya (Bappeda 2011), sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk melindungi infrastruktur kota. Penambahan perencanaan sempadan sungai dikarenakan kecamatan ini dilewati Sungai Cisadane sehingga ditetapkan daerah sempadan untuk menjaga kelestarian sungai.

(24)

penduduk Kecamatan Bogor Selatan sebesar 5.851 jiwa/km2, sementara kecamatan lain mencapai lebih dari 9.000 jiwa/km2.

Gambar 4. Peta RTRW Kecamatan Bogor Selatan tahun 1999-2009

(25)

Tabel 4. Luas alokasi ruang di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031

No. Alokasi Ruang

Luas

RTRW 1999-2009 RTRW 2011-2031

Ha % Ha %

Penurunan luas perencanaan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa diduga karena adanya penambahan kawasan lindung, sehingga proporsi budidaya yang sebelumnya paling dominan seperti permukiman, perdagangan dan jasa dikurangi. Penurunan luas perencanaan kawasan ruang terbuka hijau (RTH) diduga karena kecamatan ini memilki kepadatan penduduk yang rendah, sehingga alokasi RTH lebih diutamakan di kecamatan lain yang memiliki kepadatan penduduk lebih tinggi.

Di dalam RTRW tahun 2011-2031 terjadi perubahan letak kawasan pertanian dari Kelurahan Mulyaharja ke Kelurahan Cikaret. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 11. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 5. Perubahan letak terjadi karena selama tahun 1999-2009 banyak terjadi perubahan penggunaan pertanian menjadi permukiman di Kelurahan Mulyaharja.

Tabel 5. Luas kawasan pertanian pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. RTRW Letak kawasan Luas (ha)

1. 1999-2009 Kelurahan Mulyaharja 65.6

2. 2011-2031 Kelurahan Cikaret 69

(26)

permukiman di Kelurahan Kertamaya dan Mulyaharja karena lokasi kelurahan yang strategis, dekat dengan akses jalan arteri sekunder Kota Bogor, taman wisata Jungle Bogor dan pusat perdagangan Kecamatan Bogor Selatan. Rendahnya luas perencanaan di Kelurahan Batu Tulis karena kelurahan ini lebih diutamakan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. . Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 12

Tabel 6. Luas kawasan permukiman pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan

Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

(27)

Tabel 7. Luas kawasan perdagangan dan jasa pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 7.8 14.8

Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan di dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031 disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa kawasan industri dalam RTRW tahun 1999-2009 dan RTRW tahun 2011-2031 terluas di Kelurahan Harjasari. Kelurahan Harjasari berada di dekat jalan arteri sekunder Kota Bogor yang menghubungkan Kota dengan Kabupaten Bogor, sehingga lokasinya sangat strategis untuk industri. Dalam RTRW tahun 2011-2031 tidak terdapat kawasan industri di Kelurahan Empang, Lawang Gintung, dan Muarasari, karena berubah menjadi kawasan permukiman. Hal ini dikarenakan selama periode tahun 1999-2009 penggunaan lahan di kelurahan tersebut berubah untuk permukiman. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 14.

Tabel 8. Luas kawasan industri pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis - 6.7

(28)

Pakuan dan terkecil di Kelurahan Kertamaya. Selain itu, tidak terdapat kawasan pemerintahan pada Kelurahan Batu Tulis, Cikaret, Cipaku, Empang, Genteng, Lawang Gintung, Muarasari, dan Rangga Mekar. Kondisi ini diduga karena pemerintahan di kelurahan tersebut sudah ada. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 15.

Tabel 9. Luas kawasan pemerintahan pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 12.3 - diarahkan sebagai lapangan olahraga atau taman, yang artinya pada kawasan ruang terbuka hijau bisa diperuntukkan sebagai lapangan olahraga atau taman. Berbeda dengan RTRW tahun 2011-2031, kawasan ruang terbuka hijau dipisahkan dari kawasan fasilitas olahraga dan taman. Luasnya disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 menunjukkan bahwa kawasan ruang terbuka hijau dalam RTRW tahun 1999-2009 terluas di Kelurahan Genteng dan terkecil di Kelurahan Bojongkerta. Di dalam RTRW tahun 2011-2031 kawasan ini terluas di Kelurahan Pamoyanan dan terkecil di Kelurahan Empang. Selain itu, tidak terdapat pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau di Kelurahan Batu Tulis, Bojongkerta, Cikaret, Genteng, Harjasari, Kertamaya, Lawang Gintung, Muarasari, Mulyaharja, dan Pakuan. Kawasan ruang terbuka hijau yang dulunya berada di Kelurahan tersebut dialokasikan menjadi kawasan permukiman dan kawasan tempat pemakaman umum. Hal ini dikarenakan dalam RTRW tahun 2011-2031 luas perencanaan untuk kawasan ini mengalami penurunan yaitu sebesar 15.3 Ha. Selain itu, banyak terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 16.

(29)

kawasan permukiman. Hal ini diduga karena selama periode tahun 1999-2009 terjadi perubahan penggunaan menjadi permukiman di kawasan tersebut. Peta perubahannya disajikan pada Lampiran 17.

Tabel 10. Luas kawasan ruang terbuka hijau pada setiap kelurahan di Kecamatan Bogor Selatan dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 5.8 - dalam RTRW 1999-2009 dan RTRW 2011-2031

No. Kelurahan Luas dalam RTRW (Ha)

Tahun 1999-2009 Tahun 2011-2031

1. Batu Tulis 1.6 1.6

Kesesuaian Pengalokasian Ruang di Kecamatan Bogor Selatan

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 1999-2009

(30)

Tabel 12. Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan

Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas.

Kawasan pertanian di Kecamatan Bogor Selatan terletak di Kelurahan Mulyaharja. Kawasan ini tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman karena hak milik lahan sudah berpindah tangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 18.

Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 2% digunakan untuk industri, perdagangan, pemerintahan, dan pendidikan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 19.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai terbesar digunakan untuk perdagangan dan jasa, terluas di Kelurahan Empang karena kecenderungan pengusaha yang ingin mendirikan usaha perdagangan di kawasan permukiman untuk memudahkan pemasaran produk. Selain itu, letaknya yang strategis berada di dekat jalan utama Kota Bogor dan berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah.

(31)

untuk industri di kawasan perdagangan dan jasa diduga karena untuk memudahkan pembelian bahan baku, meminimalkan biaya transportasi dan pemasaran produk.

Tabel 13. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

Tabel 14. Luas penggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

(32)

Pengalokasian kawasan industri di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 67% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 21. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 15. Tabel 15 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan industri terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Tabel 15. Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap

kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Permukiman

Pengalokasian kawasan pemerintahan di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 54% digunakan untuk permukiman dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 22. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 16. Tabel 16 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan pemerintahan terluas digunakan untuk permukiman diduga karena selama tahun 1999-2009 lahan tidak digunakan untuk pemerintahan, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman.

Tabel 16. Luas pengalokasian kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Permukiman

(33)

Tabel 17. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum di Kecamatan Bogor Selatan tidak sesuai 63% digunakan untuk permukiman diduga akibat semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 24. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak

sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 1999-2009 Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Kesesuaian Pengalokasian Ruang Berdasarkan RTRW Tahun 2011-2031

Kesesuaian pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa pengalokasian ruang yang sesuai terluas di kawasan permukiman (2361.1 Ha) dan yang tidak sesuai terluas di kawasan perdagangan (145 Ha). Luasnya pemanfaatan ruang yang sesuai untuk permukiman dikarenakan Kecamatan Bogor Selatan memiliki fungsi utama sebagai kawasan permukiman atau kota satelit I bagi kota inti Bogor Tengah (Bappeda 2012). Sebaliknya, luasnya pemanfaatan lahan yang tidak sesuai di kawasan perdagangan digunakan untuk industri, permukiman, pendidikan, dan pemerintahan karena kecenderungan masyarakat yang ingin tinggal di kawasan perdagangan, sehingga memudahkan dalam mobilitas.

(34)

Tabel 19. Kesesuaian Pengalokasian ruang Kecamatan Bogor Selatan berdasarkan

Pengalokasian kawasan permukiman tidak sesuai 6% digunakan untuk industri dan perdagangan. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 26. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 20. Tabel 20 menunjukkan bahwa penggunaan kawasan permukiman terluas digunakan untuk industri di Kelurahan Lawang Gintung. Hal ini diduga karena pelaku industri ingin mendekati tempat tinggal penduduk, sehingga memudahkan dalam pemasaran produk. Selain itu, Kelurahan Lawang Gintung sangat strategis untuk industri karena berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi pusat perdagangan Kota Bogor.

Tabel 20. Luas penggunaan kawasan permukiman yang tidak sesuai pada setiap kelurahandalam RTRW tahun 2011-2031

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

2. Perdagangan dan jasa

Batutulis 0.4

(35)

dekat pusat perdagangan untuk memudahkan mobilitas. Selain itu, kelurahan ini sangat strategis, berada di dekat jalan utama yang menghubungkan Kota dan Kabupaten Bogor.

Tabel 21. Luas pengggunaan kawasan perdagangan dan jasa yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

No. Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

1. Industri

Pengalokasian kawasan industri tidak sesuai 42% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Harjasari diduga karena di lokasi kawasan ini tidak didirikan industri, sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk permukiman. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 28.Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Luas penggunaan kawasan industri yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

(36)

Tabel 23. Luas penggunaan kawasan pemerintahan yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman Kertamaya 0.5

Pakuan 6.3

Total 6.8

Pengalokasian kawasan ruang terbuka hijau tidak sesuai 3% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Rancamaya karena semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk kebutuhan rumah tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 30. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 24.

Tabel 24. Luas penggunaan kawasan ruang terbuka hijau yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Pengalokasian kawasan tempat pemakaman umum tidak sesuai 12% digunakan untuk permukiman dan terluas di Kelurahan Genteng karena semakin semakin sempitnya lahan yang tersedia untuk tempat tinggal seiring meningkatnya jumlah penduduk. Peta penggunaannya disajikan pada Lampiran 31. Luasnya di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Luas penggunaan kawasan tempat pemakaman umum yang tidak sesuai pada setiap kelurahan dalam RTRW tahun 2011-2031

Penggunaan lahan Kelurahan Luas (Ha)

Permukiman

Analisis Nilai Land Rent di Kecamatan Bogor Selatan

Nilai Land Rent untuk Perdagangan

(37)

keuntungan dengan adanya aglomerasi adalah penghematan biaya produksi, seperti biaya transportasi pembelian bahan baku dan pemasaran produk akibat lokasi yang berdekatan. Rendahnya nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman dikarenakan biaya transportasi yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku lebih besar akibat lokasi yang berjauhan dengan pusat perdagangan bahan baku.

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Perdagangan 192.593 3.291.111 906.228

2. Permukiman 248.542 630.000 360.396

Rata-rata 633.312

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 menunjukkan bahwa rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Genteng. Nilai land rent untuk perdagangan di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Mulyaharja dan nilai terendah di Kelurahan Bojongkerta.

Tabel 27. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan di setiap kelurahan No. Kelurahan Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m2/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Harjasari

Perdagangan

500.000 1.350.536 798.884 2. Kertamaya 250.000 1.796.786 616.437 3. Mulyharja 348.679 3.291.111 1.559.324 4. Pamoyanan 192.593 2.700.741 944.492

5. Genteng 415.444 656.500 517.314

Rata-rata 887.290

6. Bojongkerta

Permukiman

298.000 305.625 301.813

7. Mulyaharja 248.542 480.000 728.542

8. Pamoyanan 300.625 364.375 332.500

9. Rancamaya 256.000 630.000 443.000

Rata-rata 451.464

(38)

perdagangan sangat rendah. Hal ini membuat usaha perdagangan di kelurahan ini tidak berkembang.

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 menunjukkan bahwa nilai land rent terbesar untuk usaha warung internet, sedangkan nilai terendah untuk usaha toko elektronik. Besarnya nilai land rent usaha warung internet dipengaruhi oleh faktor lokasi warung internet. Lokasi yang dekat dengan kawasan permukiman, pemerintahan, dan fasilitas pendidikan membuat jumlah konsumen semakin banyak. Selain itu, luas lahan yang digunakan untuk warung internet relatif lebih kecil sehingga biaya input lahan tidak terlalu mahal. Rendahnya nilai land rent untuk toko elektronik dipangaruhi oleh besarnya biaya input seperti sewa ruko, listrik, lokasi toko dan luas lahan yang digunakan untuk bangunan. Nilai land rent untuk warung makan sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi. Lokasi ini sangat menentukan banyak sedikitnya jumlah konsumen yang datang, sehingga akan mempengaruhi jumlah output yang diterima. Nilai land rent untuk bengkel motor dipengaruhi oleh besarnya biaya input seperti perawatan mesin dan listrik. Nilai land rent untuk toko bangunan dipengaruhi oleh luasnya lahan yang digunakan untuk bangunan dan gudang penyimpanan produk, sehingga biaya input lahan yang dikeluarkan relatif lebih besar.

Tabel 28. Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan berdasarkan jenis usaha No. Jenis Usaha Nilai Land Rent (Rp/m

2

/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Warung Makan 250.000 2.057.143 932.363 2. Warung Internet 248.542 1.750.000 943.021 3. Bengkel Motor 250.400 695.000 453.955 4. Toko Bangunan 256.000 1.796.786 642.418 5. Toko Elektronik 331.429 500.000 415.715

Rata-rata 677.494

Nilai Land Rent untuk Permukiman

(39)

penggunaan lahan untuk perdagangan, sehingga mempengaruhi jumlah output yang didapatkan.

Tabel 29. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman, perdagangan, dan pertanian

No. Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m

2

/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata

1. Permukiman 10.000 31.625 19.332

2. Perdagangan 5.951 40.082 19.992

3. Pertanian 12.674 6.467 9.571

Rata-rata 16.298

Rata-rata nilai land rent untuk perdagangan disetiap kelurahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 30 menunjukkan nilai land rent untuk permukiman di kawasan permukiman terbesar di Kelurahan Rancamaya dan nilai terendah di Kelurahan Mulyaharja. Nilai land rent untuk permukiman di kawasan perdagangan terbesar di Kelurahan Genteng dan nilai terendah di Kelurahan Kertamaya. Pada kawasan pertanian nilai land rent untuk permukiman di Kelurahan Cikaret memiliki nilai terendah dibandingkan kelurahan lainnya pada kawasan permukiman dan perdagangan.

Tabel 30. Rata-rata nilai land rent untuk permukiman di setiap kelurahan No. Kelurahan Kawasan Nilai Land Rent (Rp/m2/thn)

Minimum Maksimum Rata-rata 1. Bojongkerta

(40)

dipengaruhi oleh nilai jual objek pajak (NJOP) di kawasan perdagangan yang lebih besar dibandingkan dengan di kawasan permukiman. Nilai NJOP ini ditetapkan oleh pemerintah. Rendahnya nilai land rent lahan untuk permukiman pada kawasan pertanian di Kelurahan Cikaret dipengaruhi oleh faktor lokasi dan kemudahan aksesibilitas ke jalan utama. Lahan pertanian memiliki produktivitas lahan yang tinggi, akan tetapi faktor lokasi dan aksesibilitas ini membuat nilai jual lahan menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan kawasan perdagangan dan permukiman.

Nilai Land Rent untuk Pertanian

Rata-rata nilai land rent untuk pertanian disajikan pada Tabel 31. Tabel 31 menunjukkan nilai land rent untuk padi memiliki nilai terbesar, sedangkan nilai terendah untuk jagung. Besarnya nilai land rentuntuk padi dikarenakan harga jual padi yangi lebih tinggi dibandingkan tanaman lainnya, sehingga jumlah output yang didapat relatif lebih besar. Rendahnya nilai land rent untuk jagung dipengaruhi oleh harga jual yang relatif rendah dan besarnya biaya input yang harus dikeluarkan terutama dalam pengolahan lahan, pembelian benih, pemakaian pupuk, dan biaya pasca panen. Nilai land rent untuk talas dipengaruhi oleh harga jual talas yang cukup tinggi dan rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, sehingga petani tidak mengeluarkan biaya untuk membeli bibit. Nilai land rent untuk singkong juga dipengaruhi oleh rendahnya biaya input seperti bibit yang mudah didapatkan, akan tetapi harga jual singkong relatif lebih rendah dibandingkan dengan talas. Selain itu, dalam setahun masa tanam talas dapat dilakukan sebanyak tiga kali, berbeda dengan singkong yang masa tanamnya hanya sekali dalam setahun. Hal ini sangat mempengaruhi jumlah output yang diterima petani talas dan singkong. Nilai land rent untuk tanaman timun dipengaruhi besarnya biaya input yang dikeluarkan, terutama dalam pengolahan lahan dan pemakaian pupuk. Harga jual tanaman timun lebih tinggi dibandingkan talas dan singkong, akan tetapi tingginya biaya input yang dikeluarkan sangat mempengaruhi pendapatan bersih petani.

Tabel 31. Rata-rata nilai land rent untuk pertanian

No. Kelurahan Komoditas Nilai Land Rent (Rp/m2/thn) Minimum Maksimum Rata-rata

(41)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Jenis penggunaan lahan di Kecamatan Bogor Selatan dari yang terluas adalah permukiman, kebun campuran, ladang, sawah, permukiman rumah mewah, lahan terbuka, semak belukar, TPU, situ, perdagangan dan jasa, industri, sungai, lapangan olahraga, dan pemerintahan.

Alokasi ruang RTRW tahun 1999-2009 dalam RTRW tahun 2011-2031 berubah dari kawasan budidaya (100%) menjadi kawasan lindung (8.3%) dan budidaya (91.7%). Kawasan lindung terdiri dari sempadan infrastruktur dan sempadan sungai. Kawasan permukiman berubah dari permukiman dan permukiman koefisien dasar bangunan (KDB) rendah menjadi permukiman kepadatan rendah, sedang, dan tinggi. Kawasan RTH berubah dari kawasan RTH / taman / lapangan olahraga menjadi kawasan RTH. Dalam RTRW tahun 2001-2031 terjadi peningkatan luas perencanaan pada kawasan pertanian, industri, dan tempat pemakaman umum (TPU). Penurunan luas perencanaan terdapat pada kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pemerintahan, dan ruang terbuka hijau (RTH).

Kesesuaian pengalokasian ruang di Kecamatan Bogor Selatanberdasarkan RTRW tahun 1999-2009pada kawasan pertanian (88%), permukiman (98%), perdagangan dan jasa (45%), industri (33%), pemerintahan (46%), RTH (83%), dan TPU (63%). Kesesuaian pengalokasian ruang berdasarkan RTRW tahun 2011-2031 pada kawasan pertanian (95%), permukiman (94%), perdagangan dan jasa (52%), industri (58%), pemerintahan (41%), RTH (97%), dan TPU (88%).

Rata-rata nilai land rentdi Kecamatan Bogor Selatanuntuk perdagangan Rp. 633.312 /m2/tahun, untuk permukiman Rp. 16.298 /m2/tahun, dan untuk pertanian Rp. 7.932 /m2/tahun.

Saran

(42)

DAFTAR PUSTAKA

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Rencana Pengembangan dan Penataan Ruang Kota Bogor tahun 1999-2009.

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2011. Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang Kota Bogor. 2 : 2-39.

[Bappeda] Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah. 2012. Dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor tahun 1999-2009.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kecamatan Bogor Selatan dalam Angka. hlm 2, 16.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Data Kota Bogor. hlm 1, 4.

Ernawi I. 2007. Peran Penataan Ruang dalam Dimensi Nasional sebagai Piranti dalam Pemilihan Kebijakan. Konferensi Nasional Teknik Jalan ke-8 HPJI. Jakarta.

Prasetyo A. 2011. Modul Dasar ArcGis : Aplikasi Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bogor ; Institut Pertanian Bogor (IPB).

Rustiadi E. 2001. Alih Fungsi Lahan Dalam Perspektif Lingkungan Perdesaan.

Lokakarya Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan

(43)
(44)

30 Lampiran 1. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pertanian Kecamatan Bogor Selatan Tabel L1a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. CIK1 Cikaret Sawah 697857 9267383 20.644

15.496

2. CIK2 Cikaret Sawah 697933 9267490 20.995

3. CIK3 Cikaret Sawah 698047 9267517 4.848

4. CIK4 Cikaret Talas 697971 9267723 7.664

11.945

5. CIK5 Cikaret Talas 697868 9267937 16.225

6. CIK6 Cikaret Jagung 698085 9267943 584 584

9.164

2.470

7. CIK7 Cikaret Timun 698214 9267977 9.164

8. CIK8 Cikaret Singkong 697881 9268214 2.470

Rata-rata 7.932

Tabel L1b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. CIK9 Cikaret Pemukiman 697860 9267363 12.674

9.571

(45)

Lampiran 2. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan perdagangan Kecamatan Bogor Selatan Tabel L2a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. HRJ6 Harjasari Toko elektronik 704104.5 9263816 500.000

798.884 2. HRJ7 Harjasari Warung makan 703314.3 9264873 650.000

3. HRJ8 Harjasari Warung makan 703915.3 9263142 1.350.536

4. HRJ9 Harjasari Bengkel motor 704087.8 9262335 695.000

5. KTM1 Kertamaya Warung makan 701616.5 9264832 250.000

616.437 6. KTM2 Kertamaya Toko bangunan 701747.1 9264607 510.000

7. KTM3 Kertamaya Warung internet 701934.7 9264477 275.000

8. KTM4 Kertamaya Toko bangunan 702159.1 9264480 1.796.786

9. KTM5 Kertamaya Bengkel motor 701877.7 9264627 250.400

10. MLY7 Mulyaharja Toko alat pancing 697431.6 9265213 601.143

1.559.324 11. MLY8 Mulyaharja Toko bangunan 697258.7 9265018 348.679

12. MLY9 Mulyaharja Warung makan 697636.4 9265323 2.057.143

13. MLY10 Mulyaharja Toko ordeng 697377 9265705 3.291.111

14. MLY11 Mulyaharja Warung internet 697349.7 9265609 1.498.542

(46)

Tabel L2a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

15. PMY 1 Pamoyanan Toko air isi ulang 699542.8 9265030 477.903

944.492 16. PMY 2 Pamoyanan Warung internet 699588.4 9264860 1.750.000

17. PMY 3 Pamoyanan Toko furniture 699803.5 9265101 214.286

18. PMY 4 Pamoyanan Toko elektronik 699836.1 9265623 331.429

19. PMY 5 Pamoyanan Toko JNE 699614.5 9265128 2.700.741

20. PMY 6 Pamoyanan Toko mainan 699842.6 9265414 192.593

21. GTG1 Genteng Toko grosir minuman 700888 9265602 415.444

517.314

22. GTG2 Genteng Warung makan 700677 9265785 656.500

23. GTG3 Genteng Bengkel motor 701084 9265228 480.000

(47)

33 Tabel L2b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. HRJ1 Harjasari Pemukiman 703420 9264795 8.558

18.341

2. HRJ2 Harjasari Pemukiman 703253.1 9264929 25.830

3. HRJ3 Harjasari Pemukiman 703970.9 9262942 20.220

4. HRJ4 Harjasari Pemukiman 704048.8 9262714 20.060

5. HRJ5 Harjasari Pemukiman 704060 9263732 17.037

6. KTM6 Kertamaya Pemukiman 701817.4 9264644 19.286

17.997

7. KTM7 Kertamaya Pemukiman 702082.1 9264520 16.708

8. MLY1 Mulyaharja Pemukiman 697227.5 9265339 5.951

20.859

9. MLY2 Mulyaharja Pemukiman 697169.9 9265047 18.667

10. MLY3 Mulyaharja Pemukiman 697404.2 9265146 20.052

11. MLY4 Mulyaharja Pemukiman 697367.2 9265655 16.900

12. MLY5 Mulyaharja Perumahan 697663.7 9265696 23.500

13. MLY6 Mulyaharja Perumahan 697745.6 9265755 40.082

(48)

Tabel L2b. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

14. PMY 7 Pamoyanan Pemukiman 699862.1 9265916 25.000

20.711

15. PMY 8 Pamoyanan Pemukiman 699810 9265349 17.839

16. PMY 9 Pamoyanan Pemukiman 699497.2 9264587 21.129

17. PMY 10 Pamoyanan Pemukiman 699464.6 9265017 18.838

18. PMY 11 Pamoyanan Pemukiman 699490.6 9265134 21.508

19. PMY 12 Pamoyanan Pemukiman 699314.7 9264339 19.952

20. GTG4 Genteng Pemukiman 700967 9265442 27.083

21.354

21. GTG5 Genteng Pemukiman 701170 9265144 15.625

(49)

Lampiran 3. Koordinat GPS lokasi pengecekan lapang dan pengambilan data land rent di kawasan pemukiman Kecamatan Bogor Selatan Tabel L3a. Penggunaan lahan sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. BJG3 Bojongkerta Pemukiman 704037 9261566 27.315

20.326

2. BJG4 Bojongkerta Pemukiman 703797 9261405 19.181

3. BJG5 Bojongkerta Pemukiman 703821 9261793 14.063

4. BJG6 Bojongkerta Pemukiman 703664 9262174 26.518

5. BJG7 Bojongkerta Pemukiman 703456 9262406 22.078

6. BJG8 Bojongkerta Pemukiman 703087 9262991 18.333

7. BJG9 Bojongkerta Pemukiman 703519 9261982 13.953

8. BJG10 Bojongkerta Pemukiman 703377 9261440 16.190

9. BJG11 Bojongkerta Pemukiman 702949 9261550 26.875

10. BJG12 Bojongkerta Pemukiman 702717 9262701 18.750

(50)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

11. MLY14 Mulyaharja Pemukiman 697433.8 9265985 12.656

16.268 12. MLY15 Mulyaharja Pemukiman 697570.2 9266402 22.625

13. MLY16 Mulyaharja Pemukiman 698051.9 9267109 12.760

14. MLY17 Mulyaharja Pemukiman 698276.7 9267293 10.714

15. MLY18 Mulyaharja Pemukiman 698348.9 9267574 27.778

16. MLY19 Mulyaharja Pemukiman 697787 9265086 17.750

17. MLY20 Mulyaharja Pemukiman 697112.6 9264837 24.306

18. MLY21 Mulyaharja Pemukiman 696879.8 9264909 27.841

19. MLY22 Mulyaharja Pemukiman 696663.1 9264475 11.964

20. MLY23 Mulyaharja Pemukiman 696390.2 9264186 14.063

21. MLY24 Mulyaharja Pemukiman 696028.9 9264267 10.000

22. MLY25 Mulyaharja Pemukiman 698035.8 9264668 11.833

23. MLY26 Mulyaharja Pemukiman 697489.9 9264540 11.500

(51)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

25. PMY15 Pamoyanan Pemukiman 699888.2 9266503 25.133

20.573

26. PMY16 Pamoyanan Pemukiman 699816.5 9266242 16.115

27. PMY17 Pamoyanan Pemukiman 699946.9 9265812 23.079

28. PMY18 Pamoyanan Pemukiman 699549.3 9265864 19.525

29. PMY19 Pamoyanan Pemukiman 699966.4 9265010 13.646

30. PMY20 Pamoyanan Pemukiman 699301.6 9264235 18.761

31. PMY21 Pamoyanan Pemukiman 698767.2 9264130 13.017

32. PMY22 Pamoyanan Pemukiman 698258.9 9264065 25.375

33. PMY23 Pamoyanan Pemukiman 699112.6 9265271 22.750

34. PMY24 Pamoyanan Pemukiman 698982.3 9265857 18.238

35. PMY25 Pamoyanan Pemukiman 699132.2 9264906 20.469

36. PMY26 Pamoyanan Pemukiman 698122 9263674 27.500

37. PMY27 Pamoyanan Pemukiman 698415.3 9263824 17.708

38. PMY28 Pamoyanan Pemukiman 699340.7 9264613 31.625

39. PMY29 Pamoyanan Pemukiman 700018.5 9265362 15.648

(52)

Tabel L3a. (lanjutan)

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

40. RNC3 Rancamaya Pemukiman 702355 9262940 21.250

20.928

41. RNC4 Rancamaya Pemukiman 702366 9262567 15.000

42. RNC5 Rancamaya Pemukiman 702594 9262345 23.750

43. RNC6 Rancamaya Pemukiman 702379 9262083 19.167

44. RNC7 Rancamaya Pemukiman 702036 9262140 22.500

45. RNC8 Rancamaya Pemukiman 702043 9262638 26.071

46. RNC9 Rancamaya Pemukiman 702426 9261670 23.712

47. RNC10 Rancamaya Pemukiman 701791 9261942 16.750

48. RNC11 Rancamaya Pemukiman 701976 9261616 20.154

(53)

Tabel L3b. Penggunaan lahan tidak sesuai arahan RTRW tahun 2011-2031

No. Titik sampel Kelurahan Penggunaan lahan Sumbu - x Sumbu - y Land rent (Rp/m2/thn) Rata-rata

1. BJG1 Bojongkerta Toko sendal 704205 9261605 305.625

301.813 2. BJG2 Bojongkerta Toko kusen 704128 9261586 298.000

3. MLY12 Mulyaharja Bengkel motor 697393.6 9266057 480.000

728.542 4. MLY13 Mulyaharja Warung internet 697401.6 9265824 248.542

5. PMY13 Pamoyanan Toko bangunan 699940.3 9265701 300.625

332.500 6. PMY14 Pamoyanan Bengkel motor 699953.4 9265616 364.375

7. RNC1 Rancamaya Warung makan 702362 9262850 630.000

443.000 8. RNC2 Rancamaya Toko bangunan 702349 9262658 256.000

Rata-rata 451.464

(54)

Lampiran 4. Kuesioner pengumpulan data land rent Pekerjaan selain bertani :

Penghasilan perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) > 5 juta pengeluaran perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) >5 juta Jumlah total anggota keluarga (termasuk KK) : orang

Jumlah tanggungan yang masih sekolah : orang Jumlah keluarga yang bekerja : orang

1. Apakah tingkat pendidikan terakhir bapak/ibu ?

(1) Tidak tamat SD (3) Tamat SMP (5) D1, D2, D3 (2) Tamat SD (4)Tamat SMA(6) S1, S2, S3

2. Masuk dalam kategori mana bapak/ibu sebagai petani ? (1) Petani pemilik tanah (3) Petani penyekap (2) Petani penggarap tanah (4) Buruh tani

3. Berapa luas lahan yang bapak/ibu usahakan : m2

4. Bila lahan tersebut adalah lahan sewa, berapa harga sewa tiap m2 ? Rp.../ m2

5.Bila bapak/ibu adalah petani penggarap, bagaimana sistem bagi hasilnya?

Pemilik =……….% Penggarap =………%

6. Apakah bapak/ibu mempekerjakan buruh tani? (1) Ya (2) Tidak

Bila ya, berapa jumlah buruh tani?...pria, ………wanita

Berapa upah per hari? Pria = Rp………/hari dan Wanita = Rp………/hari

7. Berapa kali masa tanam (untuk sawah) yang dilakukan dalam satu tahun?...kali Apakah lahan dibudidayakan selain sawah (dirotasi dengan palawija,dll)? jika ya, berapa kali dalam setahun?...kali

8. a. Jika ditanami padi :

Varietas padi yang digunakan?... Dari mana bapak/ibu memperoleh benih/bibit?

(1) Beli (2) Sendiri

Jika beli, berapa harga beli keseluruhan benih/bibit dalam satu kali masa

tanam?Rp………

Berapa biaya transportasi untuk membeli benih/bibit?Rp………. b. Jika ditanami palawija :

Komoditas yang diusahakan?... Dari mana bapak/ibu memperoleh benih/bibit?

(1) Beli (2) Sendiri

Jika beli, berapa harga beli keseluruhan benih/bibit dalam satu kali masa

tanam?Rp……….

(55)

9. Apakah bapak/ibu melakukan pemupukan? (1) Ya (2) Tidak

Bila ya, jenis pupuk yang digunakan, harga beli, dan jumlah setiap pembelian : Jenis Pupuk Harga Beli Jumlah setiap pembelian (kg)

Berapa kali pemupukan dilakukan setiap satu masa tanam? a. Padi :...kali

b. Palawija : ……. kali

Berapa dosis pupuk yang digunakan pada : a. Padi saat musim hujan :

b. Padi saat musim kemarau : c. Palawija saat musim hujan : d. Palawija saat musim kemarau :

Berapa biaya transportasi untuk membeli pupuk?Rp………

10. Apakah bapak/ibu melakukan pengendalian hama penyakit? (1) Ya (2) Tidak

Bila ya, jenis pestisida yang digunakan , harga beli, dan jumlah yang digunakan setiap aplikasi :

Jenis Pestisida Harga Beli Ukuran Kemasan Pestisida (ml/L/kg)

Jumlah untuk sekali aplikasi

Berapa biaya transportasi untuk membeli pestisida?Rp……… Berapa kali pengendalian hama penyakit dilakukan setiap satu masa tanam?

a.Padi saat musim hujan :……….kali

b. Padi saat musim kemarau : ………...kali

c.Palawija saat musim hujan : ……….kali

d. Palawija saat musim kemarau : ………....kali e.

11. Berapa modal yang dibutuhkan untuk satu kali masa tanam? a. Padi

Jenis kegiatan Besaran biaya (Rp)

Pengolahan tanah Pemeliharaan tanaman Panen

Lainnya, ………..

b.Palawija

Jenis kegiatan Besaran biaya (Rp)

(56)

b. Palawija

Musim penghujan…………Kg

Musim kering………...Kg

13. Berapa harga jual produksi/kg? a. Padi

GKG : Rp. / Kg

Beras : Rp. / Kg

b. Palawija

Harga jual : Rp………./Kg

14. Apakah bapak/ibu menjual hasil produksi tersebut? (1) Ya (2) Tidak

Berapa produksi yang dijual?...% Berapa produksi yang dikonsumsi sendiri?...%

Kesulitan yang dialami dalam memasarkan hasil?

………

15. Kemana dijual/dipasarkan?

(1) Langsung ke pasar (2) Tengkulak (3) Warga sekitar (4)

Lainnya,……..

Berapa biaya transportasi yang dibutuhkan untuk memasarkan

produksi?Rp………. Tingkat pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Penghasilan perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) > 5 juta pengeluaran perbulan : (1) < 2.5 juta (2) 2.5 – 5 juta (3) > 5 juta Jumlah total anggota keluarga (termasuk KK) : orang

Jumlah tanggungan yang masih sekolah : orang Jumlah keluarga yang bekerja : orang Jenis peruntukan bangunan :

(1) Rumah tinggal (2) Usaha (3) Kos-kosan

(57)

Kenampakan bangunan :

(1) Sangat sederhana (3) Mewah

(2) Sederhana (4) Sangat mewah Lingkungan di sekitar bangunan :

(1) perkampungan

(1) Milik sendiri (2) Bukan milik sendiri

Jika bukan milik sendiri, berapa harga sewa pertahun : Rp. / tahun Pajak pertahun : Rp. / tahun

Jika untuk Rumah Tinggal :

Berapa harga jual tanah dan nilai bangunan ?(bisa dilihat dari NJOP yang ada) Jual tanah : Rp.

Nilai bangunan : Rp.

Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik,keamanan,kebersihan,dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

Jika untuk Usaha :

a. Jika untuk Bengkel

Jenis usaha bengkel yang dijalankan : (1) Mobil (2) Motor Jasa apa saja yang disediakan?

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha bengkel ? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

b. Jika untuk Fotokopi :

Jasa apa saja yang disediakan?

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha fotokopi? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

c. Jika untuk Warnet :

Jasa apa saja yang disediakan?

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha warnet? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

(58)

d. Jika untuk Pertokoan :

Jenis barang dan jasa yang dijual ?

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha? Rp. / bulan

Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

e. Jika untuk Restoran :

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha restoran? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

f. Jika untuk Warung makan :

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha warung makan? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, perawatan, karyawan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

Jika dahulu adalah lahan pertanian, komoditas apa yang dibudidayakan ? Apa alasan mengkonversi ? (jika pemilik sendiri yang mengkonversi)

g. Jika untuk Kos - kosan :

Fasilitas apa saja yang disediakan?

Berapa jumlah penghasilan perbulan dari usaha kosan? Rp. / bulan Pengeluaran yang harus dikeluarkan tiap bulan (listrik, keamanan, perawatan, dll) ? Rp. / bulan

Dahulu lahan tersebut digunakan untuk apa ?

(59)

Lampiran 5. Peta sebaran sampling land rent di kawasan perdagangan : (a) Kel. Genteng ; (b) Kel. Harjasari ; (c) Kel. Kertamaya ; (d) Kel. Mulyaharja ; (e) Kel. Pamoyanan

(a)

(60)

(c)

(61)

(e)

Lampiran 6. Peta sebaran sampling land rent di kawasan pemukiman : (a) Kel. Bojongkerta ; (b) Kel. Mulyaharja ; (c) Kel. Pamoyanan ;

(d) Kel. Rancamaya

(62)

(b)

(63)

(d)

Gambar

Gambar 1. Peta administrasi lokasi penelitian
Gambar 2. Bagan alir penelitian
Gambar 3. Peta penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan
Tabel 3. Luas penggunaan lahan Kecamatan Bogor Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kita ketahui bahwa dua buah vektor dapat dijumlahkan dan menghasilkan sebuah vektor baru yang disebut vektor resultan. Secara logika kita dapat menganggap setiap vektor

Kendala yang dihadapi polisi dalam upaya mencegah anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor di jalan umum di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah pelaksanaan

 Pressure drop adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan penurunan tekanan dari satu titik di dalam pipa atau aliran air. enurunan Tekanan adalah hasil dari

configuration dalam software X-CTU untuk dapat membaca modul Xbee, pada bagian function set diatur menjadi ZIGBEE COORDINATOR AT, selanjutnya parameter pada node

Indomobil Sukses Internasional Tbk Lampiran 8: Model ARMA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Lampiran 9: Correlogram ARMA. Lampiran 10:

1 23 aspek penilaian 20 48 4 0 72 Sangat Baik Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai keaktifan belajar siswa pada siklus II baik pada pertemuan 1 maupun pertemuan

Dengan mengacu pada ketentuan umum yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 28, Pasal 1 Ayat (1) tahun 2007 menyebutkan bahwa pajak merupakan kontribusi wajib kepada

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris pengaruh EPS, DPR, struktur modal, profitabilitas, inflasi, suku bunga dan kurs terhadap return saham perusahaan