• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq.) di kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis quineensis Jacq.) di kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (

Elaeis

guineensis

Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR

BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,

INDRAGIRI HULU, RIAU

RAJA ADE SAPUTRA

A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

RINGKASAN

RAJA ADE SAPUTRA. Evaluasi Pemupukan pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau. (Dibimbing oleh ADE WACHJAR).

Kegiatan magang bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata, dan dapat memahami secara khusus aspek pemupukan tanaman kelapa sawit baik dari segi teknis maupun manajerial.

Kegiatan magang telah dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation (PT Asra Agro Lestari, Tbk.), Indragiri Hulu, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan mulai dari bulan Februari hingga bulan Juli 2010. Metode yang digunakan dalam kegiatan magang adalah bekerja langsung di lapangan sebagai karyawan, pendamping mandor, dan pendamping asisten.

Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Data primer merupakan informasi yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan penulis di lapangan meliputi ketepatan jenis, ketepatan waktu, ketepatan dosis, ketepatan cara pemupukan, jumlah HK yang dipakai pada pemupukan, gejala kekurangan hara tanaman, diskusi langsung dengan buruh harian lepas (BHL) dan staf.

Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait. Baik data primer maupun data sekunder dianalisis dengan metode deskriptif.

(3)

Plantations. Sebagian besar tanaman kelapa sawit di kebun ini yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM). Pada tahun 2009 produksi di Kebun Radang Seko Banjar Balam yaitu sebesar 49.7 ton.

Pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam pada semester 1 tahun 2010 dilaksanakan dengan sistem blok ke blok. Kelebihan dari pelaksanaan sistem tersebut adalah lebih efisien dari segi tenaga kerja, waktu, biaya dan mempermudah dalam pengawasan.

Kegiatan pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama serta penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

Pelaksanaan pemupukan di Kebun Radang Seko Banjar Balam secara umum telah mengacu pada prinsip 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan

(4)

EVALUASI PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (

Elaeis

guineensis

Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM,

PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS,

INDRAGIRI HULU, RIAU

Skripsi

sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Raja Ade Saputra

A24060030

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : EVALUASI METODE PEMUPUKAN PADA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN RADANG SEKO BANJAR BALAM, PT TUNGGAL PERKASA PLANTATIONS, INDRAGIRI HULU, RIAU

Nama : RAJA ADE SAPUTRA NIM : A24060030

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr Ir Ade Wachjar, MS NIP. 19550109 1980 03 1008

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr NIP 19611101 1987 03 1 003

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 15 Januari 1988 di Langgam, Riau. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan Bapak Raja Anis dan Ibu Nurteti.

Tahun 2000 penulis lulus dari SDN 022 Pekanbaru, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 10 Pekanbaru. Selanjutnya penulis lulus dari SMAN 1 Pekanbaru pada tahun 2006.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayahNya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini dibuat sebagai tugas akhir penulis untuk memenuhi syarat kelulusan S1 pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini merupakan hasil kerja dan analisis dari kegiatan magang yang telah dilaksanakan penulis selama 4 bulan di kebun kelapa sawit PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak dan Ibu penulis serta seluruh keluarga besar atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

2. Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama pelaksanaan magang dan penyusunan skripsi.

3. Bapak Ir Supijatno, MSi. dan Bapak Ir Adolf Pieter Lontoh, MS. selaku dosen penguji.

4. Ibu Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS. selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani studi.

5. Bapak Ir H. Sembiring dan keluarga besar PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, terutama Bapak Tatang sebagai asisten di Afdeling Viktor yang telah memberi bimbingan dan masukan kepada penulis.

6. Teman-teman Agronomi dan Hortikultura angkatan 43 dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, Januari 2011

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Syarat Tumbuh Kelapa sawit ... 5

Pemupukan ... 6

METODE MAGANG ... 9

Tempat dan Waktu ... 9

Metode Pelaksanaan ... 9

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 10

Analisis Data dan Informasi ... 10

KEADAAN UMUM ... 12

Sejarah Perusahaan ... 12

Profil Perusahaan ... 13

Letak Geografis ... 13

Keadaan Iklim dan Tanah ... 14

Luas Areal dan Tata Guna Lahan ... 15

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 15

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan ... 16

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN ... 19

Aspek Teknis ... 19

Pembibitan ... 19

Perawatan Tanaman ... 20

Pengambilan Sampel Daun ... 25

Pengendalian Gulma ... 26

Pemupukan ... 28

Pemanenan ... 30

Aspek Manajerial ... 34

Karyawan Non Staf ... 34

Karyawan Staf ... 37

PEMBAHASAN ... 38

KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

Kesimpulan ... 55

Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 – 2009 ... 15

2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009 ... 17

3. Standar Rotasi Perawatan Mucuna bracteata di PT TPP ... 21

4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM ... 27

5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit . 31

6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations ... 32

7. Faktor Kualitas Pabrik Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations .. 34

8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer Spreader .... 47

9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ... 49

10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP ... 51

11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP ... 51

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Penanaman dan Perawatan Mucuna bracteata ... 21

2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor ... 26

3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit ... 29

4. Pengambilan Pupuk di Gudang ... 40

5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader) ... 41

6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM ... 44

7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk Dengan Truk dan Sepeda Motor ... 45

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di PT Tunggal Perkasa Plantations ... 60 2. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Mandor

di PT Tunggal Perkasa Plantations ... 63 3. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pendamping Asisten/Kepala

Afdeling di PT Tunggal Perkasa Plantations ... 65 4. Curah Hujan dan Hari Hujan di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau Periode 2000-2009 ... 67 5. Kelas Kesesuaian Lahan di PT Tunggal Perkasa Plantations,

Indragiri Hulu, Riau ... 68 6. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations, Indragiri Hulu, Riau ... 69 7. Struktur Organisasi di PT Tunggal Perkasa Plantations,

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan produsen crude palm oil (CPO) terbesar di dunia

setelah mampu menggeser Malaysia. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan

produk turunannya telah menjadi komoditas perdagangan internasional yang menyumbang devisa terbesar bagi negara dari ekspor non-migas tanaman perkebunan. Pengusahaan kebun kelapa sawit nasional dilakukan oleh perkebunan besar swasta (PBS), perkebunan rakyat (PR), dan perkebunan besar negara (PBN)

telah menyebar di 19 provinsi. Selain sumber penyumbang devisa bagi negara,

kelapa sawit juga berperan dalam meningkatkan pendapatan petani sekaligus memberikan kesempatan kerja yang luas (Yahya, 1990).

Perkembangan areal tanaman kelapa sawit di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat dari tahun ke tahun. Indonesia menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dengan luas areal sebesar 7.07 juta hektar dan produksi CPO mencapai 18.46 juta ton dengan perincian 2 565 000 hektar merupakan perkebunan rakyat (PR) dengan produksi 5 085 000 ton minyak sawit, 687 000 hektar merupakan perkebunan besar Negara (PBN) dengan produksi sebesar 2 314 000 ton minyak sawit, serta 3 358 000 hektar perkebunan besar swasta (PBS) dengan produksi sebesar 8 990 000 ton minyak sawit (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009).

Produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan cukup pesat. Pada tahun 1998 produksi CPO sebesar 5.9 juta ton meningkat pada tahun 2008 menjadi 17.5 juta ton sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar di dunia. Meskipun demikian, Indonesia belum bisa memenuhi permintaan pasar terhadap minyak kelapa sawit dunia yang mencapai 33.7 juta ton pada tahun 2008. Jumlah ekspor untuk produk kelapa sawit Indonesia berupa CPO dan produk turunannya mencapai lebih dari 18.1 juta ton pada tahun 2008 dan menghasilkan devisa lebih dari US$ 14 milyar (Direktur Jendral Perkebunan, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa prospek usaha kelapa sawit masih sangat baik.

(13)

lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga 13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005). Dengan produksi yang tinggi, CPO yang dihasilkan juga akan tinggi sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Kelapa sawit adalah penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol. Minyak nabati yang dihasilkan dari pengolahan buah kelapa sawit berupa minyak sawit mentah (CPO atau crude palm oil) yang berwarna kuning dan minyak inti sawit (PKO atau palm kerner oil) yang tidak berwarna. CPO atau PKO banyak digunakan sebagai bahan industri pangan, industi sabun, industri baja, industri tekstil, kosmetik, dan sebagai bahan bakar alternatif.

Prospek pasar bagi olahan kelapa sawit cukup baik, karena permintaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, sebagai negara tropis yang masih memiliki lahan cukup luas, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan pekebunan kelapa sawit, baik melalui penanaman modal asing maupun skala perkebunan rakyat.

Melihat besarnya prospek kelapa sawit di Indonesia, maka diperlukan adanya upaya peningkatan produktivitas untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk secara efisien dan efektif.

(14)

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal.

Pemupukan pada tanaman kelapa sawit bertujuan untuk menyediakan kebutuhan hara bagi tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh baik dan mampu berproduksi maksimal dan menghasilkan minyak berkualitas baik (Adiwiganda dan Siahaan, 1994). Untuk meningkatkan produksi maksimal kelapa sawit, maka dalam pelaksanaan pemupukan harus mengacu pada tujuh tepat, yaitu tepat jenis, dosis, waktu, cara, penempatan, bentuk formulasi, dan rotasi.

Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan dapat menunjukkan gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang. Penyediaan hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang, yaitu disesuaikan dengan kebutuhan tanaman.

Untuk mencapai kondisi tanah yang subur diperlukan kombinasi pemakaian pupuk organik dan anorganik. Unsur hara utama yang mendapat perhatian dalam pemupukan tanaman kelapa sawit meliputi N, P, K, Mg, Cu, dan B. Tanaman memperoleh unsur hara dari beberapa sumber, yaitu tanah, residu bahan organik, dan pupuk buatan yang diberikan pada tanaman (Sutarta et al., 2003).

(15)

Tujuan

(16)

TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Akan tetapi, pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Sukamto, 2008).

Menurut Pahan (2008), lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimal untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0.

Jumlah curah hujan dan lamanya penyinaran matahari memiliki korelasi dengan fluktuasi produksi kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk tanaman kelapa sawit berkisar 2 000 – 2 500 mm per tahun dan tersebar merata sepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang dari 6 jam per hari. Temperatur optimum untuk tanaman kelapa sawit antara 22 – 23 oC. Keadaan angin tidak terlalu berpengaruh karena tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap angin kencang dibandingkan dengan tanaman lainnya.

Kelapa sawit tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti Podsolik, Latosol, Hidromorfik Kelabu, Regosol, Andosol, Organosol, dan Aluvial. Tanaman kelapa sawit akan tumbuh baik pada tanah yang gembur, subur, berdrainase baik, permeabilitas sedang, dan membuat solum yang tebal sekitar 80 cm tanpa lapisan

padas (Fauzi et al., 2006).

Derajat keasaman (pH) tanah sangat terkait dengan ketersediaan hara yang

diserap oleh akar. Kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4.0 – 6.0, tetapi pH

(17)

dengan cara pengapuran. Tanah tersebut biasanya dijumpai pada daerah pasang surut terutama tanah gambut (Lubis, 1992).

Pemupukan

Budidaya kelapa sawit meliputi beberapa tahapan kegiatan yaitu persiapan areal, pembibitan, penanaman, sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT), pengendalian gulma, kastrasi, penunasan, pemanenan, dan pemanfaatan limbah.

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, kurang lebih 30 % dari total biaya produksi atau 40 – 60 % dari biaya pemeliharaan sehingga menuntut pihak praktisi perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kualitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya mulai dari pengadaan hingga aplikasinya di lapangan baik secara teknis maupun manajerial (Winarna, Darmosarkoro dan Sutarta, 2003).

Praktik pemupukan memberikan kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

(18)

Aspek manajerial pemupukan tanaman kelapa sawit terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

Perencanaan

Rencana pemupukan untuk setiap aplikasi dibuat oleh asisten afdeling. Rencana tersebut dibuat empat rangkap yaitu untuk administratur, asisten kepala, bagian gedung dan asisten afdeling yang bersangkutan. Lembar rencana pemupukan berisi afdeling, tahun tanam, blok, luas, jumlah pokok produktif, jenis pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk dan waktu pemupukan (Winarna et al., 2003).

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan asisten afdeling. Asisten afdeling harus membuat rencana pemupukan mingguan dan harian. Rencana tersebut merupakan pedoman dalam pelaksanaan di lapangan. Selain itu, asisten juga harus membuat peta rencana pemupukan harian dan menggambarkan arah pelaksanaan pemupukan. (Winarna et al., 2003).

Organisasi

Dalam satu afdeling, kegiatan pemupukan dipimpin oleh asisten afdeling dibantu oleh mandor I dan mandor pupuk. Mandor pupuk membawahi 25 – 60 karyawan bergantung pada luas areal divisi atau afdeling. Kegiatan pemupukan tersebut menggunakan norma prestasi penabur 2 – 3.5 ha/HK atau 400 – 500 kg/HK, bergantung pada dosis per pokok, topografi areal dan keterampilan penabur. Sebaiknya, diusahakan agar tidak terjadi penggantian tenaga penabur. Selain itu, jumlah takaran harus sesuai dengan jumlah penabur (Pahan, 2008).

Pelaksanaan

(19)

Pengawasan

Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan di lapangan dengan intensif dan ketat oleh mandor pupuk, mandor besar, asisten serta asisten kepala hingga manajer. Kebutuhan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit pada setiap fase pertumbuhannya berbeda-beda. Jumlah unsur hara yang ditambahkan melalui pupuk harus mempertimbangkan kehilangan hara akibat pencucian, penguapan, penambahan hara dari tanaman penutup tanah, hara yang terikat dari udara, serta potensi fisik dan kimia tanah. Menurut Sianturi (2005) untuk mencapai keseimbangan unsur hara yang optimum pada perkebunan kelapa sawit dibutuhkan pamupukan yang berdasarkan rekomendasi dari penelitian lebih lanjut dalam kurun waktu yang relatif lama.

(20)

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Kebun Radang Seko Banjar Balam, PT Tunggal Perkasa Plantation, Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, selama empat bulan mulai bulan Februari hingga Juni 2010.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang meliputi seluruh kegiatan yang menyangkut aspek teknis di lapangan dan aspek manajerial. Kegiatan pada dua bulan pertama penulis melaksanakan kegiatan sebagai pekerja harian lepas dengan kegiatan di kebun yang diikuti meliputi: pembibitan, penanaman sisipan, kastrasi, pengendalian gulma, pemupukan, rawat parit, penunasan dan pengendalian hama penyakit serta pemanenan. Penulis akan mencatat prestasi kerja baik yang dapat dicapai mandor maupun karyawan harian lepas (KHL) lainnya, standar kerja, bahan dan alat yang digunakan serta jumlah tenaga kerja dalam setiap kegiatan teknis. Kegiatan penulis sebagai KHL dapat dilihat pada Lampiran 1.

Bulan ketiga penulis melaksanakan kegiatan sebagai pendamping mandor. Posisi sebagai pendamping mandor memilik tugas manajerial, seperti apel pagi, menentukan jumlah karyawan yang dibutuhkan, mengorganisir karyawan, memberikan motivasi dan menghitung biaya operasional dalam setiap kegiatan. Selain itu, penulis juga melakukan kegiatan administratif seperti membuat rencana kerja, rincian kerja, mengisi buku mandor serta membuat laporan harian alokasi tenaga kerja. Kegiatan penulis sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2.

(21)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi magang dilakukan dengan metode langsung dan tidak langsung dalam mencari data primer maupun data sekunder. Pengumpulan data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan yang berkaitan dengan aspek teknis dari kegiatan-kegiatan di kebun dan diskusi dengan mandor dan asisten divisi.

Data primer yang diamati pada kegiatan pemupukan meliputi distribusi pupuk; aplikasi pemupukan secara manual mulai dari penguntilan pupuk, pengangkutan dan pengeceran pupuk ke lapangan, penaburan pupuk, pengumpulan karung bekas untilan pupuk; aplikasi pemupukan secara mekanis; keefektifan pemupukan yaitu tepat jenis, tepat cara dan tepat tempat, tepat dosis, dan tepat waktu.

Data sekunder yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan adalah sejarah dan kondisi umum perusahaan, kondisi iklim, peta, kondisi tanaman, organisasi dan manajemen dan data produksi dari areal perkebunan tersebut, juga data yang terkait dengan pemupukan yang meliputi realisasi pemupukan kebun, dosis pemupukan kebun, dan data lainnya yang terkait.

Data dan informasi yang didapat setiap harinya ditulis dalam jurnal harian penulis. Setelah itu, data dipisahkan berdasarkan kegiatan yang dilakukan maupun berdasarkan status penulis.

Analisis Data dan Informasi

Hasil dari kegiatan magang digunakan sebagai bahan analisis untuk bahan skripsi yang ditekankan pada aspek kegiatan pemupukan. Hasilnya berupa data pengamatan, pengumpulan informasi, dan data mengenai segi teknis dan manajemen di kebun. Data primer diperoleh dengan metode diskusi dan pengamatan lapangan.

(22)

diberikan pada tanaman sampel, lalu dimasukkan ke dalam ember. Setiap kali jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur jarak penaburan pupuk dari pohon yaitu meteran.

(23)

KEADAAN UMUM

Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1918 terdapat tiga perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dengan luas lahan 28 000 ha yang berada di Air Molek, Riau. Perusahaan tersebut adalah NV Cultur Maatachappij Indragiri milik Swiss, Indragiri Rubber Limited (IRL) dan Klawat Syndicate yang merupakan joint venture antara perusahaan Inggris dengan Strut Company Malaysia.

Ketiga perusahaan tersebut dinasionalisasikan oleh pemerintah Republik Indonesia (RI) pada tahun 1963 dan pengelolaannya diserahkan kepada PT Perkebunan Indragiri (PT PI) yang kemudian dilikuidasi kembali oleh pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Kulit Aceh Raya Kapten Markam (PT Karkam). Pada tahun 1964 PT Karkam diserahkan kepada Pemerintah Daerah. Setelah itu, pada tahun 1966 - 1968 perkebunan tersebut diserahkan kepada PT Aslam Karkam II (PT Askar II) dan pada tahun 1968 - 1969 perkebunan tersebut diserahkan kembali kepada PT Perkebunan Indragiri.

Pada Tahun 1969 - 1971 perkebunan PT Karkam dilikuidasi kembali oleh Pemerintah RI dan diserahkan kepada PT Berdikari Jakarta dengan status Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada tahun 1971, PT Berdikari diserahkan kepada pemilik lama yaitu IRL – CMI (PT Plantagen) yang berpusat di Zurich, Swiss serta Klawat Syndicate dan diubah namanya menjadi PT Indragiri Raya. Pada tahun 1973 masa kontrak PT Indragiri Raya telah habis sehingga PT Indragiri Raya dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian pada tahun 1973, dan arealnya dibagi menjadi: (1) PTP IV seluas 11 228 ha, (2) NES II seluas 2 063 ha, (3) perluasan desa seluas 604 ha, dan (4) PT Tunggal Investment seluas 9 799 ha.

(24)

Sadang Mas yang merupakan joint venture antara Salim Mas Group dan Sinar Mas Group juga ikut ambil bagian dalam PT TPP dan kapasitas pabrik ditingkatkan menjadi 30 ton/jam. Lalu pada bulan Juni 1991, Astra Group melalui PT Astra Agro Niaga membeli 100 % saham, sehingga sekarang PT TPP resmi dimiliki secara total oleh Astra Agro Niaga. Pada tahun 1998, PT Astra Agro Niaga, sebagai holder PT Tunggal Perkasa Plantations mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta dan namanya diubah menjadi PT Astra Agro Lestari Tbk.

Profil Perusahaan

PT Tunggal Perkasa Plantations (PT TPP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri perkebunan kelapa sawit yang berada di bawah naungan PT Astra Agro Lestari, Tbk. Produk utama yang dihasilkan oleh PT TPP adalah minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan inti sawit (kernel). PT TPP terletak di Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau. PT TPP memiliki areal kebun kelapa sawit dengan luas Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha dan memiliki pabrik pengolahan Crude Plam Oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas olah 60 ton/jam. Jumlah karyawan PT TPP adalah 3 016 orang yang terdiri atas 50 orang staf, 482 orang karyawan bulanan, 1 045 karyawan harian tetap, dan 1 439 karyawan harian lepas.

Letak Geografis

Secara geografis PT Tunggal Perkasa Plantations berada antara 0°22’12” -

(25)

selatan yang berbatasan dengan Desa Kembang Harum, Desa Air Molek Kecamatan Pasir Penyu.

Keadaan Iklim dan Tanah

PT Tunggal Perkasa Plantations mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Puncak musim hujan terjadi pada bulan Oktober dan November, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Juni dan Juli. Rata-rata curah hujan selama 10 tahun terakhir (2000 – 2009) adalah 2 763.5 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 135 hari/tahun. Rata-rata bulan kering 1.9 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.2 bulan/tahun. Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson, iklim di PT TPP termasuk tipe iklim B (basah). Keadaan curah hujan bulanan di PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Lampiran 4. Temperatur udara rata-rata antara 28 - 31 °C.

Jenis tanah PT TPP terdiri atas dua ordo, yang menurunkan lima subgroup, yaitu Inceptisol (Fluvaquepts, Aquic Dystrudepts) dan Ultisols (Typic, Hapludults, Typic Kanhapludults, Typic kandiudults) dengan fisiografi pada sebagian areal berbentuk flat, rolling, dan rendahan.

Sifat-sifat tanah lapisan atas dari kebun kelapa sawit PT TPP semuanya bereaksi sangat masam dengan pH-H2O (1:5) < 4.5. Keadaan tanah yang sangat masam tersebut juga disertai dengan kandungan kation-kation basa (Ca, Mg, K, dan Na) yang sangat rendah, sehingga kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basanya (KB) juga rendah atau sangat rendah. Kemampuan tanah yang rendah dalam pertukaran kation tersebut diperburuk oleh adanya tekstur tanah yang kasar, yaitu tanah pasir (sand) atau tanah berpasir (sandy). Kandungan fosfor (P) dan Kalium (K) potensial tanah ekstrak HCl 25 % semua contoh tanah termasuk sangat rendah. Sedangkan P tersedia ekstrak Bray 1 dan K dapat ditukar bervariasi dari sangat rendah sampai sedang atau tinggi, walaupun demikian sebagian besar termasuk sangat rendah (Astra Agro Lestari, 2008).

(26)

pembatas utama adalah lereng agak curam, tekstur agak kasar serta drainase terhambat. Adapun klasifikasi kelas kesesuaian lahan PT TPP dapat dilihat pada Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Luas hak guna usaha PT Tunggal Perkasa Plantations adalah 14 935.40 ha dengan areal tanam seluas 14 153.56 ha yang terbagi atas lima kebun, yaitu Kebun Sei Sagu 3 234.88 ha, Kebun Sei Meranti 3 029.79 ha, Kebun Sei Lala 3 377.48 ha, Kebun Redang Seko 4 511.46 ha, dan kebun Plasma KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) 1 393.02 ha. Peta PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 6. PT TPP memiliki pabrik pengolahan crude palm oil (CPO) dan kernel dengan kapasitas 60 ton/jam.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman kelapa sawit yang diusahakan di PT Tunggal Perkasa Plantations adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m dengan jarak antar barisan 7.79 m dan jarak dalam barisan 9 m sehingga populasi per hektarnya 143 pokok. Akan tetapi di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman rata-rata lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, dan sebagainya. Produktivitas dan bobot janjang rata-rata (BJR) TBS kebun Radang Seko Banjar Balam (RSBB) PT TPP tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009

Tahun Luas

Areal (ha)

Produksi Produktivitas

(ton/ha)

BJR (kg/tandan) Jumlah TBS

(tandan)

Bobot TBS (ton)

2005 3 331.25 5 396 710 55 890.56 16.78 10.36

2006 3 331.25 4 833 602 54 380.98 16.32 11.25

2007 3 172.23 4 130 203 57 256.14 18.05 13.86

2008 2 505.50 3 374 427 55 347.46 22.09 16.40

2009 2 505.50 2 704 483 49 711.63 19.84 18.38

(27)

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

Perkebunan Kelapa Sawit PT Tunggal Perkasa Plantations merupakan salah satu unit usaha dari PT Astra Agro Lestari Tbk (PT AAL). Struktur organisasi PT AAL berdasarkan susunan garis dan staf dengan kekuasaan tertinggi dipegang oleh presiden komisaris, sedangkan operasional perusahaan dipegang oleh presiden direksi, direktur area, dan administratur.

PT Tunggal Perkasa Plantations dipimpin oleh seorang administratur yang bertanggung jawab kepada dewan direksi. Administratur dibantu oleh seorang deputi administratur, kepala tata usaha (KTU), kepala pabrik, kepala kebun, kepala teknik, dan staf administratur. Struktur organisasi PT Tunggal Perkasa Plantations dapat dilihat pada Lampiran 7.

Administratur bertugas sebagai penjamin kesinambungan pertumbuhan perusahaan melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi kebun dan pabrik, menjamin operasionalisasi kebun dan pabrik agar berjalan efektif dan efisien guna mencapai target yang ditetapkan dengan menerapkan aturan yang berlaku, baik internal maupun eksternal perusahaan atau pemerintah, menjamin keselarasan operasional kebun dan pabrik dengan lingkungan di sekitarnya termasuk masalah territorial dan community development, serta menjamin ketersediaan kader pimpinan di unit organisasinya.

(28)

Kepala afdeling bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola afdeling secara menyeluruh, baik dalam hal teknis maupun administrasi afdeling. Pengelolaan teknis meliputi pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling, mandor satu, mandor, dan pekerja, melakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan pekerjaan serta mengevaluasi hasil kerja lapangan. Pengelolaan administrasi yang dilakukan oleh asisten divisi meliputi pembuatan rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor, laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB). Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling dibantu oleh mandor satu, mandor panen, dan mandor rawat untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada di lapangan serta kerani afdeling yang bertugas menangani dan mencatat seluruh kegiatan administrasi dan keuangan afdeling. Setiap mandor panen memiliki satu orang kerani panen yang bertugas untuk mencatat seluruh produksi buah matang dan jumlah janjangan yang didapat oleh setiap pemanen.

Status pegawai di PT Tunggal Perkasa Plantation terdiri atas karyawan tetap yang disebut serikat karyawan utama (SKU) dan buruh harian lepas (BHL). Jumlah karyawan staf dan non staf PT Tunggal Perkasa Plantation dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009

No. Status Pegawai Jumlah

(orang)

1. Staf 50

2. Karyawan Bulanan 482

3. Serikat Karyawan Utama (SKU) 1 045 4. Buruh Harian Lepas (BHL) 1 439

Jumlah 3 016

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

(29)

PT Tunggal Perkasa Plantations dalam menunjang kesejahteraan karyawannya menyediakan perumahan yang dilengkapi sarana air bersih dan listrik, tempat peribadatan, klinik kesehatan, lapangan olahraga, koperasi, dan sarana pendidikan. Koperasi yang berada dalam lingkungan perusahaan menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi karyawan. Keberadaan koperasi diharapkan dapat membantu karyawan dalam memperoleh barang-barang kebutuhan pokok.

(30)

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

Pembibitan

Pembibitan adalah tempat untuk menumbuhkan kecambah hingga menjadi bibit dan memelihara sampai bibit siap ditanam di lapangan. Kegiatan pembibitan yang dilaksanakan bertujuan untuk melakukan seleksi sehingga hanya bibit yang baik yang ditanam di lapangan, untuk memelihara bibit secara intensif sehingga pertumbuhannya jagur dan seragam, meminimalkan gangguan pada masa pertumbuhan, menentukan tingkat kematian kecambah dan mengatur penggantian secara dini.

Pada saat penulis melaksanakan kegiatan magang, di PT Tunggal Perkasa Plantations sedang tidak melaksanakan kegiatan penanaman kecambah sehingga penulis hanya melakukan pengawasan, penyiraman, dan pemupukan. Sistem pembibitan yang digunakan di PT TPP adalah sistem double stage. Luas areal pembibitan di PT TPP yaitu 23.48 ha.

Penyiraman bibit. Penyiraman pembibitan di PT TPP dilakukan sebanyak dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari dengan kebutuhan air sebanyak 1 – 2 liter/hari. Semakin tua umur bibit, semakin besar pula debit air yang diberikan. Penyiraman tidak mesti dilakukan setiap hari, jika pada malam hari hujan turun dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka penyiraman pagi hari ditiadakan, sedangkan jika hujan turun pada pagi hari dengan debit air lebih besar dari 8 mm maka tidak dilakukan penyiraman.

(31)

Sistem ini memiliki kelebihan, yaitu efiseinsi dalam penggunaan air dan meminimalkan kehilangan media tanam dan pupuk.

Pemupukan bibit. Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis dan umur bibit yang mengikuti standar rekomendasi pemupukan. Pupuk diaplikasikan dengan cara menabur pupuk di atas tanah polybag secara melingkar dengan jarak 4 – 5 cm dari pangkal bibit dan tidak boleh mengenai daun atau akar. Akar yang terbuka terlebih duhulu harus dibumbun dengan tanah halus. Pemupukan dilakukan dan diselesaikan petak demi petak. Pemupukan dilakukan setelah 1 jam penyiraman pertama.

Perawatan Tanaman

Perawatan tanaman merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau menjaga kesuburan tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang diharapkan. Kegiatan pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM).

Pasa fase TBM, pemeliharaan dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan jagur (pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM pemeliharaan ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.

Penanaman dan perawatan legume cover crop (LCC). Di Afdeling V Kebun Bandar Balam Radang Seko PT Tunggal Perkasa Plantations jenis LCC yang ditanam adalah Mucuna bracteata. Peningkatan pertumbuhan Mucuna bracteata merupakan salah satu item project improvement dari Afdeling V. Satu pohon sawit ditanam empat bibit Mucuna bracteata yang berbentuk ondol-ondol (bibit stek yang dibungkus media tumbuh dengan menggunakan plastic yang dibentuk bulat-bulat) sehingga satu hektar membutuhkan 572 bibit Mucuna bracteata.

(32)

gulma. Standar perawatan Mucunabracteata di PT TPP dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Standar Rotasi Perawatan Mucunabracteata di PT TPP Umur

(bulan)

Rotasi Rawat Gawangan Rotasi Rawat Piringan

Chemis (kali/bulan)

Manual (kali/bulan)

Chemis (kali/bulan)

Manual (kali/bulan)

0-6 1 3 - -

7-12 - - 1 2

12 1 - 1 -

12-36 1.5 3 1.5 -

48 3 4 3 -

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

[image:32.595.111.517.152.256.2]

Standar perawatan Mucuna bracteata yaitu 4 HK/ha. Pupuk yang digunakan yaitu Rock Phosphate (RP) dengan dosis 125 kg per hektar. Kegiatan penanaman dan perawatan Mucuna bracteata di lapangan dapat dilihat pada Gambar 1.

(a) (b)

Gambar 1. Penanaman (a) dan Perawatan Mucuna bracteata (b)

[image:32.595.115.488.375.530.2]
(33)

Pembuatan tapak timbun. Tapak timbun berfungsi untuk melindungi tanaman dari genangan air saat curah hujan tinggi pada daerah rendah dan areal pasang surut atau dekat dengan aliran air sungai, menghindari pencucian unsur hara atau hilangnya pupuk akibat aliran air, dan menghindari pengikisan tanah oleh air sehingga akan memperkokoh akar tanaman.

Tapak timbun dibuat melingkari tanaman sawit. Standar ukuran dalam pembuatan tapak timbun yaitu jari-jari 2 m dengan tinggi timbunan mencapai 0.5 m. Pada jarak 0.5 m dari tanaman sawit dibuat cekung ke dalam atau pangkal tanaman tidak boleh tertimbun, hal ini untuk mempermudah penyerapan air. Alat yang digunakan untuk pembuatan tapak timbun adalah cangkul. Tanah yang digunakan menimbun merupakan tanah galian di sekitar tanaman sawit. Permukaan tapak timbun diratakan dan dipadatkan agar tetap tahan dari hujan dan aliran air bawah.

Rawat piringan (circle). Piringan adalah areal di sekeliling pohon sawit yang memberikan ruang untuk pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan untuk mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan tempat untuk penaburan pupuk. Rawat piringan adalah membersihkan piringan dari gulma-gulma yang merugikan tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air. Pada tanaman menghasilkan (TM), jari-jari piringan minimal ditambah 15 cm dari ujung daun terluar. Pengendalian gulma secara manual dilakukan dengan cara membabad gulma hingga mencapai tinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah, kemudian sisanya dibersihkan menggunakan cangkul atau dapat langsung dicangkul tanpa dibabad terlebih dahulu. Pencangkulan gulma dilakukan dari arah dalam ke luar piringan. Norma kerja pada perawatan piringan secara manual adalah 0.5 HK/ha.

(34)

daun yang dapat menyebabkan kematian. Bila pada saat pelaksanaan pekerjaan pengendalian gulma, dijumpai piringan yang masih bersih sesuai standar maka piringan tersebut bisa ditinggalkan (perawatan selektif). Norma kerja pada perawatan piringan secara kimia adalah 0.25 HK/ha.

Rawat pasar pikul (path). Pasar pikul adalah jalan yang berada di tengah-tengah barisan tanaman yang berfungsi sebagai jalan pekerja rawat dan jalan pengangkut panen dari dalam blok ke tempat pengumpulan hasil (TPH). Standar lebar pasar pikul adalah 1.2 – 1.5 m yang letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti kontur untuk daerah berbukit. Jalan panen harus ada pada setiap dua barisan tanaman dan harus bebas dari gulma, tunggul/sisa-sisa kayu, anak kayu, dan kacang-kacangan. Rawat pasar pikul dilakukan secara manual dan kimia. Perawatan secara kimia untuk jalan panen dilakukan rutin dengan rotasi 90 hari atau 4 kali setahun dengan norma kerja 0.05 HK/ha.

Rawat tempat pengumpulan hasil (TPH). TPH atau tempat pengumpulan hasil adalah suatu tempat yang dibuat khusus untuk mengumpulkan hasil panen (TBS dan brondolan) dari dalam blok, sehingga hasil panen terkumpul dan dapat diketahui hasil per karyawan pemanen dan mempercepat pengangkutan. Ukuran TPH umumnya 4 m x 3 m. Perawatan TPH dilakukan rutin secara kimia dengan rotasi 90 hari atau 4 kali dalam setahun. TPH harus bersih dari segala jenis gulma. Pekerjaan rawat TPH dilakukan bersama dengan kegiatan rawat piringan dan rawat jalan panen dengan norma kerja 0.5 HK/ha.

Rawat gawangan. Gawangan adalah areal yang berada di luar piringan tanaman. Areal tersebut harus dikendalikan dari gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman, serta menciptakan kondisi yang tidak terlalu lembab agar penyerbukan dapat lebih lancar dan mencegah berkembangnya penyakit tanaman. Selain itu, pengendalian gulma pada gawangan dapat memberi peluang cahaya matahari sampai ke permukaan tanah.

(35)

manual dan dongkel anak kayu (DAK). Gawangan harus bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, bambu, kerisan, dan sebagainya. Rotasi dongkelan umumnya bervariasi antara 50 – 60 hari. Hal ini disebabkan siklus hidup dari gulma yang pengendaliannya dengan cara didongkel sejak dari biji hingga tumbuh muda umumya berkisar 45 – 60 hari. Pelaksanaan DAK adalah dengan membongkar semua gulma yang termasuk anak kayu dan menghindarkan pembabadan gulma. Pembabadan gulma dapat mengakibatkan tertinggalnya akar atau sebagian dari batang tanaman yang dapat tumbuh dan bertunas kembali. Norma kerja pada pekerjaan rawat gawangan secara manual adalah 1.5 HK/ha.

Pemangkasan pelepah (prunning). Pemangkasan pelepah pada tanaman kelapa sawit adalah pekerjaan memotong pelepah daun tua yang dianggap sudah kurang produktif. Pemotongan daun tua yang sudah kurang produktif tersebut bertujuan untuk menjaga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif, mempermudah pelaksanaan panen, mengurangi salah satu faktor yang menghalangi penyerbukan secara alami, cahaya dapat masuk lebih merata sehingga proses asimilasi dan sirkulasi angin dapat lebih baik, mendorong penyaluran zat hara yang diserap tanaman pada daun yang lebih produktif, dan mengurangi brondolan yang menyangkut pada cabang.

Untuk menjaga keseimbangan aspek vegetatif dan generatif maka jumlah cabang optimum disesuaikan dengan unsur tanaman. Selain itu tujuan akhir dari pemeliharaan cabang adalah untuk mendapatkan produksi yang optimum karena berkaitan dengan fotosintesis. Pada tanaman muda, pelepah yang harus disisakan adalah 48 – 56 pelepah, pada tanaman dewasa 40 – 48 pelepah, dan untuk tanaman tua 32 – 40 pelepah.

(36)

dengan pohon. Hal dilakukan agar brondolan yang jatuh tidak tersangkut pada cabang. Semua pelepah yang telah dipotong harus disusun rapi di gawangan mati dengan posisi telungkup. Penyusunan pelepah tidak boleh mengganggu pasar pikul dan piringan. Pada areal yang curam, pelepah disusun mengikuti kontur untuk menahan aliran air. Tujuan penyusunan pelepah adalah untuk menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi erosi, memudahkan kegiatan perawatan dan panen, merangsang pertumbuhan akar, dan sebagai sumber bahan organik. Tenaga kerja yang digunakan untuk pemangkasan pelepah adalah tenaga kerja harian maupun borongan. Rotasi penunasan yang dilakukan adalah 1 kali per tahun.

Pengambilan Sampel Daun (LSU)

Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00

WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU

ditunda esok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.

Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 13, artinya tiap 12 pokok dalam barisan dan tiap 13 baris, mulai diambil pokok ke-3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir jalan, pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.

(37)

sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok.

Pengendalian Gulma

Pengendalian gulama di perkebunan kelapa sawit bertujuan untuk sanitasi, memudahkan pemeliharaan, taksasi, dan panen. Gulma yang dominan tumbuh di areal perkebunan PT TPP adalah Nephrolepis biserata, Imperata cylindrica, Scleria sumatrensis, Mikania micrantha, Borreria alata, Ottochloa nodosa,

Melastoma malabatricum, Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma dilakukan secara manual dan kimiawi. Pada tanaman kelapa sawit belum menghasilkan pengendalian gulma dilakukan secara manual. Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan untuk piringan, pasar pikul, dan tempat pengumpulan hasil (TPH) serta untuk pengendalian ilalang (Imperata cylindrica). Gulma yang dominan di Afdeling Viktor PT TPP dapat dilihat pada Gambar 2.

[image:37.595.133.482.414.586.2]

(a) (b) Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor : (a) Imperata cylindrica dan (b) Dicranopteris linearis

Pengendalian gulma secara kimia. Pengendalian gulma secara kimia dilakukan pada circle (piringan), path (pasar pikul), dan tempat pengumpulan hasil (TPH) atau lebih dikenal dengan sebutan CPT (circle, path, dan TPH).

(38)
[image:38.595.114.511.167.293.2]

yang tumbuh di piringan. Norma standar penggunaan materi herbisida pada TBM dapat diliht pada Tabel 4.

Tabel 4. Norma Standar Pemberian Material Herbisida pada TBM

No. Deskripsi Material

TBM 1 TBM 2 TBM 3

Dosis l/ha/ rotasi Rotasi (kali/ thn) l/ha/ thn Dosis l/ha/ rotasi Rotasi (kali/ thn) l/ha/ thn Dosis l/ha/ rotasi Rotasi (kali/ thn) l/ha/ thn

1. CPT:

Cricle Weeding, Path dan TPH

Round Up Ally 0.500 0.025 3 3 1.500 0.075 0.500 0.025 4 4 2.000 0.100 2. Rawat gawangan

a. Weeding Chemist (WC) Ally Gramoxone 0.025 0.500 3 3 0.075 1.500 0.025 0.500 3 3 0.075 1.500 . b. Lalang

-Spot Lalang -Wiping Lalang Round Up Round Up 0.40 0.03 3 12 1.20

0.36 0.030 12 0.360 0.030 12 0.360 Sumber: PT Tunggal Perkasa Plantation 2010

Path (jalan angkong atau pasar pikul) merupakan jalan panen di tengah barisan tanaman yang diperuntukkan bagi pemanen guna memudahkan pelaksanaan panen, mempermudah pengangkutan hasil, dan juga memudahkan dalam perawatan. Tempat pengumpulan hasil (TPH) merupakan tempat untuk mengumpulkan tandan buah segar dan brndolam sehingga memudahkan dalam pengangkutan buah ke pabrik kelapa sawit. Pengendalian gulma di jalan angkong dan TPH dilakukan secara kimiawi dengan rotasi 60 hari dan kebutuhan HK sebesar 0.3 HK/ha.

Pengendalian gulma manual (dongkel anak kayu). Dongkel anak kayu (DAK) merupakan kegiatan mendongkel gulma baik yang berada di piringan maupun di gawangan tanaman kelapa sawit dengan menggunakan cangkul. Gulma atau anak kayu yang didongkel di antaranya Clidemia hirta, teki, putihan, anak sawit, dan semua jenis tanaman berkayu lainnya yang tumbuh di piringan dan gawangan kelapa sawit.

Pemupukan

(39)

Analisis daun dilakukan per blok tanaman, sehingga dosis pupuk per blok tidak sama. Pemupukan dilakukan dengan rotasi dua kali setahun. Tujuan dari pemupukan adalah untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman pada tanaman belum menghasilkan (TBM) dan untuk meningkatkan produksi untuk tanaman menghasilkan (TM).

PT Tunggal Perkasa Plantation melakukan pemupukan dengan dua jenis, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pemupukan organik dengan menggunakan limbah padat berupa tandan kosong (tankos) dan pupuk kandang. Sedangkan pemupukan anorganik menggunakan pupuk kimia/buatan seperti pupuk tunggal (ZA, MOP, RP, Kieserit, dan Borat) dan pupuk majemuk (NPK 15:15:15 dan NPK 12:12:17). Pada saat magang penulis hanya melakukan pengamatan kegiatan pemupukan pada fase TBM.

Pemupukan organik (janjangan kosong dan pupuk kandang). Janjangan kosong (JJK) merupakan sisa proses pengolahan tandan buah kelapa sawit oleh pabrik dengan produksi JJK sekitar 23 % dari tandan buah segar (TBS). Potensi JJK sebagai pupuk organik berkaitan dengan kandungan haranya yang cukup tinggi. JJK kelapa sawit mengndung unsur hara N, P, K, dan Mg yang dibutuhkan tanaman. Satu ton JJK kepala sawit setara dengan 3 kg Urea, 0.6 kg RP, 12 kg MOP, dan 2 kg Kieserit. Di PT Tunggal Perkasa Plantation JJK diaplikasikan dengan dosis 60 ton/ha.

Aplikasi JJK kelapa sawit banyak mengalami masalah di lapangan, di antaranya adalah tumpukan JJK menutupi jalan dan menghambat proses pekerjaan panen dan rawat pada blok tersebut. Selain itu, truk yang mengangkut JJK dari pabrik sering kali melebihi kapasitas truk. Hal tersebut menyebabkan JJK–JJK akan berjatuhan dan tercecer di sepanjang jalan yang dilalui.

(40)
[image:40.595.211.402.84.232.2]

Gambar 3. Susunan Janjangan Kosong pada TBM Kelapa Sawit

Selain janjangan kosong, PT Tunggal Perkasa Plantation jaga menggunakan pupuk kandang. Pupuk kandang yang diaplikasikan di kebun merupakan kotoran ayam yang dipasok dari daerah Sumatra Barat. Pada beberapa kejadian, pupuk kandang yang dikirim ke kebun sudah tidak murni lagi karena telah dicampur dengan sekam dan tanah. Pupuk kandang mengandung 0.5 % N, 0.25 % P2O5, dan 0.5 % K2O. Pemupukan dilakukan secara manual dengan menggunakan sistem target, 20 karung/orang/hari. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam rorak yang telah disediakan di dekat pohon sawit dengan dosis 20 kg/rorak. Ukuran rorak panjang 1 m, lebar 20 cm, dan dalam 30 cm.

Pemupukan anorganik. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember). Jenis pupuk yang digunakan merupakan pilihan berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis yang ditetapkan oleh Direktorat Pengembangan Produksi dan Kontrol PT Astra Agro Lestari, Tbk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk majemuk (NPK), RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk RP, MOP, Urea, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja (tidak bergantung pada musim).

(41)

akan ditabur. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat.

Pemanenan

Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen dari pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondolannya dikumpulkan untuk diangkut ke pabrik. Pemanenan merupakan kegiatan inti dari operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel (rendemen) yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.

Kriteria panen. kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 10 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak dan ALB. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol dapat seperti tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria Matang Panen Berdasarkan Tingkat Fraksi Buah Kelapa Sawit

Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan 00

0 1 2 3 4 5

0

1 – 12.5 12.5 – 25 25 – 50 50 – 75 75 – 100

Buah dalam memberondol

Sangat mentah Mentah

(42)

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di TPH dan ancak panen karena kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan. Oleh karena itu di PT TPP pemanen diharuskan berpasangan untuk mengutip semua brondolan yang ada di piringan dan sekitarnya. Pengawasan panen pada PT TPP dilaksanakan oleh mandor panen, krani panen, mandor 1, asisten afdeling, dan kepala kebun.

Sistem panen. Sistem panen yang digunakan di PT TPP merupakan sistem panen hancak tetap. Sistem tersebut sangat baik digunakan pada areal yang sempit, topografi berbukit atau curam, dan tahun tanam yang berbeda-beda. Pada sistem tersebut pemanen diberi ancak dengan luas areal 1.5 – 2 ha per orang dan tidak berpindah-pindah. Luas ancak panen bergantung pada umur tanaman. Pada tanaman yang masih muda ancak panen lebih besar daripada tanaman yang lebih tua. Hal tersebut disebabkan tanaman kelapa sawit yang masih muda lebih mudah dipanen dan lebih mudah dalam pengangkutan.

Rotasi panen. Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di PT TPP rotasi panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Rotasi panen yang digunakan adalah rotasi panen yang normal karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Akan tetapi sering kali rotasi panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.

(43)

adalah jumlah bunga, buah hitam, buah mengkal, dan buah masak. Data jumlah bunga digunakan untuk memperkirakan produksi buah 6 bulan yang akan datang. Jumlah buah hitam digunakan untuk estimasi produksi semester ini. Jumlah buah mengkal digunakan untuk memperkirakan produksi rotasi panen berikutnya. Sedangkan data buah masak digunakan untuk taksasi produksi rotasi minggu ini.

Alat-alat panen. Alat-alat panen yang digunakan untuk memotong TBS dari pokoknya digunakan dodos dan egrek. Dodos digunakan untuk memotong TBS pada tanaman yang masih pendek dan mudah dijangkau, sedangkan untuk tanaman yang lebih tinggi (tinggi > 3 m) digunakan egrek. Alat-alat yang sering digunakan dalam pelaksanan panen di PT TPP tercantun pada Tabel 6.

Tabel 6. Alat-alat Panen Kelapa Sawit yang Digunakan di PT Tunggal Perkasa Plantations

No. Nama Alat Kegunaan 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Dodos Egrek Angkong Gancu

Kapak Tomasun Karung

Batu asah

Pemotong tandan buah pada tanaman yang masih pendek Pemotong tandan buah pada tanaman yang sudah tinggi Alat angkut TBS dan brondolan dari pasar pikul ke TPH Alat angkut TBS dari pokok ke pasar pikul/ke angkong Memotong tandan buah yang panjang

Tempat brondolan

Pengasah dodos, egrek, kapak, dan lain-lain Sumber: Hasil Pengamatan di Lapangan (2010).

Pelaksanaan panen. pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan ancak yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu ancak dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut kenek. Kenek tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut tandan ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan.

Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk

huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati

(44)

menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Di PT TPP panjang tangkai dari pangkal buah ± 1

cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak yang disebut Tomasun. Nama Tomasun merupakan gabungan dari dua nama pekerja PT TPP Tomi dan Asum yang menemukan alat tersebut. Kapak tersebut menghasilkan potongan seperti

hurup “V” atau seperti cangkem kodok. Pada tangkai buah diberi nomor sesuai pemanen di hancak tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah krani buah dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah mentah.

Basis dan premi panen. Pada kegiatan panen di perkebunan kelapa sawit dikenal istilah basis. Di PT Tunggal Perkasa Plantations untuk panen diterapkan basis borong. Basis borong adalah target tonase atau jumlah janjang berdasarkan berat janjang rata-rata (BJR) tertentu yang harus didapatkan oleh seorang pemanen dalam satu hari sebagai dasar untuk menghitung premi panen. Premi panen merupakan pemberian pendapatan tambahan di luar gaji pokok yang disesuaikan dengan prestasi kerja (PK). Sistem perhitungan premi pemanen dapat dilihat pada Lampiran 8 . Besarnya basis borong ditentukan oleh tahun tanam dan topografi areal panen. Besarnya pemberian premi ditentukan oleh kriteria tahun tanam tanaman kelapa sawit dan kriteria kelas pemanen. Kriteria kelas pemanen dapat dilihat pada Lampiran 9 .

Premi panen selain diberikan kepada pemanen juga diberikan kepada mandor panen, kerani panen, mandor transportasi, dan mandor satu. Premi mandor panen adalah 1.5 kali dari rata-rata premi pemanen yang diawasi dikalikan faktor kualitas; premi mandor satu adalah 1.5 kali dari rata-rata premi mandor panen yang ada di afdeling dikalikan faktor kualitas; serta premi kerani panen dan mandor transportasi adalah 1.25 kali dari rata-rata pendapatan premi pemanen yang ada di wilayahnya dikalikan faktor kualitas. Faktor kualitas ditentukan berdasarkan rendemen dan kandungan asam lemak bebas (ALB) harian pabrik, seperti tertera pada Tabel 7.

(45)

Plantations

No. Rendemen (%) ALB (%) Faktor Kualitas (%)

1. > 23.5 < 3 125

2. 23 – 23.5 < 3 100

3. 22 – 23 < 3 75

4. Berapapun > 3 50

5. < 22 Berapapun 50

Sumber : Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Aspek Manajerial

Karyawan Non staf

Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai BHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada Lembar Rencana Kerja (LRK) yang telah ditetapkan kepala afdeling dan perusahaan.

Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 – 25 orang.

(46)

kebun untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan,

briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada kepala afdeling. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja.

Mandor I. Tingkatan yang berada di bawah kepala afdeling adalah mandor I. Mandor I adalah orang yang mengatur semua kegiatan yang ada di lapangan. Fungsi dan tanggung jawab seorang mandor I lebih luas dibandingkan dengan mandor-mandor lainnya. Mandor I mempunyai tugas untuk mengontrol semua jenis pekerjaan yang dilakukan, sekaligus memberikan penilaian terhadap hasil kerja tersebut. Mandor I mempunyai hak untuk menegur mandor lain jika mandor tersebut melakukan kesalahan dalam melakukan suatu pekerjaan. Mandor I berwenang untuk mengecek semua jenis kegiatan, baik kegiatan administrasi (permintaan dan penerimaan barang) sebelum mendapat persetujuan dari kepala afdeling. Selain itu, mandor I menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukan selesai dan sesuai dengan norma/target serta membuat laporan harian hasil kerja dan melaporkan masalah-masalah yang dihadapi ke kepala afdeling.

Kegiatan yang dilaksanakan penulis selama menjadi pendamping mandor yaitu sebagai pendamping mandor pupuk, mandor rawat, mandor semprot, dan mandor panen. Semua mandor tersebut berada di bawah mandor I.

(47)

Mandor rawat. Mandor rawat merupakan karyawan non staf yang termasuk dalam serikat karyawan utama (SKU). Mandor rawat bertugas merencanakan dan mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur ancak perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pengendalian gulma, pemeliharaan jalan dan jembatan, pemeliharaan TPH, dan pengendalian hama dan penyakit. Mandor rawat mengawasi semua kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan secara manual. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan oleh petugas HPT.

Mandor semprot. Penyemprotan merupakan salah satu kegiatan dalam pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Selama berstatus sebagai mandor semprot kegiatan yang dilakukan penulis adalah melakukan pengawasan pengambilan herbisida di gudang dan pelaksanaan kegiatan penyemprotan di lapangan.

Tugas mandor semprot adalah menentukan areal yang akan disemprot atas persetujuan asisten afdeling, melakukan apel pagi untuk memberikan pengarahan dan pengabsenan karyawan, mengawasi pekerjaan di lapangan dan mengawasi penggunaan herbisida. Setelah kegiatan di lapangan, mandor semprot mengisi absen karyawan, menghitung penggunaan bahan yang dipakai.

Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan kepala afdeling, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi ancak kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi absen karyawan, mengisi krani buah, dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.

(48)
(49)

PEMBAHASAN

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif.

Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan.

Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah.

(50)

Perencanaan Pemupukan

Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan bertujuan untuk

Gambar

Tabel 1. Produktivitas dan BJR TBS Kebun RSBB Tahun 2005 - 2009
Tabel 2. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Tunggal Perkasa Plantation, Indragiri Hulu, Riau, Tahun 2009
Gambar 1.
Gambar 2. Gulma Dominan di Afdeling Viktor :
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang penelitian, problem statement penelitian adalah implementasi penilaian pelaksanaan pekerjaan melalui DP3 belum terlaksana dengan baik

Dari hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama atau simultan dari partisipasi penyusunan anggaran dan kejelasan

Berdasarkan hasil analisa variabel di atas, dapat disimpulkan bahwa Job Description, Pengalaman kerja dan Penempatan kerja secara parsial berpengaruh signifikan

Planning atau suatu rencana adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan berdasarkan informasi yang telah terkumpul dari proses environmental scanning dan formative

I. Spectator Menunjukkan keterlibatan orang tua di sekolah sangat kecil bisa dikatakan tidak ada. orang tua merasakan bahwa sekolah dan guru merupakan sebuah kekuasaan yang

Wild Abortive , Kalinga, dan Gambiaca memiliki umur berbunga dengan kategori genjah, serta memiliki karakter bunga yang lebih baik dibandingkan dengan IR58025A, antara lain

Cendawan entomopatogen merupakan salah satu jenis agen hayati yang dapat digunakan untuk mengendalikan hama tanaman.Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari

mikrokontroler digunakan rangkaian reset yang terhubung ke kaki RST