• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN KONDISI ISOOSMOTIK BENIH IKAN NILA

Oreochromis

niloticus

DAN PATIN

Pangasius

sp

.

BERDASARKAN GRADIEN DAYA

HANTAR LISTRIK (DHL) MEDIA DAN TUBUH IKAN

ULFATUL HIDAYAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRAK

ULFATUL HIDAYAH. Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan. Dibimbing oleh KUKUH NIRMALA dan YUNI PUJI HASTUTI.

Produksi ikan nila dan patin meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai DHL pada media bersalinitas dan tubuh benih ikan, mendapatkan media yang isoosmotik terhadap kehidupan benih serta mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan sintasan benih. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yang pertama adalah penelitian utama yaitu pengukuran DHL media bersalinitas dan tubuh ikan, dan penelitian kedua yaitu penelitian pembuktian merupakan pemeliharaan benih ikan nila dan patin selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran DHL terhadap media bersalinitas terdapat korelasi positif antara DHL dengan salinitas. Berdasarkan penelitian utama diperoleh nilai yang mendekati isoosmotik bagi benih ikan nila yaitu berkisar 5,30 mS/cm-5,95 mS/cm, sedangkan untuk ikan patin berkisar 6,20 mS/cm-6,35 mS/cm atau pada salinitas 4 ppt. Penelitian pembuktian didapatkan bahwa salinitas 4 ppt dapat mempengaruhi pertumbuhan dan sintasan bagi benih ikan nila dan patin secara nyata (P<0,05), untuk ikan nila memiliki derajat kelangsungan hidup mencapai 97,5% dan pada ikan patin memiliki laju pertumbuhan yang tinggi yaitu 5,30 %/hari.

Kata kunci: Daya hantar listrik, isoosmotik, pertumbuhan, salinitas, dan sintasan

ABSTRACT

ULFATUL HIDAYAH. Determination Isoosmotic Conditions Nile Tilapia Oreochromis niloticus and Channel Catfish Pangasius sp. Based Gradient of Media Conductivity and Fish Body’s. Supervised by KUKUH NIRMALA and YUNI PUJI HASTUTI.

(5)

Keywords: Conductivity, isoosmotic, growth, salinity, and survival rate

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

PENENTUAN KONDISI ISOOSMOTIK BENIH IKAN NILA

Oreochromis

niloticus

DAN PATIN

Pangasius

sp

.

BERDASARKAN GRADIEN DAYA

HANTAR LISTRIK (DHL) MEDIA DAN TUBUH IKAN

ULFATUL HIDAYAH

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp " Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan.

Nama : Ulfatul Hidayah

NlM : C14090056

Disetujui oleh

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc Yuni Puji Hastuti, SPi.MSi

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

(8)

Judul Skripsi : Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya

Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan. Nama : Ulfatul Hidayah

NIM : C14090056

Disetujui oleh

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc Pembimbing I

Diketahui oleh

Yuni Puji Hastuti, SPi.MSi Pembimbing II

Dr Ir Sukenda, MSc Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Penentuan Kondisi Isoosmotik Benih Ikan Nila Oreochromis Niloticus dan Patin Pangasius sp. Berdasarkan Gradien Daya Hantar Listrik (DHL) Media dan Tubuh Ikan ".

Dalam kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc dan Ibu Yuni Puji Hastuti SPi, MSi selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan selama pengerjaan penelitian ini.

2. Ibu Dr Ir Widanarni, MSi dan Ibu Dr Ir Mia Setiawati, MSi selaku dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 departemen Budidaya Perairan yang telah memberikan kritik dan saran terhadap penulisan skripsi ini. 3. Ibu Ir Yani Hadiroeyani MM selaku dosen pembimbing akademik yang

memberikan arahan serta nasihat kepada penulis.

4. Departemen Agama yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi dengan bantuan beasiswa selama masa studi. 5. Keluarga CSS MoRA IPB dan CSS MoRA 46 yang banyak memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis.

6. Laboran dan staf Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan (Pak Jajang, Kang Abe, dan Pak Ranta) yang telah memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas Lab serta memberikan saran dan kritik selama penelitian.

7. Keluargaku tercinta, almarhum ayah, ibu dan kedua adik tersayang (Lailatul Mukarromah dan Ni’matus Sa’adah), serta keluarga besar yang telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

8. Teman-teman terbaikku (Fahrul, Devi, Peni, Tya, Yumi, Orin, iIta, Fierco, Habibie, Chacha), teman-teman Malingers 46, dan teman-teman yang lain yang telah banyak memberikan kisah-kisah dan pengalaman selama di kampus maupun di luar kampus.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat dan tujuan sesuai dengan yang diharapkan.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE 2

Materi Uji 2

Rancangan Percobaan 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Hasil 7

Pembahasan 17

SIMPULAN DAN SARAN 20

Simpulan 20

Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20

DAFTAR LAMPIRAN 22

(11)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1 Parameter kualitas air benih ikan nila 16

2 Parameter kualitas air benih ikan patin 16

3 Perhitungan biaya keuntungan benih ikan nila 16

4 Perhitungan biaya keuntungan benih ikan patin 16

DAFTAR GAMBAR

No. Hal. 1 Kurva respon DHL terhadap media 7 2 Daya hantar listrik tubuh benih ikan nila 8 3 Daya hantar listrik tubuh benih ikan patin 8 4 Gradien daya hantar listrik benih ikan nila 9 5 Derajat kelangsungan hidup benih ikan nila 9 6 Laju pertumbuhan harian benih ikan nila 10 7 Pertumbuhan bobot harian benih ikan nila 10

8 Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan nila 11

9 Jumlah konsumsi pakan benih ikan nila 11

10 Rasio konversi pakan benih ikan nila 12

11 Gradien daya hantar litsrik benih ikan patin 12

12 Derajat kelangsungan hidup ikan patin 13

13 Laju pertumbuhan harian benih ikan patin 13

14 Pertumbuhan bobot harian benih ikan patin 14

15 Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan patin 14

16 Jumlah konsumsi pakan benih ikan patin 15

17 Rasio konversi pakan benih ikan patin 15

DAFTAR LAMPIRAN No. Hal. 1 Nilai DHL pada media bersalinitas 22

2 Nilai daya hantar listrik pada benih ikan nila dan patin 22

3 Nilai gradient DHL pada benih ikan nila dan patin 22

4 Analisa statistik parameter pertumbuhan benih ikan nila 24

5Analisa statistik parameter pertumbuhan benih ikan patin 25

6 Perhitungan analisa keuntungan terhadap benih ikan nila 26

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Potensi perikanan budidaya masih banyak yang belum termanfaatkan secara optimal. Tingkat pemanfaatan perikanan budidaya payau seluas 682.857 Ha atau 23,04% dari total potensialnya sebesar 2,96 juta Ha masih bisa digunakan sebagai peluang budidaya. Sementara untuk pemanfaatan budidaya laut terhitung masih relatif rendah yaitu sekitar 117.649 Ha atau 0,94% dari potensi budidaya laut yang mencapai luasan 12,55 juta Ha. Sedangkan disisi lain potensi perikanan budidaya akan semakin besar karena terdapat potensi budidaya air tawar seperti kolam yang mencapai 541.100 Ha belum termanfaatkan (KKP 2011). Apabila potensi lahan budidaya perikanan tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan, maka peran dan peluang produksi perikanan akan semakin besar.

Ikan nila dan patin merupakan salah satu komoditas unggulan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai permintaan yang cukup tinggi. Selain itu, ikan nila dan patin juga memiliki toleransi terhadap salinitas yang tinggi. Produksi ikan nila dan patin dari tahun ke tahun semakin meningkat. Untuk ikan nila pada tahun 2011 mencapai 639 ribu ton, serta meningkat 850 ribu ton dan 1.105 ribu ton pada tahun 2012 dan 2013. Kemudian pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 1.242,9 ribu ton. Sedangkan untuk ikan patin pada tahun 2011 sebesar 383 ribu ton, kemudian meningkat pada tahun 2012 dan 2013 yaitu masing-masing mencapai 651 ribu ton dan 1.107 ribu ton, dan pada tahun 2014 ditargetkan mencapai 1.883 ribu ton (KKP 2011). Peningkatan produksi tersebut menyebabkan kebutuhan benih juga semakin meningkat, sehingga diperlukan berbagai upaya untuk menghasilkan benih siap tebar yang berkualitas dalam waktu yang relatif singkat salah satunya dengan menggunakan rekayasa lingkungan, seperti rekayasa salinitas media. Salinitas berperan dalam proses osmoregulasi pada ikan, dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Menurut Affandi dan Tang (2002) osmoregulasi merupakan pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh pada ikan. Setiap ikan memiliki tekanan osmotik yang berbeda-beda dengan lingkungannya, oleh karena itu ikan harus bisa mencegah kelebihan air maupun kekurangan air agar proses fisiologisnya dapat berjalan dengan normal.

Energi untuk menyeimbangkan tekanan dalam tubuh maupun lingkungan cukup besar, sehingga energi yang digunakan untuk pertumbuhan pun akan berkurang. Menurut Jobling (1994) penggunaan energi yang berasal dari pakan dapat ditekan apabila ikan yang dibudidaya dipelihara pada media yang isoosmotik, sehingga pakan yang diberikan menjadi efisien serta pertumbuhan dan sintasan dapat optimal. Oleh karena itu, perlu adanya manipulasi lingkungan agar didapatkan media yang isoosmotik antara tubuh ikan dengan medianya, sehingga energi dari pakan dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan sintasan.

(13)

2

lebih lama sehingga dari segi waktu kurang efisien. Cara lain untuk mendapatkan kondisi yang isoosmotik yaitu dengan mengukur osmolaritas media dan tubuh ikan. Namun untuk memperoleh kondisi tersebut membutuhkan biaya analisis yang lebih mahal. Oleh karena itu, diperlukan teknologi alternatif yang efektif dan efisien serta murah dalam pelaksanaannya yaitu melalui penggunaan indikator daya hantar listrik (DHL).

Penggunaan metode daya hantar listrik dikarenakan adanya keterkaitan antara daya hantar listrik ion-ion yang terkandung di dalam tubuh ikan serta di dalam media yang bersalinitas. Menurut Effendi (2003) menyatakan bahwa daya hantar listrik merupakan gambaran numerik dari kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik, sehingga apabila semakin banyak garam-garam yang terionisasi, maka akan semakin tinggi pula nilai daya hantar lsitrik. Sedangkan menurut Boyd (1982) salinitas merupakan konsentrasi total ion yang terdapat pada perairan. Setiap makhluk hidup memiliki cairan di dalam tubuhnya yaitu sebesar 2/3 dari bobot tubuh. Sedangkan 2/3 dari cairan tubuh tersebut merupakan cairan intraselluler yang mengandung ion Na+ dan Cl

-Tujuan Penelitian

dalam jumlah yang cukup besar (Affandi dan Tang 2002). Oleh karena itu, diduga ion-ion yang terkandung di dalam tubuh ikan maupun media yang bersalinitas dapat dinyatakan dalam satuan nilai daya hantar listrik yang berpotensi sebagai indikator dalam menentukan media yang mendekati isoosmotik bagi tubuh ikan.

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan gradien daya hantar listrik (DHL) antara media bersalinitas dan tubuh benih ikan, sehingga mendapatkan kondisi yang isoosmotik pada benih ikan nila dan patin, serta membuktikan nilai isoosmotik tersebut terhadap respons pertumbuhan dan sintasan benih ikan nila dan patin.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan teknologi tepat guna untuk mendapatkan media budidaya yang mendekati isoosmotik pada segmen pendederan serta pemanfaatannya bagi pembudidaya ikan agar produksinya lebih optimal.

METODE

Materi Uji

(14)

3

Rancangan Percobaan

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian utama dan penelitian pembuktian. Penelitian utama dilakukan dengan cara mengukur daya hantar listrik pada tubuh ikan dan media bersalinitas. Penelitian ini bertujuan untuk membuat kurva hubungan antara salinitas dengan DHL, menganalisis DHL pada benih ikan nila dan patin di berbagai ukuran, serta menentukan media yang isoosmotik bagi benih ikan tersebut. Penelitian tahap kedua yaitu merupakan penelitian pembuktian dengan tujuan untuk membuktikan nilai isoosmotik yang diperoleh dari penelitian utama serta melihat pengaruh salinitas terhadap pertumbuhan dan sintasan benih. Pada penelitian pembuktian terdiri dari 3 perlakuan (0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt) dan 2 ulangan untuk masing-masing ikan. Perlakuan 0 ppt merupakan media alami pada benih ikan nila dan patin, perlakuan 2 ppt merupakan media yang mendekati isoosmotik, dan perlakuan 4 ppt merupakan media isoosmotik yang didapat pada penelitian utama baik pada ikan nila maupun ikan patin.

Penelitian Utama

Pengukuran Daya Hantar Listrik Media

Pengukuran Daya Hantar Listrik media dilakukan dengan mengukur nilai DHL air yang bersalinitas 0 ppt hingga 20 ppt. Pengukuran DHL media 0 ppt dilakukan dengan mengukur air tawar yang berasal dari tandon dengan menggunakan Conductivitymeter dengan cara memasukkan probe ke dalam air yang akan diukur kemudian nilai DHL yang muncul dicatat. Sedangkan pengukuran salinitas 1 ppt dilakukan dengan cara melarutkan 1 gram garam krosok ke dalam 1 liter air kemudian diukur nilai DHL air tersebut, kemudian untuk 2 ppt dilakukan dengan cara melarutkan garam 2 gram garam ke dalam 1 liter air begitu pula untuk salinitas 3 ppt sampai 20 ppt.

Pengukuran Daya Hantar Listrik Tubuh Ikan

Ikan uji yang digunakan sebelumnya diukur panjang total tubuh dan ditimbang bobotnya. Kemudian ikan dicacah sampai halus lalu diambil hasil cacahan sebanyak 1 gram kemudian dicampur dengan larutan Na Sitrat (3,8%) sebanyak 3 ml. Kemudian hasil campuran tersebut diambil sebanyak 1,5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung eppendorf dan dicentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 6000 rpm. Supernatan yang terbentuk diambil sebanyak 1 ml kemudian diencerkan dengan akuabides sebanyak 15 ml, lalu diukur nilai DHL hasil pengenceran tersebut dengan menggunakan Conductivitymeter. Nilai Daya Hantar Listrik tubuh dihitung berdasarkan rumus pengenceran, yaitu:

V1 x N1 = V2 x N2 Keterangan:

V1 = Volume larutan daging dengan Na Sitrat 3,8% (ml)

(15)

4

V2 = Volume larutan campuran supernatant dengan akuabides (ml) N2 = Konsentrasi cairan tubuh ikan serta pelarut antikoagulan dan

akuabides yang dinyatakan dalam DHL (mS/cm)

Penelitian Pembuktian

Penelitian pembuktian dilakukan untuk membuktikan bahwa nilai salinitas yang didapatkan pada penelitian utama merupakan salinitas yang isoosmotik bagi benih ikan. Benih ikan yang digunakan untuk penelitian pembuktian yaitu ikan nila dengan rata-rata bobot tubuh 11,754±0,95 gram dan rata-rata panjang 8,628±0,256 cm, serta benih ikan patin yang memiliki rata-rata bobot 3,042±0,65 gram serta rata-rata panjang 7,261±0,50 cm dengan padat tebar masing-masing 20 ekor per akuarium.

Persiapan Wadah Pemeliharaan

Wadah perlakuan yang digunakan sebagai pemeliharaan yaitu berupa akuarium dengan ukuran 49x34x30 cm sebanyak 9 buah untuk masing-masing ikan. Wadah perlakuan dilengkapi dengan instalasi aerasi berupa selang dan batu aerasi yang yang terhubung langsung dengan aerator. Pembuatan media dengan perbedaan salinitas dilakukan dengan cara menghitung volume akuarium tersebut kemudian menambahkan garam krosok sesuai salinitas yang diharapkan yaitu 2 ppt dan 4 ppt, lalu ikan ditebar ke dalam masing-masing wadah perlakuan tanpa adaptasi.

Pemberian Pakan

Pakan yang diberikan selama 20 hari yaitu merupakan pakan komersial untuk benih ikan nila dan ikan patin. Pakan diberikan selama 3 kali sehari yaitu pada pukul 09.00, 12.00 dan 16.00 WIB. Metode pemberian pakan secara restricted dengan feeding rate sebesar 4% dari biomassa total pada masing-masing ikan.

Pengelolaan Kualitas Air

(16)

5

Pengolahan dan Analisis Data

Gradien Daya Hantar Listrik

Gradien DHL merupakan selisih antara DHL media dengan tubuh ikan. Adapun perhitungannya yaitu dengan cara DHL media dikurangi dengan DHL tubuh pada ikan tersebut.

Derajat Kelangsungan Hidup (SR)

Derajat kelangsungan hidup merupakan persentase ikan yang hidup. Derajat kelangsungan hidup (SR) dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (2002), yaitu :

������������= Nt

No x 100% Keterangan :

Nt = Jumlah ikan akhir (ekor) No = Jumlah ikan awal (ekor)

Laju Pertumbuhan Bobot Harian (LPH)

Laju pertumbuhan bobot harian adalah persentase penambahan berat setiap harinya selama pemeliharaan. LPH dihitung dengan menggunakan rumus Huisman (1987), yaitu :

% 100 1

0 x

w wt t

SGR

  

 

− =

Keterangan :

SGR = Laju pertumbuhan harian (%)

wt = Bobot rata-rata pada akhir perlakuan (gram) w0

Bobot harian = ��−�0 � Keterangan :

Wt = Bobot rata-rata ikan pada waktu t (g) W

= Bobot rata-rata pada awal perlakuan (gram) t = Periode pemeliharaan (hari)

Pertumbuhan Bobot Harian

Pertumbuhan bobot harian dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (2002), yaitu :

0

Panjang mutlak = Lt – L

= Bobot rata-rata ikan pada awal percobaan (g) t = Lama percobaan (hari)

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan Panjang Mutlak dihitung dengan menggunakan rumus Effendie (2002), yaitu :

(17)

6

Keterangan :

Lt = Panjang rata-rata ikan pada waktu t (cm)

Lo = Panjang rata-rata ikan pada awal percobaan (cm)

Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan merupakan perhitungan berdasarkan data hasil jumlah pakan ikan yang diberikan selama pemeliharaan. Adapun perhitungannya dengan cara mengurangi pakan awal dengan pakan sisa.

Rasio Konversi Pakan

Rasio konversi pakan atau Feeding Conversion Rate (FCR) pada benih nila dan patin selama pemeliharaan dihitung menggunakan rumus (Zonneveld et al. 1991) :

FCR = F

Bt + Bm−Bo

Keterangan :

F = Jumlah pakan (gram)

Bt = Biomassa udang pada saat akhir perlakuan (gram) Bm = Biomassa udang yang mati saat perlakuan (gram) Bo = Biomassa udang pada saat awal perlakuan (gram)

Pengukuran Kualitas Air

Pengukuran suhu, pH, DO, dan salinitas dilakukan setiap hari pada pagi hari, sedangkan parameter alkalinitas, kesadahan, dan DHL media dilakukan setiap 5 hari sekali (sampling), dan parameter Total Amonia Nitrogen (TAN) dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan.

Perhitungan Biaya Keuntungan

Perhitungan biaya keuntungan diperoleh dengan menghitung total pendapatan dari benih dikurangi dengan total pengeluaran biaya.

Keuntungan = Pendapatan – Pengeluaran biaya

Analisis Data

(18)

7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Penelitian Utama

Daya Hantar Listrik Media dan Tubuh Ikan

Hasil penelitian utama meliputi pengukuran daya hantar listrik media yaitu air bersalinitas 0 ppt sampai 20 ppt (Lampiran 1) dan DHL benih ikan uji yaitu ikan nila dan ikan patin pada beberapa segmen pendederan. Berdasarkan analisis kurva regresi menunjukkan adanya korelasi positif antara salinitas dengan DHL, terlihat bahwa nilai DHL media mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya salinitas (Gambar 1). Kurva DHL media terhadap berbagai salinitas membentuk kurva linier dengan persamaan Y = 1,591x–1,312 dan nilai R2

Gambar 1 Kurva respon daya hantar listrik media terhadap salinitas Pengukuran daya hantar listrik pada tubuh benih ikan nila pada ukuran 5-8 cm dan 8-12 cm berdasarkan uji statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada ukuran tersebut masing-masing memiliki nilai daya hantar listrik adalah 5,95 mS/cm dan 5,30 mS/cm dengan salinitas 4,56 ppt dan 4,16 ppt (Gambar 2) atau dapat dilihat pada Lampiran 2.

= 0,998, dimana Y adalah DHL dan X adalah salinitas.

y = 1,591x - 1,312 R² = 0.998

0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0

0 5 10 15 20

D

aya H

an

tar

Li

str

ik

(m

S

/c

m

)

(19)

8

Gambar 2 Nilai Daya Hantar Listrik Benih Ikan Nila

Hasil pengukuran daya hantar listrik pada pendederan ikan patin yaitu pada ukuran dibawah 2,5 cm, 2,5-5 cm, dan diatas 5 cm secara berturut-turut yaitu 6,35 mS/cm, 6,20 mS/cm, dan 6,75 mS/cm dengan salinitas masing-masing 4,81 ppt, 4,72 ppt, dan 5,07 ppt (Lampiran 2). Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa nilai DHL pada semua ukuran tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Daya Hantar Listrik Benih Ikan Patin

Penelitian Pembuktian

Respons Pertumbuhan Terhadap Benih Ikan Nila Oreochromis niloticus Gradien Daya Hantar Listrik Tubuh dan Media

Pengukuran gradien DHL tubuh dan media pada ikan nila yang diukur selama 20 hari pemeliharaan menunjukkan bahwa gradien yang paling rendah

5.95 5.30 4.56 4.16 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

5-8 cm 8-12 cm

D aya H an tar Li str ik (m S /c m ) Ukuran (cm) DHL SALINITAS a a

6.35 6.20 6.75

4.81 4.72 5.07

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00

<2.5 cm 2.5-5 cm >5 cm

D aya H an tar Li str ik (m S /c m ) Ukuran (cm) DHL SALINITAS

(20)

9 terdapat pada perlakuan 2 ppt dan 4 ppt. Sedangkan gradien yang tertinggi terdapat pada perlakuan 0 ppt (Gambar 4) atau dapat dilihat pada Lampiran 3.

Gambar 4 Gradien Daya Hantar Listrik Media dan Tubuh Ikan Nila

Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup benih ikan nila pada perlakuan 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt yang dipelihara selama 20 hari ditunjukkan pada Gambar 5. Kelangsungan hidup yang paling tinggi terdapat pada perlakuan 4 ppt yaitu 97,5%. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa perlakuan 0 ppt menunjukkan perbedaan dengan perlakuan lain baik 2 ppt maupun 4 ppt (P<0,05). Sedangkan perlakuan 2 ppt juga menunjukkan perbedaan kelangsungan hidup dengan perlakuan 4 ppt (P<0,05).

Gambar 5 Derajat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan harian pada benih ikan nila yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 3 ppt berkisar antara 1,719±0,55% sampai 2,144±0,37% (Gambar 6). Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan bahwa semua perlakuan baik 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05).

4.828 1.696 1.316 5.167 1.502 1.053 5.261 1.366 1.434 0 1 2 3 4 5 6

0 PPT 2 PPT 4 PPT

D aya H an tar Li str ik (m S /c m ) Perlakuan Hari ke-1 Hari ke-10 Hari ke-20 80 90 97.5 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 PPT 2 PPT 4 PPT

D e raj at K e lan g su n g an Hid u p (% ) Perlakuan

(21)

10

Gambar 6 Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Nila

Pertumbuhan Bobot Harian

Pertumbuhan bobot harian pada benih ikan nila yang dipelihara selama 20 hari dapat dilihat pada Gambar 7. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan antar semua perlakuan baik 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt (P>0,05).

Gambar 7 Pertumbuhan Bobot Harian Benih Ikan Nila

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Berdasarkan pengukuran pertumbuhan panjang mutlak pada benih ikan nila yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt selama 20 hari. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan bahwa pada perlakuan 0 ppt tidak menunjukkan perbedaan dengan perlakuan 2 ppt maupun 4 ppt (P>0,05). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.

1.718 2.144 1.805 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Laju P e r tu m b u h an H ar ian (% ) Perlakuan

a

a

a

0.256 0.302 0.247 0 0.1 0.2 0.3 0.4

0 PPT 2 PPT 4 PPT

P e r tu m b u h an b o b o t h ar ian (gr am ) Perlakuan

(22)

11

Gambar 8 Panjang Mutlak Pada Benih Ikan Nila

Jumlah Konsumsi Pakan

Jumlah konsumsi pakan benih ikan nila selama 20 hari pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan uji statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan (P>0,05).

Gambar 9 Jumlah Konsumsi Pakan Benih Ikan Nila

Rasio Konversi Pakan (FCR)

Konversi rasio pakan yang terdapat pada benih ikan nila selama 20 hari pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 10. Berdasarkan uji statistik menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05).

1.285 1.455 1.055 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2

0 PPT 2 PPT 4 PPT

P e n gu k u r an p an jan g m u tl ak (c m ) Perlakuan

a

a

a

174.287 179.209 178.826 0 50 100 150 200 250

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Ju m lah K o n su m si P ak an (gr am ) Perlakuan

(23)

12

Gambar 10 Konversi Pakan Benih Ikan Nila

Respons Pertumbuhan Terhadap Ikan Patin Pangasius sp. Gradien Daya Hantar Listrik Media dan Tubuh Ikan

Pengukuran gradien daya hantar listrik antara media dan tubuh benih ikan patin yang ditunjukkan pada Gambar 10 bahwa nilai gradien yang paling rendah terdapat pada perlakuan 2 ppt dan 4 ppt. Sedangkan nilai gradien yang paling besar terdapat pada perlakuan kontrol 0 ppt (Lampiran 3).

Gambar 11 Gradien Daya Hantar Listrik Media dan Tubuh Ikan Patin

Derajat Kelangsungan Hidup

Derajat kelangsungan hidup pada benih ikan patin yang dipelihara selama 20 hari pada perlakuan salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 3 ppt mencapai 100% (Gambar 12). Berdasarkan uji statistik antar perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05).

2.406 1.680 1.846 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Ras io K o nv e r si P ak an Perlakuan

a

a

a

5.857 2.679 1.054 4.387 0.913 1.361 4.024 0.660 0.697 0 1 2 3 4 5 6 7

0 PPT 2 PPT 4 PPT

(24)

13

Gambar 12 Derajat kelangsungan hidup benih ikan patin

Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian pada ikan patin yang dipelihara selama 20 hari dapat dilihat pada Gambar 12. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, nilai LPH pada semua perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05).

Gambar 13 Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Patin

Pertumbuhan Bobot Harian

Pertumbuhan bobot harian pada benih ikan patin yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt berkisar antara 0,218±0,01 gram sampai 0,266±0,04 gram (Gambar 14). Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan tidak terdapat perbedaan yang nyata antar semua perlakuan (P>0,05).

100 100 100

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

0 PPT 2 PPT 4 PPT

D e r ajat K e lan gs u n gan H id u p (% ) Perlakuan

a

a

a

4.287 5.181 5.302 0 1 2 3 4 5 6

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Laju P e r tu m b u h an H ar ian (% ) Perlakuan

(25)

14

Gambar 14 Pertumbuhan Bobot Harian Benih Ikan Patin

Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pengukuran pertumbuhan panjang mutlak pada benih ikan patin yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt selama 20 hari (Gambar 15). Berdasakan hasil pengukuran nilai pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan 4 ppt yaitu 2,44±0,00 cm. Adapun berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan bahwa perlakuan 0 ppt memiliki perbedaan pertumbuhan panjang mutlak dengan perlakuan 2 ppt dan 4 ppt (P<0,05), tetapi untuk perlakuan 2 ppt tidak berbeda nyata dengan perlakuan 4 ppt (P>0,05).

Gambar 15 Panjang Mutlak Benih Ikan Patin

Jumlah Konsumsi Pakan

Berikut merupakan perhitungan jumlah konsumsi pakan pada benih ikan patin yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt selama 20 hari. Berdasarkan uji statistik tidak menunjukkan perbedaan antar perlakuan (Gambar 16). 0.240 0.218 0.266 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35

0 PPT 2 PPT 4 PPT

P e r tu m b u h an b o b o t h ar ian (gr am ) Perlakuan

a

a

a

2.01 2.38 2.44 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3

0 PPT 2 PPT 4 PPT

P e r tu m b u h an p an jan g M u tl ak (c m ) Perlakuan

(26)

15

Gambar 16 Jumlah Konsumsi Pakan Benih Ikan Patin

Rasio Konversi Pakan (FCR)

Berdasarkan hasil perhitungan FCR benih ikan patin selama pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 17. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antar perlakuan (P>0,05).

Gambar 17 Rasio Konversi Pakan Benih Ikan Patin

Kualitas Air

Data hasil pengukuran kualitas air selama 20 hari pemeliharaan pada perlakuan 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt baik pada ikan nila maupun ikan patin disajikan pada tabel 1 dan 2.

71.24 52.244 65.324 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Ju m lah K o n su m si P ak an (gr am ) Perlakuan

a

a

a

0.742 0.600 0.672 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00

0 PPT 2 PPT 4 PPT

Ras io K o nv e r si P ak an Perlakuan

(27)

16

Tabel 1 Nilai kualitas air benih ikan nila selama pemeliharaan (20 hari)

Perlakuan Suhu (oC) pH DO(mg/L) TAN(mg/L) Alkalinitas Kesadahan 0 ppt 27.07±0.04 7.72±0.03 5.57±0.02 0.34±0.14 90±2.83 108.64±23.76 2 ppt 27.07±0.11 7.6±0.04 5.53±0.02 0.32±0.04 106±8.49 85.12±12.67 4 ppt Pustaka rujukan 27.11±0.01 25-33 (Effendi 2003) 7.54±0.03 6.5-9 (Effendi 2003) 5.5±0.01 5-9 (Effendi 2003) 0.49±0.17 <1 (Effendi 2003) 164±0.00 30-500 (Effendie 2003) 105.28±6.34 >30 (Effendie 2003)

Tabel 2 Nilai kualitas air benih ikan patin selama pemeliharaan (20 hari)

Perlakuan Suhu (oC) pH DO(mg/L) TAN(mg/L) Alkalinitas Kesadahan 0 ppt 27.20±0.11 7.78±0.00 6.02±0.08 0.76±0.17 92.5±31.82 85.4±9.90 2 ppt 27.10±0.06 7.75±0.02 5.73±0.11 0.52±0.07 140±7.07 84±11.88 4 ppt Pustaka rujukan 27.13±0.02 25-33 (Effendi 2003) 7.64±0.01 6.5-9.0 (Effendi 2003) 5.64±0.01 5-9 (Effendi 2003) 0.24±0.08 <1 (Effendi 2003) 115±7.07 30-500 (Effendie 2003) 110.6±1.98 >30 (Effendie 2003)

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 diatas, dapat diketahui bahwa pada semua parameter kualitas air masih dalam kisaran normal dan layak untuk kehidupan budidaya menurut pustaka yang dirujuk.

Perhitungan Biaya

Berikut merupakan perhitungan biaya keuntungan pada benih ikan nila dan ikan patin yang dipelihara pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt selama 20 hari. Tabel 3 Perhitungan biaya keuntungan benih ikan nila

Perlakuan Biaya pakan (Rp) Biaya garam (Rp) Total biaya (Rp) Pendapatan (Rp) Keuntungan (Rp)

0 ppt 1.394 0 1.394 4.448 3.018

2 ppt 1.433 1.400 2.833 5.056 2.226

4 ppt 1.430 2.800 4.230 5.104 877

Tabel 4 Perhitungan biaya keuntungan benih ikan patin

Perlakuan Biaya pakan (Rp) Biaya garam (Rp) Total biaya (Rp) Pendapatan (Rp) Keuntungan (Rp)

0 ppt 1.068 0 1.068 24.000 22.931

2 ppt 784 1.400 2.184 24.000 21.816

4 ppt 979 2.800 3.779 24.000 20.220

(28)

17

Pembahasan

Hasil penelitian utama meliputi pengukuran DHL media bersalinitas dan DHL ikan uji yaitu benih ikan nila dan patin pada berbagai segmen pendederan. Hasil kurva regresi (Gambar 1) menunjukkan adanya korelasi positif antara nilai salinitas dengan DHL, yaitu semakin tinggi nilai salinitas maka nilai DHL juga semakin meningkat. Hal tersebut dikarenakan ion-ion yang terkandung dalam garam juga meningkat seiring dengan meningkatnya salinitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Effendie (2003) bahwa daya hantar listrik merupakan gambaran numerik kemampuan air untuk meneruskan aliran listrik. Demikian pula pada benih ikan nila dan patin pada segmen pendederan atau masing-masing ukuran juga memiliki nilai DHL dan salinitas yang berbeda. Hal tersebut menunjukkan bahwa kadar ion dalam tubuh pada masing-masing ikan juga berbeda.

Hasil pengukuran DHL benih ikan nila yaitu pada pendederan 2 dan 3 memiliki nilai masing-masing 5,95 mS/cm dan 5,30 mS/cm (Gambar 2). Hal ini diduga bahwa semakin bertambahnya ukuran pada ikan nila maka ion-ion yang terkandung pada tubuh ikan tersebut berbeda. Sedangkan apabila diplotkan ke dalam kurva regresi hubungan antara DHL dengan salinitas menghasilkan nilai salinitas sekitar 4,16 ppt sampai 4,56 ppt. Begitu pula dengan nilai DHL pada ikan patin dengan segmen pendederan 1 inci sampai 3 inci menghasilkan kisaran nilai DHL antara 6,20 mS/cm sampai 6,75 mS/cm dengan nilai DHL yang tertinggi terdapat pada segmen pendederan 3 inci. Apabila diplotkan ke dalam kurva respons daya hantar listrik dengan salinitas maka dihasilkan salinitas antara 4,72 ppt sampai 5,07 ppt (Gambar 3). Menurut Jobling (1994) sejalan dengan perkembangan larva ikan maka akan terjadi perubahan konsentrasi ion-ion elektrolit di dalam tubuh terutama ion Na+ dan Cl

-Gradien osmotik yang mendekati isoosmotik bagi tubuh ikan akan menyebabkan penghematan energi untuk proses osmoregulasi, sehingga ikan dapat memanfaatkan energi tersebut sebagai proses pertumbuhan (Marlina 2011). Gradien osmotik yang dihasilkan pada benih ikan nila dan patin yang dipelihara selama 20 hari memiliki nilai gradien yang lebih rendah pada salinitas 2 ppt dan 4 ppt dibandingkan dengan kontrol (0 ppt). Hal ini menunjukkan bahwa nilai gradien pada salinitas tersebut lebih rendah sehingga proses osmoregulasi pada tubuh ikan juga akan rendah. Holliday (1969) dalam Fitria (2012) menyatakan bahwa kemampuan ikan untuk bertahan pada media bersalinitas tergantung pada kemampuan untuk mengatur cairan tubuh sehingga mampu mempertahankan tingkat tekanan osmotik yang mendekati normal. Menurut Affandi dan Tang (2002) bahwa organisme melakukan pengaturan tekanan osmotik tubuhnya dengan cara mengurangi gradien osmotik cairan tubuh dengan lingkungan, mengurangi permeabilitas air dan garam, serta melakukan pengambilan garam secara selektif. Berdasarkan hasil yang ditunjukkan bahwa salinitas 2 ppt dan 4 ppt pada ikan nila (Gambar 4) dan ikan patin (Gambar 10) merupakan kisaran media yang mendekati isoosmotik bagi tubuh ikan. Hal ini dikarenakan apabila

(29)

18

semakin rendah nilai gradien antara DHL tubuh dan media maka gradien osmotik yang dihasilkan juga akan lebih rendah sehingga energi yang digunakan akan lebih banyak untuk proses pertumbuhan. Syakirin (1999) menyatakan bahwa gradien osmotik yang rendah akan menyebabkan energi yang digunakan sebagai proses osmoregulasi akan semakin sedikit, sehingga proses pertumbuhan akan semakin besar. Sementara Imsland et al. (2008) menyatakan bahwa pada kondisi lingkungan yang isoosmotik maka pertumbuhan dan konversi pakan dapat ditingkatkan, dalam keadaan demikian proses-proses pencernaan juga akan berjalan dengan lancar karena sintesis enzim-enzim pencernaan juga berjalan dengan baik.

Derajat kelangsungan hidup yang diperoleh pada ikan nila dan patin selama 20 hari pemeliharaan pada salinitas 0 ppt, 2 ppt, dan 4 ppt masing-masing memiliki nilai yang berbeda. Kelangsungan hidup pada ikan nila didapat bahwa adanya perbedaan (P<0,05) antar perlakuan yaitu pada perlakuan 4 ppt lebih tinggi daripada perlakuan 0 ppt dan 2 ppt yaitu mencapai 97,5% (Gambar 5). Hal ini terbukti bahwa media tersebut merupakan media yang isoosmotik bagi ikan nila, selain itu media bersalinitas juga dapat berperan dalam pencegahan bakteri dan patogen sehingga menyebabkan kelangsungan hidup pada ikan nila tinggi. Menurut Moller (1977) parasit air tawar akan mengalami penurunan pada media yang bersalinitas akibat ketidakmampuan dalam mentoleransi salinitas. Sedangkan kelangsungan hidup yang terdapat pada ikan patin tidak adanya perbedaan antar perlakuan (P>0.05) yaitu mencapai 100% (Gambar 12). Hal tersebut diduga bahwa ikan patin memiliki proses adaptasi yang lebih tinggi terhadap lingkungan pemeliharaan. Nirmala et al. (2005) menyatakan bahwa ikan patin yang dipelihara pada salinitas 0 ppt sampai 30 ppt mendapatkan derajat kelangsungan hidup yang paling baik yaitu dibawah salinitas 18 ppt, sedangkan salinitas diatas 18 ppt sampai 25 ppt terjadi kematian masal pada ikan patin. Sedangkan menurut Black (1957) dalam Fitrani (2009) kelangsungan hidup ikan air tawar di dalam lingkungan yang berkadar garam bergantung pada permukaan insang, laju konsumsi oksigen, toleransi jaringan tubuh terhadap garam-garam, serta kontrol permeabilitas.

(30)

19 dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis ikan, umur, dan ukuran ikan.

Ikan membutuhkan energi untuk proses osmoregulasi. Sumber energi yang didapat yaitu dari dalam tubuh dalam bentuk glukosa dan oksigen untuk oksidasi pakan yang dikonsumsi (Balinda 2013). Jumlah konsumsi pakan yang dihabiskan oleh ikan nila pada semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Akan tetapi, pada perlakuan 2 ppt memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain. Hal ini diduga peningkatan konsumsi pakan dikarenakan pada media yang mendekati isoosmotik maka beban kerja osmotik lebih sedikit sehingga menyebabkan pemanfaatan energi yang terdapat pada benih ikan nila dapat dialihkan untuk proses pertumbuhan. Nilai konversi pakan pada perlakuan 2 ppt benih ikan nila juga memiliki nilai yang cenderung lebih baik dibandingkan perlakuan yang lain (Gambar 10). Hal ini didug a ikan memanfaatkan pakan secara efisien sehingga energi yang didapat digunakan sebagai proses pertumbuhan. Sejalan dengan pendapat Baldisserotto et al. (2007) ikan yang dipelihara pada kondisi salinitas yang sama dengan konsentrasi ion dalam darah maka akan lebih banyak menggunakan energi untuk pertumbuhan. Sedangkan pada perlakuan tersebut juga memiliki nilai gradien yang lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan 0 ppt sehingga menyebabkan nilai pertumbuhan dan jumlah konsumsi pakan lebih tinggi serta konversi pakan yang rendah. Syakirin (1999) menyebutkan bahwa pada gradien osmotik yang mendekati isoosmotik, sel-sel tubuh berada pada kondisi yang ideal, sehingga menyebabkan proses fisologis dalam tubuh ikan berjalan dengan normal. Akan tetapi, jumlah konsumsi pakan pada ikan patin perlakuan 0 ppt memiliki nilai kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan 2 ppt dan 4 ppt (Gambar 16). Hal ini diduga bahwa pada perlakuan 0 ppt memerlukan energi yang cukup besar untuk proses osmoregulasi sehingga dibutuhkan energi yang berasal dari pakan juga lebih banyak. Syakirin (1999) menjelaskan bahwa pemanfaatan energi pakan bagi pertumbuhan ikan akan efisien apabila ikan tersebut hidup di media yang tidak jauh dari kondisi isoosmotik. Berdasarkan nilai konversi pakan yang terdapat pada perlakuan 0 ppt juga memiliki nilai dengan kecenderungan yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan yang lain (Gambar 17). Hal ini membuktikan bahwa ikan memanfaatkan energi dari pakan untuk proses osmoregulasi terhadap media.

(31)

20

air yang bersalinitas diduga juga dapat digunakan sebagai desinfeksi sehingga dapat mengurangi penyakit akibat parasit maupun jamur yang menyerang pada komoditas tersebut ketika terjadi musim penghujan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan pengukuran indikator daya hantar listrik (DHL) terhadap media didapatkan korelasi positif antara DHL dengan salinitas. Sedangkan pada pengukuran DHL tubuh benih ikan didapatkan nilai yang isoosmotik bagi benih ikan nila yaitu berkisar 5,30 mS/cm-5,95 mS/cm serta untuk ikan patin berkisar 6,20 mS/cm-6,35 mS/cm atau pada salinitas 4 ppt. Metode pengukuran isoosmotik melalui DHL dapat membuktikan ikan nila pada salinitas 4 ppt memiliki derajat kelangsungan hidup mencapai 97,5% dan pada ikan patin memiliki laju pertumbuhan yang tinggi yaitu 5,30 %/hari.

Saran

Saran untuk aplikasi di lapang yaitu agar keuntungan dapat optimal maka ikan nila dan ikan patin sebaiknya dibudidaya pada air bersalinitas sekitar 2 ppt sampai 4 ppt.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi R, Tang UM. 2002. Fisiologi Hewan Air. Riau (ID): UNRI pers

Baldisserotto B, Juang MM, Kapoor BG. 2007. Fish Osmoregulation. USA (US). Science Publisher.

Balinda D. 2012. Penggunaan daya hantar listrik (DHL) sebagai indikator isoosmotik untuk kinerja pertumbuhan benih ikan patin (Pangasius sp.) [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Boyd CE. 1982. Water Quality Management for Pond Fish Culture. Amsterdam (NL). Owxord New York. Elsavier Scientific Publishing Company.

Effendie MI. 2002. Biologi perikanan. Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Nusantara.

Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Bogor (ID). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.

Fitrani M. 2009. Rekayasa lingkungan budidaya untuk meningkatkan kualitas ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus): peran salinitas [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(32)

21 Huisman EA. 1976. The principles of fish culture production. Netherland:

Departement of Aquaculture, Wageningen University.

Imsland AK, Arnpor G, Snorri G, Atle F, Jon A, Ingolfur A, Arnar FJ, Heiᵭdis S, Helgi T. 2008. Effect of reduce salinities on growth, feed conversion efficiency and blood physiology of juvenile Atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus L). Aquaculture: 274. 254-259.

Jobling M. 1994. Fish bioenergenetics. University of Tromso, Norway (NO): Chapman & Hall.

KKP. 2011. Jumlah produksi budidaya kolam menurut jenis ikan dan provinsi 2009-2013 [Internet]. [diacu 2013 Maret 20]. Tersedia dari

Marlina E. 2011. Optimasi osmolaritas media dan hubungannya dengan respon fisiologis benih ikan baung (Hemibagrus nemurus) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Moller H. 1977. The effect of salinity and temperature on the development of fish parasities. Germany (DE). Journal fish biology 12 (14), 311-323.

Nirmala K, DP Lesmono, D Djokosetiyanto. 2005. Pengaruh teknik adaptasi salinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan patin Pangasius sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25-30.

Porchase MM, Luis R, Martines C, and Ramos R. 2009. Cortisol and glucose reliable indicator of fish. American Journal of Aquatic Sciences. Vol. 4. No. 2. 157-178p.

Romadhoni RS. 2012. Penggunaan daya hantar listrik (DHL) sebagai indikator isoosmotik untuk kinerja produksi benih ikan nila Oreochromis niloticus [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Statistik. 2013. Data penduduk Indonesia 2013 [Internet]. [diacu 2013 Maret 26]. Tersedia dari

Syakirin MB. 1999. Pengaruh tingkat kerja osmotik media terhadap pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan pada ikan nila merah (Oreochromis sp.) [Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wulandari AR. 2006. Peran salinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan bawal air tawar Colossoma macropomum [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

(33)

22

Lampiran

Lampiran 1 Nilai daya hantar listrik pada media bersalinitas

Salinitas (ppt) DHL (mS/cm)

0 0.2

1 1.56

2 3.61

3 5.25

4 6.70

5 8.43

6 9.98

7 11.57

8 12.97

9 14.31

10 15.77

11 17.11

12 18.71

13 21.8

14 23.1

15 24.7

16 26.1

17 27.3

18 28.8

19 30.6

20 31.5

Lampiran 2 Nilai daya hantar listrik pada benih ikan nila dan patin Nilai daya hantar listrik pada benih ikan nila

No. Panjang (cm) Bobot (gram) DHL (mS/cm) DHL tubuh Salinitas (ppt)

1 6 2.9 1.511 6.044

2 7.4 6 1.491 5.964

3 5.4 2.1 1.459 5.836

Rata-rata 5.95 4.56

stdv 0.10

1 9.5 13.6 1.242 4.968

2 8.8 11.3 1.389 5.556

3 9.8 14.1 1.346 5.384

Rata-rata 5.30 4.16

stdv 0.30

Keterangan :

(34)

23 Nilai daya hantar listrik pada benih ikan patin

No. Panjang (cm) Bobot (gram) DHL (mS/cm) DHL tubuh Salinitas (ppt)

1 4.7 1.06 1.607 6.428

2 4.9 1.2 1.561 6.244

3 4.9 1.07 1.591 6.364

Rata-rata 6.345 4.813

stdv 0.093

1 6.6 2.42 1.582 6.328

2 5.1 1.27 1.547 6.188

3 5.4 1.26 1.519 6.076

Rata-rata 6.197 4.720

stdv 0.126

1 7.4 3.04 1.503 6.012

2 7.6 3.49 1.991 7.964

3 7.5 2.92 1.566 6.264

Rata-rata 6.747 5.065

stdv 1.062

Keterangan:

Ukuran <2.5 cm = pendederan 1 Ukuran 2.5-5 cm = pendederan 2 Ukuran >5 cm = pendederan 3

Lampiran 3 Nilai gradien daya hantar listrik pada benih ikan nila dan patin Nilai gradien daya hantar listrik pada benih ikan nila

Perlakuan Ulangan Gradien daya hantar listrik (mS/cm)

0 10 20

0 ppt 1 4.828 1.696 1.316

2 4.828 1.696 1.316

4.828 1.696 1.316

2 ppt 1 5.035 2.099 0.803

2 5.299 0.904 1.302

5.167 1.502 1.053

4 ppt 1 5.146 1.321 1.547

2 5.376 1.411 1.321

5.261 1.366 1.434

Nilai gradien daya hantar listrik pada benih ikan patin

Perlakuan Ulangan Gradien daya hantar listrik (mS/cm)

0 10 20

0 ppt 1 5.857 2.679 1.054

2 5.857 2.679 1.054

5.857 2.679 1.054

(35)

24

2 4.144 0.394 1.641

4.387 0.913 1.361

4 ppt 1 4.652 0.901 0.394

2 3.396 0.419 1.001

4.024 0.660 0.697

Lampiran 4 Analisa statistik terhadap parameter pertumbuhan pada benih ikan nila

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

ppm Between Groups .161 2 .081 .894 .496

Within Groups .271 3 .090

Total .432 5

GR Between Groups .004 2 .002 .332 .741

Within Groups .016 3 .005

Total .020 5

SR Between Groups 308.333 2 154.167 37.000 .008

Within Groups 12.500 3 4.167

Total 320.833 5

SGR Between Groups .202 2 .101 .629 .591

Within Groups .482 3 .161

Total .684 5

JKP Between Groups 29.984 2 14.992 .025 .976

Within Groups 1815.849 3 605.283

Total 1845.832 5

FCR Between Groups .579 2 .289 6.588 .080

Within Groups .132 3 .044

(36)

25

Sr

Duncana

perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

0 ppt 2 80.0000

2 ppt 2 90.0000

4 ppt 2 97.5000

Sig. 1.000 1.000 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.

Lampiran 5 Analisa statistik terhadap parameter pertumbuhan pada benih ikan patin

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

PPM Between Groups .219 2 .109 22.670 .015

Within Groups .014 3 .005

Total .233 5

GR Between Groups .002 2 .001 2.474 .232

Within Groups .001 3 .000

Total .004 5

SR Between Groups .000 2 .000 . .

Within Groups .000 3 .000

Total .000 5

SGR Between Groups 1.229 2 .615 7.874 .064

Within Groups .234 3 .078

Total 1.464 5

JKP Between Groups 377.956 2 188.978 2.120 .267

Within Groups 267.376 3 89.125

Total 645.332 5

FCR Between Groups .020 2 .010 1.297 .393

Within Groups .024 3 .008

(37)

26

PPM

Duncana

perlaku

an N

Subset for alpha = 0.05

1 2

0 ppt 2 2.0100

2 ppt 2 2.3800

4 ppt 2 2.4425

Sig. 1.000 .434

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.

Lampiran 6 Perhitungan analisa keuntungan terhadap benih ikan nila

Uraian Perlakuan 0 ppt Perlakuan 2 ppt Perlakuan 4 ppt

Komponen satuan Harga

satuan (Rp) Jumlah

Total

biaya (Rp) Jumlah

Total biaya

(Rp) Jumlah

Total biaya (Rp)

Biaya pakan dan garam

Pakan gram 8 174,287 1.394 179,209 1.434 178,826 1.431

Garam gram 2,5 0 0 560 1.400 1.120 2.800

Total 1.394 2.834 4.231

Penerimaan

Panen nila kg 1.6000 0,2797 4.475 0,3162 5.059 0,3192 5.107

Margin

Keuntungan 3.081 2.226 877

Lampiran 7 Perhitungan analisa keuntungan terhadap benih ikan patin

Uraian Perlakuan 0 ppt Perlakuan 2 ppt Perlakuan 4 ppt

Komponen Satuan Harga satuan

(Rp) Jumlah

Total biaya

(Rp) Jumlah

Total biaya

(Rp) Jumlah

Total biaya (Rp) Biaya pakan dan garam

Pakan gram 15 71,24 1.069 52,244 784 65,324 979,86

Garam gram 2,5 0 0 560 1.400 1.120 2.800

Total 1.069 2.184 3.780

Penerimaan

Panen patin ekor 1.200 20 24.000 20 24.000 20 24.000

margin

(38)

27

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 02 September 1990 dari Bapak Alm Kusairi dan Ibu Juwariah. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan akademik di MI Hidayatul Mubtadi’in Kediri, SMPN 2 Paciran Lamongan, SMA BBPT Alfattah Siman Lamongan, dan diterima di IPB melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) Departemen Agama tahun 2009 pada program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif mengikuti kegiatan diberbagai organisasi intra maupun ekstra kampus. Kegiatan tersebut diantanya adalah Anggota divisi PR (Publik Relation) Himpunan Mahasiswa Akuakultur, Anggota divisi Infokom CSS MoRA IPB, dan Anggota PSDM OMDA Lamongan. Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Manajemen Kualitas Air (2012) dan Fisika Kimia Perairan (2012). Penulis juga pernah melaksanakan praktik lapang di Balai Budidaya Air Payau Situbondo (2012).

Gambar

Gambar 1 Kurva respon daya hantar listrik media terhadap salinitas
Gambar 3 Daya Hantar Listrik Benih Ikan Patin
Gambar 4 Gradien Daya Hantar Listrik Media dan Tubuh Ikan Nila
Gambar 6 Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Nila
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kemampuan cyber weapon yang dimiliki oleh kedua negara dapat memicu ketidakstabilan hubungan di antara kedua negara, yang sewaktu- waktu dapat memicu konflik yang

PP ini berfungsi untuk pelaksanaan sejumlah ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, serta untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintahan desa.. Aturan

sistem pengendalian internal berfungsi dengan baik, diperlukan kelima komponen tersebut sehingga akan mendorong terlaksananya struktur sistem pengendalian internal yang

Mengkaji penggunaan kurikulum, sistem peperiksaan, kemudahan pengajaran, pengajaran, dan pembelajaran program akademik diploma kejuruteraan elektrik politeknik yang ditawarkan

Bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Purbalingga adalah merupakan unit pelaksana teknis dinas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial, sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1

Kemasan Budaya lokal ini diaplikasikan dalam bentuk produk dekoratif yang memanfaatkan limbah (sisa konveksi) menjadi produk baru yang bernilai jual sebagai inovasi ekonomi