THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN to RETURN ON INVESTMENT (ROI) AT PT. KALBE FARMA, Ltd
PERIODE 2003-2010
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh Jenjang S1
Program Studi Manajemen
Disusun Oleh Yuni Hariyani
21205020
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
iv
ABSTRAK
Yuni Hariyani, “PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARGIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. KALBE FARMA Tbk”
Dibawah bimbingan Trustorini Handayani, SE., M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui margin laba pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap tingkat pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Kalbe Farma Tbk.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang di gunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari data tahun 2003 sampai 2010. Metode analisis dilakukan dengan uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda, korelasi pearson dan koefisien determinasi dengan ban
tuan program SPSS 18. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikan 5%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Sedangakan margin laba tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Aktiva tetap memberikan pengaruh sebesar 77,1% sedangkan margin laba hanya memberikan pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi.Adapun secara simultan, aktiva tetap dan margin laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi dengan besar pengaruh 799,9%.
v ABSTRACT
Yuni Hariyani, THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN TO INVESTMENT RETURN AT PT. KALBE FARMA TBK.
Under guidance of Trustorini Handayani, SE., M. Si
This study aims to determine the fixed assets, to know the profit margin, to know the rate of investment return and intends to investigate the influence of fixed assets and profit margin of the rate of investment return on partially and simultaneously at PT. Kalbe Farma, Tbk.
The methodology is descriptive and verification method, whereas the data used in this study is secondary data that is financial statements of PT. Kalbe Farma Tbk. consists from 2003 to 2010. Method of analysis was done by statistical tests, namely multiple linear regression analysis, Pearson correlation and determination coefficient using the SPSS 18 program. This hypothesis is using the T test as partially test and the F test as simultaneously test with 5% of significant level of 5%.
The results showed that partially the fixed assets have a significant effect on the rate of investment return, whereas profit margins did not significantly influence to the rate of investment return. Fixed assets give the effect of 77.1% and profit margins just only give effect 47.6% of investment return. Simultaneously, fixed assets and profit margins influence significantly to rate of investment return with a big influence until 79.99%.
vi
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT.Kalbe Farma, Tbk” dapat disusun. Tak lupa pula shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjunan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur ingin mengucapkan
Terimakasih kepada ibu Trustorini, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing, atas
ilmu, saran serta bimbingannya selama penyusunan skripsi ini dari awal sampai
akhir yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya.
Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, penulis telah mendapatkan
berbagai dukungan, doa, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer
Indonesia.
2. Prof. Dr. Umi Narimawati., Dra., SE., M.Si. selaku Penguji sekaligus Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Penguji, Dosen Wali sekaligus Ketua
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer
vii
6. Suami Tercinta Mohamad Fery Mustofa .ST atas semangat, dukungan dan
kasih sayangnya.
7. Anakku tercinta Ashif Barkhoya Mahmud, terimakasih karena telah rela
ditinggal setiap hari demi penyusunan skripsi ini.
8. Kakak-kakakku tercinta, terimakasih atas sumbangan dukungan serta
do’anya dari jauh.
9. Teman-teman kelas Mn-1 2005 dan 2007, yang sama-sama berjuang untuk
menyelesaikan skripsi ini.
10. Seluruh sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan
dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan ada manfaat yang
dapat diperoleh, baik untuk penulis sendiri khususnya dan untuk para pembaca
pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa apa yang dikemukakan dalam penulisan skripsi
ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mohon maaf atas segala kekurangannya, dan penulis mengharapkan masukan dari
para pembaca sekalian berupa kritik dan saran yang membangun, sehingga
membantu penulis untuk lebih menyempurnakan penyusunan skripsi ini dimasa
viii
Bandung, Juli 2011
Penulis
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Indonesia sebagai negara yang berkembang, sedang berusaha
mensejajarkan diri dengan negara maju lainnya, baik dalam bidang teknologi,
industri maupun bidang lain. Setiap perusahaan cenderung ingin tumbuh menjadi
lebih besar. Salah satunya ukuran pertumbuhan perusahaan adalah dalam
peningkatan penjualan.Oleh karena itu biasanya perusahaan menggunakan
beberapa kebijakan untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama perusahaan secara
umum adalah meningkatkan penjualan.
Untuk menghadapi semua hal diatas setiap perusahaan dituntut untuk
inovativ maupun melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan khusunya
dalam bidang perekonomian. Perusahaan harus jalan, tumbuh dan berkembang
dan dibangun oleh manajemen secara sistematis dengan berorientasi kepada
pertumbuhan melalui pemanfaatan seluruh potensi seluruh sumber
perusahaan.Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu
pengelolaan yang efektif dan efisien secara produktif terhadap semua kegiatan
yang ada didalam perusahaan serta ditunjang suatu tindakan pengendalian untuk
mencegah timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif yang mengakibatkan
terganggunya keseimbangan perusahaan. Fungsi keuangan merupakan salah satu
dan pendanaan. Bentuk investasi meliputi investasi persediaan, saham, aktiva
tetap dan lain sebagainya. Investasi dalam aktiva tetap merupakan investasi yang
banyak dilakukan oleh perusahaan. Begitupun sama pentingnya laba menjadi
bagian terpenting dari beberapa tujuan yang ditetapkan perusahaan. Agar tujuan
tersebut tepat sasaran, perusahaan harus mengukur perkembangan perusahaan
yang tercermin melalui laporan keuangannya, salah satu analisis adalah marjin
laba yang digunakan untuk mengukur komposisi laba dari setiap penjualan yang
dilakukan.
Pertumbuhan aktiva dapat dilihat pada laporan neraca perusahaan,
sedangkan laporan perolehan laba dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan,
dengan begitu maka tingkat pengembalian investasinya pun dapat dilihat dari
neraca. Dengan adanya laba usaha, maka suatu perusahaan akan dapat mengukur
keuntungan yang dicapai yang selalu dikaitkan dengan penjualan. Kekayan
perusahaan yang memeiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu
tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan
untuk dijual kembali.
PT Kalbe Farma, Tbk merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam
bidang farmasi dan produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam
perkembangan usahanya, PT Kalbe Farma, Tbk selalu berusaha meningkatkan
perolehan labanya. Peningkatan atas laba yang didapatnya tidaklah selalu stabil.
Berikut ini merupakan perkembangan aktiva tetap dan marjin laba yang
Tabel 1.1
Perkembangan Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi Pada PT Kalbe Farma,Tbk 2003-2010
Tahun Aktiva Tetap
2003 453,339,190,642 20.10 10.71
2004 494,503,759,379 22.18 11.73
2005 859,117,129,272 18.06 13.51
2006 1,024,371,537,180 17.64 14.63
2007 1,204,147,773,194 16.12 13.73
2008 1,327,345,591,354 14.51 12.37
2009 1,398,127,877,081 17.23 14.33
2010 1,605,266,031,098 17.51 18.29
Sumber:Neraca dan Laporan keuangan PT.kalbe Farma, Tbk yang telah diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat selama tahun 2007 dan 2008 terjadi
penurunan pada tingkat pengembalian investasi PT Kalbe Farma,Tbk. Padahal
pada periode tahun tersebut aktiva tetap yang dimilki perusahaan meningkat, hal
itu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba bersih. Adanya krisis global
bisa menjadi salah satu penyebab masalah itu terjadi pada perusahaan, dimana
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba menurun. Hal tersebut diperkuat
dengan terjadinya penurunan pada marjin laba selama periode tahun tersebut,
yang berarti perolehan laba perusahaan tidak sebanding dengan penjualan yang
Pada tahun 2010 margin laba yang diperoleh PT Kalbe Farma,Tbk
sebesar 17,51% atau meningkat sebesar 0,28% dari tahun 2009. Sementara tingkat
pengembalian investasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 mencapai
18,2% atau mengalami peningkatan sebesar 3,96% dari tahun 2009.
Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,Tbk terlihat
kontras jika dibandingkan dengan perkembangan margin laba, pada saat marjin
laba stabil justru tingkat pengembalian investasi pada perusahaan mengalami
peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep yang
mengatakan bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada
perubahan pada profit margin.
Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengembalian investasi pada
tahun 2010 adalah karena keberhasilan perusahaan menekan beban lain-lain,
seperti beban bunga dan beban selisih kurs. Pada tahun 2010 PT Kalbe Farma,Tbk
diuntungkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang stabil dan
cenderung menguat sehingga harga impor bahan baku, yang merupakan
komponen utama produksi obat berada dalam tingkat yang stabil. Pertumbuhan
tingkat pengembalian investasi perusahaan ditunjang pula oleh kondisi
perekonomian makro Indonesia yang sangat positif sepanjang tahun 2010.
Pada perusahaan yang sudah mapan seperti PT Kalbe Farma,Tbk,
efisiensi merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat
pengembalian investasi perusahaan. Dari data diatas maka penulis ingin meneliti
seberapa besar aktiva tetap dan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk
Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis didalam melakukan
penelitian ini ingin mengambil judul: “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin
Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010”
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang,
dapat dilihat pada tabel1.1 bahwa aktiva tetap perusahaan cenderung mengalami
kenaikan pada tiap tahunnya. Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada
PT Kalbe Farma,Tbk terlihat kontras jika dibandingkan dengan perkembangan
margin laba, pada saat margin laba stabil justru tingkat pengembalian investasi
pada perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai
dengan konsep yang mengatakan bahwa besarnya return on investment akan
berubah kalau ada perubahan pada profit margin.
1.2.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian diatas,
maka penulis membatasi masalahan yang akan diteliti sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk periode
2003-2010.
2. Bagaimana perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk periode
3. Bagaimana perkembangan pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,
Tbk periode 2003-2010.
4. Seberapa besar aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) terhadap
pengembalian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan pada PT
Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana gambaran umum dari kegiatan PT Kalbe Farma, Tbk.dalam
melaksanakan operasional perusahaannya, terutama yang berkaitan dengan aktiva
tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi.
1.3.2 Tujuan penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk
periode 2003-2010.
2. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk
periode 2003-2010.
3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT
4. Untuk mengetahui aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat
pengamblian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan PT Kalbe
Farma, Tbk periode 2003-2010.
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT Kalbe Farma,
Tbk, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi :
1.4.1 Kegunaan Praktis
Dengan menyediakan informasi yang bernilai dalam pengaruh aktiva tetap
dan marjin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada
PT. Kalbe Farma, Tbk.
1.4.2 Kegunaan Akademis
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Pengaruh
aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi pada
PT Kalbe Farma, Tbk melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis
peroleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori
2. Bagi Peneliti Lain
Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi maupun
bahan pertimbangan bagi mereka yang menjadikan penelitian lebih lanjut
khususnya mengenai aktiva tetap dan marjin laba serta dapat dijadikan
sebagai sumber pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.
3. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen
Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu
manajemen (secara teori) dengan keadaan yang terjadi dilapangan
(praktek) sehingga dengan adanya pembanding tersebut akan dapat lebih
memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia
usaha secara nyata serta dapat menguntungkan pihak lain
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada PT Kalbe
Farma, Tbk dengan pengambilan data melalui pojok YPKP, Bursa
YPKP, Bandung, melalui Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang
berisi data-data yang dibutuhkan oleh penulis. Adapun jadwal
Tabel 1.2
Tabel jadwal penelitian
N
o Keterangan
Bulan
Febuari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan
Judul
2 Pencarian Data
3 Pengolahan
Data
4 Penulisan
10
2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan
dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan
jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan
perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat
tahan lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam
perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi dana yang diinvestasikan,
dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan dari segi
pembuatannya antara lain jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang
rumit.
Definisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 : 591) mengemukakan
bahwa:
“Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan
untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”.
Menurut Haryono Jusuf (2001 : 153) menyatakan bahwa : “Aktiva tetap
adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak
dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.
Menurut S. Munawir (2007;17), pengertian aktiva tetap : “Aktiva Tetap
Menurut Hennie Van Greuning (2005;170), pengertian aktiva tetap
:“Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaaan kepada pihak lain
atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari
satu periode.”
Sedangkan menurut Soemarso S.R (2000 : 20) adalah sebagai berikut :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mana manfaatnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan perusahaan serta nilainya lebih besar”.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2)
mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut :
“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap :
1. Merupakan aktiva milik perusahaan yang berwujud dan mempunyai nilai
yang cukup material.
2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau melalui pembangunan pembuatan
lebih dahulu.
3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan lebih dari satu tahun.
4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap memiliki berbagai jenis, bentuk dan umur manfaat. Ada
aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya
terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva
tetap yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.
Menurut Zaki Baridwan (2002;278) mengemukakan jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :
1. Tanah
2. Bangunan
3. Mesin dan Alat-alat
4. Alat-alat Kerja
5. Pattern dan Dies/cetakan-cetakan 6. Perabot dan Alat-alat Kantor
7. Kendaraan
8. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable Container).
Menurut Wareen, Reeve and Fess yang diterjemahkan oleh Aris Farahmita, Amunugrahani dan Taufik Hendrawan (2005;204) jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :
1. Peralatan
2. Perabotan
3. Alat-alat
4. Mesin-mesin
5. Bangunan
Menurut S. Munawir (2007;17), Jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya
sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya.
2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.
3. Mesin.
4. Inventaris.
5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.
Menurut AI. Haryono Jusup (2001;155), Aktiva tetap biasanya
digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :
1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya
gedung-gedung perusahaan.
2. Perbaikan Tanah, seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.
3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan
gedung.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,
dan meubel.
2.1.2 Marjin Laba
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan keuntungan
atau laba. Laba terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba usaha. Laba usaha
dapat diketahui dengan cara mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya
dengan cara mengurangi laba usaha dengan pajak. Dengan adanya laba usaha
maka perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan
dengan penjualan atau yang dikenal dengan istilah Profit Margin.
Pengertian Profit Margin menurut Bambang Riyanto (2001:37):
"Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net
sales. "
Pengertian Profit Margin menurut S.Munawir (2007:89): “Profit
margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan
dihubungkan dengan penjualannya"
Pengertian marjin laba menurut Husein Umar (2005:216):
"Margin Laba Usaha mencerminkan kemampuan Manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan"
Pengertian Profit Margin menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:304): "Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi".
Dalam menghitung profit margin, maka perlu diperhatikan adalah bahwa
perhitungan tersebut didasarkan atas laba usaha dibagi dengan penjualan yang
dilakukan perusahaan. Adapun rumus Profit Margin menurut Husein Umar
(2005:216) adalah sebagai berikut:
Profit Margin =
Laba Usaha
Berdasarkan beberapa pengertian tentang marjin laba di atas maka dapat
disimpulkan bahwa marjin laba ialah rasio yang digunakan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam
hubungannya dengan penjualan.
Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin pada
setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha.
Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada
pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expense). Dengan
jumlah operating expense tertentu, profit margin dapat diperbesar dengan
menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil
operating expanse.
Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Marjin labayang tinggi
menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat
penjualan tertentu. Marjin laba yang rendah menandakan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat
penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar
marjin laba, yaitu:
Profit Margin =
Net Operating Income
X 100%
1) Dengan menambah biaya usaha ( operating expenses) sampai tingkat tertentu
diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan
kata lain, tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating
expenses. Perubahan besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan
harga per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau
disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat
harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah
dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti
memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :
a. Memperbesar volume sales perunit pada tingkat harga penjualan tertentu
atau,
b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit
tertentu.
2) Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan
adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan
kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya
pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu
berkurang,
tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih
sebanding maka akibatnya ialah bahwa marjin labanya makin besar.
2.1.3 Pengembalian Investasi
Pengembalian investasi atau Return On Investment merupakan salah satu
Investment ini membandingkan berapa banyak laba yang dihasilkan dari total
aktiva yang ada. Untuk lebih jelasnya lagi, dikemukakan pendapat beberapa ahli
mengenai pengertian Return On Investment (ROI). Pengertian Return On
Investment (ROI) menurut Munawir, mengatakan bahwa :
“Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”.
(2004;89)
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74) mengemukakan:
“Return On Investment (ROI) adalah rasio yang mengukur seberapa
banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki
perusahaan.”
Pengertian Return On Invesment menurut Agus Sartono (2001:123): "
Return On Investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan."
Dalam berinvestasi di suatu perusahaan, para investor biasanya mencari
perusahaan yang keadaannya sedang menguntungkan agar menjaga keamanan
dana yang diinvestasikan. Untuk melihatnya dapat digunakan alat ukur rasio
profitabilitas sehingga informasi yang dibutuhkan akan terlihat.
Rasio Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menggambarkan
dan memberikan peramalan berapa besar jumlah keuntungan yang sedang terjadi
di suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat Return On Investment (ROI) suatu
On Investment (ROI) menggambarkan keefisienan perusahaan mengelola investasi
perusahaan sehingga menghasilkan laba yang maksimal.
Analisis Return On Investment (ROI) dalam analisis laporan keuangan
merupakan analisis yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk
menilai efektivitas keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini
menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan
usahanya dengan investasi yang ditanamkan dalam total aktiva.
Pengertian Return On Investment (ROI) menurut Lukman Syamsudin
mengatakan bahwa :
“Return On Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. (2004;79)
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On
Investment (ROI) merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi aktiva
perusahaan.
Dalam menghitung tingkat return on investment, maka perlu diperhatikan
adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih sesudah pajak
dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik dengan diinvestasikan di dalam
maupun di luar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pengukuran ROI
adalah mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal
Rumus Return On Investment (ROI) :
Atau :
2.1.4 Hubungan antara Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi
2.1.4.1 Hubungan Aktiva Tetap dan Pengembalian Investasi
Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila
dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan
kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan
pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89)
sebagai berikut: “Investasi dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk penanaman
modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan
melalui operasinya”.
Return On Investment =
earning after tax
× 100%
Total Assets
2.1.4.2 Hubungan Marjin Laba dan Pengembalian Investasi
Berdasarkan teori-teori tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa profit
margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan,
sedangkan operating turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu.
Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating
assets turnover menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang dapat dihasilkan
oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu makin tingginya tingkat profit margin
atau operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan
mengakibatkan naiknya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan
tersebut.
Seperti yang dikemukakan S.Munawir (2007:89) bahwa: `Besarnya
Return On Investment akan berubah kalau ada perubahan Profit Margin atau Asset
Turn Over, baik masing-masing atau keduanya.
2.1.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tentang aktiva tetap,
Tabel 2.1
Hasil Peneliti Terdahulu
No Nama Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan
1 Fernando tetap terhadap return on investment.
Hasil penelitian ini
menjukkan bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sementara dari nilai koefisien korelasi
1. Penelitian Fernando Junior (2004)
Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui tingkat pengelolaan
pengaruh pengelolaan aktiva tetap ditinjau dari segi perputaran aktiva tetap
terhadap ROI selama periode 2001 sampai dengan 2002, maka dilakukan analisis
dengan menggunakan rasio perputaran aktiva tetap. Sedangkan untuk mengukur
seberapa besar pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap tingkat rentabilitas.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio perputaran
aktiva tetap terhadap return on investment (ROI).
2. Penelitian Handayani (2007)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis perputaran
investasi dan marjin laba dan pengaruhnya terhadap return on investment (ROI).
Diawali dengan adanya fenomena kinerja keuangan KPBS Pangalengan yang
meliputi rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas selama lima periode
perkembangannya fluktuatif, bahkan rata-rata pertumbuhan kinerja keuangannya
menurun dan lebih spesifik lagi dalam rasio rentabilitas, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
antara perputaran investasi terhadap ROI, secara parsial terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara marjin laba terhadap ROI, dan secara simultan
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi dan
marjin laba terhadap ROI.
3. Penelitian Widowati (2004)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva
terhadap return on investment. Tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva di
dalam koperasi untuk menghasilkan volume penjualan tertentu akan terlihat dari
aktiva maka semakin meningkat perolehan laba yang selanjutnya akan
mempengaruhi return on investment-nya. Dari penelitian yang telah dilakukan,
diperoleh hasil bahwa penurunan perputaran aktiva menyebabkan penurunan
return on investment. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan alat statistik
uji-t diketahui bahwa perputaran aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap return on investment. Sementara dari nilai koefisien korelasi diketahui
bahwa terdapat hubungan yang searah dan sangat kuat antara perputaran aktiva
dengan return on investment.
2.2 Kerangka Pemikiran
Untuk meningkatkan prestasi ekonomi, perusahaan akan dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal misalnya kondisi
sosial ekonomi negara, peraturan pemerintah, tingkat permintaan barang, adanya
produk pesaing, dan lain-lain. Faktor-faktor internal berpusat pada
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, misalnya investasi pada aktiva tetap.
Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila
dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan
kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan
sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan
pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89)
modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan
melalui operasinya”.
Seperti yang diungkapkan oleh R. Agus Sartono (2001 : 123) bahwa
:“ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva
yang dipergunakan”.
Perhitungan Return On Investement (ROI) dapat dilakukan berdasarkan
laba rugi bersih ataupun laba rugi operasi bersih dibandingkan dengan total aktiva
yang dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan.
Aktivitas penjualan, perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan
biaya-biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya
administrasi, dan umum). Tinggi rendahnya penggunaan biaya operasional ini
akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat keuntungan atau laba yang akan
diperoleh sebuah perusahaan. Selisih antara jumlah pendapatan yang diterima
perusahaan dari penjualan dengan biaya-biaya operasional akan menimbulkan
laba atau rugi. Jika terjadi selisih lebih maka akan menghasilkan laba sebaliknya
jika terjadi selisih kurang maka akan menghasilkan kerugian.
Kegiatan usaha, perusahaan dapat memperoleh laba sesuai dengan tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh laba. Dengan laba usaha tersebut maka
perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan
dengan penjualannya, dan hal ini disebut profit margin (Marjin Laba).
Menurut S. Munawir (2007:89) mengemukakan profit margin adalah
sebagai berikut: “Profit Margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang
mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan
dengan penjualannya”.
Marjin laba dipakai untuk menilai kemampuan manajemen perusahaan
untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam
menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan baku, tenaga
kerja langsung, dan lain-lain. Dari penjualan tersebut suatu perusahaan akan
memperoleh dan memiliki laba, baik laba usaha maupun laba bersih. Laba bersih
yang diukur dengan tingkat kekayaan perusahaan atau biasa disebut dengan
Return On Investment.
Untuk menigkatkan Return On Investment sebuah perusahaan, maka perusahaan
harus mampu memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan mempertahankan
perputaran aktiva.
2. Perusahaan harus meningkatkan perputaran aktiva dan mempertahankan
Profit Margin.
3. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan perputaran aktiva
secara bersamaan.
Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka
M.Manullang (2005:89)
S.Munawir(2007:89)
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Variabel X1
Aktiva Tetap Aktiva Tetap
M.Manullang(2005:89)
Variabel Y
Pengembalian Investasi (ROI)
Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)
Laba Bersih
Total Aktiva
Lukman syamsudin(2007:63) Variabel X2
Marjin Laba (Profit Margin)
Laba Usaha
Penjualan
Rumus:
Marjin laba: Laba Usaha x 100% Penjualan Neto
2.3 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan
penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan
membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan
bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis
sebagai berikut:
“Aktiva tetap dan Marjin laba (Profit Margin) berpengaruh secara parsial dan
29
3.1. Objek Penelitian
Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin
laba pada pengambalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk tahun 2003-2009
Dari judul di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Aktiva tetap sebagai variabel bebas (independent variable)
2. Marjin Laba sebagai variabel bebas (independent variable)
3. Tingkat pengembalian Investasi sebagai variabel terikat (dependent
variable)
3.2. Metode Penelitian
Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian
merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai
tujuan tertentu”.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif verivikatif dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu metode yang bukan saja
memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan
hubungan menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna
Pengertian Deksriptif menurut Umi Narimawati (2008:21) adalah:”Metode
yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan
berupa narasi, grafik maupun gambar”
Pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23):”Kauntitatif adalah data
yang berbentuk angka”
3.2.1. Desain Penelitian
Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar
(2000:54-55) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
penelitian.”
Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan
seperti teori sebagai berikut :
“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis
5. Metode penelitian
6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.
Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada
1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu
mengenai penurunan tingkat pengembalian investasi sehingga diperoleh judul
penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.
2. Menetapkan Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana kondisi aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode
2003-2010.
2. Bagaimana kondisi Marjin laba pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode
2003-2010.
3. Bagaimana Kondisi pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk
periode 2003-2010.
4. Seberapa besar pengaruh aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) secara
parsial dan simultan terhadap pengembalian investasi (ROI) pada PT. Kalbe
Farma, Tbk periode 2003-2010.
3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan
Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya
yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya
sementara (hipotesis).
4. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah aktiva tetap dan marjin laba berpengaruh
5. Metode Penelitian
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang
sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian
data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan
praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada
penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan
pendekatan kuantitatif.
6. Menyusun Instrumen Penelitian
Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen
penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada
penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia melalui
websitewww.idx.co.id dan PT .Kalbe Farma, Tbk melalui websitewww.kalbe.co.id.
Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan
masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
7. Kesimpulan
Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan,
yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi
mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan
keputusan.
8. Menyusun Laporan hasil penelitian.
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X1 = Aktiva tetap
X2 = Margin Laba (Profit Margin)
Y = Pegembalian Investasi (ROI)
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2008: 38) adalah “sesuatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nazir (2003: 126)
sebagai berikut “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan
kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tersebut.” (X1)
Aktiva Tetap
(X2)
Margin Laba
(Y)
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)
Sugiyono (2008:39) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat (dependen)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada
dua, pertama (X1) adalah aktiva tetap dan kedua (X2) adalah marjin laba.
2. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y)
Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2008:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas”.
Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini (Y) adalah tingkat
pengembalian investasi.
Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini semuanya bersumber dari data
sekunder. Data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:21) ialah, “ Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari pihak perusahaan, yang biasanya sudah tersedia
dalam bentuk laporan perusahaan”.
Dalam penelitian ini data sekunder berupa laporan keuangan yaitu Neraca dan
laporan rugi laba PT, Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah sebagai berikut, “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya ”.
Berdasarkan pengertian populasi diatas dan judul yang diambil, maka dalam
penelitian ini yang dijadikan populasi adalah keseluruhan data laporan keuangan
tahunan (annual report) PT.Kalbe Farma,Tbk khususnya yang menyangkut dengan
data yang berhubungan dengan aktiva tetap dan Profit Margin (Marjin Laba).
2. Sampel
“Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah
penelitian”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability
sampling design yaitu dengan menggunakan purposive sampling dimana tidak semua
unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sample penelitian. Purposive
sampling menggunakan keputusan ahli dalam memilih kasus-kasus atau memilih
kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran.
Menurut Umi Narimawati (2008:75):
“Nonprobability sampling design adalah penarikan sampel yang tidak dilakukan
dengan menggunakan hukum probabilitas. Artinya tidak semua unit populasi
memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian”
Berdasarkan pengertian sampel diatas, maka yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Kalbe Farma, Tbk tahun
2003-2010.
3.2.4. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari
laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Teknik
pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan dua cara,
1. Penelitian secara langsung(Field Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh
dengan cara dokumentasi.
Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan
dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi
terkait, umumnya tentang laporan keuangan PT, Kalbe Farma, Tbk. Pada tahun
2003-2010.
2. Studi pustaka(Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang
bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data
tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang
berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media
internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian
yang dilakukan.
3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis
Menganalisis data adalah upaya untuk menerangkan tentang pengolahan data
tersebut. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.
Pengertian analisis kualititatif menurut Menurut Sugiyono (2008:14),
“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”
Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka
(numeric) dan kesimpulan dibuat berdasarkan pengujian hipotesis. Dalam hal ini
penulis melakukan analisis pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap
pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma Tbk.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktiva tetap, Marjin Laba
(Profit Margin) dan Pengembalian investasi (Return On Investment).
Rumus Profit Margin:
Profit Margin = x 100%
Sumber:S. Munawir (2007:89)
Sedangkan rumus Return On Investment adalah sebagai berikut:
Sumber:Lukman Syamsudin (2004:79)
Return On Investment =
earning after tax
× 100%
1. Analaisis Regresi Berganda
Analisis rergresi linier berganda adalah merupakan model hubungan antara
variabel terikat (Y) dan bariabel bebas (X1) dan (X2). analisis regresi berganda ini
Menurut Sugiyono (2005: 210), adalah :
”analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.”
Sumber: Sugiyono (2002:250)
Keterangan:
Y = variabel tak bebas (Pengembalian Investasi)
a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat
variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)
X1 = variabel bebas X1 (Aktiva tetap)
X2 =variabel bebas X2 (Marjin Laba)
b1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.
b2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terhadap variabel terikat
Y, apabila variabel bebas X1 diangap konstan.
Koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dalam regresi linier berganda dengan dua
variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Sumber: Sugiyono (2009:279)
Jika b1dan b2positif, maka hal ini menunjukkan hubungan yang searah antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan
besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya
variabel terikat. Sedangkan jika nilai b1dan b2negatif berarti menunjukkan hubungan
yang berlawanan antara variabel bebas dengan variable terikat. Dengan kata lain
setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan
besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.
a. Analisis Korelasi (Pearson)
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)
linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.
Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2
∑X1y = a∑X1 + b1∑X1 2
+b2∑X1 X2 2
dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan
juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).
Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, variabel
X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:
(Sumber Sugiyono 2005:268)
Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis
korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
r x1 y – x2 y . r x1 x2
r x1 y =
–
n(∑X1Y) –(∑X1∑Y)
rx1y =
n(∑X2Y) –(∑X2∑Y)
rx1y =
n(∑X1X2) –(∑X1∑X2)
b. Koefisien korelasi parsial
Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap
konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
c. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi simultan antar X1dan X2 terhadap Y dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Besarnya koefisien korelasi adalah
a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.
b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.
Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua
Variable kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik
maka Y turun atau sebaliknya).
r
12y =
r x2 y – x1 y . r x1 x2
b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara
variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.
Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r
sebagai berikut:
d. Koefisiensi Determinasi
Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa
besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang
dinyatakan dalam persentase.
Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
b1&b2 = Koefisien regresi
Melalui koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi, tapi bukan taraf
hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau
keadaan sebenarnya dari kaitan aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian
investasi).
3.2.5.2 Uji Hipotesis
Umi Narimawati (2010:7) mengemukakan Hipotesis yaitu ”Asumsi atau
dugaan sementara yang harus di uji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.”
Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan
hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,
perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya
pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi. Hipotesis nol
(Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha)
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.
Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya
terhadap pengembalian investasi variabel dependen (Y), hipotesis yang diuji dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara
simultan terhadap pengembalian investasi maka pengujian dilakukan dengan
menggunakan uji statistik F dengan langkah – langkah sebagai berikut :
a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel aktiva tetap dan
marjin laba terhadap variabel terikat pengembalian investasi.
Ho :β1,2=0 Tidak terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara
simultan terhadap variabel terikat pengembalian investasi
Ha :β1,2 ≠0 Terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara simultan
terhadap variabel terikat pengembalian investasi
Menentukan nilai signifikansi ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k
; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan
penolakkan.
Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :
(Sumber: Sugiyono, 2005:267) R2/K
F =
Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
1. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%
2. Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel pada alpha 5%
2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).
Selanjutnya untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari aktiva tetap
dan margin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial, selanjutnya
pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
a) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas aktiva tetap terhadap variabel
terikat pengembalian investasi.Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho: β1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara
parsial terhadap pengembalian investasi.
Ha : β1≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara parsial
terhadap pengembalian investasi
b) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas marjin laba terhadap variabel
terikat pengembalian investasi. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
H0 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial
terhadap variabel terikat pengembalian investasi.
Ha: β2≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial
c) Menentukan tingkat signifikan.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 5% dan
derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah
penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan 5%
karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti
dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
d) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi
signifikan atau tidak dengan rumus :
dan
Dimana :
rxiy = Korelasi parsial variable Xi dengan Y
n = Jumlah sampel
t = thitung
e) Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah
dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :
1. Tolak Ho jika thitung > ttabel atau thitung < negatif ttabel pada alpha 5%
2. Tolak Ho jika negatif ttabel≤ thitung≤ ttabel pada alpha 5%.
3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
4. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika
thitung jatuh di daerah penolakan maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.
Jika thitung jatuh di daerah penerimaan maka Ha diterima, artinya koefisian regresi
tidak signifikan.
Tingkat signifikannsi yang digunakan yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika
hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan
bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini
menunjukan adanya (tidak) adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara
50
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan
Kalbe Farma didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh enam
bersaudara. Mulai beroperasi dari sebuah garasi di Jakarta Utara, Kalbe farma
yang saat itu dikomandoi oleh DR. Noenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto
serta didukung oleh keempat saudara lainnya bertumbuh sehingga pada akhirnya
memiliki pabrik di Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Daerah aktivitasnya
pun mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah
daerah-daerah lain di Indonesia. Secara bertahap, Kalbe membuka cabang-cabang
didaerah dan dalam 10 tahun sejak berdiri, Kalbe telah mencakup seluruh
Indonesia.
Dari sisi produk, Kalbe juga terus mengembangkan line produknya
sehingga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang cukup diperhitungkan di
Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang
dijual bebas (OTC/Over The Counter). Ditengah maraknya persaingan dengan
perusahaan sejenis lainnya, Kalbe melakukan terobosan dengan mendiferensiasi
diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang diluncurkan, Kalbe selalu
meluncurkan produk-produk yang inovatif dan relative memiliki diferensiasi
dibandingkan para kompetitor. Dari sisi pemasaran, pada saaitu Kalbe juga
melakukan terobosan dengan mempelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan
Terobosan lain yang memperlihatkan visi kuat Kalbe terhadap kualitas, sekaligus
untuk meraih kepercayaan asing, adalah mengembangkan kerjasama strategis
dengan beberapa perusahaan multinasional, khusunya dari Jepang.
Periode berikutnya, tahun 1976-1985, adlah era dimana perkembangan
fisik masih terus berlangsung dan dilanjutkan dengan diversifikasi usaha. Pada
tahun 1977, Kalbe sudah menjadi salah satu kekuatan utama pada kategori
obat-obatan ethical dan mampu bersaing engan perusahaan –perusahaan multinasional.
Langkah berikutnya adalah memperkuat diri dibidang OTC (Over The Counter).
Untuk itu, pada tahun 1977 didirikan PT. Dankos Laboratories, yang lebih
memfokuskan diri dibidang OTC. Pada tahun 1985, Kalbe mengakuisisi PT.
Bintang Toedjoe yamh juga kuat di OTC serta PT. Hexpharm Jaya yang sebagian
besar produknya merupakan pemegang lisensi dari jepang.
Selain diversifikasi dibidangnya, yaitu farmasi, Kalbe juga mulai
merambah bidang pengemasan dan makanan kesehatan. Sementara itu sesuai
dengan regulasi pemerintah, pada tahun 1981 bisnis distribusi Kalbe dialihkan
keoada PT. Enseval. Memasuki periode berikutnya tahun 1986 hingga Indonesia
mengalami krisis keuangan pada tahun 1997, Kalbe kembali ke bisnis inti (core
business). Meski pada awalnya masih agresif melakukan ekspansi dalam
diversifikasi, belakangan kalbe melakkan langkah-langkah konsolidasi dalam
rangka kembali ke bisnis inti. Sayangnya, langkah tersebut belum cukup cepat
sehingga kalbe juga sempat merasakan imbas krisis keuangan pada tahun 1997.
Manajemen Kalbe memutuskan untuk fokus pada bidang-bidang yang