• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aktiva Tetap Dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi Pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Aktiva Tetap Dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi Pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN to RETURN ON INVESTMENT (ROI) AT PT. KALBE FARMA, Ltd

PERIODE 2003-2010

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh Jenjang S1

Program Studi Manajemen

Disusun Oleh Yuni Hariyani

21205020

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

iv

ABSTRAK

Yuni Hariyani, “PENGARUH AKTIVA TETAP DAN MARGIN LABA TERHADAP PENGEMBALIAN INVESTASI PADA PT. KALBE FARMA Tbk”

Dibawah bimbingan Trustorini Handayani, SE., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui margin laba pada PT. Kalbe Farma Tbk, untuk mengetahui tingkat pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma Tbk dan bermaksud untuk mengetahui pengaruh aktiva tetap dan margin laba terhadap tingkat pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada PT. Kalbe Farma Tbk.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sedangkan data yang di gunakan adalah data sekunder yaitu laporan keuangan PT. Kalbe Farma, Tbk. terdiri dari data tahun 2003 sampai 2010. Metode analisis dilakukan dengan uji statistik, yaitu analisis regresi linear berganda, korelasi pearson dan koefisien determinasi dengan ban

tuan program SPSS 18. Pengujian hipotesis menggunakan uji t untuk menguji secara parsial dan uji F untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikan 5%.

Hasil penelitian menunjukan bahwa secara parsial, aktiva tetap berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Sedangakan margin laba tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi. Aktiva tetap memberikan pengaruh sebesar 77,1% sedangkan margin laba hanya memberikan pengaruh sebesar 47,6% terhadap tingkat pengembalian investasi.Adapun secara simultan, aktiva tetap dan margin laba berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian investasi dengan besar pengaruh 799,9%.

(3)

v ABSTRACT

Yuni Hariyani, THE INFLUENCE OF FIXED ASSETS AND PROFIT MARGIN TO INVESTMENT RETURN AT PT. KALBE FARMA TBK.

Under guidance of Trustorini Handayani, SE., M. Si

This study aims to determine the fixed assets, to know the profit margin, to know the rate of investment return and intends to investigate the influence of fixed assets and profit margin of the rate of investment return on partially and simultaneously at PT. Kalbe Farma, Tbk.

The methodology is descriptive and verification method, whereas the data used in this study is secondary data that is financial statements of PT. Kalbe Farma Tbk. consists from 2003 to 2010. Method of analysis was done by statistical tests, namely multiple linear regression analysis, Pearson correlation and determination coefficient using the SPSS 18 program. This hypothesis is using the T test as partially test and the F test as simultaneously test with 5% of significant level of 5%.

The results showed that partially the fixed assets have a significant effect on the rate of investment return, whereas profit margins did not significantly influence to the rate of investment return. Fixed assets give the effect of 77.1% and profit margins just only give effect 47.6% of investment return. Simultaneously, fixed assets and profit margins influence significantly to rate of investment return with a big influence until 79.99%.

(4)

vi

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT.Kalbe Farma, Tbk” dapat disusun. Tak lupa pula shalawat serta salam kita limpahkan kepada junjunan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW.

Pada kesempatan ini, dengan rasa syukur ingin mengucapkan

Terimakasih kepada ibu Trustorini, SE., M.Si, selaku dosen pembimbing, atas

ilmu, saran serta bimbingannya selama penyusunan skripsi ini dari awal sampai

akhir yang telah memberikan ilmu dan nasihatnya.

Dalam penyusunan Usulan Penelitian ini, penulis telah mendapatkan

berbagai dukungan, doa, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati., Dra., SE., M.Si. selaku Penguji sekaligus Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Linna Ismawati, SE., M.Si, selaku Penguji, Dosen Wali sekaligus Ketua

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer

(5)

vii

6. Suami Tercinta Mohamad Fery Mustofa .ST atas semangat, dukungan dan

kasih sayangnya.

7. Anakku tercinta Ashif Barkhoya Mahmud, terimakasih karena telah rela

ditinggal setiap hari demi penyusunan skripsi ini.

8. Kakak-kakakku tercinta, terimakasih atas sumbangan dukungan serta

do’anya dari jauh.

9. Teman-teman kelas Mn-1 2005 dan 2007, yang sama-sama berjuang untuk

menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberi bantuan

dan dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Dengan penyusunan skripsi ini penulis mengharapkan ada manfaat yang

dapat diperoleh, baik untuk penulis sendiri khususnya dan untuk para pembaca

pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa apa yang dikemukakan dalam penulisan skripsi

ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis

mohon maaf atas segala kekurangannya, dan penulis mengharapkan masukan dari

para pembaca sekalian berupa kritik dan saran yang membangun, sehingga

membantu penulis untuk lebih menyempurnakan penyusunan skripsi ini dimasa

(6)

viii

Bandung, Juli 2011

Penulis

(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Indonesia sebagai negara yang berkembang, sedang berusaha

mensejajarkan diri dengan negara maju lainnya, baik dalam bidang teknologi,

industri maupun bidang lain. Setiap perusahaan cenderung ingin tumbuh menjadi

lebih besar. Salah satunya ukuran pertumbuhan perusahaan adalah dalam

peningkatan penjualan.Oleh karena itu biasanya perusahaan menggunakan

beberapa kebijakan untuk mencapai tujuannya. Tujuan utama perusahaan secara

umum adalah meningkatkan penjualan.

Untuk menghadapi semua hal diatas setiap perusahaan dituntut untuk

inovativ maupun melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan khusunya

dalam bidang perekonomian. Perusahaan harus jalan, tumbuh dan berkembang

dan dibangun oleh manajemen secara sistematis dengan berorientasi kepada

pertumbuhan melalui pemanfaatan seluruh potensi seluruh sumber

perusahaan.Untuk mewujudkan semua tuntutan tersebut diperlukan suatu

pengelolaan yang efektif dan efisien secara produktif terhadap semua kegiatan

yang ada didalam perusahaan serta ditunjang suatu tindakan pengendalian untuk

mencegah timbulnya penyimpangan yang bersifat negatif yang mengakibatkan

terganggunya keseimbangan perusahaan. Fungsi keuangan merupakan salah satu

(8)

dan pendanaan. Bentuk investasi meliputi investasi persediaan, saham, aktiva

tetap dan lain sebagainya. Investasi dalam aktiva tetap merupakan investasi yang

banyak dilakukan oleh perusahaan. Begitupun sama pentingnya laba menjadi

bagian terpenting dari beberapa tujuan yang ditetapkan perusahaan. Agar tujuan

tersebut tepat sasaran, perusahaan harus mengukur perkembangan perusahaan

yang tercermin melalui laporan keuangannya, salah satu analisis adalah marjin

laba yang digunakan untuk mengukur komposisi laba dari setiap penjualan yang

dilakukan.

Pertumbuhan aktiva dapat dilihat pada laporan neraca perusahaan,

sedangkan laporan perolehan laba dapat dilihat pada laporan laba rugi perusahaan,

dengan begitu maka tingkat pengembalian investasinya pun dapat dilihat dari

neraca. Dengan adanya laba usaha, maka suatu perusahaan akan dapat mengukur

keuntungan yang dicapai yang selalu dikaitkan dengan penjualan. Kekayan

perusahaan yang memeiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu

tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan

untuk dijual kembali.

PT Kalbe Farma, Tbk merupakan perusahaan besar yang bergerak dalam

bidang farmasi dan produk-produk yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam

perkembangan usahanya, PT Kalbe Farma, Tbk selalu berusaha meningkatkan

perolehan labanya. Peningkatan atas laba yang didapatnya tidaklah selalu stabil.

Berikut ini merupakan perkembangan aktiva tetap dan marjin laba yang

(9)

Tabel 1.1

Perkembangan Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi Pada PT Kalbe Farma,Tbk 2003-2010

Tahun Aktiva Tetap

2003 453,339,190,642 20.10 10.71

2004 494,503,759,379 22.18 11.73

2005 859,117,129,272 18.06 13.51

2006 1,024,371,537,180 17.64 14.63

2007 1,204,147,773,194 16.12 13.73

2008 1,327,345,591,354 14.51 12.37

2009 1,398,127,877,081 17.23 14.33

2010 1,605,266,031,098 17.51 18.29

Sumber:Neraca dan Laporan keuangan PT.kalbe Farma, Tbk yang telah diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat selama tahun 2007 dan 2008 terjadi

penurunan pada tingkat pengembalian investasi PT Kalbe Farma,Tbk. Padahal

pada periode tahun tersebut aktiva tetap yang dimilki perusahaan meningkat, hal

itu dapat menjelaskan bahwa perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya secara maksimal untuk memperoleh laba bersih. Adanya krisis global

bisa menjadi salah satu penyebab masalah itu terjadi pada perusahaan, dimana

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba menurun. Hal tersebut diperkuat

dengan terjadinya penurunan pada marjin laba selama periode tahun tersebut,

yang berarti perolehan laba perusahaan tidak sebanding dengan penjualan yang

(10)

Pada tahun 2010 margin laba yang diperoleh PT Kalbe Farma,Tbk

sebesar 17,51% atau meningkat sebesar 0,28% dari tahun 2009. Sementara tingkat

pengembalian investasi yang diperoleh perusahaan pada tahun 2010 mencapai

18,2% atau mengalami peningkatan sebesar 3,96% dari tahun 2009.

Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,Tbk terlihat

kontras jika dibandingkan dengan perkembangan margin laba, pada saat marjin

laba stabil justru tingkat pengembalian investasi pada perusahaan mengalami

peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai dengan konsep yang

mengatakan bahwa besarnya return on investment akan berubah kalau ada

perubahan pada profit margin.

Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat pengembalian investasi pada

tahun 2010 adalah karena keberhasilan perusahaan menekan beban lain-lain,

seperti beban bunga dan beban selisih kurs. Pada tahun 2010 PT Kalbe Farma,Tbk

diuntungkan oleh nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS yang stabil dan

cenderung menguat sehingga harga impor bahan baku, yang merupakan

komponen utama produksi obat berada dalam tingkat yang stabil. Pertumbuhan

tingkat pengembalian investasi perusahaan ditunjang pula oleh kondisi

perekonomian makro Indonesia yang sangat positif sepanjang tahun 2010.

Pada perusahaan yang sudah mapan seperti PT Kalbe Farma,Tbk,

efisiensi merupakan cara yang paling efektif dalam meningkatkan tingkat

pengembalian investasi perusahaan. Dari data diatas maka penulis ingin meneliti

seberapa besar aktiva tetap dan penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan untuk

(11)

Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis didalam melakukan

penelitian ini ingin mengambil judul: “Pengaruh Aktiva Tetap dan Marjin

Laba Terhadap Pengembalian Investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk Periode 2003-2010

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi masalah

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang,

dapat dilihat pada tabel1.1 bahwa aktiva tetap perusahaan cenderung mengalami

kenaikan pada tiap tahunnya. Perkembangan tingkat pengembalian investasi pada

PT Kalbe Farma,Tbk terlihat kontras jika dibandingkan dengan perkembangan

margin laba, pada saat margin laba stabil justru tingkat pengembalian investasi

pada perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar. Hal ini tidak sesuai

dengan konsep yang mengatakan bahwa besarnya return on investment akan

berubah kalau ada perubahan pada profit margin.

1.2.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian diatas,

maka penulis membatasi masalahan yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk periode

2003-2010.

2. Bagaimana perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk periode

(12)

3. Bagaimana perkembangan pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma,

Tbk periode 2003-2010.

4. Seberapa besar aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) terhadap

pengembalian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan pada PT

Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud penelitian

Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana gambaran umum dari kegiatan PT Kalbe Farma, Tbk.dalam

melaksanakan operasional perusahaannya, terutama yang berkaitan dengan aktiva

tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi.

1.3.2 Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perkembangan aktiva tetap pada PT Kalbe Farma, Tbk

periode 2003-2010.

2. Untuk mengetahui perkembangan marjin laba pada PT Kalbe Farma, Tbk

periode 2003-2010.

3. Untuk mengetahui perkembangan tingkat pengembalian investasi pada PT

(13)

4. Untuk mengetahui aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat

pengamblian investasi berpengaruh secara parsial dan simultan PT Kalbe

Farma, Tbk periode 2003-2010.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT Kalbe Farma,

Tbk, diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi :

1.4.1 Kegunaan Praktis

Dengan menyediakan informasi yang bernilai dalam pengaruh aktiva tetap

dan marjin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial dan simultan pada

PT. Kalbe Farma, Tbk.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai Pengaruh

aktiva tetap dan marjin laba terhadap tingkat pengembalian investasi pada

PT Kalbe Farma, Tbk melalui penerapan ilmu dan teori yang penulis

peroleh dibangku perkuliahan dan mengaplikasikannya kedalam teori

(14)

2. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan referensi maupun

bahan pertimbangan bagi mereka yang menjadikan penelitian lebih lanjut

khususnya mengenai aktiva tetap dan marjin laba serta dapat dijadikan

sebagai sumber pembanding dalam penelitian dengan tema yang sama.

3. Bagi Pengembangan Ilmu Manajemen

Diharapkan dapat dijadikan sebagai pembanding antara ilmu-ilmu

manajemen (secara teori) dengan keadaan yang terjadi dilapangan

(praktek) sehingga dengan adanya pembanding tersebut akan dapat lebih

memajukan ilmu manajemen yang sudah ada untuk diterapkan pada dunia

usaha secara nyata serta dapat menguntungkan pihak lain

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis dilakukan pada PT Kalbe

Farma, Tbk dengan pengambilan data melalui pojok YPKP, Bursa

YPKP, Bandung, melalui Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) yang

berisi data-data yang dibutuhkan oleh penulis. Adapun jadwal

(15)

Tabel 1.2

Tabel jadwal penelitian

N

o Keterangan

Bulan

Febuari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan

Judul

2 Pencarian Data

3 Pengolahan

Data

4 Penulisan

(16)

10

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Aktiva Tetap

Aktiva tetap merupakan aktiva yang dimiliki perusahaan dan digunakan

dalam operasi yang bersifat permanen (aktiva tersebut mempunyai umur kegunaan

jangka panjang atau tidak akan habis dipakai dalam satu periode kegiatan

perusahaan). Hampir seluruh perusahaan menggunakan harta-harta yang bersifat

tahan lama dalam operasinya. Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam

perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya, dari segi dana yang diinvestasikan,

dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak orang, dan dari segi

pembuatannya antara lain jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya yang

rumit.

Definisi aktiva tetap menurut Mulyadi (2001 : 591) mengemukakan

bahwa:

“Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud,

mempunyai manfaat ekonomi lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan

untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan untuk dijual kembali”.

Menurut Haryono Jusuf (2001 : 153) menyatakan bahwa : “Aktiva tetap

adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak

dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan”.

Menurut S. Munawir (2007;17), pengertian aktiva tetap : “Aktiva Tetap

(17)

Menurut Hennie Van Greuning (2005;170), pengertian aktiva tetap

:“Aktiva Tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam

produksi atau penyediaan barang atau jasa, seperti penyewaaan kepada pihak lain

atau untuk tujuan administrasi dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari

satu periode.”

Sedangkan menurut Soemarso S.R (2000 : 20) adalah sebagai berikut :

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang mana manfaatnya lebih dari satu tahun,

digunakan dalam kegiatan perusahaan serta nilainya lebih besar”.

Sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004 : 16.2)

mendefinisikan aktiva tetap sebagai berikut :

“Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari satu tahun”.

Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aktiva tetap :

1. Merupakan aktiva milik perusahaan yang berwujud dan mempunyai nilai

yang cukup material.

2. Diperoleh dalam bentuk siap pakai atau melalui pembangunan pembuatan

lebih dahulu.

3. Mempunyai masa manfaat bagi perusahaan lebih dari satu tahun.

4. Dibeli atau dibuat tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

(18)

Aktiva tetap memiliki berbagai jenis, bentuk dan umur manfaat. Ada

aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas serta ada aktiva tetap yang umurnya

terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas seperti kendaraan, sedangkan aktiva

tetap yang umurnya tidak terbatas adalah tanah.

Menurut Zaki Baridwan (2002;278) mengemukakan jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :

1. Tanah

2. Bangunan

3. Mesin dan Alat-alat

4. Alat-alat Kerja

5. Pattern dan Dies/cetakan-cetakan 6. Perabot dan Alat-alat Kantor

7. Kendaraan

8. Tempat barang yang dapat dikembalikan (Returnable Container).

Menurut Wareen, Reeve and Fess yang diterjemahkan oleh Aris Farahmita, Amunugrahani dan Taufik Hendrawan (2005;204) jenis-jenis aktiva tetap terdiri dari :

1. Peralatan

2. Perabotan

3. Alat-alat

4. Mesin-mesin

5. Bangunan

(19)

Menurut S. Munawir (2007;17), Jenis-jenis aktiva tetap adalah sebagai berikut :

1. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya

sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya.

2. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.

3. Mesin.

4. Inventaris.

5. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.

Menurut AI. Haryono Jusup (2001;155), Aktiva tetap biasanya

digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu :

1. Tanah, seperti tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya

gedung-gedung perusahaan.

2. Perbaikan Tanah, seperti jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang

dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air bawah tanah.

3. Gedung, seperti gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, dan

gedung.

4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,

dan meubel.

2.1.2 Marjin Laba

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat meningkatkan keuntungan

atau laba. Laba terbagi menjadi dua yaitu laba bersih dan laba usaha. Laba usaha

dapat diketahui dengan cara mengurangi total penjualan dengan biaya-biaya

(20)

dengan cara mengurangi laba usaha dengan pajak. Dengan adanya laba usaha

maka perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan

dengan penjualan atau yang dikenal dengan istilah Profit Margin.

Pengertian Profit Margin menurut Bambang Riyanto (2001:37):

"Profit margin yaitu perbandingan antara net operating income dengan net

sales. "

Pengertian Profit Margin menurut S.Munawir (2007:89): “Profit

margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan

dihubungkan dengan penjualannya"

Pengertian marjin laba menurut Husein Umar (2005:216):

"Margin Laba Usaha mencerminkan kemampuan Manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi/usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan"

Pengertian Profit Margin menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:304): "Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi".

Dalam menghitung profit margin, maka perlu diperhatikan adalah bahwa

perhitungan tersebut didasarkan atas laba usaha dibagi dengan penjualan yang

dilakukan perusahaan. Adapun rumus Profit Margin menurut Husein Umar

(2005:216) adalah sebagai berikut:

Profit Margin =

Laba Usaha

(21)

Berdasarkan beberapa pengertian tentang marjin laba di atas maka dapat

disimpulkan bahwa marjin laba ialah rasio yang digunakan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam

hubungannya dengan penjualan.

Menurut Bambang Riyanto (2001:39) Besar kecilnya profit margin pada

setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha.

Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada

pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expense). Dengan

jumlah operating expense tertentu, profit margin dapat diperbesar dengan

menekan atau memperkecil sales, atau dengan menekan atau memperkecil

operating expanse.

Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan

menekan biaya-biaya diperusahaan pada periode tertentu. Marjin labayang tinggi

menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat

penjualan tertentu. Marjin laba yang rendah menandakan penjualan yang terlalu

rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat

penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.

Dengan demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperbesar

marjin laba, yaitu:

Profit Margin =

Net Operating Income

X 100%

(22)

1) Dengan menambah biaya usaha ( operating expenses) sampai tingkat tertentu

diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya, atau dengan

kata lain, tambahan sales harus lebih besar daripada tambahan operating

expenses. Perubahan besarnya sales dapat dapat disebabkan karena perubahan

harga per unit apabila volume sales dalam unit sudah tertentu (tetap), atau

disebabkan karena bertambahnya luas penjualan dalam unit kalau tingkat

harga penjualan per unit produk sudah tertentu. Dengan demikian dapatlah

dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat sales di sini dapat berarti

memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :

a. Memperbesar volume sales perunit pada tingkat harga penjualan tertentu

atau,

b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit

tertentu.

2) Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu diusahakan

adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-besarnya, atau dengan

kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih besar daripada berkurangnya

pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode tertentu

berkurang,

tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya operating expenses yang lebih

sebanding maka akibatnya ialah bahwa marjin labanya makin besar.

2.1.3 Pengembalian Investasi

Pengembalian investasi atau Return On Investment merupakan salah satu

(23)

Investment ini membandingkan berapa banyak laba yang dihasilkan dari total

aktiva yang ada. Untuk lebih jelasnya lagi, dikemukakan pendapat beberapa ahli

mengenai pengertian Return On Investment (ROI). Pengertian Return On

Investment (ROI) menurut Munawir, mengatakan bahwa :

Return On Investment (ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan”.

(2004;89)

Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:74) mengemukakan:

Return On Investment (ROI) adalah rasio yang mengukur seberapa

banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki

perusahaan.”

Pengertian Return On Invesment menurut Agus Sartono (2001:123): "

Return On Investment atau return on assets menunjukan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan."

Dalam berinvestasi di suatu perusahaan, para investor biasanya mencari

perusahaan yang keadaannya sedang menguntungkan agar menjaga keamanan

dana yang diinvestasikan. Untuk melihatnya dapat digunakan alat ukur rasio

profitabilitas sehingga informasi yang dibutuhkan akan terlihat.

Rasio Return On Investment (ROI) merupakan rasio yang menggambarkan

dan memberikan peramalan berapa besar jumlah keuntungan yang sedang terjadi

di suatu perusahaan. Semakin tinggi tingkat Return On Investment (ROI) suatu

(24)

On Investment (ROI) menggambarkan keefisienan perusahaan mengelola investasi

perusahaan sehingga menghasilkan laba yang maksimal.

Analisis Return On Investment (ROI) dalam analisis laporan keuangan

merupakan analisis yang menyeluruh (komprehensif) dan lazim digunakan untuk

menilai efektivitas keseluruhan investasi perusahaan. Analisis rasio ini

menghubungkan antara keuntungan yang diperoleh perusahaan melalui kegiatan

usahanya dengan investasi yang ditanamkan dalam total aktiva.

Pengertian Return On Investment (ROI) menurut Lukman Syamsudin

mengatakan bahwa :

Return On Investment (ROI) atau yang sering juga disebut dengan return on assets adalah merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. (2004;79)

Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Return On

Investment (ROI) merupakan salah satu bagian dari rasio profitabilitas yang

digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi aktiva

perusahaan.

Dalam menghitung tingkat return on investment, maka perlu diperhatikan

adalah bahwa perhitungan tersebut didasarkan atas laba bersih sesudah pajak

dibagi dengan total aktiva perusahaan, baik dengan diinvestasikan di dalam

maupun di luar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pengukuran ROI

adalah mengetahui tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari seluruh modal

(25)

Rumus Return On Investment (ROI) :

Atau :

2.1.4 Hubungan antara Aktiva Tetap, Marjin Laba dan Pengembalian Investasi

2.1.4.1 Hubungan Aktiva Tetap dan Pengembalian Investasi

Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila

dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan

kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan

sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan

pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89)

sebagai berikut: “Investasi dalam aktiva tetap adalah suatu bentuk penanaman

modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan

melalui operasinya”.

Return On Investment =

earning after tax

× 100%

Total Assets

(26)

2.1.4.2 Hubungan Marjin Laba dan Pengembalian Investasi

Berdasarkan teori-teori tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa profit

margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan,

sedangkan operating turnover dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi

perusahaan dengan melihat kepada kecepatan perputaran aktiva yang digunakan

untuk kegiatan operasional dalam suatu periode tertentu.

Hasil akhir dari percampuran kedua efisiensi profit margin dan operating

assets turnover menentukan tinggi rendahnya keuntungan yang dapat dihasilkan

oleh perusahaan tersebut. Oleh karena itu makin tingginya tingkat profit margin

atau operating assets turnover masing-masing atau keduanya akan

mengakibatkan naiknya keuntungan yang dapat dihasilkan oleh perusahaan

tersebut.

Seperti yang dikemukakan S.Munawir (2007:89) bahwa: `Besarnya

Return On Investment akan berubah kalau ada perubahan Profit Margin atau Asset

Turn Over, baik masing-masing atau keduanya.

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat tentang aktiva tetap,

(27)

Tabel 2.1

Hasil Peneliti Terdahulu

No Nama Judul Kesimpulan Perbedaan Persamaan

1 Fernando tetap terhadap return on investment.

Hasil penelitian ini

menjukkan bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sementara dari nilai koefisien korelasi

1. Penelitian Fernando Junior (2004)

Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui tingkat pengelolaan

(28)

pengaruh pengelolaan aktiva tetap ditinjau dari segi perputaran aktiva tetap

terhadap ROI selama periode 2001 sampai dengan 2002, maka dilakukan analisis

dengan menggunakan rasio perputaran aktiva tetap. Sedangkan untuk mengukur

seberapa besar pengaruh pengelolaan aktiva tetap terhadap tingkat rentabilitas.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara rasio perputaran

aktiva tetap terhadap return on investment (ROI).

2. Penelitian Handayani (2007)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis perputaran

investasi dan marjin laba dan pengaruhnya terhadap return on investment (ROI).

Diawali dengan adanya fenomena kinerja keuangan KPBS Pangalengan yang

meliputi rasio Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas selama lima periode

perkembangannya fluktuatif, bahkan rata-rata pertumbuhan kinerja keuangannya

menurun dan lebih spesifik lagi dalam rasio rentabilitas, Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara perputaran investasi terhadap ROI, secara parsial terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara marjin laba terhadap ROI, dan secara simultan

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perputaran investasi dan

marjin laba terhadap ROI.

3. Penelitian Widowati (2004)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran aktiva

terhadap return on investment. Tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva di

dalam koperasi untuk menghasilkan volume penjualan tertentu akan terlihat dari

(29)

aktiva maka semakin meningkat perolehan laba yang selanjutnya akan

mempengaruhi return on investment-nya. Dari penelitian yang telah dilakukan,

diperoleh hasil bahwa penurunan perputaran aktiva menyebabkan penurunan

return on investment. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan alat statistik

uji-t diketahui bahwa perputaran aktiva mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap return on investment. Sementara dari nilai koefisien korelasi diketahui

bahwa terdapat hubungan yang searah dan sangat kuat antara perputaran aktiva

dengan return on investment.

2.2 Kerangka Pemikiran

Untuk meningkatkan prestasi ekonomi, perusahaan akan dipengaruhi oleh

faktor-faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor eksternal misalnya kondisi

sosial ekonomi negara, peraturan pemerintah, tingkat permintaan barang, adanya

produk pesaing, dan lain-lain. Faktor-faktor internal berpusat pada

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, misalnya investasi pada aktiva tetap.

Adanya penambahan aktiva tetap yang lebih ekonomis dan efisien bila

dibandingkan dengan aktiva yang lama, selain dapat meningkatkan hasil dan

kualitas produksi, juga dapat mengurangi biaya produksi yang harus dikeluarkan

sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan, laba yang diperoleh merupakan

pengembalian dari investasi yang dilakukan perusahaan.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh M. Manullang (2005;89)

(30)

modal dengan harapan perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan

melalui operasinya”.

Seperti yang diungkapkan oleh R. Agus Sartono (2001 : 123) bahwa

:“ROI menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva

yang dipergunakan”.

Perhitungan Return On Investement (ROI) dapat dilakukan berdasarkan

laba rugi bersih ataupun laba rugi operasi bersih dibandingkan dengan total aktiva

yang dipakai dalam kegiatan operasi perusahaan.

Aktivitas penjualan, perusahaan tidak dapat terlepas dari penggunaan

biaya-biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya pemasaran, biaya

administrasi, dan umum). Tinggi rendahnya penggunaan biaya operasional ini

akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat keuntungan atau laba yang akan

diperoleh sebuah perusahaan. Selisih antara jumlah pendapatan yang diterima

perusahaan dari penjualan dengan biaya-biaya operasional akan menimbulkan

laba atau rugi. Jika terjadi selisih lebih maka akan menghasilkan laba sebaliknya

jika terjadi selisih kurang maka akan menghasilkan kerugian.

Kegiatan usaha, perusahaan dapat memperoleh laba sesuai dengan tujuan

utamanya yaitu untuk memperoleh laba. Dengan laba usaha tersebut maka

perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dicapai dihubungkan

dengan penjualannya, dan hal ini disebut profit margin (Marjin Laba).

Menurut S. Munawir (2007:89) mengemukakan profit margin adalah

sebagai berikut: “Profit Margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang

(31)

mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan

dengan penjualannya”.

Marjin laba dipakai untuk menilai kemampuan manajemen perusahaan

untuk mengontrol berbagai pengeluaran yang langsung digunakan dalam

menghasilkan penjualan yaitu pengeluaran untuk pembelian bahan baku, tenaga

kerja langsung, dan lain-lain. Dari penjualan tersebut suatu perusahaan akan

memperoleh dan memiliki laba, baik laba usaha maupun laba bersih. Laba bersih

yang diukur dengan tingkat kekayaan perusahaan atau biasa disebut dengan

Return On Investment.

Untuk menigkatkan Return On Investment sebuah perusahaan, maka perusahaan

harus mampu memperhatikan hal-hal berikut:

1. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan mempertahankan

perputaran aktiva.

2. Perusahaan harus meningkatkan perputaran aktiva dan mempertahankan

Profit Margin.

3. Perusahaan harus meningkatkan Profit Margin dan perputaran aktiva

secara bersamaan.

Berdasarkan pemikiran yang ada, maka dapat dibuat skema kerangka

(32)
(33)

M.Manullang (2005:89)

S.Munawir(2007:89)

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian

Variabel X1

Aktiva Tetap  Aktiva Tetap

M.Manullang(2005:89)

Variabel Y

Pengembalian Investasi (ROI)

Tingkat Pengembalian Investasi (ROI)

 Laba Bersih

 Total Aktiva

Lukman syamsudin(2007:63) Variabel X2

Marjin Laba (Profit Margin)

 Laba Usaha

 Penjualan

Rumus:

Marjin laba: Laba Usaha x 100% Penjualan Neto

(34)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008:63) Hipotesis adalah kesimpulan

penelitian yang belum sempurna sehingga perlu disempurnakan dengan

membuktikan kebenaran hipotesis itu melalui penelitian. Hipotesis menyatakan

bahwa terdapat kaitan penting antara variabel independen dan variabel dependen.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

“Aktiva tetap dan Marjin laba (Profit Margin) berpengaruh secara parsial dan

(35)

29

3.1. Objek Penelitian

Yang menjadi objek Pada penulisan skripsi ini, adalah aktiva tetap dan marjin

laba pada pengambalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk tahun 2003-2009

Dari judul di atas, maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Aktiva tetap sebagai variabel bebas (independent variable)

2. Marjin Laba sebagai variabel bebas (independent variable)

3. Tingkat pengembalian Investasi sebagai variabel terikat (dependent

variable)

3.2. Metode Penelitian

Umi Narimawati (2008:127), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian

merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai

tujuan tertentu”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif verivikatif dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu metode yang bukan saja

memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan

hubungan menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna

(36)

Pengertian Deksriptif menurut Umi Narimawati (2008:21) adalah:”Metode

yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui mengungkapkan

berupa narasi, grafik maupun gambar”

Pengertian kuantitatif menurut Sugiyono (2008:23):”Kauntitatif adalah data

yang berbentuk angka”

3.2.1. Desain Penelitian

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar

(2000:54-55) adalah “Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang

dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

penelitian.”

Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan

seperti teori sebagai berikut :

“Proses penelitian meliputi: 1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada

(37)

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu

mengenai penurunan tingkat pengembalian investasi sehingga diperoleh judul

penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.

2. Menetapkan Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kondisi aktiva tetap pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode

2003-2010.

2. Bagaimana kondisi Marjin laba pada PT. Kalbe Farma, Tbk periode

2003-2010.

3. Bagaimana Kondisi pengembalian investasi pada PT. Kalbe Farma, Tbk

periode 2003-2010.

4. Seberapa besar pengaruh aktiva tetap dan marjin laba (Profit Margin) secara

parsial dan simultan terhadap pengembalian investasi (ROI) pada PT. Kalbe

Farma, Tbk periode 2003-2010.

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya

yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya

sementara (hipotesis).

4. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah aktiva tetap dan marjin laba berpengaruh

(38)

5. Metode Penelitian

Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat memilih metode penelitian yang

sesuai, pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian

data yang diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan

praktis adalah, tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lain. Pada

penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah deskriftif dengan

pendekatan kuantitatif.

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen

penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada

penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia melalui

websitewww.idx.co.id dan PT .Kalbe Farma, Tbk melalui websitewww.kalbe.co.id.

Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan

masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan,

yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi

mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan

keputusan.

8. Menyusun Laporan hasil penelitian.

(39)

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:

X1 = Aktiva tetap

X2 = Margin Laba (Profit Margin)

Y = Pegembalian Investasi (ROI)

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2008: 38) adalah “sesuatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Sedangkan definisi operasionalisasi variabel menurut Nazir (2003: 126)

sebagai berikut “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan

kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur

konstrak atau variabel tersebut.” (X1)

Aktiva Tetap

(X2)

Margin Laba

(Y)

(40)

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

1. Variabel Bebas / Independent (variabel X1)

Sugiyono (2008:39) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini ada

dua, pertama (X1) adalah aktiva tetap dan kedua (X2) adalah marjin laba.

2. Variabel Terikat / Dependent (Variabel Y)

Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2008:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”.

Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini (Y) adalah tingkat

pengembalian investasi.

Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penelitian ini dapat

(41)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran Skala

(42)

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini semuanya bersumber dari data

sekunder. Data sekunder menurut Umi Narimawati (2008:21) ialah, “ Data sekunder

adalah data yang diperoleh dari pihak perusahaan, yang biasanya sudah tersedia

dalam bentuk laporan perusahaan”.

Dalam penelitian ini data sekunder berupa laporan keuangan yaitu Neraca dan

laporan rugi laba PT, Kalbe Farma, Tbk periode 2003-2010.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah sebagai berikut, “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya ”.

Berdasarkan pengertian populasi diatas dan judul yang diambil, maka dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi adalah keseluruhan data laporan keuangan

tahunan (annual report) PT.Kalbe Farma,Tbk khususnya yang menyangkut dengan

data yang berhubungan dengan aktiva tetap dan Profit Margin (Marjin Laba).

2. Sampel

(43)

“Sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi unit pengamatan sebuah

penelitian”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability

sampling design yaitu dengan menggunakan purposive sampling dimana tidak semua

unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sample penelitian. Purposive

sampling menggunakan keputusan ahli dalam memilih kasus-kasus atau memilih

kasus-kasus dengan tujuan khusus dalam pikiran.

Menurut Umi Narimawati (2008:75):

Nonprobability sampling design adalah penarikan sampel yang tidak dilakukan

dengan menggunakan hukum probabilitas. Artinya tidak semua unit populasi

memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian”

Berdasarkan pengertian sampel diatas, maka yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi PT. Kalbe Farma, Tbk tahun

2003-2010.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari

laporan keuangan yang dipublikasikan melalui Bursa Efek Indonesia. Teknik

pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan dua cara,

(44)

1. Penelitian secara langsung(Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi

objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh

dengan cara dokumentasi.

Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan

dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi

terkait, umumnya tentang laporan keuangan PT, Kalbe Farma, Tbk. Pada tahun

2003-2010.

2. Studi pustaka(Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang

bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data

tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang

berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis juga menggunakan media

internet sebagai penelusuran informasi mengenai teori maupun data-data penelitian

yang dilakukan.

3.2.5. Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis 3.2.5.1. Rancangan Analisis

Menganalisis data adalah upaya untuk menerangkan tentang pengolahan data

(45)

tersebut. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan

menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif.

Pengertian analisis kualititatif menurut Menurut Sugiyono (2008:14),

“Metode penelitian kualitatif itu dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan penelitian secara mendetail.”

Analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data berbentuk angka

(numeric) dan kesimpulan dibuat berdasarkan pengujian hipotesis. Dalam hal ini

penulis melakukan analisis pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap

pengembalian investasi pada PT Kalbe Farma Tbk.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktiva tetap, Marjin Laba

(Profit Margin) dan Pengembalian investasi (Return On Investment).

Rumus Profit Margin:

Profit Margin = x 100%

Sumber:S. Munawir (2007:89)

Sedangkan rumus Return On Investment adalah sebagai berikut:

Sumber:Lukman Syamsudin (2004:79)

Return On Investment =

earning after tax

× 100%

(46)

1. Analaisis Regresi Berganda

Analisis rergresi linier berganda adalah merupakan model hubungan antara

variabel terikat (Y) dan bariabel bebas (X1) dan (X2). analisis regresi berganda ini

Menurut Sugiyono (2005: 210), adalah :

”analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaikturunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.”

Sumber: Sugiyono (2002:250)

Keterangan:

Y = variabel tak bebas (Pengembalian Investasi)

a = konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini adalah Y pada saat

variabel bebasnya adalah 0 (X1, X2 = 0)

X1 = variabel bebas X1 (Aktiva tetap)

X2 =variabel bebas X2 (Marjin Laba)

b1 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X1 terhadap variabel terikat

Y, apabila variabel bebas X2 diangap konstan.

(47)

b2 = koefisien regresi berganda antara variabel bebas X2 terhadap variabel terikat

Y, apabila variabel bebas X1 diangap konstan.

Koefisien-koefisien a, b1, dan b2 dalam regresi linier berganda dengan dua

variabel bebas X1 dan X2 metode kuadrat kecil dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Sumber: Sugiyono (2009:279)

Jika b1dan b2positif, maka hal ini menunjukkan hubungan yang searah antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan

besarnya variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya

variabel terikat. Sedangkan jika nilai b1dan b2negatif berarti menunjukkan hubungan

yang berlawanan antara variabel bebas dengan variable terikat. Dengan kata lain

setiap peningkatan besarnya nilai variabel bebas akan diikuti oleh penurunan

besarnya nilai variabel terikat, dan sebaliknya.

a. Analisis Korelasi (Pearson)

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan asosiasi (hubungan)

linier antara dua variabel. Korelasi juga tidak menunjukkan hubungan fungsional.

Dengan kata lain, analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen

∑y = na + b1∑X1 + b2∑X2

∑X1y = a∑X1 + b1∑X1 2

+b2∑X1 X2 2

(48)

dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan

juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen selain mengukur kekuatan asosiasi (hubungan).

Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X1 dan Y, variabel

X2 dan Y, X1 dan X2 sebagai berikut:

(Sumber Sugiyono 2005:268)

Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis

korelasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X1 terhadap Y, bila X2 dianggap konstan

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

r x1 y – x2 y . r x1 x2

r x1 y =

n(∑X1Y) –(∑X1∑Y)

rx1y =

n(∑X2Y) –(∑X2∑Y)

rx1y =

n(∑X1X2) –(∑X1∑X2)

(49)

b. Koefisien korelasi parsial

Koefisien korelasi parsial antar X2 terhadap Y, apabila X1 dianggap

konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

c. Koefisien korelasi secara simultan

Koefisien korelasi simultan antar X1dan X2 terhadap Y dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Besarnya koefisien korelasi adalah

a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.

b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua

Variable kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik

maka Y turun atau sebaliknya).

r

12

y =

r x2 y – x1 y . r x1 x2

(50)

b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara

variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r

sebagai berikut:

d. Koefisiensi Determinasi

Analisis Koefisiensi Determinasi (KD) digunakan untuk melihat seberapa

besar variabel independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang

dinyatakan dalam persentase.

Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

(51)

Keterangan :

R2 = Koefisien Determinasi

b1&b2 = Koefisien regresi

Melalui koefisien determinasi, kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh

aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi, tapi bukan taraf

hubungan seperti pada koefisien berganda (lebih memberikan gambaran fisik atau

keadaan sebenarnya dari kaitan aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian

investasi).

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Umi Narimawati (2010:7) mengemukakan Hipotesis yaitu ”Asumsi atau

dugaan sementara yang harus di uji kebenarannya dalam suatu analisis statistik.”

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan

hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik,

perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya

pengaruh aktiva tetap dan marjin laba terhadap pengembalian investasi. Hipotesis nol

(Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif (Ha)

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan.

Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya

(52)

terhadap pengembalian investasi variabel dependen (Y), hipotesis yang diuji dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).

Untuk menguji ada tidaknya pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara

simultan terhadap pengembalian investasi maka pengujian dilakukan dengan

menggunakan uji statistik F dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a) Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel aktiva tetap dan

marjin laba terhadap variabel terikat pengembalian investasi.

Ho :β1,2=0 Tidak terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara

simultan terhadap variabel terikat pengembalian investasi

Ha :β1,2 ≠0 Terdapat pengaruh aktiva tetap dan marjin laba secara simultan

terhadap variabel terikat pengembalian investasi

Menentukan nilai signifikansi ɑ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k

; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan

penolakkan.

Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut :

(Sumber: Sugiyono, 2005:267) R2/K

F =

(53)

Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :

1. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5%

2. Terima Ho jika Fhitung≤ Ftabel pada alpha 5%

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).

Selanjutnya untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan dari aktiva tetap

dan margin laba terhadap pengembalian investasi secara parsial, selanjutnya

pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik t dengan langkah – langkah

sebagai berikut:

a) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas aktiva tetap terhadap variabel

terikat pengembalian investasi.Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :

Ho: β1= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara

parsial terhadap pengembalian investasi.

Ha : β1≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan aktiva tetap secara parsial

terhadap pengembalian investasi

b) Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas marjin laba terhadap variabel

terikat pengembalian investasi. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :

H0 : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial

terhadap variabel terikat pengembalian investasi.

Ha: β20 Terdapat pengaruh yang signifikan marjin laba secara parsial

(54)

c) Menentukan tingkat signifikan.

Tingkat signifikansi yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah 5% dan

derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah

penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan 5%

karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti

dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.

d) Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi

signifikan atau tidak dengan rumus :

dan

Dimana :

rxiy = Korelasi parsial variable Xi dengan Y

n = Jumlah sampel

t = thitung

e) Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah

dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :

1. Tolak Ho jika thitung > ttabel atau thitung < negatif ttabel pada alpha 5%

2. Tolak Ho jika negatif ttabel≤ thitung≤ ttabel pada alpha 5%.

(55)

3. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.2

Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

4. Penarikan Kesimpulan

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika

thitung jatuh di daerah penolakan maka Ho ditolak, artinya koefisien regresi signifikan.

Jika thitung jatuh di daerah penerimaan maka Ha diterima, artinya koefisian regresi

tidak signifikan.

Tingkat signifikannsi yang digunakan yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika

hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan

bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini

menunjukan adanya (tidak) adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara

(56)

50

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Umum Perusahaan

Kalbe Farma didirikan pada tanggal 10 September 1966 oleh enam

bersaudara. Mulai beroperasi dari sebuah garasi di Jakarta Utara, Kalbe farma

yang saat itu dikomandoi oleh DR. Noenjamin Setiawan dan F. Bing Aryanto

serta didukung oleh keempat saudara lainnya bertumbuh sehingga pada akhirnya

memiliki pabrik di Pulomas, Jakarta Timur pada tahun 1971. Daerah aktivitasnya

pun mulai berkembang yang sebelumnya hanya di Jakarta mulai merambah

daerah-daerah lain di Indonesia. Secara bertahap, Kalbe membuka cabang-cabang

didaerah dan dalam 10 tahun sejak berdiri, Kalbe telah mencakup seluruh

Indonesia.

Dari sisi produk, Kalbe juga terus mengembangkan line produknya

sehingga menjadi salah satu perusahaan farmasi yang cukup diperhitungkan di

Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat yang

dijual bebas (OTC/Over The Counter). Ditengah maraknya persaingan dengan

perusahaan sejenis lainnya, Kalbe melakukan terobosan dengan mendiferensiasi

diri dalam beberapa hal. Untuk produk-produk yang diluncurkan, Kalbe selalu

meluncurkan produk-produk yang inovatif dan relative memiliki diferensiasi

dibandingkan para kompetitor. Dari sisi pemasaran, pada saaitu Kalbe juga

melakukan terobosan dengan mempelopori pola-pola pemasaran yang dilakukan

(57)

Terobosan lain yang memperlihatkan visi kuat Kalbe terhadap kualitas, sekaligus

untuk meraih kepercayaan asing, adalah mengembangkan kerjasama strategis

dengan beberapa perusahaan multinasional, khusunya dari Jepang.

Periode berikutnya, tahun 1976-1985, adlah era dimana perkembangan

fisik masih terus berlangsung dan dilanjutkan dengan diversifikasi usaha. Pada

tahun 1977, Kalbe sudah menjadi salah satu kekuatan utama pada kategori

obat-obatan ethical dan mampu bersaing engan perusahaan –perusahaan multinasional.

Langkah berikutnya adalah memperkuat diri dibidang OTC (Over The Counter).

Untuk itu, pada tahun 1977 didirikan PT. Dankos Laboratories, yang lebih

memfokuskan diri dibidang OTC. Pada tahun 1985, Kalbe mengakuisisi PT.

Bintang Toedjoe yamh juga kuat di OTC serta PT. Hexpharm Jaya yang sebagian

besar produknya merupakan pemegang lisensi dari jepang.

Selain diversifikasi dibidangnya, yaitu farmasi, Kalbe juga mulai

merambah bidang pengemasan dan makanan kesehatan. Sementara itu sesuai

dengan regulasi pemerintah, pada tahun 1981 bisnis distribusi Kalbe dialihkan

keoada PT. Enseval. Memasuki periode berikutnya tahun 1986 hingga Indonesia

mengalami krisis keuangan pada tahun 1997, Kalbe kembali ke bisnis inti (core

business). Meski pada awalnya masih agresif melakukan ekspansi dalam

diversifikasi, belakangan kalbe melakkan langkah-langkah konsolidasi dalam

rangka kembali ke bisnis inti. Sayangnya, langkah tersebut belum cukup cepat

sehingga kalbe juga sempat merasakan imbas krisis keuangan pada tahun 1997.

Manajemen Kalbe memutuskan untuk fokus pada bidang-bidang yang

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2 Tabel jadwal penelitian
Tabel 2.1 Hasil Peneliti Terdahulu
Gambar 2.1      Kerangka Pemikiran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puspa Ariana: Penilaian Investasi Aktiva Tetap pada PT.. Anugrah Tambak Perkasindo

Hasil prediksi kebangkrutan perusahaan Astra Internasional Tbk, Astra Agro Lestari Tbk, Aneka Tambang Tbk dan Kalbe Farma Tbk dengan menggunakan metode Z-score

RASIO PT.. Berdasarkan tabel tersebut PT Kalbe Farma Tbk, sebelum melakukan merge. Secara teori, setelah merger ukuran perusahaan dengan sendirinya bertambah besar

Berikut ini merupakan tujuan merger ketiga perusahaan tersebut (annual report PT Kalbe Farma Tbk tahun 2005), yaitu menjadi perusahaan farmasi dan penghasil

Judul : Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan pada PT Kalbe Farma Tbk Periode Tahun 2006-2015. Penelitian ini bertujuan

Berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan dan analisis trend menunjukkan bahwa sesudah akuisisi nilai debt to equity ratio PT Kalbe Farma Tbk lebih buruk

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa baik secara parsial dan simultan peluang pertumbuhan dan rasio pengembalian aktiva tidak memiliki pengaruh yang signifikan

Sehingga diperoleh gambaran mengenai Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Du pont System Pada PT Kalbe Farma Tbk Periode 2018 – 2022 Analisis Data Analisis data yang