Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN KAMPANYE FESTIVAL
PERAYAAN PERANG KETUPAT KEPULAUAN
BANGKA BELITUNG
DK 38315/Tugas Akhir
Semester II 2011-2012
Oleh :
Riki Maulana
51906191
Program Studi
Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
Abstrak
PERANCANGAN KAMPANYE FESTIVAL PERAYAAN
PERANG KETUPAT KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Oleh :
Riki Maulana 51906191
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Laporan pengantar tugas akhir ini membahas tentang perayaan Perang Ketupat Bangka Belitung di desa Tempilang kabupaten Bangka Barat. Perayaan Perang Ketupat sebagai salah satu perayaan yang memiliki keunikan tersendiri, sehingga dapat menarik kembali perhatian dan mempenaruhi pemikiran masyarakat dan mengundang ketertarikan untuk melestarikan kembali perayaan ini.
Perang Ketupat masih bertahan hingga saat ini, namun keberadaan Perang Ketupat saat ini kurang diminati oleh masyarakat khususnya generasi muda kota Pangkal Pinang, dikarnakan tidak efektifnya media-media yang digunakan untuk memperkenalkan Perang Ketupat yang berdampak pada minimnya ketertarikan generasi muda untuk melestarikannya. Dalam upaya membangkitkan kembali minat terhadap Perang Ketupat dibutuhkan media efektif yang mampu diterima dengan jangkauan yang luas, dan salah satu media efektif tersebut adalah poster. Dipilihnya media poster ini karena poster dapat menyampaikan kesan-kesan tertentu dan dapat mempengaruhi serta memotivasi tingkah laku setiap orang yang melihatnya, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan dengan efektif.
Abstract
CAMPAIGN DESIGN FESTIVAL CELEBRATION PERANG
KETUPAT BANGKA BELITUNG ISLAND
By :
Riki Maulana 51906191
Study Programme Visual Communication Design
Introduction to this final report discusses rituals Perang Ketupat smelters in Bangka regency Tempilang rural West. Celebrations Perang Ketupat as one of the celebration that is unique, so it can draw back the attention and influence the thinking of the public and invited interest to preserve this traditional celebration again.
Perang Ketupat still survive until today, but the current whereabouts Perang Ketupat less attractive to the public, especially the younger generation Pangkal pinang city, due to the ineffectiveness of the media used to introduce Perang Ketupat impact on the lack of interest in the younger generation to preserve it. In an attempt to revive interest in the Perang Ketupat requires effective media that can be accepted by a wide range, and one of the effective medium is posters. The choice of media posters, as posters can convey certain impressions and can influence and motivate the behavior of every person who sees it, so that the message can be delivered effectively.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirohim,
Alhamdulillah, segala puja puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa, pencipta kehidupan dan pemberi kenikmatan yang tiada berhingga. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Rasullallah muhamad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikut-pengikutnya hingga akhir massa.
Hanya dengan rahmat, taufik, karunia, dan hidayah-Nya penyusun bisa menyelesaikan laporan Proyek Tugas Akhir yang berjudul “ Perancangan Kampanye Festival Perayaan Perang Ketupat Kepulauan Bangka Belitung “. Tujuan dari pembuatan laporan Proyek Tugas Akhir ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan laporan Tugas Akhir. Laporan ini melibatkan banyak pihak (Masyarakat adat, Agama, dan Pemda, Tempilang (Pangkal Pinang) dan peran masing pihak dalam penelitian ini). Penulis melaksanakan penelitian di salah satu tempat kebudayaan desa Tempilang (Kabupaten Bangka Barat).
Penulis menyadari Laporan Proyek Tugas akhir ini tentunya banyak kekurangan dan kesahan. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga Laporan Proyek tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi Penulis.
Bandung, 25 April 2012
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kesempatan ini penyusun merasa sangat beruntung dan bersyukur karena begitu banyak orang-orang yang dengan tulus mendukung, mendoakan dan meluangkan waktu untuk membantu maka penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Hary Lubis sebagai Dekan Fakultas Desain di Universitas Komputer Indonesia.
2. Keman, sebagai Pimpinan organisasi pelaku pelaksanaan Perang Ketupat. 3. Gema Arifraha, S.Sn sebagai dosen Pembimbing.
4. Kankan Kasmana, S.Sn sebagai Koordinator Mk.Tugas Akhir/Skripsi. 5. Kedua Orang Tua, Kakak, keluarga ( Bandung, Pangkal Pinang ), sahabat
dan teman-teman yang selalu mendukung, mendoakan dan membantu dalam segala hal.
6. Seluruh pemain dan pelaku pelaksanaan Perang Ketupat. 7. Seluruh Dosen dan staf DKV UNIKOM.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vi
BAB I Pendahuluan ... 1
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Fokus Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 4
BAB II Upacara Adat Perang Ketupat... 6
2.1 Upacara Adat ... 6
2.2 Perang Ketupat ... 9
2.2.1 Definisi Perang Ketupat ... 9
2.2.2 Proses Pelaksanaan Perang ketupat ... 10
2.2.3 Geografis Perang Ketupat ... 17
2.2.4 Perkembangan Perang Ketupat ... 17
2.2.5 Berkurangnya Antusiasme dan Apresiasi Masyarakat ... 18
2.2.6 Pandangan Masyarakat ... 19
2.2.7 Pergeseran Budaya ... 19
2.3 Analisa Permasalahan ... 20
2.3.1 Tinjauan Analisis ... 20
2.3.2 Kesimpulan Analisa Dan Data ... 21
2.4 Penyelesaian Permasalahan ... 22
2.4.1 Kampanye22 2.4.2 Jenis-Jenis Kampanye ... 23
2.4.3 Tujuan Kampanye ... 24
2.5 Khalayak Sasaran ... 24
iv
BAB III Strategi Perancangan Dan Konsep Visual ... 29
3.1 Strategi Perancangan ... 29
3.1.1 Strategi Komunikasi ... 29
3.1.2 Tujuan Komunikasi ... 30
3.1.3 Tema Dasar Komunikasi ... 31
3.1.4 Tema dan Pesan Utama ... 31
3.1.5 Pendekatan Bahasa ... 31
3.1.6 Materi Pesan ... 32
3.1.7 Tagline Kampanye ... 32
3.2 Identitas Kampanye ... 33
3.3 Strategi Kreatif ... 34
3.3.1 Tahap Pengenalan ... 34
3.3.2 Tahap Pengingat (Pra Event) ... 34
3.4 Strategi Media ... 34
3.5 Strategi Distribusi ... 36
3.6 Konsep Visual37 3.6.1 Format Desain ... 37
3.6.2 Tata Letak Layout ... 38
3.6.3 Tipografi ... 39
3.6.4 Warna ... 41
3.6.5 Ilustras ... 42
3.6.5 Study Karakter Dan Ilustrasi ... 42
BAB IV Media Dan Teknis Produksi ... 47
4.1 Poster Tahap Pengenalan ... 47
4.2 Poster Tahap Pengingat (Pra Event) ... 48
4.3 Media Pendukung ... 49 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara yang sangat kaya dengan aneka ragam Kebudayaan dan tradisi. Potensi merupakan model sebagai sebuah bangsa yang besar. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Derasnya arus globalisasi yang mempengaruhi segala bidang kehidupan terus menggeser nilai-nilai. Sementara di satu sisi pembinaan konkrit untuk membangkitkan kesadaran dan pemahaman tentang wawasan nilai-nilai budaya terhadap generasi muda.
2 pantai, Bangka juga dikenal dengan keragaman budayanya. Dari budaya lokal
hingga budaya “Import” yang dibawa para pendatang. Keragaman budaya inilah
yang belakangan menjadi aset penting untuk mengembangkan pariwisata.
Propinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat beberapa adat istiadat yang memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, yang salah satunya adalah upacara adat Perang ketupat. Perang Ketupat adalah salah satu upacara adat masyarakat Tempilang di Kabupaten Bangka Barat. Ritual ini biasa dilaksanakan dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Tujuannya untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya sebagai penghuni daratan, menurut para dukun makhluk-makhluk halus tersebut baik, mereka dipercaya menjadi penjaga desa dari roh-roh jahat, itulah sebabnya mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.
3 Perayaan adat ini sebenarnya sudah dikenal masyarakat Bangka Belitung dari sejak lama, dimana pada masa itu penonton Perang Ketupat ini sangat diminati oleh masyarakat. Namun seiring dengan perjalanan waktu dan deras nya arus moderenitas Perayaan Adat Perang Ketupat ini menjadi kurang diminati terutama pada generasi muda Bangka Belitung, dikarnakan sebagian masyarakat menilai Perayaan adat ini dianggap sebagai tontonan yang bertolak belakang dengan ajaran-ajaran agama. Seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Bangka, tradisi ini sudah mengalami beberapa perubahan cara dan pergeseran substansi. Meskipun tetap turut menonton perang ketupat, sebagian besar warga yang beragama Islam telah mengubah beberapa ritual menjadi bernuansa islami. Perayaan yang dulunya difokuskan bagi roh-roh halus, kini sebagian ditujukan untuk mengenang arwah leluhur. Demikian pula dengan sesaji, diubah menjadi kenduri untuk dimakan bersama. (Ulung, Gagas,2010: 65)
1.2 Identifikasi Masalah
Dari penelitian ini di simpulkan bahwa identifikasi masalah dalam penulisan laporan proyek tugas makalah ini, yaitu :
1. Sebagian besar masyarakat kurang mengetahui keberadaan Perang Ketupat.
4 3. Kurang bervariasinya media-media kampanye yang digunakan untuk memperkenalkan perayaan adat Perang Ketupat, yang berdampak pada minimnya ketertarikan masyarakat dalam melestarikan perayaan adat ini. 4. Minimnya keingintahuan masyarakat tentang sejarah dan perkembangan
perayaan adat Perang Ketupat.
1.3 Fokus Masalah
Berdasarkan pada uraian masalah yang dikemukakan diatas, dalam upaya menjelaskan ruang lingkup permasalahan yang dihadapi, maka dikemukakan fokus permasalahan sebagai berikut : Bagaimana mengkampanye sosialkan tentang perayaan adat Perang Ketupat agar dapat memepengaruhi nilai kebudayaan perang ketupat dan memiliki keunikan tersendiri dimata masyarakat.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengkampanyekan kepada masyarakat khususnya generasi muda bahwa festival Perang Ketupat adalah salah satu warisan kebudayaan yang harus dilestarikan.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang perayaan adat Perang Ketupat desa Tempilang.
6
BAB II
UPACARA ADAT PERANG KETUPAT
2.1 Upacara Adat
2.1.1 Pengertian Upacara Adat
Upacara adat adalah salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat Indonesia pada masa praaksara dapat kita jumpai pada upacara-upacara adat.pada bahasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian upacara adat dan juga contoh-contoh upacara adat yang ada di Indonesia yang merupakan warisan nenek moyang kita. Upacara adat dapat dijabarkan dalam dua kata yaitu upacara dan adat.
- Upacara
7 1. Upacara Penguburan
Upacara penguburan merupakan upacara yang dikenal pertama kali dalam kehidupan manusia sebelum mengenal tulisan. Upacara penguburan menimbulkan kepercayaan bahwa roh orang meninggal akan pergi ke satu tempat tidak jauh dari lingkungan di mana ia pernah tinggal semasa hidupnya. Sewaktu-waktu roh tersebut dapat dipanggil untuk menolong masyarakat jika ada bahaya atau kesulitan.
2. Upacara Perkawinan
Upacara perkawinan dilaksanakan di tengah masyarakat sejak dahulu sampai sekarang. Perkawinan sekaligus mempertemukan dan mengawali hubungan dua keluarga yang saling bersahabat. Tiap-tiap daerah mempunyai adat berbeda-beda, seperti di daerah Minangkabau menganut garis keturunan matrilineal (garis ibu), sedangkan suku Batak, Bali, Jawa menganut garis patrilineal (garis keturunan laki-laki).
3. Upacara Pengukuhan kepala Suku
8 - Adat
Adat dalam pengertian sederhananya adalah peraturan hidup sehari-hari, namun dalam pengertian sebenarnya yang dimaksud dengan Adat adalah aneka kelaziman dalam suatu negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat. Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung.
9 2.2 Perang Ketupat
2.2.1 Definisi Perang Ketupat
Perang Ketupat merupakan perayaan upacara adat dari Kabupaten Bangka Barat yang pada dilaksanakan pada saat masuknya tahun baru islam (1 Muharam) tepatnya dipantai Pasir Kuning desa Tempilang. Perayaan Perang Ketupat dilakukan setiap tahun menjelang memasuki Bulan Suci Ramadhan.
Upacara adat Perang Ketupat ini pertama sekali dilakukan pada zaman urang lom, yaitu suatu zaman dimana masyarakatnya belum mengenal baca tulis dan agama. Pada zaman ini masyarakat masih menganut kepercayaan animisme. Oleh karena itu ritual upacara adat ini sangat sarat dengan kepercayaan masyarakat pada waktu itu. Berdasarkan cerita rakyat, tradisi ini sudah ada ketika Gunung Krakatau meletus pada tahun 1802. Ada juga yang menyatakan, kegiatan ini telah dilaksanakan sejak zaman penjajahan Portugis. Seiring dengan berjalannya waktu upacara ini terus digelar secara turun-temurun hingga kini.
10 mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa. Kegiatan upacara adat ini merupakan kalender tahunan Kabupaten dan Provinsi dalam rangka mempromosikan kegiatan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.2.2 Proses Pelaksanaan Perang Ketupat
Proses pelaksanaan acara upacara adat Perang Ketupat dilakukan selama dua hari. Mulai dari dillakukannya upacara Penimbongan, upacara Ngancak, acara puncak Perang Ketupat, sampai dengan upacara penutup yaitu Nganyot Perae.
Seluruh rangkaian acara diuraikan sebagai berikut:
1. Upacara Penimbongan
11
Sumedang Jati Suara dan Akek Kebudin. Menurut para dukun, makhluk-makhluk halus itu bertabiat baik yang selama ini menjadi penjaga Desa Tempilang dari serangan roh-roh jahat. Untuk itu, mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.
Pada saat upacara Penimbongan juga digelar beberapa tarian-tarian adat yang diantaranya tari campak, tari serimbang, tari kedidi, dan tari seramo. Tari campak dilakukan dalam beberapa tahap dengan iringan pantun yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Tari ini juga biasa digelar dalam pesta pernikahan atau pesta rakyat lainnya. Tari kedidi lebih mirip dengan peragaan jurus-jurus silat yang diilhami gerakan lincah burung kedidi, sedangkan tari seramo merupakan tari penutup yang menggambarkan pertempuran habis-habisan antara kebenaran melawan kejahatan.
(a) (b)
Gambar 2.1 (a.Dukun darat, b.Dukun laut)
12 2. Upacara Ngancak
Setelah upacara Penimbongan dilakukan, para dukun kembali mengadakan upacara Ngancak, yakni pada tengah malamnya. Upacara Ngancak dimaksudkan memberi makan kepada makhluk halus penunggu laut. Dengan diterangi empat batang lilin, dukun laut membuka acara itu dengan membaca mantra-mantra pemanggil makhluk halus penunggu laut, di antara bebatuan tepi Pantai Pasir Kuning, Tempilang. Nama-nama makhluk halus itu diyakini tidak boleh diberitahukan kepada masyarakat agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu. Seperti halnya pada upacara Penimbongan, upacara Ngancak juga dilengkapi sesaji bagi makhluk halus penunggu laut. Sesaji itu dipercaya merupakan makanan kesukaan siluman buaya, yaitu buk pulot atau nasi ketan, telur rebus, dan pisang rejang.
3. Acara Pembuka
13 kehadiran seekor burung malam, yang siap membantu perang terhadap makhluk-makhluk halus yang jahat, yang sering mengganggu kehidupan masyarakat.
(a) (b)
(c)
Gambar 2.2 (a.Penyambut tamu, b.Tari Serimbang, c.Tari Pencak)
Sumber: Dokumentasi pribadi
4. Perang Ketupat
14 di depan wadah yang berisi 40 ketupat. Mereka bersama-sama berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar perayaan tersebut dilindungi, dan dijauhi dari bencana. Upacara adat Perang Ketupat ini dibagi menjadi dua babak:
- Babak pertama
Pada babak pertama Perang Ketupat hanya menggunakan 20 ketupat untuk melakukan perang sebagai amunisi. Sepuluh ketupat diarahkan menghadap ke sisi darat dan sepuluh lainnya ke sisi laut. Kemudian, 20 pemuda yang menjadi peserta perang ketupat juga berhadapan dalam dua kelompok, menghadap ke laut dan ke darat. Dukun darat memberi contoh dengan melemparkan ketupat ke punggung dukun laut dan kemudian dibalas, tetapi ketupat tidak boleh dilemparkan ke arah kepala. Kemudian, dengan aba-aba peluit dari dukun laut, perang ketupat pun dimulai. Ke-20 pemuda langsung menghambur ke tengah dan saling melemparkan ketupat ke arah lawan mereka. Semua bersemangat melemparkan ketupat sekeras-kerasnya dan berebut ketupat yang jatuh. Keadaan kacau sampai dukun laut meniup peluitnya tanda usai perang dan mereka pun berjabat tangan.
- Babak kedua
15 yang lebih menarik dari babak pertama karena semua peserta melempar ketupat lebih bersemangat dari babak pertama. Sama seperti halnya babak pertama, setelah selesai perang para peserta saling berjabat tangan, yang menyimbolkan perdamaian.
- Aturan Perang
Aturan perang dalam perayaan adat Perang Ketupat ini dipraktekan oleh dukun darat dengan cara melemparkan ketupat tepat pada punggung dukun laut, begitu juga sebaliknya dukun laut melakukan lemparan balasan tepat pada punggung dukun darat. Salah satu aturan yang harus diingat oleh para peserta Perang Ketupat adalah “ketupat tidak boleh dilemparkan ke kepala, hanya
pada punggung saja”. Perang Ketupat hanya bisa dimulai apabila
semua peserta sudah benar-benar mengerti peraturan perang tersebut.
16 (c) (d)
Gambar 2.3 (a.Peserta I, b.Peserta II, c.Perang Ketupat I, d.Perang Ketupat II)
Sumber: Dokumentasi pribadi
5. Nganyot Perae
17
(a) (b)
Gambar 2.2.2 (a. Nganyot Perae I, b. Nganyot Perae II)
Sumber: Dokumentasi pribadi
2.2.3 Geografis Perang Ketupat
Secara geografis perayaan adat Perang Ketupat terletak di daerah yang cukup strategis yaitu di sekitar pesisir Pantai Pasir Kuning, jln. Tempilang (Desa Tempilang), Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tempat yang cukup strategis karena lokasi perayaannya tepat di Pantai Pasir Kuning yang merupakan salah satu tempat pariwisata yang ada di Kepulauan Bangka Belitung.
2.2.4 Perkembangan Perang Ketupat
18 Seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Bangka, tradisi tersebut pun mengalami beberapa perubahan cara dan pergeseran substansi. Meskipun tetap turut menonton perang ketupat, sebagian besar warga yang beragama Islam telah mengubah beberapa ritual menjadi bernuansa islami. Perayaan yang dulunya difokuskan bagi roh-roh halus, kini sebagian ditujukan untuk mengenang arwah leluhur. Demikian pula dengan sesaji, diubah menjadi kenduri untuk dimakan bersama.
2.2.5 Berkurangnya Antusiasme Dan Apresiasi Masyarakat
Pada masa kejayaannya upacara adat Perang Ketupat sangat diminati dari berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat desa, kota, generasi muda, dan juga terutama generasi tua, berbondong-bondong menonton pertunjukan Perang ketupat. Pada masa itu pertunjukan Perang Ketupat dihadiri hampir sekitar 1.000 penonton yang memenuhi Pantai Pasir Kuning, Desa Tempilang, Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
19 2.2.6 Pandangan Masyarakat
Seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Bangka, minat masyarakat untuk menonton upacara adat Perang Ketupat mulai menyusut. Dikarnakan kentalnya pengaruh dukun dan dominannya aspek animisme (kepercayaan terhadap roh dan mahluk halus) upacara adat ini dianggap sebagai sebuah pertunjukan yang menyimpang atau bertolak belakang dengan ajaran agama.
2.2.7 Pergeseran Budaya
Meski hingga saat ini tetap sepi peminat, upacara adat ini sebenarnya ini telah mengalami pergeseran budaya. Sebagian besar warga yang beragama Islam telah mengubah beberapa ritual menjadi bernuansa islami. Perayaan yang dulunya difokuskan bagi roh-roh halus, kini sebagian ditujukan untuk mengenang arwah leluhur. Demikian pula dengan sesaji, diubah menjadi kenduri untuk dimakan bersama.
Saat ini upacara adat Perang Ketupat memang masih tetap ada, namun apa yang peserta Perang Ketupat merasa kurang bersemangat dalam pertunjukan, begitu juga sama halnya dengan para penari-penari yang menjadi pelakon pembukaan upacara adat Perang Ketupat. Penonton sebenarnya sangat mempengaruhi mood para pemain.
20 2.3 Analisa Permasalahan
2.3.1 Tinjauan Analisis
Tinjauan analisis menggunakan metode analisa SWOT (strength, weakness, opportunities, threat) untuk menunjang karya desain pada Perang Ketupat dan berdasarkan penelitian hasil survey, maka dapat diketahui kelebihan/kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki perayaan adat Perang Ketupat, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Strength (Kekuatan)
- Merupakan upacara adat yang dapat menjadi suatu Seni Tradisional di Kepulauan Bangka Belitung.
- Berdiri sudah sejak lama.
- Merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia.
- Mempunyai keunikan tersendiri diantara upacara-upacara adat yang ada di Indonesia.
- Satu-satunya Upacara adat yang khas di Pulau Bangka.
- Salah satu kebudayaan adat yang masih bertahan di Kepulauan Bangka Belitung.
- Weakness (Kelemahan)
- Keadaan tempat pertunjukan upacara adat Perang Ketupat di sekitar Pantai Tempilang yang kurang terawat.
- Kurangnya minat masyarakat terhadap upacara adat Perang Ketupat. - Para peserta dari kota Pangkal Pinang untuk ikut serta dalam
21 - Kurangnya regenerasi.
- Kurangnya media-media pengetahuan Perang Ketupat. - Opportunity (Peluang)
Pertunjukan upacara adat Perang Ketupat memiliki potensi wisata yang besar untuk menarik minat masyarakat jika tempat perunjukan Perang Ketupat dapat dibenahi kembali dengan baik dan dapat menjadi andalan objek pariwisata kepulauan Bangka Belitung, tempatnya yang berada disekitar pantai Tempilang yang masih alami.
- Threats (Ancaman)
Upacara adat yang merupakan kebudayaan adat indonesia mulai kurang diminati oleh generasi muda, hal ini dikarenakan upacara adat atau perayaan adat mempunyai ancaman yang kuat, yaitu budaya modernitas dalam segala keluasaan dan variasi, misalnya musik pop, Televisi ( dimana banyak acara talkshow yang barang kali lebih menarik daripada pertunjukan upacara adat ), bioskop, disko, dan sebagainya. Modern itu serba dinamis, merangsang secara langsung.
2.3.2 Kesimpulan Analisa Data
22 andalan obyek wisata kota Pangkal Pinang atau bahkan bangsa Indonesia, akan tetapi Perang Ketupat sekarang ini kurang digemari oleh masyarakat Pangkal Pinang sehingga jumlah Masyarakat yang mengetahui Perang Ketupat sangatlah menurun, yang kemungkinan dikarenakan kurangnya kampanye social tentang Perang Ketupat yang tidak dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat tentang nilai budaya Peran Ketupat dan Tidak adanya penyuluhan pengetahuan tentang Perang Ketupat kepada masyarakat bahwa itu adalah pertunjukan Kebudayaan kota Pangkal Pinang yang perlu dilestarikan.
Apabila Perang Ketupat tidak segera berbenah untuk mengatasi segala kelemahan dan kekurangannya, maka dapat terancam punah seiring dengan semakin banyaknya hiburan dan modernitas lainnya yang sangat variatif.
2.4 Penyelesaian Permasalahan
Untuk berbenah dan mengatasi segala kelemahan dan kekurangannya, agar seni pertunjukan kebudayaan Perang Ketupat tidak terancam punah dan agar dapat bersaing dengan hiburan dan modernitas lainnya yang sangat variatif. Dengan cara mengkampanye untuk mempengaruhi pemikiran tentang nilai kebudayaan Perang Ketupat yang perlu dilestarikan kepada masyarakat.
2.4.1 Kampanye
23 keputusan di dalam suatu kelompok, kampanye biasa juga dilakukan guna memengaruhi, penghambatan, pembelokan pecapaian.
Kampanye yang dilakukakan kepada masyarakat kota Pangkal Pinang dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada target audience khususnya masyarakat Pangkal Pinang tentang perayaan Perang Ketupat. Kampanye mempengaruhi pemikiran tentang perayaan kebudayaan Perang Ketupat mencakup pengetahuan tentang perayaan Perang Ketupat melalui media Poster, untuk menyampaikan menampilkan tokoh-tokoh dan jadwal perayaan Perang Ketupat saat ini.
2.4.2 Jenis-Jenis Kampanye
Ada beberapa jenis kegiatan kampanye yang umum dilakukan oleh yaitu:
1. Kampanye produk (Product oriented campaigns) merupakan kegiatan kampanye yang berorientasi komersial, seperti peluncuran produk baru. Kampanye ini biasanya sekaligus bermuatan kepentingan untuk membangun citra positif terhadap produk barang yang diperkenalkan kepada publik/masyarakat.
2. Kampanye pencalonan kandidat (Candidate Oriented Campaigns) adalah kampanye yang berorientasi politik, seperti kampanye Pemilu dan Pilkada.
24 berdimensi sosial, atau perubahan sosial, seperti melaksanakan kampanye Anti Narkoba, Anti HIV/AID dan Pengentasan Kemiskinan.
2.4.3 Tujuan Kampanye
1. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat di daerah Bangka Belitung terhadap perayaan Perang Ketupat,
2. Meningkatkan dukungan dan partisipasi umum serta rasa kepemilikan terhadap kebudayaan perayaan Perang Ketupat supaya tidak di akui oleh Negara tetangga.
3. Menyebarluaskan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan, untuk menemukan pengetahuan tambahan tentang perayaan Perang Ketupat di Bangka Belitung.
4. Membantu meningkatkan jumlah penonton yang datan untuk menyaksikan perayaan Perayaan Perang Ketupat.
2.5 Khalayak Sasaran
25 2.5.1 Data Primer
Proses pencarian data yang dilakukan oleh peneliti adalah mendatangi langsung tempat pertunjukan Perang Ketupat dan mewawancarai pengelola dan pemain Perang Ketupat serta memberikan kuisioner kepada penonton yang ada di Pangkal Pinang. Berikut ini dijelaskan hasil wawancara dan hasil kuisioner yang didapat berupa :
a. Wawancara
Wawancara dilakukan di tempat pertunjukan Perang Ketupat dan dengan menggunakan metode perekam suara dengan tujuan agar kita dan pengelola dapat lebih mudah dalam melakukan sesi tanya jawab.
b. Kuisioner
Kuisioner berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada penonton yang menyaksikan pertunjukan Perang Ketupat dan masyarakat Pangkal Pinang. Kuisioner yang baik dan perolehan data yang akurat dilakukan kepada 100 orang, dengan khalayak sasaran yang dituju yaitu remaja dewasa 50 %, dan orang tua 50 %.
26 Perang Ketupat dan pengetahuan akan Perang ketupat sangat kurang. Remaja yang tepat dijadikan objek penelitian adalah remaja yang aktif dan masih bersekolah, mahasiswa dan para pecinta seni. Dengan tujuan agar dapat memudahkan untuk menentukan target audience dan segmentasi.
1. Target Primer
- Target Market : Remaja Pangkal Pinang yang aktif, kreatif serta sudah mempunyai pendirian dan pandangan hidup akan dunianya masing-masing.
- Target Audience : Masyarakat Kota Pangkal Pinang yang belum tahu atau sedikit tahu serta berminat dan tertarik untuk mendapatkan pengetahuan tentang kebudayaan perayaan Perang Ketupat dengan tujuan untuk mengenalkan serta mempengaruhi pemikiran mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Perang Ketupat saat ini.
2. Target Sekunder
27 3. Segmentasi
a. Segmentasi Geografis
Perancangan poster kampanye ini dilaksanakan pada wilayah Kota Pangkal Pinang khususnya dan wilayah besar di Indonesia umumnya.
b. Segmentasi Demografis
- Jenis Kelamin : Remaja perempuan. - Usia : 17 – 25 tahun .
- Tingkat Pendidikan : SMU, Mahasiswa dan sederajat. - Status ekonomi sosial: Kalangan menengah
4. Psikografis a. Geografis
Segmentasi Kampanye tentang Perang Ketupat adalah pelajar dan mahasiswa yang berada di Bangka Belitung khususnya Pangkal Pinang dan wisatawan lokal maupun domestik. Alasannya karena jika kita ingin Perang Ketupat kuat dikota-kota lain, maka Perang Ketupat harus memperkuat citranya dulu di wilayah asalnya.
b. Gaya Hidup
28 Belitung ), namun telah mengenal budaya luar seiring dengan perkembangan zaman.
- Pelajar dan mahasiswa yang peduli terhadap lingkungan sejarah dan budya.
- Aktif akan kegiatan-kegiatan yang sifatnya kesenian dan kebudayaan yang khususnya perayaan Perang Ketupat.
- Pelajar dan mahasiswa yang mencintai kesenian dalam negeri, serta tontonan yang mempunyai ciri khas, unik dan mendidik.
- Pelajar dan mahasiswa yang memliki rasa ingin tahu yang besar terhadap perayaan Perang Ketupat.
- Pelajar dam mahasiswa yang senang suasana Tradisional selalu menginginkan sesuatu yang baru. - Pelajar dan mahasiswa yang selalu ingin mengetahui
29
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
3.1 Strategi Perancangan
Strategi perancangan yang akan dilakukan dari kesenian tradisional upacara adat Perang Ketupat yaitu merancang atau membuat suatu media promosi berupa poster yang bersifat mengajak dan mendorong masyarakat kota Pangkal Pinang untuk peduli terhadap pelestarian kebudayaan perayaan adat Perang Ketupat. Dirancang sedemikian rupa, pesan kata disesuaikan dengan target sasaran agar dapat diterima, dimengerti, dan mudah dipahami oleh generasi muda khususnya kalangan pelajar dan mahasiswa.
3.1.1 Strategi Komunikasi
30 sehingga harus dipikirkan dan direncanakan dengan baik karena dapat mempengaruhi karya desain tersebut. Strategi komunikasi yang dilakukan, yaitu :
- Memperkenalkan perayaan adat Perang Ketupat desa Tempilang - Menggunakan kata-kata yang jelas.
- Menggunakan pendekatan bahasa dan visual secara persuasif (meyakinkan/mengajak).
3.1.2 Tujuan Komunikasi
Tujuan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif, agar khalayak sasaran dapat memahami bahwa perayaan adat Perang Ketupat adalah salah satu warisan kebudayaan di Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki kelebihan serta keunikan tersendiri yang patut untuk dilestarikan. Dalam pembuatan perancangan kampanye sebagai media penetahuan tentang perayaan adat Perang Ketupat ini, tujuan komunikasi sangatlah penting agar media kampanye yang disampaikan dapat tepat sasaran, adapun tujuannya adalah :
- Untuk memperkenalkan perayaan adat Perang Ketupat desa Tempilang beserta dengan semua kesenian tradisional Pulau Bangka yang ditampilkan.
31 3.1.3. Tema Dasar Komunikasi
Penyampaian pesan utama yang akan disampaikan perayaan adat Perang Ketupat kepada khalayak, kampanye gagasan utamanya adalah memperkenalkan Perang Ketupat kepada khalayak, tentang tradisi, kebudayaan, kesenian tradisional, objek wisata dan nilai lebih yang ditawarkan dari perayaan adat Perang Ketupat.
3.1.4. Tema dan Pesan Utama
Tema dasar kampanye diperlukan sebagai teknik pendekatan yang akan digunakan dalam menyampaikan pesan. Adapun pesan yang akan disampaikan adalah mengajak target audiens untuk bersama-sama melestarikan kebudayaan adat perang ketupat, bukan hanya di kawasan kota Pangkal Pinang namun juga di daerah-daerah sekitarnya.
3.1.5. Pendekatan Bahasa
32 3.1.6. Materi Pesan
Materi pesan yang ingin disampaikan dalam promosi ini yaitu: Memberikan informasi kepada khalayak tentang keberadaan perayaan adat Perang Ketupat sebagai salah satu kesenian tradisional dan aset kebudayaan yang ada di kepulauan Bangka Belitung. Mengajak para remaja agar mau mengunjungi desa Tempilang dan menyaksikan perayaan adat Perang Ketupat sehingga dapat turut serta menjaga kelestarian budaya.
3.1.7. Tagline Kampanye
Tagline yang digunakan dalam media kampanye ini adalah “Yo Kite
Nunton Same - Same” sementara headline mengikuti visual yang digunakan. Tagline “Yo Kite Nunton Same - Same” dalam bahasa Indonesia artinya “ Ayo
33
Gambar 3.1. Tagline Kampanye
3.2. Identitas Kampanye
Logo adalah sebuah simbol yang dirancang untuk mewakili karakter dan menjadi identitas dari sebuah perusahaan, lembaga atau produk. Logo terdiri dari dua bagian yaitu logogram dan logotype.
[image:40.595.196.429.586.708.2]Untuk logo dalam kampanye ini konsep awal menggunakan gambaran umum dari Perang Ketupat, yaitu ketupat. Dari proses mind mapping diperoleh bentuk dasar yaitu stilasi (penyederhanaan bentuk) dari ketupat atau amunisi yang digunakan dalam Perang Ketupat, pemakaian bentuk ketupat menyimbolkan ativitas utama dari acara Perang Ketupat, yaitu berperang dengan menggunakan ketupat. Stilasi ketupat tersebut dikombinasikan dengan warna-warni yang menyimbolkan keceriaan, kehangatan, dan kebersamaan sesuai dengan tema acaranya yaitu bersuka ria bersama-sama.
34 3.3. Strategi Kreatif
3.3.1 Tahap Pengenalan
Pada tahap ini, pendekatan kreatif yang dilakukan dalam promosi ini adalah dengan cara mengemas pesan melalui bentuk visual dan verbal untuk menarik perhatian masyarakat sebagai media perkenalan Perang Ketupat terhadap masyarakat yaitu suatu Perayaan adat yang bermuatan budaya.
3.3.2 Tahap Pengingat (Pra Event)
Tahap ini merupakan tahap dimana usaha untuk menanamkan ingatan tentang Perang Ketupat pada masyarakat. Pada tahap ini dilakukan sebuah acara digelarnya perayaan adat Perang Ketupat beserta dengan informasi tentang rangkaian-rangkaian acaranya dan tempat, tanggal pelaksanaannya.
.
3.4. Strategi Media
Pendekatan yang digunakan dengan cara mengemas materi pesan kedalam media dengan bahasa visual dan verbal dan mensosialisasikan pesan dan mengaplikasikan pada media utama dan pendukung. Adapun media yang digunakan pada perancangan kampanye ini antara lain:
A. Media Utama
35 B. Media Pendukung
Media pendukung untuk membantu menyampaikan pesan dalam tahapan kampanye ini meliputi media pendukung berupa cetak, dan gimmick. Yang disesuaikan dengan ruang lingkup keseharian dari target audience promosi. Meliputi:
- Leaflet - Name tag
- Umbul-umbul - T-shirt - Mini X-Banner - Spanduk - Flag chain - Stiker
36 3.5. Strategi Distribusi
[image:43.595.104.516.216.675.2]Berikut merupakan tabel dari lokasi-lokasi strategis yang menjadi target penyebaran dan penempatan media beserta waktu penyebarannya:
Gambar 3.3. Tabel Strategi Distribusi media
Media Tempat / Lokasi Waktu Penyebaran
April Mei Juni
Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Poster 1 Sekolah, Kampus, Pemukiman warga, Sekitar Pantai Pasir Kuning, Tempat-tempat nongkrong remaja.
Poster 2 (Event) Sekolah, Kampus, Pemukiman warga, Sekitar Pantai Pasir Kuning, Tempat-tempat nongkrong remaja.
Leaflet Dibagikan kepada pelajar dan mahasiswa sekitar lingkungan sekolah dan kampus.
Spanduk Di jalan-jalan pusat kota Pangkal Pinang.
Mini X-Banner Kantin sekolah/kampus,took-toko buku, tempat nonkrong remaja.
Umbul-Umbul Di jalan-jalan pusat kota Pangkal Pinang.
Poster 3 (Event) Sekolah, Kampus, Pemukiman warga, Sekitar Pantai Pasir Kuning, Tempat-tempat nongkrong remaja
Flag Chain Sekitar area Pantai Pasir Kuning (Saat event berlangsung)
Name Tag Dibagikan pada saat event berlangsung
Kaos Dibagikan pada saat event berlangsung
37 3.6. Konsep Visual
Konsep visual dalam perancangan kampanye ini secara garis besar memunculkan kesan ceria, kebersamaan, penuh warna, menggambarkan ciri khas dari acara perayaan adat Perang Ketupat serta munculnya kesan kebudayaan dan kesenian desa Tempilang pulau Bangka. Konsep visual yang dibuat meliputi lima hal, yaitu:
1. Format desain 2. Tata letak atau layout
3. Tipografi 4. Warna 5. Ilustrasi
3.6.1 Format Desain
Format desain yang dibuat diolah sedemikian rupa dan disesuaikan dengan media yang akan digunakan sehingga tidak terlihat monoton. Peletakan gambar,
38 Poster 1 Poster 2
Gambar 3.4. Format Desain
3.6.2 Tata Letak atau Layout
Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif sehingga memudahkan pembaca untuk menerima informasi yang disajikan. Dalam setiap media layout, penempatan unsur-unsur grafis disusun sedemikian rupa untuk mendapatkan kesan yang menarik dan informatif.
Layout pada media utama yaitu poster terfokus dibagian tengah media dan didukung dengan penempatan logotype diatasnya, serta penempatan keyword dan
39 Varian 1 Varian 2
Gambar 3.5. Tata Letak atau Layout
3.6.3 Tipografi
Jenis huruf yang digunakan dalam perancangan kampanye ini mempunyai beberapa kriteria yaitu:
- Persuasif, bersifat mengajak.
- Memperhatikan kenyamanan dan kemudahan saat membaca.
40 1. Creampuff
a b c d e f g h I j k l m n o p q
r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
! @ $ & * ( ) [ ] : ; “ ‘ , . / ?_
2. Comic Book
a b c d e f g h I j k l m n o p q
r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
! @ $ & * ( ) [ ] : ; “ ‘ , . / ?_
3. BBAlpha Sans Condenced
a b c d e f g h I j k l m n o p q
r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
41 4. BBAlpha Sans
a b c d e f g h I j k l m n o p q
r s t u v w x y z
A B C D E F G H I J K L M N O P Q
R S T U V W X Y Z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
! @ $ & * ( ) [ ] : ; “ ‘ , . / ?_
3.6.4 Warna
Warna merupakan unsur penting yang dapat memperkuat gagasan visual dalam penyampaian sebuah pesan agar pesan dapat diterima dengan baik. Warna yang diambil mempunyai kesan ceria seperti warna pelangi (mejikuhibiniu) dan tidak melupakan unsur warna budaya.
42 3.6.5 Ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan dalam perancangan kampanye ini menggunakan gaya vector yang menggambarkan berbagai alat kesenian khas pulau bangka dan mengilustrasikan beberapa karakter pelaku pelaksanaan perayaan adat Perang Ketupat yang diantaranya: Dukun darat, Dukun laut, Penari
Serimbang, Penari Kedidi, dan Peserta perang. Dengan demikian ilustrasi tersebut dapat menggambarkan suatu kegiatan yang ada di acara perayaan adat Perang Ketupat yang diadakan di tempat wisata Pantai Pasir Kuning Tempilang dengan
konsep yang ceria. Terdapat juga gambar “Stilasi Ketupat” sebagai visual utama karena ketupat merupakan amunisi dalam acara perayaan adat Perang Ketupat ini.
3.6.5.1 Studi Karakter dan Ilustrasi
43 baik, agar mengundang ketertarikan khalayak untuk ikut melestarikan kebudayaan adat ini.
[image:50.595.135.469.208.540.2]
1. Dukun Laut (Dukun Senior)
Gambar 3.7. Karakter Ilustrasi Dukun Laut
44 2. Penari Serimbang
45 3. Penari Kedidi
46 4. Dukun Darat
Gambar 3.10. Karakter Ilustrasi Dukun Darat
[image:53.595.154.427.167.354.2]5. Peserta Perang Ketupat
47
BAB IV
MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI
4.1 Poster Tahap Pengenalan
Media poster ini digunakan pada tahap pertama dari pelaksanaan promosi, yaitu tahap pengenalan. Fungsi dari media ini untuk mengundang perhatian dari khalayak sasaran target promosi.
Format : Potrait
[image:54.595.152.448.334.565.2]Material : Kertas Art paper Ukuran : A2 (42 cmX59,4cm) Teknis : Cetak Offset
48 4.2 Poster Tahap Pengingat (Pra Event)
Media poster ini digunakan pada tahap kedua dari pelaksanaan promosi yaitu tahap informasi dan persuasi. Poster ini berisi informasi mengenai acara perayaan adat Perang Ketupat yang diselenggarakan pantai Pasir Kuning Tempilang. Informasi dalam media ini diantaranya meliputi tanggal pelaksanaan dan tempat pelaksanaan akan dilselenggarakan.
.
Format : Potrait
[image:55.595.144.499.279.549.2]Material : Kertas Art paper Ukuran : A2 (42 cmX59,4cm) Teknis : Cetak Offset
49 4.2 Media Pendukung
1. Spanduk
Format : Landscape
Material : flexi outdoor
Ukuran : 400 cm x 400cm Teknis : Digital Printing
[image:56.595.142.504.232.326.2]
50 2. Leaflet
Format : Landscape (Berbentuk ketupat)
Material : Art Paper
[image:57.595.230.440.142.439.2]Ukuran : 20 cm x 14cm Teknis : Cetak offset
51 3. Mini X-Banner
Format : Potrait
Material : Albatros
Ukuran : 25 cm x 40cm Teknis : Digital Printing
52 4. Umbul-Umbul
Format : Potrait
Material : Flexi outdoor
[image:59.595.270.351.164.556.2]Ukuran : 70 cm x 300cm Teknis : Digital Printing
53 5. Flag Chain
Depan Belakang
Format : Potrait
Material : Art paper
[image:60.595.147.472.164.353.2]Ukuran : 21 cm x 21cm Teknis : Digital Printing
54 6. Name Tag
Format : Potrait
Material : Art paper
[image:61.595.138.495.77.731.2]Ukuran : 7,5 cm x 9.5cm Teknis : Digital Printing
Gambar 4.9. Name Tag
7. T-shirt
Ukuran : All size
Material : Kardet Teknis : Cetak sablon
55 8. Mug
Material : Keramik Ukuran : 26 cm x 10cm Teknis : Laser
Gambar 4.11. Mug 9. Stiker
56 Material : Kertas Stiker
[image:63.595.98.537.290.581.2]Ukuran : 6 cm x 8cm Teknis : Digital Printing
Gambar 4.12. Stiker 10. Pin
Material : Plastik
Ukuran : 5,5 cm x 5,5cm Teknis : Cetak offset
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Pariwisata Bangka Belitung. 2001. Tradisi Perang Ketupan.Pangkal Pinang Dinaskebud. Tersedia di : http://www.Dewan%20 Kesenian%20Babel.htm
Savitri,Lala, Volume 2 dari Cerita rakyat dari Bangka, penerbit Grasindo, 2000 Suwardi,Salim, Cerita Rakyat Dari Belitung (Sumatra Selatan) Seri Pendidikan
Budaya, penerbit Grasindo, 1996
Teguh, (2008), Tradisi Kebudayaan Tempilang. (23 Februari 2012) Tersedia di
http://www.dukonbesar.com/2009/03/tradisi-perang-ketupat-di-tempilang-bangka-belitung.html
Ulung, Gagas (2010). Amazing BangkaBelitung. Pangkalpinang:Gramedia Pustaka Utama
2011 (13 November) Wisata Bangka Belitung di : http://bangkabelitung123.com/tour-wisata-bangka-belitung/tradisi-bangka-perang-ketupat/
2011 (13 November) Tradisi Perang Ketupat Tersedia di : http://indonesiatourismmonitor.blogspot.com/2012/07/perang-ketupat-di-bangka-belitung-perlu.html
2012 (31 Januari) Aguston, Herman. Interview. Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata.
Riwayat Hidup Penulis
DATA PRIBADI
Nama : Riki Maulana
Fakultas : Desain
Jurusan : Desain Komunikasi Visual
NIM : 51906191
Kelas : DKV-5
Tempat/Tanggal lahir : Pangkal Pinang / 3 November 1987 Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat di Bandung : Jln. Melong Kaler 1 no.8 Bandung
No. Telp : 082117146424
Email : andytylor@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
1993 - 1994 TK SETIA UTAMA PANGKAL PINANG 1994 - 2000 SD NEGERI 33 PANGKAL PINANG 2000 - 2003 SMP NEGERI 5 PANGKAL PINANG 2003 - 2006 SMA NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG 2006- 2012 Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) PENDIDIKAN NON FORMAL
PERANCANGAN KAMPANYE
PERANG KETUPAT
BANGKA BELITUNG
Perang Ketupat adalah perayaan adat yang merupakan warisan
kebudayaan.
Perang Ketupat merupakan perayaan upacara adat dari
Kabupaten Bangka Barat desa Tempilang.
Pendiri pertama Perang Ketupat adalah Akek Sak pada tahun
1802, pertama kali dilakukan di Benteng Tempilang.
Perang Ketupat merupakan perayaan upacara adat yang
dilakukan untuk mengenang jasa para pahlawan pulau Bangka
dalam Perang Lanon.
Perang Ketupat Di bawah Pemerintahan Kotamadya Pangkal
Pinang, Dinas Pariwisata Kotamadya (1980-sekarang).
Perang
Ketupat
terletak
di
Pantai
Pasir
Kuning,
Desa Tempilang.
Perang Ketupat merupakan satu-satu nya perayaan upacara adat
dengan cara berperang dengan menggunakan ketupat.
Perang Ketupat merupakan Kesenian Tradisional karena
menampilkan tarian-tarian adat dan lagu daerah.
Sebagian besar masyarakat kurang menyadari keberadaan
Perang Ketupat.
Media informasi yang ada saat ini kurang dapat memperkuat
keberadaan Perang Ketupat.
Kurang efektifnya media-media promosi yang digunakan
untuk memperkenalkan perayaan adat Perang Ketupat.
Minimnya pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan
perayaan adat Perang Ketupat.
FOKUS MASALAH
Menginformasikan kepada masyarakat bahwa Perang
Ketupat adalah salah satu warisan kebudayaan yang harus
dilestarikan.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perayaan
adat Perang Ketupat.
Memberikan pengertian kepada masyarakat luas khususnya
masyarakat kota Pangkal Pinang tentang Perang Ketupat
yang saat ini sudah mengalami pergeseran budaya.
Mempromosikan perayaan adat Perang Ketupat sebagai
salah satu perayaan adat yang menarik dan memiliki
keunikan tersendiri.
Ketentuan menjadi peserta Perang Ketupat ada dua. Kedua
ketentuan itu adalah:
Bisa mengerti dengan jelas peraturan perang, dalam Perang
Ketupat, dan
Memiliki pemikiran positif bahwa ini hanya sekedar perayaan
adat dan tidak menimbulkan rasa dendam setelah berperang
melainkan rasa kebersamaan dan perdamaian.
Dalam setiap kali pertunjukan jumlah peserta yang terlibat
dalam pertunjukan Perang Ketupat adalah 40 orang, dan 40
ketupat sebagai amunisi . Dibagi menjadi 2 babak, pada babak
pertama 20 peserta dengan amunisi 20 ketupat. Dan babak
kedua 20 peserta dengan amunisi 20 ketupat.
Aturan perang tidak diperbolehkan melempar ke arah kepala,
hanya bagian punggung.
Setelah perang berakhir peserta harus saling berjabat tangan.
ANALISA SWOT
Strength (Kekuatan)
•
Merupakan upacara adat yang dapat menjadi suatu Kesenian
Tradisional kepulauan Bangka Belitung.
•
Berdiri sudah sejak lama.
•
Merupakan bagian dari identitas bangsa indonesia.
•
Mempunyai keunikan tersendiri diantara upacara-upacara adat yang
ada di Indonesia.
•
Satu-satunya upacara adat yang khas di Pulau Bangka.
Weakness (Kelemahan)
•
Keadaan tempat pertunjukan upacara adat Perang Ketupat di
sekitar pantai Pasir Kuning Tempilang yang kurang terawat.
•
Kurangnya minat masyarakat terhadap upacara adat Perang
Ketupat.
•
Para peserta pelaksanaan Perang Ketupat yang mulai
menurun.
•
Kurangnya regenerasi.
•
Kurangnya media-media informasi dan media promosi Perang
Ketupat.
Opportunity (Peluang)
•
Pertunjukan perayaan adat Perang Ketupat memiliki potensi
wisata yang besar.
•
Menjadi andalan warisan kebudayaan Pulau Bangka.
•
Tempatnya yang stategis terletak di pantai Pasir Kuning yang
merupakan tempat pariwisata.
•
Menjadi salah satu Kesenian Tradisional.
•
Banyaknya sekolah-sekolah dari sd,smp,sma,smk yang
tersebar di Pangkal Pinang.
Threats (Ancaman)
•
Adanya ancaman yang kuat, yaitu budaya modernitas dalam
segala keluasaan dan varias, misalnya musik pop, Televisi
(dimana banyak acara talkshow yang barang kali lebih
menarik daripada acara perayaan adat), bioskop, disko, dan
sebagainya.
•
Modern yang serba dinamis, merangsang secara langsung,
jauh lebih praktis, mengakomondasi segala selera, bernuansa
internasional, yang membuat generasi muda lebih
memilihnya.
•
Semakin banyaknya bermunculannya alternatif hiburan
sangat mempengaruhi gaya hidup masyarakat Pangkal
Pinang.
PROMOSI
•
Promosi mencakup pemberitahuan tentang Perayaan adat
Perang ketupat untuk memperkenalkan Perang Ketupat
kepada khalayak, yang sifatnya mengajak atau membujuk
ketertarikan masyarakat agar lebih mengetahui tentang
tradisi, kebudayaan, kesenian tradisional, objek wisata dan
nilai lebih yang ditawarkan dari perayaan adat Perang
Ketupat.
Demografis
- Primer
Ditujukan kepada pelajar SMP, SMA. Mahasiswa berkisar usia antara 11-24 tahun.
- Sekunder
Masyarakat usia dewasa antara 24-45 tahun.
Psikografis
Kategori ini masyarakat yang peduli terhadap lingkungan sejarah dan budaya, aktif
akan kegiatan-kegiatan dan informasi-informasi yang sifatnya kesenian dan
kebudayaan yang khususnya pada perayaan adat Perang Ketupat .
Geografis
•
Pusat Kota Pangkal Pinang dan sekolah-sekolah dan kampus.
Strategi Perancangan
Merancang atau membuat suatu media promosi berupa poster yang
bersifat mengajak dan mendorong masyarakat kota Pangkal Pinang
untuk peduli terhadap pelestarian kebudayaan perayaan adat
Perang Ketupat.
Strategi Komunikasi
-
Memperkenalkan perayaan adat Perang Ketupat desa
Tempilang
-
Menggunakan kata-kata yang jelas.
-
Menggunakan pendekatan bahasa dan visual secara persuasif
(meyakinkan/mengajak).
Tujuan Komunikasi
Tujuan utama komunikasi yaitu agar khalayak sasaran dapat
memahami bahwa perayaan adat Perang Ketupat adalah salah satu
warisan kebudayaan yang harus dilestarikan.
Cara Penyampaian
Pendekatan yang digunakan dengan cara mengemas materi pesan kedalam media dengan
bahasa visual dan verbal.
-
Komunikasi Verbal
Konsep komunikasi verbal dalam konsep perancangan ilustrasi buku bergambar
inimenggunakan bahasa Indonesia bahasa nasional,.
-
Komunikasi Visual
Konsep komunikasi visual dengan mengelola elemen-elemen grafis yang berupa
bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna,layout,
STRATEGI PERANCANGAN
Strategi Kreatif
Merancang atau membuat suatu media promosi berupa poster
dengan menggunakan dua tahap yaitu tahap pengenalan, dan tahap
pengingat.
Strategi Media
mengemas materi pesan kedalam media dengan bahasa visual
dan verbal dan mensosialisasikan pesan dan mengaplikasikan
STRATEGI PERANCANGAN
1. Media Utama
- Poster
2. Media Pendukung
- Leaflet
- Name tag
- Umbul-umbul
- T-shirt
- Mini X-Banner
- Spanduk
- Flag chain
- Stiker
KONSEP VISUAL
Format Desain
Format desain yang dibuat diolah sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan media yang akan digunakan sehingga tidak terlihat monoton.
Peletakan gambar,
teks, keyword,
dan juga
tagline
akan disesuaikan
dengan media yang akan digunakan.
Studi Layout
Layout
pada media utama yaitu poster terfokus dibagian tengah
media dan didukung dengan penempatan logotype diatasnya, serta
penempatan
keyword
dan
tagline
untuk lebih memahami isi dari
KONSEP VISUAL
Studi Tifografi
Jenis huruf yang digunakan mempunyai beberapa kriteria yaitu:
- Persuasif, bersifat mengajak
- Memperhatikan kenyamanan dan kemudahan saat membaca.
- Pemilihan huruf menggunakan bentuk huruf yang disesuaikan dengan gaya
remaja pada masa sekarang, sehingga akan memberikan kesan menarik dan
informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan jelas.
1. Creampuff
2. Comic book
3. BBAlpha Sans Condenced.
KONSEP VISUAL
Studi Warna
Warna yang digunakan mempunyai kesan ceria seperti warna pelangi
(mejikuhibiniu) karena sesuai dengan tema acara perang ketupat ini
yaitu bersuka ria, akan tetapi tetap tidak melupakan unsur warna
budaya.
Studi Ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan dalam perancangan kampanye ini
menggunakan gaya vector yang menggambarkan berbagai alat
kesenian khas pulau bangka dan mengilustrasikan beberapa karakter
pelaku, seperti: Dukun darat, Dukun laut, Penari Serimbang, Penari