KERJA PRAKTEK
Oleh :
PARLINDUNGAN FERNANDO NAINGGOLAN (10.41020.0070)
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
iv
CV. Berdikari Sidoarjo. Awal berdiri CV. Berdikari menangani alat-alat farmasi, kemudian berkembang ke pembuatan mesin produksi makanan. Water
Decaunting adalah suatu sistem dimana di dalam sistem tersebut memiliki
komponen–komponen penunjang sistem tersebut agar bekerja sesuai dengan yang di inginkan. Komponen-komponen penting yang meliputinya adalah motor listrik tiga fase, inverter atau VDS, Roller conveyor dan magnet. Dengan memaksimalkan banyak sistem, maka diperlukan pengontrolan yang lebih baik, yang tentunya dibarengi dengan kebutuhan tenaga operator yang semakin banyak dan dipastikan akan memunculkan berbagai masalah baru pada pengelolaan sistem belum lagi pencegahan saat terjadi human error. Sehingga pemakaian Inverter sangat diperlukan disini untuk memonitoring dan memberi instruksi pada motor maupun pada putaran conveyor. Pemilihan motor yang tepat juga sangat berpengaruh pada kinerja sistem Water Decaunting ini. Penerapan Water
Decaunting harus diawasi oleh operator untuk mengontrol dan mengawasi Water
Decaunting sesuai dengan yang diharapkan. Dengan memakai Water Decaunting,
kebutuhan akan sumber daya manusia bisa digantikan dengan mesin yang mempunyai tingkat kesalahan yang lebih minim dan lebih responsif dalam merespon secara cepat setiap masalah yang muncul. Pemakaian Inverter dan sensor meningkatkan efisiensi dari komponen sehingga sistem dapat berjalan dengan sederhana namun memiliki tingkat error yang rendah.
vii
Halaman Judul ... ii
Lembar Pengesahan Laporan Kerja Praktek ... iii
ABSTRAKSI ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 2
1.3 Batasan Masalah ... 3
1.4 Tujuan Kerja Praktek ... 3
1.5 Waktu dan Lama Kerja Praktek ... 4
1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek ... 4
1.7 Sistematika Penulisan ... 4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan ... 6
2.2 Visi dan Misi CV. Berdikari ... 7
2.1.1 Mesin-mesin Produksi Farmasi ... 7
2.1.2 Mesin-mesin Produksi Makanan ... 8
viii
3.1.1 Komponen Water Decaunting ... 13
3.1.2 Proses Water Decaunting ... 13
3.1.3 Alarm ... 16
3.2 LDR (Light Dependent Resistor) ... 17
3.3 Motor Listrik Tiga Fasa ... 18
3.4 Roller Conveyor ... 20
3.5 Magnet ... 26
BAB IV METODOLOGI ... 30
4.1 Identifikasi Masalah ... 30
4.2 Pengumpulan Data ... 31
4.2.1 Studi Literatur ... 31
4.2.2 Wawancara Operator ... 32
4.2.3 Survei ... 32
4.3 Metode Analisis Data ... 33
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34
5.1 Hasil ... 34
5.2 Analisis dan Pembahasan ... 36
BAB VI PENUTUP ... 38
6.1 Kesimpulan ... 38
6.2 Saran ... 39
ix
1
BAB I
PENDAHULUHAN
1.1
Latar Belakang
Mahasiswa adalah merupakan generasi penerus bangsa, dimana merupakan
pelopor perubahan. Oleh karena itu mahasiswa juga mempunyai peranan penting
dalam menyukseskan pembangunan nasional serta memajukan bangsa dan negara
baik dari segi ilmu pengetahuan maupun moral. Mahasiswa merupakan tolak ukur
dari kemajuan pendidikan di suatu negara. Dengan adanya kebutuhan akan tenaga
kerja lulusan sarjana serta profesionalisme dalam suatu bidang menuntut adanya
usaha dan pelatihan secara langsung dalam aspek kehidupan maupun dunia kerja.
Oleh karena itu guna meningkatkan wawasan dan pengalaman langsung dalam dunia
kerja dan juga memenuhi persyaratan wajib perkuliahan.
Kerja Praktek adalah salah satu bagian mata kuliah wajib di jurusan S1 Sistem
Komputer STIKOM Surabaya, dengan adanya mata kuliah Kerja Praktek
dimaksudkan agar menjadi sarana untuk mengembangkan dan menerapkan apa yang
diperoleh di bangku kuliah serta dengan adanya Kerja Praktek, mahasiswa dapat
memperoleh gambaran nyata tentang berbagai hal dan cara menghadapi masalah
dalam dunia kerja yang nyata.
Kesempatan untuk melaksanakan Kerja Praktek pun diberikan mulai tanggal 25
CV. Berdikari memiliki beberapa unit kerja yang menangani sub bagian dalam
pembuatan makanan kaleng. Sub bagian tersebut antara lain :
Water Decaunting
,
Fish
Washer
,
Can Rotari Washer
dan lain sebagai nya. Dari beberapa sub tersebut, Kerja
Praktek kali ini dilakukan di sub bagian
Water Decaunting.
Water Decaunting
adalah suatu alat untuk mengurangi kadar air yang
terkandung dalam makanan kaleng, sehingga makanan kaleng yang diproduksi lebih
tahan lama tanpa mengubah rasa dan kualitasnya.
Di dalam
Water Decaunting
terdapat banyak komponen yang saling
melengkapi, antara lain : motor listrik tiga fasa,
roller conveyor
, magnet, sensor LDR
(
light dependent resistor)
. Pemilihan dan penempatan sensor sangat berpengaruh
besar pada kinerja suatu alat, begitu juga dengan
Water Deacaunting
. Penempatan
dan pemilihan sensor menjadi masalah yang sering mengganggu kinerja alat,
sehingga operator harus sering melakukan pembenahan pada kinerja alat ini.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yaitu:
1. Bagaimana cara kerja sistem
Water Decaunting
.
2. Bagaimana alur kerja sistem
Water Decaunting
.
1.3
Batasan Masalah
1.
Water Decaunting
yang dianalisis merupakan milik CV. Berdikari
2. Komponen alat yang dapat dianalisis hanya yang ada di CV. Berdikari
1.4
Tujuan Kerja Praktek
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah
yaitu:
1. Untuk mengetahui cara kerja sistem
Water Decaunting
.
2. Untuk mengetahui alur kerja sistem
Water Decaunting
.
3. Untuk menganalisis kelemahan sistem
Water Decaunting
.
Dalam melaksanakan Kerja Praktek di suatu perusahaan maupun instansi, maka
mahasiswa sebagai seorang yang menjalankan syarat pendidikan tinggi tentunya
memiliki tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam melaksanakan Kerja Praktek ini.
Beberapa tujuan Kerja Praktek yang dimaksud adalah sebagian berikut :
1. Memenuhi kurikulum pendidikan yang ada di STIKOM Surabaya.
2. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang
3. Water Decaunting
pada CV. Berdikari.
4. Mencari ilmu pengetahuan baru yang tidak didapatkan di bangku kuliah.
5. Mendidik dan melatih mahasiswa untuk dapat menyelesaikan dan mengatasi
1.5
Waktu dan Lama Kerja Praktek
Kerja Praktek di CV. Berdikari dilaksanakan selama dua bulan yang dimulai
pada tanggal 25 Februari
2013 sampai dengan 25 April 2013.
1.6
Ruang Lingkup Kerja Praktek
Sasaran Kerja Praktek adalah agar mahasiswa mendapatkan pengalaman
belajar melalui pengamatan pada
Water Decaunting
:
a. Prinsip kerja
Water Decaunting.
b. Analisis kelemahan
Water Decaunting
.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan hasil Kerja Praktek lapangan pada CV.
Berdikari adalah sebagai berikut.
BAB I
PENDAHULUHAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan kerja praktek, waktu dan
lama pelaksanaan kerja praktek, ruang lingkup Kerja Praktek
dan sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Berisi
tentang
sejarah
singkat CV. Berdikari.
BAB III
LANDASAN TEORI
Berisi tentang pengertian tentang
Water Decaunting
dan
komponen penunjang
Water Decaunting
.
Berisi tentang metodologi analisis gangguan (
trouble shooting)
pada
Water Decaunting
.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini hasil dari metode yang dilakukan untuk analisis
data dibahas dan dianalisis untuk mendapatkan solusi dan
pemecahan masalah.
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini adalah bab kelima yang merupakan bab terakhir dari
laporan Kerja Praktek yang membahas tentang kesimpulan dan
saran dari seluruh isi laporan ini yang disesuaikan dengan hasil
dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
CV. Berdikari terbentuk karena usaha Pak Heru seorang diri, dibentuk dengan jerih payah sendiri dengan dibantu seorang asisten lapangan yang setia. Pada mulanya hanyalah sebuah bengkel rumahan, dengan ruang yang cukup kecil, hanya dengan dibantu satu orang karyawan pada saat itu. Itulah awal mula terbentuknya CV. Berdikari yaitu pada tanggal 1 Februari 2000. Dapat dikatakan saat itu adalah awal mula Pak Heru menjalankan usahanya dengan bengkel semi permanen. Pekerjaan pertamanya yaitu melayani pembuatan mesin-mesin farmasi PT. Cepu Jawa Timur.
Usaha di bengkel semi permanen tersebut berlangsung hingga tahun 2003. Karena usaha tersebut terus meningkat dan berkembang, pada tahun 2004 perusahan di bawah pimpinan Pak Heru melebarkan sayapnya di bagian mesin produksi makanan. Selama setahun usaha tersebut terus berkembang, hingga pada akhirnya bengkel semi permanen tersebut pindah ke tempat yang lebih luas dan besar di daerah Wage hingga sekarang.
Karena pekerjaan makin banyak dengan bengkel yang lebih luas, sehingga karyawan yang awalnya hanya 1 orang, sekarang menjadi 4 orang. Usaha yang sebelumnya melayani lingkup wilayah Jawa timur, Sidoarjo khususnya, kini meluas hingga Jawa-Bali, dan bukan hanya melayani mesin-mesin farmasi tetapi
juga mesin produksi makanan.
2.2 Visi dan Misi CV. Berdikari
VISI :
Menjadi Perusahaan Yang Unggul Dan Tangguh Dalam Bidang Perdagangan Bahan Dan Peralatan Yang Dibutuhkan Dalam Industri Dan Pembangunan Di Indonesia Serta Mampu Menghadapi Persaingan Global.
MISI :
1. Bekerja Keras Menciptakan Peluang Dan Pertumbuhan Untuk Menjadi Perusahaan Yang Terbaik.
2. Mengutamakan Mutu Dan Pelayanan Demi Kepuasan Pelanggan.
3. Menjadi Mitra Usaha Yang Andal Dan Terpercaya.
4. Menjadi Tempat Untuk Berprestasi Dan Mengembangkan Diri Bagi Karyawan.
2.1.1 Mesin-mesin Produksi Farmasi
Berikut beberapa mesin-mesin produksi farmasi yang diproduksi CV.Berdikari:
2. Mesin conveyor packaging.
Berikut beberapa daftar beberapa perusahaan yang disuplai antara lain :
1. PTP Cepu di Cepu – Jawa timur
2. PT Roi Surya di Pandaan - Jawa timur
3. PT Irawan Djaja di Sidoarjo - Jawa timur
4. LBC Jogja di Jogjakarta – Jawa tengah
5. PT Estetika di Semarang – Jawa tengah
6. Nova Pharin di Gresik - Jawa timur
2.1.2 Mesin-mesin Produksi Makanan
Berikut beberapa mesin-mesin produksi makanan yang diproduksi oleh CV. Berdikari :
1. Mesin–mesin proses : mixer, oven, filler liquid / powder, dan lain sebagainya.
2. Mesin–mesin pabrik canning : E.BOX, Rotary Fish Wash, Rot Water Dec,
Rotari Water Decaunting, Rotary Can Washer, Separator lit Jet print, dan lain
sebagainya.
3. Mesin Conveyor Packaging.
1. PT. INDOHAMAFISH di Negara – Bali
2. PT. INDOCITRA di Negara – Bali
3. PT. BALI MAYA di Negara – Bali
4. PT. SUMBER YALA di Muncar – Banyuwangi
5. PT. PERFECT INTERNASIONAL di Muncar – Banyuwangi
6. INDOPRATAMA di Muncar – Banyuwangi
7. MAYA FOOD INDUSTRI di Pekalongan – Jawa tengah
8. SARI LAUT di Muncar – Banyuwangi
9. KOKIN di Pandaan – Jawa timur
10. GEMA ISTA RAYA di Pasuruan – Jawa timur
2.1.3 Bagunan Gedung
Berikut beberapa bangunan gedung yang diproduksi CV. Berdikari:
1. Bangunan gedung : Pabrik farmasi, pabrik makanan dan gudang
2. Utility : WTP, AHU, DUST Dollector.
Berikut beberpa daftar beberapa perusahaan yang disuplai antara lain :
2. PT. ROI SURYA berupa Gudang, AHU, WTP di Pandaan
3. PT. ESTETIKA berupa AHU, DUST COLLECTOR di Jogjakarta
4. PT. LBC berupa AHU, DUST COLLECTOR di Semarang
11 BAB III DASAR TEORI
3.1 Water Decaunting
Water Decaunting merupakan satu siklus dari rantai siklus pembuatan
makanan kaleng yaitu ikan kaleng. Water Decaunting adalah proses dimana
kaleng sarden yang telah berisi dengan ikan akan di filter tingkat volume air nya
sehingga ikan sarden lebih tahan lama dan memiliki rasa sesuai yang di inginkan.
Kelebihan volume air dalam kaleng dapat berakibat ikan dalam sarden akan cepat
membusuk, rasa ikan dalam kaleng akan berubah karena kelebihan volume air ,
dan dapat meracuni konsumen karena air yang tidak diperlukan dan tidak
diketahui ke sterilan nya di konsumsi oleh konsumen.
Siklus yang bersentuhan langsung dengan Water Decaunting adalah Fish
Washer dan Rotary Can washer. Fish washer merupakan siklus dimana ikan yang
sudah dibentuk dengan ukuran yang tepat di cuci dan disterilkan dengan air. Ikan
yang telah di cuci dan disterilkan pun akan dimasukkan ke dalam tiap kaleng
secara manual dan dilanjutkan pada siklus Water Decaunting.
3.1.1 Komponen Water Decaunting
Komponen Water Decaunting di CV. Berdikari Sidoarjo, antara lain:
1. Operator Mesin
2. Komponen Water Decaunting
a. Motor Indication 3 phase | 220 – 380 | 1hp
c. Cap Water Decaunting
d. Power Supply
e. Kaleng Sarden
f. 2 Set gear
g. Conveyor
h. Magnet
i. Cover penahan air
j. Motor Indication 3 phase | 220 – 380 | 2hp
k. 2 Sensor LDR (Light Dependent Resistor)
3.1.2 Proses Water Decaunting
Proses Water Decaunting CV. Berdikari secara singkat bisa dilihat pada
diagram di bawah ini :
Kaleng masuk conveyor
Conveyorberputar
Kaleng pada posisi pembatas
Kaleng Tertarik Magnet
Kaleng Diputar
Kaleng pada pembatas
Kaleng pada posisi sensor
Barisan kaleng rapi
Pemutar mati
Finish Start
ya
tidak
Dari gambar diatas secara garis besar dapat dijelaskan proses Water Decaunting
sebagai berikut :
1. Kaleng sarden siap di proses di letakkan pada conveyor untuk di proses.
Pada proses ini kaleng sarden yang sudah berisi dengan ikan diletakkan
secara manual ke atas conveyor.
2. Conveyor pun bergerak dan menggerakkan kaleng sehingga berjalan
menurut jalur conveyor berdasarkan kecepatan yang dikontrol melalui
inverter toshiba yang telah tersedia.
3. Conveyor tidak hanya menjalankan satu buah kaleng sarden saat
pengerjaan. Conveyor menjalankan banyak kaleng sarden sesuai dengan
inputan yang diberikan operator pada inverter sehingga motor pun
bergerak berdasarkan kecepatan yang di berikan oleh inverter.
4. Kaleng sarden sampai pada posisi pembatas conveyor yang diberi sekat,
yang menandakan akhir siklus conveyor. Pada siklus ini peran conveyor
untuk mengantar kaleng sarden pada pemutar telah selesai, ditandai
dengan kaleng tersebut berhenti bergerak maju sesuai arah berjalan na
conveyor.
5. Kaleng sarden yang sudah berada pada posisi pembatas akan otomatis
tertarik magnet sehingga berada pada posisi siap untuk diputar. Dengan
daya elektromagnetik dari magnet yang ada pada lapisan terbawah dari
dan tetap melekat pada pemutar sehingga tidak terjatuh dan berubah
posisi.
6. Kaleng yang sudah siap pada posisi berputar akan berputar sesuai
dengan rotasi putaran motor yang di kendalikan oleh inverter toshiba
yang telah disiapkan. Kaleng sarden yang menempel pun akan di putar
agar kandungan air yang ada dalam kaleng sarden jatuh dan terkumpul
pada penampung air. Kaleng sarden yang berputar tak akan berubah
posisinya selama diputar karena peran magnet yang menarik kaleng
sarden hingga akhir siklus pemutaran.
7. Kaleng sarden yang telah berputar akan di deteksi sensor yang
memeriksa apakah tingkat kerapatan antar kaleng sesuai yang di
inginkan. Sensor yang dipergunakan dalam Water Decaunting ini
tergantung dari pesanan dari konsumen. Macam – macam sensor yang
di tawarkan adalah sensor menggunakan inframerah, sensor
logam,hingga sensor menggunakan LDR (Light Dependent Resistor).
8. Bila tingkat kerapatan belum memadai, mesin (motor) akan berhenti
dan akan hidup bila kerapatan tiap kaleng sudah pada posisi yang di
inginkan, disini kinerja dari operator sangat diperlukan untuk
memperhatikan dan membenahi tingkat kerapatan kaleng sarden.
Sensor yang mendeteksi bila kerapatan kaleng sarden tidak sesuai akan
memutus komunikasi dari inverter dan motor sehingga motor akan
9. Bila kerapatan kaleng sarden sudah seperti yang di inginkan
maka,proses Water Decaunting kaleng sarden pertama akan selesai dan
siap menjalani proses selanjutnya.
3.1.3 Alarm
Proses pada operasi Water Decaunting memiliki kondisi yang membuat
terjadinya event adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kerapatan kaleng sarden yang tidak sesuai. Apabila tingkat kerapatan
kaleng sarden tidak sesuai maka alarm dan juga lampu emergency akan hidup dan
mematikan hubungan antara inverter dengan motor penggerak conveyor maupun
motor penggerak pemutar
b. Kecepatan motor penggerak pemutar dan motor penggerak conveyor tidak
sesuai. Tingkat sinkronisasi yang rendah antara motor conveyor dengan motor
pemutar juga dapat menimbulkan alarm berbunyi sangat sering karena range yang
jauh antara motor conveyor dan motor pemutar sehingga kaleng sarden bisa
menjadi sangat rapat atau mungkin sangat renggang.
Pengelompokan alarm ditampilkan dengan hidupnya lampu darurat dan bunyi
alarm. Alarm dan hidupnya lampu darurat hanya dapat di normalkan oleh sesuai
nya hasil yang diharapkan dari mesin tersebut, dan untuk memperloeh itu
diperlukan kemampuan dan ketelitian dari operator mesin untuk membenahi error
3.2 LDR (Light Dependent Resistor)
Resistor peka cahaya atau fotoresistor adalah komponen elektronik yang
resistansinya akan menurun jika ada penambahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Fotoresistor dapat merujuk pula pada light-dependent resistor
(LDR), atau fotokonduktor. (Silva dkk, 2006)
Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi yang tidak
dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang
cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron
memiliki energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas
yang dihasilkan (dan pasangan lubangnya) akan mengalirkan listrik, sehingga
menurunkan resistansinya.
Gambar 3.1 Bentuk LDR (Light Dependent Resistor)
Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR
sekitar 10MΩ dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat
dari ba-han semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari
cahaya yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. (Silva
3.2.2 Motor Listrik Tiga Fasa
Motor induksi tiga fasa banyak digunakan oleh dunia industri
karena memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh dalam
pengendalian motor motor induksi tiga fasa yaitu, struktur motor induksi tiga fasa
lebih ringan (20% hingga 40%) dibandingkan motor arus searah (DC) untuk
daya yang sama, harga satuan relatif lebih murah, dan perawatan motor induksi
tiga fasa lebih hemat.
Gambar 3.2 Motor Tiga Fasa
Cara kerja motor listrik 3 fasa
1. Motor 3 fasa akan bekerja atau berputar apabila sudah dihubungkan dalam
hubungan tertentu.
2. Mendapat tegangan sesuai dengan kapasitas motornya.
3. Motor bekerja pada hubung bintang / star.
Berarti motor harus di hubungkan baik secara langsung pada terminal maupun
melalui rangkaian kontrol.
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fasa dihubungkan
menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua
yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va,
Vb dan Vc disebut tegangan “fasa” atau Vf.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung
terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fasa yang
seimbang. Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai
yang sama,
ILINE =IFASA
Ia =Ib =Ic
Pada bab ini akan dibahas cara untuk merubah putaran motor 3 fasa bisa
putar kiri dan kanan dapat dilakukan dengan jalan salah satu fasa di buat tetap
sedang fasa yang lain di silangkan seperti gambar di atas.
Pada saat Pb1 ditekan maka koil kontaktor K1M bekerja dan membuat
motor berputar. Motor dapat berputar forward / maju terus sebab kontak K1M
/14-13 menutup. Untuk membalik putaran motor dapat menekan Pb0 terlebih
dahulu lalu tekan Pb2. Saat Pb2 ditekan maka koil kontaktor K2M bekerja dan
memutar motor reverse/ mundur. Pengertian forward dan reverse harus menekan
Pb0 terlebih dahulu dan tunggu hingga putaran motor berhenti lalu tekan tombol
yang lain ini agar tidak ada pengereman mendadak pada motor.Pada saat over
load trjadi kontak F2/97-98 menutup dan menyalakan L1 Emergency Switch (ES)
dapat mematikan semua sirkit bila ada sesuatu yang tidak di inginkan. Lihat
3.2.3 Roller Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak
dipakai di industri untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak
dan berkelanjutan. Conveyor ini adalah conveyor yang paling umum
digunakan. Lintasan geraknya tersusun dari beberapa tabung yang tegak lurus
terhadap arah lintasannya dimana plat datar yang ditempatkan untuk menahan
beban akan bergerak sesuai dengan arah putaran roll. Conveyor ini bisa
digerakkan dengan rantai atau belt,ataupun dengan menggunakan gaya
gravitasi tetapi harus juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya.
(Anonim.2011)
Gambar 3.3 Roller Conveyor
Mekanisme kerja rollerconveyor secara umum adalah sebagai berikut:
1. Motor penggerak memutar poros pada motor yang telah terpasang sistem
2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke drive roller melalui sistem
transmisi yang telah dirancang khusus untuk sistem roller conveyor.
3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi tersebut ikut berputar karena
daya yang disalurkan oleh sistem transmisi.
4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke roller lain dengan tranmisi
rantai.
5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dengan perbandingan transmisi
1:1 sehingga putaran antar roller mempunyai kecepatan yang sama.
6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan sampai ke roller paling terakhir.
(Spivakousky, 1989)
3.2.4 Magnet
Magnet adalah benda padat yang dapat menarik benda-benda lain ke
arahnya. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan
logam (besi, baja, dll). Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh benda yang mempunyai
daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet. Magnet selalu memiliki
dua kutub yaitu utara (kutub magnet yang menunjuk ke arah utara) dan selatan
(kutub magnet yang menunjuk ke arah selatan). Walaupun magnet itu
dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Jika dua
magnet didekatkan, maka akan terjadi interaksi yaitu tolak-menolak jika kutub
sejenis. Sebenarnya, magnet berasal dari batu yang dihasilkan oleh alam. Namun,
kita juga dapat membuat magnet yang disebut dengan magnet buatan. Magnet
buatan dapat dibuat dengan beberapa cara antara lain adalah menggosokkan
besi/baja dengan magnet lain secara searah, menempelkan sebatang besi pada
sebuah magnet, dan meletakkan magnet pada kumpulan kawat yang dialiri arus
listrik searah (DC). Sifat-sifat kemagnetan pada magnet juga bisa dihilangkan.
Yaitu dengan cara dipukul-pukul dengan keras, dipanaskan atau dibakar,
diletakkan dalam kumpulan kawat yang dialiri arus bolak-balik, atau diletakkan
dengan magnet lain dimana kutubnya berlawanan. (Tipler, 2001)
Gambar 3.4 Magnet
BAB IV
METODOLOGI
4.1. Idetifikasi Masalah
Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah pada CV. Berdikari. Identifikasi masalah
ini dilakukan dengan melakukan wawancara. Wawancara pertama dilakukan pada pemilik
perusahaan, Pak Heru. Beliau menceritakan alur dan cara kerja
Water decaunting
dari awal
hingga hasil produksi. Pak.heru juga menceritakan kendala yang terjadi pada
Water decaunting
ini.”Di
water decaunting
ini sering terjadi penumpukan barang saat
conveyor
di atur dengan
kecepatan tinggi, sehingga operator harus bekerja ekstra untuk membenahi dan mengatur agar
posisi dari kaleng dan tiap komponen seperti yang diinginkan.” Tutur beliau.
Dengan demikian didapatkan bahwa masalah
Water Decaunting
adalah terjadinya
penumpukan barang saat
conveyor
berjalan cepat. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah
analisis data yang tepat untuk mencari penyebabnya. Langkah pertama adalah dengan
melakukan pengumpulan data, baik itu literatur, wawancara dengan orang yang berkaitan, juga
dengan melakukan survei langsung pada
Water Decaunting
4.2. Pengumpulan Data
4.2.1 Studi Literatur
Studi pustaka dilakukan untuk mendukung penelitian yang dilakukan secara teori. Studi
literatur dilakukan bersamaan dengan proses penulisan laporan Kerja Praktek. Dimana
penggunaan studi literatur dimulai pada saat mengidentifikasi masalah. Dengan melakukan studi
literatur, dapat dipelajari serta dianalisa dari hasil observasi yang dilakukan sehingga didapat
keputusan ataupun solusi dari data yang telah diolah dengan menggunakan metode-metode yang
dipelajari.
Decaunting adalah pemisahan campuran dengan memisahkan lapisan atas campuran
meningkatkan kemurnian dari cairan, misalnya untuk meningkatkan kemurnian dari anggur
dengan cara memisahkan cairan campuran lain nya.
Water decaunting
bisa dilakukan dengan
cara pemanasan, pengendapan, dan penyaringan.
Decaunting dengan cara penyaringan dilakukan dengan cara menyaring cairan sehingga
campuran akan terpisah dan diolah. Dari berbagai literatur yang didapatkan tidak ada yang
mencantumkan komponen komponen yang digunakan. Error yang terjadi dalam
Water
decaunting
juga rata-rata adalah tingkat kemurnian dari campuran tersebut tidak sesuai yang
diharapkan.
4.2.2 Wawancara Operator
Dalam melakukan Kerja Praktek ini dilakukan wawancara dengan operator. Wawancara
dilakukan pada dua operator.Wawancara meliputi masalah dan kejanggalan yang terjadi di saat
menangani
Water decaunting
. Wawancara dilakukan secara singkat dan terfokus, sehingga
tujuan yang dari wawancara tidak melebar dan terfokus.
Operator pertama bernama Pak Sugeng, pertanyaan nya adalah apa saja kendala yang
terjadi di saat menangani
water decaunting
. Wawancara pada operator kedua yang bernama Pak
Budi juga dilakukan, pertanyaan masih sama dan terfokus yaitu apa saja yang kendala yang
terjadi di saat menangani
water decaunting
.
4.2.3. Survei
Survei lokasi dilakukan pada CV. Berdikari dengan objek adalah
Water decaunting
untuk mengetahui cara kerja, alur kerja, mengamati, dan mencoba menjalankan
Water
Decaunting
. Survei dilakukan dengan mengamati
Water decaunting
yang sedang dioperasikan.
Survei dilakukan dengan waktu satu hari dan di awasi oleh operator water decaunting
yaitu Pak Sugeng dan Pak Budi. Survei dilakukan dengan memperhatikan tiap komponen dan
4.3. Metode Analisis Data
Setelah melakukan pengolahan data, dilakukan analisa terhadap hasil perhitungan pada
pengolahan data, Struktur analisis data dilakukan dengan berlandaskan pada identifikasi
masalah. Langkah langkah pengumpulan data untuk pemecahan masalah adalah antara lain :
1. Memperhatikan literatur dari
Water Decaunting
2. Wawancara dengan operator
3. Survei langsung pada
Water Decaunting
Setelah semua langkah terpenuhi dilakukan pembahasan di tiap langkahnya untuk
34 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
[image:30.612.128.514.215.712.2]5.1 Hasil
Tabel 5.1 Operator 1
OPERATOR 1 Nama : Pak Sugeng
Umur : 44
Tugas : Kepala Operator Masa Kerja : 10 tahun
Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Water Decaunting?
Jawaban : Water Decaunting berjalan dengan lancar, namun disaat tertentu
Water Decaunting sering mengalami macet karena ada
penumpukan barang. Disaat penumpukan barang itu mesin akan mati karena alarm aktif. Siklus itu sering terjadi disaat produksi ditingkatkan.
Tabel 5.2 Operator 2
OPERATOR 2 Nama : Pak Budi
Umur : 39
Tugas : Operator Water Decaunting Masa Kerja : 2 tahun 5 bulan
Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Water Decaunting?
jalan nya kaleng yang digerakkan oleh motor. Kaleng yang telah dikurangi volume airnya pun sudah selesai menjalankan proses
Water Decaunting.
Namun disaat operator mengatur kecepatan dari motor conveyor untuk bergerak lebih cepat dengan menggunakan inverter tanpa mengubah putaran dari motor penggerak, tidak lama kemudian mesin mati. Didapati terjadi penumpukan barang produksi di saat proses akan selesai.
[image:31.612.127.518.102.468.2]Disaat proses pengaturan kecepatan conveyor dilakukan dengan pergerakan lebih cepat, mesin kembali mati dan penumpukan barang terjadi.
Tabel 5.3 Survei
SURVEI
Survei dilakukan pada Water Decaunting untuk memperkuat hasil analisis bahwa disaat cnveyor berjalan lebih cepat dibanding motor penggerak, sensor akan mendeteksi kerapatan benda terlalu tinggi. Survei awal dilakukan dengan cara kerja dan alur kerja normal.
Motor untuk Conveyor di atur berjalan lurus dengan kecepatan motor penggerak. Kaleng sarden sebagai bagian survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Setelah mengamati selama lima menit, Water
Decaunting berjalan sesuai dengan alur tanpa adanya kejanggalan dan error.
Kemudian motor Conveyor dinaikkan tingkat kecepatan nya. Kaleng sarden sebagai bagian dari survei juga diberikan untuk memperoleh hasil survei secara detail dan nyata. Dilakukan pengamatan selama lima menit, sensor pendeteksi kerapatan benda hidup sebanyak dua kali sehingga membuat Water
Decaunting mengalami error dan mati sebanyak dua kali.
Kedua sensor pun diuji kinerja nya dengan memberika benda pada daerah pembacaan sensor, hasilnya kedua sensor mendeteksi benda secara benar.
Tabel 5.4 Literatur
LITERATUR Judul Decaunting
Isi
Decaunting adalah pemisahan campuran dengan memisahkan
lapisan atas campuran lainnya sehingga kemurnian dari cairan lebih besar. Water Decaunting biasanya digunakan untuk meningkatkan kemurnian dari cairan, misalnya untuk meningkatkan kemurnian dari anggur dengan cara memisahkan cairan campuran lainnya. Water Decaunting bisa dilakukan dengan cara pemanasan, pengendapan, dan penyaringan.
Decaunting dengan cara penyaringan dilakukan dengan cara
menyaring cairan sehingga campuran akan terpisah dan diolah. Dari berbagai literatur yang didapatkan tidak ada yang mencantumkan komponen komponen yang digunakan. Error yang terjadi dalam Water Decaunting juga rata-rata adalah tingkat kemurnian dari campuran tersebut tidak sesuai yang diharapkan.
5.2 Analisis dan Pembahasan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai langkah kemudian di proses dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan agar mendapatkan hasil dan pemecahan masalah yang diinginkan untuk meningkatkan mutu dan produksi dari Water Decaunting milik CV. Berdikari Sidoarjo
41
Anonim.2011/jiunkpe/s1/mesn/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-24401130-4287-conveyor-.chapter2.pdf:Universitas Kristen Petra.
D.F. Silva, D.A. Avalos. 2006. Light Dependent Resistance as a Sensor in Spectroscopy Setups Using Pulsed Light and Compared with Electret Microphones. MDPI, ISSN 1424-8220.
Kristianto, H. 2010. Inverter Terprogram Berbasis Atmega 8535 Sebagai Sumber Listrik Untuk Penerangan. Proyek Akhir PENS ITS, Surabaya
spivakousky, A. 1989. conveyors and related equipment. Peace publisher, Moscow
Paul, A. Tipler. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga, Jakarta Zuhal. 2000. Dasar Tenaga Listrik. ITB, Bandung