i
COLONY COUNTER
DILENGKAPI LCD BERBASIS
MICROCONTROLLER
ATMega 16
TUGAS AKHIR
Oleh
ABDUL HARIS
NIM. 20133010049
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
ii
COLONY COUNTER
DILENGKAPI
DISPLAY LCD
BERBASIS
MICROCONTROLLER
ATMega 16
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
Program Studi D3 Teknik Elektromedik
Oleh
ABDUL HARIS
NIM. 20133010049
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
v
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada Politeknik Muhammadiyah Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
Program Studi D3 Teknik Elektromedik
Oleh
ABDUL HARIS
NIM. 20133010049
PROGRAM STUDI
D3 TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
vi
yang pernah diajukan untuk memperoleh derajat Profesi Ahli Madya atau gelar
kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga
tidak terdapat pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini serta disebutkan dalam daftar
pustaka.
Yogyakarta, 23 Agustus 2016
Yang menyatakan,
vii
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Dengan mengucap Alhamdulillah Setinggi puji sedalam syukur kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan inayah-Nya, sehingga
penulis
dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “
COLONY COUNTER
DILENGKAPI DISPLAY LCD BERBASIS MICROCONTROLLER ATMega
16”.
Laporan Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat kelulusan dengan gelar Ahli
Madya.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya, sehingga sampai
kepada kita semua selaku sebagai umatnya yang semoga selalu mengikuti
sunnahnya hingga akhir zaman.
Amin Yaa Rabbal’alamin.
Yang kita harapkan
syafa’atnya
di yaumil Qiyamah.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan laporan tugas akhir ini
banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh penulis baik dalam bentuk akademik
maupun non akademik. Namun disamping itu penulis juga mendapat banyak
bantuan dalam bentuk saran, dorongan, dan bimbingan dari banyak pihak. Oleh
karena itu tidak ada kata selain ungkapan terimakasih yang mendalam kepada :
viii
masukan, saran, dan semangatnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
4.
Bapak Nur Hudha Wijaya, S.T.,selaku dosen pembimbing II yang telah banyak
memberikan ilmu, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
ini dengan baik.
5.
Bapak/Ibu dosen penguji, yang telah berkenan menguji hasil penelitian dari
penulis, yang memberikan kritik, saran dan masukan agar penulis dapat
berkembang menjadi lebih baik untuk kedepanya.
6.
Seluruh staff, karyawan dan dosen-dosen pembantu Politeknik Muhammadiyah
Yogyakarta, terutama Prodi Teknik Elektromedik yang selalu memberikan
bantuan dikala penulis menemui kesulitan tentang perkuliahan, dan telah
memberikan dorongan semangat untuk kuliah.
7.
Seluruh Teman-teman angkatan 2013 Teknik Elektromedik Politeknik
Muhammadiyah Yogyakarta yang banyak memberikan masukan dan semangat
serta dorongan
kepada penulis “
Semoga Kita Selalu Dalam Perlindungan Allah
SWT
”.
ix
penulis. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta, Agustus 2016
x
~ Rasuluallah SAW Bersabda ~
“ Sebaik
-baiknya diantaramu adalah yang banyak manfaat bagi orang lain
”
(HR. Bukhari Muslim)
“ Bersyukur adalah cara terbaik agar merasa cukup bahkan ketika
xi
“ Kedua Orang Tua ”
Tiada kata yang pantas disematkan selain terimakasih yang sebanyak-banyaknya, mulai
dari didalam kandungan sampai sekarang Alhamdulillah telah menyelesaikan Diploma III,
engkau tidak henti-
hentinya memberikan Do’a, nasihat, serta motivasinya untuk
menggapai kesuksesan baik didunia maupun di Akhirat.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada engkau.
Amiin Yaa Rabbal’alamin
“ Saudara ”
Terimakasih kepada kaka-kaka saya yang tidak pernah lelah memberikan masukan,
motivasi dan dukungannya baik secara moril maupun materil.
Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiiin
“ Pembimbing ”
Bapak. Heri Purwoko, S.T,. dan Bapak Nur Hudha Wijaya, S.T,. semoga anugrah dan
hidayah selalu menyertai engkau. Terimakasih atas bimbingan, waktu, dan keikhlasannya
sehingga saya dapat menyelesaikan TA ini dengan baik.
“ TEM Angkatan 2013 ”
Kalian bukan hanya sekedar teman, melainkan keluarga baru yang telah memberikan
kenangan selama menimba ilmu, semoga kita semua selalu menjaga tali persaudaraan
xii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
PERSEMBAHAN ... ix
MOTTO ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
ABSTRAK ... xix
ABSTRACT ... xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ... 1
1.2
Batasan Masalah ... 2
1.3
Rumusan Masalah ... 3
1.4
Tujuan ... 3
1.4.1 Tujuan Umum ... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ... 3
1.5
Manfaat ... 3
1.5.1 Manfaat teoritis ... 3
1.5.2 Manfaat Praktis ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kajian Pustaka ...
5
2.1.1 Metode Pour Plate ... 7
2.1.2 Metode Standard Plate Count ... 9
xiii
2.4
Liquid Crystal Display (LCD) ...
17
2.5
Led Emiting Dioda (LED) ... 19
2.5.1 Cara mengetahui Polaritas LED ... 20
2.6
Buzzer ...
21
2.7
Limit Switch ... 21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Diagram Mekanis Sistem ... 23
3.2
Blok Diagram ... 24
3.3
Diagram Alir Program ... 25
3.4
Perakitan Rangkaian Power Supply ... 27
1.4.1
Alat ... 27
1.4.2
Komponen ... 27
1.4.3
Langkah Perakitan ... 27
1.4.4
Gambar Power Supply ... 30
3.5
Perakitan Rangkaian Minimum Sistem ... 31
3.5.1 Alat ... 31
3.5.2 Komponen ... 31
3.5.3 Langkah Perakitan ... 31
3.5.4 Gambar Minimum Sistem ... 33
3.6
Perakitan Rangkaian LCD ... 34
3.6.1 Alat ... 34
3.6.2 Komponen ... 34
3.6.3 Langkah Perakitan ... 34
3.7
Perakitan Rangkaiaan LED ... 35
3.7.1 Alat ... 36
3.7.2 Komponen ... 36
3.7.3 Langkah perakitan ... 36
xiv
3.9.1 Alat ... 38
3.9.2 Komponen ... 39
3.9.3 Langkah Perakita ... 39
3.10
Pembuatan Program Counter ...
40
3.11
Rangkaian Keseluruhan ... 43
BAB IV PENELITIAN
4.1
Spesifikasi Alat ... 45
4.2
Cara Kerja Alat ... 47
4.3
Jenis Penelitian ... 47
4.4
Variabel Penelitian ... 48
4.4.1 Variabel Bebas ... 48
4.4.2 Variabel Tergantung ... 48
4.4.3 Variabel Terkendali ... 48
4.5
Definisi Operasional ... 48
4.6
Sistematika Pengukuran ... 48
4.6.1 Rata-rata ... 49
4.6.2 Simpangan ... 49
4.6.3 Error ... 49
4.6.4 Standart Deviasi ... 50
4.6.5 Ketidakpastian ... 50
4.7
Persiapan Bahan ... 51
4.8
Peralatan Yang Digunakan ... 51
4.9
Percobaan Alat ... 52
4.10
Analisa Perhitungan ... 54
4.10.1 Analisa Perhitungan Tegangan pada Saklar TP.1 (PB.0) .... 54
4.10.2 Analisa Perhitungan Tegangan pada Saklar TP.2 (PB.1) ... 58
xv
4.15
Standar Operasional prosedur (SOP) Colony Counter ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan ... 69
5.2
Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA
... 71
xvi
xvii
Gambar 2.2 Microcontroller ATMega 16 ... 12
Gambar 2.3 Konfigurasi Microcontroller ATMega 16 ... 14
Gambar 2.4 Diagram Blok Fungsional ATMega 16 ... 16
Gambar 2.5 Bentuk Fisik LCD ... 17
Gambar 2.6 Contoh Fisik LED ... 20
Gambar 2.7 Polaritas LED ... 20
Gambar 2.8 Simbol Buzzer ...
21
Gambar 2.9 Limit Switch ... 22
Gambar 2.10 Kontruksi Limit Switch dan Simbol Limit Switch ...
22
Gambar 3.1 Desain Modul Colony Counter ...
23
Gambar 3.2 Blok Diagram Colony Counter ...
24
Gambar 3.3 Diagram Alir Program ... 26
Gambar 3.4 Rangkaian Power Supply ... 27
Gambar 3.5 Lay out Power Supply ... 29
Gambar 3.6 Power Supply ...
30
Gambar 3.7 Rangkaaian Minimum Sistem ... 32
Gambar 3.8 Lay Out Minimum Sistem ... 32
Gambar 3.9 Minimum Sistem ... 33
Gambar 3.10 Rangkaian LCD pada Proteus ... 35
Gambar 3.11 Rangkaian LED ... 36
Gambar 3.12 Rangkaian Buzzer ... 38
Gambar 3.13 Limit Switch ... 39
Gambar 3.14 Rangkaian Keseluruhan ... 44
Gambar 4.1 Colony Bakteri Sebelum Dihitung ... 46
Gambar 4.2 Colony Bakteri Setelah Dihitung ... 47
xix
Lampiran 2 Limit Switch
Susunan Dewan Pengult
Nama Penguji
:
Heri Purwoko,
S.T.:
Iswanto, S.T.,M.Eng.
Tanda Tangan
1.
KetuaPenguji
2.
Penguji Utama3.
Sekretaris Pengulr:Nur
HudhaWijaya,
S.T.YogYakarla, 23 Agustus 201 6
POLITEKNIK
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
DIRE,KTUR
Dr.
Sukamta, S.T.,M'T.
NrK. 1 9700s02r99603
t23
023xix
microscopic. Bakteri tidak hanya merugikan bagi manusia ada juga yang
memiliki manfaat, antara lain :
Escherechia coli, Acetobacter Xylinum,
Streptococcus termophylus
Penulis membuat modul dengan judul
“
Colony
Counter
” Colony Counter
adalah alat yang berfungsi untuk menghitung
jumlah
microbe pada cawan petri atau media lainnya dengan
menggunakan
LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangan dan Pen
sebagai penanda objek agar
colony yang sudah dihitung tidak terhitung
ulang,
limit switch sebagai
counter yang langsung dihubungkan ke
mikrokontroller kemudian hasil perhitungan koloni yang telah dihitung
ditampilkan pada display LCD (liquid crystal display).
Penulis melakukan pengukuran pada modul sebanyak 20 kali
pengukuran dengan 2 kondisi,sehingga didapatkan hasil untuk tegangan
TP 1 (PB.0) saat kondisi
ON dengan tegangan rata-rata untuk 20 kali
pengukuran sebesar 4,914 Volt dan TP 1 (PB.0) saat kondisi
OFF sebesar
0,018
Volt, sedangkan tegangan pada TP 2 (PB.1) saat kondisi
ON
didapatkan tegangan rata-rata untuk 20 kali pengukuran sebesar 4,8934
Volt dan tegangan untuk TP 2 (PB.1) saat kondisi
OFF didapat sebesar
0,0008 Volt. berdasarkan data tersebut diperoleh nilai simpangan (error)
pada TP 1 (PB.0) saat kondisi ON sebesar 0 Volt, TP 1 (PB.0) saat kondisi
OFF 0,01 Volt, TP 2 (PB.1) kondisi
ON 0,45 Volt jadi dapat disimpulkan
bahwa besarnya nilai error yang didapatkan dari data tersebut pada
pengukuran TP 1 (PB.0) kondisi
ON sebesar 8,6%, TP 1 (PB.0) kondisi
OFF sebesar 0%, TP 2 (PB.1) kondisi
ON sebesar 2,13%, TP 2 (PB.1)
kondisi
OFF sebesar 0% dan nilai
standart deviasi yang dihasilkan
berdasarkan nilai rata-rata pada TP 1 (PB.0) kondisi
ON yaitu sebesar
0,2236, TP 1 (PB.0) kondisi OFF yaitu sebesar 0, TP 2 (PB.1) kondisi ON
yaitu sebesar 0,056, TP 2 (PB.1) kondisi
OFF yaitu sebesar 0, dan
diperoleh nilai ketidakpastian yang didapatkan dari TP 1 (PB.0) kondisi
ON sebesar 0,1581, TP 1 (PB.0) kondis
OFF sebesar 0 , TP 2 (PB.1)
kondisi ON sebesar 0,0125, dan TP 2 (PB.1) kondisi OFF sebesar 0.
Kata Kunci :
Colony Counter,
Limit Switch, Bakteri,
Colony,
xx
Bacteria is unicellular organisms, as well as microscopic size. The
bacteria is not only detrimental to humans, there are some of them which have
benefits for life, namely:
Escherichia coli, AcetobacterXylinum, and
Streptococcus thermophilus. In this paper, the author makes module with the title
"Colony Counter". Colony Counter is a tool that serves to count the number of
microbes in a petri dish or other media using LEDs (Light Emitting Diode) as
lighting and Pen as a marker of an object in order to the colony that has been
calculated is not counted again, limit switch as counter directly connected to the
microcontroller then the result of the colony count that has been calculated is
displayed on the LCD display (liquid crystal display).
The author has performed measurement to this module for 20 times with 2
conditions, so that the result obtained for the voltage TP 1 (PB.0) in "ON"
condition with the average voltage for 20 times of the measurement is 4.914 Volt
and TP 1 (P.O) in "OFF" condition is 0.018 Volt, while the voltage at TP 2 (PB.1)
in "ON" condition with the average voltage for 20 times of the measurement is
4.8934 Volt and the voltage for TV 2 (PB.1) in "OFF" condition is 0.0008 Volt.
Based on the data, the value of deviation (error) on the TP 1 (PB.0) in "ON"
condition is 0 Volt, TP 1 (PB.0) in "OFF" condition is 0.01 Volt, TP 2 (PB. 1) in
"ON" condition is 0.45 Volt, so it can be concluded that the magnitude of the
error value obtained from the data at the measurement of the TP 1 (PB.0) in "ON"
condition is 8.6%, TP 1 (PB.0) in "OFF" condition is 0%, TP 2 (PB.1) in "ON"
condition is 2.13%, TP 2 (PB.1) in "OFF" condition is 0%, and the result of
standard deviation value based on the average value of the TP 1 (PB.0) in "ON"
condition is 0.2236, TP 1 (PB.0) in "OFF" condition is 0, TP 2 (PB.1) in "ON"
condition is 0.056, TP 2 (PB.1) in "OFF" condition is 0, and uncertainty value
obtained from TP 1 (PB.0) in "ON" condition is 0.1581, TP 1 (PB.0) in "OFF"
condition is 0, TP 2 (PB.1) in "ON" condition is 0.0125, and TP 2 (PB.1) in
"OFF" condition is 0.
1
1.1
Latar belakang
Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan
tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri
merupakan organisme uni seluler (sel tunggal), prokariota/prokarioti tidak
mengandung klorofil, serta berukuran
microscopic
(sangat kecil). Bakteri
tidak hanya merugikan bagi manusia ada juga yang memiliki manfaat,
antara lain :
Escherechia coli, Acetobacter Xylinum, Streptococcus
termophylus (Daniel,2008).
Colony bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang sejenis
Selama ini yang penulis ketahui dalam melakukan perhitungan
colony
di rumah sakit, instansi bahkan perguruan tinggi masih belum
menggunakan alat yang sesuai dan terstandarisasi dalam penggunaanya
sehingga penulis mempunyai ide pemikiran serta gagasan untuk membuat
sebuah modul alat dimana alat ini mampu membantu user dalam melakukan
perhitungan dan menganalisa jumlah
colony bakteri dengan menggunakan
alat yang dinamakan
“Colony Counter”
modul alat Colony Counter adalah
alat yang berfungsi untuk menghitung jumlah
colony
bakteri, sehingga
dengan alat ini
user
dapat mempermudah melakukan perhitungan dan
menganalisa sebuah colony bakteri.
1.2
Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah
dalam penyajiannya, penulis membatasai pokok-pokok batasan yang akan
dibahas yaitu:
1.
Menggunakan LCD sebagai display.
2.
Jumlah bakteri yang dihitung maksimal 9999.
3.
Colony bakteri yang dihitung tampak mata.
4.
Menggunakan pen dengan ukuran 0,2
–
0,8.
5.
Menggunakan 4 buah limit switch
1.3
Rumusan Masalah
gagasan dan pemikiran untuk membuat modul alat yang memudahkan user
dalam melakukan perhitungan jumlah colony bakteri.
1.4
Tujuan
1.4.1
Tujuan Umum
Untuk mempermudah sekaligus membantu userdalam
rangka menghitung jumlah colony bakteri dengan cepat dan efisien
berbasis microcontroller ATMega 16 dilengkapi dengan LCD
sebagai display.
1.4.2
Tujuan Khusus
1.
Membuat program counter.
2.
Membuat tampilan display menggunakan LCD.
3.
Membuat rangkaianan Microcontroller ATMega 16.
4.
Meletakan limit switch sebagai penghitung utama colony.
1.5
Manfaat
1.5.1
Manfaat Teoritis
1.5.2
Manfaat Praktis
5
2.1
Kajian Pustaka
jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel)
(Dwidjoseputro,D,2005).
Cawan petri yang berisi dengan
colony bakteri diletakan pada rak
cawan yang telah disediakan untuk siap dihitung, di bawah rak cawan
tersebut di tempatkan LED sebagai sumber cahaya untuk lebih terlihat jelas
sekaligus mempermudah user mengamati objek yang akan dihitung.
Untuk menghitung
colony
penulis menggunakan
limit switch
yang
ditempatkan dibawah cawan petri sebanyak 4 buah. Pada saat objek ditekan
dengan menggunakan pen berukuran tertentu, maka akan memberi
counter
dantanda pada objek dengan indicator buzzer berbunyi, sehingga objek yang
sudah terhitung tidak terhitung ulang,
limit switch tertekan akan
memberikan
counter kepada tampilan
LCD dari jumlah
colony tersebut
(Ubay Fakhrudin, 2007).
Gambar 2.1 Contoh Gambar Colony Counter
alat sehingga masih kurang efisien dalam pengguanannya untuk itu penulis
memberikan inovasi baru dengan menggunakan sistem mekanis yang tidak
terhubung dengan
pen
sehingga
user
dapat lebih mudah mengamati,
menganalisa dan menghitung jumlah
colony
bakteri dengan cepat dan
efisien.
2.1.1
Metode
pour plate
(hitung cawan)
Colony bakteri adalah sekumpulan dari bakteri-bakteri yang
sejenis yang mengelompok menjadi satu dan membentuk suatu
colony-colony. Untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri dapat
Pengenceran secara desimal memudahkan dalam perhitungan
jumlah
colony, sedangkan tempat pengenceran yang bukan secara
desimal, misalnya 1:5, 1:25, dan seterusnya jarang dilakukan karena
tidak praktis dalam perhitungannya. Pengambilan contoh dilakukan
secara aseptik dan pada setiap pengenceran dilakukan pengocokkan
kira-kira sebanyak 25 kali untuk memisahkan sel-sel mikroba yang
bergabung menjadi satu larutan yang digunakan pada saat
pengenceran dapat berupa larutan fosfat buffer, larutan garam fisiologi
0,85%, atau larutan linger (Setiyono, 2013). Untuk bahan pangan yang
sukar larut untuk pengencer pertama dapat ditambahkan
glass beads
yang disterilkan bersama dengan larutan pengencer tersebut.
Cara kerja.
1.
Beberapa ml kultur bakteri campurkan ke dalam beberapa ml
aquades sesuai dengan yang dikehendaki.
2.
Aduk hingga merata dengan cara memutar tabung reaksi dengan
telapak tangan selama beberapa kali.
3.
Tuang media agar-agar yang masih cair (suhu + 50
0C) ke cawan
petri.
4.
Putar cawan petri secara perlahan-lahan di atas meja
horizontal
untuk mengaduk campuran media agar-agar dengan kultur
mikroba.
6.
Amati pertumbuhan colony bakteri (Dwidjoseputro, D, 2005).
Metode ini mengasumsikan jumlah bakteri yang ditanam pada
suatu cawan sama dengan jumlah colony pada cawan tersebut. Untuk
memudahkan menghitung colony yang berjumlah ratusan pada metode
ini perhitungan dapat dilakukan dengan cara menghitung hanya
seperempat pada bagian cawan dengan hasil perhitungan jumlah
perhitungan tersebut dikalikan empat perhitungan pada metode ini
juga dibantu dengan alat yang disebut
colony counter, alat
colony
counter masih mengharuskan para peneliti pada laboratorium
menghitung jumlah
colony secara manual. Pada alat
colony counter,
penghitungan jumlah
colony bakteri dipermudah dengan adanya
counter electronic. Dengan adanya
counter tersebut peneliti tinggal
menandai
colony bakteri yang dihitung dengan menggunakan
pen
yang terhubung dengan counter. Setiap
colony yang ditandai maka
counter akan menghitung (Hadietomo, Ratna, 1990).
2.1.2
Metode
Standard plate count
jumlah bakteri dalam suspensi. Jumlah bakteri merupakan salah satu
faktor penting untuk diketahui, karena dapat menentukan kinerja dari
bakteri tersebut (Suriawiria, U, 2005).
Syarat
colony yang ditentukan untuk dihitung adalah sebagai
berikut.
1.
Satu
colony
dihitung 1
colony.
2.
Dua
colony
yang bertumpuk dihitung 1
colon
y.
3.
Beberapa
colony
yang berhubungan dihitung 1
colony
.
4.
Dua
colony
yang berdekatan dan masih dapat dibedakan dihitung 2
colony (Hadietomo,Ratna, 1990).
2.1.3
Metode yang digunakan
Metode yang digunakan penulis dalam melakukan perhitungan
jumlah colony bakteri yaitu dengan menggunakan metode pour plate
Penghitungan suatu koloni dengan metode
pour plate walaupun telah
dibantu dengan suatu alat yaitu colony counter masih memungkinkan
terjadinya kesalahan dikarenakan faktor an
humen rror dan hasil
perhitungan yang kurang akurat. Dikarenakan bentuk koloni yang
relatif kecil dan banyaknya colony yang akan dihitung.
Konsekuensi menggunakan metode ini adalah tidak semua jenis
mikroorganisme dapat tumbuh di dalam agar-agar (bersifat
mikroaerofilik). Volume yang dipakai pada umumnya adalah 1-2 ml
densitas sel > 30 sel/ml sehingga didapatkan kisaran 30-300
koloni/cawan (Dwidjoseputro,D, 2005).
Jika digunakan volume:
< 1ml
style="">spread plate semakin kecil volume berarti
semakin sedikit yang terambil oleh pipet, yang menunjukkan bahwa
kesalahan teknis pemipetan semakin tinggi dan kesempatan sel yang
tersebar secara acak dalam pelarut untuk terambil oleh pipet semakin
tidak seragam. Selain itu juga adanya sedikit volume yang masih
menempel dan tersisa (tidak ikut tertekan keluar) dapat berpengaruh
terhadap hasil yang diperoleh.
1-2 ml : volume sampel yang cocok tentunya dengan densitas sel >
30sel/ml, > 2 ml : semakin besar ukuran sampel maka kekuatan agar
semakin berkurang dan lama memadat sehingga dapat mempertinggi
resiko kesalahan teknis seperti agar jatuh ke tutup cawan
(Dwidjoseputro,D, 2005)..
menempel pada tempat itu dapat tumbuh. Ketiga alasan inilah yang
menjadi keterbatasan metode pour plate (Pelezar, 1989).
2.2
Microcontroller
ATMega 16
Microcontroller merupakan keseluruhan sistem komputer yang
dikemas menjadi sebuah
chip dimana di dalamnya sudah terdapat
Mikroprosesor,
I/O,Memory, bahkan
ADC. Berbeda dengan Mikroprosesor
yang berfungsi sebagai pemroses data (Iswanto & Raharja, N.M., 2015).
Microcontroller
AVR
(Alf and Veard’s Risc Processor)
memiliki
arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16-bit dan
sebagian besar instruksi dieksekus dalam 1 siklus clock atau dikenal dengan
teknologi
RISC (Reduced Instruction Set Computing). Secara umum,
AVR
dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas, yaitu keluarta AT90Sxxx, keluarga
ATMega dan AT86RFxx. Pada dasarnya, yang membedakan
masing-masing adalah kapasitas memori,
peripheral dan fungsinya. Dari segi
arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama
(Iswanto & Raharja, N.M., 2015). Berikut ini gambar
Microcontroller
[image:33.595.223.419.583.725.2]ATMega 16
2.2.1
Konfigurasi pin ATMega 16
Secara umum, konfigurasi dan fungsi pin ATMega 16 dapat
dijelaskan sebgai berikut.
1.
VCC Input sumber tegangan (+)
2.
GND Ground (-)
3.
PORT A (PA7 ... PA0) Berfungsi sebagai inputanalog dari
ADC (Analog to Digital Converter). Port ini juga berfungsi
sebagai portI/O dua arah, jika ADC tidak digunakan.
4.
PORT B (PB7 ... PB0) Berfungsi sebagai portI/O dua arah,
port PB5, PB6 dan PB7 juga berfungsi sebagai MOSI, MISO
dan SCK yang dipergunakan pada proses downloading.
5.
PORT C (PC7 ... PC0) Berfungsi sebagai port I/O dua arah.
6.
PORT D (PD7 ... PD0) Berfungsi sebagai RXD dan TXD, yang
dipergunakan untuk komunikasi serial.
7.
Reset Input reset.
8.
XTAL1 Input ke amplifier inverting isolator dan input ke
circuitclock internal.
9.
XTAL2 Output dari amplifierinverting isolator.
10.
AVCC Input tegangan untuk Port A dan ADC.
Gambar 2.3
Konfigurasi Microcontroller ATMega 16
2.3
Arsitektur ATMega 16
Dari gambar diagram blok tersebut, dapat dilihat bahwa ATMega
16 memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1.
Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C dan Port D.
2.
ADC 8 channel 10 bit.
5.
Watchdog timer dengan osilator internal.
6.
S.RAM sebesar 512 byte.
7.
Memori Flash sebesar 8 KB dengan kemampuan Read while Write.
8.
Interrupt internal dan eksternal.
9.
Port antarmuka SPI (Serial Peripheral Interface).
10.
EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
11.
Antarmuka komparator analog Port USART untuk komunikasi serial
2.4
Liquid Crystal Display (LCD)
[image:38.595.271.428.361.487.2]Display
elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang
berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun
grafik. LCD
adalah salah satu jenis
display elektronik yang dibuat dengan
teknologi
CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya
tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari
back-lit. LCD
berfungsi sebagai penampil
data.
Gambar 2.5 Bentuk fisik LCD
Dalam modul
LCD
terdapat
microcontroller yang berfungsi sebagai
pengendali tampilan karakter
LCD.Microntroller pada suatu
LCD
dilengkapi dengan memori dan register. Memori yang digunakan
microcontroler internal LCD adalah (Bambang Sulistyo, 2007)..
2.4.1
DDRAM (Display Data Random Access Memory) merupakan
memori tempat karakter yang akan ditampilkan berada.
2.4.2
CGRAM
(Character Generator
Random Access Memory)
dimana bentuk dari karakter dapat diubah-ubah sesuai dengan
keinginan.
2.4.3
CGROM (Character Generator Read Only Memory) merupakan
memori untuk menggambarkan pola sebuah karakter dimana pola
tersebut merupakan karakter dasar yang sudah ditentukan secara
permanen oleh pabrikan pembuat
LCD tersebut sehingga pengguna
tinggal mangambilnya sesuai alamat memorinya dan tidak dapat
merubah karakter dasar yang ada dalam CGROM.
Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah :
1.
Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari
microcontroller ke panel
LCD
pada saat proses penulisan data
atau tempat status dari panel
LCD dapat dibaca pada saat
pembacaan data.
2.
Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca
data dari atau ke
DDRAM. Penulisan data pada register akan
menempatkan data tersebut ke
DDRAM sesuai dengan alamat
yang telah diatur sebelumnya.
4.
Pin
R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul
jika low
tulis data, sedangkan
high baca data. Pin
E
(Enable)
digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.
5.
Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras)
dimana pin ini dihubungkan dengan trimpot
5K
ohm, jika tidak
digunakan dihubungkan ke
ground, dengan tegangan catu daya
ke LCD sebesar 5 Volt.
6.
Pin
RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang
menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah
tersebutmenunjukan logika low, atau menunjukan logika high.
2.5
Light Emiting Dioda (LED)
Light Emitting Diode
atau sering disingkat dengan
LED adalah
komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya
monokromatic
ketika diberikan tegangan maju.
LED merupakan keluarga dioda yang
terbuat dari bahan semi konduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan
oleh LED tergantung pada jenis bahan semi konduktor yang dipergunakan
(Zulkifli Hasan,2007). LED juga dapat memancarkan sinar infra merah yang
tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada remote control
TV ataupun remote control perangkat elektronik lainnya.
karena itu, saat ini
LED
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan
sebagai lampu penerang dalam
LCD TV yang mengganti lampu
tube
(Zulkifli Hasan,2007).
Gambar 2.6
Contoh Fisik LED
2.5.1
Cara Mengetahui Polaritas
LED
Untuk mengetahui polaritas terminal
Anoda (+) dan Katoda (-) pada
LED,
dapat melihatnya secara fisik berdasarkan gambar diatas. Ciri-ciri
terminal
anoda pada
LED adalah kaki yang lebih panjang dan juga
lead
frame yang lebih kecil. Sedangkan ciri-ciri Terminal
Katoda adalah Kaki
[image:41.595.271.427.589.696.2]yang lebih pendek dengan lead frame yang besar serta terletak di sisi yang
flat ((Zulkifli Hasan,2007).
2.6
Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan
loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari
kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut
dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara
bergetar yang akan menghasilkan suara. Frekuensi suara yang dikeluarkan
oleh buzzer yaitu antara 1-5 KHz (Heru Pratama, 2007).
Gambar 2.8 Simbol buzzer
2.5
Limit
s
witch
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup
mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi
perubahan mekanik pada sensor tersebut. Penerapan dari limit switch adalah
sebagai sensor posisi suatu benda yang bergerak (Ubay Fakhrudin,2007).
.
Gambar 2.9 Limit switch
Prinsip kerja
limit switch diaktifkan dengan penekanan pada
tombolnya pada batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga
terjadi pemutusan atau penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut.
Limitswitch memiliki 2 kontak yaitu
NO (Normally Open) dan kontak
NC
(Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya
[image:43.595.242.393.200.360.2]tertekan (Ubay Fakhrudin,2007).
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Diagram Mekanis Sistem
Sistem mekanis yang penulis buat menggunakan bahan plat logam
yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses
quality control
sehingga diharapkan dalam penggunaanya
user
dapat lebih mudah
menghitung, dan menganalisa hasil perhitungannya,
lup
yang berfungsi
sebagai pembesaran memiliki spesifikasi 5 kali pembesaran dan juga stand
yang berdiri dbuat seelastis mungkin sehingga
user
dapat menyesuakan
dalam proses pengoperasianya.
7
[image:44.595.250.413.401.554.2]5 6
Gambar 3.1 Desain modul colony counter
Keterangan :
1.
Tombol up
2.
Tombol down
3.
Tombol start/reset
4.
Saklar power
5.
Display LCD
6.
Cawan petri
7.
Lup
3.2
Blok Diagram
[image:45.595.119.511.370.634.2]Pada saat saklar
ON ditekan, tegangan dari jala-jala PLN akan
masuk ke
power supply untuk mengubah tegangan menjadi
DC. LED akan
menyala,
LED berfungsi untuk menerangi objek. Pada saat objek
ditekanlimit switch mendapatkan sinyal dengan indikator
buzzer
bunyi,kemudian sinyal itu dikirim ke microcontroller, maka microcontroller
memproses sinyal tersebut yang nanti nya akan meng
counter
kemudian
ditampilkan pada LCD sebagai display.
Gambar 3.2 Blok Diagram Colony Counter
ATmega
16
LED
Sample
Limit
switch
Lup
LCD
Buzzer
Program
Power Supply
3.3
Diagram Alir Program
No
Gambar 3.3
Diagram Alir Program
3.4
Perakitan Rangkaian
Power Supply
Mulai
Lampu menyala
Limit switch
Apakah ada
colony bakteri
yang terlihat ?
Perhitungan colony
Buzzer
Jumlah perhitungan
di LCD
Reset
Mulai
Selesai
3.4.1
Alat
1.
Papan pcb
2.
Solder
3.
Timah
4.
Penyedot timah
3.4.2
Komponen
1.
Transistor TIP 2955
2.
Kapasitor 2200
µ
f
3.
IC regulator 7805
4.
LED
5.
Dioda 1 A (4)
6.
Travo 1 A
7.
Resistor 220 ohm
3.4.3
Langkah Perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian
power supply
dengan mengunakan
aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan
modul ini adalah proteus.
Arus
AC akan diubah menjadi arus
DC untuk mengubah
arus DC tersebut menjadi gelombang penuh maka dipasang dioda
bridge atau dioda
reactifier. Gelombang yang sudah menjadi
gelombang penuh akan diberi filter berupa kapasitor yang di
pasang secara paralel dengan nilai 2200
µ
f nilai ini tidak menjadi
acuan berapapun nilai kapasitor yang digunakan, namun penulis
lebih memilih nilai tersebut. Setelah mendapat filter dari kapasitor
gelombang menjadi berbentuk ripple. Sehinggu gelombang belum.
Dikataan setabil atau belum berbentuk gelombang
DC sempurna.
Maka dipasang
LED indikator sebagai tanda gelombang
DC
terbentuk, agar arus LED tidak berlebihan maka dipasang resistor
dengan nilai 220 ohm, berikut perhitungannya
Berikut ini adalah cara menghitung nilai resistor yang
diperlukan untuk rangkaian
LED agar tidak mengalami kerusakan
karena kelebihan arus dan tegangan.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
R = (V
S -V
L)/ I
Dimana :
R = Nilai resistor yang diperlukan (dalam ohm)
V
S= Tegangan input (dalam volt)
V
L= Tegangan LED (dalam volt)
=
= 215 ohm
Karena nilai 215
ohm tidak ada dalam
datasheet
maka
dipasang nilai yang mendekati 215 ohm yaitu 220 ohm. 6 volt DC
diturunkan menjadi 5 volt
DC oleh
IC
regulator 7805 untuk
pengaman regulator maka dipasang dioda pada pin 3 kemudian 5
volt
DC dari
regulator masuk ke transistor TIP yang berfungsi
sebagai penguat arus, kemudian arus 5
volt DC stabil diperkecil
menggunakan 2 kapasitor yang dipasangkan secara paralel
dengan nilai tertentu sesuai kebutuhan dalam rangkaian ini
penulis memasangkan dengan nilai 2200
µ
f.
2.
Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat
lay
out nya dan disablon ke papan
pcb. Untuk gambar
lay out power
supply pada papan pcb dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawahini :
Gambar 3.5
Lay out power supply
3.4.4
Gambar
Power supply
Untuk gambar
power supply
dapat dilihat pada gambar 3.6
bawah ini:
Gambar 3.6 Power Supply
Rangkaian
power supply pada modul ini berfungsi sebagai
supply tegangan ke semua rangkain yang menggunakan tegangan
DC.
Prinsip kerja
power supply adalah mengubah tegangan
AC
menjadi
tegangan
DC dengan menggunakan
transformator sebagai penurun
tegangan dan dioda sebagai komponen yang berfungsi sebagai
penyearah tegangan. Pada modul ini
power supply akan mengubah
tagangan
AC menjadi
DC sebesar 5
VDC dengan mengunakan
IC
regulator 7805. Tegangan 5 VDC digunakan untuk rangkaian
3.5
Perakitan Rangkaian Minimum Sistem
3.5.1
Alat
1.
Papan pcb
2.
Solder
3.
Timah
4.
Penyedot timah
3.5.2
Komponen
1.
ATMega 16
2.
Kapasitor 10
µ
f 25 v
3.
Kapasitor non polar
4.
Crystal 16 Mhz
3.5.3
Langkah Perakitan
1.
Rangkai minimum sistem dengan mengunakan aplikasi pada
laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini adalah
proteus.
Gambar 3.7 Rangkaian Minimum Sistem
3.
Setelah sistematik rangkaian jadi, tahap selanjutnya membuat
lay
out nya dan disablon ke papan
pcb. Untuk gambar
lay out
minimum sistem pada papan pcb dapat dilihat pada gambar 3.8 di
bawah ini:
Gambar 3.8 Lay out minimum sistem
3.5.4
Gambar Minimum Sistem
Untuk gambar minimum sistem dapat dilihat pada gambar
3.9 di bawah ini:
Gambar 3.9 Minimum Sistem
3.6
Perakitan rangkaian
LCD
2.6.1
Alat
1.
kabel pelangi
2.
Solder
3.
Timah
4.
Penyedot timah
5.
Soket male female
2.6.2
Komponen
1.
LCD 2 x 16
2.
Kabel pelangi
2.6.3
Langkah perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian LCD dengan mengunakan aplikasi
pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini
adalah proteus.
Gambar 3.10 Rangkaiaan LCD pada proteus
3.
Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.
4.
Rangkaian
LCD pada modul alat
colony counter disini berfungsi
sebagai display,
prinsip kerja dari rangkaiaan
LCD adalah
ground
dan
vcc yang terdapat pada
LCD langsung mendapatkan tegangan
dari sumber dan pada kaki RS diset dengan logika 1 sehingga akan
meproses dan melakukan pengiriman pada program
ASCII,
RW
diset dengan logika “0” dan D4, D5, D6, D7, mengirimkan data
secara paralel 4 bit.
3.7
Perakitan Rangkaian
LED
3.7.1
Alat
1.
kabel pelangi
2.
Solder
3.
Timah
3.7.2
Komponen
1.
LED
2.
Resistor 220 ohm
3.7.3
Langkah Perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian
LED dengan mengunakan aplikasi
pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini
adalah proteus.
2.
Untuk gambar rangkaian
LED
dapat dilihat pada gambar 3.11 di
bawah ini :
[image:57.595.263.394.386.557.2]Gambar 3.11 Rangkaian LED
3.
Berikut ini adalah cara menghitung nilai resistor yang diperlukan
untuk rangkaian
LED agar tidak mengalami kerusakan karena
kelebihan arus dan tegangan.
Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut :
R = (V
S -V
L)/ I
R =. Nilai resistor yang diperlukan (dalam ohm)
V
S=. Tegangan input (dalam volt)
V
L=.Tegangan LED (dalam volt)
I = Arus maju LED (dalam Ampere)
=
= 215 ohm
Karena nilai 215
ohm tidak ada dalam
datasheet
maka dipasang
nilai yang mendekati 215 ohm yaitu 220 ohm
4.
Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.
5.
Rangkaian
LED disini berfungsi untuk menerangi objek prinsip
kerja dari rangkaian
LED
ketika kaki positif mendapatkan
tegangan 5
volt dari
power supply
vcc dan kaki negatif
mendapatkan ground LED akan menyala.
3.8
Rangkaiaan
buzzer
3.8.1
Alat
1.
Kabel pelangi
2.
Solder
3.
Timah
4.
Penyedot timah
3.8.2
Komponen
1.
Buzzer
3.
Resistor 4,7 k (1)
4.
Transistor
3.8.3
Langkah Perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian buzzer dengan mengunakan aplikasi
pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan modul ini
adalah proteus.
2.
Untuk gambar rangkaian buzzer dapat dilihat pada gambar 3.12 di
bawah ini
Gambar 3.12
Rangkaian buzzer
3.
Rakit komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan solder.
4.
Rangkaian buzzer disini berfungsi sebagai indikator bahwa colony
bakteri telah terhitung, prinsip kerja dari rangkaiaan buzzer ketika
dari portD mendapatkan (+) kaki buzzer dan pada kaki (-) buzzer
langsung mendapatkan ground.
3.9
Rangkaian
Limit Switch
3.9.1
Alat
1.
Kabel pelangi
2.
Solder
4.
Penyedot timah
3.9.2
Komponen
1.
Limit switch (4)
2.
Saklar push ON (2)
3.9.3
Langkah perakitan
1.
Rangkai sistematik rangkaian
limit switch dengan mengunakan
aplikasi pada laptop, aplikasi yang digunakan pada pembuatan
modul ini adalah proteus.
2.
Untuk gambar rangkaian
limit switch
dapat dilihat pada gambar
3.13 di bawah ini
Gambar 3.13 Rangkaian limit switch
3.10
Pembuatan program
counter
Untuk pembuatan program pada modul ini menggunakan aplikasi
AVR dengan bahasa C. Program yang digunakan ialah program counter
sebgai pengendali perhitungan colony.
Program counter
Listing 3.1 program counter
Listing 3.1 program counter
#include <mega16.h>//preprosesor #include <delay.h>#include <stdlib.h> #include <alcd.h>
int hitung=0;//menyimpan dalam int unsigned char temp[6];
void main(void) {
.
Listing 3.2 Program Counter
MCUCSR=0x00; TIMSK=0x00; UCSRB=0x00; ACSR=0x80; SFIOR=0x00; ADCSRA=0x00; SPCR=0x00; TWCR=0x00; lcd_init(16);lcd_clear() ; //menghapus layar lcd_gotoxy (0,0) ; //posisi teks
lcd_putsf (" COLONY COUNTER") ; //menampilkan string LCD
delay_ms(2000);//pewaktuan lcd_clear() ;
lcd_gotoxy (0,0) ;
lcd_putsf ("Oleh ABDUL HARIS") ; delay_ms(2000);
lcd_clear(); PORTD.0=0; while (1) {
while(PINB.2==1) //data input high {
lcd_gotoxy (0,0) ;
lcd_putsf (" COLONY COUNTER") ; }
while(1)//proses berjalan {
lcd_gotoxy (0,0) ;
lcd_putsf (" JUMLAH BAKTERI") ; if(PINB.0==0)
{
hitung++; //data bertambah x=x+1 PORTD.0=1;
delay_ms(250);
while(PINB.0==0)//logika input low
{ }
lcd_clear(); }else{PORTD.0=0;}
if(PINB.1==0)//logika input low {
hitung-- ;//nilai berkurang x=x-1 PORTD.0=1;
Listing 3.3 program menampilkan LCD
Penjelasan program :
Dalam pembuatan program ini, penulis hanya memanfaatkan fasilitas
input-output sebagai
counter up dan
counter down. Sedangkan tampilan
penulis menggunakan fasilitas LCD sebagai keluaran.
Cara kerja program ini sederhana. Setelah inisialisasi subrutin
program akan menampilkan tampilan LCD berupa
“Colony Counter”
dan
“Abdul Haris”. Setelah itu masuk ke inti program, dan menampilkan
“
Colony Counter
” jika
PINB
.2==1 maka akan menampilkan “
Colony
Counter
” dan di
looping sampai ada
input di PINB.1 atau di PINB.0. Jika
terjadi
input PINB.0==0 atau terjadi
counter maka nilai akan bertambah
sesuai penekanan diikuti
buzzer berbunyi. Jika tidak maka masih proses
looping di PINB.2==1 dan buzzer OFF. Jika PINB.1==0 atau terjadi input
maka akan terjadi
counter turun (pengurangan) dan
buzzer
on. Jika
perhitungan sampai nilai 9999 maka akan direset kembali menjadi 9999.
Namun jika nilai <0 maka akan direset menjadi 0. Jika
input PINB.2==0
{
hitung=9999; }
if(hitung<0) {hitung=0;} if(PINB.2==0)
{hitung=0;lcd_clear();}
itoa(hitung,temp);// menampilkan interger to ascii
lcd_gotoxy(8,1);
lcd_puts(temp);//mengambil nilai string temp
maka layar akan direset ulang sehingga nilai tertera akan dihapus sesuai
nilai awal atau kosong dan ditampilkan pada LCD.
3.11
Rangkaian keseluruhan
Rangkaian ini tersusun dari beberapa blok-blok
PCB yang sudah
terpasang komponen-komponen sesuai fungsi dari blok tersebut dan di
jadikan satu secara elektrik agar menjadi sebuah sistem yang dapat di
gunakan sesuai maksud perancang modul. Ada beberapa blok dan rangkaian
komponen yang terpasang dalam satu sistem ini atara lain adalah :
1.
Block Power suplay.
45
BAB IV
PENELITIAN
4.1
Spesifikasi Alat
Colony counter
didesain khusus agar diperuntukan bagi
user untuk
membantu menghitung sekaligus menganalisa jumlah media dengan
menggunakan sensor mekanik
limit switch
sebagai mekanis hitungnya
dilengkapi dengan
LED
sebagai pencahayaan dan
Lup sebagai alat bantu
pembesaran objek, kemudian LCD sebagai display penampil.
Nama Alat : Colony Counter dilengkapi display LCD berbasis
microcontroller ATMega 16
Kapasitas perhitungan : 0-9999
Tegangan : 220 V
Frekuensi : 50-60 Hz
air limbah, organisasi pengawas kebersihan makanan, rumah sakit, inspeksi
medis, lembaga pendidikan.
Spesifikasi Colony Counter J-2 :
Dimensi
: 268 mm x 225 x 90 mm
Kapasita perhitungan 0-999
[image:67.595.158.509.184.648.2]Daya Lampu
: 16 Watt
Todal daya listrik
: < 20 Watt
Tegangan
: 220 Volt/50
Gambar 4.2 Colony bakteri sesudah dihitung
4.2
Cara Kerja Alat
Pada saat saklar ON ditekan, tegangan dari jala-jala PLN akan masuk
ke
power supply untuk mengubah tegangan menjadi
DC. LED akan
menyala,
LED berfungsi untuk menerangi objek. Pada saat objek
ditekanlimit switch mendapatkan sinyal dengan indikator
buzzer
bunyi,kemudian sinyal itu dikirim ke microcontroller, maka microcontroller
memproses sinyal tersebut yang nanti nya akan meng
counter
kemudian
ditampilkan pada LCD sebagai display.
4.3
Jenis penelitian
[image:68.595.229.506.109.383.2]dipergunakan oleh pengguna.
Variabel yang diteliti dan diamati pada
alatcolony counter
dilengkapi
display LCD
berbasis mikrokontroller
ATMega 16 ini adalah menggunakan
limit switch
sebagai sensor mekanik
yang ada didalamnya sebagai penghitung objek.
4.4
Variabel
Penelitian
4.4.1
Variabel
Bebas
Sebagai variabel bebas adalah objek yang akan dihitung
4.4.2
Variabel
Tergantung
Sebagai
variabel tergantung pada alat ini adalah sensor
limit
switch sebagai sensor mekanik yang menghitung objek.
4.4.3
Variabel
Terkendali
Sebagai variabel terkendali yaitu microcontroller ATMega 16
sebagai pengendali keseluruhan modul alat.
4.5
Definisi Operasional
Dalam kegiatan operasionalnya,
varaiabel-variabel yang digunakan
dalam perencanaan pembuatan modul, baik
variabel terkendali, tergantung
dan bebas memiliki fungsi antara lain :
1.
Sensor mekanik limit switch digunakan sebagai sensor sensitivitas untuk
menekan objek dengan tekanan skala kecil.
4.6
Sistematika Pengukuran
4.6.1
Rata-rata
Rata
–
rata adalah nilai atau hasil pembagian dari jumlah data
yang diambil atau diukur dengan banyaknya pengambilan data atau
banyaknya pengukuran.
Rata
–
Rata (
X
) =
n
Xi
... ...(4.1)
Dimana :
X
= Rata
–
rata
∑Xi
= Jumlah nilai data
n
= Banyak data
( 1,2,3,…,n )
4.6.2
Simpangan %
Simpangan adalah selisih dari rata
–
rata nilai harga yang
dikehendaki dengan nilai yang diukur. Berikut rumus dari simpangan :
Simpangan = Y
–
...(4.2)
Dimana :
Y = Tegangan setting
= Rata-rata
4.6.3
Error (%)
Error (kesalahan) adalah selisih antara mean terhadap
masing-masing data. Rumus error adalah:
X
Error% =
Re
x
100
%
g
Datasettin
rata
g
DataSettin
... (4.3)
4.6.4
Standart Deviasi
Standart deviasi adalah suatu nilai yang menunujukan
tingkat (derajat) variasi kelompok data atau ukuran standart
penyimpangan dari meannya.
Rumus standart deviasi (SD) adalah:
………
(4.4)
Dimana :
SD = Standart Deviasi
= Nilai yang dikehendaki
n = Banyak data
4.6.5
Ketidakpastian (Ua
)
Ketidakpastian adalah kesangsian yang muncul pada tiap
hasil. Atau pengukuran biasa disebut, sebagai kepresisian data satu
dengan data yang lain.
Rumus dari ketidakpastian adalah sebagai berikut:
X
1
1
2
n
X
X
SD
n
Ketidakpastian
=
√
...(4.5)
Dimana :
STDV = Standar Deviasi
n = Banyaknya data
4.7
Persiapan Bahan
Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan modul ini
antara lain:
1.
Lmit switch
2.
Lup
3.
LED
4.
Ic ATMega 16
5.
Crystal 12 MHz
4.8
Peralatan Yang Digunakan
Adapun peralatan yang didunakan selama pembuatan tugas akhir ini
anatara lain :
1.
Solder listrik
2.
Penyedot Timah
3.
Toolset
4.
Bor PCB
5.
Timah (Tinol)
4.9
Percobaan Alat
1.
Pengukuran tegangan pada saklar TP1 (PB.0)
Tabel 4.1 Tegangan pada saklar TP1 (PB.0) dan TP 2 (PB.1) pada
kondisi ON dan OFF
No.
Kondisi pada saat
saklar ditekan
TP 1
(PB.0)(Volt)
TP 2
(PB.1)(Volt)
1.
ON (1)
4,28
4,47
2.
OFF (1)
0,01
0,01
3.
ON (2)
4,28
4,44
4.
OFF (2)
0,01
0,01
5.
ON (3)
4,46
4,57
6.
OFF (3)
0
0,02
7.
ON (4)
4,67
4,46
8.
OFF (4)
0,01
0,01
9.
ON (5)
4,85
4,73
10.
OFF (5)
0
0
11.
ON (6)
4,90
4,89
12.
OFF (6)
0,02
0,01
13.
ON (7)
4,67
4,72
14.
OFF (7)
0,02
0
16.
OFF (8)
0,01
0
17.
ON (9)
4,59
4,78
18.
OFF (9)
0
0
19.
ON (10)
4,79
4,67
20.
OFF (10)
0,04
0
21.
ON (11)
4,77
4,81
22.
OFF (11)
0
0,01
23.
ON (12)
4,79
4,89
24.
OFF (12)
0,01
0,01
25.
ON (13)
4,59
4,63
26.
OFF (13)
0,01
0,01
27.
ON (14)
4,93
4,72
28.
OFF (14)
0
0,01
29.
ON (15)
4,68
4,71
30.
OFF (15)
0,01
0,01
31.
ON (16)
4,69
4,66
32.
OFF (16)
0
0,02
33.
ON (17)
4,71
4,39
34.
OFF (17)
0,01
0,01
36.
OFF (18)
0,02
0,01
37.
ON (19)
4,61
4,39
38.
OFF (19)
0,01
0,02
39.
ON (20)
4,78
4,76
40.
OFF (20)
0,01
0,01
Keterangan :
TP
: Titik Pengukuran
PB
: Push Button
4.10
Analisa Perhitungan
4.10.1
Analisa perhitungan tegangan pada saklar TP 1 (PB.0)
1)
Perhitungan tegangan pada saklar TP 1 (PB.0) kondisi ON
a.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
=
X
= 4,914
b.
Simpangan
Dirumuskan sebagai berikut :
Simpangan =
Xn
X
Simpangan = 5,00 -4,914
Simpangan = 0,086
c.
Error (%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
% Error =
100
%
00
,
5
4,914
00
,
5
x
% Error = 8,6 %
d.
StandartDeviasi
4,28+4,28+4,46+4,67+4,85+4,90+4,67+4,92+4,59+
4,79+4,77+4,79+4,59+4,93+4,68+4,69+4,71+4,47+
4,61+4,78
Rumus standart deviasi (SD) adalah:
 
1
1 2
n
X
X
SD
n i iDimana :
SD = standart Deviasi
= Nilai yang dikehendaki
n = Banyak data
20
1
SD
2 4,78) -(5,00 2 4,61) -(5,00 2 4,47) -(5,00 2 4,71) -(5,00 2 4,69) -(5,00 2 4,68) -(5,00 2 4,93) -(5,00 2 4,59) -(5,00 2 4,79) -(5,00 2 4,77) -(5,00 2 4,79) -(5,00 2 4,59) -(5,00 2 4,92) -5,00 ( 2 4,67) -(5,00 2 4,90) -(5,00 2 4,85) -(5,00 2 4,67) -(5,00 2 4,46) -(5,00 2 4,28) -(5,00 + 2 4,28) -(.5,00
                 SD = 0,2236
e.
Ketidakpastian (Ua)
Dirumuskan sebagai berikut :
Ua =
n
SD
Ua =
20
2236
,
0
Ua = 0,1581
Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 0,1581
2)
Perhitungan tegangan pada saklar TP 1 (PB.0) kondisi OFF
a.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
=
X
= 0,018
b.
Simpangan
Dirumuskan sebagai berikut :
Simpangan =
Xn
X
Simpangan = 0 -0,018
Simpangan = 0
c.
Error (%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
% Error =
100
%
0
018
,
0
0
x
% Error = 0 %
0,01+0,01+0+0,01+0+0,02+0,02+0,01+0+0,04+0+0,01
+0,01+0+0,01+0+0,01+0,02+0,01+0,01
d.
StandartDeviasi
Rumus standart deviasi (SD) adalah:
 
1
1 2
n
X
X
SD
n i iDimana :
SD = standart Deviasi
= Nilai yang dikehendaki
n = Banyak data
20
1
SD
2 0,01) -(0 2 0,01) -(50 2 0,02) -(0 2 0,01) -(0 2 0) -(0 2 0,01) -(0 2 0) -(0 2 0,01) -(0 2 0,01) -(0 2 0) -(0 2 0,04) -(0 2 0) -(0 2 0,01) -0 ( 2 0,02) -(0 2 0,02) -(0 2 0) -(0 2 0,01) -(0 2 0) -(0 2 0,01) -(0 + 2 0,01) -(.0
                 SD = 0
e.
Ketidakpastian (Ua)
Dirumuskan sebagai berikut :
Ua =
n
SD
Ua =
20
0
Ua =
0
Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 0
4.10.2
Analisa perhitungan tegangan pada saklar TP 2 (PB.1)
1)
Perhitungan tegangan pada saklar TP 2 (PB.1) kondisi ON
a.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
=
X
= 4,8935
b.
Simpangan
Dirumuskan sebagai berikut :
Simpangan =
Xn
X
Simpangan = 5,00
–
4,8935
Simpangan = 0,1065
c.
Error (%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
x
100
%
Xn
X
Xn
% Error =
100
%
00
,
5
8935
,
4
00
,
5
x
% Error = 2,13 %
4,47+4,44+4,57+4,46+4,73+4,89+4,72+4,83+4,78+
4,67+4,81+4,89+4,63+4,72+4,71+4,66+4,39+4,69+
4,39+4,76
d.
StandartDeviasi
Rumus standart deviasi (SD) adalah:
 
1
1 2
n
X
X
SD
n i iDimana :
SD = standart Deviasi
= Nilai yang dikehendaki
n = Banyak data
20
1
SD
2 4,76) -(5,00 2 4,39) -(5,00 2 4,69) -(5,00 2 4,39) -(5,00 2 4,66) -(5,00 2 4,71) -(5,00 2 4,72) -(5,00 2 4,63) -(5,00 2 4,89) -(5,00 2 4,81) -(5,00 2 4,67) -(5,00 2 4,78) -(5,00 2 4,83) -5,00 ( 2 4,72) -(5,00 2 4,89) -(5,00 2 4,73) -(5,00 2 4,46) -(5,00 2 4,57) -(5,00 2 4,44) -(5,00 + 2 4,47) -(.5,00
                 SD = 0,056
e.
Ketidakpastian (Ua)
Dirumuskan sebagai berikut :
Ua =
n
SD
Ua =
20
056
,
0
Ua = 0,0125
Nilai ketidakpastian yang didapat adalah sebesar 0,0125
2)
Perhitungan tegangan pada saklar TP 2 (PB.1) kondisi OFF
a.
Rata-Rata (
X
)
Dirumuskan sebagai berikut :
X
=
n
n
X
(
)
X
=
X
= 0,0008
b.
Simpangan
Dirumuskan sebagai berikut :
Simpangan =
Xn
X
Simpangan = 0
–
0,0008
Simpangan = 0
c.
Error (%)
Dirumuskan sebagai berikut :
% Error =
%
100
x
Xn
X
Xn
% Error =
%
100
0
0008
,
0
0
x
% Error = 0 %
20
d.
Standart Deviasi
Rumus standart deviasi (SD) adalah:
 
1
1 2