• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Penerapan, Uji Coba dan Analisis VoIP Pada Jaringan IPv6 Berbasis Quality of Service (QoS).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Penerapan, Uji Coba dan Analisis VoIP Pada Jaringan IPv6 Berbasis Quality of Service (QoS)."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN, UJI COBA DAN ANALISIS

VOIP PADA JARINGAN IPV6 BERBASIS

QUALITY OF SERVICE (QOS)

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Beny Putra Winata 07.41010.0188

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

(2)

ix

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah ... 3

1.4Tujuan ... 4

1.5Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1Jaringan Komputer ... 6

2.2IP Address (Internet Protocol Address) ... 8

2.3IPv6 (Internet Protocol Version 6) ... 8

2.4VoIP (Voice over Internet Protocol) ... 10

2.4.1 Format Paket VoIP ... 13

2.5QoS (Quality of Service) ... 14

2.6Mikrotik Router OS ... 15

2.6.1 Router (RouterBoard 750) ... 16

(3)

x

2.8IPERF ... 21

2.9 Hierarchical Token Bucket (HTB)... 21

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM ... 24

3.1 Metode Penelitian ... 24

3.2 Merancang Topologi Jaringan ... 25

3.3 Menyiapkan Kebutuhan Hardware ... 27

3.4 Menyiapkan Kebutuhan Software ... 28

3.5 Konfigurasi Routing ... 28

3.5.1 Konfigurasi Router 1... 29

3.5.2 Konfigurasi Router 2... 30

3.5.3 Alokasi IP VoIP Server 1 ... 32

3.5.4 Alokasi IP VoIP Server 2 ... 33

3.5.5 Alokasi IP VoIP Client 1... 33

3.5.6 Alokasi IP VoIP Client 2... 34

3.6 Pengujian Koneksi Jaringan ... 35

3.6.1 Tes Koneksi antara VoIP Client 1 dengan Router 1 ... 35

3.6.2 Tes Koneksi antara VoIP Client 1 dengan VoIP Server 1 ... 36

3.6.3 Tes Koneksi antara VoIP Client 1 dengan VoIP Client 2 ... 36

3.6.4 Pengujian Routing Jaringan ... 37

3.7 Konfigurasi Bandwith Management ... 38

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 42

4.1 Kebutuhan Sistem ... 42

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras ... 42

(4)

xi

4.2 Implementasi VoIP pada IPv6...44

4.2.1 Konfigurasi Asterisk...45

4.2.2 Konfigurasi sip.conf dan Extension.conf pada VoIP Server1....49

4.2.3 Konfigurasi sip.conf dan Extension.conf pada VoIP Server2...50

4.3 Konfigurasi Dial Plan...51

4.3.1 Konfigurasi Client VoIP...51

4.3.2 Pengujian Dial Plan...52

4.4 Perbandingan Hasil Performa Uji Jaringan...54

4.4.1 Komparasi Latancy / Delay...55

4.4.2 Komparasi Jitter...95

4.4.3 Komparasi Packet Loss...106

BAB V PENUTUP...115

5.1 Kesimpulan...115

5.2 Saran...116

DAFTAR PUSTAKA...117

(5)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Tabel Kebutuhan hardware ...27

Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan Software ...28

Tabel 3.3 Tabel konfigurasi interface VoIP server 1...32

Tabel 3.4 Tabel konfigurasi interface VoIP server 2...33

Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan hardware ...42

Tabel 4.2 Tabel Kebutuhan Software...43

Tabel 4.3 Tabel Konfigurasi Sip.conf pada Server 1...49

Tabel 4.4 Tabel Konfigurasi Sip.conf pada Server 2...50

Tabel 4.5 Tabel pengujian delay pada bandwidth 56kb/s sebelum QoS aktif... 56

Tabel 4.6 Tabel pengujian delay pada bandwidth 56kb/s QoS aktif...60

Tabel 4.7 Tabel pengujian delay pada bandwidth 128kb/s sebelum QoS aktif... 65

Tabel 4.8 Tabel pengujian delay pada bandwidth 128kb/s QoS aktif.... ...69

Tabel 4.9 Tabel pengujian delay pada bandwidth 256kb/s sebelum QoS aktif....72

Tabel 4.10 Tabel pengujian delay pada bandwidth 256kb/s QoS aktif. ...76

Tabel 4.11 Tabel pengujian delay pada bandwidth 512kb/s sebelum QoS aktif...81

Tabel 4.12 Tabel pengujian delay pada bandwidth 512kb/s QoS aktif ...84

Tabel 4.13 Tabel pengujian delay pada bandwidth 1Mb/, sebelum QoS aktif .. ..89

Tabel 4.14 Tabel pengujian delay pada bandwidth 1Mb/s QoS aktif ... ..92

Tabel 4.15 Standar JitterITU-T ... ..95

Tabel 4.16 Standart Nilai Packet Loss ITU-T ... 106

Tabel 4.17 Pengujian packet loss pada bandwidth 56kb/s sebelum QoS aktif . .107 Tabel 4.18 Pengujian packet loss pada bandwidth 56kb/s sesudah QoS aktif .. .107

(6)

xiii

Tabel 4.20 Pengujian packet loss pada bandwidth 128kb/s sesudah QoS aktif .109

Tabel 4.21 Pengujian packet loss pada bandwidth 256kb/s sebelum QoS aktif .110

Tabel 4.22 Pengujian packet loss pada bandwidth 256kb/s sesudah QoS aktif .110

Tabel 4.23 Pengujian packet loss pada bandwidth 512kb/s sebelum QoS aktif .111

Tabel 4.24 Pengujian packet loss pada bandwidth 512kb/s sesudah QoS aktif .112

Tabel 4.25 Pengujian packet loss pada bandwidth 1Mb/s sebelum QoS aktif .. .113

(7)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Format header IPv6. (Robert, 1995). ...9

Gambar 2.2 Struktur jaringan VoIP secara umum (Rizky, 2013) ...10

Gambar 2.3 Format paket VoIP (Rizky,2013) ...14

Gambar 2.4 Beberapa jenis trafik dalam telekomunikasi ...14

Gambar 2.7 Tampilan pesan Echo Reply ...18

Gambar 2.8 Tampilan pesan Request Time Out (RTO). ...20

Gambar 2.9 Konsep HTB (Devara 2009) ...23

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan pengerjaan Tugas Akhir ...25

Gambar 3.2 Rancangan topologi dasar jaringan ...26

Gambar 3.3 Topologi dasar jaringan yang akan digunakan ...29

Gambar 3.4 IPv6 address Print pada Router 1 ...30

Gambar 3.5 IPv6 Route Print pada Router 1 ...31

Gambar 3.6 IPv6 address Print pada Router 2 ...32

Gambar 3.7 IPv6 Route print pada Router 2 ...32

Gambar 3.8 Hasil uji koneksi dari VoIP client 1 ke Router 1 ...36

Gambar 3.9 Hasil uji koneksi dari VoIP Client 1 ke VoIP Server 1 ...36

Gambar 3.10 Hasil uji koneksi dari VoIP Client 1 ke VoIP Client 2 ...37

Gambar 3.11 Hasil Uji Tracert dari VoIP Server1 ke VoIP Server2 ...38

Gambar 3.12 Diagram alir Hierarchical Tokken Bucket (HTB) ...39

Gambar 3.13 Mark packet Queue pada mangle IPv6 Mikrotik ...40

Gambar 3.14 Susunan Queue Tree pada Router ...41

(8)

xv

Gambar 4.1 Konfigurasi pada Softphone Linphone ...52

Gambar 4.2 Konfigurasi SIP account pada Softphone Linphone ...52

Gambar 4.3 VoIP client 2 memanggil VoIP client 1...53

Gambar 4.4 VoIP client 2 dipanggil VoIP client 1...53

Gambar 4.5 Tampilan Throughput bandwidth 56kb/s antar Router ...55

Gambar 4.6 Pengujian delay pada bandwidth 56kb/s sebelum QoS aktif ...56

Gambar 4.7 Kualitas VoIP menunjukan nilai 0.1 (too bad) ...59

Gambar 4.8 pengujian delay pada bandwidth 56kb/s sesudah QoS aktif ...59

Gambar 4.9 Tampilan Queue Tree pada waktu Qos diaktifkan ...62

Gambar 4.10 Kualitas VoIP menunjukan nilai 0.1 (too bad)...62

Gambar 4.11 Hasil komparasi delay pada bandwidth 56kb/s...63

Gambar 4.12 Tampilan Throughput bandwidth 128kb/s antar Router ...63

Gambar 4.13 Pengujian delay pada bandwidth 128kb/s sebelum QoS aktif ...64

Gambar 4.14 Kualitas VoIP menunjukan nilai 1,2 (very poor) ...67

Gambar 4.15 Pengujian delay pada bandwidth 128kb/s sesudah QoS aktif ...67

Gambar 4.16 Tampilan Queue Tree pada bandwidth 128kb/s...69

Gambar 4.17 Kualitas VoIP menunjukan nilai 2,4 (poor)...70

Gambar 4.18 Hasil komparasi delay pada bandwidth 128kb/s ...70

Gambar 4.19 Tampilan Throughput bandwidth 256 kb/s antar Router...71

Gambar 4.20 Pengujian delay pada bandwidth 128kb/s sebelum QoS aktif ...72

Gambar 4.21 Kualitas VoIP menunjukan nilai 2 (poor) ...75

Gambar 4.22 Pengujian delay pada bandwidth 128kb/s sesudah QoS aktif ...75

Gambar 4.23 Tampilan Queue Tree pada bandwidth 256kb/s...78

(9)

xvi

Gambar 4.25 Hasil komparasi delay pada bandwidth 256kb/s ...79

Gambar 4.26 Tampilan Throughput bandwidth 512kb/s antar Router ...79

Gambar 4.27 Pengujian delay pada bandwidth 512kb/s sebelum QoS aktif ...80

Gambar 4.28 Kualitas VoIP menunjukan nilai 3,2 (average) ...83

Gambar 4.29 Pengujian delay pada bandwidth 512kb/s sesudah QoS aktif ...83

Gambar 4.30 Tampilan Queue Tree pada bandwidth 512kb/s ...86

Gambar 4.31 Kualitas VoIP menunjukan nilai 4,8 (good) ...86

Gambar 4.32 Hasil komparasi delay pada bandwidth 512kb/s...87

Gambar 4.33 Tampilan Throughput bandwidth 1Mb/s antar Router. ...87

Gambar 4.34 Pengujian delay pada bandwidth 1Mb/s sebelum QoS aktif ...88

Gambar 4.35 Kualitas VoIP menunjukan nilai 3,6 (average) ...91

Gambar 4.36 Pengujian delay pada bandwidth 1Mb/s sesudah QoS aktif ...91

Gambar 4.37 Tampilan Queue Tree pada bandwidth 1Mb/s...94

Gambar 4.38 Kualitas VoIP menunjukan score 4,8 (good)...94

Gambar 4.39 Hasil komparasi delay pada bandwidth 1Mb/s ...95

Gambar 4.40 Pengujian jitter pada bandwidth 56kb/s sebelum QoS aktif ...96

Gambar 4.41 Pengujian jitter pada bandwidth 56kb/s sesudah QoS aktif ...97

Gambar 4.42 Hasil Komparasi jitter pada bandwidth 56kb/s ...97

Gambar 4.43 Pengujian jitter pada bandwidth 128kb/s sebelum QoS aktif ...98

Gambar 4.44 Pengujian jitter pada bandwidth 128kb/s sesudah QoS aktif ...99

Gambar 4.45 Hasil Komparasi jitter pada bandwidth 128kb/s... 99

Gambar 4.46 Pengujian jitter pada bandwidth 256kb/s sebelum QoS aktif...100

(10)

xvii

Gambar 4.48 Hasil Komparasi jitter pada bandwidth 256kb/s ... .. 101

Gambar 4.49 Pengujian jitter pada bandwidth 512kb/s sebelum QoS aktif...102

Gambar 4.50 Pengujian jitter pada bandwidth 512kb/s sesudah QoS aktif...103

Gambar 4.51 Hasil Komparasi jitter pada bandwidth 512kb/s ... 103

Gambar 4.52 Pengujian jitter pada bandwidth 1Mb/s sebelum QoS aktif...104

Gambar 4.53 Pengujian jitter pada bandwidth 1Mb/s sesudah QoS aktif...105

Gambar 4.54 Hasil Komparasi jitter pada bandwidth 1Mb/s ... 105

Gambar 4.55 Hasil Komparasi packet loss pada bandwidth 56kb/s ... 108

Gambar 4.56 Hasil Komparasi packet loss pada bandwidth 128kb/s ... 109

Gambar 4.57 Hasil Komparasi packet loss pada bandwidth 256kb/s ... 110

Gambar 4.58 Hasil Komparasi packet loss pada bandwidth 512kb/s ... 112

(11)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

(12)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi jaringan komputer dan internet saat ini telah menjadi salah satu

kebutuhan yang penting dalam aktifitas kehidupan. Setiap hari terus berkembang,

perkembangan yang ramai dibicarakan dan dibahas sekarang ini adalah teknologi

yang mengarah pada Next Generation Network (NGN) yang kemungkinan besar

akan ber-platform pada teknologi Internet Protokol (IP), salah satu teknologi yang

mulai digunakan adalah softswitch atau yang dikenal dengan nama Voice over

Internet Protokol (VoIP).

Voice Over Internet Protokol (VoIP) merupakan teknologi yang digunakan

untuk kebutuhan bandwidth yang kecil untuk menggantikan keterbatasan PSTN

untuk layanan voice dengan layanan berbasis paket. VoIP saat ini banyak

diaplikasikan pada dunia internet namun masih pada jaringan IPv4. Kenyataan

yang dihadapi dunia sekarang, kabar bulan Februari tahun 2011, IANA(Assigned

Numbers Authority) sebagai lembaga yang mengatur penggunaan IP di seluruh

dunia memang sudah tidak memegang alamat IPv4 lagi. Semua slot sudah

dibagikan ke seluruh dunia melalui koordinator tiap benua. Jika slot di

koordinator tiap benua itu habis juga, mereka memprediksi beberapa tahun lagi

IPv4 dipastikan akan habis. (Rafiudin, 2005).

Negara-negara lain sudah menyadari situasi ini sejak awal dekade dan

telah memilih untuk beralih ke protokol IPv6. Teknologi IPv6 adalah protokol

(13)

2

melampaui kemampuan IPv4 yang umum digunakan sekarang ini. Fitur-fitur dari

aplikasi Internet masa depan dimungkinkan lewat penerapan teknologi IPv6. Dari

segi jumlah alamat, IPv6 dapat mendukung 2128=3,4 x 1038host komputer di

seluruh dunia. Jumlah tersebut lebih dari cukup untuk menyelesaikan masalah

persediaan alamat IP untuk waktu yang sangat panjang. Arsitektur IPv6 juga

didesain untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul pada teknologi IPv4

secara permanen. Sebagian dari keunggulan IPv6 adalah keamanan jaringan yang

terintegrasi, kemampuan untuk Multicast atau transmisi paket data ke sejumlah

tujuan, dukungan terhadap mobilitas yang tinggi dan kualitas layanan yang jauh

lebih baik dari IPv4. (Rafiudin, 2005).

Di samping itu, IPv6 juga memberikan dukungan penghantaran data

real-time yang dikenal dengan Quality of Service (QoS). Pada standart QoS untuk

IPv4, dukungan trafik real-time bersandarkan pada field Type of Service (TOS)

pada header packet IPv4, dan identifikasi payload tipikalnya menggunakan port

UDP atau TCP. Sayangnya, field TOS IPv4 ini memiliki keterbatasan

fungsi-analitas dan dari waktu ke waktu dipengaruhi interpretasi-interpretasi lokal.

Proses identifikasi payload pada IPv4 menggunakan port TCP dan UDP sehingga

tidak memungkinkan untuk dienkripsi.

Pada tugas akhir ini, penerapan dan uji coba VoIP pada jaringan IPv6 akan

dilakukan. Penerapan VoIP pada jaringan IPv6 membutuhkan kualitas suara yang

baik yaitu end-to-end delay yang rendah, dan penghindaran variasi delay. Untuk

memenuhi kebutuhan diatas akan dilakukan konfigurasi QoS pada jaringan VoIP.

Dengan penerapan dan uji coba VoIP pada jaringan IPv6 berbasis Quality of

(14)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Bagaimana membangun aplikasi VoIP pada jaringan IPv6?

2. Bagaimana melakukan aktifasi dan analisis perbandingan QoS pada

jaringan IPv6 berdasarkan konsep prioritas dengan menggunakan

parameter delay, jitter, dan packet loss?

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir penerapan dan uji coba VoIP pada

jaringan IPv6 berbasis Quality of Service (QoS) ini, ruang lingkup permasalahan

dibatasi pada :

1. Membangun VoIP pada jaringan IPv6

2. VoIP server menggunakan Asterisk

3. Melakukan streaming dalam bentuk audio saja

4. Terdiri dari 2 komputer server berfungsi sebagai gateway, dan 4 komputer

client serta menggunakan 2 router

5. Implementasi ini tidak membahas tentang keamanan dari IPv6

6. Sistem Operasi komputer server menggunakan OS Linux ubuntu

7. Sistem oporasi komputer client menggunakan OS Windows 7

8. Pengujian dari performansi QoS meliputi parameter delay, jitter, dan

packet loss.

(15)

4

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai

dalam penyusunan Tugas Akhir ini yaitu :

1. Menerapkan VoIP pada jaringan komputer berbasis IPv6.

2. Untuk melakukan aktifasi dan analisis perbandingan QoS pada jaringan

IPv6 berdasarkan konsep prioritas dengan menggunakan parameter delay,

jitter, dan packet loss.

1.5 Sistematika Penulisan

Laporan Tugas Akhir (TA) ini ditulis dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang diambilnya topik dari Tugas

Akhir ini, rumusan masalah dari topik Tugas Akhir, batasan masalah

atau ruang lingkup pekerjaan Tugas Akhir serta tujuan dan manfaat

yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam

(16)

pembuatan tugas akhir ini dari awal sampai akhir yang dituangkan

berupa pembuatan flowchart, penjelasan langkah-langkah konfigurasi

jaringan dan uji coba hasil dari konfigurasi jaringan tersebut.

Bab IV : Implementasi dan Evaluasi

Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat

dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi

sebelumnya, yang meliputi unjuk kerja VoIP pada jaringan IPv6 serta

uji kualitas QoS sebelum dan setelah dilakukannya aktifasi dengan

melakukan pengotoran jaringan, berdasar parameter uji yaitu, delay,

jitter, dan packet loss.

Bab V : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah

saran terhadap kekurangan dari Tugas Akhir yang ada kepada pihak

lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah

agar pihak lain tersebut dapat menyempurnakan penerapan, uji coba

dan analisis VoIP pada jaringan IPv6 berbasis Quality of Service (Qos)

(17)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer

Menurut Syafrizal (2005:2) Jaringan komputer adalah himpunan

“interkoneksi” antara 2 komputer autonomous atau yang terhubung dengan media

transisi kabel atau tanpa kabel (wireless). Bila sebuah komputer dapat membuat

komputer lainnya restart, shutdown, atau melakukan kontrol lainnya, maka

komputer-komputer tersebut bukan autonomous (tidak melakukan kontrol

terhadap komputer lain dengan akses penuh).

Dalam komunikasi antar sistem komputer, diperlukan suatu bentuk

standar dari komunikasi pada seluruh kerja jaringan komputer dan komunikasi

antar komputer. Untuk itu dibuat suatu pembakuan dalam hal komunikasi data

antar sistem komputer ini. ISO (The Internasional Standar Organization) sebagai

organisasi standarisasi internasional memberikan suatu model standarisasi bagi

seluruh fungsi kerja dan komunikasi antar sistem komputer yatiu model OSI

(Open System Interconnection). (Syafrizal, 2005)

Tipe-tipe jaringan komputer berdasarkan sistem koneksi antar node (komputer)

menjadi dua, yakni:

a. Jaringan Peer to Peer

Peer to peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari

beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari sepuluh komputer dengan satu

(18)

riset, dan beberapa hal lain, maka model peer to peer ini bisa saja dikembangkan

untuk koneksi lebih dari sepuluh hingga seratus komputer. Model peer to peer ini,

tiap PC dapat memakai resource pada PC lain atau memberikan resourcenya

untuk dipakai PC lain. Dengan kata lain dapat berfungsi sebagai client maupun

server pada periode yang sama. Metode peer to peer ini pada sistem Windows

dikenal sebagai Workgroup, dimana tiap-tiap komputer dalam satu jaringan

dikelompokkan dalam satu kelompok kerja. (Rajo, 2010).

Kelebihan dari jaringan peer to peer adalah implementasinya yang

mudah dan tidak memerlukan software jaringan khusus serta tidak membutuhkan

administrator jaringan, namun kekurangan jaringan peer to peer tidak cocok

digunakan dalam jaringan berskala besar karena pencatatan administrasi menjadi

tidak rapi dan tidak terkontrol (Rajo, 2010).

b. Jaringan Client-Server

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi

komputer-komputer lain dalam jaringan dan client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang

menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Akses

dilakukan secara transparan dari client dengan melakukan login terlebih dahulu ke

server yang dituju. Client hanya bisa menggunakan resource yang disediakan

server sesuai dengan otoritas yang diberikan oleh administrator. Aplikasi yang

dijalankan pada sisi client bisa saja merupakan resource yang tersedia di server

atau aplikasi yang di-install di sisi client namun hanya bisa dijalankan setelah

(19)

8

Ada beberapa model jaringan client server diantaranya adalah

client/server(two tier) yaitu pemrosesan aplikasi dilakukan secara dua arah yaitu

pada client dan server. Jaringan Three-Tier jaringan model ini digunakan untuk

menutup kekurangan dari jaringa two-tier pemrosesan aplikasi dilakukan pada

beberapa lapisan tingkat, client tingkat menengah dan tingkat sumber data.

(Cahya, 2012).

2.2 IP Address (Internet Protocol Address).

IP address dirancang untuk memungkinkan terjadinya suatu komunikasi

antara sebuah computer dalam suatu jaringan komputer dengan

komputer-komputer lainnya baik dalam jaringan komputer-komputer yang sama atau jaringan

komputer lainnya. Dengan menentukan IP address berarti kita telah memberikan

identitas yang universal bagi interface komputer. Jika suatu komputer memiliki

lebih dari satu interface (misalkan menggunakan dua etherrnet) maka kita harus

memberi dua IP address untuk komputer tersebut masing-masing untuk setiap

interfacenya. (Nasrun, 2004).

2.3 IPv6 (Internet Protocol Version 6)

Alamat IPv6 atau di kenal dengan Next Generation Internet Protocol

atau IPng. Pengalamatan jenis ini mulai dikenalkan pada pertengahan tahun 1994

oleh Ipng Area Detector dari Internet Engineering Task Force (IETF). IPv6

adalah salah satu jenis pengalamatan jaringan yang juga di pergunakan dalam

lingkup protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 6. IP

address ini memiliki ukuran 128-bit (16-byte), dan secara teoritis dapat

(20)

begitu besar jumlah pengalamatan host yang dapat dicakup oleh IP jenis ini.

Contoh alamat IP versi 6 adalah 2002:c0a8:b1::/64. (Rafiudin, 2005).

Format header dari IPv6 dapat dilihat pada Gambar 2.2 :

Gambar 2.1. Format header IPv6. (Rafiudin, 2005).

Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat IPv6 terbagi beberapa jenis

alamat berikut:

1. Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu

subnet. Contoh: FE80::/10 (FE8, FE9, FEA, FEB)

2. Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah

intranet. Contoh : FEC0::/10 (FEC, FED, FEE, FEF)

3. Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah

komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet

(21)

10

2.4 VoIP (Voice over Internet Protocol)

Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet

Telephony, atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan komunikasi

suara secara jarak jauh menggunakan jaringan berbasis IP(Internet Protocol)

dalam proses pengiriman paket data. Teknologi ini bekerja dengan jalan merubah

data suara menjadi format kode digital tertentu yang dapat dikirimkan melalui

jaringan bukan melalui sirkuit analog pada telepon biasa.(Febrianto, 2013)

Gambar 2.2 Struktur jaringan VoIP secara umum (Febrianto, 2013)

VoIP mengkonversikan atau mengubah suara yang merupakan sinyal

analog menjadi sinyal digital kemudian ditransmisikan melalui internet. Tidak

seperti telepon biasa konvensional yang mentransmisikan suara menggunakan

(22)

telepon khusus VoIP ataupun pesawat telepon konvensional yang tersambung

menggunakan PABX (Private Automatic Brand Exchage).

Menurut (Purbo, 2007) Secara garis besar layanan VoIP dapat dibagi

menjadi 4, yaitu :

1. Komputer ke komputer

Layanan ini merupakan layanan voice call yang menggunakan komputer

dengan Softphone sebagai alat komunikasi. Dengan menggunakan layanan

khusus di internet bisa menggunakan komputer yang telah terhubung dengan

internet untuk melakukan panggilan ke komputer lain yang menggunakan

layanan yang sama. Layanan VoIP komputer to komputer dapat dilakukan

secara gratis, dan hanya perlu menyediakan koneksi internet pada komputer.

2. Komputer ke telepon

Layanan ini merupakan layanan yang memungkinkan dilakukan panggilan

dari komputer ke telepon, baik itu telepon tetap (PSTN) ataupun mobile

phone (handphone). Layanan ini juga membutuhkan penyedia layanan di

internet. Salah satu penyedia layanan ini adalah Skype. Layanan ini juga tidak

gratis seperti layanan komputer ke komputer VoIP, layanan ini membutuhkan

biaya yang harus dibeli terlebih dahulu (sistem prabayar). Cara menggunakan

layanan ini juga tidak sulit. Pertama, harus memiliki account di penyedia

layanan terkait, biasanya membuat account tidak di pungut biaya. Lalu

membeli kredit atau bisa juga disebut pulsa, yang nantinya akan digunakan

untuk melakukan panggilan ke telepon. Panggilan yang dilakukan tidak hanya

ke nomor telepon lokal, namun panggilan dapat dilakukan untuk

(23)

12

melakukan panggilan baik ke telepon tetap ataupun handphone. Tarif yang

digunakan mengacu pada penyedia layanan.

3. Telepon ke komputer

Layanan ini merupakan layanan yang memungkinkan dilakukan panggilan

dari telepon ke komputer. Lagi-lagi penyedia layanan yang mendukung

layanan ini salah satunya adalah Skype. Saat mempunyai account skype,

juga dapat mempunyai apa yang di sebut Online Number yang nantinya dapat

di hubungi dari telepon manapun.

4. Telepon ke Telepon

Layanan ini dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat telepon khusus

atau hanya telepon konvensional yang di hubungkan dengan PABX. Untuk

menggunakan layanan ini harus menggunakan penyedia layanan phone to

phone VoIP. Salah satu penyedia layanan ini adalah Phone Power. Dengan

layanan ini dapat melakukan panggilan kemana pun diseluruh dunia yang

menggunakan alat yang mendukung.

Perkembangan teknologi dan pengetahuan masyarakat yang semakin

tinggi secara langsung telah membuat banyak perusahaan yang bersaing

menawarkan dan menjual jasa VoIP. Sampai sekarang ini telah tersedia layanan

VoIP dengan paket-paket penawaran yang menarik namun dengan biaya yang

tetap murah jika dibandingkan dengan komunikasi melalui telepon analog biasa.

Pada masa mendatang kita akan melihat VoIP akan lebih menonjol

dengan menjadi penyedia layanan telepon rumah, terutama karena dengan

(24)

tidak banyak. Perkembangan berikutnya adalah mengenai penggabungan jaringan

PABX dengan jaringan VoIP yang menggunakan VoIP gateway.

Pengembangan lebih jauh dari konfigurasi tersebut yaitu berbentuk

penggabungan PABX antara dua lokasi dengan menggunakan jaringan VoIP.

Walaupun bentuk jaringannya selama ini memakai protokol TCP/IP maka kedua

lokasi tersebut tetap bisa saling berhubungan.

Awal mula bentuk jaringannya adalah tertutup antar lokasi dan hanya

untuk penggunaan sendiri (internal). Kemudian bentuk jaringan VoIP berkembang

lebih komplek yaitu bentuk jaringan yang menggunakan semua kemungkinan

yang ada dengan berbagai macam bentuk jaringan yang tersedia.

Perkembangan selanjutnya adalah gabungan PABX tersebut telah

memakai internet sebagai bentuk komunikasi antar lokasi yang kemudian lebih

lanjut adalah penggabungan antar jaringan. Dengan segala perkembangannya

maka sekarang ini telah dibuat tingkatan yang terdiri dari jaringan VoIP.(Purbo,

2003)

2.4.1 Format paket VoIP

Tiap paket VoIP terdiri atas dua bagian, yakni header dan payload

(beban). Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP)

header, User Datagram Protocol (UDP) header, dan link header. (Febrianto,

(25)

14

Gambar 2.3 Format paket VoIP (Febrianto,2013)

2.5 Quality of Service (QoS)

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk

menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan bandwith, mengatasi jitter

dan delay. Parameter QoS adalah latency, jitter, packet loss, throughput, MOS,

echo cancellation dan PDD. QoS sangat ditentukan oleh kualitas jaringan yang

digunakan. Terdapat beberapa factor yang dapat menurunkan nilai QoS, seperti :

Redaman, Distorsi, dan Noise.

QoS (Quality of Service): “the collective effect of service performance

which determines the degree of satisfaction of a user of the service”.

International Telecommunication Union (ITU).

(26)

QoS dibutuhkan untuk meminimalkan Packet Loss, Delay, latency dan Delay

Variation (jitter), menyakinkan Performance, mixing paket data dan suara pada

jaringan yang padat, dan dapat mengoptimalkan Queues untuk memproritaskan

layanan misalnya traffic voice, traffic Shaping / buffering pada jaringan WAN,

menjadi tambahan treatment untuk pengaturan paket data, memungkinkan

membuat alur aggregate, memungkinkan traffic jaringan smooth pada alur

jaringan, dan mengkonfigurasi prioritas trafic melewati jaringan.

2.6 Mikrotik Router OS

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak

yang dapat digunakan untuk menjadikan computer menjadi router network

yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan

wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot.(Herlambang, 2008)

Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak tambahan atau

komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat

baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti

merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga

yang kompleks sekalipun.

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia.

Latvia adalah sebuah Negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet

dulunya atau Rusia sekarang ini. Dengan nama merek dagang Mikrotik mulai

didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujukan perusahaan jasa layanan

Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya

(27)

16

layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara

di dunia dan juga sangat populer di Indonesia.

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer

(PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai

jenis packet data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah

routing. Mikrotik yang dibuat sebagai router berbasiskan PC banyak bermanfaat

untuk sebuah ISP yang ingin menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang

paling ringan hingga tingkat lanjut. Contoh aplikasi yang dapat diterapkan dengan

adanya Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses (bandwidth)

manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot,

Virtual Private Network (VPN) server dan masih banyak lainnya. (Herlambang,

2008).

2.6.1 Router (RouterBoard 750)

Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer.

Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk

menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang

menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan

jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring.

Karena router ini menghubungkan beberapa jaringan tentunya router

berbeda dengan Switch. Switch hanya perangkat yang digunakan untuk

menghubungkan beberapa komputer sehingga membentuk LAN atau local area

network. Sedangkan router adalah perangkat yang menghubungkan satu LAN

(28)

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke

sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk

membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk

meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga

kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan

media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Etherrnet

ke Token Ring.

Router umumnya dipakai untuk jaringan berbasis teknologi protokol

TCP/IP, router jenis ini dinamakan IP Router. Internet merupakan contoh utama

dari jaringan yang memiliki IP Router.

Umumnya router ada dua jenis konfigurasi router, yaitu router statis dan

router dinamis, Router statis atau static router merupakan router yang memiliki

tabel routing statis yang disetting dengan cara manual oleh para administrator

jaringan. Sedangkan router dinamis atau dynamic router merupakan router yang

memiliki dan membuat tabel routing dinamis dengan membaca lalu lintas jaringan

dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya. (Herlambang, 2008)

Pada implementasi kali ini penulis menggunakan RouterBoard (RB) 750

keluaran dari Produsen Router dunia yaitu Mikrotik, alasan menggunakan RB 750

karena Router dengan tipe ini di dalamnya sudah terdapat paket file IPv6 bawaan

dari Routernya yang tentunya dengan paket file tersebut dapat dimanfaatkan untuk

(29)

18

2.7 PING (Packet Internet Gopher)

PING merupakan salah satu program yang digunakan untuk mengecek

komunikasi antar komputer dalam sebuah jaringan melalui protokol TCP/IP.

PING akan mengirimkan Internet Control Message Protocol (ICMP) Echo

Request messages pada ip address komputer yang dituju dan meminta respons

dari komputer tersebut pada penerapan dan uji coba VoIP pada Jaringan IPv6

berbasis Quality of Service (Qos) dilakukan 50 kali percobaan PING untuk

mengetahui kualitas jaringan yang dihasilkan.

Berikut ini adalah beberapa pesan ICMP yang biasa disampaikan oleh

program Ping:

1. Echo Reply.

Pesan ini digunakan untuk merespon ping ketika sistem masih hidup, dan

pesan ini menandakan bahwa sudah terjadi koneksi antara pengirim dan penerima

paket.

Gambar 2.7 Tampilan pesan Echo Reply.

Jika komputer target memberikan respons maka komputer tersebut

(30)

bytes=32 time=30ms TTL=123.

Bytes menunjukkan besar request packet yang dikirimkan. Time

menunjukkan nilai “round trip delay” (disebut juga sebagai delay atau latency)

yang menunjukkan waktu yang diperlukan packet yang anda kirimkan untuk

mencapai komputer yang dituju. Nilai ini dihitung dengan membagi dua selisih

waktu PING packet mulai dikirimkan dengan waktu response dari PING

packet diterima.

Sedangkan TTL merupakan nilai “Time-To-Live” yang digunakan untuk

mencegah adanya circular routing pada suatu jaringan. Dengan mengurangi

nilai TTL awal yaitu 128 dengan nilai TTL akhir maka bisa dihitung banyaknya

hop yang dilalui dari komputer asal ke komputer tujuan. Setiap kali PING packet

melalui sebuah ip address maka nilai TTL-nya akan dikurangi satu. Sehingga jika

TTL mencapai nilai nol, PING packet akan di-discard / di-drop dan hasil PING

menunjukkan: TTL expired in transit

2. Request Time Out.

Ketika komputer server tidak merespon permintaan koneksi dari klien

setelah beberapa lama (jangka waktu timeout bervariasi) antara lain karena:

1. Utilisasi/pemakaian bandwidth sudah penuh. solusi harus upgrade

kecepatan.

2. Kualitas akses jaringan (wireless/wireline) kurang bagus.

3. Website yang dituju memiliki delay yang tinggi, sehingga ping

timeout.

4. Koneksi ke IP tersebut putus, atau

(31)

20

Gambar 2.8 Tampilan pesan Request Time Out (RTO).

Kegunaan PING antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui status up/down komputer dalam jaringan. Kita dapat

mengecek apakah sebuah komputer up/down menggunakan perintah

PING, jika komputer tersebut memberikan response terhadap perintah

PING yang kita berikan maka dikatakan bahwa komputer tersebut up atau

hidup.

b. Memonitor availability status komputer dalam jaringan. PING dapat

digunakan sebagai tool monitoring availibilitas komputer dalam jaringan

yang merupakan salah satu indikator kualitas jaringan yaitu dengan

melakukan PING secara periodik pada komputer yang dituju. Semakin

kecil downtime, semakin bagus kualitas jaringan tersebut.

c. Mengetahui responsifitas komunikasi sebuah jaringan. Besarnya nilai

delay atau latency yang dilaporkan oleh PING menjadi indikasi seberapa

responsif komunikasi terjadi dengan komputer yang dituju. Semakin besar

(32)

Sehingga nilai delay ini juga bisa digunakan sebagai indikator kualitas

jaringan.

Banyak aplikasi hanya bisa dijalankan dengan maksimal delay tertentu,

sehingga sangat penting untuk mengukur delay pada jaringan untuk memastikan

aplikasi tersebut dapat dijalankan. Aplikasi yang memerlukan delay kecil

dikatakan sebagai delay-sensitive application dan memerlukan jaminan agar

maksimal delay selalu terjaga dalam komunikasi data yang dilakukan, contohnya

adalah network game, voice dan video conference application. (Iwan Sofana,

2009).

2.8 IPERF

Iperf adalah salah satu tool untuk mengukur troughput bandwidth dalam

sebuah link network, agar bisa dilakukan pengukuran diperlukan Iperf yang

terinstall point to point, baik disisi server maupun client. Iperf sendiri bisa

digunakan untuk mengukur performance link dari sisi TCP maupun UDP.

(Fordanama, 2011). Iperf memungkinkan pengguna untuk mengatur berbagai

parameter yang dapat digunakan untuk menguji jaringan, atau bergantian untuk

mengoptimalkan kinerja jaringan. Iperf memiliki fungsi klien dan server, dan

dapat mengukur throughput antara kedua ujung, baik secara unidirectional atau

bidirectional. Iperf merupakan perangkat lunak open source dan berjalan pada

berbagai platform termasuk Linux, Unix dan Windows.

2.9Hierarchical Token Bucket (HTB)

Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan teknik penjadwalan paket

yang digunakan kebanyakan router berbasis Linux, dikembangkan pertama kali

(33)

22

dengan teknik peminjaman dan implementasi pembagian trafik yang lebih akurat.

Dasar kerja HTB hampir sama dengan disiplin antrian CBQ bahkan diagram blok

sistem CBQ dengan HTB tidak ada bedanya, hanya saja pada General Scheduler

HTB menggunakan mekanisme Deficit Round Robin (DRR) dan pada blok umpan

balik, Estimator, HTB tidak menggunakan Eksponentia lWeighted Moving

Average (EWMA) melainkan Token Bucket Filter (TBF).

Pada HTB terdapat parameter ceil sehingga kelas akan selalu

mendapatkan bandwidth diantara base link dan nilai ceil link-nya. Parameter ini

dapat dianggap sebagai estimator kedua, sehingga setiap kelas dapat meminjam

bandwidth selama bandwidth total yang diperoleh memiliki nilai dibawah nilai

ceil. Hal ini mudah diimplementasikan dengan cara tidak mengijinkan proses

peminjaman bandwidth pada saat kelas telah melampaui link ini (keduanya leaves

dan interior dapat memiliki ceil). Apabila nilai ceil sama dengan nilai base link,

maka akan memiliki fungsi yang sama seperti parameter bounded pada CBQ,

dimana kelas-kelas tidak dijinkan untuk meminjam bandwidth. Sedangkan jika

nilai ceil diset tak terbatas atau dengan nilai yang lebih tinggi seperti kecepatan

link yang dimiliki, maka akan didapat fungsi yang sama seperti kelas non bounded

(Yudha, 2007) Penjadwalan pengiriman paket antrian, maka HTB menggunakan

(34)

Gambar 2.9. Konsep HTB (Devara, 2009)

(a) Class, merupakan parameter yang diasosiasikan dengan rate yang dijamin

(assured rate) AR, ceil rate CR, prioritas P, level dan quantum. Class dapat

memiliki parent. Selain AR dan CR, didefinisikan juga actual rate atau R, yaitu

rate dari aliran paket yang meninggalkan class dan diukur pada suatu perioda

waktu tertentu.

(b) Leaf, merupakan class yang tidak memiliki anak. Hanya leaf yang dapat

memegang antrian paket.

(c) Level, dari kelas menentukan posisi dalam suatu hirarki. Leaf-leaf memiliki

level 0, root class memiliki level=jumlah level-1 dan setiap inner class memiliki

level kurang dari satu dari parentnya.

(d) Mode, dari class merupakan nilai-nilai buatan yang diperhitungkan dari R,

AR dan CR. Mode-mode yang mungkin adalah: Merah: R > CR; Kuning: R <=

(35)

24

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Penelitian

Demi menyiasati keterbatasan Public Switch Telephoned Network (PSTN)

dalam memberikan layanan voice dengan layanan berbasis paket, masyarakat saat

ini sedang membicarakan perkembangan teknologi yang mengarah pada Next

Network Generation (NGN) yaitu layanan voice yang berbasis Internet Protokol

(IP) atau yang biasa disebut dan Voice Internet Protokol (VoIP). VoIP saat ini

banyak digunakan pada jaringan internet berbasis IPv4, namun pada kenyataanya

berdasarkan data yang dihimpun oleh Internet Assigned Numbers Authority

(IANA) bulan Februari 2012 IPv4 dipastikan akan segera habis. Beberapa negara

sudah menyadari situasi sejak awal dekade dan telah memilih untuk beralih

menggunakan protokol jaringan IPv6, IPv6 didesain sedemikian rupa melebihi

kemampuan IPv4 yang digunakan saat ini.

Dari permasalahan diatas maka diperlukan pengujian VoIP yang

menggunakan jaringan IPv6 dan penerapan Bandwith Management (QoS).

Sehingga menghasilkan layanan dengan kualitas suara yang baik dan end-to-delay

yang rendah.

Dalam metode penelitian ini menjelaskan tentang langkah-langkah yang

(36)

Merancang topologi jaringan

Menyiapkan kebutuhan hardware

Menyiapkan kebutuhan software

Instalasi windows 7, iperf, softphone di pc client Instalasi Ubuntu 12.04, asterisks, pada

masimg-masing server

Pengetesan koneksi Pc client ke server pengetesan

Dial Plan dari Cient 1 ke

Gambar 3.1 Diagram alir tahapan pengerjaan Tugas Akhir.

Dari diagram alir Gambar 3.1 menggambarkan tahapan-tahapan yang

akan dilakukan untuk mengerjakan Tugas Akhir ini. Pengumpulan referensi

(37)

25

jelas tentang permasalah yang akan diangkat untuk Tugas Akhir ini. Selanjutnya

melakukan suatu perancangan Sistem VoIP yang akan digunakan.

3.2 Merancang Topologi Jaringan

Rancangan topologi yang akan digunakan terdiri dari VoIP Server 1

(Server), VoIP Server 2 (Server), VoIP Client 1 (Client), VoIP Client 2 (Client),

VoIP Client 3 (Client), VoIP Client 4 (Client), Router 1 dan Router 2, Kabel UTP

jenis Straight 4 buah, dan jenis Cross 1 buah. Hubungan antara VoIP server 1

dengan VoIP server 2 pada sistem ini menggunakan mode trunks, yang nantinya

client pada masing-masing server memiliki nomor extension yang berbeda.

Rancangan topologi dapat dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Rancangan topologi dasar jaringan.

1. VoIP Server 1 (Server)

Pada VoIP Server 1 (Server) terhubung ke interface Ether 2 dari Router1

menggunakan kabel UTP jenis Straight.

IP

VoIP Client 3 VoIP Client 2

(38)

2. VoIP Server 2 (Server)

Pada VoIP Server 2 (Server) terhubung ke interface Ether 2 dari Router2

menggunakan kabel UTP jenis Straight.

3. Ethernet Switch

Pada Ethernet Switch terhubung ke interface Ether 2 dari Router

menggunakan kabel UTP jenis Cross.

4. VoIP Client 1 (Client)

Pada VoIP Client 1 (Client) terhubung ke Switch menggunakan kabel

UTP jenis Straight.

5. VoIP Client 2 (Client)

Pada VoIP Client 2 (Client) terhubung ke Switch menggunakan kabel

UTP jenis Straight.

6. VoIP Client 3 (Client)

Pada VoIP Client 2 (Client) terhubung ke Switch menggunakan kabel

UTP jenis Straight.

7. VoIP Client 4 (Client)

Pada VoIP Client 2 (Client) terhubung ke Switch menggunakan kabel

UTP jenis Straight.

8. Router 1

Ether1 pada Router1 terhubung ke Ether1 pada Router2 menggunakan

kabel UTP jenis Cross.

9. Router 2

Ether1 pada Router2 terhubung ke Ether1 pada Router1 menggunakan

(39)

27

3.3 Menyiapkan Kebutuhan Hardware

Perangkat keras yang dibutuhkan dalam pengujian VoIP menggunakan

jaringan IPv6 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tabel Kebutuhan hardware

No Nama Perangkat Jenis Keterangan

1 Mikrotik RB 750 Routerboard Architecture MIPS-BE, CPU AR7241 400MHz, Main

Storage/NAND 64MB, RAM 32MB,LAN Ports 5 10/100. 2 Miktorik RB 450G Routerboard Architecture MIPS-BE,CPU

AR7161 680MHz,Main Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

4 VoIP Server 2 PC Processor AMD E1-1200 APU RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

7 VoIP Client 3 PC Processor Intel(R) Core(TM) i3 2350M CPU @2.30GHz

Memory 2.00GB RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN 8 VoIP Client 4 PC Processor Intel(R) Core(TM) i5

@3.00GHz (Memory 4.00GB RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

(40)

3.4 Menyiapkan Kebutuhan Software

Software/perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengujian VoIP

menggunakan jaringan IPv6 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan software

No Nama Software Jenis Keterangan

1 Ubuntu 12.04 Sistem

4 Asterisk 1.8 SIP Software Opensource

5 Linephone Softswitch Opensource

6 Jperf Tcp/Udp

Konfigurasi sistem yang akan diterapkan pada VoIP IPv6 berbasis

Quality of Service (QoS). QoS yang dipakai pada tugas akhir ini adalah

Bandwith Management dengan metode Hierarchical Token Bucket (HTB).

Bandwith Management dikonfigurasikan pada router. Gambar 3.3 merupakan

(41)

29

Gambar 3.3 Topologi dasar jaringan yang akan digunakan

3.5.1 Konfigurasi Router 1 a. Alokasi IPv6

Konfigurasi alokasi IPv6 yang dilakukan pada router 1 adalah seperti

berikut ini:

- Router 1 pada ethernet 1 : 2001:d30:3:241::1/64

/IPv6 address add address= 2001:d30:3:241::1/64 interface=ether1

- Router 1 pada ethernet 2 :2001:d30:3:240::3/64

/IPv6 address add address= 2001:d30:3:240::3/64 interface=ether2

- Ethernet 2 dengan ethernet 3 diberlakukan mode Bridge

/interface bridge add l2mtu=1598 name=bridge1

/interface bridge portadd bridge=bridge1 interface=ether2-master-local

/interface bridge portadd bridge=bridge1 interface=ether3

(42)

Konfigurasi router 1 ethernet 2 dan ethernet 3 menggunakan mode bridge,

tujuannya adalah agar komputer VoIP server dan VoIP client berada pada satu

jaringan. Dengan metode ini akan memudahkan konfigurasi routing antara Router

1 dan Router 2.

Gambar 3.4 IPv6 address Print pada Router 1

b. Konfigurasi Static Routing

Konfiguasi routing yang digunakan pada sistem ini menggunakan static

routing karena pada mikrotik router os saat ini hanya terdapat metode static routing

dan belum ada metode lain. Konfigurasi static routing dapat dilihat pada gambar 3.5.

/ipv6 route

add distance=1 dst-address=2001:d30:3:242::/64 gateway=2001:d30:3:241::2

Gambar 3.5 IPv6 Route Print pada Router 1

3.5.2 Konfigurasi Router 2 a. Alokasi IPv6

Konfigurasi alokasi IPv6 yang dilakukan pada router 2 adalah seperti

berikut ini:

(43)

31

/IPv6 address add address= 2001:d30:3:241::2/64 interface=ether1

- Router 2 pada ethernet 2 :2001:d30:3:240::3/64

/IPv6 address add address= 2001:d30:3:242::3/64 interface=ether2

- Ethernet 2 dengan ethernet 3 diberlakukan mode Bridge

/interface bridge add l2mtu=1598 name=bridge1

/interface bridge portadd bridge=bridge1 interface=ether2-master-local

/interface bridge portadd bridge=bridge1 interface=ether3

Konfigurasi router 1 ethernet 2 dan ethernet 3 menggunakan mode bridge,

tujuannya adalah agar komputer VoIP server dan VoIP client berada pada satu

jaringan. Dengan metode ini akan memudahkan konfigurasi routing antara router

1 dan router 2.

Gambar 3.6 IPv6 address Print pada Router 2

b. Konfigurasi Static Routing

Konfiguasi routing yang digunakan pada sistem ini menggunakan static

routing karena pada mikrotik router os saat ini hanya terdapat metode static routing

dan belum ada metode lain. Konfigurasi static routing dapat dilihat pada gambar

3.7.

/ipv6 route

(44)

Gambar 3.7 IPv6 Route print pada Router 2

3.5.3 Alokasi IP VoIP Server 1

Untuk mengkonfigurasi network interfaces terletak pada file

(/etc/network/interfaces). Perintah konfigurasinya sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tabel konfigurasi interface VoIP server 1

/etc/network/interfaces

 IPv6 address : 2001:d30:3:240::1

 Subnet Prefix : 64

Default Gateway : 2001:d30:3:240::3

- auto lo

- iface lo inet loopback

- auto eth0

- iface eth0 inet6 static

- address 2001:d30:3:240::1

- Gateway 2001:d30:3:240::3

(45)

33

3.5.4 Alokasi IP VoIP Server 2

Untuk mengkonfigurasi network interfaces terletak pada file

(/etc/network/interfaces). Perintah konfigurasinya sebagai berikut :

Tabel 3.4 Tabel konfigurasi interface VoIP server 2

/etc/network/interfaces

 IPv6 address : 2001:d30:3:242::1

 Subnet Prefix : 64

 Default Gateway : 2001:d30:3:242::3

- auto lo

- iface lo inet loopback

- auto eth0

- iface eth0 inet6 static

- address 2001:d30:3:242::1

- Gateway 2001:d30:3:242::3

- netmask 64

3.5.5 Alokasi IP VoIP Client 1

Klik tombol Start, pilih Control Panel, kemudian pilih Network And

Internet, pilih Network and Sharing Center, kemudian pilih Change Adapter

(46)

Version 6 (TCP/IPv6), pilih properties, lalu pilih pilihan Use the following IPv6

address, kemudian isi kotak IPv6 address dengan 2001:d30:3:240::2,

isi kotak Subnet prefix lenght dengan 64 dan isi kotak Default gateway dengan

2001:d30:3:240::4

IPv6 address : 2001:d30:3:240::2

Subnet Prefix : 64

Default Gateway : 2001:d30:3:240::4

3.5.6 Alokasi IP VoIP Client 2

Klik tombol Start, pilih Control Panel, kemudian pilih Network And

Internet, pilih Network and Sharing Center, kemudian pilih Change Adapter

Settings, lalu pilih Local Area Connection (LAN Card), pilih Internet Protocol

Version 6 (TCP/IPv6), pilih properties, lalu pilih pilihan Use the following IPv6

address, kemudian isi kotak IPv6 address dengan 2001:d30:3:242::2, isi kotak

Subnet prefix lenght dengan 64 dan isi kotak Default gateway dengan

2001:d30:3:242::4

IPv6 address : 2001:d30:3:242::2

Subnet Prefix : 64

Default Gateway : 2001:d30:3:242::4

3.5.7 Alokasi IP VoIP Client 3

Klik tombol Start, pilih Control Panel, kemudian pilih Network And

Internet, pilih Network and Sharing Center, kemudian pilih Change Adapter

Settings, lalu pilih Local Area Connection (LAN Card), pilih Internet Protocol

Version 6 (TCP/IPv6), pilih properties, lalu pilih pilihan Use the following IPv6

(47)

35

Subnet prefix lenght dengan 64 dan isi kotak Default gateway dengan

2001:d30:3:242::4

IPv6 address : 2001:d30:3:242::3

Subnet Prefix : 64

Default Gateway : 2001:d30:3:242::4

3.5.8 Alokasi IP VoIP Client 4

Klik tombol Start, pilih Control Panel, kemudian pilih Network And

Internet, pilih Network and Sharing Center, kemudian pilih Change Adapter

Settings, lalu pilih Local Area Connection (LAN Card), pilih Internet Protocol

Version 6 (TCP/IPv6), pilih properties, lalu pilih pilihan Use the following IPv6

address, kemudian isi kotak IPv6 address dengan 2001:d30:3:242::3, isi kotak

Subnet prefix lenght dengan 64 dan isi kotak Default gateway dengan

2001:d30:3:242::4

IPv6 address : 2001:d30:3:242::3

Subnet Prefix : 64

Default Gateway : 2001:d30:3:242::4

3.6 Pengujian Koneksi Jaringan

Tes koneksi ini dilakukan VoIP Client, untuk mengetahui apakah koneksi

antar perangkat sudah terhubung dengan melakukan PING ke beberapa

perangkat antara lain: Router1, Router2, dan VoIP Server

3.6.1 Tes koneksi antara VoIP Client 1 dengan Router 1

Pilih tombol Start, pilih all program, kemudian pilih Accesories, lalu pilih

(48)

C:\Users\SERVER> Ping 2001:d30:3:240::3

Gambar 3.8 Hasil Uji dari VoIP Client1 ke Router 1

3.6.2 Tes koneksi antara VoIP Client 1 dengan VoIP Server 1

Pilih tombol Start, pilih all program, kemudian pilih Accesories, lalu pilih

Command Prompt, lalu ketikkan perintah sebagai berikut :

C:\Users\SERVER> Ping 2001:d30:3:240::1

Gambar 3.9. Hasil Uji Koneksi dari VoIP Client1ke VoIP Server 1

3.6.3 Tes koneksi antara VoIP Client 1 dengan VoIP Client 2

(49)

37

pilih Command Prompt, lalu ketikkan perintah sebagai berikut :

C:\Users\SERVER> Ping 2001:d30:3:243::2

Hasil yang di dapatkan dapat dilihat pada gambar Gambar 3.10 :

Gambar 3.10. Hasil Uji Koneksi dari VoIP Client1 ke VoIP Client2.

Setelah konfigurasi sistem antar semua perangkat selesai, kemudian

dilakukan uji koneksi antara VoIP Client1 ke VoIP Client2 dengan program Ping

seperti tampak pada Gambar 3.10 untuk menguji apakah sudah terhubung antar

perangkat komputer dan hasilnya konfigurasi sistem routing yang dilakukan

berhasil.

3.6.4 Pengujian Routing Jaringan

Setelah konfigurasi sistem routing antar semua perangkat selesai,

kemudian dilakukan uji koneksi antara VoIP Client1 ke VoIP Client2 dengan

program Tracert seperti tampak pada Gambar 3.12 untuk mengetahui informasi

routing yang dibuat tadi. Hasil dari konfigurasi sistem routing yang dilakukan

(50)

Gambar 3.11. Hasil Uji Tracert dari VoIP Server1 ke VoIP Server2.

3.7 Konfigurasi Bandwidth Management

Quality of Service pada sebuah jaringan merupakan suatu keharusan,

karena perkembangan aplikasi semakin pesat dan konsumsi bandwith yang

digunakan juga semakin tinggi. Pengalokasian Bandwith yang tepat dapat

menjadi salah satu metode dalam memberikan jaminan kualitas suatu layanan

(51)

39

Gambar 3.12 Diagram alir Hierarchical Tokken Bucket (HTB)

Bandwidth Management pada tugas akhir ini menggunakan metode Hierarchical

Token Bucket (HTB). Tampak pada gambar 3.12 implementasi HTB dapat

diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menandai paket-paket untuk tiap koneksi client melalui konfigurasi

Mangle.

b. Menginput CIR, MIR, Parent dan prioritas dari tiap paket melalui

konfigurasi Queue.

Artinya, setiap ada permintaan bandwidth dari Client apakah itu upload ataupun

download, nantinya akan tertandai secara otomatis oleh Mangle lalu akan

mendapatkan batasan bandwidth (baik batas atas maupun batas bawah) secara

otomatis oleh Queue. Siklus penandaan dan pembatasan ini akan berjalan terus

menerus selama permintaan akan bandwidth terus dilakukan client. Mangle

(52)

tersebut nantinya dapat diteruskan dan dijabarkan sebagai koneksi paket dari SIP,

ICMP ataupun TCP.

Packet mark untuk VoIP ditandai dengan protokol yang digunakan yaitu

SIP. Dimana port SIP adalah 5060, karena tipe protokol SIP sendiri tidak tersedia

pada mangle Mikrotik maka yang digunakan adalah protokol UDP pada port

5060. Mangle dibagi menjadi 3 jenis packet mark yaitu SIP conn, Non Sip, dan

Icmp seperti tampak pada Gambar 3.13.

3.13 Mark packet Queue pada mangle IPv6 Mikrotik

Queue dapat diterapkan setelah mangle menandai seluruh packet pada tiap

koneksi (baik download maupun upload) pada tiap paket. Hierarchiecal Tokken

Bucket (HTB) mengatur bandwidth dengan parameter parent (interface utama

untuk menentukan bandwidth download ataupun upload), packet-mark

(mark-packet yang ditentukan pada konfigurasi mangle) dan max-limit (yang

merupakan batas kecepatan maksimum) atau dikenal juga dengan MIR

(Maximum Information Rate). Pada Queue Tree kita dapat menambahkan

(53)

41

masuk akan diproses lebih awal sesuai dengan algoritma Hierarchical Token

Bucket. Hierarchical Token Bucket (HTB) melakukan pembagian bandwith

dilakukan secara hirarki yang dibagi-bagi kedalam kelas sehingga mempermudah

pengaturan bandwidth. Secara keseluruhan hasil dari Queue yang telah dibuat

dapat dilihat pada Gambar 3.14 .

Gambar 3.14 Susunan Queue Tree pada Router

Pada queue tree SIP CONN merupakan root dari hirarki konfigurasi

bandwith. Downstream merupakan parent dari SIP CONN, downstream memiliki

parent SIP yang merupakan packet mark dari voip-server.

Gambar 3.15 menjelaskan bahwa queue dari packet SIP diberikan priority 1.

(54)

42

4.1 Kebutuhan Sistem

Dalam implementasi sistem yang akan dianalisis, terdapat beberapa

spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan.

Perangkat keras adalah komponen fisik peralatan yang membentuk

sistem komputer, serta peralatan lain yang mendukung komputer dalam

menjalankan tugasnya. Sedangkan perangkat lunak adalah komponen non fisik

yang digunakan untuk membuat sistem komputer dapat berjalan dan melakukan

tugasnya.

Pada pembahasan subbab 4.2 dibahas mengenai Implementasi VoIP pada

jaringan IPv6.

4.1.1 Kebutuhan Minimum Perangkat Keras

Untuk menjalankan aplikasi ini, membutuhkan perangkat keras komputer

dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Kebutuhan hardware

No Nama Perangkat Jenis Keterangan

1 Mikrotik RB 750 Routerboard Architecture MIPS-BE, CPU AR7241 400MHz, Main

Storage/NAND 64MB, RAM 32MB,LAN Ports 5 10/100. 2 Miktorik RB 450G Routerboard Architecture MIPS-BE,CPU

AR7161 680MHz,Main Storage/NAND 512MB,RAM 256MB,LAN Ports 5

(55)

43

No Nama Perangkat Jenis Keterangan

3 VoIP Server 1 PC Processor Intel(R) Core(TM) i3 2350M CPU @2.30GHz Memory 2.00GB RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

4 VoIP Server 2 PC Processor AMD E1-1200 APU with Radeon (tm) HD graphics RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

7 VoIP Client 3 PC Processor Intel(R) Core(TM) i3

2350M CPU @2.30GHz Memory 2.00GB RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN 8 VoIP Client 4 PC Processor Intel(R) Core(TM) i5 @3.00GHz (Memory 4.00GB

RAM, WiFi Intel(R) WiFi Link 5100 AGN

9. Ethernet Switch Switch 10/100 Fast Ethernet Switch

4.1.2 Kebutuhan Minimum Perangkat Lunak.

Software/perangkat lunak yang dibutuhkan dalam pengujian VoIP

menggunakan jaringan IPv6 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tabel Kebutuhan Software

No Nama Software Jenis Keterangan

1 Ubuntu 12.04 Sistem Operasi Linux

2 Windows7

Professional

Sistem Operasi Windows

(56)

No Nama Software Jenis Keterangan

4 Asterisk 1.8 SIP Software Opensource

5 Linephone Softswitch Opensource

6 Jperf Tcp/Udp

bandwidth Measurement Tool

Opensource

4.2 Implementasi VoIP pada IPv6

Voice over Internet Protocol (juga disebut VoIP, IP Telephony, Internet

telephony atau Digital Phone) adalah teknologi yang memungkinkan

percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi

kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data,

dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa.

Asterisk merupakan open source software yang biasanya digunakan

untuk membangun suatu sistem layanan komunikasi serta memberikan

kemudahan kepada penggunanya untuk mengembangkan layanan telepon sendiri

dengan kustomisasi yang seluas-luasnya diberikan kepada pihak pengguna. Dari

pengertian open source sendiri berarti setiap pengembang dapat melihat dan

mengubah source code yang ada, sehingga aplikasi-aplikasi yang ada dapat

ditambahkan dengan mudah oleh setiap pengembang. Asterisk juga dapat

dikatakan sebagai PBX yang lengkap dalam bentuk perangkat lunak, dan

menyediakan semua fitur seperti PBX. Kelebihan Asterisk adalah dapat jalan

dibanyak platform OS, antara lainLinux, Windows, BSD, dan OS X. Fitur terbaru

dari Asteriks belakangan ini adalah kemampuannya yang dapat diintegrasikan

(57)

45

4.2.1 Konfigurasi Asterisk

Untuk memulai instalasi Asterisk, langkah pertama yang dilakukan

adalah mempersiapkan file installer, Menyiapkan semua library yang

dibutuhkan sistem operasi ubuntu 12.04 untuk proses installasi asterisk dengan

mengetikkan perintah berikut:

sudo apt-get install kernel-package libncurses5-dev fakeroot bzip2 g++ libssl-dev libxml2-libssl-dev doxygen

Download source asterisk LTS 1.8.10.1 untuk versi standar saat dokumentasi ini

ditulis versi 10.2.1

wget http://downloads.asterisk.org/pub/telephony/asterisk/releases/asterisk-1.8.10.1.tar.gz

Download source dahdi 2.6.0, sebenarnya dahdi digunakan untuk driver sesuai

dengan hardware voip yang digunakan

wget http://downloads.asterisk.org/pub/telephony/dahdi-linux-complete/releases/dahdi-linux-complete-2.6.0+2.6.0.tar.gz

Download source LibPri 1.4.12

(58)

LibPri merupakan library open source untuk meng enkapsulasi protokol yang

digunakan ISDN PRI (Primary Rate Interface)

Download source libss7 1.0.2

wget http://downloads.asterisk.org/pub/telephony/libss7/releases/libss7-1.0.2.tar.gz

libss7 digunakan untuk menyediakan protokol ss7 seperti yang digunakan oleh

asterisk. Download sounds untuk asterik

wget

http://downloads.digium.com/pub/asterisk/releases/asterisk-sounds-Setelah semua selesai terdownload selanjutnya kopikan hasil download ke

(59)

47

Langkah selanjutnya adalah mengekstrak semua berkas yang sudah dikopi dengan

perintah

tahap compile dimulai dari mpg 123 dengan perintah

(60)

compile asterisk addons

cd /usr/local/src/asterisk-addons-1.6.2.3

./configure

make

make install

make samples

compile Libss7

cd /usr/local/src/libss7-1.0.2/

make

make install

compile asterisk sounds

cd /usr/local/src/asterisk-sounds-1.2.1

make install

compile asterisk

cd /usr/local/src/asterisk-1.8.10.1

./configure

make menuselect

make all

make install

Gambar

Gambar 3.1  Diagram alir tahapan pengerjaan Tugas Akhir.
Gambar 3.2 Rancangan topologi dasar jaringan.
Tabel 3.1 Tabel Kebutuhan hardware
Tabel 3.2 Tabel Kebutuhan software
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan III-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 0,47% (y-o-y) dibandingkan dengan

Abstrak: Ushul fiqh dan qawaid al-fiqhiyyah merupakan dua disiplin ilmu yang sangat urgen bagi para ahli hukumIslam dalam pengembangan produk perbankan syri’ah,

Dari persentase yang telah diperoleh kemudian ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif. Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan, digunakan

Jumlah Kotoran Sapi yang dihasilkan dari 500 ekor dengan rute pengiriman dari pelabuhan Kupang menuju pelabuhan Tanjung Priok adalah 37500 kg selama 3 hari memiliki

Karena itu, menurut saya, mekanisme ‘impeachment’ dalam sistem pemerintahan presidential murni seperti Indonesia dan Amerika Serikat, bukan lah ancaman bagi Presiden/Wakil

Untuk kategori kekerasan seksual yang terjadi dalam khidupan masyarakat kecamatan Gondanglegi dan kecamatan Kepanjen yaitu pemaksaan hubungan seksual yang

Mengenai keamanan, langkah-langkah diambil bagi kedua jaminan kualitas dan sistem produksi, karena mereka ditempatkan dalam langkah ini. Protokol dan pedoman untuk

Persentase kadar glukosa darah tikus pada kelompok kontrol negatif paling tinggi jika dibandingkan dengan kontrol positif dan kelompok uji lainnya. Hasil uji