• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Oleh :

Imar Savitri

41809012

(2)
(3)
(4)

v

LEMBAR PENGESAHAN ... …i

KATA PENGANTAR ... …ii

DAFTAR ISI ... ....v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Instansi ... 1

1.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Diskominfo Jawa Barat ... 2

1.1.1.1 Tugas Pokok Diskominfo Jawa Barat ... 2

1.1.1.2 Fungsi Diskominfo Jawa Barat ... 3

1.1.2 Visi dan Misi Instansi ... 3

1.1.2.1 Visi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat ... 3

1.1.2.2 Misi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat ... 4

1.1.3 Logo Instansi ... 4

1.2 Sejarah Divisi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat ... 7

1.3 Struktur Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat ... 11

1.4 Struktur Divisi Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi ... 12

1.5 Job Description ... 12

1.6 Sarana dan Prasarana DISKOMINFO Jawa Barat ... 20

(5)

1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan... 23

1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ... 23

BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ... 24

2.1.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin ... 27

2.1.2 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidental ... 36

2.2 Analisis ... 47

2.2.1 Analisis Divisi / Bagian Tempat PKL ... 47

2.2.2 Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan... 48

2.2.3 Analisis Humas ... 50

2.2.4 Analisis Layanan Perusahaan Kepada Mahasiswa/I PKL ... 53

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ... 55

3.2 Saran ... 56

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 56

(6)
(7)

KATA PENGANTAR lindunganNya membuat penulis sampai ke tahap kehidupan saat ini. KaruniaNya yang tiada henti, membuat penulis tidak dapat mengungkapkan betapa besarnya rasa syukur penulis. Shalawat dan salam, selalu penulis sanjungkan atas makhluk yang paling sempurna. Nabi Muhammad SAW yang menjadi tokoh panutan penulis.

Dengan selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan di Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jawa Barat, maka telah terjalani sudah separuh perjuangan penulis untuk mendapatkan gelar sarjana ilmu komunikasi dan untuk meningkatkan keinginan penulis agar dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas demi memajukan bangsa Indonesia.

Selain itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada kedua orang tua dan Adik tercinta yang penuh kelembutan dan selalu memberi perhatian yang sehingga penulis optimis dan tidak pernah putus untuk memotivasi dan kepada pihak-pihak yang selalu membantu penulis selama menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Ucapan terimakasih yang ingin penulis sampaikan, khususnya kepada :

(8)

iii

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si., selaku Ketua Progaram Studi Ilmu Komunikasi FISIP UNIKOM, atas segala bentuk perhatian dan pengarahan yang diberikan kepada penulis.

3. Yth. Melly Maulin P., S.Sos.,M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations FISIP UNIKOM, yang senantiasa memberikan motivasi kepada penulis.

4. Yth. Sangra Juliano S.I.KOM, selaku Dosen Wali dan Dosen Pembimbing yang senantiasa selalu meluangkan waktu dan memberikan pemikiran hingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PKL ini.

5. Yth. Astri Ikawati A.Md.Kom selaku Sekretariat Prodi Jurusan Ilmu Komunikasi

6. Yth Novi Liliyanti, SE dan Edri Wilastono, S.Sos, selaku pembimbing praktek kerja lapangan yang telah memberikan banyak ilmu kepada saya sehingga dapat menyelesaikan PKL di DISKOMINFO JABAR.

7. Yth. Seluruh Staf DISKOMINFO JABAR, terima kasih atas kerjasamanya.

8. Teman – teman satu divisi di tempat PKL : Mas Rolland, Yandi, Ceceu Tya, Getza dan Mas Budi, terimakasih atas kerja samanya.

(9)

10. Semua pihak yang secara langsung atau tidak, telah membantu Penulis dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

Dengan segala kekurangan, penulis menyadari bahwa Laporan PKL ini memiliki banyak ketidaksempurnaan. Dari keterbatasan yang ada dalam diri, penulis berharap Laporan PKL ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Bandung, Desember 2012

(10)

2. http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/public-relation-definisi-fungsi-dan.html

3. Abdurachman, Oemi. 2001. Dasar – dasar Public Relations. Bandung : Citra Aditya Bakti.

4. Panindra, Yusuf, 2010. Laporan Praktek Kerja Lapangan Public Relations UNIKOM.

Sumber - Sumber Lain :

1. Arsip dokumentasi SKDI Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung

2. Catatan Penulis

(11)

1.1 Sejarah Instansi

Di zaman dimana perkembangan teknologi semakin pesat, kebutuhan akan teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan produk teknologi informasi dan komunikasi dapat mendukung berbagai kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan – tujuannya, begitu juga dalam lingkungan Pemerintahan. Banyak manfaat, yang dapat diperoleh, terutama dalam meningkaktkan mutu dalam proses kerja di bidang pemerintahan maupun pelayanan terhadap masyarakat.

Dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada secara tepat, memungkinkan organisasi dalam melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien. Untuk meningkatkan kemampuan dalam mengolah, mengelola, menyalurkan dan mendistribusikan inforrmasi secara internal, maupun bagi kepentingan eksternal, termasuk masyarakat umum dapat dilakukan dengan menggunakan media telematika.

(12)

informatika (telematika) yang tepat guna pada akhirnya diharapkan dapat mencapai tujuan utama, yaitu peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Di dalam organisasi yang bersifat dapat memasuki segala sektor, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi merupakan satu lapisan (layer) yang memerlukan perhatian khusus. Maka dari itu, untuk mengembangkan penyelenggaraan pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini haruslah dilaksanakan secara efisien dengan mengoptimalkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi antar OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan pihak-pihak lain, termasuk dengan masyarakat.

Dengan mengaplikasikan Teknologi Informasi yang baik tentunya akan mendukung proses penentuan arah dan kebijakan organisasi. Bantuan sarana dan prasarana teknologi informasi bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini diperlukan untuk menunjang kelancaran setiap kegiatan organisasi, dalam menjalankan berbagai fungsi organisasi. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam hal ini perlu berfungsi sebagai fasilitator, mediator serta koordinator dari fungsi-fungsi pemerintahan di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di wilayah cakupannya. Fungsi-fungsi ini sangat erat keterkaitannya dengan aspek-aspek informasi yang sifatnya lintas wilayah dan lintas sektoral.

(13)

Diskominfo mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah bidang Komunikasi dan Informatika berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

1.1.1.2 Fungsi Diskominfo Provinsi Jawa Barat

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut DISKOMINFO mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Perumusan dan penetapan kebijakan teknis urusan bidang pos dan telekomunikasi, saran komunikasi dan diseminasi informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik.

2. Penyelenggaran bidang urusan komunikasi dan informatika meliputi bidang pos dan telekomunikasi, saran komunikasi dan diseminasi informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik.

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas komunikasi dan informatika meliputi bidang pos dan telekomunikasi, saran komunikasi dan diseminasi informasi,

telematika, serta pengolahan data elektronik.Pengkoordinasian dan pembinaan

UPTD.

4. Pelaksaaan tugas lain dari gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.1.2 Visi dan Misi Instansi

1.1.2.1 Visi dari Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Visi dari Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jabar yaitu : “Terwujudnya masyarakat informasi Jawa Barat melalui penyelenggaraan

(14)

1.1.2.2 Misi dari Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Adapun Misi dari Dinas Komunikasi (DISKOMINFO) Jabar adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan sarana, prasarana dan profesionalisme sumber daya aparatur bidang komunikasi.

2. Mengoptimalkan pengelolahan pos dan telekomunikasi.

3. Mengoptimalkan pengelolaan pos, telekomunikasi dan informasi pemerintahan dan masyarakat, serta melaksanakan diseminasi informasi.

4. Mewujudkan layanan online dalam penyelenggaraan pemerintah berbasis teknologi dan informasi.

5. Mewujudkan pengelolaan data menuju satu data pembangunan untuk Jawa barat.

1.1.3 Logo Instansi

Gambar 1.1

Logo Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat

(15)

Lambang atau logo diskominfo sama dengan lambang atau logo jawa barat di karenakan diskominfo adalah dinas yang terletak di provinsi jawa barat diskominfo tidak memiliki logo sendiri melainkan diskominfo menggunakan logo dari pada provinsi jawa barat.

Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :

1. Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri.

2. Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.

3. Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia.

4. Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.

(16)

6. Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.

7. Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.

8. Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.

Arti warna

Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.

(17)

1.2 Sejarah Divisi Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era komputer.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirian Kantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981 tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(18)

khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedududkan organisasi menjadi nonstructural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin komputer IBM S-370/125 seperti :

1. IPTN 2. PJKA 3. ITB

4. Dan pihak Swasta lainnya

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(19)

22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

(20)

Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.

Dasar Hukum :

1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ;

2. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat.

Nomenklatur :

BAPESITELDA adalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika.

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat.

(21)

kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.

1.3 Struktur Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Adapun struktur dari Dinas Komunikasi dan Informartika (Diskominfo) Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 1.2 :

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Diskominfo Provinsi Jawa Barat

(22)

1.4 Struktur Divisi Sarana Desiminasi Komunikasi Dan Informasi Gambar 1.3

Struktur Organisasi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Komunikasi

Sumber : Dokumentasi Perusahaan 2012 1.5 Job Description

1. Kepala Dinas

1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkordinasikan dan membina UPTD.

2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Kepala Dinas mempunyai fungsi:

(23)

komunikasi dan diseminasi dan informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik;

b. Penyelenggaraan fasilitasi dan pengendalian komunikasi dan informatika;

c. Penyelenggaraan koordinasi dan kerjasama dalam rangka tugas pokok dan fungsi Dinas.

d. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD

3) Rincian Tugas Kepala Dinas :

a. Menyelenggarakan pembinaan dan pengendalian pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas;

b. Menyelenggarakan penetapan program kerja dan rencana pembangunan dan pengembangan komunikasi dan informatika di Daerah;

c. Menyelenggarakan penetapan kebijakan teknis Dinas sesuai dengan kebijakan umum Pemerintah Daerah;

d. Menyelenggarakan fasilitasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program, kesekretariatan, pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik;

(24)

f. Menyelenggarakan koordinasi dan kerjasama dengan Instansi Pemerintah, Swasta dan Lembaga terkait lainnya untuk kelancaran pelaksanaan tugas Dinas;

g. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

h. Menyelenggarakan koordinasi penyusunan rencana strategis, pelaksanaan tugas teknis serta evaluasi dan pelaporan yang meliputi kesekretariatan, pos dan telekomunikasi, sarana komunikasi dan diseminasi informasi, telematika, serta pengolahan data elektronik;

i. Menyelenggarakan perumusan dan penetapan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP), LKPJ dan LPPD Dinas;

j. Menyelenggarakan koordinasi kegiatan teknis dalam rangka penyelenggaraan pelayanan umum komunikasi dan informatika;

k. Menyelenggarakan perumusan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan;

l. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam Pelaksanaan kegiatan di Kabupaten atau Kota;

m. Menyelenggarakan koordinasi dan membina UPTD;

n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait;

(25)

2. Sekretariat

1) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi dan perencanaan dan program dinas, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian, dan umum.

2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program Dinas;

b. Penyelenggaraan pengkajian perencanaan dan program Sekretariat;

c. Penyelenggaraan pengelolaan urusan Keuangan, kepegawaian dan umum.

3) Rincian Tugas Sekretariat :

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Dinas dan Sekretariat;

b. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan;

c. Menyelenggarakan pengkajian anggaran belanja;

d. Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja;

e. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian;

f. Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan;

(26)

h. Menyelenggarakan penyusunan bahan rancangan pendokumentasian peraturan perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan, protokol dan hubungan masyarakat;

i. Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan;

j. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian kebijakan;

k. Menyelenggarakan pengkajian bahan Rencana Strategis, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP), LKPJ, dan LPPD Dinas ;

l. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Sekretariat;

m.Mmenyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional;

n. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait

o. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4) Sekretariat membawahkan :

a. Subbagian Perencanaan dan Program;

b. Subbagian Keuangan;

c. Subbagian Kepegawaian dan Umum.

3. Bidang Pos dan Telekomunikasi

(27)

dan telekomunikasi. Dalam menyelenggarakan tugas pokok Bidang Pos dan Telekomunikasi mempunyai fungsi :

a. Penyelengaaraan pengkajian bahan kebijakan teknis pos dan telekomunikasi;

b. Penyelengaraan pengkajian bahan fasilitasi pos dan telekomunikasi;

c. Penyelenggaraan fasilitasi bidang pos dan telekomunikasi.

2) Adapun Rincian Tugas Bidang Pos danTelekomunikasi:

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Pos dan Telekomunikasi;

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi Pos dan Telekomunikasi;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi pos dan telekomunikasi;

d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi monitoring dan penertiban spektrum frekuensi;

e. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi standardisasi pos dan telekomunikasi;

f. Menyelenggarakan fasilitasi pos dan telekomunikasi;

g. Menyelenggarakan pengkajian bahan koordinasi penyelenggaraan bidang pos dan telekomunikasi;

(28)

i. Menyelenggarakan koordinasi dengan Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan Wilayah dalam pelaksanaan tugas di Kabuapten atau Kota;

j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi kegiatan bidang pos dan telekomunikasi;

k. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

l. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3) Bidang Pos dan Telekomunikasi membawahkan:

a. Seksi Pos dan Telekomunikasi;

b. Seksi Monitoring dan Penertiban Spektrum Frekuensi;

c. Seksi Standardisasi Pos dan Telekomunikasi.

4. Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi

1) Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi informasi.

2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan teknis sarana komunikasi dan diseminasi informasi;

(29)

c. penyelenggaraan fasilitasi bidang sarana komunikasi dan diseminasi informasi.

3) Rincian Tugas Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi:

a. Menyelenggarakan pengkajian program kerja Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi ;

b. Menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi ;

c. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyusunan pedoman dan supervisi Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi;

d. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi komunikasi sosial;

e. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi komunikasi pemerintah dan pemerintah daerah;

f. Menyelenggarakan pengkajian bahan fasilitasi penyiaran dan kemitraan media;

g. Menyelenggarakan fasilitasi sarana komunikasi dan diseminasi informasi;

h. Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan ;

(30)

j. Menyelenggarakan pelaporan dan evaluasi bidang sarana komunikasi dan diseminasi informasi ;

k. Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait ;

l. Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

4) Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi membawahkan :

a. Seksi Komunikasi Sosial;

b. Seksi Komunikasi Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

c. Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media.

1.6 Sarana dan Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat 1.6.1 Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Adapun sarana yang dipergunakan oleh Dinas Komunikasi dan Informasi (DISKOMINFO) Jawa barat dapat dilihat pada Tabel 1.1 :

Tabel 1.1

Sarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar

No Sarana Jumlah

1 Ruangan Kepala Dinas 1

2 Ruangan Kepala Dinas 1

3 Ruangan Sekretariat Kepala Dinas 1

4 Ruangan Seksi Pos dan Telekomunikasi 1

5 Ruangan Seksi Monitoring dan Penertiban

(31)

6 Ruangan Seksi Standarisasi Pos dan

Telekomunikasi 1

7 Ruangan Seksi Komunikasi Sosial 1

8 Ruangan Seksi Komunikasi Pemerintah dan

Pemerintah dareah 1

9

Ruangan Seksi Komunikasi Pemerintah dan Pemerintah dareah

1

10 Ruangan Seksi Pengembangan Telematika 1

11 Ruangan Seksi Pengembangan Telematika 1

12 Ruangan Seksi Standarisasi dan Monitoring

Evaluasi Telematika 1

13 Ruangan Seksi Kompilasi Data 1

14 Ruangan Seksi Integrasi Data 1

15 Ruangan Seksi Penyajian Data dan Informasi 1

16 Ruangan Tata Usaha LPSE 1

17 Ruangan Layanan Informasi LPSE 1

18 Ruangan Dukungan dan Pendayagunaan TIK LPSE 1

19 Ruangan Website 1

20 Ruangan Inter Publik 1

21 Ruangan Workshop 1

(32)

23 Ruangan Server 1

24 Ruangan Tamu 3

25 Ruangan Tunggu 4

Jumlah Ruangan Keseluruhan 30

Sumber : Catatan Penulis, 2012

1.6.2 Prasarana Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat

Adapun prasarana yang terdapat di Dinas Komunikasi Informatika (DISKOMINFO) Jawa barat dapat dilihat pada Tabel 1.2 :

Tabel 1.2 Prasarana

NO PRASARANA JUMLAH

1 Komputer 99

2 Printer 9

3 Meja 114

4 Kursi 114

5 Papan Tulis 7

6 Kursi Tamu 14

7 Kursi Tunggu 6

8 Televisi 7

9 AC 8

10 Locker 30

(33)

12 Lemari Kayu 10

13 Lemari Besi 14

14 Scanner 12

15 Kendaraan Roda Dua 4

16 Kendaraan Roda Empat 10

17 Kamera 4

Sumber : Catatan penulis, 2012

1.7 Lokasi dan Waktu Praktek Kerja Lapangan 1.7.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat di :

Alamat : Jl. Tamansari No.55 Bandung Telp : (022) 2502898

Fax : (022) 2511505.

1.7.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan

(34)

24

BAB II

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN 2.1 Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat yang beralamat di Jalan Tamansari No.55 Bandung, Telp (022) 2502898, Fax (022) 2511505. Di mulai dari tanggal 9 Juli 2012 sampai dengan 31 Juli 2012.

Pada saat melaksanakan kegiatan kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika, penulis di tempatkan di bagian Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat. Di awal pertemuan dengan pembimbing kerja praktek di Dinas Komunikasi dan Informatika, pembimbing menjelaskan kepada penulis hal – hal apa saja yang harus di taati dan dikerjakan selama mengikuti kerja praktek.

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan selama di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jawa Barat terbagi ke dalam dua jenis kegiatan kerja, yaitu kegiatan rutin dan insidental. Kegiatan rutin seperti mentoring mengenai hal – hal berkaitan dengan keterbukaan informasi publik, sedangkan kegiatan insidental berupa penelitian mengenai efektifitas salah satu program sosialisasi dari Diskominfo. Kegiatan – kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1 :

Tabel 2.1

(35)

No Hari / (mempelajari isi UU No. 14 Tahun 2008 Pasal 1 sampai dengan Pasal 4)

 Sambutan Kepala Bidang SKDI

(36)

11 Kamis /

 Revisi laporan penelitian 

(37)

23 Selasa / 31 Juli 2012

 Mentoring hasil pelaksanaan PKL dari pembimbing

Sumber : Catatan penulis, 2012

2.1.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Rutin

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara rutin di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jabar adalah sebagai berikut : 1. Mentoring

Kegiatan mentoring dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan disini merupakan kegiatan dimana pembimbing memberikan suatu arahan tentang hal – hal yang perlu diketahui, tentunya hal – hal tersebut yang berkaitan dengan

pekerjaan di kantor dan berkaitan dengan ilmu komunikasi. Pembimbing memberikan instruksi mengenai hal – hal yang perlu diketahui, kemudian mahasiswa/i yang melakukan PKL mempelajari hal – hal tersebut, lalu jika perlu biasanya dilakukan diskusi bersama.

a. Mempelajari isi UU No. 14 Tahun 2008 Pasal 1 - Pasal 4

Pada hari ke-empat pelaksanaan praktek kerja lapangan, pembimbing menginstruksikan kepada mahasiswa PKL untuk mempelajari isi UU No. 14 Tahun 2008 Pasal 1 - Pasal 4 mengenai keterbukaan informasi publik, yang berisi sebagai berikut :

1. Pasal 1 :

(38)

teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun nonelektronik.

2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Negara dan/atau penyelenggara dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.

3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

4. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.

(39)

memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan.

6. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi informasi.

7. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi public antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi.

8. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik.

9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.

10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

11. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

12. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan permintaan informasi public sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Pasal 2 :

1. Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.

(40)

3. Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.

4. Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya. 3. Pasal 3 :

1. Menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik. 2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan

publik.

3. Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik yang baik.

4. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta dapat dipertanggung jawabkan. 5. Mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup

orang banyak.

(41)

lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan layanan informasi yang berkualitas.

4. Pasal 4 :

1. Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.

2. Setiap Orang berhak :

a. Melihat dan mengetahui Informasi Publik;

b. Menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik;

c. Mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini;

d. Menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan permintaan tersebut.

4. Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini. b. Mentoring Mengenai Keterbukaan Informasi Publik

(42)

Publik (UU KIP) yang seharusnya dipahami agar dapat melayani masyarakat atau publik secara baik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik berisi :

a. Bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.

b. Bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan yang baik.

c. Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

d. Bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.

(43)

percepatan terwujudnya tata kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance), transparansi, akuntabilitas menuju tercapainya masyarakat yang sejahtera.

Partisipasi dari berbagai komponen sangat diperlukan mulai dari perubahan mindset para pengelola badan-badan publik pemerintah maupun masyarakat sampai kepada penyediaan sarana prasarana yang dapat mendukung terlaksananya pelayanan informasi publik dengan baik.

Berlakunya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) ini tentunya memerlukan kegiatan sosialisasi untuk memberikan pemahaman yang utuh terhadap substansi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang diharapkan seluruh badan publik dapat memahami dan melaksanakan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Karena masyarakat akan mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah. Suatu organisasi apapun bentuknya dan bidang kegiatannya akan melibatkan komunikasi dalam penyebaran informasi. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi sebab telah banyak bukti yang menunjukan pentingnya komunikasi dalam menunjang keberhasilan.

Gambar 2.1

(44)

2. Studi Media Komunikasi

Mempelajari media komunikasi merupakan salah satu hal penting sebagai humas, dengan memahami media komunikasi, diharapkan tujuan sebuah organisasi dapat tercapai dengan baik. Di dalam studi media komunikasi yang dilakukan di kantor ini, sebagai mahasiswa/i secara teori kita telah mendapatkannya dari kampus, ini merupaka kesemapatan untuk memahami bagaimana penerapannya dalam dunia kerja.

Secara sederahana media komunikasi adalah perantara dalam penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi penyebaran informasi atau pesan tersebut. Sedangkan fungsi media komunikasi yang berteknologi tinggi adalah sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002) :

1. Efisiensi penyebaran informasi : dengan adanya media komunikasi yang berteknologi tinggi akan membuat penyebaran informasi lebih efisien. Efisiensi yang dimaksudkan di sini adalah penghematan dalam biaya, tenaga, pemikiran dan waktu.

2. Memperkuat eksistensi informasi : dengan adanya media komunikasi yang berteknologi tinggi, kita dapat membuat informasi atau pesan lebih kuat berkesan terhadap audience atau komunikan.

(45)

4. Menghibur : media komunikasi yang berteknologi tinggi tentunya lebih menyenangkan (bagi yang familiar) dan dapat memberikan hiburan tersendiri bagi audience. Bahkan jika komunikasi itu bersifat hi-tech maka nilai jualnyapun akan semakin tinggi.

5. Kontrol sosial : media komunikasi yang berteknologi tinggi akan lebih mempunyai fungsi pengawasan terhadap kebijakan sosial. Seperti misalnya informasi yang disampaikan melalui televisi dan internet akan lebih mempunyai kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah sehingga pemerintah menjadi cepat tanggap terhadap kebijakan tersebut.

Media komunikasi untuk program – program yang dilaksanakan oleh DISKOMINFO, meliputi hampir seluruh media komunikasi yang ada termasuk media massa (elektonik dan cetak) juga media internet. Media rakyat pun juga digunakan sebagai sarana penyampaian pesan program – program DISKOMINFO.

Program – program DISKOMINFO yang menggunakan media komunikasi (Phamflet) adalah program tentang pemilu, program dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba, program dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya asap rokok, program internet sehat dan aman, dan lain – lain.

(46)

yang bergerak maka, tapi jika gambar tersebut sumbernya video namanya videotron.

Gambar 2. 2

Studi Kepustakaan Mengenai

Media Komunikasi Untuk Program DISKOMINFO

Sumber : Dokumentasi penulis, 2012.

2.1.1 Kegiatan Praktek Kerja Lapangan Secara Insidental

Adapun kegiatan praktek kerja lapangan secara insidental di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Jabar adalah sebagai berikut :

1. Penelitian

(47)

bukanlah suatu hal yang biasa dalam arti bahwa pemecahannya bisa didapatkan langsung (Sevilla, et al.1993:2).

Penelitian yang dipakai dalam pekerjaan Public Relations terdapatdua tahapan, yakni tahapan pertama yaitu sebelumnya membuat perencanaan suatu Riset membantu untuk mengetahui situasi saat ini, sikap – sikap umum dan kendala – kendala pelaksanaan program. Setelah itu, penelitian menguji keberhasilan program Public Relations.

Bentuk – bentuk penelitian yang biasanya dilakukan oleh seorang Public Relations diantaranya ada penelitian terapan, penelitian strategis, penelitian evaluatif serta penelitian teoritikal. Bentuk penelitian yang dilakukan dalam praktek kerja lapangan ini adalah penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif kadang – kadang sering disebut summative research (penelitian sumatif), dilakukan terutama untuk melihat apakah suatu program Public Relations mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan.

Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan dalam praktek kerja lapangan ini, penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tahap akhir (mengevaluasi efektivitas suatu program). Penelitian yang dilaksanakan yaitu evaluasi yang berkaitan dengan program DISKMOMINFO itu sendiri, yakni mengenai efektivitas sosialisasi program internet sehat dan aman (INSAN) melalui media komunikasi (megatron) di kalangan penghuni kosan di Sekeloa Bandung.

(48)

media komunikasi (megatron) di kalangan penghuni kosan di Sekeloa Bandung, yaitu :

a. Pertama penulis bersama rekan – rekan satu kelompok penelitian menyusun latar belakang masalah penelitian. Latar belakang dalam penelitian ini berbentuk deduktif dimana pemaparan permasalahan disampaikan dari hal – hal yang bersifat umum ke khusus. Adapun penyusunan latar belakang masalah yang penulis buat sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

(49)

Struktur sosial-struktur sosial diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.

Komunikasi dalam kehidupan manusia terus mengalami perkembangan. Jika pada awal penemuan teknologi komunikasi kehidupan sehari-hari telah dimediasi dengan telepon, dan pesan-pesan singkat, kini komunikasi diperluas dalam bentuk yang tidak hanya mengandalkan media elektronik maupun media cetak yang hanya itu- itu saja. Media cetak kini hadir dalam berbagai bentuk, tidak berupa surat kabar ataupun majalah saja. Tetapi, ada poster, pamphlet, leaflet, brosur, dan lain - lain. Media elektronikpun kini tidak hanya televisi dan radio, namun ada media baru (internet) serta megatron. Hal ini sejalan pula dengan perkembangan teknologi komunikasi, yang ditulis oleh Cangara dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi yang menyebutkan bahwa, kecakapan manusia dalam berkomunikasi dengan alat cetak-mencetak berlangsung kira-kira 500 tahun, kemudian manusia tampil berkomunikasi melalui getaran-getaran elektronik. (Cangara: 2002:8)

(50)

Sedangkan untuk di provinsi di bentuk dinas komunikasi dan informatika, misalnya Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat yang bertugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas perbantuan di bidang Komunikasi dan Informatika.

Selain mempunyai tugas pokok Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat juga mempunyai fungsi sebagai berikut, di antaranya : perumusan kebijakan pelaksanan dan kebijakan teknis di bidang komunikasi dan informatika yang meliputi : pengembangan komunikasi dan informatika; informasi publik; diseminasi informasi dan pemberdayaan telematik, serta fungsi – fungsi lainnya.

Setiap lembaga atau instansi tentu ingin berhasil mencapai tujuannya, keberhasilan tersebut tidak dapat dicapai hanya berdasarkan kemampuan yang ada pada lembaga itu saja. Di samping itu perlu adanya pengertian, penerimaan, dan keikutsertaan publiknya. Sedangkan kegiatan – kegiatan yang biasanya dilakukan oleh seorang PR (PR eksternal), diantaranya adalah Press relations, Pelatihan atau Sosialisasi, Penerimaan Kunjungan, Media visit dan Pameran.

(51)

Mengingat masalah yang dihadapi sebagai bagian utama dari suatu lembaga atau instansi maka petugas humas seyogyanya memiliki keterampilan dan kemampuan yang memadai di bidang komunikasi dan mediasi serta memiliki kepekaan dan rasa proporsi yang baik, dalam menghadapi persoalan di lingkungan, baik intern publik maupun ekstern publik. Namun pada kenyataannya suatu instansi atau lembaga belum tentu mempunyai unit kehumasan,

walaupun begitu kegiatan kehumasan dapat dilakukan oleh humas yang tidak terlembagakan.

Tidak semua bagian humas diberbagai lembaga dapat memberikan pelayanan mengenai keterbukaan informasi khususnya keterbukaan informasi publik secara baik kepada masyarakat. Pada kenyataannya di setiap dinas-dinas masih belum mengetahui akan adanya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) yang seharusnya dipahami agar dapat melayani masyarakat atau publik secara baik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik berisi :

a. Bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional.

(52)

satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan yang baik. c. Bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan badan publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik.

d. Bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat informasi.

e. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Dengan disahkannya Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik ini akan membawa nuansa perubahan yang sangat besar dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diharapkan dapat mendorong percepatan terwujudnya tata kelola Pemerintahan yang baik (Good Governance), transparansi, akuntabilitas menuju tercapainya masyarakat yang sejahtera. Partisipasi dari berbagai komponen sangat diperlukan mulai dari perubahan mindset para pengelola badan-badan publik pemerintah maupun masyarakat sampai kepada penyediaan sarana prasarana yang dapat mendukung terlaksananya pelayanan informasi publik dengan baik.

(53)

memberikan pemahaman yang utuh terhadap substansi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik yang diharapkan seluruh badan publik dapat memahami dan melaksanakan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik. Karena masyarakat akan mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah.

Suatu organisasi apapun bentuknya dan bidang kegiatannya akan melibatkan komunikasi dalam penyebaran informasi. Hal ini tidak bisa dipungkiri lagi sebab telah banyak bukti yang menunjukan pentingnya komunikasi dalam menunjang keberhasilan.

Begitu juga dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Pemerintah Kota Bandung yang melakukan kegiatan eksternal dalam bentuk menyebarkan informasi kepada perwakilan tiap-tiap dinas untuk menerapkan pemahaman akan adanya informasi yang harus dipahami secara seksama berupa kegiatan pelatihan mengenai Sosialisasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sebagai pembekalan informasi bagi dinas yang melayani publik.

(54)

b. Kemudian disusul dengan penentuan metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif.

Gambar 2.3

Pengumpulan Data Media Komunikasi (Megatron)

Sumber : Dokumentasi penulis, 2012.

Salah satu program pemerintah yang disosialisasikan oleh Diskominfo, di antaranya Program Internet Sehat dan Aman (INSAN).

Internet Sehat Aman (INSAN) adalah program nasional yang dimotori

oleh Tim Sosialisasi INSAN yang ditujukan untuk mensosialisasikan

penggunaan internet secara sehat & aman ke berbagai kalangan

(55)

c. Setelah metode ditentukan kemudian, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data – data yang diperlukan dalam penelitian, misalnya : data – data mengenai posisi, jam tayang, serta durasi program DISKOMINFO yang ditayangkan pada megatron di Bandung.

d. Dengan tersedianya data – data mengenai sosialisasi program DISKOMINFO melalui megatron, penulis bersama rekan – rekan satu kelompok penelitian melakukan pengumpulan data, menetukan jumlah sampel serta mewawancarai responden. Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan analisis data serta menyiapkan penyusunan laporan.

Gambar 2. 4

Proses Analisis Data & Pengolahan Data

(56)

e. Setelah laporan penelitian siap, laporan diserahkan kepada pembimbing praktek kerja lapangan, kemudian laporan direvisi, setelah revisi diterima laporan penelitian tersebut dipertanggung jawabkan oleh penulis bersama rekan – rekan satu kelompok penelitian dengan presentasi.

2. Presentasi

Setelah menyusun penelitian mengenai sosialisasi program DISKOMINFO melalui megatron ketika penulis beserta rekan – rekan kelompok penelitian di tugaskan untuk mempresentasikan laporan tersebut pada hari kamis 30 juli 2012 di depan pembimbing peraktek kerja lapangan di Diskominfo yaitu Bpk Edri.

Persentasi adalah menyajikan, mengetengahkan, mengemukakan ide, gagasan, sudut pandang, atau kebijaksanaan yang bersifat pribadi atau atas nama lembaga/perusahaan. Tahapan – tahapan yang dilakukan oleh penulis beserta rekan – rekan dalam melakukan presentasi adalah :

1. Prepare

a. Memposisikan audiens selaku pihak yang berkepentingan

b. Menetapkan maksud, tujuan dan kegunaan pembicaran anda

c. Memahami demografi dan psikologis audiens

2. Plan

a. Membuat rencana umum (topic dan tujuan)

b. Membuat rencana rinci atau struktur presentasi

c. Berfikir positif

(57)

e. Memberikan bantuan penjelasan dengan bantuan visual

3. Practice

a. Membangun rasa percaya diri

b. Mempraktekkan presentasi dan merevisualisasi presentasi

4. Present/Penyajian

a. Mengambil sikap pro

b. Mengandalkan hal-hal fundamental

c. Membuat kesan pertama yang positif

d. Melibatkan audiens

2.2 Analisis

2.2.1 Analisis Divisi / Bagian Tempat PKL

Dalam melaksanakan tugas – tugasnya bagian Sarana Komunikasi dan Desiminasi Informasi (SKDI) Diskominfo Jawa Barat ini berada di bawah Dinas Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka dari itu tugas dari bagian SKDI ini juga membantu program – program yang dilaksanakan oleh Dinas Pemprov Jabar.

SKDI membawahi tiga seksi, yaitu :

1. Seksi Komunikasi Sosial

(58)

Seksi Komunikasi Pemerintah Dan Pemerintah dareah mempunyai tugas pokok melaksankan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi komunikasi pemerintah dan pemerintah daerah. Dilihat dari tugas pokok seksi ini harus menjalin hubungan komunikasi efektif dengan pemerintah daerah sehingga penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi komunikasi pemerintah dan pemerintah daerah dapat disusun dengan baik dan terencana. 3. Seksi Penyiaran Dan Kemitraan Media

Seksi Penyiaran dan Kemitraan Media mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis serta fasilitasi penyiaran dan kemitraan media. Seksi ini dalam pelaksanaan tugasnya agar setiap apa yang direncanakan dalam setiap program kerja, maka harus dapat berkoordinasi dan kerjasama dengan media cetak, elektronik dan media lainnya.

2.2.2 Analisis Kegiatan Praktek Kerja Lapangan

Praktek kerja lapangan yang dilakukan di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Bandung berkaitan sekali dengan program studi yang ditempuh oleh penulis yaitu ilmu komunikasi yang berkonsentrasi pada bidang humas. Walaupun divisi tempat praktek kerja lapangan bukanlah humas yang state of being, namun kegiatan di bagian Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi banyak yang berhubungan dengan kegiatan kehumasan.

(59)

pembelajaran yang telah didapat oleh penulis selama melakukan study di Universitas Komputer Indonesia.

Bagian Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi di Diskominfo Jabar tempat pelaksanaan PKL sama seperti divisi humas perusahaan lain, sebelum meluncurkan program – program sosilaisasi yang bertujuan ke arah perbaikan kehidupan, disini humas melakukan pencarian data mengenai hal – hal apa yang sedang terjadi pada masyarakat. Misalnya didapatkan fakta bahwa banyak masyarakat yang tidak bertanggung jawab dalam mengunakan internet. Dari fakta tersebut dibuatlah suatu rencana program agar masyarakat menggunakan internet secara bertanggung jawab, misalnya program sosialisasi internet sehat dan aman. Setelah rencana program tersebut dibuat dengan pemikiran yang matang dan bagaimana untuk mengoperasionalkannya sudah terancang, barulah program tersebut dioperasionalkan. Program tersebut setelah diaplikasikan kemudian dievaluasi, kegiatan evaluasi ini salah satunya dilaksanakan oleh penulis, yaitu melakukan penelitian apakah program internet sehat dan aman ini efektif atau tidak.

Sebagian besar kegiatan seorang humas yang juga dilakukan oleh penulis selama PKL berhubungan dengan tugas humas internal. Diantaranya adalah: 1. Studi dan diskusi mengenai Keterbukaan Informasi Publik dan Media

Komunikasi Diskominfo.

2. Studi media komunikasi mengenai program – program humas Diskominfo.

(60)

4. Melakukan segmentasi media, dimana seorang humas harus mampu memformulasikan keseimbangan saling dukung antara media cetak dan elektronik.

5. Melakukan iklan layanan masyarakat.

Produk tertulis humas yang dihasilkan selama pelaksanaan PKL berupa laporan penelitian program sosialisasi melalui media komunikasi (megatron). Laporan tersebut berjudul “Efektivitas Sosialisasi Internet Sehat dan Aman (INSAN) DISKOMINFO Terhadap Kalangan Penghuni Kosan Sekeloa 16C Mengenai Pemahaman INSAN Menggunakan Media Komunikasi

(Megatron)”.

2.2.3 Analisis Humas

Pada bagian ini penulis akan menjelaskan tentang humas dengan pembelajaran yang telah didapat oleh penulis selama melakukan study di Universitas Komputer Indonesia.

Humas merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan, secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat (publik).

Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations in Word Marketing mengatakan bahwa PR atau humas adalah suatu sistem komunikasi untuk menciptakan kemauan yang baik.

(61)

simpati, dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada hubungannya dengan penelitian opini public diantara mereka.

Dalam pelaksanannya humas menggunakan komunikasi untuk memberitahu, mempengaruhi dan mengubah pengetahuan, sikap dan perilaku publik sasarannya. Hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan PR atau humas pada intinya adalah good image (citra yang baik), goodwill (itikad baik), mutual understanding (saling pengertian), mutual confidence (saling mempercayai), mutual appreciation (saling menghargai), dan tolerance (toleransi).

Dalam pengelolaan sistem PR atau humas suatu perusahaan, seorang humas harus membentuk suatu comfort (keharmonisan) dengan berbagai unsur dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri : (1) secara fungsi : the real job (pekerjaan nyata) dari komponen – komponen suatu organisasi atau perusahaan; (2) secara terstruktur : hirarki organisasional individu dan posisi; (3) secara proses : pengambilan keputusan formal tentang suatu peraturan dan prosedur yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan; dan (4) secara umpan balik mekanisme evaluative formal dan informal organisasi atau perusahaan.

Dalam suatu lembaga maupun perusahaan humas merupakan salah satu profesi yang berperan penting agar lembaga atau perusahaan tersebut dapat mencapai tujuan – tujuannya. Humas harus mampu menjembatani antara kepentingan lembaga atau perusahaan dengan publiknya, maupun sebaliknya.

(62)

Prinsip komunikasi tidak terlepas dalam pekerjaan seorang humas, dimana prinsip itu adalah menciptakan suatu komunikasi yang efektif. Keefektifan suatu komunikasi baru akan tercapai bila timbulnya saling pengertian antara komunikasi dan komunikator, atau bisa dikatakan timbulnya persepsi yang sama tentang memaknai suatu hal.

Kegiatan utama PR atau humas di dalam suatu lembaga/perusahaan bukan hanya menyangkut komunikasi efektif saja, tetapi meliputi berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut diantaranya :

1. Menjalankan program terencana dan berkesinambungan sebagai bagian dari manajemen lembaga/perusahaan.

2. Berurusan dengan hubungan antara lembaga/perusahaan dengan publiknya.

3. Memantau pengetahuan, pendapat, sikap dan perilaku di dalam dan di luar lembaga/perusahaan.

4. Menganalisis pengaruh kebijakan, prosedur dan tindakan pada publik.

5. Menyesuaikan kebijakan, aturan dan tindakam yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan lembaga atau perusahaan.

6. Memberikan saran dan masukan kepada manajemen dalam pembuatan kebijakan, aturan dan tindakan yang dipandang menimbulkan konflik dengan kepentingan publik dan keberadaan lembaga atau perusahaan.

(63)

8. Menghasilkan perubahan yang khusus dalam pengetahuan, pendapat, sikap dan perilaku di dalam dan di luar lembaga/perusahaan.

9. Menciptakan hubungan baru dan atau memelihara hubungan antara lembaga/perusahaan dan publiknya.

Dalam upaya meraih dukungan publik, humas perlu bekerja keras dengan mencari dan memberikan informasi kepada masyarakat, agar lembaga/perusahaan dapat berkembang dengan baik, karena kepercayaan dan sokongan publiklah lembaga atau perusahaan itu dapat tetap berjalan.

Salah satu kegiatan humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat untuk memperoleh dukungan dan kepercayaan publik adalah kegiatan hubungan pers, yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak (suratkabar/majalah) dan media elektronik (tv/radio).

Di era kompetisi saat ini menjaga citra baik dari lembaga atau perusahaan menjadi sangat penting, maka dari itu seorang humas harus mampu memberikan strategi – strategi kepada lembaga/perusahaan dalam rangka menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra yang positif. Maka dari itu, penting bagi suatu lembaga atau perusahaan untuk memiliki humas yang memenuhi kualifikasi profesi humas yang baik, karena dengan humas yang baik akan dapat membawa lembaga/perusahaan menuju ke arah yang lebih baik.

1.2.4 Analisis Layanan Perusahaan Kepada Mahasiswa/i PKL

(64)

Penulis berterima kasih telah mendapatkan kesempatan, karena pada hari pertama melakukan PKL penulis diperkenalkan oleh pegawai Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat. Bahkan Kepala Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi meluangkan waktu untuk memberikan sambutan, penulis merasa nyaman dengan sambutan yang ramah dari para pegawai Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat, dan karyawan-karyawan dinas komunikasi dan Informatika Jawa Barat di bagian lainnya.

Diberikan kesempatan untuk melaksanakan praktek kerja lapangan di Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat ini memberikan pengalaman yang menarik bagi penulis, khususnya karena penulis dapat mengaplikasikan teori serta mempraktekan hasil pembelajaran yang berkaitan dengan ilmu komunikasi dan kehumasan yang telah didapatkan selama perkuliahan di program studi ilmu komunikasi Unikom terhadap lembaga atau perusahaan.

Gambar 2.5

Foto Bersama dengan Bapak Edri Wilastono, S.Sos (Pembimbing Mahasiswa/i PKL Diskominfo Bidang SKDI)

(65)

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dari bab – bab sebelumnya serta hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di bagian Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat, maka penulis menyusun kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan yang berkaitan dengan kehumasan di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat masih berada di lingkup Bidang Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi (belum memiliki divisi khusus Humas) atau belum state of being.

2. Kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan praktek kerja lapangan di Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat meliputi kegiatan yang bersifat rutin maupun insidental.

(66)

4. Kegiatan insidental adalah kegiatan yang tidak setiap hari dilakukan (dilakukan pada saat acara/waktu tertentu saja). Contohnya seperti melakukan penelitian mengenai salah satu program sosialisasi internet sehat dan aman menggunakan media komunikasi (megatron).

5. Pelayanan yang diberikan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat terhadap penulis sangat baik. Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat, penulis

berterima kasih telah mendapatkan kesempatan, karena pada hari pertama

melakukan PKL penulis diperkenalkan oleh pegawai Sarana komunikasi dan

Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat, bahkan Kepala Bidang Sarana

Komunikasi dan Diseminasi Informasi meluangkan waktu untuk memberikan

sambutan, penulis merasa nyaman dengan sambutan yang ramah dari para pegawai

Sarana komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jawa Barat, dan

karyawan-karyawan dinas komunikasi dan Informatika Jawa Barat di bagian

lainnya.

3.2 Saran

3.2.1 Saran Untuk Perusahaan

Adapun saran yang dapat penulis berikan sebagai beikut :

(67)

2. Untuk memaksimalkan publikasi mengenai program – program kehumasan, misalnya mengenai sosialisasi program pemerintah sebaiknya bekerja sama dengan lembaga pendidikan seperti universitas sehingga program tersebut diketahui oleh mahasiswa/i, sehingga untuk penyebaran program tersebut akan lebih cepat.

3. Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas kinerja kerja para pegawai, sebaiknya diadakan acara – acara seperti liburan bersama, dimana acara tersebut diiisi dengan kegiatan yang dapat menumbuhkan semangat kerja para pegawai.

3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa/i PKL Selanjutnya

1. Dengan adanya pelaksanaan praktek kerja lapangan ini, diharapakan mahasiswa/i dapat mengaplikasikan teori dan praktek yang didapat selama perkuliahan, serta apa yang telah dipelajari dalam perkuliahan dapat menjadi bahan masukan untuk perusahaan. Dengan melaksanakan praktek kerja lapangan mahasiswa/i memiliki kepercayaan diri serta ketahanan mental yang lebih baik untuk selanjutnya memasuki dunia kerja.

2. Mahasiswa/i harus lebih berperan aktif serta produktif, baik dalam melaksanakan tugas yang diberikan, maupun dalam memberikan suatu gagasan yang dapat membangun lembaga/perusahaan tempat praktek kerja lapangan ke arah kemajuan yang lebih baik.

(68)
(69)

Nama : Imar Savitri

Tempat / Tanggal lahir : Bandung, 16 April 1991 Nama Orang Tua, Ayah : Dedi Iskandar

Ibu : Euis Widiawati

Umur : 21 Tahun

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Alamat : Jl. Mekartani Kp. Kebon Cau 04/05 Kec. Cisarua Kab. Bandung Barat

Kode Pos : 40551

Pendidikan Formal :

(70)

2009 English Testing & Training Center, bersertifikat Aktivitas yang telah diikuti :

1. Peserta dalam kuliah umum “Kebudayaan film dan sensor film” tahun 2009. 2. Peserta dalam mentoring agama islam, Program Studi Ilmu Komunikasi dan

Public Relations Fisip Unikom dengan LDK UMMI Unikom tahun 2010. 3. Peserta dalam Table Manner Course Banana – Inn Hotel & Spa tahun 2010. 4. Panitia dalam kegiatan “Shutter” Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public

Relations Fisip Unikom tahun 2011.

5. Peserta dalam kegiatan “Journey Of Leadership” Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fisip Unikom tahun 2011.

6. Perserta dalam seminar “Blogger Telurkan Buku” Fakultas Ekonomi Unpad tahun 2011.

7. Peserta dalam “Rossy Goes To Campus bersama Hatta Rajasa (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia), Basuki T Purnama / Ahok (Anggota DPR RI), Wimar Witoelar (Mantan Juru Bicara Presiden RI), Tri Mumpuni (Penemu tenaga listrik mikrohidro)” ITB tahun 2011.

8. Peserta dalam kegiatan “Study Tour Media Massa 2011” Program Studi Ilmu Komunikasi dan Public Relations Fisip Unikom tahun 2011.

Gambar

Gambar 1.1 Logo Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Diskominfo Provinsi Jawa Barat
Gambar 1.3  Struktur Organisasi Sarana Komunikasi dan Diseminasi Komunikasi
Tabel 1.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan dalam pelaksanaan Praktek kerja Lapangan (PKL) penulis ditempatkan di bagian atau divisi Pengolahan Data Elektronik (PDE). Kegiatan rutin yang dilakukan adalah mencari data

59 tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi BAPESITELDA, kedudukan BAPESITELDA Provinsi Jawa Barat adalah Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok

59 tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi BAPESITELDA, kedudukan BAPESITELDA Provinsi Jawa Barat adalah Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai tugas pokok merumuskan

Diajukan sebagai bukti telah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan.

Penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang telah berlangsung di PT.PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, pada Bagian Komunikasi Divisi Humas, selama

Awal mula berdirinya Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) dimulai dari Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

Merujuk pada kegiatan yang telah penulis lakukan selama menjalankan praktek kerja lapangan (PKL) di Dinas Komunikasi dan informatika, maka Kesimpulan yang dapat

tujuan dalam menulis laporan ini adalah sebagai bukti telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan merupakan7. salah satu syarat